Siti Fatimah (184210066), Uir, Laporan - 103734
Siti Fatimah (184210066), Uir, Laporan - 103734
Oleh:
SITI FATIMAH
184210066
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
SITI FATIMAH
184210066
Menyetujui
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................3
1.4 Manfaat................................................................................................................................3
a. Manfaat umum...................................................................................................................3
b. Manfaat khusus..................................................................................................................3
i
4.2 Bahan dan Alat.................................................................................................................19
6.1 Kesimpulan......................................................................................................................29
6.2 Saran................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................30
LAMPIRAN..................................................................................................................................31
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I. PENDAHULUAN
Praktik kerja lapangan merupakan praktek kerja profesi atau di sekolah sering disebut
dengan on the job training merupakan model pelatihan yang bertujuan untuk memberikan
kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntunan kemampuan bagi
pekerja. Hal ini sangat berguna sekali bagi mahasiswa untuk dapat beradaptasi dan siap terjun ke
dunia kerja, sehingga di dalam bekerja nantinya dapat sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Daun kelor yang dikenal dengan nama latin Moringa oleifera, yang masuk kedalam famili
Moringaceae, di berbagai daerah di Indonesia menjadi bahan pangan yang kaya akan nutrisi dan
banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional. Daun yang dikenal sebagai daun untuk memandikan
mayat di pulau jawa ini sesungguhnya memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi sehingga
dapat menjadi alternatif untuk perawatan wajah yang berjerawat dan flek hitam pada wajah.
Daun kelor sangat mudah ditemukan dan cara penggunaannya yang tidak susah. Saat ini
banyak sekali beberapa wanita yang mengeluhkan wajah yang berjerawat dan timbul flek hitam
yang dapat membuat kurang percaya pada penampilan mereka. Para wanita yang merasa kurang
percaya diri beralih pada krim wajah yang mengandung bahan kimia yang hanya membuat wajah
bersih sesaat setelah itu timbul bekas hitam pada wajah. Pohon kelor memiliki daun yang
mengandung nutrisi paling lengkap dibanding dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin dan
mineral, daun kelor juga mengandung semua asam amino esensial (asam amino yang tidak
diproduksi sendiri oleh tubuh dan karena itu harus disuplai dari luar tubuh dalam bentuk jadi).
1
Penampilan utama pada wanita adalah wajah. Kulit wajah merupakan bagian kulit yang
harus mendapatkan banyak perhatian. Wajah adalah bagian pertama yang berhadapan dengan
orang lain saat berkomunikasi, untuk itu perawatan wajah mutlak dilakukan salah satunya dengan
mengambil manfaat masker wajah. Masker wajah adalah salah satu perawatan kulit yang sangat
mudah dilakukan. Karena penggunaanya tidak membuang waktu yang lama, tidak membuang
tenaga, dan bisa dilakukan sendiri dirumah atau dimanapun. Menggunakan masker wajah seperti
‘asupan makanan’ bagi kulit yang digunakan dari luar.
Kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan dampak kecantikan
dan kesehatan bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk
kesehatan. Kosmetik yang beredar di pasaran saat ini banyak mengandung bahan kimia.
Kosmetik yang mengandung bahan alami sangat sulit ditemukan karena masyarakat Indonesia
lebih memilih memakai kosmetik yang instan dan cepat memberikan efek yang diinginkan.
Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan
penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang
pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada
pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui
pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan
hutang.
Melihat ekonomi masyarakat Indonesia yang menengah ke bawah, mereka lebih memilih
membeli produk-produk yang harganya terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan. Masyarakat
menengah kebawah jarang merawat kulit karena keterbatasan ekonomi. Masker wajah daun kelor
yang alami dan sangat mudah ditemukan memiliki manfaat yang bagus untuk wajah. Terlebih
harganya yang sangat terjangkau, masyarakat Indonesia lebih memilihnya. (Kurniawan, 2018)
1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
2
Melatih mahasiswa agar mampu beradaptasi dengan dunia kerja
Memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang system kerja di BPTP Riau
Dapat menambah wawasan baru bagi mahasiswa
b. Tujuan khusus
Mengetahui cara pengolahan daun kelor dalam perawatan wajah
Mengetahui keuntungan ekonomis penggunaan daun kelor dibandingkan merek
lain di pasaran.
1.4 Manfaat
a. Manfaat umum
Mahasiswa dapat memenuhi tugas mata kuliah wajib Kerja Praktek, menambah
wawasan dan pengalaman sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja, serta memperoleh
informasi dan ilmu yang tidak didapatkan saat perkuliahan.
b. Manfaat khusus
3
2.1. Sejarah BPTP Riau
Provinsi Riau masa pembangunan berjangka atau Pelita belum memiliki institusi atau unit
kerja/instalasi dibawah Eselon II Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas fungsi
menyampaikan dan menyebarkan informasi hasil-hasil penelitian di bidang pertanian saat itu baru
ada Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Pertanian. Meskipun keberadaan Balai Informasi
Pertanian (BIP) Sumatera Barat yang merupakan instalasi Badan Pendidikan Latihan dan
Penyuluhan (Badan Diklatluh) Kementerian Pertanian dengan wilayah kerja meliputi tiga
Provinsi yaitu Sumatera Barat, Riau dan Jambi banyak membantu dalam penyebaran berbagai
bentuk media informasi kepada Penyuluh dan masyarakat Tani di Provinsi Riau.
Pada tahun anggaran 1985 atau pertengahan Pelita IV barulah ada Proyek Informasi
Pertanian (PIP) yang berkedudukan di Kanwil Kementan Riau sampai tahun 1988, Proyek
Informasi Pertanian (PIP) berubah menjadi Balai Informasi Pertanian Riau yang diresmikan pada
tanggal 20 Februari tahun 1988 oleh Menteri Pertanian Ahmad Affandi dan telah memiliki
gedung kantor sendiri di Km.10 Padang Marpoyan Pekanbaru.
Dalam perjalanan waktu keberadaan Balai Informasi Pertanian Riau sampai tahun 1988
bulan Mei 1994 kembali mengalami perubahan nama dan tugas fungsi yang berbeda dari Balai
Informasi Pertanian menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian No.798/KPTS/OT.210/12/1994, dibentuklah Balai Pengkajian Teknologi
Pertaian ( BPTP ) Padang Marpoyan.
BPTP Padang Marpoyan dibentuk setelah Balai Informasi Pertaian ( BIP ) Riau
diserahkan dari Badan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Pertanian ke Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
Pada tahap awal pembentukan BPTP Padang Marpoyan merupakan gabungan dari BIP
Riau, BIP Jambi dan Sub Balai Penelitian Perikanan Pantai Tanjung Pinang. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 350/KPTS/OT.210/6/2001, tanggal 14 Juni 2001, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Padang Marpoyan berubah menjadi Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Riau dengan satu Laboratorium Diseminasi yang berada di Tanjung Pinang.
4
Setiap perubahan yang terjadi di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau mengarah
kepada penyempurnaan tugas dan fungsi sebagai institusi vertikal Balitbangtan
Kementerian Pertanian yang ada di Provinsi Riau, kronologis sejarah nama instansi sehingga
menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau adalah sebagai berikut:
5
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau memiliki visi dan misi dalam mencapai
tujuan dalam setiap program kerjanya. Berikut ini visi dan misi BPTP Riau.
Visi
Menjadi lembaga penelitian dan pengkajian inovasi teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi terkemuka di Provinsi Riau yang bertaraf nasional.
Misi
Menghasilkan dan mendiseminasikan inovasi pertanian spesifik lokasi sesuai dengan
kebutuhan daerah,
Mengembangkan jejaring kerjasama dalam rangka peningkatan kapasitas pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian,
Melaksanakan pengkajian sesuai norma dan standar metodologi pengkajian dan
pengembangan teknologi pertanian,
Mengembangan sumberdaya manusia yang profesional dan mandiri
6
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
Moringa oleifera Lam. adalah tanaman yang di Indonesia secara umum dikenal sebagai
tanaman kelor. Tanaman kelor di Indonesia dikenal dengan berbagai nama tergantung daerahnya,
seperti halnya masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo, atau keloro, di Madura
menyebutnya maronggih, di Sunda dan Melayu disebut kelor, di Aceh disebut murong, di Ternate
dikenal sebagai kelo, di Sumbawa disebut kawona, dan di Minang dikenal dengan nama
munggai, sedangkan masyarakat di Jawa, Sunda, Bali, dan Lampung, menyebutnya kelor. Seperti
hal nya di beberapa daerah di Indonesia, tanaman kelor juga memiliki nama yang berbeda untuk
tiap Negara.(Santoso & Parwata, 2018)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Capparales
Famili: Moringaceae
Genus: Moringa
Spesies: Moringa oleifera Lam
Penyebaran
Kelor merupakan tanaman asli kaki bukit Himalaya Asia selatan, dari timur
laut Pakistan (33° N, 73° E), sebelah utara Bengala Barat di India dan timur laut
Bangladesh di mana sering ditemukan pada ketinggian 1.400 m dari permukaan laut,
di atas tanah aluvial baru atau dekat aliran sungai.
Kelor dibudidayakan dan telah beradaptasi dengan baik di luar jangkauan
daerah asalnya, termasuk seluruh Asia Selatan, dan di banyak negara Asia Tenggara,
7
Semenanjung Arab, tropis Afrika, Amerika Tengah, Karibia dan tropis Amerika
Selatan. Kelor menyebar dan telah menjadi naturalisasi di bagian lain Pakistan, India,
dan Nepal, serta di Afghanistan, Bangladesh, Sri Lanka, Asia Tenggara, Asia Barat,
Jazirah Arab, Timur dan Afrika Barat, sepanjang Hindia Barat dan selatan Florida, di
Tengah dan Selatan Amerika dari Meksiko ke Peru, serta di Brazil dan Paraguay.
Sebagian besar tumbuh liar, namun seiring dengan menyebarnya informasi
tentang manfaat dan khasiatnya, Kelor mulai dibudidayakan untuk diambil polong
yang dapat dimakan, daun, bunga, akar dan bijinya untuk dibuat minyak, dan
digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional di seluruh negara dimana
tanaman ini tumbuh dengan baik.(Krisnadi, 2015)
Morfologi
o Akar (radix)
Akar tunggang, berwarna putih. Kulit akar berasa pedas dan berbau
tajam, dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus tapi terang
dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar
kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu
warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah. Akar tunggang
berwarna putih, membesar seperti lobak.
8
tunggang yang lebar dan serabut yang tebal. Akar tunggang tidak terbentuk pada
pohon yang diperbanyak dengan stek.(Krisnadi, 2015)
o Batang (caulis)
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang
7 – 12 meter. Merupakan tumbuhan yang berbatang dan termasuk jenis batang
berkayu, sehingga batangnya keras dan kuat. Bentuknya sendiri adalah bulat (teres)
dan permukaannya kasar. Arah tumbuhnya lurus ke atas atau biasa yang disebut
dengan tegak lurus (erectus). Percabangan pada batangnya merupakan cara
percabangan simpodial dimana batang pokok sukar ditentukan, karena dalam
perkembangan selanjutnya, batang pokok menghentikan pertumbuhannya atau
mungkin kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan cabangnya.
Arah percabangannya tegak (fastigiatus) karena sudut antara batang dan cabang amat
kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit lebih serong
ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya.(Krisnadi, 2015)
o Daun (folium)
9
lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip
(pinnate), permukaan atas dan bawah halus.
Daun kelor merupakan jenis daun bertangkai karena hanya terdiri atas tangkai
dan helaian saja. Tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih,
menebal pada pangkalnya dan permukaannya halus. Bangun daunnya berbentuk bulat
atau bundar (orbicularis), pangkal daunnya tidak bertoreh dan termasuk ke dalam
bentuk bangun bulat telur. Ujung dan pangkal daunnya membulat (rotundatus)
diamana ujungnya tumpul dan tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujung
daun merupakan semacam suatu busur.
10
o Bunga
11
Kelor berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Buah atau polong Kelor
berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa) dengan panjang 20 – 60
cm, ketika muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, biji didalam polong
berbentuk bulat, ketika muda berwarna hijau terang dan berubah berwarna coklat
kehitaman ketika polong matang dan kering. Ketika kering polong membuka menjadi
3 bagian. Dalam setiap polong rata-rata berisi antara 12 dan 35 biji.(Krisnadi, 2015)
o Biji
Deskripsi
Tanaman kelor berumur panjang (perenial). Batangnya berkayu, tegak, berwarna putih
kotor hingga abu, berkulit tipis dengan permukaan kasar dan mudah patah. Tinggi batang
tanaman kelor dapat mencapai 10 meter. Daunnya tipis, bersirip tidak sempurna, berbentuk kecil
dan menyerupai bulat telur. Buahnya bersisi segi tiga me-manjang antara 20–60 cm, ketika masih
muda berwarna hijau, namun setelah tua warnanya berubah menjadi cokelat, biji berbentuk bulat
berwarna cokelat kehitaman dengan sayap di ketiga sisi, bobot biji sangat ringan, sedangkan kulit
biji mudah dipisahkan sehingga meninggalkan isi biji (kernel) yang berwarna putih. Tanaman
12
yang dikenal sebagai kelor ini dalam klasifikasi botaninya termasuk ke dalam Kingdom-Plantae,
Order–Brassicales, Family–Moringaceae, Genus–Moringa, dan Species–Moringa oleifera Lam.
Moringa oleifera Lam. atau sinonimnya Moringa pterygosperma Gaertner adalah species
yang paling terkenal dari tiga belas spesies genus Moringaceae. Tanaman ini diduga berasal dari
wilayah Agra dan Oudh, yang terletak di Barat Laut India, wilayah pegunungan Himalaya bagian
Selatan. Masyarakat kuno India mengetahui bahwa biji tanaman kelor mengandung minyak
nabati dan mereka menggunakannya untuk tujuan pengobatan tradisional.
Kelor merupakan tanaman tergolong perdu yang tinggi pohonnya dapat mencapai 10
meter, tumbuh subur pada dataran rendah sampai ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
Kelor dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah berlempung berat dan
menyukai pH tanah netral sampai sedikit asam.
Secara umum, kondisi lingkungan yang dibutuhkan tanaman kelor agar dapat tumbuh
dengan baik adalah lingkungan beriklim tropis atau subtropis dengan ketinggian tempat antara 0-
2.000 meter di atas permukaan laut, bersuhu antara 25-35 °C dengan curah hujan berkisar 250-
2.000 mm per tahun, dengan tipe tanah berpasir atau lempung berpasir ber-pH tanah antara 5-9.
Tanaman kelor sangat tahan dengan kekeringan. Hal ini dikarenakan sistim perakarannya
yang kuat dan mengalami pembesaran ukuran yang berguna sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan dan air, sehingga pada saat kemarau yang panjang, tanaman kelor masih dapat
hidup.(Santoso & Parwata, 2018)
13
dimanfaatkan oleh orang Indonesia dan Indo Eropa sebagai obat luar maupun sebagai obat
yang diminum untuk menyembuhkan beri-beri. Penggunaan lain kelor dalam pengobatan
adalah sebagai peluruh kencing pada penyakit gonorhoe, sebagai obat muntah dan untuk
menghilangkan mabuk.
Kulit batang kelor yang ditumbuk dan dipanaskan diletakkan di atas perut untuk
pengobatan sakit demam. Kulit batang yang dicampur dengan kapur dan kemudian dioleskan
pada badan dapat menyembuhkan gemetaran pada kepala dan tangan sebagai akibat serangan
penyakit.(Sparringa, 2016)
Pemanfaatan tanaman kelor sebagai sayuran dan juga obat tradisional merupakan bentuk
manfaat yang selama ini tersebar luas di sebagian besar daerah di Indonesia. Bagian tanaman
yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, biji, hingga akarnya, sedangkan yang
dimanfaatkan sebagai sayuran adalah buah muda, daun, dan bunga. Padahal, berdasarkan hasil
penelitian intensif yang dilakukan peneliti di Afrika dan India, dan beberapa negara-negara
Eropah dan Amerika, bahwa ternyata tanaman kelor telah menjadi basis utama dalam memerangi
kondisi kurang gizi, lapar gizi, dan berbagai problema kesehatan, terutamanya bagi masyarakat di
Afrika dan India, serta Pakistan. Oleh karena itu, kini tanaman kelor mulai dan telah
dibudidayakan secara intensif di beberapa negara ataupun daerah termasuk di Indonesia, baik
skala rumah tangga, perkebunan kecil maupun besar yang terpadu dengan industri pengolahan
dengan sarana ekspor.
Seiring dengan menyebarnya informasi tentang manfaat dan khasiat tanaman kelor, kini
produk-produk berbasis tanaman kelor mulai merebah penggunaannya dan diproduksi. Di
beberapa negara, tanaman kelor diolah dalam bentuk makanan seperti tepung daun kelor, bubur,
sirop, teh daun kelor, saus kelor, biskuit kelor dan lainnya, sedangkan minyak biji digunakan
sebagai bahan kosmetika, maupun sebagai sumber alternatif bahan bakar minyak, terutamanya
biodisel.
Bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan adalah daunnya. Daun kelor dapat
dikonsumsi karena mengandung gizi dan protein tinggi. Kandungan senyawa berkhasiat sebagai
sumber gizi yang terdapat dalam daun kelor meliputi nutrisi, mineral, vitamin dan asam amino.
14
Mineral yang terdapat dalam kelor diantaranya adalah kalsium, kromium, tembaga, fluorin, besi,
mangan, magnesium, molybdenum, fosfor, kalium, sodium, selenium, sulfur, dan zink.
Biji kelor berkhasiat dalam mengatasi muntah atau mual. Biji kelor yang telah masak dan
kering mengandung pterigospermin yang pekat hingga bersifat germisida dan stimulan. Biji kelor
yang telah tua berkhasiat sebagai antitumor, anti inflamasi, mengobati kutil dan penyakit kulit
ringan, sariawan, lambung, demam, dan rematik. Bahkan biji tua beserta kulit bijinya dapat
digunakan sebagai bahan penjernih air.
Jadi, sebagian besar bagian-bagian tubuh tanaman kelor mulai dari daun, buah, biji,
bunga, kulit, batang, hingga akar memiliki manfaat yang luar biasa, baik sebagai bahan sayuran
(pangan) sehat, bahan obat berbagai macam penyakit, pakan ternak, bahan pembersih air, hingga
bahan atau sumber alternatif energi nabati (biodiesel). Atas dasar banyaknya kegunaan dari
tanaman kelor, maka terdapat beberapa julukan untuk pohon kelor ini, di antaranya The Miracle
Tree, Tree for Life, The Mother’s Friend, dan Amazing Tree.
Walaupun tanaman kelor memiliki potensi manfaat begitu banyak, namun di Indonesia
sendiri pemanfaatan tanaman kelor masih belum banyak diketahui. Sebagian besar masyarakat
memanfaatkan terutama daun dan buah mudanya sebagai sayur. Penggunaan daun kelor sebagai
sayuran umum dilakukan masyarakat di Nusa Tenggara Barat, namun penggunaannya sebagai
bahan obat, pakan ternak, maupun bijinya sebagai sumber energi nabati belum dilakukan.
Beberapa tahun belakangan ini pemanfaatan tanaman kelor sudah mulai semakin beragam
peruntukan dan meluas di masyarakat, terutama sebagai sumber pangan sehat dan beberapa
manfaat pengobatan serta bahan baku produk kecantikan.(Santoso & Parwata, 2018)
Saat ini perawatan wajah dari dokter apalagi dengan kualitas yang baik harus
mengeluarkan biaya yang banyak bahkan hingga ratusan juta. Hasil yang didapat
mungkin akan sesuai dengan apa yang diinginkan namun apakah hal tersebut tidak
mempunyai efek samping. Selain perawatan dari dokter juga dapat dilakukan perawatan
wajah dengan kosmetik seperti dengan bedak, alas bedak, pembersih dan pencuci wajah
dan lainnya. Namun kosmetik tersebut hanya bersifat sementara dan tidak tahan lama.
Kosmetik tersebut bisa saja membuat kulit anda semakin kusam dan tak terawat bila
tidak cocok untuk jenis kulit anda. Selain kedua hal di atas, perawatan wajah dapat
15
dilakukan dengan cara yang sederhana. Salah satunya adalah dengan memakai masker
yang terbuat dari bahan alami yaitu daun kelor.(Odetta, 2019)
Penelitian mengenai kandungan nutrisi tanaman kelor telah dilakukan beberapa tahun
yang lalu. Beberapa review artikel terkait tanaman kelor menunjukkan bahwa tanaman kelor
fitonutrien dan bioaktivitas yang terdapat pada tanaman kelor bermanfaat untuk kesehatan. Setiap
bagian tanaman kelor merupakan sumber nutrien penting. Daun tanaman kelor kaya akan mineral
seperti kalsium, potasium, zinc, magnesium, besi, dan tembaga. Vitamin seperti betakaroten dari
vitamin A, vitamin B seperti asam folat, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E juga terkandung
dalam tanaman kelor. Daun kelor segar merupakan sumber karotenoid seperti trans-lutein (sekitar
37 mg/100 g), trans-β-karoten (sekitar 18 mg/100 g) dan trans-zeaxanthin (sekitar 6 mg/100g).
Penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa daun kelor memiliki kandungan asam
askorbat (271 mg/100 g) dan tokoferol (36,9 mg/100 g). Kandungan fitokimia seperti tannin,
sterol, terpenoid, flavonoid, saponin, antrakinon, alkaloid, gula pereduksi juga terdapat dalam
daun kelor. Tanaman kelor juga mengandung senyawa yang disinyalir memiliki aktivitas
antikanker (glukosinolat, isotiosianat, komponen glikosida dan gliserol-1-9-oktadekanoat).
Daun kelor juga memilki nilai kalori yang rendah, sehingga dapat digunakan untuk diet
bagi penderita obesitas. Daun kelor mengandung protein sekitar 19-29% dan serat sekitar 16-24%
terhadap bobot total daun kelor. Daun kelor juga dikenal merupakan sumber antioksidan.
Penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa daun kelor memiliki kandungan antioksi
dan yang lebih tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain seperti strawberry. Daun kelor juga
terbukti merupakan sumber asam folat dan asam lemak tak jenuh. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilkukan dapat disimpulkan bahwa daun kelor potensial untuk digunakan sebagai
suplemen untuk mengatasi malnutrisi. Daun kelor telah banyak digunakan pada negara
berkembang untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui program fortifikasi makanan.
Fortifikasi makanan dengan serbuk daun kelor bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
populasi masyarakat.(Rani et al., 2019)
Nutrisi-nutrisi yang terkandung di dalam daun kelor tersebut sangat bermanfaat, selain
untuk tubuh nutrisi tersebut juga sangat bagus untuk kulit wajah kita. Terutama vitamin E, karena
mengandung antioksidan vitamin ini mampu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar
16
matahari. Secara tidak langsung, vitamin ini juga mengurangi resiko penyakit kanker kulit.
Mikronutrien ini juga bisa membantu mengatasi kulit yang kasar dan kering, menjaga teksturnya,
serta mencegah timbulnya flek hitam dan kerutan pada kulit.
Vitamin selanjutnya yakni Vitamin A, meskipun dikenal dengan perannya dalam menjaga
kesehatan mata, vitamin ini pun berfungsi untuk memelihara kulit yang sehat. Banyak pula
penelitian yang menunjukkan efek positif vitamin A terhadap kulit seperti menghaluskan kulit,
memperbaiki jaringan kulit yang rusak, sekaligus memelihara jaringan kulit yang sehat,
mengurangi kerutan dan garis-garis halus, membantu mencerahkan wajah, dan membantu
mengendalikan jerawat.
Vitamin yang terkandung di dalam daun kelor selanjutnya yaitu vitamin C, secara alami
vitamin ini banyak ditemukan pada lapisan kulit. Mengandung kolagen, vitamin C bermanfaat
untuk meningkatkan kekenyalan dan kelembaban kulit dari dalam. Antioksidannya pun mampu
melindungi sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Berkat kemampuannya dalam mencegah
penuaan dini, vitamin C kerap menjadi salah satu bahan utama dalam produk anti aging. Manfaat
lain dari vitamin C untuk kulit yaitu membantu proses penyembuhan luka dan menyamarkan
noda hitam di wajah.
Selain vitamin, beberapa mineral yang terkandung di dalam daun kelor juga sangat
bermanfaat untuk kulit mineral tersebut adalah tembaga, jika dikombinasikan dengan vitamin C
dan zinc, nutrisi untuk kulit satu ini bisa membanu produksi elastin, serat yang membentuk kulit
dari dalam. Namun mineral ini tidak bisa digunakan secara berlebihan karena dapat berakibat
fatal.
Tetapi untungnya, kondisi tersebut tak sama apabila kita memakai mineral tembaga
sebagai salah satu bahan krim. Menurut hasil 4 studi yang dipresentasikan tahun 2002 lalu, krim
yang mengandung mineral tembaga dapat mengencangkan kulit dan mengembalikan
elastisitasnya. Bahkan hasil penelitian dari Universitas Pennsylvania menemukan, krim yang
17
mengandung tembaga jauh lebih cepat memperbaiki tekstur kasar kulit jika dibandingkan krim
mahal lainnya. Mineral selanjutnya ada zinc, mineral ini sangat penting untuk kulit khususnya
yang berjerawat. Pada faktanya, seringkali jerawat adalah pertanda kalau tubuh sedang
kekurangan zinc.
Jadi, manfaat dari masker daun kelor ini sangat luar biasa berkhasiat untuk mempercantik
kulit, memperbaiki kulit dan menjaga kulit dari hal-hal yang dapat merusak kulit wajah kita.
Bahan yang dibutuhkan mudah untuk dicari, cara untuk membuatnya juga mudah dan khasiatnya
sangat luar biasa.
18
BAB IV. METODOLOGI
Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu dimulai pada tanggal 01 Juli 2021 hingga
31 Juli 2021. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau, Jl.
Khairuddin Nasution, KM 10 No. 341, Pekanbaru, Provinsi Riau.
Untuk membuat masker wajah ini diperlukan beberapa alat dan bahan yang akan penulis
jelaskan dibawah ini:
Untuk membuat masker wajah daun kelor ini ada dua metode pembuatan dan cara
menggunakan masker penulis jelaskan dibawah ini:
Cara pertama:
1. Cuci bersih daun kelor.
2. Haluskan daun kelor yang telah dicuci bersih menggunakan blender.
3. Jika sudah halus, campurkan madu kemudian oleskan pada wajah.
4. Diamkan beberapa menit kemudian bilas hingga bersih.
Cara kedua:
1. Cuci bersih daun kelor.
2. Jemur daun kelor dibawah terik matahari menggunakan tampi.
19
3. Setelah daun kelor kering blender daun kelor atau tumbuk-tumbuk menggunakan
cobek.
4. Setelah halus masukkan bubuk daun kelor kedalam kemasan.
5. Cara menggunakan bubuk daun kelor ini untuk masker dengan menambahkan air dan
madu secukupnya pada serbuk daun kelor.
6. Lalu oleskan pada seluruh wajah.
7. Diamkan beberapa menit kemudian bilas hingga bersih.
Pengamatan dilakukan selama 14 hari dan pengambilan data dilakukan setiap 2 hari sekali
mulai dari hari ke-2 setelah pemakaian masker. Data yang diambil adalah pengaruh masker
terhadap jerawat, kerutan, kelembaban dan flek hitam. Data sekunder yang dikumpulkan adalah
data harga pasaran produk masker dari merek lainnya kemudian dianalisis secara deskriptif.
2 _ _ _ _
4 _ _ _ _
6 + _ _ +
8 + _ _ +
10 + _ _ +
12 + + + +
14 + + + +
Table 1. Data Penelitian
Keterangan:
( + ) : Ada pengaruh positf
( - ) : Tidak ada pengaruh
20
4.5 Analisis Data
Untuk setiap bungkus masker daun kelor yang beratnya kurang lebih 15 gram, dibutuhkan
bahan-bahan sebagai berikut:
Bahan Harga
Daun Kelor 10 gram Rp. 350
Madu 5 ml Rp. 3.200
Total Rp. 3.550
Table 2. bahan-bahan pembuatan masker daun kelor
Jika dibandingkan dengan masker-masker yang ada di pasaran dengan manfaat yang sama
dengan masker daun kelor, perbedaan harganya cukup jauh. Masker dengan merek Rojukiss,
harganya adalah Rp. 18.500, masker dengan merek Ovale, harganya adalah Rp. 7.600 dan masker
bubuk dengan merek Everpure, harganya Rp. 23.500.
21
5.1 Kegiatan Umum Praktik Kerja Profesi
22
profesi, kegiatan ini dihadiri oleh 5 universitas yaitu diantaranya Uin Gunung Djati Bandung, Uin
Suska Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Lancang Kuning, dan Universitas Andalas.
23
sangat hati-hati supaya tidak menyentuh polybag durian, jika polybag tersenggol maka akan
mengganggu proses okulasi dan hasil okulasi tidak akan maksimal
24
Gambar 13. Proses Pemotongan Eceng Gondok Kering
25
5.1.8 Gotong Royong di Kebun Percobaan BPTP
Kegiatan ini dilakukan dengan menyapu pekarangan kebun percobaan, membersihkan
gulma di sekitaran pekarangan kebun percobaan, dan membakar sampah yang ada di kebun
percobaan. Kegiatan ini bertujuan agar Kebun Percobaan BPTP tetap bersih.
Penelitian dilakukan selama 14 hari sehingga perkembangan yang dihasilkan oleh masker
daun kelor ini belum begitu terlihat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena waktu evaluasi yang
kurang lama sehingga efek belum terlihat. Namun ada beberapa perubahan yang dirasakan pada
wajah sukarelawan. Kulit pada wajah sukarelawan terasa lebih kencang, kenyal dan lembut, hal
26
ini dikarenakan ekstrak daun kelor meningkatkan kelembaban kulit. Hal tersebut dapat terjadi
karena kandungan vitamin E yang tinggi pada ekstrak daun kelor.
Vitamin E mampu menjaga ikatan air di kulit, sehingga kekenyalan dan kelenturan kulit
terjaga. Selain itu vitamin E juga memberikan perlindungan kepada kulit dari pengaruh buruk
sinar ultraviolet, sehingga kelembabannya terjaga dan kulit tidak kering. Selain itu kandungan
vitamin B dalam ekstrak daun kelor berfungsi sebagai humektan sehingga mampu meningkatkan
kadar air dalam kulit. (Sugihartini & Nuryanti, 2017)
Selain kandungan-kandungan vitamin yang baik untuk wajah, ekstrak daun kelor juga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes (P acnes), bakteri ini
merupakan penyebab jerawat di wajah timbul, maka dapat dikatakan bahwa masker daun kelor
memiliki sifat anti-acne. Hal ini juga bisa dilihat pada wajah sukarelawan, jerawat yang ada pada
wajah semakin hari mengempis dan mengecil.
Pemakaian masker ekstrak daun kelor selama 14 hari mampu menyamarkan flek hitam
pada kulit wajah sukarelawan. Hal ini kemungkinan karena kandungan vitamin E yang dapat
berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi dari kerusakan akibat oksidasi pada sel
kulit, menangkap radikal bebas yang sangat reaktif dan melindungi sel dari kerusakan. Selain itu
Vitamin E juga dapat menjaga pigmentasi kulit, membantu mengaktifkan kembali regenerasi sel-
sel kulit serta melindungi kulit dari bahaya radiasi sinar matahari karena dapat menyerap sinar
UV sehingga flek-flek hitam pada kulit wajah dapat berkurang.
Kerutan di area mata sukarelawan menunjukkan adanya perubahan yang baik, kerutan
tampak sedikit memudar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan masker ekstrak daun kelor
mampu menyamarkan keriput pada wajah. Kandungan zeatin dalam ekstrak daun kelor
merupakan antioksidan kuat tertinggi dengan sifat antipenuaan. Zeatin memperlambat proses
penuaan dengan membantu mengantikan sel-sel tubuh pada tingkat yang lebih cepat daripada
usianya, sehingga memberikan penampilan yang lebih muda pada kulit.
27
jumlah kolagen. Diketahui bahwa kolagen sangat berkaitan erat dengan timbulnya kerutan atau
wrinkle.
Jika waktu penelitian khasiat tanaman daun kelor sebagai masker wajah organik ini dapat
diperpanjang dan dengan pemakaian masker yang teratur, maka dapat dipastikan hasil dari
penggunaan masker daun kelor ini akan jauh lebih terlihat. Selain kaya akan manfaat, masker
daun kelor ini jauh lebih murah harganya dibandingkan dengan masker-masker wajah yang ada
dipasaran.
28
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapangan yang sudah dilakukan penulis di Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Riau dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Mahasiswa mendapatkan banyak manfaat, baik itu pengalaman, pengetahuan serta semua
yang terkait dalam meningkatkan potensi keahlian yang profesional dalam bidangnya dan mampu
beradaptasi di dalam dunia pekerjaan.
Manfaat daun kelor sangat beraneka ragam, dapat digunakan sebagai sayur mayur, daun
kelor juga baik untuk kesehatan dan daun kelor sangat baik untuk kecantikan. Dalam kecantikan
daun kelor dapat diolah menjadi masker wajah dengan manfaat dapat melindungi kulit dari
kerusakan akibat sinar matahari, menghaluskan kulit, meredakan jerawat, mampu melindungi sel
kulit dari radikal bebas, dan membantu proses penyembuhan luka dan menyamarkan noda hitam
di wajah.
Perbedaan harga antara masker daun kelor dengan beberapa masker yang ada dipasaran,
dengan manfaat yang sama harga masker daun kelor jauh lebih murah. Dari segi ekonomis,
masker daun kelor lebih baik daripada masker yang dijual dipasaran.
6.2 Saran
Disarankan untuk menambahkan waktu pada penelitian khasiat tanaman kelor sebagai
masker wajah organik untuk mengetahui hasil yang lebih maksimal.
29
DAFTAR PUSTAKA
Rani, K. C., Ekajayani, N. I., Darmasetiawan, D. N. K., & Dewi, A. D. R. (2019). MODUL
PELATIHAN KANDUNGAN NUTRISI TANAMAN KELOR.
Santoso, B. B., & Parwata, I. G. M. A. (2018). BIJI dan TEKNOLOGI BENIH KELOR (Moringa
oleifera Lam.).
Sugihartini, N., & Nuryanti, E. (2017). Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor ( Moringa oleifera )
sebagai Sediaan Antiaging ( Formulation Cream of Extract Moringa oleifera Leave as
Antiaging ). 29, 1–7.
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Pembekalan dan orientasi oleh pihak BPTP Foto bersama peserta PKL dari UIR
31
Proses pemotongan eceng gondok kering Penanaman benih durian hasil okulasi
Pelatihan bimbingan teknis pembenihan durian Foto bersama dengan benih durian
Foto bersama peserta PKL Membersihkan gulma pada sawah padi kering
32
Membersihkan gulma pada tanaman padi kering di kebun percobaan
Daun kelor yang baru dipetik Daun kelor yang sudah dipisahkan dari batang
33
Daun kelor yang sudah dicuci Penimbangan daun kelor
34
Daun kelor yang sudah diblender Penambahan madu pada masker daun kelor
35
magang.
36
10 14 Juli 2021 Membersihkan gulma ditempat
pembibitan tanaman durian.
37
17 26 Juli 2021 Membersihkan gulma yang ada pada
tanaman padi darat.
38