Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi yang diampu
oleh :
Kelompok 8 :
BANDUNG
2021
i
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Konflik Dan Negosiasi”dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan
dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Perilaku Organisasi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ‘Konflik
dan Negosiasi’ Perspective bagi penulis dan juga bagi para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Masharyono, A.P., S.Pd., M.M. dan
Hj. Sumiyati, S.E., M.Si selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap bahwa
makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak demi tujuan Pendidikan.
Anggota Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Konflik..........................................................................................................3
B. Perkembangan Pemikiran tentang Konflik.....................................................................4
C. Proses Konflik.................................................................................................................4
D. Jenis – Jenis Konflik.......................................................................................................6
E. Tipe Konflik....................................................................................................................6
F. Klasifikasi Konflik..........................................................................................................7
G. Sumber Konflik...............................................................................................................8
H. Kebaikan Konflik............................................................................................................9
I. Keburukan konflik..........................................................................................................9
J. Metode-metode Untuk Mengurangi Konflik..................................................................9
K. Metode-metode Penyelesaian Konflik..........................................................................10
L. Strategi konflik..............................................................................................................11
M. Negosiasi Atau Perundingan.........................................................................................12
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
sosial, sehingga konflik bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa ada
dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan
ini, masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi
sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal
yang mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan
perbedaan kepentingan sosial. Didalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu
pun manusia yang memiliki kesamaan yang persis baik dari unsur tekhnis,
ada beberapa diantaranya yang dapat di selesaikan, akan tetapi ada juga yang
bertambah buruk jika diabaikan atau tidak ditangani dengan baik. Dalam
1
menghasilkan sesuatu yang positif, yaitu solusi dan hubungan yang lebih
baik antara kedua belah pihak. Karena itu dalam hal ini akan dibahas
agar konflik tersebut tidak menjadi lebih buruk sehingga tujuan bersama
Secara garis besar, makalah ini membahas tentang Konflik dan Negosiasi
yang terdiri dari beberapa sub-judul, yakni: tentang definisi konflik, memahami
1.3 Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan agar
perundingan.
2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari bahasa latin “confligo” yang terdiri atas dua kata, yaitu „con’,
yang berarti bersama-sama dan „fligo’, yang berarti pemogokan, penghancuran, atau
tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka, dan gangguan dari pihak lain dalam
perbedaan diantara pihakpihak tersebut yang dinyatakan, dikenali, dan dialami. Konflik
mungkin dinyatakan dengan cara-cara berbeda, dari gerakan nonverbal yang halus
hingga pertengkaran habis-habisan, dari sarkasme yang halus hingga kecaman verbal
yang terbuka.
yang diberikan oleh para ahli manajemen. Hal ini bergantung pada sudut tinjauan yang
digunakan dan persepsi para ahli tersebut tentang konflik dalam organisasi. Akan tetapi,
diantara maknamakna yang berbeda itu tampak ada suatu kesepakatan, bahwa konflik
dilatar belakangi oleh adanya ketidak cocokan atau perbedaan dalam hal nilai, tujuan
status, dan budaya. Kita dapat mengambil sikap keras dalam beberapa persolan dan
bersikap lunak dalam persoalan yang lain sehingga memberikan petunjuk yang jelas
mengenai hasil yang menjadi prioritas. Dari pengertian diatas konflik adalah
ketidaksamaan pendapat dari individu atau kelompok dan terjadi jika masing-masing
3
B. Perkembangan Pemikiran tentang Konflik
Sangat beralasan untuk mengatakan bahwa telah terjadi konflik, mengenai peran
konflik dalam kelompok dan organisasi. Salah satu aliran pemikiran bependapat bahwa
konflik harus dihindari, konflik menunjukan adanya sesuatu yang tidak berfungsi dalam
adalah akibat alamiah dan tak terhindar dalam kelompok manapun dan bahwa konflik
tidak mesti atau tidak selalu jahat, tetapi justru memedam potensi untuk menjadi daya
positif dalam mendorong kinerja kelompok. Prespektif ketiga, dan terbaru, tidak hanya
menyatakan bahwa konflik dapat menjadi daya positif dalam sebuah kelompok tetapi
juga secara eksplisit berpendapat bahwa beberapa konflik mutlak diperlukan oleh
C. Proses Konflik
Dalam Robbins (2008: 176) Proses konflik (conflict process) dapat dipahami
sebagai sebuah proses yang terdiri atas lima tahapan: potensi pertentangan atau ketidak
1. Ketidakselarasan
menciptakan kesempatan untuk munculnya konflik itu. Kondisi itu tidak perlu
kasus atau sumber konflik telah dimampatkan ke dalam tiga kategori umum :
4
Jika kondisi yang disebut dalam tahap 1 mempengaruhi secara negative
sesuatu yang diperhatikan oleh satu pihak, maka potensi untuk oposisi atau
hanya dapat mendorong ke konflik bila satu pihak atau lebih dipengaruhi oleh
dan sadara akan adanya konflik itu. Pada tahap 2 konflik cenderung di
definisikan.
3. Maksud
4. Perilaku
mempunyai suatu kualitas rangsangan yang terpisah dari maksud. Sebagai asil
5. Hasil
konsekuensi. Hasil ini dapat fungsional, dalam arti konflik itu menghasilkan
kinerja kelompok.
5
D. Jenis – Jenis Konflik
massa).
E. Tipe Konflik
interpersonal,
dilakukan.
Tipe konflik menurut Kreitner dan kinicki (2010: 377) ada tiga macam yaitu:
6
a. Personality conflict, merupakan perlawanan antar personal berdasar pada
perasaan tidak suka, ketidak sepakatan personal atau gaya yang berbeda.
organisasi.
melakukan bisnis dengan orang yang berasal dari budaya berbeda. Sering
bertindak dalam melakukan merger, joint venture, dan aliansi lintas batas
negara.
F. Klasifikasi Konflik
1. Konflik vertikal yaitu konflik yang terjadi anatara hierarki dalam organisasi,
misalnya konflik antara atasan dan bawahan mengenai berbagai hal seperti
2. Konflik horizontal yaitu konflik yang terjadi antara satu orang atau
kelompok dengan orang lain atau kelompok lain yang dapat terjadi akibat
emosional lain.
3. Konflik peran yaitu konflik yang terjadi akibat peran yang diharapkan dari
pemegang jabatan.
7
Semua konflik diatas dapat bersifat instrumental, sosialemosional, atau
dominan terjadi pada sutau jenis konflik. Contoh intrakonflik yang dialami
seseorang dapat terjadi akibat instrumental misalnya ketidak sesuaian antara apa
yang didapat (reward) dengan tanggung jawabnya, peran-peran yang tidak jelas,
G. Sumber Konflik
Sumber- sumber konflik disebabkan oleh berbagai hal, kelangkaan sumber daya
Menurut Robbins dalam Umam (2010: 329), konflik muncul karena ada kondisi
disebut juga sebagai sumber terjadinya konflik, terdiri atas tiga kategori, yaitu
2. Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam arti mencakup
8
anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, system imbalan, dan
H. Kebaikan Konflik
I. Keburukan konflik
(2011: 200).
mengurangi konflik:
9
a. Masing-masing kelompok yang berkonflik diberi informasi yang
2) Kompromi.
10
Melalui kompromi, manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui
pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihakpihak yang bersangkutan.
penyelesaian yang dapat diterima semua pihak. Dalam hal ini, manajer perlu
L. Strategi konflik
Dalam Wirawan (2009: 146) strategi konflik adalah proses yang menentukan
tujuan seseorang terlibat suatu konflik dan pola interaksi konflik digunakan untuk
sendiri dan lawan konflik. Analisis SWOT mengenai diri sendiri akan
11
mencerminkan kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) diri sendiri
2. Menetukan tujuan konflik ; Tujuan konflik adalah sesuatun yang ingin dicapai
adalah target keluaran konflik yang diharapkan sebagai contoh, dari hasil
analisis SWOT tersebut, serikat pekerja telah menentukan tujuan atau sasaran
inflasi yang mencapai 12%, (2) menciptakan hubungan baik dengan manajemen
setelah tujuan tercapai, (3) bekerja lebih keras dan lebih disiplin, (4) mendorong
3. Pola interaksi konflik, Pola interaksi konflik merupakan bentuk interaksi dengan
konflik. (1) metode resolusi konflik yang digunakan dalm interaksi konflik, (2)
gaya manajemen konflik yang digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat konflik,
1. Pengertian Negosiasi
secara umum negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk
12
mencapai kesepakatan kedua belah pihak. Dalam (Wijaya, 2015) Negosiasi atau
terlibat dalam konflik. Dalam perundingan ini diharapkan ada kesepakatan nilai
antara dua kelompok. Maksudnya adalah negosiasi merupakan suatu cara bagi dua
atau lebih pihak yang berbeda kepentingan, baik berupa pendapat, pendirian,
yang terjadi ketika dua atau lebih pihak memutuskan bagaimana mengalokasikan
sumber daya yang langka, setiap negosiasi dalam organisasi juga mempengaruhi
hubungan antara negosiator dan perasaan negosiator tentang diri mereka sendiri.
Bergantung pada seberapa banyak pihak akan berinteraksi satu sama lain, terkadang
menjaga hubungan sosial dan berperilaku etis sama pentingnya untuk mencapai
suatu proses komunikasi dimana dua orang atau lebih dengan tujuan yang berbeda
melakukan suatu proses timbal balik yang melibatkan pertukaran sesuatu antara dua
orang atau lebih hingga mencapai kesepakatan bersama yang menguntungkan semua
pihak.
karena sifatnya yang begitu erat dengan filosofi kehidupan manusia bahwa setiap
13
juga memiliki kepentingan yang akan tetap dipertahankan sehingga terjadilah
benturan kepentingan.
memenuhi kepentingan kita yang telah direncanakan sebelumnya dan hal yang
diinginkan tersebut disediakan atau dimiliki oleh orang lan sehingga kita
negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan ini hanya dapat dicapai
3. Gaya-Gaya Negosiasi
berurusan dengan pihak lain selama negosiasi dan kolaborasi. Gaya negosiasi yang
Belajar dari gaya negosiator lain adalah cara terbaik untuk meningkatkan
keberhasilan tujuan. Dalam (Noer, 2012), Gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam
semua taktik yang berlaku tergantung pada sifat dan konteks negosiasi.
kita, mengevaluasi factor pro dan kontra dari tindakan yang kita usulkan,
14
dari proposal kita, dan menggunakan tekanan untuk membujuk lawan
2) Kekuatan berbicara tentang keluwesan untuk beranjak dari kedudukan kita yang
semula.
a. Bersikap keras: kita ingin menang. Berapa pun harganya, tidak akan
b. Bersikap lunak: kita mengalah, ragu-ragu, sulit untuk berkata tidak, sulit
cepat. Gaya ini cenderung mengadopsi sikap memaksa. Take it or leave it.
Selain itu sering tidak sensitif dan salah menanggapi pendapat orang lain. Gaya
kedua dicirikan oleh perhatian yang fokus secara cepat pada isu-isu pokok. Dan
15
beradaptasi secara fleksibel dalam mencapai kesepakatan. Gaya ini cenderung
menjadi amat agresiv dan gagal mendengarkan semua pesan secara hati-hati.
kesepakatan dengan cepat. Karena itu gaya ini potensial dapat menimbulkan
perdebatan yang kurang fokus. Gaya ini bisa menimbulkan distorsi informasi
Gaya terakhir dicirikan adanya upaya memelihara kondisi negosiasi tetap tenang
dan kondusif dalam penarikan perhatian pada isu-isu lebih mendalam. Namun
gaya ini bisa gagal dan kurang komit untuk meyakinkan pihak lain.
hasilnya.
Dalam buku (Wijaya, 2015) Taktik negosiasi yang dianjurkan untuk dapat
2012) :
posisi terlalu banyak diluar garis sehingga apapun yang dikatakan good-guy
kesepakatan telah dicapai. Misalnya permintaan untuk menjadi posisi staf oleh
16
3) Joint problem solving. Manajer seharusnya tidak pernah berasumsi bahwa
semangkin menang satu pihak, semangkin banyak pihak lain kalah. Alternative
5) Splitting the difference. Ini dapat menjadi teknik berguna ketika kedua kelompok
sampai pada titik impas. Tetapi manajer harus berhati-hati ketika kelompok lain
lain telah mendapatkan lebih dari pada yang pantas dia pikirkan.
5. Kemampuan Bernegosiasi
selama negosiasi.
banyak. Dalam hal ini, seorang negosiator harus jeli membaca kemungkinan
17
dan memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul dari tiap-tiap pilihan.
segala sesuatu, mulai dari hal besar hingga hal kecil, jauh sebelum
pihak lain. Menjawab lebih muda dari memberikan pertanyaan yang baik
karena setiap jawaban lahir karena ada pertanyaan yang baik, jawaban yang
tingkatan prioritas.
18
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Noer, K. U. (2012) ‘Land, Marriage and Social Exclusion: The Case of Madurese Exile
10.1016/j.sbspro.2012.11.108.
https://www.neliti.com/id/publications/23153/mengenal-konflik-dalam negoisasi
Robbins, S. 2007. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall International, Inc
20
21