Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH HUTANG DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH

(SURVEI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR LOGAM YANG TERDAFTAR


DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2018)
EFFECT OF DEBT AND SALES VOLUME ON NET INCOME
(Survey of Metal Sub Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2018)
Pembimbing:
Hendri Mulyadi,SE., MM.
Oleh:
Yoga Bimantara
21115086
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Komputer Indonesia
2019
Email : yoga.rhadyantama@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted at metal sub-sector manufacturing companies listed on
the Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study is to determine the effect of debt and
sales volume on net income
The method used is descriptive and verification methods with a quantitative approach.
The sample of analysis in this research is the financial statements of 5 metal sub-sector
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2011-2018. To find out the
magnitude of the relationship between debt needs, sales volume and net income the statistical test
used is multiple linear regression analysis, correlation analysis, determination analysis, and
hypothesis testing (t test).
The results of this study indicate that Debt has a positive effect on Net Income which
means the higher Working Capital will increase Net Profit and vice versa. Sales Volume has a
positive effect on Net Profit, which means more Revenue Volume will increase Net Profit and vice
versa.
Keywords: Debt, Sales Volume and Net Income

I. PENDAHULUAN kepada pihak lain yang belum terpenuhi,


A. Latar Belakang Penelitian dimana hutang ini merupakan sumber dana
atau modal perusahaan yang berasal dari
Setiap perusahaan berusaha untuk kreditor (S. Munawir, 2004:18)
memperoleh laba yang maksimal. Laba Volume penjualan juga sangat
yang diperoleh perusahaan akan besar pengaaruhnya terhadap Pemasaran
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup yang dimana pemasaran mengidentifikasi
perusahaan tersebut. Laba mencerminkan dan memenuhi kebutuhan manusia dan
pengembalian kepada pemegang ekuitas sosial. Memenuhi kebutuhan dengan cara
untuk periode bersangkutan, sementara menguntungkan. (Philip Kotler 2008:5)
pos-pos dalam laporan merinci bagaimana Berdasarkan studi kasus pada
laba didapat. (Wild dan Subramanyam perusahaan manufaktur sub sektor logam
2014:25). yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Hutang di dapat definiskan sebagai 2011 sampai 2018 diketahui fenomena
pengorbanan ekonomis dan juga sebagai menganai laba bersih, hutang dan volume
sumber modal yang dimana Hutang adalah penjualan. pada fenomena yang dimana
semua kewajiban keuangan perusahaan utang naik tetapi laba bersih turun terjadi
1
pada PT Timah Tbk (TINS) pada kuartal III masa depan atas manfaat ekonomi yang
2018 membukukan laba bersih Rp255,55 muncul dari kewajiban saat ini entitas
miliar atau turun 15% dibanding periode tertentu untuk mentransfer aktiva atau
yang sama tahun 2017 yang tercatat menyediakan jasa kepada entitas lainnya
sebesar Rp300,5 miliar. Sedangkan emiten dimasa depan sebagai hasil dari transaksi
tambang timah ini mencatatkan nilai atau kejadian masa lalu.
kewajiban perseroan yang naik 24,80% Sedangkan Menurut Fahmi
menjadi Rp7,26 triliun, dan nilai ekuitas naik (2015:160) Hutang adalah kewajiban
3,83% menjadi Rp6,29 triliun. Hal itu (liabilities). Maka liabilities atau hutang
disebabkan kenaikan beban pokok merupakan kewajiban yang dimiliki oleh
pendapatan sebesar 4,58% menjadi pihak perusahaan yang bersumber dari
Rp5,720 triliun. (Amin Sugiarto Sekretaris dana eksternal baik yang berasal dari
Perusahaan TINS 2018) sumber pinjaman perbankan, leasing,
Sedangkan fenomena yang dimana penjualan obligasi dan sejenisnya.
volume penjualan mengalami kenaikan Adapun indikator untuk Hutang adalah
sedangkan laba bersih menurun terjadi PT sebagai berikut:
Garuda Metalindo Tbk (Bolt) yang dimana
Hutang = Hutang Jangka Pendek +
berhasil membukukan peningkatan
Hutang Jangka Panjang
penjualan konsolidasi bersih sebesar 12,96
persen pada periode tersebut menjadi Ket:
Rp552,89 miliar year on year. Di bidang - Hutang Jangka Pendek =
usaha fasteners & engineered Kewajiban yang diharapkan akan
components, pertumbuhan didukung oleh dilunasi dalam waktu satu tahun
peningkatan penjualan domestik sebesar - Hutang Jangka Panjang =
8,17 persen dan penjualan ekspor sebesar Kewajiban yang harus dilunasi
52,33 persen. Kemudian untuk usaha steel dalam jangka waktu lebih dari satu
wire & bar melalui anak usahanya, PT tahun
Mega Ferindo penjualannya tumbuh 28,19
persen. Meskipun kinerja perusahaan Berdasarkan definisi tentang hutang
positif namun diakuinya untuk perolehan diatas dapat disimpulkan bahwa hutang
laba bersih turun 33,40 persen menjadi merupakan satu sumber pembiayaan
Rp19,45 miliar pada semester I 2018. eksternal atau modal dari kreditur yang
Penurunan laba tersebut akibat dari digunakan oleh perusahaan untuk
pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar membiayai kegiatan kebutuhan perusahaan
Amerika Serikat (USD). (Anthony Wijaya
2018) 2. Volume Penjualan
B. Tujuan Penelitian Menurut Freddy Rangkuti (2009 : 207)
Penelitian ini bertujuan untuk: mengemukakan pendatap tentang volume
1. Untuk mengetahui hutang sangat penjualan bahwa volume penjualan adalah
berpengaruh terhadap pendapatan laba pencapaian yang dinyatakan secara
bersih di perusahaan Bursa Efek kuantitatif dari segi fisik atau volume atau
Indonesia unit suatu produk
2. Untuk mengetahui bahwa volume Pengertian volume penjualan menurut
penjualan sebagai alat pengendalian John Downes dan Jordan Elliot Goodman
biaya dalam pendapatan laba bersih di yang diterjemahkan oleh Susanto
perusahaan Bursa Efek Indonesia Budidharmo (2000:646), yaitu : Volume
penjualan adalah total penjualan yang
II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran didapat dari komoditas yang
dan Hipotesis diperdagangkan dalam suatu masa tertentu.
A. Kajian Pustaka Adapun indikator arus kas operasi
1. Hutang adalah sebagai berikut:
Menurut Kieso et. Al (2008:172) Volume Penjualan = Kuantitas atau
yang dimana menjelaskan hutang Total Penjualan
merupakan kemungkinan pengorbanan
2
ekspansi, yaitu memperluas kegiatan
Ket: perusahaan, memperluas kegiatan
Kuantitas atau Total Penjualan = produksi, memperluas kegiatan
Seluruh total penjualan yang telah dijual pemasaran dengan tujuan memperoleh
laba sebesar-besarnya. Dengan
Berdasarkan beberapa definisi diatas peningkatan kegiatan produksi dan
dapat disimpulkan bahwa volume penjualan pemasaran (ekspansi) sebagai akibat
merupakan hasil dari kegiatan penjualan peningkatan pembelanjaan dengan
yang dilakukan perusahaan dalam hutang dan modal sendiri dapat
usahanya mencapai sasaran yaitu memperbesar laba”.
memaksimalkan laba Sedangkan menurut Bambang
Riyanto (2009:301) mengemukakan :
3. Laba Bersih
Menurut Budi Rahardjo (2009:83) “Motif ekspansi suatu
laba bersih adalah sebagai berikut: perusahaan didasarkan pada
“Laba Bersih atau laba bersih pertimbangan untuk memperbesar atau
sesudah pajak penghasilan diperoleh menstabilisir laba yang diperoleh.”
dengan mengurangkan laba atau
penghasilan sebelum kena pajak dengan Dari konsep di atas dapat
pajak penghasilan yang harus di bayar oleh disimpulkan bahwa hutang memiliki kaitan
perusahaan.” yang erat dengan laba, semakin tinggi
Menurut Soemarsono S.R hutang maka akan mengakibatkan laba
(2005:227) bahwa laba bersih adalah yang diperoleh perusahaan meningkat.
sebagai berikut: “Laba Bersih adalah Penelitian Tentang Pengaruh Hutang
selisih semua pendapatan dan Terhadap Laba Bersih sebelumnya yang
keuntungan terhadap semua beban dan pernah diteliti Pasma Suartika (2013) yang
kerugian. Jumlah ini merupakan kenaikan menunjukkan bahwa Hutang mempunyai
bersih terhadap modal”. pengaruh signifikan terhadap laba.
2. Volume Penjualan terhadap laba
bersih
Laba Bersih = Laba sebelum pajak
Menururt Derri Benarli, (2009)
– pajak penghasilan mendefinisikan bahwa :
Keberhasilan suatu perusahaan dapat
Ket: dilihat pada tingkat laba bersih yang itu
- Laba sebelum pajak: Laba operasi sendiri karena tujuan utama perusahaan
ditambah hasil usaha dan dikurangi pada umumnya adalah untuk memperoleh
biaya diluar operasi biasa. laba bersih yang yang sebesar-besarnya
- Pajak penghasilan: Pajak penghasilan dan pencapaian laba bersih merupakan
yang harus dibayar oleh perusahaan. faktor yang menentukan bagi kelangsungan
Berdasarkan pengertian di atas dapat hidup perusahaan sendiri. Laba bisa didapat
disimpulkan bahwa laba bersih merupakan secara optimal, jika volume penjualan
selisih semua pendapatan dan keuntungan mencapai hasil yang maksimal.
terhadap semua beban dan kerugian Sedangkan menurut Budi Rahardjo
diperoleh dengan mengurangkan laba atau (2009:33) bahwa:
penghasilan sebelum kena pajak dengan “peningkatan laba bersih
pajak penghasilan yang harus di bayar oleh perusahaan, karena dalam hal ini laba
perusahaan akan timbul jika penjualan produk lebih
besar dibandingkan dengan biaya-biaya
B. Kerangka Pemikiran yang dikeluarkan. Faktor utama yang
1. Hutang terhadap laba bersih mempengaruhi besar kecilnya laba
Menurut M. Nafarin (2007:334): adalah pendapatan, pendapatan dapat
“Menambah hutang jangka diperoleh dari hasil penjualan barang ”
pendek maupun jangka panjang dan Adanya hubungan yang erat
modal sendiri dimaksudkan untuk volume penjualan terhadap peningkatan
3
laba bersih perusahaan, bahwa dengan Populasi yang dilakukan oleh penulis
semakin meningkatnya volume dalam penelitian ini adalah perusahaan
penjualan perusahaan ternyata manufaktur sub sektor logam yang terdaftar
membawa keuntungan yang sangat di bursa efek indonesia periode tahun 2011
besar bagi perusahaan. Hal ini dapat hingga 2018 yang berjumlah 16
dilihat dari hasil laba bersih yang setiap perusahaan.
tahunnya meningkat seiring dengan D. Penarikan Sampel
perubahan volume penjualan Eva Eresti Sampel yang digunakan dalam
(2008). penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Purposive sampling
C. Hipotesis adalah teknik pengambilan sampel
H1 : Hutang berpengaruh terhadap laba berdasarkan pertimbangan atau
bersih karakteristik tertentu.
H2 : Volume penjualan berpengaruh Sampel yang diambil penulis dalam
terhadap laba bersih penelitian ini adalah laporan keuangan dari
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Sektor
III. Objek dan Metode Penelitian Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di BEI
A. Metode Penelitian periode 2011-2018 dengan laporan
Sugiyono (2017:2) menyatakan keuangan sebanyak 40 dengan sampel 5
Metode penelitian pada dasarnya perusahaan
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Metode penelitian yang dilakukan adalah A. Hasil Penelitian
dengan menggunakan metode Asosiatif 1. Analisis Deskriptif Hutang
Kausal. Dengan menggunakan assosiatif Nilai hutang mengalami peningkatan
kausal dapat diketahui hubungan antara dua dikarenakan kenaikan utang usaha ke pihak
variabel atau lebih yang dapat menjelaskan berelasi bagian pinjaman jangka panjang
gejala, yaitu menguji literasi TIK terhadap yang jatuh tempo dalam satu tahun, dan
kemampuan berpikir kritis. pinjaman bank jangka pendek. Sedangkan
Metode penelitian yang digunakan nilai hutang terendah disebebkan
oleh penulis dalam melakukan penelitian ini menurunya hutang usaha entitas.
adalah metode analisis deskriptif verifikatif 2. Analisis Deskriptif Volume Penjualan
dengan pendekatan kuantitatif. Metode Nilai Volume Penjualan tertinggi terjadi
yang digunakan untuk menggambarkan dan karena pemanfaatan teknologi yang
menguji kebenaran teori yang telah meningkatkan produksi, dan kenaikan
dinyatakan oleh para ahli dengan diujinya penjualan. Sedangkan nilai volume
hipotesis mengenai hutang dan volume penjualan terendah disebabkan turunnya
penjualan terhadap laba bersih. harga pasar dan tingginya nilai penjualan.
B. Operasionalisasi Variabel 3. Analisis Deskriptif Laba Bersih
Operasionalisasi variabel merupakan Nilai Laba bersih tertinggi terjadi
proses penguraian variabel penelitian ke disebabkan turunnya presentase harga
dalam sub variabel, dimensi, indikator sub pokok penjualan. Sedangkan laba bersih
variabel, dan pengukuran. Adapun syarat terendah disebabkan sering diakibatkan
penguraian operasionalisasi dilakukan bila rendahnya harga di pasar, tingginya biaya
dasar dan konsep masing-masing variabel produksi dan terjadi penurunan pendapatan.
sudah jelas, apabila belum jelas secara B. Pembahasan
konseptual maka perlu dilakukan analisis 1. Pengaruh hutang Terhadap Laba
faktor (Umi Narimawati 2010:31). Bersih
Dimana terdiri dari variabel independen Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dan variabel dependen. Yang dimana menunjukan bahwa terdapat pengaruh
Variabel independen terdiri dari hutang dan antara Utang terhadap Laba Bersih.
volume penjualan, sedangkan variabel Terdapat hubungan yang sangat kuat dan
dependen terdiri dari laba bersih. searah antara Utang dengan Laba Bersih.
C. Populasi dimana jika Utang naik maka Laba bersih
4
akan naik pula, artinya semakin tinggi Utang dan Volume Penjualan terhadap Laba
maka kemungkinan terjadinya peningkatan Bersih pada Perusahaan manufaktur sub
Laba Bersih semakin tinggi. besar sektor logam yang terdaftar di Bursa Efek
persentase dari nilai koefisien determinasi Indonesia tahun 2011-2018, maka penulis
parsial variabel Utang terhadap Laba Bersih menarik kesimpulan sebagai berikut:
yaitu sebesar 79% sedangkan sisanya 1. Terdapat hubungan yang cukup kuat
sebesar 21% merupakan pengaruh yang antara variabel hutang dan laba bersih
diberikan oleh faktor lain yang tidak diteliti pada perusahaan manufaktur sub
dalam penelitian ini seperti tingkat utang sektor logam yang terdaftar di Bursa
pendapatan dan defisit anggaran hingga Efek Indonesia. Hal tersebut dibuktikan
faktor lainnya yang memberikan pengaruh dari nilai koefisien determinasi dan
terhadap Laba Bersih. Hasil penelitian ini bernilai positif. Hal ini berarti jika terjadi
juga didukung oleh penelitian sebelumnya peningkatan hutang maka kebutuhan
yang dilakukan oleh Hendra Setiawan dan laba bersih juga meningkat.
Marwan Effendy, (2009) Hasil penelitian ini 2. Terdapat hubungan yang cukup kuat
menyimpulkan bahwa utang berpengaruh antara variabel volume penjualan dan
dan signifikan terhadap laba bersih. laba bersih pada perusahaan
2. Pengaruh Volume Penjualan manufaktur sub sektor logam yang
Terhadap Laba Bersih terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut dibuktikan dari nilai koefisien
menunjukan bahwa terdapat pengaruh determinasi dan bernilai positif. Hal ini
antara Volume Penjualan terhadap Laba berarti jika terjadi peningkatan volume
Bersih. Terdapat hubungan yang lemah dan penjualan maka kebutuhan laba bersih
searah antara Volume Penjualan dengan juga meningkat.
Laba Bersih. dimana jika Volume Penjualan 3. Hasil analisis kebutuhan hutang dan
naik maka Laba bersih akan naik pula, volume penjualan terhadap laba bersih
artinya semakin tinggi Volume Penjualan pada perusahaan manufaktur sub
maka kemungkinan terjadinya peningkatan sektor logam yang terdaftar di Bursa
Laba Bersih semakin tinggi. besar Efek Indonesia menunjukan hasil
persentase dari nilai koefisien determinasi adanya pengaruh signifikan dari
parsial variabel Volume Penjualan terhadap kebutuhan utang dan volume penjualan
Laba Bersih yaitu sebesar 12% sedangkan terhadap laba bersih.
sisanya sebesar 88% merupakan pengaruh
yang diberikan oleh faktor lain yang tidak B. Saran
diteliti dalam penelitian ini seperti harga, 1. Saran Praktis
promosi, distribusi lainnya yang Berdasarkan hasil penelitian dan
memberikan pengaruh terhadap laba bersih. kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,
Hasil penelitian ini juga didukung oleh maka penulis memberi saran yang dapat
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dijadikan masukan kepada emiten dan
Eva Eresti (2008) hasil penelitian ini investor sebagai berikut:
menyimpulkan Adanya hubungan yang erat a. Bagi Perusahaan
volume penjualan terhadap peningkatan 1. Bagi perusahaan sektor logam yang
laba bersih perusahaan, bahwa dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil
semakin meningkatnya volume penjualan penelitian ini telah membuktikan bahwa
perusahaan ternyata membawa keuntungan Laba Bersih dipengaruhi Utang. Apabila
yang sangat besar bagi perusahaan. Hal ini perusahaan ingin mendapatkan Laba
dapat dilihat dari hasil laba bersih yang Bersih yang meningkat, sebaiknya
setiap tahunnya meningkat seiring dengan perusahaan lebih efektif dalam
perubahan volume penjualan. mengelola hutang, dengan
pengendalian hutang yang baik.
V. Kesimpulan dan Saran perusahaan yang memiliki hutang besar
A. Kesimpulan akan dengan mudah untuk
Berdasarkan hasil penelitian dan mengembangkan usahanya demi
pembahasan mengenai pengaruh Utang tercapainya laba yang optimal.
5
1. Bagi perusahaan sub sektor logam yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil II. Daftar Pustaka
penelitian ini telah bahwa Laba Bersih Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar
dipegaruhi Volume Penjualan. Apabila Pembelanjaan Perusahaan.
perusahaan mengharapkan Yogyakarta: Penerbit GPFE
peningkatan terhadap Laba Bersih, Budidharmo, Susanto. 2000. Dasar-
sebaiknya perusahaan lebih efektif DasarManajemen Pemasaran.
dalam mengelola produksi dengan cara Yogyakarta: CAPS
meningkatkan penjualan dengan Budi Rahardjo, 2009, Laporan Keuangan
mengomtimalkan harga produksi, Perusahaan, Edisi Kedua, Penerbit
meningkatkan promosi agar masyarakat GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS,
lebih bisa mengenal produk dan Yogyakarta.
meningkatkan daya beli masyarakat, Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen
sehingga dapat meningkatkan Keuangan Teori dan Soal Jawab.
penjualan dan meningkatkan Laba Bandung: Alfabeta Kotler, Philip. 2008.
Bersih. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid
b. Bagi Investor 2. Jakarta: Indeks
Investor dapat menggunakan Utang Nafarin,M.2007.Penganggaran
dan Volume Penjualan sebagai acuan Perusahaan.Jakarta:Salemba Empat
dalam melakukan investasi. Tetapi Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi
sebaiknya investor melakukan tinjauan yang Kreatif dan Analisis Kasus
menganalisis pada indikator lain karena Integrated Marketing Communication.
masih terdapat indikator yang dapat Jakarta : PT. GramediaPustakaUtama
mempengaruhi Laba Bersih, meskipun S. Munawir. 2004. Analisis Laporan
dalam penelitian ini utang dan Volume Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty,
Penjualan berpengaruh terhadap Laba Yogyakarta. Ikatan Akuntansi
Bersih, sehingga investor dapat lebih tepat Indonesia (IAI). 2004. Pernyataan
dalam mengambil keputusan. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK
2. Saran Akademisi ). Jakarta: Salemba Empat.
1. Bagi Pengembangan Ilmu Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
memberikan tambahan ilmu pengetahuan Bandung : CV. Alfabeta.
sebagai sumber informasi tentang akuntansi Subramanyam. K. R dan John J. Wild. 2014.
keuangan mengenai Utang, Volume Analisi Laporan Keuangan.
Penjualan dan Laba Bersih serta sebagai Penerjemah Dewi Y. Jakarta:
masukan dan tambahan referensi bagi para Salemba Empat.
pembaca khususnya dalam ilmu akuntansi Soemarsono S.R, 2005. Akuntansi Suatu
keuanganBagi Peneliti Selanjutnya Pengantar, Buku 2, 2005. Jakarta :
Disarankan pada penelitian Empat Salemba.
selanjutnya untuk melakukan penelitian Umi, Narimawati. 2010 Metodologi
yang sama, dengan metode yang sama Penelitian : Dasar Penyusun
tetapi unit analisis dan sampel berbeda agar Penelitian Ekonomi. Jakarta :
diperoleh kesimpulan yang mendukung teori Genesis.
akuntansi keuangan dan konsep diterima
secara umum

Lampiran
6
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas

Unstandardize
d Residual
N 28
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 69935,567551
56
Most Extreme Differences Absolute ,119
Positive ,119
Negative -,087
Test Statistic ,119
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data yang diolah (2019)

7
Sumber : Data yang diolah (2019)

Gambar 4.1
Grafik Scatterplot

Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test
Unstandardized Residual

Test Valuea -6101,63240


Cases < Test Value 14
Cases >= Test Value 14
Total Cases 28
Number of Runs 8
Z -2,504
Asymp. Sig. (2-tailed) ,012
Sumber : Data yang diolah (2019)

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Standardiz
ed
Coefficient Collinearity
Unstandardized Coefficients s Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1(Constant) 11242333501,5 7506710478, 1,498 ,143
60 636
Hutang -,042 ,018 -,822 -2,372 ,023 ,195 5,12
9

8
Volume ,021 ,011 ,687 1,982 ,055 ,195 5,12
Penjualan 9

Sumber : Data yang diolah (2019)

Tabel 4.4
Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -55.807 4.822 -11.574 .000
Hutang (X1) 6.334 1.515 .250 4.182 .000
Volume Penjualan 30.024 1.845 .972 16.273 .000
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Sumber : Data yang diolah (2019)

Tabel 4.5
Koefisien Korelasi Hutang Terhadap Laba Bersih

Correlations
Hutang Laba Bersih
Hutang Pearson Correlation 1 ,894**
Sig. (2-tailed) ,000
N 40 28
**
Laba Bersih Pearson Correlation ,894 1
Sig. (2-tailed) ,000

9
N 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data yang diolah (2019)

Tabel 4.6

Koefisien Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih

Correlations
Volume
Penjualan Laba Bersih
Volume Penjualan Pearson Correlation 1 ,351*
Sig. (2-tailed) ,026
N 40 40
Laba Bersih Pearson Correlation ,351* 1
Sig. (2-tailed) ,026
N 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Data yang diolah (2019)

10

Anda mungkin juga menyukai