Anda di halaman 1dari 19

Petruk Dadi Ratu ( Petruk Jadi

Naskah
Raja)
Drama

Meli Hartanti
2C
2108140155
Praktikum Prosa
Fiksi
Dan Drama

Ketika Sri Kandi sedang melatih prajurit wanita di negeri Amarta, Gatut Kaca datang

menenui Drupadi untuk meminta pusaka jamaus kalimasada milik pandawa.

Gatut Kaca : “ uwa ratu Drupadi ”


Drupadi : “ iya ananda Gatut Kaca, ada apa kau dtang menemui uwa ? ”
Gatut Kaca : “ kedatangan nanda ke Amarta atas utusan para pepundhen pandawa
untuk mengambil pusaka jamus kalimasada uwak ratu... ”
Drupadi : “ jadi begitu nak, tunggulah sebentar, uwak akan mengambilnya
terlebih dahulu ”
Gatut Kaca : “ baiklah uwak ratu... ”
Drupadi meninggalkan Gatut Kaca di ruang utama istana, untuk mengambil pusaka jamus
kalimasada yang disimpan di gedung pusaka negara Amarta. Beberapa saat kemudian
Drupadi kembali menghampiri Gatut Kaca dengan membawa Jamus Kalimasada.
Drupadi : “Ananda Gatut Kaca ”
Gatut Kaca : “iya... uwak ratu Drupadi ”
Drupadi : “uwa percaya padamu nak, akan uwak berikan pusaka jamus
kalimasada padamu nak..”(menunjukan pusaka Jamus kalimasada)
Gatut Kaca : “baiklag uwa ratu.. ”
Drupadi : “namun jangan kau terima dengan tanganmu.... ”
Gatut Kaca : “mengapa demikian ratu... ”
Drupadi : “karena pusaka ini sangat sakti dan bukan sembarang pusaka
ananda.. ”
Gatut Kaca : “ananda mengerti uwa ratu... ”
Drupadi : “bersiaplah ananda...! ”
Gatut Kaca : “baiklah... ”
Dewi Drupadi memberikan pusaka Jamus Kalimasada dengan cara menyelipkannya di kepala
Gatut Kaca.
Drupadi : “terimalah ini,. Anakku gatut kaca ! namun berhati-hatilah ketika
kamu membawanya, banyak yang menginginkan pusaka ini. Jangan sampai
hilang apalagi jatuh di tangan orang yang tidak tepat dan jangan pula nanda
salah gunakan pusaka ini.. ”
Gatut Kaca : “iyaa.. uwa ratu akan ananda jaga pusaka ini dengan sebaik
mungkin.. ”
Drupadi : “doa restuku untukmu Gatut Kaca.. ”
Gatut Kaca : “Terima Kasih Uwa ratu, segera akan saya antarkan pusaka ini ”
Drupadi : “kini jamus kalimasada sudah bersamamu nak, jangan terlalu lama
di Amarta. Para pepundhen pandawa tentu sudah menunggumu.. ”
Gatut Kaca : “iya uwa ratu.. ananda akan segera pergi ke candi saptaarga.. ”
Ketika Gatut Kaca akan terbang meninggalkan negara Amarta, namun Sri Kandi bersama
prajurit wanita melihat dan menghampiri serta menarik tangan Gatut Kaca.
Sri Kandi : “Gatut Kaca ”
Gatut Kaca : “Iyaa.. bibi... ”
Sri Kandi : “ada penting apa ananda datang ke negara Amarta ? bukankah
ananda mengetahui para pandawa sedang membangun candi di Saptaarga..

Gatut Kaca : “iyaa... bibi ananda menegetahui hal itu, kedatangan nanda ke
Amarta karena mengemban perintah uwa Prabu Yudhistira.. ”
Sri Kandi : “perintah apa yang diberikan oleh Prabu Yudhistira..? ”
Gatut Kaca :“uwa menyuruh ananda untuk mengambil pusaka Jamus
Kalimasada.. ”
Sri Kandi : “untuk apa pusaka Jamus Kalimasada di boyong ke Saptaarga..? ”
Gatut Kaca : “menurut para pepundhen pandawa pusaka Jamus Kalimasada akan
dijadikan tumbal dalam membangun candi.. ”
Sri Kandi : “apakah ananda sudah berhasil..? ”
Gatut Kaca : “pusaka jamus Kalimasada telah bersama saya.. ”
Sri Kandi : “Gatut Kaca...? ”
Gatut Kaca : “iyaa bibi Sri Kandi... ”
Sri Kandi : “apakah boleh bibimu ini ikut bersamamu..? ”
Gatut Kaca : “bibi tinggallah saja di Amarta.. ”
Sri Kandi : “mengapa demikian anakku...? ”
Gatut Kaca : “saya sendiri yang akan mengantarkan pusaka Jamus Klaimasada
pada pandawa... permisi pamit bibi ” (bersiap untuk terbang)
Sri Kandi : “tunggu... tunggu.. tunggu sebentar Gatut Kaca anakku.. ”
(memegang tangan Gatut Kaca)
Gatut Kaca : “iyaa.. bibi.. ada apa..? ”
Sri Kandi : “kalu ananda hendak ke Saptaarga harus bersama saya ananda
prabu..! ”
Gatut Kaca : “Bagaimana caranya bibi, bila bibi hendak ikut bersama saya.. ”
Sri Kandi : “bibi ikut kamu terbang nak, jadi cepat sampai ke Saptaarga ”
Gatut Kaca : “iya tidak bisa bibi.. ”
Sri Kandi : “kalau kamu tidak bisa, mari kita melakukan perjalanan bersama
sama ”
Gatut Kaca : “itu hanya akan merepotkan bibi.. ”
Sri Kandi : “merepotkan bagaimana tah nak.. ” ( dengan nada tinggi)
Gatut Kaca : “itu hanya akan membuang waktu saja bibi.. ”
Sri Kandi : “Gatut Kaca... kamu ini mencurigakan nak..? ”
Gatut Kaca : “ tidak bibi, ananda hanya takut kalau ananda terlambat sampai di Saptaarga
dan akan membuat pepundhen pandawa marah...”
Sri Kandi : “bila ada yang memarahi ananda prabu, biar bibi yang akan menghadapinya
nak... ”
Gatut Kaca : “bibi melakukan perjalanan sendiri bersama prajurit bibi, ananda akan
terbang... ”
Sri Kandi : “ mentang-mentang bisa terbang dan bibimu ini tidak bisa.. !
Kalu ananda masih menolak permintaan bibi terpaksa pusaka Jamus
Kalimasada ankan bibi ambil kembali... ”
Gatut Kaca : “saya sendiri yang akan mengantarkannya ke Saptaarga... ”
Sri Kandi : “kalu saya kukuh, bagaimana...? ”
Gatut Kaca : “iya silahkan bibi... ”
Sri Kandi : “kau tahu siapa saya... ”
Gatut Kaca : “iya ananda mengetahui anda itu adalah bibi srikandi... ”
Sri Kandi : “mengapa anda berani kepada orang tua, ya terpaksa Jamus Kalimasada bibi
Minta kembali... ”
Gatut Kaca : “saya akan tetap pertahankan... ”
Sri Kandi : “sekali lagi Gatut Kaca apakah kau tetap pada pendirianmu...? ”
(Sri Kandi berbicara dengan nada yag tinggi)
Gatut Kaca : “iyaaa... ”
Sri Kandi : “prajurit tangkap gatut kaca...!!!”
Prajurit wanita dan Gatut Kaca bertarung, namun Gatut Kaca dapat mengalahkan prajurit
wanita. Sri Kandi segera menarik tali busurnya, anak panah mengenai tubuh Gatut Kaca
ketika hendak terbang, seketika Gatut Kaca berubah ke wujud wanita cantik.

Sri Kandi : “siapa kau sebenrnya ? ternyata sangat sakti


Berbusana layaknya Prajurit tangguh... ”
Mustakaweni : “saya sengaja mengambil Pusaka Jamus Kalimasada
Nama saya Mustakaweni..”
Sri Kandi : “sungguh kau kurang ajar...! ”
Mustakaweni : “Hati-hati kau Sri Kandi
Aku melakukan ini karena suamimu telah membunuh ayahanda dan
keluarga besar saya ... ”
Sri Kandi : “akan saya ladeni apa kemamuanmu itu... ”
Sri Kandi dan Mustakaweni bertarung keduanya sama-sama kuat
Mustakaweni : “hanya itukah kemampuanmu itu Sri Kandi... ”
Sri Kandi menarik tali busurnya, anak panah melesat cepat dari talinya, namun tidak lebih
cepat dari Mustakaweni yang melesat terbang ke angkasa.
Api kemarahan membakar hati sri kandi, Semar dan bambang Priyambodo datang.
Sri Kandi : “kakang Semar siapa yang kakang bawa..? ”
Semar : “salam sejahtera dewi Sri Kandi,
Kedatangan saya kemari untuk bertemu Raden Arjuna...
Ini Bambang Priyambodo hendak betemu ayahnya... Raden Arjuan,
Bambang Priyambodo anak dari dewi Widyawati ”
Sri Kandi : “ohhhhh... jadi begitu tah kakng semar... ”
Semar : “ini Dewi Sri Kandi istri Raden Arjuna (memperkanalkan dewi Sri Kandi
kepada Bambang Priyambodo)
jadi beliau juga ibunda mu juga... ”
Priyambodo : “ iyaa uwa semar..
Salam ibunda, saya Bambang Priyambodo... ” (menunduk bersimpuh
memberi salam hormat kepada Sri Kandi)
Semar : “anak ini ingin bertemu Raden Arjuna dewi... ”
Sri Kandi : “seakrang ini para pandawa sedang membangun candi di Saptaarga, kakang”
Semar : “untuk apa pandawa membangun candi Saptaarga dewi...? ”
Sri Kandi : “candi Saptaarga dibangun sebagai ungkapan bakti para pepundhen juga
untuk memuliakan nenek moyang dan para leluhur sejak dulu, karena sudah
bertapa dan berjuang untuk kejayaan anak, cucunya... ”
Semar : “ohhh... begitu tahh dewi... ”
Sri Kandi : “Bambang Priyambodo bila kau hendak mengaku sebagai putra Raden
Arjuna...
Apalagi kau bermaksud mengabdi di Amarta, kau harus berbuat jasa..
Kalu kau benar-benar keturunan Raden Arjuna carilah terlebih dahulu
Pusaka Jamus Kalimasada dari tangan Mustakaweni..
Maka aku sendiri lah yang akan mempertemukan menghadap Raden Arjuna
ayahmu, Priyambodo... ”
Merasa tertantang Bambang Priyambodo berpamitan untuk mencari Mustakaweni dan
mengambil Jamus Kalimasada. Sedangkan Gareng, Petruk dan Bagong sedang mengeluh di
teras rumah duduk di amben (kursi yang terbuat dari bambu)
Gareng : “ kapan yah gong hidup kita enek dan menjadi orang kaya.. ”
Bagong : “iya yahh kang kita menjadi orangkaya, dari dulu hidup kita miskin terus ”
Petruk : “lah terus maumu bagaimana...? ”
Gareng : “kita suruh romo Semar menjadi caleg saja...!! ”
Bagong : “iyaa kang pasti kita akan jadi orang yang kaya raya kang... ”
Gareng : “kabarnyakan sekarang banyak parpol yang butuh artis/selebrtitis untuk
Maju menjadi caleg
Romo itu kan sudah seperti artis, di mana-mana terkenal dari tingkat
nasional maupun internasional... ”
Petruk : “selama inikan sudah banyak parpol yang minta romo maju sebagai caleg
tetapi ditolaknya mentah-mentah... ”
Bagong : “memengnya kenapa kang petruk... ”
Petruk : “ romo merasa itu kegiatan yang tidak produktif... ”
Gareng : “kenapa tidak produktif truk... ”
Petruk : “lahh wong kerjaanya cuma bohongin rakyat... ”
mereka bertiga tertawa, Semar dan Bambang priyambodo datang
petruk : “romo.. kok yaa hanya sebebtar, apa sudah bertemu Raden arjuna...? ”
semar : “para pendawa sedeang membangun candi lee di Saptaarga... ”
Gareng :”terus siapa yang ada dikerajaan mo..?”
Semar : “iya... hanya para wanita ”
Petruk : “apa itu tudak berbahaya mo... nanti kalu ada gara-gara bagimana ? siapa
yang akan mengatasinya ”
Semar : “ begini lee... ketika pandawa pergi, seorang wanita cantik bernama
Mustakaweni datang menyamar sebagai raden gatut kaca dan mengambil
Pusaka Jamus Kalimasada milik pandawa ”
“nahhh... loooh tuuuh kan.. ” ( Gareng, Petruk, Bagong terkejut)
Petruk : “terus bagaimana mo..?”
Semar : “untung ada Dewi Srikandi yang memergoginya... dan sekarang menyuruh
Raden Bambang Priyambodo untuk mengambil kembali pusaka Jamus
Kalimasada ”
Priyambodo : “ uwa Semar... ananda akan merubah wujud menjadi Bumiloko kakak dari
Mustakaweni ”
Seketika itu Bambang Priyambodo berubah wujud menjadi Bumiloko dan berpamitan
menuju hutan untuk mengambil pusaka,
Sesampainya di hutan Bumiloko mengucapkan mantra untuk menarik Mustakaweni.
Mustakaweni : “sungguh kakng ini tanpa pertimbangan dan perkiraan, mentang-mentang
Sakti kakanda prabu...
Adindamu seperti digulung prahara, melayang dan jatuh di hadapan
kakanda.. ada maksud apa tah kaknda prabu..?”
Bumiloko : “kamu itu adinda yang tidak tahu terimakasih, dari jauh kakanda awasi,
lindungi dan kawal namun setelah berhasil terus adinda lupa dan cepat-cepat
terbang menuju Imantaka, begitu kan...?
adindaku Mustakaweni, kakanda tidak mengira usahamu telah berhasil
mengambil Jamus kalimasada ”
Mustakaweni : “lahhh terus adinda harus bagaimana...? ”
Bumiloko : “kakanda mu ingin melihat Jamus Kalimasada itu seperti apa dinda...? ”
Mustakaweni : “baiklah kakanda prabu (mengambil Pusaka Jamus Kalimasada di kepalanya
dan menunjukan serta memberikan kepada Bumiloko)
Inilah wujud Jamus Kalimasada kakanda... ”
Bumiloko menerima pusaka jamus kalimasada dan berubah menjadi Bambang
Priyambodo. Lalu mereka berdua bertarung dengan hebatnya dan sama-sama kuat. Namun
Bambang Priyambodo berhasil kabur dan pergi kerumah Semar.
Semar : “bagaimana bambang priyambodo...? apa yang terjadi..?
Apakah ananda berhasil merebut kembali jamus kalimasada.. ”
Priyambodo : “iyaa uwa semar... ananda telah berhasil merebut Jamus Kalimasada”
Petruk : “mengapa raden kelihatan begitu gelisah setelah berhasil merebut Jamus
Kalimasada... ”
Priyambodo : “saat ini pasti Mustakaweni sedand mencari anada untuk merebut kembali
pusaka ini... ”
Petruk : “romo terus ini bagaimana...? ”
Priyambodo : “aku titipkan pusaka jamus Kalimasada ini kepadamu petruk, aku percaya
kamu bisa menjaganya... ”
Pertuk : “baiklah jika itu memang perintah raden, akan saya laksanakan, pusaka ini
Akan saya jaga... ”
Bambang Priyambodo menyerahkan Pusaka Jamus kalimasada kepada petruk
Priyambodo : “petruk jaga baik-baik pusaka ini... jangan kamu gunakan apalagi
disalahgunakan dan hilang ”
Petruk : “iyaa... Raden.. ”
Priyambodo : “sekarang ananda akan pergi untuk melawan Mustakaweni... ”
Semar : “baiklah ananda, doa restuku bersamamu... ”
Setelah kepergian Bambang Priyambodo, Semar memberi arahan tentang bagaimana
cara memnyimpan pusaka Jamus Kalimasada kepada Petruk. Dengan harapan petruk mampu
menyimpan dan menjaga pusaka jamus Kalimasada akan berhati-hati.
Semar : “petruk anakku... Jamus Kalimasada merupakan pusaka keramat dari
kerajaan Amarta, pusaka ini merupakan turun-temurun dari pada leluhur
pandawa ”
Petruk : “apa keistimewaan pusaka ini mo...? ”
Semar : “Jamus Kalimasada merupakan lambang kewibawaan amarta...
Selain itu juga untuk menangkal kesengsaraan, nasib celaka, atau hukuman
Tuhan..”
Petruk : “bagaimana caranya mo...? ”
Semar : “ada lima macam tindakan yang harus dilakukan setiap orang agar mendapat
keselamatan dunia dan akhirat. Lima tindaka itu berupa

1. Suci : setia dan jujur


2. Sentosa : adil dan bertanggung jawab
3. Kebenaraan : sabar, belaskasih dan rendah hati
4. Kesusilaan : sopan, santun, teguh memegang tata krama
5. Kepandaian : pandai ilmi, pandai memenangkan hati sesama, pandai
meredam nafsu... ”

Petruk : “mo... romo apa itu harus dilakukan semua ?”


Semar : “kelima perkara itu tidak boleh diabaikan salah satunya... ”
Petruk : “.jadi harus dilakukan serempak dan bersama-sama mo.. ”
Semar : “jika salah satu diabaikan maka akan mengalami kegagalan...
Bagi siapapunyang dapat memahami dan mengamalkan lima perkara
tersebut, akan mempunyai kekuasaan yang besar.. ”
Petruk : “ohhh jadi begitu tahh moo... ”
Semar : “anakkku petruk... saat ini keadaan telah genting.. pusaka Jamus Kalimasada
menjadi rebutaan.. pergilah kamu ke negara Lojitenegara, di sana pusaka
ituakan aman nak..! ”
Petruk : “baiklah Rama Semar... segera saya akan berangkat ke negara
Lojitenegara..
mohon doa restu romo... ”
Semar : “ berhati-hatilah nak... doa restu romo mu selalu bersamamu anakku.. ”
Karena kepandaian dan kecerdikannya petruk memahami dan mempelajari
jamus Kalimasada. Jadilah Petruk yang sakti, gagh perkasa, dan tanpa
tandingan. Petruk pun memanfaatkan keadaan itu dengan menjadi raja di
negara Lojitenegara.
Jaya Sentika : “siapa kau gerangan yang telah berani lancang memasuki kerajaanku dan
menerobos para prajurit...”
Patruk : “ hahaaaa... aku tidaklah penting, yang terpenting adalah aku bisa
mendapatkan apa yang aku inginkan..”
Jaya Sentika : “wahai rakyatku... apa yang engkau inginkan.. ? mungkin aku sebagai
rajamu dapat mengabulkan keinginanmu itu..”
Petruk : “sudahlah tidak usah berbasa-basi, kedatanganku kemari hendak memninta
tahta kerajaan Lojitenegara...”
“ha..haaa..haaaa...” (semua orang yang ada di ruang istana tertawa keras
setelah mendengar keinginan petruk)
Patih : “ dia...meminta...tahta...raja..” (semua orang kembali tertawa mencibir
petruk)
Petruk : “ wahai... prabu Jaya Sentika, sebaiknya engkau berikan tahtamu secara
sukarela, sebelum terjadi pertumpahan darah..”
Jaya Sentika : “lancang betul kau kisanak, aku akan memenggal kepalamu...”
Petruk : “tidak usah banyak bicara, aku layani semua keinginanmu prabu...”
Para patih dan prajurit menyerang Petruk namun sebelum para prajurit dan patih
mengenai petruk, keanehan terjadi.
Patih : “ada apa ini... lahh kok iya kekuatan saya hilang, tubuh ini pun menjadi
lemas”
Prajurit : “iya raja tubuh kami lemas...” ( patih dan prajurit tersungkur)
Jaya Sentika : “sebelum kamu mengabil tahtaku, terlebih dahulu langkahi
mayatku...hiiaaaat.... (prabu menyerang petruk tiba-tiba tubuhnya lemas
yang menyebabkan ia jatuh tersungkur)
Aduuuh ampun.... ampun... ”
Petruk : “bagaimana prabu jaya sentika...? kau serahkan kerajaanmu.. atau aku
akan memusnahkan kau dan kerajaanmu ini..”
Jaya Sentika : “ baik..baiklah.. saya serahkan tahta dan kerajaan ini kepada mu, tetapi
sebelumya kaku kembalikan dahulu kekuatanku..”
Petruk : “naahhh... dari tadi begitu dong.. kan tidak akan terjadi hal seperti ini..”
(membaca mantra dan mengembalikan kekuataan Prabu Jayasentika)
Jaya Sentika : “hiiiiaaaaat...” (tiba-tiba prabu Jaya Sentika menyerang Petruk kembali)
Petruk : “aaaiiiitt..” (petruk mengeluarkan senjatanya, dan untuk kedua kalinya
sang prabu jatuh tersungkur)
Jaya Sentika : “ampun...ampun saya tidak akan menyerang lagi”
Petruk : “kamu ini jangan sekali-kali berhianat, tahu sedirikan akibatnya...?”
Jaya Sentika : “kisanak sangat kuat telah mengalahkan kami...
Maka tahta, kerajaan, dan isinya milik kisanak... maaf maksud saya prabu..
kini prabu junjungan kami raja kami...”
Petruk : “hehe..hehe...heheee... (tertawa senang atas kemenanagannya)
Apa maksud dari kerajaan beserta isinya menjadi milik saya..”
Jaya Sentika : “semua yang ada di kerajaan ini milik prabu termasuk kekayaan dan
rakyat.
Kami akan menuruti keinginan dan perintah prabu....
Saya serahkan mahkota ini kepada prabu.. Tetapi prabu...”
Petruk : “tetapi kenapa...?”
Jaya Sentika : “ kini prabukan seorang raja, kami bawahan dan rakyat, namun kami
belum mengetahui nama sang prabu... ”
Petruk : “panggil saja saya raja Belgedulbeh...”
Jaya Sentika : “hidup prabu Belgeduelbeh... hidup raja Belgeduelbeh”
Petruk : “sudah...sudah.. sekarang saya ingin berpesta, siapkan segalanya sekarang
juga”
Selama menjadi raja, setiap hari petruk sealalu berpesta, senang-senang dan berfoya-
foya, tanpa memikirkan keadaan rakyat yang makin sengsara setelah petruk menjadi ratu.
Kondisi kerajaan amburadul, sistem kerajaan tak terkendali. Setiap kerajaan ditantang dan
ditaklukan termasuk Amarta.
Petruk : “selamat datang para padawa di alun-alun Lojitenegara yang asri ini...”
Arjuna : “anda ini siapa...? di mana raja Lojitenegara..?”
Petruk : “ aku ini raja dari Lojitenegara... namaku Belgeduelbel..”
Arjuna : “lahh wong raja kok iya begini ...”
Bima : “namanya juga aneh...”
Petruk : “sudahlah arjuna jangan kau menhina aku ini, urusi saja istri-istri mu yang
banyak itu dan jangan telantarkan anak-anakmu...”
Arjuna menarik tali busurnaya namun arjuna tidak memiliki kekuatan untuk
meneruskan mearik tali busurnya hingga anak panah terlepas dari tali.
Arjuna lemas dan jatuh.
Petruk : “dan kamu Bima, kamu itu hanya bandanya saja yang besar, kekuatan dan
otakmu itu tidak sebesar badanmu”
Bima : “saya ini memiliki kekuatan yang besar, bukan hanya tubuh saya saja yang
besar, tubuh saya juga tidak mempan bila terhadap racun apapun... jiaaaah”
(Bima mengankat gadanya dan bersiap-siap untuk memukul petruk, namun
naas gada itu jatuk dan menimpa kakinya karenya hilangya kekuatan dan
kesaktian bima yang tiba-tiba)
Petruk : “hei... raden Yudhistita...apa kamu ini ingin sepetri adik-adikmu terkapar
lemah tak berdaya.. kamu ini raja yang terlalu lemah lembut dan jujur, apa
iya kamu bisa bertarung..? ”
Yudhistira : “bukankah pemimpin seperti itu yang baik, tidak seperti kamu yang selalu
berfoya-foya dan bersenang-senang tanpa memikirakan rakyatmu yang mati
kelaparan..”
Petruk : “diam kau Yudhistira... aku bersenang-senang dan berfoya-foya kan
memakai uangku sendiri, hartaku sendiri.. aku akan membuat mu diam
seperti adik-adikmu itu” (dan seketika itu juga tubuh Yudhistira lemas
seperti tak bertulang yang memnyababkan ia jatuh tersungkur)
Petruk : “sekarang giliranmu si kembar, Nakula Sadewa...”
Nakula : “semua kakandaku telak anda taklukan... maka dari itu saya menyerah
saja”
Petruk : “kamu sadewa...?”
Sadewa : “begitu juga dengan saya, prabu tidak ada gunanya saya melawan anda tah
akhirnya saya juga akan anda kalahkan...”
Sementara itu di rumah bambu dekat hutan Semar sedang meratapi
kepergian Petruk yang hilang tanpa kabar.
Semar : “namanya orang ditinggal anak pergi tidak pamit dan tiada kabar iya
begini ini rasanya, siang dan malam kepikiran, tidak enak makan, hati
sedih...” (dengan nada sedih sambil menangis)(gareng dan petruk datang)
Bagong : “romo... romo Semar kenapa..?”
Gareng : “our dedy is crying, why...why...why.. because he is cengeng..”
Semar : “dicari kemana lagi, itu si petruk... anak itu kok iya senangnya bikin orang
tua merana. Petruk Petruk berkelana iya boleh tapi mbok iya ya kasih
kabar..
Kirim surat”
Gareng : “he eeeh kirim surat...”
Semar : “Email atau sms”
Gareng : “ hee eeeeh kalau perlu bbm biar ada gambarnya moo...”
Bagong : “loooh kang bbm kan buat motor kang...”
Gareng : “bbm itu bukan bahan bakar minyak bagong, tapi blackberry
messengeratau kirim pesan lewat aplikasi gong...”
Kalau perlu pake 3G mo biar ada gambar hidupnya”
Semar : “terserah mau email, sms, bbm atua biji..”
Bagong & Gareng : “ 3G mo bukan biji...”
Gareng : “sudahlah mo jangan sedih terus-terusan...”
Semar : “mestinya kalian tahu sekarang petruk ada di mana...”
Bagong : “mana kami tahu mo, kalau kami tahu kami sudah ajak kang petruk pulang
mo...”
Gareng : “kami sudah mencari keseluruh penjuru, tetapi tidak juga menemukan rupa
petruk.....”
Semar : “ditinggal pergi, anak tanpa kabar itu susah ...”
Gareng : “ sudahlah mo, jangan terlalu dipikir nanti romo sakit...
Petruk itu kan sudah tua, pasti bisa jaga diri mo..”
Semar : “yang menjadi pikiran itu, perginya petruk membawa pusaka Jamus
Kalimasa milik pandawa...”
Bagong : “ohh begitu tah mo...”
Semar : “kalu sampai pusaka Jamus Kalimasada jatuh ke tangan orang serakah,
lalu berbuat angkara murka. Akibatnya bisa berbahaya, malapetaka akan
tiba...”
Gareng : “apalagi sampai petruk sembrono...”
Bagong : “iya betul betul betul...”
Semar : “apa yang terjadi saat ini akibat petruk hilang, serupa dengan apa yang
terjadi di negri ini (sambil menagis )
“bumi bagi digoncang, laut seperti di aduk, gelombang setinggi gunung,
tsunami melanda daratan akibatnya kering lautan, seisi samudra di
panggang matahari...”
Gareng : “sabar romo sabar...”
Semar : “gempa mengguncang bumi 7 kali sehari, musibah yang seakan tak pernah
habis, gunung meletus menuntahkan lahar, tanah runtuh, banjir di mana-
mana, kabut asap menutup matahari...”
Bagong : “memang benar begitu romo...?”
Semar : “anehnya ditenagah perkara itu, 2 anak bajang asik bermain, tak peduli
apapun yang satu membawa batok berlubang 3, bila mau bikin kering
samudra. Yang lain mengegam sapu lidi bila bisa menyapu angin dan
menyapu bersih isi bumi...”
“pertengkaran 2 anak bajang kian menambah dasyatnya goro-goro..”
Bagong : “aduhh romo seram amat... memangnya segawat itu romo..?”
Semar : “gareng sini leee...”
Gareng : “iya romo...”
Semar : “ bagong kamu juga...”
Bagong : “iyaa... sip romo”
Semar : “sebentar lagi kita akan mencari petruk, aktunta sudah tiba...”
Bagong : “sebentar lagi, sebentar laginya kapan mo...?”
Semar : “tunggulah anakku bagong...”
Ketika mereka sedang ngobrol prabu kresna datang untuk menemui semar
Semar : “menghaturkan salam sejahtera prabu kresna...”
Kresna : “iya kakang semar, terimakasih. Salam kembali u tuk kakang semar...”
Gareng & Bagong : “salam prabu kresna...”
Kresna : “iya gareng dan bagong... salam kembali untuk kalian berdua”
Semar : “ada apa perlu apa paduka ? hingga paduka datang ke gubug kami...”
Kresna : “kedatangan saya kemari hendak menanyakan apakah sudah ada informasi
mengenai keberadaan petruk ...?”
Gareng : “kami juga bingung prabu, sudah dicari kemana-mana namun tidak ada
hasil, saya sendiri sebagai kakak yang kehilangan adik juga bingung...”
Kresna : “kakang Semar ...”
Semar : “Bagimana prabu ?”
Kresna : “saya mendengar beerita, bahwa di negara Lojitenegara diangkat seorang
raja baru, namun raja itu tingkanya aneh dan mempunyai tabiat yang
mencirigakan
Saya akan mengajak kalian semua ke Lojitenegara siapa tahu mendapat
petunjuk keberedaan petruk ”
Semar : “iya prabu... baiklah”
Kresna : “mari... kita berangkat”
Ketika semua aorang telah beristirahat setelah berpesta. Petruk duduk sendiri di kursi
ratu, jiwanya gelisah, ketentraman tidak ditemukan di hatinya.
Petruk : “mau ada apa yah... perasaankok tidak enak begini ... tumben tidak seperti
biasanya... setiap hari hatuku berdebar-debar tidak tenang”
Ketika petruk senang bicara pada dirinya sendiri, prabu kresna, semar,
gareng dan bagong datang,.
Petruk : “siapa yang baru datang...” (sambil bangkit derdir dari kursi)
Semar : “tidak usah berpura-pura, saya adalah bapaknya petruk... kalau kamu
belum tahu”
Gareng : “saya kakangya petruk...”
Bagong : “dan saya adiknya petruk...”
Petruk : “ o m o ng k o s o ng...”
Semar : “kamu itu kami cari setiap hari, dan setiap hari pula kamu menjadi
pikiran...”
“hayuuuu... P U L A N G” (dengan nada tinggi)
Petruk : “pulang bagaimana ?”
Semar : “pulang kenegaramu sendiri...”
Bagong : “iya kakang pulanglah kasihan anak istrimu...”
Petruk : “apa maumu...? kamu siapa...? aku siapa..?”
Semar : “AKU SEMAR... KAMU PETRUK..” (nada marah)
“jangan pura-pura lagi”
Petruk : “kamu siapa ?” (menunjuk prabu kresna)
Kresna : “saya tuanmu...”
Petruk : “tuan siapa ?”
Semar : “anakku... apa maksudmu menjadi ratu di sini ? ”
Apa maumu nak ?”
Petruk : “aduh romo maafkan saya... prabu kresna mohon maafkan saya”
Semar : “kamu berbuat seperti ini apa maksudmu ?”
Petruk : “sebelumnya mohon maaf, saya mengakui bahwa tindakan saya ini salah..
maksud hati hanya ingin mengingatkan para pandawa, termasuk paduka
juga..”
Sebab mengapa.. kelihatanya para pandawa lupa akan kewajibannya yang
membuat rakyat tidak tentram. Para pandawa mementingkan diri sendiri
dan keluarga, sehingga petruk petruk ini pada menangis “
Kresna : “ada benarnya juga yahh kakang semar...”
Semar : “anakku perbuatanmu itu memang benar hanya saja caranya yang salah...”
Petruk : “jadi prbuatan saya ini salah ya mo...”
Gareng : “iya truk gara-gara kamu pergi pekerjaan ku menjadi terbengkelai,
tanganku Cuma dua, tidak semua pekerjaan mampu aku bereskan. Aku
seperti memiliki 2 rumah tangga, rumah tanggamu kan juga menuntut
kepadaku, lama-lama rontok juga tulang belulangku...”
Petruk : “maafkan adikmu ini kakang gareng yang telah menyusahkan mu
Saya meninta maaf kepada semuanya, maafkan yahh...”
Kresna : “iya... demikan juga saya... memang seharusnya pemimpin iti memikirkan
kesejahteraan rakyatnya”
Petruk : “sekali lagi saya meminta maaf... telah membawa pusaka jamus
kalimasada milik pandawa. Bukan karena saya tidak tahu adat namun saya
hanya ingin membuktikan bila benar dan jujur dalam mengamalkan
mengetahui maknanya. Maka bisa memberi rasa tentram, aman, dan
bahagia.. dan setahu saya isi jamus kalimasada itu mengagungkan Tuhan
yang Mahaesa”
Kresna : “iyaa petruk...”
Petruk : “tolong prabu, setelah saya mengembalikan pusaka ini sampaikan kepada
prabu Yudhistira supanya ingat akan dharmanya sebagi ratu yang harus
melindungi rakyat...”
Jalus kalimasada dikembalikan kepada kresna, dan kresna pun kembali ke
amarta untu mengambalikan pusaka jamus Kalimasada itu.
Semar : “gareng, petruk, dan bagong... kesini le..!”
Petruk : “baik romo...”
Semar : “romo akan kasih tahu sesuatu yang sangat penting...”
Bagong : “penting kang... penting”
Semar : “dengar yahh... kita ini..! Cuma..! panakawan.. atau rakyat biasa”
Gareng : “tidak menambah informasi...”
Semar : “kita ini memang panakawan dan selamanya akan tetap panakawan,
jangan jangan merasa rendah lee jadi panakawan. Ini tugas mulia, amanah
dari langit...”
Bagong : “iya romo... kita ini memang panakawan tidak lebih tidak kurang”

TAMAT
TOKOH

1. Petruk : pandai, cerdik, lucu


2. Semar (ayah petruk) : sabar, sakti, terkenal, bijaksana
3. Gareng (kakak petruk) : setia, bertindak hati-hati
4. Bagong (adik Petruk ) : nakal, lucu, bengang-bebgong
5. Drupadi (istri Yuddistira) : setia, berbakti kepafa suami
6. Srikandi (istri Arjuna) : teguh, pandai memanah
7. Mustakaweni : cantik, penciri, sakti
8. Bambang Priyambodo (anak Arjuna) : tampan, sakti
9. Kresna : bijaksana, membela kebenaran, ramah
10. Yudhistira : sabar, adil, jujur, bijaksana, lemah lembut
11. Bima : gagah berani, kuat, tabah
12. Arjuna : pendiam, lemah lembut, sakti, pandai memanah
13. Nakula : sakti, jujur, setia, taat pada orang tua
14. Sadewa : sakti, jujur, setia, taat pada orang tua
15. Jaya Sentika : bijaksana, sakti
SINOPSIS

Ketika pandawa pergi ke Saptaarga untuk membangun candi, Gatut Kaca datang ke
istana Amarta dan mengambil Pusaka Jamus Kalimasada. Numun Sri Kandi memergokinya
ketika dia sedang melatih prajurit wanita. Terjadi peperangan antara Mustakaweni, Sri Kandi
dan Prajurut wanita. Karena Mustakaweni sangat sakti prajurit wanita kalah. Ketika Sri
Kandi memanah Gatut Kaca, tiba-tiba Gatut Kaca berubah wujud menjadi wanita cantik
yang bernama Mustakaweni.
Lalu Sri Kandi memngutus Bambang Priyambodo untuk merebut kembali Jamus
Kalimasada. Setelah Bambang Priyambodo berhasil, ia menitipkan pusaka Jamus Kalimasada
kepada Petruk. Semar ayah petuk memberi tahu tenteng isi dan kegunaan jamus kalimasada
dengan harapan petruk mampu untuk menyimpan pusaka tersebut. Karena kecerdikan dan
kepandaian Petruk ia mempelajari pusaka tersubut hingga berhasil. Dan Petruk menjadi
seorang yang sakti dan kuat tak terlakahkan.
Petruk pegri ke Negara Lojitenegara dan meminta tahta dari ratu Jaya Sentika dan
berhasil. Selama menjadi raja Petruk selalu mengadakan pesta. Rakyat menjadi sengsara.
Kondisi kerajaan amburadul, sistem kerajaan tak terkendali.
Hingga suatu hari Prabu Kresna mendengar ada raja baru rang diangkat di
Lojitenegara. Dia curiga bahwa raja tersebut merupakan jelmaan dari petruk. Dan prambu
kresna mengajak Semar, Gareng, dan Bagong untuk bertemu Raja tersebut. Setelah bertemu
semer mengenali raja tingah laku dan gerak-geri raja tersebut sepetri Petruk. Semar
mendesak raja tersebut untuk mengaku. Dan ternyata benar dia adalah Petruk. Petruk
meminta maaf dan mengembalikan Pusaka Jamus Kalimasada kepada Prabu Kresnya untuk
di serahkan kepada pandawa.
MELI HARTANTI, Lahir di Cilacap, 29 Mei 1994.
Meyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri Bulaksari 01.
Sekolah Menegah Pertama di SMP N 1 Bantarsari.
Kemudian melanjutkan ke SMK Yos Sudarso
Kawunganten. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan
studi di Universitas Galuh Ciamis pada Program
Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan.
Saat ini penulis bergiat di Komunitas Cipta Sastra
Indonesia Prodi Diksatrasiadan Kelompok Musikalisasi
Puisi “Melodi”
Penulis pernah menulis sebuah cerpen Denting Kasih
Di Senja Hari pada bulan Mei 2015. Tulisan yang
diterbitkan yaitu Kumpulan Puisi Suara Hati pada bulan
Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai