Anda di halaman 1dari 13

Sudaryono, Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel Dalam Penelitian

Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan


Urutan Penempatan Variabel dalam Penelitian

Sudaryono
STMIK Raharja Tangerang, Email: Sudaryono1@yahoo.co.id

Abstrak: Dalam suatu penelitian kuantitatif, suatu metode yang mengkaji urutan sebab akibat antara
sejumlah variabel dalam suatu model penelitian disebut metode path analysis (analisis jalur). Dikarenakan
pemikiran sebab akibat memainkan peranan atau aturan yang sangat penting di mana path analysis
tersebut diaplikasikan, maka dengan menampilkan unsur-unsur path analysis dengan menerapkan analisis
korelasi di antara sesama variabel berdasarkan urutan pengaruhnya, akan memberikan gambaran betapa
pentingnya analisis jalur ini untuk diketahui oleh peneliti. Tujuan analisis jalur adalah menerangkan
akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat. Selain itu tujuan penulisan ini adalah untuk menambah khasanah
model-model penelitian yang dapat digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel. Rumusan
masalah dalam tulisan memusatkan perhatian apakah analisis jalur sangat efektif digunakan dalam
penelitian pendidikan dan menjawab pertanyaan permasalahan penelitian dengan baik. Hasil penelusuran
literatur dan contoh-contoh penelitian yang menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa analisis
jalur sangat efektif dan perlu dikembangkan dalam penelitian pendidikan.

Kata kunci: Penelitian kuantitatif, Aplikasi Path Analysis,Analisis Korelasi, Akibat Langsung, Akibat Tidak
Langsung.

Abstract: In quantitative research there is a method called path analysis that examines chronological
cause and effect among variables. Since cause and effect play an important role guideline in which the
analysis is applied, showing the path analysis components with applied corelation analysis among variables
based on their chronological effect would give description how important the path analysis is to be
acknowledged by reserachers. It’s objective is to examine direct and indirect effect a set of variables, as
the cause variables towards other variables as the effect variables. The purpose this article is to enrich
research methods that may be used to analysis the relation patern among the variables. Problem formulation
of this article focuses on the question is path analysis effective for educational research and can it answer
issues in educational research. Literature reviews and researchs using path analysis reveal that it is very
effective and needs to be developed in educational research.

Keywords: Research Quantitative, Path Analysis Applied, Correlation Analysis, Direct Effect, Indirect
Effect.

Pendahuluan mungkin dijelaskan dengan hanya menggunakan


Pe ne liti an adalah suat u cara ilmiah untuk model analisis bivariat, yang hanya menggunakan
memecahkan suatu masalah dan untuk menembus faktor tunggal saja. Lagi pula masalah yang
batas-batas ketidaktahuan manusia. Kegiatan bersifat sangat pribadi, seperti prestasi siswa,
penelitian dengan mengumpulkan dan memproses status ekonomi orang tua siswa dan faktor-faktor
fakta-fakta yang ada sehingga fakta tersebut lain, ternyata dipengaruhi oleh banyak hal yang
dapat dikomunikasikan oleh peneliti dan hasil- saling berkaitan dengan faktor lainnya sehingga
hasilnya dapat dinikmati serta digunakan untuk bersifat serba ganda (Asmin, 2002).
kepentingan manusia. Pada umumnya analisis Misalnya prestasi siswa ternyata dipengaruhi
penelitian dalam penelitian pendidikan dihadapkan oleh potensi anak, dan potensi ini dipengaruhi pula
kepada masalah yang berfaktor ganda. Masalah- oleh tingkat IQ anak, dan IQ dipengaruhi pula oleh
masalah dalam pendidikan dapat dikatakan tidak status ekonomi, demikian seterusnya kalau

391
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

ditelusuri lagi ekonomi masih dipengaruhi oleh faktor Perhatikan contoh tentang hubungan antara derajat
lain. Oleh karena itu, para peneliti pendidikan dan sosial ayah dan jabatan anaknya. Dapatkah di jaman
peneliti sosial menjadi terbiasa dengan metode yang sekarang ini mengikuti pola pikir lama bahwa anak
dikenal dengan sebutan analisis multivariat. Analisis wajib menjunjung derajat orang tua, ataukah
multivariat adalah teknik statistik yang memfokuskan sebaliknya? Mengikuti teori sosialisasi dan pengaruh
dan membuat jelas struktur hubungan yang serentak lingkungan, apakah derajat orang tua, terutama
di antara tiga atau lebih variabel atau fenomena derajat sosial ayah, mempengaruhi cita-cita dan
(Sularso, 2003). Dalam melakukan analisis derajat yang hendak dicapai anak-anaknya?
multivariat, peneliti sering disibukkan dengan adanya Kesulitan-kesulitan macam ini mendorong para
beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada peneliti pendidikan maupun peneliti sosial untuk
hubungan antar berbagai variabel, seperti (1) mencari jalan atau metode baru untuk membuat
apakah hubungan tersebut memang ada, (2) analisis secara lebih tepat. Salah satu metode baru
apakah hubungan-hubungan tersebut memang dalam analisis multivariate yang dianggap effisien dan
wajar, dan (3) apakah hubungan-hubungan itu efektif untuk mengatasi berbagai masalah hubungan
menunjukkan adanya arah dan urutan? adalah path analysis, yang diterjemahkan menjadi
Ti mb ul pertanyaan te rutama bil amana analisis jalur. Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini
hubungan yang nampaknya nyata kemudian memusat-kan perhatian: apakah analisis jalur (path
terbukti hanya bersifat semu, berkala, karena analysis) sangat efektif digunakan dalam penelitian
variabel-variabel yang berhubungan itu masing- pendidikan dan menjawab pertanyaan permasa-lahan
masing dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak penelitian dengan baik. Tujuan penulisan ini adalah
termasuk dalam kerangka analisis? Contoh: untuk menerangkan akibat langsung dan tidak
hubungan antara gaya berpakaian dengan langsung seperangkat variabel, sebagai variabel
konsumsi makanan. Kita sering melihat banyak penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan
orang muda terutama gadis-gadis bercelana variabel akibat yang disebut analisis jalur. Selain itu,
pendek jalan-jalan sambil makan es krim. Apakah untuk menambah khasanah model-model penelitian
hubungan nyata antara gaya berpakaian “celana yang dapat digunakan untuk menganalisis pola
pendek” dengan konsumsi makanan “es krim”? hubungan antar variabel terutama dalam bidang
Kalau diperhatikan kondisi lingkungan, kemudian pendidikan.
ternyata hubungan antara keduanya timbul
karena adanya variabel lain yang terlupakan, Kajian Literatur dan Pembahasan
yakni, “udara (musim) panas”. Udara panas Pengertian Path Analysis
mendorong orang jalan-jalan bercelana pendek Teknik analisis jalur pertama kali dikembangkan
untuk mengurangi rasa pengap dan membuat oleh Sewell Wright pada tahun 1930-an. Teknik
orang merasa ingin minum yang diinginkan. ini digunakan untuk menguji hubungan kausal
Pertanyaan kedua mempertanyakan kewajar- yang diduga masuk akal (plausibility) antara satu
an hubungan. Perhat ikan contoh tentang variabel dengan variabel lain di dalam kondisi
hubungan antara pendidi kan dan pangkat noneksperimental (Muhidin, 2009). Metode path
se seorang. Pendidikan umumnya berkait an analysis adalah suatu metode yang mengkaji
dengan kemampuan dan keterampilan. Wajarlah pengaruh (efek) langsung maupun tidak langsung
bila orang yang berpendidikan tinggi menduduki dari variabel-variabel yang dihipotesiskan sebagai
jabatan tinggi, sedangkan berpendidikan rendah akibat pengaruh perlakuan terhadap variabel
menduduki jabatan rendah. Ternyata kalau tersebut. Path analysis ini bukanlah suatu metode
diperhatikan lebih lanjut, jabatan tinggi selain penemuan sebab akibat, akan tetapi suatu
berpendidikan tinggi juga memiliki pengalaman metode yang diterapkan untuk suatu causal model
kerja. Dengan demikian hubungan antara yang diformulasikan oleh peneliti pada penge-
pendidikan dan pangkat jabatan dapat berubah tahuan dasar dan teoritis yang dikembangkan.
bertambah besar atau berkurang karena faktor Kerlinger (2003) mengatakan bahwa yang
pengalaman. dimaksud dengan analisis jalur (path analysis) adalah
Pertanyaan ketiga menyangkut arah dan urutan. suatu bentuk terapan dari analisis multiregresi. Dalam

392
Sudaryono, Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel Dalam Penelitian

hal ini digunakan diagram jalur yang kompleks. degree of correlation among the variables in a
Dengan menggunakannya dapat dihitung besarnya system with such knowledge as may possessed of
pengaruh langsung dari variabel-variabel bebas the causal relations (Maruyama, 1998). Dalam
terhadap suatu variabel terikat. Pengaruh-pengaruh diagram jalur dapat dilihat adanya akibat langsung
itu tercermin dalam apa yang disebut sebagai dan tidak langsung dari suatu variabel ke variabel
koefisien jalur (path coefisients) yang sesungguhnya lain. Jika di antara dua variabel terdapat hubungan
merupakan koefisien regresi yang telah dibakukan kausal maka harus ditentukan terlebih dahulu arah
(yakni ). Meskipun analisis jalur ini sampai sekarang hubungan tersebut. Penentuan arah hubungan
telah dan tetap merupakan metode analitis dan kausal ini dibuat atas dasar te ori dan
heuristik (rasa ingin tahu) yang penting, diragukan pengetahuan yang telah ada. Hubungan kausal
apakah ia akan terus digunakan untuk membantu antara dua variabel yang hanya memiliki satu arah
pengujian model guna mengetahui kongruensi atau unidireksional disebut sebagai model yang
dengan data yang diperoleh. memiliki hubungan yang recursive, dan apabila
Menurut Pedhazur (1982), analisis jalur telah memiliki dua arah disebut nonrecursive. Dalam
dikembangkan oleh Sewall Wright sebagai suatu penelitian eksperimen, peneliti tertarik kepada
metode untuk mengkaji efek langsung atau efek cara memanipulasi variabel dan cara meng-
tid ak langsung dari variabel-variabel yang observasi di dalam mana manipulasi dilakukan
dihipotesiskan se bagai penyebab efek-efek terhadap efek variasi variabel terikat (dependent
variabel yang diperlukan dalam penelitian. Hal variabel).
yang perlu dipahami adalah bahwa sebenarnya Dalam hal ini untuk meyakinkan bahwa variasi
analisis jal ur bukanlah suatu meto de yang variabel yang diobservasi yang ada dalam variabel
digunakan untuk mene mukan pe nyebab- terikat adalah benar-benar dapat dimanipulasi,
penyebab, akan tet api digunakan untuk penelitian harus dapat pula mengontrol variabel-
menemukan penjelasan te ntang pola-p ola variabel relevan lainnya. Satu dari metode yang
hubungan langsung dan tidak langsung dari suatu paling memiliki kekuatan untuk pengontrolan
mode l kausal yang disusun be rdasarkan tersebut adalah randominasi. Dalam hal manipulasi
perti mb angan-pe rtimbangan teori tis dan dan randominasi, peneliti harus merasa memiliki
pengetahuan peneliti. alasan kepercayaan yang kuat dalam menetapkan
Jadi secara umum prosedur analisis jalur jenis-jenis perlakuan yang dibutuhkan dalam
dapat diformulasikan sebagai sebuah estimasi upaya menghasilkan perubahan-perubahan
koefisien dari seperangkat persamaan struktural (variasi) dalam variabel terikat. Situasi seperti ini
linear yang menggambarkan hubungan sebab akan memiliki pertimbangan yang lebih mendua
akibat (cause and effect relationships) yang arti bila dilakukan dalam pe nelitian non-
dihipotesiskan oleh peneliti. Meskipun tidak ekspe riment al, karena peneliti tidak dapat
esensial dalam analisis numerical, tetapi sangat memanipulasi atau melakukan randominasi.
berguna jika pola-pola hubungan kausal antar Selama memungkinkan untuk menggunakan
variabel ditampilkan dalam bentuk gambar, yang pengo ntro lan st atistik sebagai pengganti
dikenal dengan diagram jalur (path diagram). randomisasi, peneliti harus secara tetap siap
Ke gunaan diagram jalur unt uk membant u si aga untuk me nghadapi kesukar an yang
menkonseptualisasikan masalah atau menguji tersembunyi yang menjadi sifat interpretasi dalam
hipo tesi s yang kompl eks, dan jug a untuk analisis data dari penelitian non eksperimen
mengenali implikasi empirik dari teori yang sedang tersebut. Hal ini mungkin merupakan peringatan
diuji (Winarsunu, 2003). yang sering disampaikan dalam proses penelitian.
Tujuan utama path analysis adalah ….a method Korelasi bukanlah suatu bukti kuat yang dapat
of measurement the direct influence along each digunakan untuk menjelaskan sebab akibat.
separate path in such a system and thus of finding Demikian juga tidak ada indeks lain yang secara
the degree to which variation of a given effect is mutlak dapat digunakan untuk menjelaskan adanya
determined by each particular cause. The of method sebab akibat, tanpa memperhatikan apakah indeks
depend on the combination of knowledge of the tersebut diperoleh dari data penelitian eksperimen

393
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

atau penelitian non-eksperimen. Menurut Pedhazur awal untuk mengerjakan atau penerapan model path
(1982), kovarian atau korelasi antara variabel- analysis adalah merumuskan persamaan struktural
variabel mungkin dapat digunakan untuk menjelaskan dan diagram jalur yang berdasarkan kajian teori
suatu sebab akibat. Menurutnya, suatu skema dalam bidang pendidikan. Informasi diberikan apabila
penjel asan kurang co co k di gunakan untuk tujuan penelitian ingin mendapatkan model untuk
menjelaskan data, akan tetapi lebih sesuai digunakan kepentingan prediksi, maka yang tepat digunakan
untuk hal yang bersifat pengetahuan, formulasi adalah model struktural. Model ini mirip dengan path
teoritis, dan asumsi-asumsi serta analisis logika. analysis, yang membedakan adalah: kalau di dalam
Skema penjelasan ini berguna bagi peneliti untuk path analysis data yang dianalisis adalah data baku,
memperlihatkan tipe analisis yang diterapkan pada sedangkan di dalam model struktural menggu-nakan
data, dan tidak ada cara yang lain. data mentah. Dengan demikian hasil analisis model
Suatu kelengkapan yang terdapat dalam struktural kurang tepat jika disajikan dalam bentuk
analisis ini adalah bahwa posisi seorang peneliti diagram path dan lebih cocok disajikan dalam sistem
dapat menetapkan apakah data t ersebut persamaan.
konsisten dengan skema penjelasan (eksplanatory
scheme) atau tidak. Jika data tidak konsisten Variabel Eksogen dan Endogen
dengan exsplanatory model, maka keraguan akan Secara teoretis variabel dapat didefinisikan
mewarnai teori yang digunakan dalam penelitian sebagai atribut seseorang atau objek, yang
itu. Namun demikian kekonsistenan data dengan mempunyai variasi antara satu orang dengan
eksplonatory model, bukanlah suatu bukti kuat yang lain atau satu objek dengan objek yang lain
terhadap suatu teori ini hanyalah berupa petunjuk (Sugiyono, 2006). Variabel juga dapat merupakan
jalan ke arah itu. Dalam hal ini, mungkin data yang atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
digunakan konsisten dengan model-model kausal tertentu. Dalam model kausal, harus dibedakan
yang di gunakan. Sebagaimana yang bi asa antara variabel eksogen dan endogen. Variabel
terdapat pada model, bahwa suatu pertimbangan eksogen adalah variabel yang variabilitasnya
sangat dibutuhkan. Misalnya mempertimbangkan diasumsikan ditentukan oleh sebab-sebab yang
model-model yang melibatkan tiga variabel berad a di l uar mode l. Sedangkan variabel
berikut. endogen adalah variabel yang variasinya dapat
diterangkan oleh variabel eksogen dan endogen
Model per tama menyatakan bahwa X yang berada di dalam sistem. Variabel endogen
mempengaruhi Y. sebaliknya Y mempengaruhi Z. diperlakukan sebagai variabel terikat dalam suatu
Model kedua menyatakan bahwa Y mempengaruhi himpunan variabe l te rtentu mungkin juga
X, sehingga X mempengaruhi Z. Korelasi-korelasi dikonsepsikan sebagai variabel bebas dalam
antara tiga variabel yang diobservasi mungkin hubungannya dengan variabel yang lain.
ko nsiste n de ngan kedua model, dan ini Ditambahkan ole h Hasan (2 002) bahwa di
memungkinkan bahwa X mendahului Y dalam samping ada variabel eksogen dan endogen
urutan waktu. Bila hal ini merupakan kasus peneliti masih ada satu variabel lagi yaitu variabel
dapat menolak model (2) dalam model itu. ke salahan. Variabe l eksoge n adal ah setiap
Kemudian perlu ditetapkan metode analisis yang variabel yang mempengaruhi variabel lain dan
digunakan untuk membuat perumusan model variabel endogen adalah setiap variabel yang
teoritis yang dapat dipertahankan oleh peneliti. mendapat pengaruh dari variabel lain. Sedangkan
Salah satu dari metode itu adalah path analisis. variabel kesalahan adalah semua faktor lain yang
Kajian berikut bukanlah dimaksudkan untuk mempengaruhi variabel endogen, dan dapat
melemahkan analisis lainnya, tetapi sebaliknya dipandang sebagai gabungan semua variabel
untuk memperkenalkan kepada pembaca beberapa eksogen yang tidak di ukur plus kesalahan
prinsip dasar dan penerapan path analysis dalam pengukuran.
penelitian pendidikan dan penelitian sosial lainnya. Jarang sekali ada usaha yang dilakukan untuk
Menurut penulis, secara sistemik path analysis menjelaskan variability suatu variabel eksogen
mengikuti pola model struktural, sehingga langkah atau perbedaan itu hanya merupakan hubungan-

394
Sudaryono, Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel Dalam Penelitian

hubungan antara variabel eksogen lain. Di sisi lain, disusun sebagai variabel bebas di dalam hubungan
variabel endogen adalah suatu variasi yang variabel-variabel lainnya. Misalnya, variabel 3 diambil
dijelaskan oleh variabel eksogen atau endogen sebagai variabel terikat variabel 1, dan 2, dan juga
yang terdapat dalam sistem tersebut. Perbedaan sebagai variabel bebas pada variabel 4. Ini merupakan
antara kedua jenis variabel ini dilukiskan pada contoh hubungan kausal tak langsung. Karena hampir
Gambar 1. tidak mungkin menghitung total varians sebuah
variabel, residu variabel dikenalkan untuk
menyatakan efek dari variabel-variabel yang dilibatkan
dalam model tersebut. Pada Gambar 1 tampak pula
a, dan b merupakan residu-residu variabel, di mana
diasumsikan bahwa residu-residu itu tidak berkorelasi
sesamanya ataupun dengan variabel pendahulu yang
ada dalam model. Misalnya, a tidak berkorelasi
dengan b dan juga tidak berkorelasi dengan variabel
1 dan 2. Sedangkan manfaat-manfaat dari path
1
analysis adalah untuk (Riduwan, 2007):
1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena
yang dipelajari atau masalah yang diteliti.
3 4 2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan
nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan
path analysis ini bersifat kualitatif.
3. Faktor determinan yaitu ) penentuan variabel
2
bebas (X) mana yang berpengaruh dominan
Gambar 1. Skema Analisis Penelusuran terhadap variabel terikat (Y), juga dapat
digunakan untuk menelusuri mekanisme
Pada gambar 1. Tampak bahwa variabel 1, (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X)
a eksogen. Korelasi bantara
dan 2 adalah variabel terhadap variabel terikat (Y).
variabel eksogen ditunjukkan oleh arah panah, 4. Penguji an model, me nggunakan the ory
di mana peneliti tidak perlu mengurutkan satu trimming, baik untuk uji reliabilitas (uji
variabel menjadi penyebab yang lain. Kon- keajegan) konsep yang sudah ada ataupun
sekwensinya, hubungan antara residual sesama uji pengembangan konsep baru.
variabel eksogen tidak dianalisis dalam Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat
sistem itu. dikatakan bahwa, keunggulan path analysis
Variabel 3, dan 4 adalah variabel endogen. adalah adanya suatu usaha untuk melakukan
Di sini te rjadi hubungan langsung. Bentuk dekomposisi terhadap korelasi antara variabel
hubungan tidak langsung dilukiskan dari variabel- eksogen dengan endogen, di mana hal ini akan
variabel yang diambil sebagai penyebab (variabel meningkatkan interpretasi terhadap pola-pola
bebas) kepada variabel yang diambil sebagai hubungan atau pengaruh dari satu variabel
akibat (variabel terikat). Dua lintasan ini terlihat terhadap variabel yang lain.
dari variabel 1, dan 2 ke 3 yang menyatakan
bahwa variabel 3 adalah dependen 1 dan 2. Asumsi-asumsi Path Analysis
Berarti bahwa pada suatu saat sebuah variabel Seperti model-model analisis statistik parametrik
tidak dapat sekaligus menjadi penyebab dan sebagai lainnya, bahwa penerapan yang memadai dari
akibat dari variabel lainnya. sebuah prosedur statistik untuk kepentingan
Misalnya, jika variabel 2 diambil sebagai pengujian hipotesis bergantung pada seberapa
penyebab variabel 3, maka kemungkinan variabel jauh se perangkat asumsi yang me ndasari
3 menjadi penyebab variabel 2 adalah mustahil. prosedur itu memenuhi syarat untuk tujuan
Variabel endogen diperlakukan sebagai variabel analisis tersebut. Model analisis jalur hanya sesuai
terikat dalam sekelompok variabel yang juga untuk data yang memenuhi asumsi-asumsi yang

395
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

berlaku bagi analisis regresi, antara lain (Abdurahman, pecahan itu dijumpai, jika variasi faktor untuk tingkat
2011): Pertama, hubungan-hubungan antara yang sama terdapat dalam data yang diobservasi.
variabel-variabel dalam model adalah linier, yaitu Selama yang lain-lain (mengandung residual faktor-
asumsi bahwa semua hubungan antar variabel yang faktor) adalah konstan. Dengan kata lain path
ada dalam model adalah hubungan yang mengikuti koeffisien menyatakan efek langsung dari variabel
garis lurus, bukan garis lengkung (curvilinear). yang diambil sebagai penyebab terhadap variabel
Kedua, residual-residual yang muncul tidak yang diambil sebagai efe k. Koefisi en pat h
berkorelasi dengan variabel yang mendahuluinya menunjukkan besarnya pengaruh langsung suatu
dalam model dan juga tidak berkorelasi di antara variabel terhadap variabel lain, bila pengaruh-
sesama variabel itu sendiri. Implikasi dari asumsi pengaruh lain yang be rhubungan sudah
ini adalah bahwa semua variabel-variabel yang diperhitungkan.
relevan harus dilibatkan dalam sistem itu. Variabel Koefisien path ini identik dengan koefisien
endogen disusun sebagai kombinasi linier dari regresi (beta), bila variabelnya diukur dalam
variabel-variabel eksogen atau endogen lain yang bentuk standard. Cara memperoleh koefisien ini
ada dalam sistem, dibarengi sebuah residu. dapat d ilakukan dengan dua cara, yait u
Variabel eksogen diperlukan sebagai “pemberi”. (Kusnendi, 2005): pertama, dengan langsung
Jika variabel-variabel eksogen dikorelasikan menggunakan data mentah dan menghitung
se samanya, ko relasi te rse but dipe rlakukan koefisien parsial dari input data yang terstandard,
sebagai “pemberi” dan sisanya tidak dianalisis. dan kedua, dengan menggunakan metode zero-
Ketiga, asumsi normalitas sangat penting order correlation antar semua variabel dan dengan
terut ama untuk ke pentingan penarikan matriks interkorelasi yang ada. Lambang yang
kesimpulan. Pad a bebe rapa variabe l hasil digunakan untuk path koeffisien adalah “p”
observasi cenderung memiliki frekuensi yang dengan dua subscript (tulisan di bawah garis)
posisinya berada di pusat atau ditengah distribusi. yang pertama menyatakan efek (atau variabel
Distribusi normal merupakan hal yang penting terikat), dan subscript kedua menyatakan kausal/
dalam statistik yang digunakan sebagai rujukan penyebab (independent variable). Misalnya p 32
untuk menentukan ukuran normalitas tidaknya menyatakan efek langsung dari variabel 2 pada
suatu distribusi data sampel. Keempat, asumsi variabel 3.
homogenit as yang sering juga disebut
homoscedastisitas yaitu apabila skor-skor variabel Ketergantungan Variabel-Variabel dalam
endogen untuk setiap skor tertentu pada variabel Persamaan-Persamaan.
eksogen selal u sama atau hampir sama Sebagai suatu teknik untuk mengaitkan hubungan
(Goldstein, 1985). antar variabel yang diteliti dengan asumsi bahwa
Kelima, model analisis jalur cocok untuk terdapat beberapa variabel utama yang secara
variabel yang mempunyai skala interval atau rasio utuh menentukannya. Variabel-variabel utama
dan kurang cocok untuk variabel berskala nominal tersebut mungkin diobservari melalui variabel-
atau ordinal. Jika salah satu variabel dalam model variabel itu sendiri (seperti tingkat pendapatan,
yang dispesifikasikan mempunyai skala ordinal se bagai suatu pe ne ntu dal am pe mbayaran
atau nominal, maka koefisien korelasi variabel
pajak), atau mungkin didasarkan pada variabel-
tersebut harus dihitung dengan teknik statistik non-
variabel yang lain seperti (tingkat inteligensi sebagai
parametrik tertentu. Kemudian koefisien korelasi
yang dihasilkan dimasukkan ke dalam matriks penentu skor-skor tes bervariasi yang sedang
korelasi yang akan dipakai dalam analisis jalur. diteliti). Untuk melukiskan hal itu perhatikan gambar
2.
Path Coefficients
Koe fi sien pat h merupakan pecahan untuk
simpangan baku dari variabel terikat (dengan
tanda yang sesuai) untuk ditandai dengan faktor
yang langsung bertanggungjawab di mana

396
Sudaryono, Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel Dalam Penelitian

jalur. Persamaan itu sendiri dinamakan persamaan


struktural.

Persamaan Vektor dalam Analisis


Penelusuran
Selanjutnya kita mengasumsikan untuk bahwa
variabel-variabel xi dinyatakan dalam bentuk baku.
Ekspektasi-ekspetasi suku x i2 diartikan sebagai
suku kesatuan, dan ekspe kt asi dari x i x j
menyatakan koefisien korelasi rij. Asumsi-asumsi
tersebut tidak diartikan secara mendasar, tetapi
Gambar 2. Ilustrasi Diagram Penelusuran
secara sederhana yang merupakan perlakuan
formal yang lebih besar. Tentu saja, kegunaannya
Dari gambar 2, t ampak bahwa x 1 dan x 2
untuk mengidentifikasi (mengenali) koefisien-
merupakan variabel-variabel utama yang diselidiki,
koefisien b dalam persamaan jika korelasi-korelasi
dan x3 dan x4 menentukan variabel-variabel utama
antara variabel-variabel yang diketahui. Untuk
laten (yang tak diselidiki, hipotesis, sintetis).
menunjukkan bagaimana hal itu dapat dilakukan,
Variabel-variabel utama secara utuh menentukan
ambilah persamaan (1), dan bayangkan bahwa
variabel-variabel x3 dan x4 yang diselidiki seperti
hal itu menyatakan sebuah persamaan vektor.
yang dinyatakan oleh satu arah panah. Di sini x 4
Misalnya: x1,x2, dan x3 adalah nxl buah vektor dari
bukan hanya secara langsung bergantung pada
persamaan nilai yang diselidiki (dibakukan),
variabel-variabel utama x1 dan x2, akan tetapi
mengingat bahwa xu merupakan (nxl) vektor nilai
ketergantungan itu melalui variabel perantara x3.
error yang tak diselidiki (juga dibakukan). Koefisien
Tanda dua arah panah atau variabel x1 dan x2
b adalah skalar pengali. Sekarang kalikan kedua
menyatakan bahwa mereka saling memiliki
sisi persamaan (1) dikalikan dengan xi' sehingga
ketergantungan, namun arah dari pengaruh
diperoleh:
tersebut tidak dilakukan secara eksplisit. Pada sisi
x1x3=b31x1x1+b32x1x2+b3ux1xu................................(3)
lain, variabel xu dan xv merupakan dua variabel Jika membagi persamaan ini dengan n (jumlah
yang saling bebas (tidak ada tanda panah) dan yang diobservasi) menjadi:
juga bebas terhadap variabel x1 dan x2 (Asmin,
2002).
xi'x 3 b31x1' x1 b32 x1' x 2 b3ux1' xu
  
Analisis jalur secara khusus bertujuan untuk n n n n
menyetarakan persamaan-persamaan linier yang Karena secara umum berlaku:
dinyatakan sebagai sebuah fungsi dari variabel- xi' x j xi' xu
variabel, dari mana arah panah itu bergerak (titik  rij , dan  0,
n n
awal panah). Sebagai co ntoh dapat dit ulis
Persamaan di atas menjadi:
persamaan:
r13=b31+b32r12
x3=b31x1+b32x2+b3uxu..........................................(1)
Lihatlah ada tiga tanda panah yang berasal dari
Di mana r1u=0, selama xu di asumsikan bebas
x 1 ,x 2 dan x3 n dan x u menuju ke x 3 , artinya
terhadap x1. Dengan cara yang sama mengalikan
bergantung pada x 1 , x 2 dan x u . Begitu pula
kedua suku pada persamaan (1) dengan x 2 ,
persamaan:
setelah itu dibagi dengan n, maka hasilnya
X4=b41x1+b42x2+b43x3+b4vxv..................................(2)
menjadi:

Dalam per samaan ini suku b 43 x 3 dapat x '2 x1 b31x '2 x1 b32 x '2 x 2 b3ux '2 xu
   ,
dieliminasi karena x3 dapat digantikan dengan n n n n
persamaan (1) sehingga diperoleh persamaan atau r23=b31r12+b32............................................(5)
untuk x4. Faktor-faktor utama koefisien b dalam
persamaan (1) dan (2) yang dinamakan koefisien Persamaan (4) dan (5) merupakan dua

397
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

persamaan yang tidak homogen dengan dua pengali


b31 dan b32 yang tidak diketahui. Jika pengali-pengali
itu dapat dicari, maka persamaan (1) dapat diketahui,
kecuali untuk koefisien b3u. Demikian juga, jika
mengalikan persamaan (1) dengan xu, dibagi dengan
n akan mendapatkan hubungan:
r3u=b3u...............................................................(6) Gambar 3. Paradigma Model Analisis Jalur
Dengan mengalikan persamaan (1) dengan
x3, lalu dibagi dengan akan menghasilkan: Hal itu berarti bahwa hubungan-hubungan
linier dapat dijelaskan dalam sebuah bentuk
x '3 x 3 b31x '3x1 b32 x '3 x 2 b3ux'3 xu
   , atau segitiga sebagai berikut.
n n n n
x2=b21x1
1= b31r13+b32r23+b3ur3u........................................(7)
x3=b31x1+b32x2...................................................(8)
x4=b41x1+b42x2+b43x3
Kita dapat menyelesaikan persamaan ini
untuk b3u dengan menarik kuadrat akar dari 1-b 31-
b 32 r 23 , dengan demikian persamaan (1) telah
lengkap. Dengan cara yang sama kita dapat
menyelesaikan persamaan (2).

Saling ketergantungan variabel dalam Analisis


Penelusuran
Untuk menjelaskan pendekatan umum dalam
analisis penelusuran ini, sebuah contoh akan
diberikan, di mana terdapat empat buah variabel.
Dalam hal ini diasumsikan bahwa indeks variabel
menyatakan urutan waktu. Jika i<j variabel i dapat
Model ini secara nyata cukup sulit, secara
menjadi sebuah penentu terhadap variabel j,
tidak langsung cukup kompleks untuk menentukan
namun variabel j tidak dapat menjadi penentu bagi
semua variabel dengan x 1 . Meski pun kita
variabel i. Hal ini menuntun kita untuk menentukan
menambahkan variabel-variabel yang tidak
model recursive yang akan dijelaskan melalui
terobservasi dalam persamaan, akan tetapi e i
gambar 3. Dari gambar tersebut, hubungan antar
merupakan komponen xi sehingga bebas terhadap
variabel adalah sebagai berikut.
variabel-variabel x terdahulu (dalam hal ini e i
x1 penentu bagi x1, x2 dan x3
dapat menjadi sebuah variabel random error, atau
x 2 ditentukan oleh x 1 , sementara x 2 penentu
sebuah komponen khusus sistematik dari xi atau
terhadap x4 dan x4
keduanya). Selanjutnya komponen-komponen itu
x3 ditentukan oleh x1 dan x2, sementara x3 penentu
menjadi:
terhadap x4
x2=b21x1+b2ee2
x4 ditentukan oleh x1, x2 dan x3
x3=b31x1+b32x2b3e3..............................................(9)
x4=b41x1+b42x2+b43x3+b4ee4
Di sini e2 merupakan sebuah variabel yang
dipostulatkan untuk menjelaskan varians dalam
x 2 yang tidak ditentukan oleh x 1, sehingga x 2
bergantung sebagian pada x1 dan sebagian pada
ko mponen khusus e 2 . Secara umum, kita
mengasumsikan bahwa variabel laten e1 adalah
bebas terhadap semua variabel xh, (h<i) yang
terdahulu, dan kita mengasumsikan juga bahwa
semua variabel-variabel e yang tidak dikorelasi-

398
Sudaryono, Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel Dalam Penelitian

kan. Suatu variabel e i dinamakan se bagai


x1' x'3 b31x1' x2 b32 x1' x2 b3e x1' e3
komponen exogenous, yang berarti menjadi    , atau
n n n n
sebuah sumber variasi yang tidak bergantung
r13=b31+b32r12..................................................(11a)
pada variabel-variabel lain dalam sistem tersebut.
Dalam hal ini, analisis penelusuran seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya merupakan faktor- Kemudian kalikan lagi kedua ruas dengan x '2 ,
faktor utama dari e; bersama dengan x1; di mana dan setelah itu bagilah dengan n, sehingga:
x1 itu sendiri juga merupakan variabel exogenous.
x'2 x'3 b31x'2 x2 b32x'2 x2 b3e x'2e3
Kumpulan persamaan-persamaan (9) secara    , atau
n n n n
tidak langsung mengatakan bahwa x2, x3 dan x4
r23=b31r12+b32.................................................(11b)
bukan merupakan faktor-faktor utama tetapi
merupakan variabel te ri kat at au variabel
Kedua hasil persamaan-persamaan (11a) dan
endogenous yang dapat dilihat jika misalnya,
(11b) merupakan dua persamaan yang tidak
mengeliminasi x2. Artinya mensubstitusikan x2 ke
homogen di mana keduanya tidak diketahui, tetapi
ruas kanan persamaan pertama, lalu variabel x3
dapat dipecahkan untuk b. Lakukanlah hal yang
menjadi bergantung kepada x1, e2 dan e3. Dengan
sama pada persamaan (9) yang mengandung x4
cara yang sama pada persamaan ke tiga,
dengan mengalikan lagi kedua ruas dengan x1' ,
mengeleminasi x3, kemudian mengeleminasi x2,
dan setelah itu bagilah dengan n, sehingga:
sehingga x4 menjadi fungsi linier dari x1, e2 dan e3
dan e4. x1' x'4 b 41x1' x1 b 42x1' x2 b 43x1' x3 b 4e x1' x 4
   
Sekarang semua persamaan (9) merupakan n n n n n
persamaan-persamaan vekto r. Misal nya x atau
merupakan vektor-vektor kolom dari n buah nilai r24=b41r12+b42+b43r23..........................................(12b)
yang diobservasi, dan e adalah vektor-vektor
kolom dari n buah nilai yang tidak diobservasi.
Kemudian kalikan lagi kedua ruas dengan x '3 ,
Aturan untuk menemukan pemecahan terhadap
b adalah dengan cara mengambil satu dari dan setelah itu bagilah dengan n, sehingga:
persamaan yang mengandung x1 (untuk membuat x'3 x 4 b x' x b x' x b x' x b x' e
aturan umum), kalikan kedua ruas dengan x 'g  41 3 1  42 3 2  43 3 3  4e 2 4
n n n n n
untuk semua nilai dari g<i. Kemudian bagilah
atau
kedua ruas dengan n, dan hasilnya adalah
r34=b41r13+b42r23+b43..........................................(12c)
persamaan-persamaan itu berbentuk:
rig=bi1r1g+bi2r2g+...+bi,i-1ri-1,g..............................(10)
Penulis telah mendapatkan tiga persamaan
yang tak homogen dan ketiganya tidak diketahui,
Dengan asumsi semua korelasi-korelasi rg,ei
dan dapat dipecahkan untuk b. Secara umum,
adalah nol.
untuk ke i buah persamaan, aturan hasil dalam i
Untuk melukiskan aturan itu, maka ambillah
persamaan-persamaan yang tidak homogen
persamaan dari (9), kemudian kalikan kedua sisi
dalam i persamaan yang tidak diketahui, namun
dengan x1' , dan setelah itu bagilah dengan n,
kita dapat menyelesaikannya untuk mencari nilai-
sehingga:
nilai b i . Selanjutnya perlu diketahui bahwa
x1' x'2 b21x1' x2 determinasi dari koefisien-koefisien tidak sama
 , atau r12  b21
n n dengan nol. Determinasi tersebut merupakan
Ini merupakan pemecahan-pemecahan untuk determinasi R i  1 , di mana Ri-1 merupakan ma-
b21. Selanjutnya ambillah persamaan kedua yang triks antara korelasi-korelasi pertama dari (i-1)
mengandung x 3 . Pertama, kalikan kedua sisi variabel-variabel yang diobservasi.
dengan x1' dan setelah itu bagilah dengan n, Secara umum, keinginan tersebut akan
sehingga: ditemukan juga. Jika tidak ditemukan, berarti kita
dapat me nemukan suat u vari abel yang

399
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

diobservasi dalam kelompok tersebut (lebih dari Diagram path analysis dari variabel itu
satu) yang secara utuh bergantung pada yang digambarkan sebagai berikut.
lainnya. Variabel ini dapat berlebih jumlahnya,
0,857 0,818
sehingga perl u dihilangkan, t etapi tanpa
menghilang kan info rmasinya. Perist iwa ini
agaknya tidak seperti yang diaplikasikan dalam 2
0,215 4
kerja. Terakhir, untuk mencari koefisien bie kedua
0,516
ruas dikalikan dengan e1' , sehingga diperoleh: 0,025
rie  bi,e , sehingga tampak bahwa b i.e selalu 0,433
i
sama dengan korelasi antara sebuah variabel dan
1 0,278 0,280
komponen e yang dimiliki itu. Yang kedua, kalikan 0,121
persamaan dengan xi' , sehingga dipero le h 0,310 -0,014
persamaan sebagai berikut: 6 5

1+bi1r1i+bi2r21+...+bi,i-1ri,i-1+bieri,ei*......................(14) 0,339

Aplikasi Path Analysis di Bidang Pendidikan 0,859 0,752


Analisis jalur (path analysis) memungkinkan untuk
mengakses perluasan sejauh mana data yang Penerapan prosedur yang telah dijelaskan di
berhasil dikumpulkan konsist en d engan a atas dapat menghasilkan struktur persamaan
hypothesized causal structure. Sebenarnya tidak berikut.
membentuk hubungan kausal sebenarnya (true x2 = 0,516 x1 + 0,857 e2
causal relationship), karena tidak ada temporal x3 = 0,310 x1 + 0,278 x2+0,859 e3
ordering among the variables that compose the causal x4 = 0,025 x1 + 0,215 x2+0,433 x3+0,818 e4
sequence (Supranto, 2004). Di sini dikemukakan x5 = 0,014 x1 + 0,121 x2 + 0,399 x3 + 0,280x4 +
se buah conto h ko nkrit yang d iado psi dan 0,280 x4+0,752 e5
dimodifikasi dari hasil penelitian Blau dan Duncan
dalam Asmin (2002), yang melibatkan lima buah Contoh lain adalah penelitian yang telah
variabel yang menjelaskan t entang pro ses dilakukan oleh Agung dan Subroto (2010), yang
sertifikasi pekerjaan orang tua dan anak sebagai melibatkan empat buah variabel dengan model
berikut. teoritik penelitian digambarkan sebagai berikut.
x1 =tingkat pendidikan orang tua Hipotesis dalam studi ini sebagai berikut: (1)
x2 =status pekerjaan ayah te rdapat p engaruh budaya o rganisasi (X 1 )
x3 =tingkat pendidikan anak terhadap kepuasan kerja (X 3 ) (2) terdapat
x 4 =tingkat pekerjaan dari peker jaan anak pengaruh kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan
pertama kerja (X 3 ), (3 ) terdapat pe ngaruh b udaya
x5 =tingkat pekerjaan dari pekerjaan anak kedua organisasi (X1) terhadap kinerja (X4), (4) terdapat
Dari studi yang dilakukan maka diperoleh pengaruh kepemimpinan (X1) terhadap kinerja (X4),
hubungan antar variabel seperti terlihat pada dan (5) terdapat pengaruh kepuasan kerja (X3)
Tabel 1. terhadap kinerja (X 4). Di dalam menghitung

Tabel 1. Matriks Interkorelasi antar Variabel

r x1 x2 x3 x4 x5
x1 1,000 0,516 0,453 0,332 0,322
x2 1,000 0,438 0,417 0,405
x3 1,000 0,538 0,596
x4 1,000 0,541
x5 1,000

400
Sudaryono, Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel Dalam Penelitian

Budaya
Organisasi (X1

Kepuasan Kerja
Kinerja (X 4
(X 3

Kepemimpinan
(X 2

besaran pengaruh, dibagi ke dalam 2 (dua) hubungan kausal di lakukan untuk me ng uji
persamaan struktur, yakni: pengaruh langsung maupun tidak langsung
Persamaan Struktur 1: Kekohesifan, Gaya Kepemimpinan, Budaya Kerja
X3  Px3x1  Px3x2 X2  å1 terhadap efektivitas organisasi Perusahaan
Pada output Mo del Summary di ketahui Pengadaan Alat-alat Teknis Pendidikan di Jakarta.
R2=0,7182=0,515. Sehingga diperoleh Koefisien Model analisis yang akan digali dalam penelitian
Residu =1-0,516=0,485. ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Persamaan struktur 1 ditulis:
X3 = 0,254* X1 + 0,592* X2 + 0,485 Kekohesifan

X3 X4
Diagram Jalur Struktur X1 dan X2 terhadap X3
Budaya Kerja Efektivitas
X2 organisasi
0,485
Budaya Gaya
Organisasi (X1 0,254 Kepemimpinan

Kepuasan Kerja
0,333
(X 3
Hasil penelitian ini menemukan bahwa:
Kepemimpinan Pertama, pengaruh l angsung keko hesi fan
(X 2 0,592
terhadap budaya kerja ditunjukkan melalui
koefisien jalur dan terbukti sangat
Persamaan Struktur 2: si gnifikan. Temuan menegaskan bahwa
X4 = Px4x1 X1+ Px4x2 X2+ Px4x3 X3+ keko hesi fan berpengaruh langsung
Pada output Mo del Summary di ketahui terhadap budaya kerja . Kedua, pengaruh
R =0,8302=0,689, sehingga diperoleh Koefisien
2
langsung gaya kepemimpinan terhadap budaya
Residu =1-0,689=0,311. kerja ditunjukkan melalui harga koefisien jalur
Persamaan struktur 2 ditulis: dan terbukti sangat signifikan.
X4 = 0,148* X1+ 0,265* X2+ 0,548* X3 + 0,311 Temuan menegaskan bahwa gaya kepemimpinan
Diagram Jalur Struktur terhadap : (X2) berpengaruh langsung terhadap budaya kerja
X 3 . Dengan kata lain makin kuat gaya kepe-
Kepuasan 0,311 mimpinan, makin tinggi budaya kerja. Ketiga,
Budaya Kerja (X3 pengaruh langsung kekohesifan terhadap
Organisasi (X1 efektivitas organisasi diketahui melalui harga
0,148 0,548 koefisien jalur (  41)=0,365 dan terbukti sangat
0,333 si gnifikan. Temuan menegaskan bahwa
Kinerja
Kepemimpinan (X4 kekohesifan (X1) berpengaruh langsung terhadap
(X2 0,265 efektivitas organisasi (X4). Dengan kata lain, makin
tinggi kekohesifan, makin tinggi efektivitas
Penelitian dengan metode survei menggu- organisasi.
nakan analisis j alur (Kustoro, 2010), dimana

401
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

Keempat, pengaruh langsung gaya kepe- variabel lain yang masih sangat banyak jika
mimpinan terhad ap efekt ivitas o rganisasi dianalisis dengan model ini.
ditunjukkan melalui harga ko efisien jalur
(  42 )=0,268 yang terbukti sangat signifikan. Simpulan dan Saran
Temuan menegaskan bahwa gaya kepemimpinan Simpulan
(X 2)berpengaruh langsung terhadap efektivitas Metode path analysis adalah suatu metode yang
organisasi (X4). Dengan kata lain, makin tinggi mengkaji pengaruh (efek) langsung maupun tidak
gaya kepemimpinan, makin tinggi efektivitas langsung dari variabel-variabel yang dihipo-
organisasi. Kelima, pengaruh langsung budaya tesiskan sebagai akibat pengaruh perlakuan
kerja terhadap efektivitas organisasi ditunjukkan terhadap variabel tersebut. Tujuan analisis jalur
melalui harga koefisien jalur (  43)=0,341 yang adalah menerangkan akibat langsung dan tidak
terbukti sangat signifikan. Temuan menegaskan langsung seperangkat variabel, sebagai variabel
bahwa budaya kerja (X3) berpengaruh langsung penye bab, terhadap variabel l ainnya yang
terhadap efektivitas organisasi (X4). Dengan kata merupakan variabel akibat. Hasil penelusuran
lain, makin tinggi budaya kerja, makin tinggi literatur dan contoh-contoh penelitian yang
efektivitas organisasi. Keenam, pengaruh tidak menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa
langsung kekohesifan t erhadap efekti vi tas analisis jalur sangat efektif dan perlu dikembang-
o rganisasi melalui budaya kerja r31 xr43= kan dalam penelitian pendidikan. Dalam model
0,35x0,341=0,119 yang terbukti sangat signifikan. kausal, harus dibedakan antara variabel eksogen
Dengan kata lain, makin tinggi kekohesifan makin dan endogen. Variabel eksogen adalah variabel
tinggi efektivitas organisasi melalui budaya kerja. yang variabilitasnya diasumsikan ditentukan oleh
Untuk mendapatkan hasil yang wajar dalam sebab-sebab yang berada di luar model. Sedang-
pengujian model penelitiannya, secara sederhana kan variabel endogen adalah variabel yang
peneliti dapat mengikuti enam langkah yang variasinya dapat diterangkan oleh variabel
sering dianjurkan oleh para penyusun buku eksogen dan endogen yang berada di dalam
tuntutan metodologi (Tacg, 1997), antara lain: (a) sistem.
membangun model atau skema kausal, (b) Saran
membangun pola hubungan antar variabel dalam Bagi peneliti pemula pemakaian dan pemanfaatan
suatu urutan, (c) menggambarkan diagram path, metode path analysis ini dapat saja dilakukan
(d) menghitung path coefficients untuk model walaupun ada beberapa kesulitan yang akan
dasarnya, (e) menguji goodness of fit dengan dite mukan dalam proses p engurutan dan
model dasar itu, dan (f) membuat interpretasi penempatan variabel. Namun demikian, metode
terhadap hasilnya. Dengan melihat contoh-contoh ini merupakan salah satu metode alternatif yang
penelitian menggunakan model analisis jalur digunakan dalam menganalisis hasil penelitian,
tersebut, maka perlu dikembangkan variabel- selama masalah dan disain penelitian itu memang
menunjang pemakaian metode anal isis i ni.
Temuan peneliti ini dapat dirangkum sebagai dengan demikian path analysis (analisis jalur) ini
berikut.

(r14 = 0,533
X1 ρ41 = 0,365

(r13 = 0,564
ρ31 = 0,350 (r34 = 0,482
X3 X4
ρ43 = 0,341
(r23 = 0,462
ρ32 = 0,498

X2 (r24 = 0,246
ρ42 = 0,268

402
Sudaryono, Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel Dalam Penelitian

dapat menjadi salah satu alternatif analisis yang konsumsi bagi penelitian di masing-masing di
mendorong para peneliti untuk meningkatkan lembaga tempat peneliti berbeda. Kiranya analisis
kreativitas meneliti terutama untuk memotivasi jalur ini dapat lebih dikembangkan untuk tujuan
dan membangkitkan semangat dalam peningkat- yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu,
an kualitas penelitiannya, paling tidak untuk terutama pengembangan Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan.

Pustaka Acuan
Agung, Iskandar, dan Gatot Subroto. 2010. “Peran Faktor Non-Ekonomis dalam Penyelenggaraan
Pendidikan”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 16. Nomor. 2. Maret 2010.
Asmin, 2002. “Penerapan Path Analysis Menurut Penempatan Urutan Variabel dalam Penelitian,
Presisi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,Vol.1. no. 2. Maret 2002, Jakarta: Program
Studi PEP UNJ.
Abdurahman, Maman, Sambas Ali Muhidin, dan Ating Somantri. 2011. Dasar-Dasar Metode Statistika
untuk Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.
Goldstein, D. F. 1985. Multivariat Statistics Methods, Tokyo: McGraw Hill Kogakusha Ltd.
Hasan, Zaini, 2002. Pengantar Analisis Hubungan Kausal (Analisis Jalur), Malang: Pusat Penelitian IKIP
Malang.
Jacques Tacg, 1997. Multivariate Analysis Techniques in Social Science Research From Problem to
Analysis, London: Sage Publication.
Kerlinger, Fred. N. 2003. Asas-asas Penelitian Behavioral. Terj. Landung R Simatupang, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Kusnendi, 2005. Analisis Jalur: Konsep dan Aplikasi Dengan Program SPSS & LISREL 8, Bandung: Badan
Penerbit Pendidikan Ekonomi UPI.
Kustoro, Bambang D. 2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Kerja Terhadap Efektivitas
Organisasi”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 16. No. 3, Mei 2010.
Maruyama, Geofrey M. 1998. Basic of Structural Equation Modeling, New Jersey: Sage Publication, Inc.
Muhidin, Sambas A, dan Maman Abdurahman. 2009. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam
Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.
Pedhazur. J. Elazar, 1982. Multiple Regression in Behavioral Research. New York: Hott. Rinehart and
Winston.
Riduwan, Kuncoro. E.A, 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), Bandung:
Alfabeta.
Sri Sularso, 2003. Buku Pelengkap Metode Penelitian Akuntansi: Suatu Pendekatan Replikasi,
Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Pengembangan, Bandung:
Alfabeta.
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi, Jakarta: Rineka Cipta.
Winarsunu, T, 2003. Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

403

Anda mungkin juga menyukai