“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan laa ilaha
illallah, apabila mereka telah mengucapkan laa ilaha illallah maka darah dan harta mereka
menjadi suci.”
Mendengar laporan bahwa Usamah bin Zaid tetap memenggal musuh yang telah
mengucapkan syahadat, Rasulullah saw. marah dan mengatakan kepadanya,
“Mengapa tidak kau belah saja dadanya, sehingga engkau tahu isi hati dia yang sebenarnya!”
Azas Perubahan
Ketika hendak membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullah saw.
tidak mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi, atau yang lain. Beliau saw.
Mengawalinya dengan merubah apa yang ada dalam jiwa. Hal paling penting yang ada di
dalam jiwa itu adalah keyakinan. Dengan syahadatain itu, terjadilah perubahan besar yang
sangat mendasar dalam seluruh aspek kehidupan generasi terbaik itu. Bangsa yang kecil,
terisolir, dan terbelakang tersebut kemudian menjadi bangsa terbaik yang pernah dilahirkan
untuk seluruh bangsa. Mereka hijrah dari jahiliyah menuju Islam, dari kegelapan menuju
cahaya yang terang benderang.
“Barangsiapa mati sedang ia mengetahui bahawa tidak ada tuhan selain Allah, ia masuk
surga”
“Dua kata yang ringan diucapkan namun berat timbangannya, yakni: laa ilaaha illallah,
Muhammad rasulullah.”
Saat Rasul saw. mendakwahkan syahadatain di Makkah, masyarakat terbagi dua. Satu
golongan menerimanya dengan tulus, siap total menanggung segala konsekuensi dengan
mempertaruhkan seluruh jiwa dan raga. Golongan yang lain menolaknya dengan segala
kebencian dan permusuhan dengan mempertaruhkan segala jiwa dan raga pula. Kedua
golongan tersebut, sangat memahami makna dan konsekuensi dari syahadat ini.