Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

NEGOSIASI KONFLIK
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Konflik
Dosen Pengampu : Victor Diwantara, S.E., MM

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

1. VINTA DELIYANI HARAHAP ( 504210099 )

2. SRI AYU NINGSIH ( 504210098 )

3. RIZKI NANDA SAPUTRA ( 504210094 )

4. M. ZIDAN AFRAINSYAH ( 504210108 )

KELAS 5C
PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “NEGOSIASI KONFLIK”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Konflik. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang definisi negosiasi, praktik
negosiasi, prosedur penyelesaian konflik, resolusi konflik serta perubahan konflik bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami sangat menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini, penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini

Dan kami juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih cukup jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kami sangat berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi semua
pembaca. Saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan, sehingga kedepannya
makalah ini dapat tersaji menjadi lebih baik lagi.

Jambi, 19 Oktober 2023


Tim Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Definisi Negosiasi .................................................................................... 3


B. Contoh Praktik Negosiasi......................................................................... 4
C. Prosedur Penyelesaian Konflik atau Resolusi Konflik ............................ 6
D. Perubahan Konflik .................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10

A. Kesimpulan................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya setiap individu dianugerahkan karakteristik – karakteristik yang
berbeda antara satu sama lain, perbedaan – perbedaan karakteristik tersebut tidak jarang
membuat gesekan-gesekan dalam setiap aspek kehidupannya, inilah yang kemudian muncul
istilah manusia tidak luput dari masalah atau biasa disebut juga dengan konflik. Menurut
Robbins & Judge (2013) konflik adalah sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki
persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan memengaruhi secara
negatif. Sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Konflik ini
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Konflik yang senantiasa muncul tersebut harus mendapatkan penanganan dengan cepat
dan tepat agar konflik yang ada tidak berlarut-larut dan menyebar ke substansi konflik yang
lain. Tanpa kita sadari setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Menurut
Ivancevich (2007) negosiasi merupakan sebuah proses dimana dua pihak (atau lebih) yang
berbeda pendapat berusaha mencapai kesepakatan. Negosiasi biasanya dilakukan untuk
mendapat jalan tengah dalam sebuah kasus agar keadaan bisa memenuhi titik terang dan jalan
penyelesaian. Organisasi yang sedang konflik sebaiknya melakukan negosiasi untuk
mendapatkan apa yang diinginkan dari pihak lain yang memilikinya dan yang juga mempunyai
keinginan atas sesuatu yang dimiliki. Ada bermacam-macam pendekatan, proses, dan jenis-
jenis yang selanjutnya akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya

yaitu sebagai berikut :

1. Apa definisi dari negosiasi?

2. Bagaimana contoh praktik dari negosiasi?

3. Bagaimana prosedur penyelesaian konflik?

4. Apa saja resolusi konflik?

5. Bagaimana proses dari perubahan konflik?


1
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan penulis dapat :

1. Menjelaskan tentang definisi dari negosiasi

2. Memahami contoh praktik dari negosiasi

3. Mengetahui prosedur penyelesaian konflik

4. Memahami apa itu resolusi konflik

5. Mengetahui bagaimana proses dari perubahan konflik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Negoisasi

Negosiasi merupakan suatu kegiatan yang terencana tentang apa yang harus dicapai,
bagaimana, dan dengan apa yang harus dikorbankan untuk mencapai suatu kata sepakat. Sesuai
dengan pernyataan Sukmawati, negosiasi bisa dikatakan sebagai bentuk interaksi sosial dengan
tujuan untuk mencapai suatu kesepakatan yang saling menguntungkan, mengingat dalam
proses negosiasi pihak -pihak yang terlibat berusaha untuk sama-sama menyelesaikan masalah
yang berbeda dan bertentangan. Menurut Parmitasari, negosiasi merupakan perundingan
diantara para pihak yang melakukan proses tawar menawar. Terdapat pihak yang melakukan
penawaran (offer) kepada pihak lain, dan akan ada penerimaan (accept) dari pihak yang
lainnya. Parmitasari menambahkan, proses tawar menawar juga merupakan salah satu kegiatan
dari komunikasi. Pada konteks proses komunikasi, seorang negosiator memiliki peran sebagai
komunikator yang mengawali proses terjadinya komunikasi dalam negosiasi. Maka dari itu,
sebagai komunikator, negosiator harus memahami kliennya yang di pihak lain berperan sebagai
komunikan.

Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang didasarkan pada data riel yang
akurat dan faktual, sehingga setiap argumen dan kehendaknya tidak terlepas dari fakta yang
ada. Disamping itu juga harus ditopang dengan negosiator yang handal dan professional, yang
memahami tujuan negosiasi dilakukan dan mempunyai daya kemampuan optimal dalam
menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi dan terhindar dari kemungkinan dead
lock. Semua orang memerlukan kemampuan negosiasi yang baik, karena negosiasi hampir
setiap saat terjadi tanpa kita sadari. Negosiasi yang tidak efektif dalam organisasi akan
berdampak :

1. Tidak dapat mempertahankan kontrol emosi dalam diri dan lingkungan


2. Tidak tercapainya tujuan dikarenakan masing-masing pihak belum dapat
mempunyai persepsi yang sama.
3. Timbulnya suatu konflik yang menyebabkan hubungan menjadi kurang baik
4. Timbulnya stress pada orang yang terlibat pada negosiasi.
5. High Cost dalam sisi waktu, pikiran, tenaga dan biaya.

3
B. Contoh Praktik dari Negosiasi Bisnis
1. Studi kasus pada negosiasi bisnis antara PT. Freeport dengan Pemerintah Indonesia
Proses negosiasi pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport telah dilakukan sejak
era cabinet presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) namun belum juga menemui
titik terang kesepakatan. Akhirnya negosiasi dapat dilakukan dan menemui titik terang
di era Presiden Joko Widodo. Negosiasi merupakan serangkaian upaya yang
dilakukan untuk mempertemukan keinginan, kepentingan, gagasan, ide atau suatu
cara dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Saat proses negosiasi, Pemerintah menuntut nasionalisasi terhadap saham
Freeport sebesar 51 persen (divestasi saham). Proses negosiasi terkait nasionalisasi ini
juga berlangsung cukup lama dan banyak menghadapi kendala. Negosiasi yang
dilakukan sejak dari pemberlakuan Kontrak Karya II PT. Freeport Indonesia di Papua
tahun 1991 hingga akhirnya disepakati tanggal 12 Juli 2019 melalui pertemuan
Pemerintah Indonesia, Freeport McMoran Inc dan Rio Tinto yang menghasilkan
Heads of Agreement (HoA) (Kaisupy, 2021). Sebelumnya Freeport sudah beberapa
kali meneken Kontrak Karya (KK) dan memiliki izin operasi hingga 2021. Namun
apabila melihat isi kontrak karya tersebut, terdapat ketidakseimbangan dimana pihak
Freeport sebagai penanam modal asing mendapatkan keuntungan lebih besar daripada
penyedia izin operasi yaitu pemerintah Indonesia sendiri.
Setelah melewati beberapa proses negosiasi yang tak kunjung menemui titik
terang akibat perbedaan kepentingan dari masing masing pihak. Dari beberapa
pertemuan yang telah dilaksanakan, pihak Freeport masih keras terhadap masalah
pembagian divestasi saham. Dengan adanya perpindahan status dari Kontrak Karya
menjadi IUPK, menjadikan pihak Freeport enggan untuk menyetujui kesepakatan.
Pihak Freeport memiliki kepentingan untuk mendapatkan fasilitas seperti yang
diberikan sebelumnya pada Kontrak Karya (KK) dan akan menyetujui kesepakatan
apabila pemerintah Indonesia memberikan stabilitas investasi.
Disisi lain, pihak Indonesia memiliki kepentingan untuk mendapatkan divestasi
saham yang lebih besar karena wilayah operasi Freeport berada di wilayan negara
Indonesia. Walaupun negosiasi antara pemerintah dan Freeport berlangsung cukup
lama, pada akhirnya pemerintah mampu menundukan Freeport untuk mengikuti
kebijakan yang telah dibuat pemerintah. Berdasarkan teori negosiasi yang sudah
dipaparkan, pendekatan strategi yang digunakan dalam negosiasi pemerintah
Indonesia dengan pihak PT. Freeport adalah strategi negosiasi integrative dimana
4
kedua belah pihak mendapatkan keuntungan melalui win-win solution. Hasil akhir
kesepakatan dari negosiasi ini pihak pemerintah Indonesia mendapatkan divestasi
saham sebesar 51% sedangkan pihak PT. Freeport mendapatkan perpanjangan operasi
2x10 tahun melalui skema Izin Usaha Khusus Pertambangan (IUPK).

2. Studi kasus PT dan Liris


PT dan Liris merupakan perusahaan tekstil yang berlokasi di Sukoharjo Jawa
Tengah. PT dan Liris melakukan negosiasi akni untuk memperoleh kesepakatan dan
menjalin hubungan dengan mitra luar negeri diraih dengan melalui beberapa tahapan
tiga tahapan yang dilakukan PT dan Liris dalam melakukan negosiasi. Ketiga tahapan
tersebut adalah persiapan (pre negotiation), face to face negotiation, setelah negosiasi
(post negotiation). Pada tahapan persiapan negosiasi, persiapan yang dilakukan
negosiator PT dan Liris adalah menggali infromasi, menyiapkan presentasi dan juga
sampel yang akan dibawa. Informasi yang dikumpulkan berupa berapa perkiraan
jumlah pesanan yang diinginkan, bagaimana produk perusahaan dipasarkan dan
kemana saja produk perusahaan dipasarkan. Selanjutnya pada tahap face to face
negotiation, negosiator PT dan Liris akan bertemu secara langsung dengan negosiator
di negara tujuan.
Pada saat terjadinya negosiasi terjadi diskusi tentang pertukaran pendapat, tawar-
menawar dan sebagainya. Masing-masing pihak akan menyampaikan berbagai
pendapat yang dimiliki. Saran maupun pendapat dari negosiator lawan terkadang
belum tentu dapat diterima oleh negosiator PT dan Liris. Pada tahap terakhir atau
tahap post negotiataion yang mana pada tahap ini negosiator PT dan Liris dan
negosiator lawan telah menyelesaikan perundingan dan telah mendapatkan
kesepakatan. Jika kedua belah pihak telah memasuki tahap ini bukan berarti kegiatan
negosiasi telah selesai namun terdapat proses lanjutan.
Selanjutnya adalah melaksanakan isi kontrak atau kesepakatan yang telah
disetujui kemudian dilakuakn pengiriman produk yang telah dipesan. Strategi yang
dilakukan negosiator PT dan Liris agar memenangkan kontrak pembelian dari
negosiator Amerika adalah menonjolkan kelebihan dan spesialisasi serta
menunjukkan bahwa produk yang dimiliki kualitas yang bagus. Selain itu, PT dan
Liris menampilkan merek merek lain yang telah mempercayakan produknya dipasok
PT dan Liris. Terakhir, negosiator akan menjelaskan keuntungan membeli produk
yang dihasilkan PT dan Liris.
5
Strategi yang digunakan negosiator PT dan Liris dengan negosiator Inggris adalah
sama-sama tidak menggunakana agen, sehingga negosiasi murni dilakukan oleh kedua
belah pihak. Jasa konsultan juga tidak digunakan baik dari pihak PT dan Liris ataupun
Inggris. Hal yang sama juga dilakukan pada Amerika Serikat. Sedangkan pada saat
bernegosiasi dengan Jepang, pihak ketiga ikut terlibat dalam keiatan negosiasi. Orang
Jepang pada umumnya sangat menghargai penggunaan bahasa Jepang sehingga
banyak negosiator Jepang kesulitan menggunakan bahasa Inggris. Mereka
menggunakan jasa penerjemah untuk memudahkan komunikasi dengan negosiator PT
dan Liris. Selain itu, negosiator Jepang juga membawa agen agar lebih memudahkan
untuk mengenal PT dan Liris. Strategi yang digunakan oleh PT dan Liris tidak dipilih
secara langsung oleh para negosiator namun dipengaruhi oleh pelanggan dari luar
negeri. PT dan Liris juga selalu menyediakan sampel untuk ditunjukkan ke negara
tujuan sebelum kesepakatan negosiasi dihasilkan.

C. Prosedur Penyelesaian Konflik atau Resolusi Konflik


Terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan dalam penyelesaian konflik yaitu :
1. Metode Stimulasi Konflik
Metode ini digunakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan, karena
karyawan pasif yang disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah. Metode
stimulasi konflik meliputi:
a. Pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok
b. Penyusunan kembali organisasi
c. Penawaran bonus, pembayaran intensif dan penghargaan untuk mendorong
persaingan
d. Pemilihan manajer yang tepat
e. Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
2. Metode Pengurangan Konflik
Metode ini mengurangi permusuhan yang ditimbulkan oleh konflik, dengan
mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan suasana” akan tetapi tidak berurusan
dengan masalah yang pada awalnya menimbulkan konflik itu

6
3. Metode Penyelesaian Konflik
Metode ini dipusatkan pada tindakan para manajer yang dapat secara langsung
mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan. Ada tiga metode penyelesaian yang
sering digunakan:
a. Dominasi dan Penekanan Metode ini terjadi melalui cara-cara: Kekerasan yang
bersifat penekanan otokratik, penanganan yaitu cara yang lebih diplomatis,
penghindaran dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas,
penentuan melalui suara terbanyak mencoba untuk menyelesaikan konflik antar
kelompok dengan melakukan pemungutan suara melalui prosedur yang adil.
b. Kompromi Manajer mencari jalan keluar yang dapat diterima oleh pihak-pihak
yang saling berselisih untuk menyelasaikan masalah yang terjadi. Bentuk
kompromi meliputi: Pemisahan (separation) dimana pihak yang sedang
bertentangan dipisahkan sampai mereka menyetujui, arbitrasi (perwasitan)
dimana pihak yang berkonflik tunduk kepada pihak ketiga, kembali ke peraturan
yang berlaku, penyelesaian berpedoman kepada peraturan (resort to rules)
dimana kemacetan dikembalikan pada ketentuan yang tertulis yang berlaku dan
membiarkan peraturan memutuskan penyelesaian konflik.
c. Penyuapan Dimana salah satu pihak menerima beberapa kompensasi sebagai
imbalan untuk mengakhiri konflik.

Adapun untuk cara ataupun taktik dalam menyelesaikan konflik yaitu :

1. Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerjasama dan
menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
2. Perusasi: Usaha mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang
mungkin timbul, dengan bukti factual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita
menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
3. Tawar menawar: suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan
saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan
komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
4. Pemecahan masalah terpadu: usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan
kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan
berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan
merumuskan alternative pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang
berimbang bagi kedua pihak.

7
5. Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak
menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak
perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
6. Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar
menyerah, akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas
pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan
ancaman atau bentuk bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif
karena salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.
7. Interveni (campur tangan) pihak ketiga: Apabila pihak yang bersengketa tidak
bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga
dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
8. Arbitrase (arbitration): pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan
berfungsi sebagai hakim yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak
menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi
muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.
9. Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi
sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi
yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta melapangkan jalan
untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penegahan tergantung juga
pada bakat dan ciri perilaku mediator.
10. Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta
mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik.
Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk
menengahi. Ia menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan
kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga
menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.

8
D. Perubahan Konflik

Perubahan konflik adalah suatu proses dimana konflik yang terjadi antara dua pihak
mengalami perkembangan, perubahan atau transformasi dari satu bentuk konflik ke bentuk
lain. Ini bisa terjadi karena berbagai faktor. Beberapa contoh perubahan konflik termasuk :

1. Perubahan sasaran, Konflik awalnya mungkin dimulai dengan sasarana atau isu
tertentu, tetapi seiring berjalannya waktu, sasaran atau isu tersebut dapat berubah.
Misalnya, konflik di tempat kerja yang awalnya berawal dari masalah gaji dapat
berubah menjadi konflik tentang kebijakan manajemen.
2. Perubahan keadaan, Konflik awalnya mungkin dimulai dalam bentuk ringan, tetapi
bisa mengalami perubahan menjadi konflik yang lebih serius hingga menimbulkan
konflik destruktif.
3. Perubahan akar Konflik, Dalam beberapa kasus, perubahan konflik mungkin terjadi
karena akar penyebab konflik awalnya berubah. Misalnya, konflik etnis dapat
dimulai dengan isu tertentu tetapi berubah menjadi konflik yang lebih umum terkait
identitas etnis.
4. Perubahan Pihak yang Terlibat, Pihak yang terlibat dalam konflik dapat berubah
seiring waktu. Mungkin ada pertambahan atau pengurangan pihak yang terlibat.
5. Perubahan Taktik, Konflik dapat mengalami perubahan taktik yang digunakan oleh
pihak-pihak yang terlibat. Ini dapat mencakup perubahan strategi, pendekatan, atau
cara berkomunikasi.
6. Perubahan Dampak Sosial, Konflik dapat berubah dalam hal dampaknya terhadap
masyarakat atau lingkungan sekitar. Ini bisa menjadi perubahan positif atau negatif.

Perubahan konflik bisa berdampak positif atau negatif, tergantung pada bagaimana
perubahan tersebut dikelola. Beberapa perubahan konflik dapat membantu menyelesaikan
masalah dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik, sementara perubahan lain mungkin
memperburuk konflik. Oleh karena itu, manajemen konflik yang baik penting dalam mengelola
perubahan konflik dengan baik.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negosiasi merupakan suatu kegiatan yang terencana tentang apa yang harus dicapai,
bagaimana, dan dengan apa yang harus dikorbankan untuk mencapai suatu kata sepakat.
Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang didasarkan pada data riel yang akurat
dan faktual, sehingga setiap argumen dan kehendaknya tidak terlepas dari fakta yang ada.
Disamping itu juga harus ditopang dengan negosiator yang handal dan professional, yang
memahami tujuan negosiasi dilakukan dan mempunyai daya kemampuan optimal dalam
menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi dan terhindar dari kemungkinan dead
lock.

Dalam menyelesaikan konflik terdapat beberapa metode sebagai landasan dalam


penyelesaiannya yaitu Metode Stimulasi Konflik, Metode ini digunakan untuk menimbulkan
rangsangan karyawan, karena karyawan pasif yang disebabkan oleh situasi dimana konflik
terlalu rendah. Metode Pengurangan Konflik, Metode ini mengurangi permusuhan yang
ditimbulkan oleh konflik, dengan mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan suasana”
akan tetapi tidak berurusan dengan masalah yang pada awalnya menimbulkan konflik itu.
Dan yang terakhir Metode Penyelesaian Konflik, Metode ini dipusatkan pada tindakan para
manajer yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat memahami dan
menerapkan negosiasi dan konflik. Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang konstruktif yang ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami karena hal tersebut sangat kami harapkan.
agar kedepannya makalah ini dapat tersaji menjadi lebih baik lagi. Apabila ada terdapat
kesalahan baik dari segi penulisan maupun penyampaian kami mohon maaf dengan sebesar
besarnya. Atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, Andri. 2016. Konflik, Konsep dan Teori : Permasalahan. Jurnal Elektronik :

Universitas Tulungagung

Rahayu, Intan dkk. 2022. Studi Kasus Analisis Proses Negosiasi PT. Freeport dengan

Pemerintah Indonesia. Univeristas Padjajaran : Jawa Barat

Nada, Khotrun dkk. 2021. Analisis Negosiasi Bisnis Perusahaan Trading Dengan

Pengepul Kopi Toraja (Studi Pada PT. Danapati Prakasa Sentosa).

Dzawil, Fachry dkk. (2021). Studi Kasus Mengenai Negosiasi Perdagangan

Internasional. Universitas Jember : Jawa Timur.

11

Anda mungkin juga menyukai