Anda di halaman 1dari 3

Vitamin E

1. Vitamin E banyak dikaitkan dengan kejadian ataksia . jelaskan! Sertakan


dengan hasil penelitian
2. Supplement vitamin E dapat mengganggu kerja obat tertentu, seperti
antikoagulan , antiplatelet, simvastatin, niacin, obat kemoterapi, dan obat
radioterapi. Jelaskan!

Ataksia adalah gangguan neurologis yang disebabkan oleh masalah pada otak dan
sistem keseimbangan serta koordinasi. Kondisi ini akan membuat seseorang kesulitan
untuk mengendalikan gerakan tubuhnya, baik saat bicara, menggerakkan mata,
kemampuan menelan, berjalan, mengambil benda , dan gerakan sadar lainnya.
Kini telah ditemukan sekitar 100 jenis ataksia berbeda, jenis-jenis tersebut dibagi
berdasarkan apa saja penyebab dan bagian bagian tubuh yang terganggu . di Indonesia,
jumlah penderita ataksia diperkirakan kurang dari 500 orang, sedangkan di amerika
penderita ataksia mencapai 150.000 orang, adapun jenis ataksia diantaranya sebagai
berikut :
 Ataksia sensorik, ialah gangguan koordinasi pada sistem somato sensorik
(sistem saraf yang mengatur rasa getar/posisi).
 Ataksi vestibular, ialah kerusakan yang terjadi pada sistem vestibular di
telinga bagian dalam. Sistem vestibular sendiri berfungsi untuk mengatur
gerakan kepala.
 Ataksia serebelum, ( otak kecil), ialah kondisi ketika kerusakan terjadi pada
serebelum atau otak kecil yang berperan dalam keseimbangan atau
koordinasi.
Ataksia terjadi karena adanya kerusakan atau degenerasi pada otak kecil
(cerebellum) atau ataksia serebelum yang memiliki fungsi utama sebagai pengontrol
keseimbangan , koordinasi otot, dan gerak tubuh . Beberapa penyebabnya sebagai berikut
:
 Kekurangan vitamin B1, B12, atau E
 Infeksi bakteri yang terjadi pada otak, misalnya meningitis.
 Kecanduan alkohol atau penyalah gunaan Narkotika, Psikotropika, dan zat
adiktif lainnya
 Hidrosefalus
 Kurangnya hormon tiroid dalam darah
 Kondisi yang mengganggu asupan darah ke otak ( Stroke).

Ataksia dengan defisiensi Vitamin E (AVED) adalah kondisi resesif autosomal


langka yang berkorelvsi dengan ataksia serebral progresif, tanda kolom dorsal, dan
defisit pyramidal pada pemeriksaan . Hal ini disebabkan oleh mutasi pada gen transfer
protein tokoferol alfa pada kromosom 8 dan pertama kali disajikan oleh Burck et al.
secara klinis hampir tidak dapat dibedakan dari ataksia Friedreich tetapi dengan
pengobatan yang tepat sebagian fitur neurologis yang merusak dapat dicegah.
Sebuah penelitian internasional yang dilakukan pada seorang pria Iran berusia 28
tahun dirujuk ke pusat neurologi regional untuk produksi ataksia dan disertai
progresifnya, dengan hasil pemeriksaan ekremenitas atas dan bawah menyatakan ataksia
serebelar dengan intesitas tremor dan tidak adanya reflex tendom dalam. Respon plantar
adalah reflex tendom ekstensordi kiri dan tidak ada dikanan. Tidak ada getaran dan rasa
di sendi secara bilateral. Analisis genetik dari frataxin konfirmasi dua alel dalam kisaran
normal dan tidak ada bukti ekspansi. Penyelidikan lebih lanjut bukti kekurangan vitamin
E. Konsentrasi tokoferol alfa terukur pada <1,0 respon plantar adalah ekstensor di kiri
dan tidak ada di kanan. Penelitian lebih lanjut dikonfirmasi bukti kekurangan vitamin E.
kosentrasi tokoferol alfa teramati pada <1,0 µ mol/L (kisaran normal : 9,5-41,5 µ mol/L).
Rasio vitamin E kolesterol adalah 0,3 µ mol/mmol yang menunjukkan defesiensi vitamin
E murni.
Diagnosis AVED dikonfirmasi oleh mutasi pada gen TTPA pergeseran kerangka
pathogen yang homozigot pada get TTPA c.706del (p.His236fs) yang menunjukkan
aktivitas TTP. Pasien melalui pengobatan dengan dosis tinggi vitamin E dalam bentuk
supplement tokoferol D-alpha pada 800 mg/hari. Peningkatan konsentrasi Vitamin E
serum pada 1 tahun tindak lanjut. Ataksia dan disertria-nya telah stabil. (Bonello end ray,
2016)
Interaksi vitamin E dengan obat antikoagulasi/antiplatelet

Vitamin E sebagai antioksidan akan berperan dalam tubuh untuk melebarkan saluran pembuluh
darah sehingga mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah. (Murray RK, et al 2003)
sedangkan antikoagulan berperan untuk mencegah pembekuan darah, sehingga jika vitamin E
dikonsumsi bersamaan dengan antikoagulan dan antiplatelet akan meningkatkan kemungkinan
pendarahan dan memar dikarenakan fungsi yang sama . (ludivine L, et al, 2017)

Interaksi vitamin E dengan obat simvastatin

Vitamin E disimpan di dalam hati sedangkan obat simvastatin diproses dalam hati sehingga
ketika vit e bertemu dengan obat ini akan mempengaruhi efektivitas simvastatin

Interaksi vitamin E dengan Niacin

Kombinasi vitamin E, beta karotein, dan selenium didua dapat menurunkan beberapa efek niasin.
Niasin dapat meningkatkan kadar kolesterol baik “HDL”. Mengkonsumsi vitamin E bersamaan
dengan B3 dapat menurunkan kadar kolesterol baik “HDL”

Interaksi vitamin E dengan obat kemoterapi dan radioterapi

Vitamin e sebagai salah satu dari jenis antioksidan dianggap menganggu mekanisme oksidatif
dari agen kemoterapi, sehingga mengurangi keefektifannya. Pada pasien perawatan kemoterapi
sebaiknya menghindari suplemen antioksidan saat menjalani perawatan. (Conklin KA, 2000)

Anda mungkin juga menyukai