Vitamin E
Vitamin E
Ataksia adalah gangguan neurologis yang disebabkan oleh masalah pada otak dan
sistem keseimbangan serta koordinasi. Kondisi ini akan membuat seseorang kesulitan
untuk mengendalikan gerakan tubuhnya, baik saat bicara, menggerakkan mata,
kemampuan menelan, berjalan, mengambil benda , dan gerakan sadar lainnya.
Kini telah ditemukan sekitar 100 jenis ataksia berbeda, jenis-jenis tersebut dibagi
berdasarkan apa saja penyebab dan bagian bagian tubuh yang terganggu . di Indonesia,
jumlah penderita ataksia diperkirakan kurang dari 500 orang, sedangkan di amerika
penderita ataksia mencapai 150.000 orang, adapun jenis ataksia diantaranya sebagai
berikut :
Ataksia sensorik, ialah gangguan koordinasi pada sistem somato sensorik
(sistem saraf yang mengatur rasa getar/posisi).
Ataksi vestibular, ialah kerusakan yang terjadi pada sistem vestibular di
telinga bagian dalam. Sistem vestibular sendiri berfungsi untuk mengatur
gerakan kepala.
Ataksia serebelum, ( otak kecil), ialah kondisi ketika kerusakan terjadi pada
serebelum atau otak kecil yang berperan dalam keseimbangan atau
koordinasi.
Ataksia terjadi karena adanya kerusakan atau degenerasi pada otak kecil
(cerebellum) atau ataksia serebelum yang memiliki fungsi utama sebagai pengontrol
keseimbangan , koordinasi otot, dan gerak tubuh . Beberapa penyebabnya sebagai berikut
:
Kekurangan vitamin B1, B12, atau E
Infeksi bakteri yang terjadi pada otak, misalnya meningitis.
Kecanduan alkohol atau penyalah gunaan Narkotika, Psikotropika, dan zat
adiktif lainnya
Hidrosefalus
Kurangnya hormon tiroid dalam darah
Kondisi yang mengganggu asupan darah ke otak ( Stroke).
Vitamin E sebagai antioksidan akan berperan dalam tubuh untuk melebarkan saluran pembuluh
darah sehingga mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah. (Murray RK, et al 2003)
sedangkan antikoagulan berperan untuk mencegah pembekuan darah, sehingga jika vitamin E
dikonsumsi bersamaan dengan antikoagulan dan antiplatelet akan meningkatkan kemungkinan
pendarahan dan memar dikarenakan fungsi yang sama . (ludivine L, et al, 2017)
Vitamin E disimpan di dalam hati sedangkan obat simvastatin diproses dalam hati sehingga
ketika vit e bertemu dengan obat ini akan mempengaruhi efektivitas simvastatin
Kombinasi vitamin E, beta karotein, dan selenium didua dapat menurunkan beberapa efek niasin.
Niasin dapat meningkatkan kadar kolesterol baik “HDL”. Mengkonsumsi vitamin E bersamaan
dengan B3 dapat menurunkan kadar kolesterol baik “HDL”
Vitamin e sebagai salah satu dari jenis antioksidan dianggap menganggu mekanisme oksidatif
dari agen kemoterapi, sehingga mengurangi keefektifannya. Pada pasien perawatan kemoterapi
sebaiknya menghindari suplemen antioksidan saat menjalani perawatan. (Conklin KA, 2000)