Makalah Kombis Kelompok 11
Makalah Kombis Kelompok 11
“Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Komunikasi Bisnis”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok 11
1. Rizky Aditya Ananda : (0503183337)
2. Nurul Husna : (0503182212)
3. Shopia Marwah Rangkuti : (0503183350)
KELOMPOK 11
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 1
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 2
A. Persiapan negosiasi……. 2
B. Pentingnya Sikap Terhadap Perselisihan dan konflik…………………………………2
C. Mengembangkan Filosofi Sama-Sama Menang dalam Negosiasi…………………….2
D. Taktik Negosiasi dan Gaya Negosiasi…………………………………………………3
E. Empat Perilaku Negosiasi…………………………………………………………….3
F. The Five International Negosiation
International…………………………………………4
G. Kemampuan Komunikasi Non Jurnalistik : Lobi………………………………………
5
H. Teknik Persuasi………………………………………………………………………..6
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….. 7
A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Negosiasi adalah bentuk interaksi yang dilakukan untuk mencapai suatu kesepakatan.
Negosiasi biasa dilakukan diantara dua pihak atau lebuh dengan kepentingan yang
saling bertentangan dan berkehendak untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
Bersama.
Pada beberapa kasus, negosiasi melibatkan pihak ketiga yang disebut sebagai
negosiator. Negosiator berperan sebagai penengah bagi pihak yang melakukan
negosiasi, dan biasanya memiliki keahlian dalam negosiasi serta etika bisnis yang
baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan negosiasi
Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam persiapan bernegoisasi :
1. Melakukan pengukuran diri
Ditahap ini negosiator perlu melakukan :
- Sasaran yg ingin dicapai
- Strategi yang akan digunakan untuk mengarahkan jalannya negosiasi
- Taktik yang akan digunakan selama negosiasi
- Menetapkan BATNA (best alternative of the negotiated agreement)
- Menentukan reservation point
- Menentukan komposisi anggota tim dan peran masing-masing
2. Melakukan pengukuran terhadap pihak lain
Pada tahap ini negosiator perlu melakukan :
- Perkiraan anggota tim dari pihak lain dan masing-masing oerannya, termasuk
menenali hidden table nya.
- Mengidentifikasi siapa pembuat keputusan utama dari pihak lain.
- Menentukan kepentingan pihak lain dalam bernegsiasi dan posisi prioritas
yang akan diambil oleh pihak lain selama negosiasi
- Menentukan BATNA dan reservation point dari pihak lain
3. Melakukan pengukuran terhdap situasi
Pada tahap ini negosiator perlu melakukan analisis sikon yg dapat
mempengaruhi negosiasi, seperti;
- Perkiraan lamanya negosiasi : sekali selesai, berkali-kali, dsb
- Perkiraan aspek-aspek yang mungkin berkembang dalam negosiasi (politik,
hukum,dll)
- Memperkirakan sifat negosiasi yang akan berkenbang : ada sesuatu yang dapat
di Exchange atau bakal terjadi dispute
- Memperkirakan ada tidaknya dampak berantai dari nefosiasi yang akan
dilakukan
- Menetapkan ada tidaknya persetujuan yang harus dibuat di akhir perundingan
(https://slideplayer.info/slide/2623109/)
2
Kunci untuk mencegah memburuknya konflik adalah dengan menangani pada
tahap yang masih dini. Ada dua strategi utama untuk melakukan hal ini:
1. Mencegah konflik
Banyak strategi dan taktik negosiasi termasuk yang telah dijelaskan dalam
pertemuan kuliah sebelumnya, dapat digunakan untuk mencegah
timbulnya konflik. Alternatif metode dan teknik lain yang dapat digunakan
untuk mencegah konflik :
- Komunikasi yg terbuka
- Mengenali kebutuhan lawan
- Merespon kebutuhan timbal balik
2. Menangani konflik
Terjadinya konflik tidak dapat dicegah, tapi yang ada adalah
mengendalikannya. Konfrontasi dapat digunakan untuk mengendalikan
konflik dan mencegah memburuknya konflik yang muncul selama
negosiasi. Pihak-pihak yang terlibat dipaksa untuk berinteraksi dan
membahas perbedan yang ada secara terbuka sehingga dapat
menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi
3. Penangguhan
Jika dalam posisi sulit usulkan penangguhan negosiasi setidaknya 5 menit
atau sehari penuh tergantung tingkat masalah yang timbul. Setidaknya
dengan penangguhan dapat memberikan kesempatan bernafas dalam
negosiasi.
(23153-ID-mengenali-konflik-dalam-negosiasi.pdf)
3
pikiran dapat dikemukakan secara bebas dan bertanggungjawab; pusatkan perhatian pada
masalah, bukan pada pribadi yang terlibat; ketahui apa yang hendak dicapai bersama; jangan
menanggapi pertanyaan-pertanyaan retoris yang dimanfaatkan untuk mendukung
kedudukan salah satu pihak bukan untuk mengemukakan kepentingan bersama.
4
4. Not moving [letting be] : Mengamati, memperhatikan, memusatkan perhatian pada “here
and now”, mengikuti arus, luwes, menyesuaikan diri dengan situasi dan menyukainya.
5
dari perkiraan awalnya. Hal ini mengakibatkan terganggunya anggaran keuangan perusahaan
akibat alokasi gaji general manager baru tersebut.
Komunikasi Verbal dan Non-verbal
Komunikasi (baik verbal maupun non-verbal) merupakan kunci terpenting dalam negosiasi.
Seorang negosiator wajib memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan
efektif agar dipahami oleh pihak lain dalam negosiasi. Seringkali, komunikasi yang kurang
jelas menimbulkan kesalahpahaman yang dapat merubah situasi negosiasi.
Sebagai contoh, Jack Welch, sang legenda manajemen dari General Electric,
menggunakan Teknik 4-bloker untuk menyampaikan gagasannya dalam tiap meeting
perusahan. Teknik presentasi 4-bloker menggunakan 1 slide power point saja dengan fokus
pada 4 area (What, Achieved, Under The Spotlight, and What's Next). Teknik ini "memaksa"
presenter untuk menyederhanakan sekaligus memperjelas apa yang ingin disampaikan.
Dengan implementasi teknik ini, negosiasi dalam meeting-meeting General Electric berjalan
dengan lebih efisien sekaligus efektif.
Kemampuan melakukan lobi [lobbying] adalah pendekatan non verbal yang sering digunakan
dalam mencapai kesepakatan tertentu [transaksi]. Sebagai aktivitas komunikasi, lobi tidak
jarang justru lebih efisien untuk mempengaruhi orang lain demi mengambil keputusan sesuai
dengan yang diinginkan. Malakukan lobi adalah melancarkan persuasi, yakni mempengaruhi
orangorang lain tanpa harus merasa dipengaruhi oleh orang-orang lain itu. Ketika peluang
telah berhasil diidentifikasikan, seorang manajer harus segera mencari alternatif-alternatif
realisasinya. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab antara lain :
Pada saat menjawab pertanyaan terakhir itulah rencana komunikasi disusun. Aktivitas
komunikasinya meliputi pra-produksi dan pasca-produksi. Salah satu kelemahan eksekutif
dalam hal ini adalah kurangnya inisiatif untuk melakukan pendekatan langsung ke sasaran
melalui lobbying . Sementara manajer tetap yakin dan percaya pada pendekatan prosedural,
formal, sambil menunggu dan terus menunggu. Padahal pendekatan prosedural-formal
seringkali membutuhkan waktu, karena melalui birokrasi tertentu. Selain itu, pendekatan
tersebut masih menimbulkan keraguan bagi komunikan.
6
Untuk menentukan sikap , masih dibutuhkan kredibilitas performance [unjuk kerja] secara
nyata. Karenanya sikap aktif untuk mengambil inisiatif komunikasi interpersonal sangat
dibutuhkan. Dalam melakukan lobi ada beberapa pendekatan :
Empati, yakni berusaha menempatkan diri pada situasi dan kondisi komunikan.
Ciptakan suasana konsensus agar kerangka referensi terbentuk. Ketahui terlebih dulu
sifat-sifat khas yang dimiliki komunikan, misalnya hobi, kebiasaan, dan sebagainya.
Buatlah janji untuk bertemu, jangan memaksa. Persiapkanlah masak-masak segala
sesuatu yang akan dikemukakan. Jika dinilai perlu, persiapkan pula proposal,
dokumen, dsb.
Bersikaplah wajar, tenang, jujur, dan percaya diri.
Perhatikan kondisi psikologis komunikan. Apabila komunikan terlihat lelah atau tidak
sehat, pembicaraan sebaiknya dilakukan secara seperlunya saja. ! Tepatilah janji yang
sudah dibuat.
H. Teknik Persuasi
Teknik persuasi -komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang
lain- bukan hanya dipakai dalam kegiatan pemasaran dan periklanan. Ternyata, ia juga
banyak digunakan untuk kegiatan komunikasi yang lazim di bidang hubungan
kemasyarakatan, yaitu public relations (PR).
Kenneth E Andersen dalam bukunya, Introduction to Communication Theory and Practice,
membatasi pengertian persuasi hanya pada komunikasi antarpersonal. Ia mengatakan bahwa
ada tiga pergeseran penekanan yang penting antara batasan persuasi dan komunikasi.
Pertama, komunikasi didefinisikan sebagai upaya “memengaruhi” kognisi, yakni
menimbulkan dampak pada kognisi itu. Kedua, penekanan pasa kesenjangan dan perubahan,
yaitu menyebabkan perubahan tanpa menggunakan paksaan.
7
Dan pergeseran ketiga, penekanan dari definisi persuasi adalah perubahan pada sikap atau
kegiatan yang diinginkan oleh komunikator. Demikian Kenneth E Andersen yang selanjutnya
menandaskan bahwa secara esensial persuasi adalah clearlygoal-directed behavior, jelas-jelas
diarahkan kepada perilaku tertentu.
Penulis buku Strategi Public Relation, Silih Agung Wasesa mengatakan, teknik persuasive
mind dipakai oleh seorang personel PR dalam melakukan persuasi dengan cara memasuki
arena pola pikir target audience. Teknik ini merupakan integrasi antara komunikasi dan
psikologi dengan model penanganan krisis citra yang banyak mengacu pada penanganan
krisis manajemen (Silih Wasesa, 60: 2006).
Keahlian dan ketrampilan seorang PR akan teruji manakala dia bisa menggunakan teknik
persuasi saat perusahaan sedang menghadapi krisis atau masalah baik internal maupun
eksternal.
Saat krisis terjadi, PR menjadi jembatan atau penghubung manajemen dengan publik atau
audiens. Dengan fungsi yang demikian, maka PR harus pandai-pandai menempatkan diri dan
bisa menyampaikan komunikasi secara tepat.
Ada beberapa teknik persuasi yang perlu dikuasai oleh seorang PR.
Pertama, Teknik Persuasi Partisipatif.
Ini teknik membujuk atau memengaruhi orang lain dengan cara terlibat langsung di dalam
kegiatan komunikasi yang sedang dilakukan. Seorang personel PR bisa menggunakan artis
sebagai endorser untuk melakukan kegiatan kampanye agar bisa mengirimkan pesan
komunikasi yang lebih efisien ke benak publik.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk menghilangkan kesan bahwa suatu organisasi atau
program atau produk tersebut hanya untuk kalangan atau wilayah tertentu. Hal ini juga
bertujuan untuk menarik simpati kalangan masyarakat secara lebih luas. Misalnya, kampanye
antinarkoba dengan menggunakan duta narkoba dari kalangan public figure seperti musikus
Slank atau yang lainnya.
Kedua, teknik persuasi asosiatif.
Seorang anggota PR yang ingin menggunakan teknik persuasi asosiatif harus pandai
membuat hubungan asosiasi antara suatu objek dengan tokoh, kejadian atau peristiwa tertentu
sehingga bisa menumbulkan kesan bahwa itu bermanfaat, patut dicontoh dan perlu.
Hanya saja, saat menggunakan objek atau tokoh harus benar-benar dipilih secara positif agar
pesan atau citra yang disampaikan menjadi sangat kuat. Untuk kegiatan humas internasional,
hal-hal yang asosiatif itu perlu disesuaikan dengan pengasosiasian yang lazim dikenal dan
dipahami di negara tempat kita melaksanakan kegiatan kehumasan.
Misalnya dalam kegiatan peluncuran produk, warna pink selalu diasosiasikan dengan sifat
yang feminin. Namun, bila warna feminin itu disematkan pada produk fashion untuk cowok,
yang muncul adalah warna yang ceria dan cerah.
Ketiga, Emotional appeal.
8
Kegiatan komunikasi yang dilakukan diarahkan untuk menggugah perasaan, menumbuhkan
atau menanamkan kesan yang mendalam, atau membangkitkan emosi menyangkut hal yang
menarik serta membekas di hati sanubari sehingga timbul kesan yang tidak mudah dilupakan
atau lebih menonjol dibanding yang lain.
Dalam kegiatan humas internasional, hal-hal yang membangkitkan kenangan atau emosi itu
perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebiasaan emosional bangsa atau penduduk setempat di
negara tempat dilaksanakannya kegiatan kehumasan tersebut. Misalnya, dalam final
pertandingan sepak bola piala AFF antara kesebelasan Indonesia melawan Malaysia,
diperdengarkan lagi Garuda di Dadaku. Lagu ini cukup membakar semangat nasionanalisme
yang tinggi sehingga cukup ampuh dalam menggiring massa untuk nonton ke Gelora Bung
Karno Jakarta.
Keempat, teknik persuasi fear arousal.
Ini upaya pencapaian tujuan komunikasi dengan cara menyampaikan pesan atau informasi
yang menimbulkan kecemasan, kerisauan, dan rasa penasaran. Lazimnnya dilakukan dengan
cara menakut-nakuti orang lain bahwa jika mereka tidak mematuhi pesan atau tidak
menggunakan suatu produk tertentu maka akan mendapatkan rugi.
Dalam kegiatan humas internasional, hal-hal yang dapat menimbulkan kecemasan itu perlu
disesuaikan dengan budaya, kebiasaan, persepsi, dan pola pikir di negara tempat
melaksanankan kegiatan kehumasan. Hal-hal yang menimbulkan kecemasan pada suatu
bangsa itu berbeda-beda, sehingga kita harus jeli memilih tema fear arrousal tersebut.
Misalnya, dalam kampanye pencegahan penyakit AIDS lewat penularan jarum suntik atau
narkotika. Jarum suntik dengan narkoba adalah cara persuasi yang dilakukan untuk
menumbuhkan rasa takut masyarakat untuk tidak mengonsumsi narkotika dan bergantian
menggunakan jarum suntik.
Teknik persuasi kelima, pay off idea.
Ini disebut sebagai pola yang memberikan janji-janji tertentu. Kegiatan komunikasi ditempuh
dengan cara menjanjikan imbalan atau hasil yang memuaskan apabila orang, keluarga,
konsumen, atau khalayak melaksanakan pesan atau melakukan anjuran yang disampaikan.
Untuk kegiatan humas internasional, hal-hal teknik menjanjikan hasil atau imbalan tersebut
tentunya harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Misalnya, di negara maju pay off berupa
keuntungan materi atau finansial kurang tepat dibandingkan dengan imbalan yang
menyangkut manfaat atau kebahagiaan yang bisa dicapai.
Contoh, iklan pantene yang diperankan Anggun C Sasmi, yaitu penyanyi berskala
internasional. Iklan menjelaskan manfaat penggunaan shampo Pantene yang menghasilkan
rambut lembut dan tidak rontok seperti rambut Anggun yang hitam, berkilau, dan terawat.
Dengan tag line “rambutku ga rontok lagi, bebas rambut bercabang”.
Komunikasi yang persuasif bukan sekadar menarik perhatian orang, tapi diupayakan sampai
orang tersebut melaksanakan tindakan yang dikehendaki si komunikator.
Lebih jauh, pelaksanaan komunikasi persuasi selalu harus memperhatikan lima hal seperti
yang dikatakan oleh Wilbur Schramm dalam “A-A Procedures”.
9
Kelima hal itu adalah attention (memancing perhatian), interest (menarik
minat), desired (membangkitkan hasrat/keinginan), decision (mendorong orang mengambil
keputusan), dan action (menggerakan agar orang melakukan tindakan).(AHM)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Irwansyah. 2017. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Rosnaini Daga. 2020. Komunikasi Bisnis. Indramayu: penerbit adab
Purwanto. 2011, Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
Widjaja. 1997. Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi Aksara
Ron, Ludlow. 2000. The Essence of Efective Communication. Yogyakarta: Andi And Person
Education Asia
11