F
P gh
A
F A
r
e
s
s
u
r
e
P
P
P = Tekanan (1 N/m2 = 1 Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m2)
F A ρ
r
e
s
s
u
r
e
P
P
m A
g
ρ
V A
g
V A
g
g
h
P
ρ
h
TEKANAN CAIRAN
AKIBAT KEDALAMAN
TEKANAN HIDROSTATIK
Tekanan HIDROSTATIK adalah tekanan total yang dialami oleh
setiap benda yang berada di dalam cairan. Tekanan ini merupakan
penjumlahan antara tekanan udara sekitar dan tekanan dari cairan,
yang dapat dirumuskan dengan persamaan :
P P0 gh
dimana : P0 = tekanan udara sekitar (tekanan atmosfer)
(1,01 x 105 Pa)
ρ = massa jenis cairan (untuk air = 1,00 gr/cm3)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = kedalaman cairan (meter)
CONTOH PERALATAN MEDIK
YANG BEKERJA DENGAN PRINSIP TEKANAN HIDROSTATIK
P P0 gh
P P0 gh
P gh
F dorong
Pdarah Pcairan Pdarah
A tabung
PA 1 gh1 2 gh2
Jika A diisi udara, maka umumnya tekanan
1gh1 dapat diabaikan, karena massa jenis PA 2 gh2
udara sangat kecil sehingga P2 PA.
PERSAMAAN KONTINUITAS
Sebuah pipa yang mempunyai luas penampang A1 di ujung 1 dan luas
penampang A2 di ujung 2, dialiri cairan sebagaimana gambar di bawah:
L1 L2
A1 v1 v2 A2
m1 m2 1 A1 v1 t 2 A2 v 2 t
t t t t
A1 v1 A2 v 2
CONTOH PENERAPAN PERSAMAAN KONTINUITAS
PADA MODEL ALIRAN DARAH
Keseluruhan sistem peredaran darah
(sistem kardiovaskuler) yang terdiri
dari arteri, arteriola, kapiler, venula
dan vena dapat diasumsikan seperti
MODEL PIPA
A1 v1 A2 v 2
maka semakin kecil luas penampang pembuluh darah, maka laju atau
kecepatan aliran darahnya semakin besar, demikian pula sebaliknya.
PRINSIP KERJA JANTUNG SEPERTI POMPA SIRKULASI
20 % di 10 % di 7 % di kapiler 93 % di arteri
70 % di
arteri kapiler paru-paru dan vena
vena
paru-paru
TEKANAN DARAH SISTEMIK TEKANAN ARTERI PARU-PARU
P Sistolik P Sistolik
120 30
10 Diastolik
80 Diastolik
t
t
TEKANAN RATA-RATA
Menentukan banyaknya darah yang mengalir tiap satuan waktu
t
1
Prata rata P(t )dt
T 0
PERSAMAAN BERNOULLI
Jika cairan mengalir pada suatu model pipa (misalnya pembuluh darah)
yang bagian-bagiannya berbeda ketinggian, maka dapat terjadi
perbedaan tekanan total. Persamaan tekanan total untuk masing-masing
bagian 1 dan 2 adalah:
1 1
p1 g h1 v1 p 2 g h2 v 2
2 2
2 2
PENERAPAN PERSAMAAN BERNOULLI
PADA MODEL ALIRAN DARAH
1 1
g h1 v1 g h2 v2
2 2
2 2
1 2 1 2
g h1 v1 g h2 v2
2 2
Persamaan di atas dapat kita gunakan untuk menghitung laju aliran darah
pada suatu organ tubuh yang terletak pada ketinggian tertentu terhadap
kelajuan aliran darah di aorta jantung.
A
v
F v
L
GRADIEN KECEPATAN ANTAR LAPISAN
Gambar menunjukkan beberapa lapisan cairan sejajar yang tiap lapisan
mempunyai luas A dan jarak antar dua lapisan adalah L. Jika lapisan
atas bergerak sejajar dengan lapisan bawah pada kecepatan v relatif
terhadap lapisan bawahnya, maka bekerja suatu gaya sebesar F.
v A
A v L
F v F A F
L L vA
V r 4 ( P1 P2 )
P1 P2
t 8L
L
Panjang = 3
1 ml/min
Panjang = 2
2 ml/min
Panjang = 1
3 ml/min
• EFEK DIAMETER PEMBULUH TERHADAP DEBIT
Debit aliran zat cair (darah) semakin cepat pada diameter pembuluh
darah semakin besar.
d=1
1 ml/min
d=2
16 ml/min
d=3
256 ml/min
• EFEK KEKENTALAN TERHADAP DEBIT
Semakin kental zat cair (darah) semakin besar hambatan terhadap
dinding pembuluh, sehingga dapat ditentukan konsentrasi sel darah
merahnya.
CATATAN :
1 cm
Pada darah normal kekentalan
air
3,5 kekentalan air.
Kekentalan 1 ½ kali diatas
normal kekentalan 2 kali air.
1,5 cm
Kekentalan 70 kali di atas
plasma normal kekentalan 20 kali air
3,5 cm
darah
Tegangan Permukaan
F
= L
F
Fenomena Tegangan Permukaan
r r
2r
2 r cos = W
2 cos
h
gr
BERBAGAI
SATUAN TEKANAN
SOAL-SOAL BIOFLUIDA :