Anda di halaman 1dari 74

HIDRODINAMIKA

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 1


MATERI
1. PENDAHULUAN
2. HIDRODINAMIKA
2.1. ALIRAN ZAT CAIR MELALUI PEMBULUH
2.2. TAHANAN TERHADAP DEBIT ZAT CAIR
2.3. SATUAN KEKENTALAN
2.4. LAJU ENDAP & GAYA BUAYANSI / APUNG
2.5. ALIRAN
3. BUNYI JANTUNG
4. TEKANAN DARAH
5. MEMBRAN KENYAL
6. ALAT UNTUK MENGUKUR TEKANAN ZAT CAIR
7. GAS
8. MEKANIKAN PARU – PARU
9. HUKUM HUKUM YG BERLAKU DALAM PERNAFASAN
10. PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP TEKANAN BAROMETRIK
11. ALAT UKUR VOLUME PARU - PARU

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 2


PENDAHULUAN
Fluida ( zat alir ) meliputi zat cair dan gas.
Zat cair meliputi : air , darah , asam sulfat, dll
Zat gas meliputi : udara , oksigen, nitrogen, dll
Perbedaan zat cair dan gas.
Zat cair Zat Gas

Molekul2 terkait scr longgar namun Molekul2 bergerak bebas dan saling
tetap berdekatan bertumbukkan
Tekanan terjadi akibat gaya grv bumi Tekanan gas bersumber pada
perubahan momentum akibat
tumbukan
Tekanan yang terjadi secara tegak Tekanan yang terjadi tidak tegak
lurus pada bidang lurus pada bidang
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 3
TEKANAN
• Adalah Gaya Normal
Persatuan Luas permukaan.

P = F/A
F : Gaya yg bekerja, A: Luas permukaan dimana gaya
bekerja.
1 newton
 1 N/m 2  1 Pa
Satuan SI: meter 2
BERBAGAI SATUAN TEKANAN
TEKANAN KARENA GAYA BERAT FLUIDA

F mg
P 
A A

  m /V ATAU m  V

Vg
P 
A

Vg
P ATAU P  gh V = hA
A
HIDROSTATIKA
1. Densiti dan Aplikasinya
 = m/V
-. Berat Jenis (Spesific Gravity = SG)= z/a
-.  merupakan karakteristik suatu zat.
-. Perbedaan  komponen- komponen yang terlarut
dalam larutan dapat dimanfaatkan untuk pemisahan
kompenen-komponen tersebut.
-. Penentuan  suatu zat tertentu dapat digunakan
sebagai alat bantu diagnosa.

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 9


Prinsip Archimedes.
• Jika sebagian atau seluruh dari benda berada
dalam suatu fluida maka benda tersebut akan
mendapat tekanan ke atas (gaya apung=Gaya
Archimedes) sebesar berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut.
Fkeatas = .g.V

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 10


-. Perbedaan zat yang tercelup dengan  fluida
menimbulkan fenomena terapung, melayang
dan terbenam.
-. F Archimedes  benda kehilangan W sebesar
berat V zat cair yang dipisahkannya.
-. Pemanfaatan: melatih anggota tubuh yang
kurang berfungsi dalam air agar lebih mudah
digerakkan.
-. Normalnya kepala janin dalam uterus
menghadap ke bawah
karena : kepala > badan, Vkepala < Vbadan sehingga
Fbadan > Fkepala
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 11
2. Tekanan Hidrostatik dan Aplikasinya Pada
Fluida

P = F/A
Satuan : N/m2 = Pa (Pascal)
- mmHg = Torr
- Lb/inch
- mm H2O
- Atm
- Bar
Alat Ukur: Barometer  P udara luar ( terbuka)
Manometer  P udara tertutup

Julizar Nazar BM MKS 12


a. Tekanan pada bejana tertutup
-. Tekanan yang dikerjakan pada fluida dalam bejana
tertutup diteruskan ke semua arah tanpa berkurang
besarnya (Hk. Pascal).
-. Fluida diam menggunakan tekanan tegak lurus
terhadap permukaan wadahnya.
-. Tekanan pada fluida
P = .g.h
-. Tekanan pada ketinggian yang sama dalam fluida
adalah sama.
Julizar Nazar BM MKS 13
b. Tekanan pada bejana terbuka
Pa = Po + .g.ha
Pb = Po + .g.hb
Pa – Pb = .g (ha-hb)
P = .g.h

Julizar Nazar BM MKS 14


C. P Atmosfir, P mutlak dan P lebih
P atmosfir (Po) : Tekanan udara pada permukaan
laut = 1 Atm = 760 mmHg
= 1030 cmH2O
P mutlak (Pm) : Tekanan sebenarnya yang
terdapat pada sistem (selalu positif)
P lebih (Pl) : Selisih Pm – Po
Pl = Pm - Po
Nilainya bisa (+) bisa (-)
Julizar Nazar BM MKS 15
-. P yang terukur oleh instrumen sebenarnya
adalah P lebih dari sistem tersebut.
-. Jika P sistole yang terukur = 100 mmHg maka
Pm sistole sebenarnya adalah BISA 86/ 120
mmHg.
-. Pl (baik + maupun -) sangat penting artinya
bagi fungsi fisiologis tubuh.
-. Pada jantung, Pl = + diperlukan untuk
aktivitas sistem peredaran darah.
-. Pada Paru Pl = - diperlukan untuk inspirasi.

POLTEKKESS SKA 16
D. Aplikasi Tekanan Pada Tubuh atl pada:

a. Tekanan Darah
b. P pada Rongga Kepala: Cameron;p-107
c. P pada Mata: Cameron; p – 108
d. P pada Sistem Pencernaan: Cameron; p-109
e. P pada Rangka (Skeleton): Cameron; p-110
f. P pada Ureter: Cameron; p – 112.

POLTEKKES SKA 17
Aliran Laminar
• Untuk fluida yang mengalir laminar berlaku
persamaan KONTINUITAS

A v A v
11 2 2
Pers. Kontinuitas dapat terlihat pada sistem
peredaran darah. Darah mengalir dari jantung masuk
ke aorta  arteri dan seterusnya ke pembuluh kapiler
yang berbeda luas penampangnya sehingga v nya
juga berbeda.
Hidrodinamika
Ilmu terkait dengan zat cair yang mengalir ,
meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan –
lapisan zat cair yg bergesekan , dll
V2
P2
Persamaan Bernoulli :
L2
1
V1
v 2  P  gh  K
h2 2
P1

h1 L1

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 19


Contoh Soal
Air mengalir ke dalam rumah melalui pipa
dengan diameter dalam 2 cm pada tekanan 4
exp +5 Pa. Pipa berdiamater 1 cm untuk aliran
yang menuju ke kamar mandi lantai 2 setinggi
5 m. Ketika laju alir pada pipa masukan adalah
1,5 m/s tentukan laju aliran dan tekanan air di
dalam kamar mandi
Syarat Fluida ideal
1. Non viscous
2. Aliran steady
3. Non compressible
4. Stasioner

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 21


Aliran zat cair melelui pembuluh
F P2
P1
V

F
d A

v V
F  A Q 
d t
F = gaya stokes r 4 ( P1  P2 )
Q 
8L
η = koef gesekan ( koef viscous)
A = luas permukaan
v = kecepepatan mengali
d = jarak dari permukaan ke dasar
Hukum Poiseuille
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 22
Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir
melalui suatu pipa akan berbanding langsung dengan
penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat jari –
jari pipa.
Guna HP untuk menjelaskan mengapa pada penderita usia
lanjut mengalami pinsan akibat tekanan darah meningkat;
mengapa daerah akral/ujung suhunya dingin.
8L
pressure P1  P2  V
Flowrate  r 4
resis tan ce
E  I .R
EP1  P2
IV
8L
R
26 SEPTEMBER 2013
 r 4
HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 23
Tahanan terhadap debit zat cair
• Efek panjang Pembuluh Terhadap debit
Makin panjang pembuluh, diameter sama, zat cair akan mendapat
tahanan semakin besar, maka debit zat cair akan lebih besar pada
pembuluh yang pendek.

Panjang = 3
1 ml/min
Panjang = 2
2 ml/min

Panjang = 1
3 ml/min
• Efek diameter pembuluh
Kecepatan aliran zat cair makin cepat pada diameter yang
pembuluhnya makin besar

d=1
1 ml/min
d=2
16 ml/min

d=3
256 ml/min
Efek kekentalan
Semakin kental zat cair semakin besar tahanan terhadap dinding
pembuluh, sehingga dapat ditentukan konsentrasi sel darah
merahnya.

1 cm
air

1,5 cm
plasma
Note :
Pada darah normal kekentalan
3,5 kekentalan air.
3,5 cm
Kekentalan 1 ½ kali diatas
darah normal kekentalan 2 kali air.
Kekentalan 70 kali di atas
normal kekentalan 20 kali air
Efek tekanan terhadap debit
Aliran air mengalir dari tekanan tinggi ke rendah.
Aliran air sebanding terhadap perbedaan tekanan

1 ml/min 2 ml/min 3 ml/min


TAHANAN TERHADAP DEBIT ZAT CAIR
TAHANAN TERGANTUNG PADA :
1. PANJANG PEMBULUH
2. DIAMETER PEMBULUH
3. VISCOUS/KEKENTALAN ZAT CAIR
4. TEKANAN

r ( P1  P2 )
4
V 
8L
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 28
SATUAN KEKENTALAN
SATUAN KEKENTALAN MENURUT SI ADALAH
POISEUILLE ( PI)
N . sec
1PI  10 poise  2
 Pa.s
m
dyne massa ( kg)
1 poise  2

cm panjang(m) xwaktu2 ( s 2 )
gayapanjang

luaskecepatan
Viskositas untuk air = 10⁻3 pas ( 20°C )
darah = 3-4 10⁻3 pas tergantung sel darah merah(hematokrit)
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 29
Laju Endap dan Gaya apung
Dua batu yang sama massanya dijatuhkan pada
dua tabung yang berisi minyak dan air, maka
akan terlihat kedua kerikil akan mencapai
dasar tabung yang berbeda,hal ini dipengaruhi
massa jenis zat cair dan gravitasi.
G  mg
G  Vg
4
G  r 3 g
3
4
gayajatuh(G )  r 3 g
26 SEPTEMBER 2013
3
HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 30
Gaya apung dapat dirumuskan :

4
Gkeatas  r 3  0 g
3
Ghambat  6rv
Ghambat  G gravitasi  Gapung
4 4
6rv  r g  r 3  0 g
3
3 3
4 4
r g  r  0 g
3 3

v 3 3
6r

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 31


Penentuan kecepatan sedimentasi sangat
penting terkait dengan beberapa penyakit:
1. Rheumatic
2. Rheumatic fever
3. Rheumatic heart diseace
4. Gout

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 32


Sistem Peredaran Darah
Pada Sistem peredaran darah:
BP = CO X PVR
BP = Blood Pressure = tekanan darah
Bervariasi sesuai dg. siklus pompa jantung
Min pada P diastole, Maks pada P systole.
= P pada hk. Poiseulle = V pada hk. Ohm
CO = Cardiac Output = curah jantung = volume darah
yang dipompakan jantung sesuai dengan siklus resolusi
pompa jantung = Q atau V/t pada Hk. Poiseulle = I pada
hk.Ohm
PVR= Pheripheral Vascular Resistance = tahanan
pembuluh perifer.
Tergantung pada luas penampang atau jari-jari pembuluh.
= 8l/r4 pada Hk. Poiseulle = R pada hk. Ohm
Julizar Nazar BM MKS 34
Jika R, utk. mempertahankan Q, P harus 
Faktor- faktor yang menyebabkan R  antara
lain:
1. Viskositas meningkat (zat terlarut  )
2. Jari-jari pembuluh mengecil

Pada Olah Raga atau exercise


P meningkat
R menurun
Q bertambah
Julizar Nazar BM MKS 35
-. Pada Jantung; Daya keluaran (D = CO) adalah usaha (W)
yang dikerjakan jantung persatuan waktu (t) untuk
memompakan darah selama satu siklus resolusi jantung.
D = W/t
-. Jika darah bergerak sejauh x dalam waktu t maka D =
F.x/t = F.v , dimana x/t = v adalah laju rata-rata darah
dalam pembuluh dan F adalah gaya kontraksi otot
jantung.
F juga menyebabkan P pada aorta dengan luas penamp.
A ( F = P.A).
D = F.v  F = P.A
D = P.A.v  A.v = Q
Maka D = P.Q

Julizar Nazar BM MKS 36


Soal
1. Hitung R total pembuluh darah sistemik jika
diketahui P antara vena cava dan aorta rata-rata
= 98 mmHg. Volume denyut jantung atau CO = 70
ml, Frekuensi denyut jantung = 72 X / menit.

2. Hitung Daya serta uasaha yang dilakukan


jantung selama 2 menit jika darah sudah
beredar sejauh 2 m dari aorta.

Julizar Nazar BM MKS 37


5. Laju Endap Darah (LED)
F = W
Gaya jatuh W = 4/3  r3 b g
Gaya  F = 4/3  r3 c g
Gaya hambat = W – F
Menurut Stokes:
W–F=6rv

V = 2 r2 g (b - c )/9 
F = .v.g

Julizar Nazar BM MKS 38


dimana
V = Kec. Pengendapan (laju endap)
b = density partikel
c = density zat cair.
 = viskositas zat cair.

-. Pada peny. Reumatik dan Gaut eritrosit cenderung


berkelompok sehingga r  V 
-.
Pada penderita haemolytic jaundice (pemecahan
Hb yang berlebihan) r cenderung   v juga 
-. V normal untuk pria : 2 – 7 mm / 0,5 jam
wanita : 3 – 10 mm / 0,5 jam

Julizar Nazar BM MKS 39


Menentukan kecepatan sedimentasi al:
BBS ( Bloed Bezinking Snellheid )
BSR ( Basal Sedimentasi Rate )
LED ( Laju Endapan Darah
KPD ( Kecepatan pengendapan Darah )
Untuk menghitung BBS di RumKit, biasa
dikerjakan dengan cara mengambil darah yg sdh
dicampurkan dgn Na_ Citrat, kmd dimasukkan
dlam tabung Westergen, pipet dibiarkan tegak
lurus selama ½ jam, kmd kec. Pengendapan
dilihat
Normal laki-laki 2-7 mm/1/2jamdan wanita 3-10
mm/1/2 jam.

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 40


ALIRAN
Aliran darah didalam tubuh itu laminer ( Stream
line) dan Turbulen ( berputar ) pada katub
jantung ( valvula ),.
Secara teoritis aliran laminer bisa diubah
menjadi aliran turbulen apabila pembuluh
secara berangsur – angsur diciutkan jari –
jarinya dan kecepatan aliran secara bertahap
ditinkatkan shg mencapai kecepatan kritis (Vc)

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 41


Perlahan

Cepat

Aliran Turbulen
Aliran Laminer

Kecepatan Kritis (Vc) Dimana :


 Kecepatan Kritis (Vc)
vc  K K= konstanta renolds
R 1000/2000 ( air / darah )
η = Viscous (Pas)
ρ = massa jenis
Jika pembuluh darah tertutup/terikat maka nilai renold menjadi sangat kecil

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 42


Soal :
Jari jari aorta orang dewasa 1 cm, dengan
kekentalan darah 0,004 Pas dan massa jenis
darah 1000 kg/m3, dan tetapan reynolds
1000. tentukan kecepatan kritis dalam
pembuluh darah.

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 43


Jawab

vc  K
R
0,004 Pas
vc  1.000
1000 k g
3 0,01m
m
vc  0,4m / sec

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA


44
BUNYI JANTUNG
Stetoskop  vibrasi jantung dan pembuluh darah besar Karena aliran laminer dan
turbulensi.
Suara jantung dapat didengar melalui stetoskop krn adanya vibrasi pada jantung dan
pembuluh darah besar, juga aliran turbulen pada valvula
Hubungan EKG, bunyi jantung, ventrikel kiri dan tekanan aorta

Tekanan

Tekanan aorta

Tekanan ventrikel

Suara jantung

EKG

Time
Hubungan EKG , bunyi jantung dan
ventrikel kiri dan tekanan aorta

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 46


Tekanan Darah
• Jumlah darah orang dewasa 4,5 liter
• Dlm 1 kali kontraksi jantung terpompa 80 ml darah permenit
beredar satu siklus dalam tubuh.
• Dlam sirkulasi darah

80 % sirkulasi sistemik 20 % sirkulasi paru-paru

20 % di 10 % di 7 % di kapiler 93 % di arteri
70 % di
arteri kapiler paru-paru dan vena
vena
paru-paru
TEKANAN DARAH SISTEMIK TEKANAN ARTERI PARU-PARU
P Sistolik
120 P Sistolik
30

Tek rata-rata Tek rata-rata


95 20

10 Diastolik
80
Diastolik
t
t

Tekanan rata-rata
Menentukan banyaknya darah yang mengalir tiap satuan waktu

t
1
Pratarata 
T  P(t )dt
0

T = GAYA TEGANGAN ( Pa )
TEKANAN DARAH
Darah mengalir kearah penurunan tekanan yang
berlaku disepanjang pembuluh darah.

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 49


TEKANAN DARAH SISTEMIK

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 50


TEKANAN ARTERI PARU - PARU

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 51


TEKANAN RATA - RATA

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 52


26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 53
MEMBRAN KENYAL
• Pembuluh darah
• Lambung
• Usus
• Alveoli
Membran kenyal dapat berupa :
1. Silinder
2. Bola

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 54


MEMBRAN KENYAL
Terdapat pada Pembuluh darah,
lambung, usus, alveoli dll.
Bentuknya :
Silinder Bola ( gelembung )

T ( tegangan ) P 
4
P 
T P
R R
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 56
Alat Ukur Tekanan Zat Cair
• Tonometer
Untuk mengukur tekanan intra okuler penderita glaukoma
Harga normal tekanan intraokuler 12 – 23 mm Hg
• Sistometer
Untuk mengukur tekanan kandung kencing.
Terdiri dari pipa kapiler yg mengandung skala cm H2O,
terhubung ke jarum melalui pipa karet.
Perbandingan :
Orang dewasa 30 cm H2O pada penedrita prostat hipertropi
mencapai 100 cm H2O baru terjadi pengeluaran kencing.
Tabel hub. Tekanan dan tegangan
pembuluh darah

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 58


MK BOLA /gelembung

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 59


Hukum laplace pd alveoli paru - paru

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 60


ALAT UKUR TEKANAN ZAT CAIR
• ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. TONOMETER
2. SISTOMETER

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 61


TONOMETER
• Dipakai untuk mengukur intraokuler apakah
sipenderita menderita glukoma atau tidak.
• Satuan tonometer adalah Hg atau Torr
• Harga normal tekanan intraokuler 12-23
mmHg

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 62


SISTOMETER
• Digunakan untuk mengukue tekanan kandung
kencing
• Terdiri dari pipa kapiler yang mengandung
skala dalam mmH2O
• Atau cara langsung menggunakan kateter yg
dimasukkan dalam uretra memlalui lubang
uretra.

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 63


GAS
KOMPONEN UDARA :gas nitrogen, oksigen, air
Pada waktu menghirup udara :
80% nitrogen, 19% oksigen , 0,04 % CO2.
Pada waktu ekpirasi :
80% nitrogen, 16% oksigen, 4% CO2
Setiap bernafas ada 10 pangkat 22 molekul
udara yg masuk paru - paru

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 64


MEKANIKA PARU - PARU

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 65


MEKANISME PARU-PARU
Terdapat pleura viseralis yang menjadi satu dgn jaringan
Paru-paru, diluarnya terdapat pleura parietalis. Ruang
pleura viseralis dan pleura parietalis adl ruang intrapleural

pleura parietalis

pleura viseralis

ruang intrapleural
Bila ruang dada berkembang maka ikut
berkembang pula pleura parietalis dan pleura
viseralis.
Pada penyakit paru – paru menyebabkan
kekakuan paru – paru ,pleura viseralis tidak
ikut bergkembang shg terjadi penurunan
tekanan intrapleura

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 67


pleura viseralis pleura parietalis

ruang intrapleural

Jika Piston ditarik maka volume di ruang intrapleural meningkat sedang


Mengalami penurunan tekanan.

Pada penyakir fibrosis paru-paru ( pembentukan jaringan pada paru-paru )


Piston ditarik pernya lemah sehingga perubahan tekanan kecil  kompliansi

Orang dewasa 0,18 – 0,27 liter/cm H2O


V
 k ompliansi
P
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 69
Komponen udara
Inspirasi ; 80 % N2, 19 % O2 dan 0,04 % CO2
Ekspirasi ; 80 % N2, 16 % O2 dan 4 % CO2
Udara yang dihirup sebanyak 10 kg
, absorbsi udara lewat paru-paru 0,5 kg
HUKUM – HUKUM PERNAFASAN
1. HUKUM DALTON
2. HUKUM BOYLE
3. HUKUM LAPLACE

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 71


PENGARUH KETINGGIAN THD
TEKANAN BAROMETRIK
Bsnysk prinsip fisika yg dipakai dalam
pernafasan ( penerbangan dan penyelaman)
Pada tekanan atmosfer yg tinggi dgn temperatur
20 °C - 50° atau dibawah 0°C pada kedalaman
dibawah perm laut maka dapat berbahaya shg
perlu diketahui tekanan barometrik thd o2
dan satuarsi tekanan oksigen dalam arteri.

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 72


ALAT UKUR PARU - PARU
1. SPIROMETER
2. PEAK FLOW RATE

26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 73


TUGAS
Diskusikan dengan kelompok kalian tentang hal
– hal kesehatan( keperawatan) terkait dengan
fluida !
Tugas dalam hard copy !
Kumpulkan hari PERTEMUAN depan !

SELAMAT BELAJAR DAN BERTUGAS , SEMOGA


SELALU DALAM KESUKSESAN . AMIIN
26 SEPTEMBER 2013 HIDRODINAMIKA POLTEKES SURAKARTA 74

Anda mungkin juga menyukai