Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN JOB MIX DESAIN/FORMULA DAN KONSTRUKSI


BETON

Disusun guna menyelesaikan Tugas


Praktek Kerja Industri
Tahun Pelajaran 2021/2022

Oleh :
Nama
: 1.KHARISMA
APRIYANI
2.SHELI NOVIA
AZKI
3.MELIKA
APRILINI
Program Keahlian : Desain Pemodelan dan informasi Bangunan

SMK NEGERI 1 ADIWERNA


Jl Raya II Km 7 Telp (0283) 443768 Adiwerna
KABUPATEN TEGAL

PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri ini telah disetujui dan disahkan,

i
Di :

Pada tanggal

Ketua Program Guru Pembimbing

NIP NIP

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

ii
1. Mengerti itu sulit, membuat orang mengerti itu lebih sulit lagi,dan mengerjakan sendiri itu

adalah yang paling sulit (Sun Yat Sen).

2. Jangan abaikan mimpi kalian, bermimpilah setinggi-tingginya, karena hidup itu berawal

dari mimpi.

3. Jika tidak mencoba kalian tidak akan pernah tau apa itu proses.

4. Permasalahan dalam kerja pasti ada,tinggal bagaimana caramu mengatasinya,karena itu

dewasa adalah kewajiban,bukan sekedar pilihan.

5. Percaya apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai,lingkunganmu adalah pengaruh besar

untuk dirimu.

PERSEMBAHAN :

1. Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan proses prakerin dan

pembuatan laporan ini.

2. Terimakasih untuk bapak dan ibu, selalu memperhatikan karena mungkin berat.

3. Untuk guru smkn 1 adiwerna yang kami cintai.

4. Pembimbing yang selalu mengajari kami membuat kami tidak takut mencoba apa

saja,terimakasih juga sudah membimbing dengan sangat baik.

5. Seluruh rekan kerja di PT.Nisajana hasna rizky,yang sangat baik,mau

membimbing,,mengajari banyak hal,baik materi,praktik,maupun informal.

6. Dan teman-teman satu kelompok yang sudah mau bekerja sama dengan sangat baik,berani

mencoba banyak hal.

7. Terimakasih untuk semua orang yang kami temui selama di tempat prakerin pengawas

PUPR,kontraktor,konsultan pengawas,distributor dll.


iii
KATA PENGANTAR

Atas Ridho Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, Sehingga penulis mendapatkan kekuatan untuk

iv
menyelesaikan laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri dengan judul “PROSES

PEMBUATAN JOB MIX DESAIN/FORMULA DAN KONSTRUKSI BETON”.

Laporan Praktek Kerja Industri ini penulis susun guna memenuhi persyaratan untuk

mengikuti Uji Prakerin/Uji Laporan Tahun 2021/2022 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Negeri 1 Adiwerna Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan.

Adapun tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri di PT.NISAJANA HASNA

RIZQY ,Batching plant Jl Raya Yomani-Guci km 3,Desa Danawarih,Kecamatan

Balapulang,Kabupaten Tegal dan dilaksanakan mulai tanggal 1 September 2021 sampai dengan

30 Desember 2021.

Guna memperlancar penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini penulis telah

memperoleh banyak bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis merasa perlu

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala limpahan rakhmat dan hidayah-

Nya sehingga penyusunan laporan PKL ini dapat terselesaikan.

2. Orang Tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan serta bimbingan baik

secara material dan nonmaterial.

3. Bapak Imron Effendi S.P.M.Pd.. Selaku kepala SMK Negeri 1 Adiwerna yang telah

memberikan kesempatan dan izin kepada penulis melaksanakan Pelatihan PKL.

4. Bapak dan Ibu guru pembimbing monitoring yang telah membantu

mengawasi/memonitoring sewaktu prakerin.

5. Bapak Hasan Suryadi S.E,S.T, selaku pemimpin perusahaan.

v
6. Para pembimbing lokasi, teknisi dan karyawan yang sehari-harinya telah memberikan

segenap ilmu dan bimbingannya kepada penulis.

7. Segenap handai taulan yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu, memotivasi, memudahkan penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri

serta menyusun laporan ini.

Penulis menyadari, bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu demi sempurnanya laporan ini, maka saran dan kritik yang bersifat

konstruktif sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Batuagung, 1 Desember 2021 Pegirikan,1 Desember 2021 Gumalar,1 Desember 2021

Kharisma Apriyani Sheli Novia Azki Melika

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………….. ii
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………. v

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Secara Umum………………………………………………………………….... 1
2. Secara Khusus…………………………………………………………………... 1
B. TUJUAN
1. Secara Umum…………………………………………………………………… 1
2. Secara Khusus…………………………………………………………………... 2
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANA………………………………………….. 2
BAB II
ISI LAPORAN
A. PEMBUATAN JOB MIX BETON………………………………………………… 3
1. Pengertian Batching Plant…………………………………………………….... 3
2. Mutu Beton…………………………………………………………………….. 4
3. Slump Test……………………………………………………………………... 4
4. Pembuatan Benda Uji………………………………………………………….. 5
5. Uji Material Bahan…………………………………………………………….. 6
6. Komposisi Job Mix …………………………………………………………… 12
7. Penjabaran Singkat Beton……………………………………………………... 14
8. Pengujian Slump Test…………………………………………………………. 31
9. Cara Hitung Job Mix…………………………………………………………... 32

B. KONTRUKSI BETON PADA JALAN………………………………………….... 36


1. Definisi………………………………………………………………………… 36
2. Jenis – Jenis Perkerasan Kaku………………....………………………………. 36
3. Persyaratan Umum…………………………………………………………….. 36
4. Notasi Mutu Beton…………………………………………………………….. 38
5. Pelaksanaan Pekerjaan………………………………………………………… 38

C. PENGECORAN PLAT LANTAI RUMAH DAN LANTAI GUDANG…………. 54


1. Pengertian Plat Lantai…………………………………………………………. 54
2. Alat dan Bahan……………………………………………………...………… 54
vii
3. Proses Pengerjaan………………………………………………....……...…… 63
4. Proses Perawatan……………………………………………………………… 71
5. Pembongkaran………………………………………………………………… 71
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN……..……………………………………………………………….... 73
B. SARAN – SARAN………………………………………………….………………… 73
1. Sekolah……………………………………………………………………………. 73
2. Siswa……………………………………………………………………………… 73

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Secara Umum

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan untuk melatih dan memberikan pengajaran kepada siswa
terkait kompetensi keahlian masing masing. PKL juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu
dalam dunia kerja agar para siswa dapat bersaing dalam dunia kerja yang semakin ketat,
mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis serta wawasan yang luas dan fleksibel,
meningkatkan mutu dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta mengasah dan
mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing masing terkait
jurusannya.

2. Secara Khusus

Alasan kami memilih Pembuatan Job Mix Desain/Formula dan Konstruksi Beton adalah untuk
mengetahui komposisi dan formula yang digunakan pada beton ready mix,karena dalam
konstruksi beton, ready mix sangat berpengaruh supaya kita tahu bagus atau tidaknya mutu beton
tersebut.Sehingga jika terjadi kerusakan atau kekurangan pada konstruksi beton,kita dapat
mengetahuinya lewat job mix desain/formula yang digunakan.

B. TUJUAN

1. Secara umum

a) Melatih keterampilan dalam menerapkan ilmu yang diajarkan sekolah.


b) Mempraktekan ilmu yang telah dipelajari di sekolah.
c) Meningkatkan kesiapan bekerja dan memperoleh pengalaman kerja
d) Menambah wawasan dan mengembangkan teori yang pernah dipelajari.

1
2. Secara khusus

a) Mendapatkan Readymix yang maksimal maka dilakukan pembuatan job mix


desain/formula.
b) Dengan adanya laporan ini kita dapat mengetahui proses pengecoran pada jalan sehingga
dapat menghasilkan jalan yang layak.
c) Mengetahui proses pengecoran plat lantai yang baik dan benar.
d) Mendapatkan ilmu baru mengenai beto dan proses pembuatanya.
e) Mendapatkan pengalaman pengetahuan yang nyata tentang bagaimana bekerja yang baik.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Berdasarkan waktu yang telah ditentukan SMK Negeri 1 Adiwerna, pelaksanaan PRAKERIN
di lakukan selama 4 bulan atau 930 jam yaitu Dari bulan September s/d Desember. Pelaksanaan
PRAKERIN bertempat di PT. NISAJANA HASNA RISQY yang beralamat di Jl. Raya Yomani –
Guci km.3, Ds. Danawarih, Kec. Balapulang, Kab. Tegal.

2
BAB II

ISI LAPORAN

A. PEMBUATAN JOB MIX BETON


1. Pengertian Batching Plant

Batching plant adalah tempat produksi pembuatan beton ready mix.Di dalam
batching plant juga terdapat banyak komponen tidak hanya beton,seperti besi
tulangan,aspal,dll.

Ada banyak alat dan kendaraan berat di dalamnya,berikut saya akan jelaskan:

a) Loader,adalah kendaraan proyek yang berfungsi untuk memindahkan material ke


tempat produksi.
b) Truck mixer/Molen (TM),adalah kendaraan proyek yang berfungsi membawa
beton readymix ke klien/proyek.
c) Citi pump/concret pump,adalah kendaraan proyek yang berfungsi untuk
menyalurkan cor an ke area yang akan di cor(semacam selang penghubung),ini
berguna untuk pengecoran di tempat yang sulit di jangkau atau di rooftop.
d) Truck dam,adalah kendaraan proyek yang biasanya mengangkut material-material
beton/aspal.
e) Excavator,adalah kendaraan proyek yang berfungsi untuk memindahkan.

3
f) Oprator basing plant,adalah alat yang digunakan untuk membuat komposisi beton.

2. Mutu beton

Mutu beton adalah standar yang dig unakan untuk pengecoran konstruksi
beton,ada beberapa jenis mutu beton
seperti,K225,K250,K300,K350,K450,FS10,FS45.Pada pengecoran jalan biasanya mutu
yang digunakan adalah FS45,komposisi yang digunakan pada jenis ini paling kuat dan
sering digunakan pada konstuksi beton jalan.

3. Slump Test

Slump test beton adalah pengujian kekentalan beton agar beton yang diproduksi
bisa mencapai kekuatan mutu beton yang baik.Fungsinya agar beton yang diproduksi di
batching plant sesuai dengan kekuatan mutu beton atau mencapai nilai slump normal.

Alat yang digunakan:

a) Cetakan kerucut (diameter dasar ± 200mm,atas ±100mm,tinggi 300mm)


b) Tongkat besi 26 mm panjang 60 cm.
c) Alas.
d) Meteran.
e) Sekop kecil.
f) Wadah untuk material(gerobag dorong).

4
4. Pembuatan Benda Uji

Benda Uji dibuat untuk mengetahui kualitas mutu beton,ada tiga macam benda uji

yaitu silinder,beam dan kubus.Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.Silinder

berfungsi untuk mengetes kuat tahan beton,alat yang digunakan untuk mengetes kuat

tahan/tekan silinder dinamakan Concrete Compression Machine.Beam berfungsi untuk

mengetes kuat lentur beton,alat yang digunakan untuk mengetes kuat lentur beam

dinamakan Hydraulic Concrete Beam Testing.Sedangkan kubus berfungsi untuk

mengetahui kualitas mutu beton,alat yang digunakan untuk mengetes kubus sama dengan

alat untuk mengetes silinder.

Tes Uji sample dilakukan saat usia benda uji berkisar antara 3 hari,6 hari,7 hari

dan 28 hari,untuk Beam sendiri minimal 6 hari.Maka dari itu sebelum pengujian,benda uji

harus direndam dalam air sebelum pengetesan.Mutu ditentukan dari tinggi rendahnya nilai

5
yang didapat dari hasil pengetesan.semakin lama hari,maka semakin besar nilainya,dan

semakin baik pula mutunya.

Setelah Di tes dan mendapat nilai,hasil tes dimasukkan ke dalam laporan sample
benda uji untuk laporan hasil mutu beton kepada konsultan yang bertugas mengawasi di
batching plant.

5. Uji Material Bahan Pembuatan Job Mix


A. GRADASI PADA PASIR

Gradasi pasir adalah proses penyaringan pasir dengan menggunakan saringan ¾


sampai 200,dengan menggunakan dua sample A dan B,tujuannya untuk mengetahui
struktur agregat kasar atau halus.

6
Rumus menghitung gradasi :

a) % tertahan : berat sample x 100


b) % lolos =100 - % tertahan
c) Rata-rata=% lolos A + % lolos B : 2
d) FN=(S4+S100) :100

= a+b:2

Keterangan:

S4 = saringan 4

2,3-2,5 = halus

2,5-2,7 = sedang

2,7-3 = kasar

Pasir yang baik adalah pasir yang agregatnya sedang/kasar.

Proses gradasi pasir

a) Ambil sample pasir secukupnya


b) Taruh di tanah dan ratakan dengan menggunakan alasnya sampai lepes Bagi
menjadi 4 bagian,lalu ambil sample menyilang sebagai sample A & B
c) Masak/oven sample pasir sampai benar benar kering
d) Tunggu sampai kering lalu timbang sample
e) Jika berat sudah diketahui lalu saring dari saringan 3/8 sampai 200.

Jika berat sudah diketahui maka langsung dimasukkan data dan dapat dihitung.

B. BERAT JENIS PASIR

Tujuan menghitung berat jenis pasir adalah untuk mengetahui berat bersih
pasir,yang nantinya untuk perhitungan pada komposisi pembuatan job mix,agar beton
yang dibuat sesuai takaran dan tepat mutu.

7
Cara menghitung berat jenis pasir:

a) Ambil sample pasir lalu jemur


b) Timbang sample 500gr.
c) Masak sampai benar-benar kering
d) Tunggu sampai dingin,lalu masukkan ke picnometer,masukan air 1/3
e) Kocok dengan rata,lalu tunggu 24 jam sampai glembung hilang.
f) Timbang pasir yang ada di picnometer.
g) Bilas air sampai bersih,jangan sampai pasir ikut kebawa sedikitpun.
h) Taruh air lagi sampai penuh lalu timbang lagi.

Rumus Berat Jenis Pasir

 BJ Bulk = b:(c+a-d)
 BJ SSD = a:(c+a-d)
 BJ appareant/semu = a:(c+b-a)
 Penyerapan air a-b x 100% : b

8
C. BERAT JENIS BATU SPLIT

Adalah untuk mengetahui berat jenis (bulk), berat kering permukaan jenuh atau
Saturated Surface Dry (SSD) dan berat jenis semu (Apparent), serta penyerapan air oleh
agregat kasar.

Keterangan:

 Berat contoh uji kering oven (BK)


 Bert cnth uji kering permukaan jenuh (BJ)
 Berat contoh uji dalam air (BA)

RUMUS:

 BJ.Bulk = BK:BJ-BA
 BJ.SSD = BJ:BJ-BA
 BJ.Semu (Apparent) = BK:BK-BA
 Penyerapan Air = BJ-BA X 100%:BK

Uji Berat contoh dalam air (BA) :

 Ambil sample batu split lalu ratakan dan bagi 2 sample A & B.
 Rendam dalam air bersih 24 jam.
 Timbang dengan alat specific gravity & absorpotion ,sebelum itu atur timbangan
agar posisinya tepat ditengah (batu sample dimasukkan ke dalam yang didalamnya
terdapat air).
 Hasil diperoleh dari A+B:2

Uji kering permukaan jenuh (BJ) :

 Jemur sample sampai permukaanya kering/dikeringkan dengan kain


 Lalu sample ditimbang

9
Berat uji kering oven

 Sample kemudian dioven/dimasak sampai benar-benar kering.


 lalu ditimbang lagi.

D. MENCARI BERAT JENIS BETON SAMPLE


1. Volume benda uji

1 Beam : 0,0135

1 Silinder : 0,00529875

1 Kubus : 0,003375

Silinder = Kn x 102/176,625/0,83

Kubus = Kn x 102 / 225

Beam = Kn x 102 x 45/3375

Mpa =0,083 kg/cm2

2. Mencari berat jenis beton

Berat jenis = Kuat tekan x V.Silinder

= 223 x 5298,75

= 1,18162

V.S = L.Penampang x tinggi

L.Penampang silinder = ¼ x π x r2

=¼ x 3,14 x 15*2

=0,25 x 3,14 x 15 x 15

10
= 176,625

3. Kuat tekan silinder

1 KN (Kilo Newton) = 101,9716 / 10,2 Mpa

1 MPa (Megapascal) = 0,083 Kg/Cm2

= ((Kuat tekan) x KN ) : L.Penampang

= ((223) x 101,9716 ) : 176,625

= 128,745

= 128,75

4. Kuat tekan silinder di konversikan ke kubus

= Hasil Kuat tekan : MPa

= 128,75 : 0,83 « (Angka baku untuk mengkonversikan ke kubus)

= 155,12

K-155,12

5. Tabel perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai umur ( Pc normal )

- 3 Hari = 0,45 - 21 Hari = 0,92

- 7 Hari = 0,70 - 28 Hari = 1,00

- 14 Hari = 0,88

Contoh :

Rumus : Hasil konversi : Perbandingan

Umur 3 Hari = 155,12 : 0,45

= 344,71

Umur 7 Hari = 155,12 : 0,70

11
= 221,6

Umur 14 Hari = 155,12 : 0,88

= 176,27

Umur 21 Hari = 155,12 : 0,92

= 168,60

Umur 28 Hari = 155,12 : 1,00

= 155,12

Note : Semakin tua umur semakin rendah kuat tekan beton.

E. UJI KADAR LUMPUR

Pasir adalah batuan berbutir halus.Pasir berasal dari penghancuran batuan baik
secara alami/bantuan manusia.Uji kadar lumpur merupakan salah satu praktikun yang
terdapat dalam pembuatan job mix beton.Untuk menentukan presentase kadar lumpur
dalam agregat halus.Kadar lumpur ± 3% dari berat agregat halus.

1. Alat :
 Gelas ukur kapasitas 1000 ml,100 ml,500 ml,berfungsi untuk mencampurkan
agregat halus dengan bahan pelarut air biasa.
 Sendok
 Wadah
 Saringan
 Ayakan
2. Bahan :
 Air
 Pasir
3. Langkah-langkah :
 Masukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 1:1

12
 Masukan air ke dalam gelas ukur.
 Tutup permukaan gelas dan kocok sebanyak 90 kali.
 Setelah dikocok simpan gelas ukur dan biarkan mengendap selama 15 menit.
 Setelah itu ukur tinggi pasir dan lumpur yang ada di gelas ukur tsb.
4. Rumus:
 KL = Tinggi keseluruhan (lumpur pasir) : tinggi pasir
 Keterangan : Pasir yang memenuhi syarat max 3%
 Atau KL = V2/V1+V2 x 100%

6. Komposisi Job Mix & Rumus Perhitungan

Komposisi job mix adalah aturan campuran yang digunakan dalam pembuatan job
mix beton,komposisi dibuat berdasarkan bahan yang sebelumnya sudah memenuhi
kriteria dan sudah di uji material.Sehingga dalam hal ini perhitungan sudah dapat
dipastikan,untuk menghasilkan mutu yang baik dapat dihitung menggunakan rumus yang
sudah ditetapkan.

Contoh :

a. K 300 = 0,56 w/c (semakin kecil mutu semakin besar w/c)


b. Air 2/3 WH + 1/3 WF = 2,8
c. Pasir = 47 %
d. Batu = 53%
e. 2/3 x 225 + 1/3 x 205 = 150 + 68 = 218 (kebutuhan air tanpa obat)
f. 218 - 15 % = 185 l kebutuhan air.
g. Air = 185 liter/m3
h. Semen = Air: w/c = 185 : 0,56 = 330 kg/m3
i. Volume pasta = Semen : BJ + Air : BJ = 330: 3,15 + 185 : = 104,7 + 185 = 289,7
j. 3,15 adalah berat jenis semen tetap.
k. 1 adalah berat jenis air.

Volume Agregat = 1000 liter – 289,7

13
= 710,3

Berat Pasir = V.agregat x BJ pasir x % pasir/batu

= 710,3 x 2,65 x 47 %

= 884,6 kg

Berat batu = V agregat x BJ batu x % batu/pasir

= 710,3 x 2,7 x 53%

= 1016,4 kg

7. Penjabaran Singkat Beton Umum

Beton adalah campuran dari aggregat halus dan aggregat kasar yang di campur
dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi antara kedua aggregat tersebut, serta
adanya additive atau admixture bila di perluksn.

14
Semen,Air,Agregat Kasar,Agregat Halus,Amixture (bahan kimia) Bahan Tambah Mineral
(pozzolan)

Keuntungan Beton:

a. Semua bahan mudah didapat (kecuali semen)


b. Beton yang diawasi dengan baik dapat sekeras batu
c. Mudah dicetak dalam bentuk yang diinginkan
d. Daya tahan (durability) beton adalah relative tinggi
e. Nilai kuat tekan beton adalah relative tinggi
f. Beton bersifat tahan api yang relative tinggi

15
16
1. MUTU BETON DAN PENGGUNAAN
a. Faktor yang memengaruhi kualitas beton :
 Bahan pembuatnya
 Cara menakar dan mencampur
 Cara pelaksanaan pekerjaan
 Perawatan
b. Bahan penyusu beton :
 Semen
 Agregat kasar
 Agregat halus
 Air
 Bahan tambahan adiktif (modifikasi sifat beton)
c. Tahapan pembuatan beton :
 Seleksi/pemeriksaan material
 Rancangan campuran
 Perencanaan
 Peralatan
 Penakaran
 Pencampuran
 Pengangkutan
 Uji mutu beton segar(keseragaman campuran,slump,berat isi,kadar
udara)pengecoran,pembuatan benda uji.
 Pemadatan
 Penyelesaian akhir
 Perawatan (curing)

2. PEMILIHAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL

Pemeriksaan dilakukan dengan tata cara (SNI,ASTM) & Perawatan laboratorium


(terkalibrasi)
17
Tujuan:Mengetahui mutu bahan yang digunakan,untuk perhitungan rancangan campuran.

a. AGREGAT PROPOTIONS

b. AGGREGATE STOCKPILING

c. STOCK PILE SEGREGATION

18
d. AGREGAT
 Merupakan butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton.
 Menempati sebanyak kira-kira 70% dari volume beton.
 Agregat sangat berpengaruh dalam sifat-sifat mortar/betonnya sehingga agregat
merupakan bagian penting dalam pembuatan beton.
 Agregat yang digunakan memiliki ukuran maksimum agregat kasar ¾ jarak bersih
tulangan atau 1/5 jarak terkecil ke acuan,1/3 tebal lantai diambil yang terkecil.
e. KLASIFIKASI AGREGAT
- Dari ukurannya
 Agregat halus,agregat dengan ukuran butir yang lewat saringan no 4 (4,75mm)
dan dapat berupa pasir alam atau batu pecah kecil dengan butiran < 5mm.
 Agregat kasar,agregat dengan ukuran butir yang tertahan saringan no 4 dan
dapat berupa krikil atau batu pecah dengan butiran >5 mm.
f. TIPE GRADASI AGREGAT KASAR
 Gradasi menerus(continuous /wellgraded)
 Gradasi senjang (gap graded),ukuran butiran tidak ada,kontribusi bahan
pengikat tidak akan merata,akibat sebagian pasta semen dan pasir mengisi
celah.
 Gradasi seragam(uniformly graded),menghasilkan beton yang poros mudah
segregasi.
19
g. BENTUK AGREGAT KASAR
 Rounded
 Irregular
 Angular
 Flaky
 Elongated
 Flaky & Elongated

h. SPESIFIKASI AGREGAT

Kualitas agregat pencampuran beton (spesifikasi teknik 2010 rev.3,divisi 7,seksi 7.1)

i. DAMPAK AGREGAT PADA BETON


20
3. Semen Portland
Persyaratan (Spesifikasi teknik PU th 2010 Rev.3,Divisi 7,Seksi 7.1)
Dalam campuran,hanya boleh satu merek semen yang digunakan,apabila digunakan lebih
dari satu merek semen,maka harus dibuat rancangan campuran yang berbeda untuk setiap
merk semen yang digunakan.
a. Tipe – tipe semen

21
b. PCC (Portland Pozzolan Cement)

22
c. PCC (Portland Composite Cement)

d. Pengujian Semen Untuk Campuran Beton

Jenis Pengujian
Kehalusan
Konsistensi Normal
Pengikatan Awal
Berat Jenis

23
Kekuatan Tekan Mortar

e. Pengendalian Mutu Semen


 Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat
 Semen ditumpuk dengan jarak setinggi 50 cm dari lantai (permukaan tanah), tidak
menempel pada dinding ruangan dan ditumpuk tidak lebih dari 10 zak.
 Tumpukan diatur sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi perputaran udara
diantara tumpukan tetapi tetap mudah diperiksa.
 Semen disimpan terpisah menurut jenis dan mereknya sehingga tidak mudah
tertukar.
 Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk diatas semen yang sudah ada, dan
penggunaannya harus dilakukan berdasarkan urutan pengiriman.
 Apabila mutu semen diragukan atau telah berumur > 2 bulan, maka sebelum
digunakan harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen itu memenuhi syarat.

f. Penguian Air
 pH
 Rasa
 Bau
 Bahan tersuspensi
 Bahan padat
 Kadar minyak
 Bikarbonat
 Ion sulfat
 Ion khlor
 Ion Magnesium

g. Spesifikasi Air Untuk Campuran Beton

24
PENGUJIAN BAHAN PESIFIKASI PENGARUH TERHADAP SIFAT
DAN MUTU BETON
Ph S4,5 – 8,5 Perubahan sifat semen, hidrasi, kekuatan
Benda padat max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
Bahan tersuspensi, max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
Bahan organik, max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
Minyak, max 2% terhadap berat Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
semen
Ion sulfat, max 10.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton,
durability, korosi

Ion klorida, max 20.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton,


durability, korosi
4. Pengujian Air

Apabila pengujian air tidak dapat dilaksanakan,dapat ditempuh cara:(Spesifikasi teknik


Dep.PU th 2004,Divisi 7,seksi 7.1)

a. Menggunakan air dari sumber air minum


b. Mengadakan percobaan perbandingan kuat tekan mortar (Semen + pasir dalam
perbandingan tertentu) antara mortar yang menggunakan air setempat,pada umur 28
hari,kekuatan tekan harus minimum 90% dari mortar yang menggunakan air suling
pada periode perawatan yang sama.dan perbedaan waktu pengikatan kedua mortar
tidak signifikan.

5. RENCANA CAMPURAN BETON

Kriteria yang dicapai :

a. Mudah dikerjakan (workable) tanpa kehilangan keseragaman campuran


b. Kuat (strength) menahan beban yang direncanakan.
c. Awet (durable) mempertahankan kekuatan
d. Kedap air (impermeable)
25
e. Ekonomis

6. PENGUJIAN KADAR LUMPUR DENGAN METODE PENGENDAPAN:


a. Siapkan larutan garam 1% (10 gram garak ke dalam 1 lt air).
b. Masukkan 50 ml larutan garam kedalam gelas ukur 250 ml.
c. Masukkan agregat halus sampai volume di gelas ukur menjadi 100 ml.
d. Tambahkan larutan garam sehingga volume total mencapai 150 ml.
e. Kocok gelas ukur sampai pasir dan larutan garam bercampur dan menyebar rata.
f. Letakkan gelas ukur permukaan yang datar dan ketuk hingga permukaan agregatnya
rata.
g. Diamkan gelas ukur selama 3 jam, catat volume pasir (P) dan volume tanah liat dan
lempung (F) KL = F/(F+P) X 100 %
h. Laporan : Seluruh penentuan volume/presentase dihitung berdasarkan pembulatan
1 ml/0,1 % terdekat. Identifikasi sampel dan hasil test di catat pada lembar kerja.

7. PENGUJIAN MATERIAL LEBIH HALUS DARI 75 μm (CARA CUCI)


a. Siapkan sampel dengan berat minimum :

>40 mm 5 kg

20 – 40 mm 2 – 5 kg

7 – 14 mm 1 – 5 kg

< 7 mm 500 g

b. Keringkan material dengan oven (105 ⁰C), timbang.


c. Masukkan material dalam wadah dan masukkan air secukupnya sampai material dapat
terendam seluruhnya, rendam material selama minimum 12 jam.
d. Aduk material yang ada dalam wadah sampai material yang halus larut di dalam air,
tuangkan / saring larutan tadi dengan menggukanakan ayakan 1,18 mm di atasnya dan
ayakan 0,075 mm di bawahnya.
e. Hindari jangan sampai agregat kasar ikut terbuang bersama larutan.

26
f. Letakkan material ke atas ayakan, cuci material dengan menggunakan ayakan 1,18
mm dan 0,075 mm di bawah aliran air sampai air cucian bersih.
g. Keringkan material yang sudah bersih di dalam oven berushu 110 ⁰C.
h. Timbang massa material

A = [(B – C) / B] X 100

A = Persentasi < 0,075 mm

B = Berat kering material

C = Berat kering material setelah dicuci

i. Laporan : Seluruh penentuan massa / persentasi dihitung berdasarkan pembulatan 0,1


gram / 0,1 % terdekat. Identifikasi, dan catat hasil test pada lembar kerja.

8. PENGUJIAN KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS


a. Masukkan 130 ml sampel ke dalam botol gelas.
b. Masukkan larutan NaOH (larutan 3 % - yaitu 30 gram NaOH dalam 970 ml air)
sampai volume tercapai 200 ml.
c. Diamkan selama 24 jam.
d. Bandingkan warna larutan dengan standard warna, warna standard adalah nomor 3.
e. Jika warna larutan lebih gelap dari standard warna, agregat halus dapat dicurigai
mengandung bahan organik yang merusak.
f. Laporan : Identifikasi sampel dan tanggal pengujian harus dicatat pada lembar kerja.

9. PENGUJIAN ANALISA SARINGAN


a. Siapkan sampel dengan jumlah mimimum sebagai berikut :
b. Ukuran nominal maksimum Banyaknya sampel uji, maks / min kg

9,5 1 – 1,5

12,5 2 – 2,5

19,0 5–6

27
25 10 – 12

37,5 15 – 18

c. Keringkan dalam oven bersuhu 110 ⁰C ± 5 ⁰C sampai beratnya tetap.


d. Siapkan sampel yang sudah di oven untuk di grading dengan jumlah :

Agregat kasar : maksimal 2,2 kg

Agregat halus : 500 gr

e. Pilih ayakan dengan diameter lubang yang sesuai dengan spesifikasi material.
f. Susun ayakan / saringan berturut-turut (dari besar ke kecil).
g. Masukkan 1 (satu) bagian material ke dalam susunan ayakan.
h. Getarkan saringan dengan mesin selama ± 15 menit. Angkat setiap sieve dan ayak
sebentar dengan tangan sampai tidak ada lagi material yang lolos.
i. Timbang berat masing-masing sampel yang tertahan di ayakan.
j. Hitung persentasi kumulatif material yang tertahan di masing-masing sieve terhadap
berat total.
k. Hitung modulus kehalusan (FM) yaitu : jumlahkan persentase dari material yang
tertahan dari masing-masing ayakan dibagi 100.
l. Hitung persentasi kumulatif material yang lolos dari masing-masing sieve terhadap
berat total.
m. Laporan : Seluruh penentuan massa / persentasi ditimbang dengan pembulatan 0,1
gram / 0,1 % terdekat. Data hasil test dicatat pada lembar kerja 4,75 – 25 Split
Condition Analysis, 4,75 – 12,5 Split Condition Analysis, Manufactured Sand
Condition Analysis, Sand Condition Analysis.

10. PENGUJIAN SPECIFIC GRAVITY DAN WATER ABSORPTION UNTUK


AGREGAT HALUS
a. Siapkan sampel agregat halus yang diperoleh dari quartering ± 1 kg, letakkan pada
loyang, kemudian diangin-anginkan.
b. Aduk-aduk pasir sampai tercapai kondisi SSD.

28
c. Masukkan sampel ke dalam kerucut sampai penuh, ratakan permukaannya. Pukul
dengan tamper sebanyak 25 kali (setiap pukulan harus dimulai 0,5 cm dari permukaan
atas kerucut).
d. Angkat kerucut secara vertikal, apabila bentuk pasir masih mengikuti bentuk kerucut
maka kondisi SSD belum tercapai. Ulangi poin 2 sampai 4, sampai kondisi SSD
tercapai.
e. Keadaan SSD telah tercapai apabila pasir runtuh saat kerucut diangkat.
f. Timbang pycnometer, isi pycnometer sampai batas timbang.
g. Isi pycnometer dengan air. Masukkan 500 ± 10 gram, penuhi pycnometer dengan air
sampai kira-kira 90 % dari kapasitasnya.
h. Kocok-kocok pycnometer untuk menghilangkan gelembung udara, penuhi
pycnometer sampai batas yang telah ditentukan.
i. Timbang pycnometer + air + pasir.
j. Keluarkan pasir dari pycnometer, keringkan dalam oven pada suku 110 ± 5 ⁰C.
k. Dinginkan dalam suhu ruang selama 1 jam, timbang.

SG = S /(B + S – C)
A = Berat sampel oven dry
B = Berat pycnometer + air
S = Berat sampel SSD
C = Berat pycnometer + air + pasir
WA = [(S – A) / A] X 100
WA = Water Absorption
l. Laporan : Semua penentuan massa dihitung berdasarkan pembulatn 0,1 gram terdekat,
persentasi 0,1 %. Identifikasi sampel dan data tes dicatat pada lembar kerja
Manufactured Sand Condition Analysis, Sand Condition Analysis.

11. PENGUJIAN SPECIFIC GRAVITY UNTUK AGREGAT KASAR


a. Siapkan sampel dengan jumlah minimum.

Nominal Size Berat Minimum

29
12,5 mm 2 kg

19 mm 3 kg

25 mm 4 kg

37,5 mm 5 kg

b. Ayak sampel dengan menggunakan ayakan 4,75 mm. Pengujian dilakukan sampel
yang lebih kasar dari 4,75 mm.
c. Rendam selama 24 jam ± 4 jam.
d. Bersihkan /Cuci sampel dari sisa-sisa kotoran yang melekat dengan sikat halus
e. Keringkan dengan lap yang menyerap air sampai lapisan air hilang, hindari penguapan
dari permukaan agregat, setelah tercapai kondisi SSD timbang material.
f. Setelah ditimbang masukkan material ke keranjang kawat dan timbang beratnya di
dalam air.
g. Keringkan material dalam oven bersuhu 110⁰C ± 5⁰C, dinginkan dalam suhu ruang
selama 1 – 3 jam lalu timbang.
h. SG =A/B–C

WA = [(B – A) / A] X 100

Dengan : SG = Specific Gravity

WA = Water Absorption

A = Berat Sampel Oven Dry

B = Berat Sampel SSD di udara

C = Berat Sampel SSD di air

i. Laporan : seluruh perhitungan massa / Specific Gravity / persentasi dititung ke


pembulatan 0,1 gram / 1 kg / 0,1 % terdekat. Identifikasi sampel dan hasil tes di catat
pada lembar kerja.

12. PENGUJIAN MOISTURE CONTENT AGREGAT DENGAN CARA KERING:


30
a. Siapkan sampel sebanyak 300 – 400 gram untuk agregat halus dan 1 – 1,5 kg untuk
agregat kasar.
b. Timbang massa sampel.
c. Keringkan sampel di dalam oven (105 ⁰C samapi 110 ⁰C) samapi tercapai massa
konstan.
d. Timbang massa sampel kering.
e. Perhitungan
f. Deviasi :Perhitungan MC diatas adalah untuk kondisi asli (original) ke kondisi kering
(dry).Perhitungan untuk kondisi aktual di lapangan adalah kondisi material asli
(original) ke kondisi material SSD, untuk itu digunakan rumus :

g. Laporan : Seluruh penentuan massa ditimbang dengan pembulatan 0,1 gram terdekat,
persentasi 0,1 % terdekat. Data hasil test dicatat pada lembar kerja 4.75 – 25 Split
Condition Analysis, 4,75 – 12,5 Split Condition Analysis, Manufactured Sand
Condition Analysis, Sand Condition Analysis.

13. CARA MENCARI MASTERCONTAIN DENGAN CARA BASAH


a. ISI GELAS UKUR DENGAN AIR 300 ML (T 1)
b. TIMBANG MATERIAL 300 GRAM (BM)
c. MASUK KAN MATERIAL KEDALAM AIR UKUR TINGGI AIR ( T 2)

DENGAN RUMUS: (T2-T1)-(BM/BJ) X100

BM – (T2-T1)

KET : BJ = BERAT JENIS

BM = BERAT MATERIAL

31
T1 = TINGGI AIR

T2 = TINGGI AIR+ MATERIAL

8. Pengujian Slump Beton


a. Teknisi mengambil contoh beton segar.
b. Basahi cetakan slump dan tempatkan pada permukaan yang rata, lembab dan tidak
menyerap. Tempat pijakan kaki pada cetakan slump diinjak saat pengujian.
c. Segera isi cetakan dalam tiga lapis, dengan volume masing-masing lapis ± 1/3 dari
volume cetakan.
d. Rojok setiap lapisan sebanyak 25 kali arah memutar, pada lapisan pertama rojokan
tidak boleh menyentuh alas slump. Sebar arah rojokan secara merata dan menembus
lapisan bawahnya ± 2,5 cm.
e. Setelah lapisan paling atas dirojok, ratakan permukaan dengan alat rojokan.
Bersihkan bagian bawah cetakan dari sisa beton.
f. Angkat cetakan secara hati-hati dalam arah vertikal dalam waktu 5 ± 2 detik dengan
gaya angkat yang stabil tanpa gerakan menggeser atau memutar.
g. Letakkan cetakan secara terbalik di samping beton. Ukur slump dengan menentukan
perbedaan vertikal antara cetakan dan penurunan beton pada titik tengah permukaan.
Apabila bentuk slump tidak standar, pengujian harus diulang.
h. Catat data-data pengujian slump beton pada lembar kerja.

9. Cara Hitung Job Mix


a. Menghitung air dengan table dan rumus

Jenis Batuan Slump (mm)


Ukuran 0-10 10-30 30-60 60-180
Agregat
Maksimum
(mm)
10 Alami 150 180 205 225
Batu pecah 180 205 230 250
32
20 Alami 135 160 180 195
Batu pecah 170 190 210 225
40 Alami 115 140 160 175
Batu pecah 155 175 190 205

A  0,67.Ah  0,33.Ak

dimana : A = Perkiraan kebutuhan air per-m3 beton

Ah = Kebutuhan air berdasar jenis agregat halus

Ak = Kebutuhan air berdasar jenis agregat kasar

b. Menentukan jumlah semen yg akan dipakai misal : kebutuhan semen 300 kg


c. Selanjutnya kita tentukan persentase jumlah agregat kasar dan agregat halus
dengan melihat hasil test gradasi pasir dan batu

Ukuran Saringan Persentase Berat yang Lolos Saringan

Ukuran Persentase Berat yang Lolos Saringan


Saringan Gradasi Gradasi Gradasi Gradasi
Zona I Zona II Zona III Zona IV
9,60 mm 100 100 100 100
4,80 mm 90-100 90-100 90-100 95-100
2,40 mm 60-95 75-100 85-100 95-100
1,20 mm 30-70 55-90 75-100 90-100
0,60 mm 15-34 35-59 60-79 80-100
0,30 mm 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 mm 0-10 0-10 0-10 0-15

Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran Butir
Maksimum 40 mm

33
Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran Butir
Maksimum 20 mm

Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran Butir
Maksimum 10 mm
34
d. Selanjutnya menghitung jumlah berat agregat dengan rumus
e. Menghitung volume agregat : {Volume beton – pasta (air +semen/bj semen)}
f. menghitung berat agregat : (Volume agregat X Bj agregat X persentase ag)
Setelah semua terhitung lakukan trail dan hitung hasil test 28 hari apabila hasil test
ketemu mutu tertentu, lalu kita lakukan penambahan atau pengurangan W/C untuk
menentukan mutu terkecil sampai terbesar, dengan penambahan/pengurangan 0.01
dari 25 karakteristik atau per 3 fc

Tabel Cek berat jenis beton

35
B. KONSTRUKSI BETON PADA JALAN
1. Definisi

RIGID PAVEMENT atau Perkerasan Kaku adalah suatu susunan konstruksi


perkerasan di mana sebagai lapisan atas digunakan pelat beton yang terletak di atas
pondasi atau di atas tanah dasar pondasi atau langsung di atas tanah dasar (subgrade).

2. Jenis – jenis perkerasan kaku

36
Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan
beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

1. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
2. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali
retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan dowel.
3. Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari
baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas
penampang beton).

3. Persyaratan umum
1. Tanah Dasar

Untuk daya dukung tanah ditentukan oleh CBR insitu sesuai dengan SNI 03-1731-
1989 atau CBR Laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989, masing – masing untuk
perencanaan tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru. Di sini apabila tanah dasar
memiliki nilai CBR di bawah 2% maka digunakan pondasi bawah yang terbuat dari beton
kurus setebal 15 cm sehingga tanah dianggap memiliki CBR 5%.

Pondasi Bawah.

Untuk bahan pondasi bawah biasanya digunakan :

a. Bahan Berbutir
b. Stabilisasi atau dengan beton giling padat (Lean Rolled Concrete)
c. Campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete)
2. Beton Semen

Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik uji lentur (flexural,
strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga
titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3-5 Mpa (30-50 kg/cm2). Beton
juga bisa di perkuat dengan serat baja (stell fibre) untuk memperkuat kuat tarik lenturnya
serta mengendalikan retak pada plat khususnya bentuk tak lazim.

37
3. Lalu Lintas

Untuk penentuan beban lalu lintas rencana pada perkerasan beton semen
dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga sesuai dengan konfigurasi sumbu pada
lajur rencana selama umur rencana. Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil
perhitungan volume lalu lintas dan konfigurasi sumbu menggunakan data terakhir atau
data 2 tahun terakhir. Untuk kendaraan yang ditinjau memiliki berat total minimum 5 ton.

4. Bahu

Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah dengan atau tanpa lapisan
penutup beraspal atau lapisan beton semen. Nah, pada pedoman yang dimaksud dengan
Bahu beton semen adalah bahu yang dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-lintas dengan
lebar minimum 1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu-lintas selebar 0,60 m
yang juga mencakup saluran dna kereb.

5. Sambungan

Sambungan pada perkerasan beton berfungsi sebagai :

a. Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh penyusutan,


pengaruh lenting serta beban lalu lintas.
b. Memudahkan pelaksanaan
c. Mengakomodasi gerakan pelat

Nah untuk polanya, sambungan beton semen memiliki batas – batas tersendiri
diantaranya:

a. Panel diusahakan sepersegi mungkin dengan perbandingan maksimum panjang


dan lebarnya 1,25
b. Jarak maksimum sambungan memanjangnya 3-4 m
c. Jarak maksimum sambungan melintang 25 kali tebal plat, maksimum 5
38
d. Antar sambungan harus terhubung dengan satu titik untuk menghindari terjadinya
retak refleksi pada lajur bersebelahan
e. Sudut dari sambungan yang lebih kecil dari 60 derajat harus dihindari dengan
mengatur 0.5 m panjang terakhir dibuat tegak lurus terhadap tepi perkerasan.
f. Semua bangunan lain seperti manhole harus dipisahkan dari perkerasan dengan
sambungan muai selebar 12 mm meliputi keseluruhan tebal plat

4. Notasi Mutu Beton


1. K-300 : Kuat tekan beton yang disyaratkan sebesar 300 Kg/Cm2 pada umur 28 hari,
dimana nilai kuat tekan benda uji dalam bentuk kubus 15 x 15 x 15 cm.
2. Fs 45 : Kuat tekan beton yang disyaratkan sebesar 45 Kg/Cm2 pada umur 28 hari, dimana
nilai kuat tekan benda uji dalam bentuk beam/balok 15 x 15 x 60 cm.

5. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan

Opname adalah perhitungan volume dan biaya yang sudah dikerjakan di lapangan.
Tujuan dari opname lapangan adalah mengetahui realisasi volume terpasang untuk
dijadikan tagihan ke owner proyek. ... Khusus untuk proyek jalan dengan owner Bina
Marga masih menggunakan metode konvensional.

2. Perataan Permukaan Jalan

Sebelum dibangun menjadi jalan, tentu lokasi yang akan dibangun harus bersih dari
berbagai batuan besar, kayu dan berbagai jenis kotoran lainnya. Berbagai hal tersebut bila
dibiarkan tentu akan mempengaruhi kepadatan lapisan beton. Setelah lokasi dibersihkan
maka proses selanjutnya adalah pemadatan tanah yang akan dijadikan jalan.

Proses pemadatan ini harus dilakukan dengan baik agar nantinya tidak ada tanah yang
lebih miring. Tidak ratanya lapisan tanah dapat mempengaruhi tingkat kerataan
permukaan jalan. Bila jalan beton yang akan dibangun adalah merenov jalan aspal yang
sudah ada, biasanya pekerjaan ini dilakukan pada separuh bagian jalan lebih dulu. Hal ini
tentu agar separuh bagian jalan masih dapat dilalui kendaraan.

39
a. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan). Tahapan pekerjaan ini dilakukan
agar badan jalan sesuai dengan ukuran yang di inginkan.
b. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan dari Pohon dan sampah)
Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan
pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di kemudian hari.
c. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan Jalan) Pekerjaan ini juga dinamakan
pekerjaan galian dan timbunan.Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah
dengan tujuan untuk memperoleh bentuk elevasi permukaan sesuai gambar yang di
rencanakan,untuk mengetahui elevasi jalan perlu menggunakan alat ukur Theodolit,
lengkapnya pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk badan jalan ,tinggi dan
belokannya sesuai apa yang direncanakan.

3. Pemberian Lapisan Pondasi Pada Jalan


adalah memberikan tanah urugan pada lokasi yang akan dibangun jalan beton.
Umumnya urugan ini menggunakan batu makadam, urugan ini dilakukan hingga
mencapai ketebalan kurang lebih 30 cm. Ukuran batu yang digunakan sebagai urugan
jalan beton umumnya lebih kecil dibandingkan urugan pondasi rumah.
Setelah urugan batu makadam telah diberikan, maka masih akan ditambahkan urugan
menggunakan lapisan sirdam. Urugan kedua ini juga dilakukan hingga mencapai
ketebalan yang sama. Urugan kedua ini digunakan untuk mengisi celah yang masih
ada pada urugan pertama karena menggunakan campuran kerikil dan pasir. Setelah itu
urugan akan dipadatkan hingga sempurna menggunakan vibrator beton.

4. Landasan Cor Beton


Proses selanjutnya adalah menutupi lapisan pondasi tersebut menggunakan micron
plastic/ plastik tipis tebal 125mm, hal ini dilakukan untuk menutupi landasan cor
beton. Micron plastic ini dipasang tepat di atas lean concrete (LC) yang berfungsi
untuk mencegah kelekatan antara beton dengan LC dan proses shrinkage tidak
terganggu lapisan di bawahnya, bila diperlukan sambungan maka harus di buat
overlapping sekurang-kurangnya harus 300mm. Penggunaan plastik ini digunakan

40
agar air dari cor beton tidak meresap ke dalam tanah pondasi. Dengan begitu akan
terbentuk lapisan beton yang kokoh dan kuat untuk dijadikan jalan.

5. Pemasangan Kerangka Beton


a. Wiremesh

Wiremesh adalah sebuah rangkaian besi yang tampak seperti lembaran kawat yang
sengaja dibuat seolah saling berpotongan antara satu dengan yang lainnya. Karena besi ini
memiliki bentuk yang sangat unik, maka seringkali disebut sebagai anyaman besi. Istilah
anyaman besi berasal dari bentuk besinya yang tampak seperti pola jajaran genjang dan
disambung dengan menggunakan teknik pengelasan supaya bisa terikat dan terhubung
dengan sempurna.Kegunaannya untuk menjadi besi tulangan saluran drainase beton
precast seperti u ditch precast, culvert box hingga tutup buis beton, sebagai penguat dari
dak beton pada bangunan hingga plat lantai.Bisa dimanfaatkan untuk plat beton yang
berada di tanah karena mampu untuk mengeraskan struktur tanah sehingga sanggup untuk
menopang berbagai beban yang berat di atasnya.

6. Pemasangan Tulangan dan Dowel Bar


a. Tulangan

41
adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain serta beban
hembusan angin.

b. Dowel Bar

Dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur. Dowel


berupa batang baja polos maupun profil, yang digunakan sebagai sarana
penyambung/pengikat pada perkerasan jalan tipe rigid pavement. Dowel berfungsi
sebagai penyalur beban pada sambungan yang dipasang dengan separuh panjang terikat
dan separuh panjang dilumasi atau dicat untuk memberi kebebasan bergeser.Dowel itu
batang baja pendek yang menyediakan sambungan mekanis antara slab tanpa membatasi
gerakan sendi horisontal. Mereka meningkatkan efisiensi transfer beban pada sambungan
slab beton.

42
7. Pekerjaan Bekisting

Bekisting Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk


mencetak beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara dan sebagai cetakan dalam
membuat pondasi bangunan beton jalan.cetakan tentu saja diperlukan.Bekisting balok dan
plat lantai dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok dan plat lantai yang akan di cor.

43
8. Pengecoran Beton Perkerasan Jalan

Beton adalah campuran dari agregat halus dan aggregat kasar yang dicampur
dengan air dan semen sebagai pengikat & pengisi antara kedua aggregat tersebut, serta
adanya additive atau admixture bila diperlukan.

a. Lakukan pengecoran secara 1 arah dari awal sampai selesai. Selama pengecoran di
lakukan uji slump, Slump test beton adalah pengujian kekentalan beton segar agar beton
yang diproduksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan mendapatkan nilai slump beton
yang baik.

b. Pembuatan sample beton untuk pengujian kuat tekan dan lentur. Dengan tujuan untuk
mengetahui mutu kuat tahan dan kuat lentur beton tersebut.

44
c. Aplikasikan vibrator pada adukan beton yang sudah tertuang bertujuan agar tidak keropos
dan tidak ada lubang-lubang.Vibratory Roller merupakan alat pemadat tanah yang
dilengkapi dengan getaran. Getaran tersebut dihasilkan dari mesin yang menghasilkan
gaya tekanan vertikal kepada tanah yang dilewati sehingga mengakibatkan tanah atau
kerikil menjadi padat.

d. Setelah beton sudah terisi penuh lakukan perataan menggunakan Aluminium Concrete
Paver Truss Screed. Dengan tujuan untuk membuat profil beton seperti membentuk pola,
meratakan screwd dan juga menghaluskan permukaan. Roskam juga digunakan untuk
mencegah adanya udara yang terjebak dalam aplikasi pemasangan yang dapat
menyebabkan popping.

45
e. Setelah beton mulai setengah kering, lakukan penggosokan dengan trowel secara merata
ke seluruh permukaan beton. Mesin trowel adalah mesin yang dirancang secara khusus
untuk meratakan sekaligus menghaluskan permukaan beton khususnya yang masih berada
dalam proses pengerasan. Mesin ini memiliki diameter sekitar 880mm. Pada bagian
dasarnya terdapat beberapa daun dari bahan pelat baja yang bisa berputar.

f. Setelah itu lakukan grooving/ garis horizontal pada jalan atau proses pembuatan alur
dengan menggunakan pahat alur.Grooving permukaan beton / texturing. Dilakukan secara

46
manual dengan menggunakan grooving tool pada arah melintang dengan jarak 1.5 cm,
kedalaman alur sampai 4 mm.

g. Setelah 2 jam kemudian lakukan Curing beton awal dilakukan dengan curing compound
pada permukaan beton. Curing compound adalah material berbahan dasar synthetic rubber
yang ditambah pelarut dan bahan-bahan yang lain untuk melindungi beton selama masa
pengikatan awal dari kehilangan air akibat panas matahari maupun angin dari udara
bebas.

h. Setelah 3 jam di tutup dengan Geotekstil.Geotextile adalah lembaran sintetik yang berpori
sehingga memiliki sifat tembus air dan fleksibel, digunakan sebagai stablisasi tanah dasar
dalam pekerjaan Teknik sipil.

47
i. 5 jam kemudian di siram dengan air mengalir tidak bertekanan tinggi.

j. Kemudian Cutting Rigid Pavement menggunakan concrete cutter dilakukan cutting pada
beton 12 jam setelah cor, dan tidak melebihi 18 jam dari pemadatan akhir dengan
kedalaman 75 mm per jarak 5 meter.

48
k. Celah hasil cutting diisi dengan joint sealant yang merupakan thermoplastic, untuk
mencegah masuknya kotoran dan terjadinya pumping. Lubang harus bersih dan kering.
Pekerjaan joint sealant pada sambungan dilakukan pada saat perkerasan beton memenuhi
masa curing berumur kurang dari 1 minggu. Pada saat pembakaran sealant dipastikan
temperatur penuangan sealant berada pada suhu 160°C – 170°C. Berikut tahapan
pekerjaan joint sealant.Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan joint sealant adalah
sebagai berikut: Marking posisi dilatasi dan Pemotongan rigid pavement sedalam 75mm
& pasang joint sealant

49
l. Perawatan dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras.
Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika
hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat.
Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi
minimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali
dilakukan dengan perawatan yang dipercepat, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu
dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari
dimensi struktur. Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlansung dengan
sempurna maka diperlukan curing untuk menjaga kelembabannya. Perawatan beton ini
dapat dilakukan dengan pembahasan atau penguapan (steam) serta dengan menggunakan
membran.

9. Pengujian Sample Kuat Tekan dan Lentur


Kuat tarik lentur adalah kemampuan balok beton yang diletakkan pada dua
perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang diberikan
padanya, sampai benda uji patah dan dinyatakan dalam Mega Pascal (MPa) gaya tiap
satuan luas.

a. Siapkan beton yang hendak diuji yakni dari beton segar yang mewakili campuran
beton. Isikan cetakan dengan adukan beton dalam tiga lapis. Cetakan ini bisa berupa
cetakan silinder 15x30 cm, kubus 15x15 cm, beam 15x15x60 cm.

50
b. Setiap lapisan adukan beton yang dimasukkan ke dalam cetakan dipadatkan dengan 25
x tusukan merata. Saat melakukan pemadatan pada lapisan yang pertama, tongkat
pemadat tidak sampai menyentuh bagian dasar cetakan. Ketika pemadatan lapisan
kedua dan ketiga, tongkat pemadat masuk ke kedalaman sekitar 25,4 mm pada lapisan
yang ada di bawahnya.

c. Jika pemadatan sudah selesai dilakukan, ketuklah sisi-sisi cetakan menggunakan


concreat vibrator sampai rongga tusukan tertutup sempurna. Ratakan permukaan
beton. Diamkan beton dalam cetakan selama 24 jam. Pastikan beton dalam cetakan
diletakkan pada lokasi yang tanpa getaran.

51
d. Bila sudah 24 jam, keluarkan beton dari cetakan dan rendam dalam air bersuhu 250C
selama waktu yang diinginkan 3H,7H,28H.

e. Selanjutnya bersihkan beton yang hendak diuji dengan kain lembab. Pastikan tidak
ada lagi kotoran yang menempel.

52
f. Kemudian timbang dan catat berat dan ukuran beton yang akan diuji.
g. Beri lapisan mortar belerang di bagian permukaan atas. Caranya, lelehkan terlebih
dahulu mortar belerang lalu letakkan beton dalam posisi tegak lurus hingga belerang
menjadi keras. Lakukan cara yang sama untuk bagian bawah beton.

53
h. Barulah beton siap di uji untuk mengetahui nilai KN. Caranya letakan benda uji beton
(silinder/kubus) pada mesin tekan secara centris. Operasikan mesin tekan dengan
penambahan beban yang konstan berkisar antara 2-4 kg/cm² per detik. Lakukan
pembebanan hingga benda uji hancur dan catatlah bobot maksimum selama
pemeriksaan benda uji.

54
C. PENGECORAN PLAT LANTAI RUMAH DAN LANTAI GUDANG
1. Pengertian Plat Lantai

Pelat lantai merupakan salah satu dari komponen struktur konstruksi baik pada
gedung maupun jembatan dan biasanya dibangun dengan konstruksi beton bertulang.
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai berfungsi
sebagai pemisah antara ruang bawah dan ruang atas , tempat berpijak penghuni di lantai
atas serta menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal. Dan umumnya pembuatan
pelat lantai beton bertulang dilakukan dengan cara dicor ditempat.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Batching Plant

Batching Plant adalah salah satu alat konstruksi yang gunanya sebagai tempat
untuk produksi beton ready mix dalam jumlah yang besar. Selain itu, ada beberapa
pengertian batching plant yang dibedakan dari jenis beton yang dihasilkan atau dari jenis
pengoperasiannya.

2. Concrete Pump (Pompa Beton)

Concrete pump atau pompa beton merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan beton ready mix dari mixer truck ke dalam frame struktur/bekisting.

55
Biasanya concrete pump digunakan untuk mengecor lempengan beton, lantai basement,
atau bisa juga pondasi dasar kolam renang, maupun plat.

3. Truk Mixer (Molen)

Truk pengangkut beton khusus (in-transit mixer) dibuat untuk mencampur beton
dan mengangkutnya ke lokasi konstruksi. Selain sebagai pengangkut Truk Molen juga
berfungsi untuk mempertahankan keadaan cairan material melalui agitasi, atau pemutaran
drum, sehingga beton yang dibawa akan tetap cair hingga tempat pengiriman. Satu truk
mixer dapat memuat adonan beton hingga sekitar 7 kubik beton.

56
4. Slump test

Slump test beton adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
kental adukan beton yang telah diproduksi. Pengujian ini dimaksudkan agar kadar
kekentalan beton mencapai kuat beton yang direncanakan. Alat yang dibutuhkan berupa:

5. Concrete vibrator

Beton vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi
pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton yang dimasukan
kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar angin atau udara yang masih pada ada pada
adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang. Dengan
melakukan pemadatan dengan mesin vibrator juga mempunyai manfaat untuk
menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama serta menghasilkan permukaan yang halus
pada beton.

57
6. Trowel

Trowel adalah salah satu produk Alat Konstruksi yang secara umum berfungsi
untuk meratakan sekaligus menghaluskan permukaan beton khususnya yang masih berada
dalam proses pengerasan. Selain itu trowel dapat digunakan untuk membuat profil pada
dinding (pola minimalis), meratakan screed dan aplikasi Pelapis Anti Bocor.

7. Alat Ukur (Meteran)

Meteran Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna
untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat
lingkaran. Meter Ukur merupakan alat ukur yang sangat penting dipergunakan dalam
bangunan.

58
8. Alat Bantu

Alat Bantu lainya yaitu alat biasanya merupakan alat alat yang dibawa sendiri oleh
tukang bangunan selama proses pengecoran. Seperti Roskam, Cangkul, Sekop, Penggaruk
Beton Cor yang terbuat dari sisa bahan bekisting, tangga.

9. Perlengkapan K3

Perlengkapan K3 adalah perlengkapan atau alat yang mempunyai kemampuan


untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja. Seperti Helm Keselamatan, Sabuk dan tali Keselamatan,
Sepatu Boot, Kacamatapengaman, masker, sarung tangan, dan juga P3K.

59
10. Beton Readymix

BETON READYMIX / JAYAMIX adalah campuran antara pasir, split, air,


semen, dan zan aditif lainnya yang diolah di batching plant dengan sistem komputerisasi
dan kemudian di antarkan ke lapangan sesuai dengan permintaan pelanggan, berbeda
dengan sitemix, sitemix adalah campuran pasir, split, air dan semen yang diolah manual.

Beton readymix juga memiliki beberapa mutunya masing-masing. Mutu beton


dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan dimulai dari K-100 - K-500. Angka di belakang
huruf K menunjukkan beban dalam satuan kilogram. Apabila kualitas beton K100 maka
kekuatan beton mencapai 100 kg/cm2.

Berdasarkan peraturan SNI, kualitas beton dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Beton
kelas I, Beton kelas II, dan Beton kelas III. Untuk standar beton pada bangunan rumah
tinggal kualitas beton yang disarankan adalah K-225/K-250. Untuk bangunan ruko
disarankan menggunakan beton kualitas K-250/K-300. Sedangkan untuk bangunan
gedung bertingkat dengan banyak lantai disarankan menggunakan beton kualitas
K-300/K-400.

60
11. Bondek

Bondek adalah bahan material bangunan yang terbuat dari bahan galvanis dan
galvalum yang digunakan sebagai pengganti papan atau triplek, Bondek sendiri di
gunakan untuk keperluan plat cor dak lantai bangunan yang berfungsi sebagai alternatif
sistem konvensional yang selama ini menggunakan triplek. Selain sebagai berfungsi
sebagai pengganti triplek Bondek juga berfungsi sebagai Tulangan positif Beton, Bondek
bentuknya bergelombang dengan tinggi gelombang bondek 5 cm. Bondek memiliki
berbagai variasi ukuran, merk, dan kualitas. Bondek yang dipakai disesuaikan dengan
kebutuhan dan RAB yang sudah ada.

12. Weirmesh

Wiremesh adalah serangkaian besi yang terlihat seperti lembaran kawat yang
saling berpotongan satu sama lain. Weirmesh memiliki bentuk anyamannya seperti pola
jajaran genjang ataupun kotak-kotak dan tersambung dengan pengelasan agar terikat
dengan sempurna. Weirmesh digunakan sebagai komponen memperkuat dak beton dan
plat lantai.

61
13. Besi Tulangan

Besi tulangan atau besi beton (reinforcing bar) adalah batang baja yang berberntuk
menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton bertulang dan
struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan.

14. Begel & Kawat Bendrat

Besi begel disebut sebagai sengkang. Besi begel juga merupakan salah satu
material penyusun struktur konstruksi bagunan. Dalam penggunaan umumnya, besi begel
bertindak sebagai kolom pengikat untuk menahan struktur tulangan utama besi beton.
62
Kawat bendrat memiliki nama lain seperti kawat beton atau kawat ikat. Kawat bendrat
berfungsi untuk melindungi konstruksi beton atau memperkuat suatu rangkaian konstruksi
yang kaku dan keras. Pemasangan kawat bendrat dilakukan dengan cara mengikat
rangkaian tulangan sebuah besi dengan tulangan lainnya.

15. Bekisting

Pengertian Bekisting Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton


untuk mencetak beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan,
sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul
berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

63
16. Floor hardener

Floor Hardener yang merupakan campuran dari material semen dan pasir silika
atau campuran antara semen dengan agregat emery yang menjadi satu untuk membentuk
suatu material permukaan lantai yang tahan terhadap goresan / gesekan. Setelah cor-coran
setengah kering, penaburan floor hardener dapat dilakukan. Plat beton siap untuk ditaburi
material floor hardener apabila saat permukaan cor ditekan dengan ibu jari hanya akan
meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm. Penggunaan floor hardener ini juga bisa sebagai
keramik sementara pada rumah tinggal. Namun, pada lantai gudang ataupun lahan parker
penggunaan floor hardener ini sudah dikatakan cukup.

3. Proses Pengerjaan
1. Pemasangan Bekisting

Bekisting balok dan plat lantai dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok dan
plat lantai yang akan di cor. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting
umumnya adalah balok dan plat lantai adalah plywood/multiplex dengan tebal 15 mm,
dan kayu ukuran 57 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran.

64
Pembuatan bekisting balok dan plat lantai dilakukan di lokasi proyek menyesuaikan
dengan panjang dan lebar balok dan plat lantai yang akan di cor. Setelah penulangan
balok dan plat lantai selesai dirangkai dan bekisting telah selesai dibuat, maka selanjutnya
adalah pemasangan bekisting.

Tahap-tahap pemasangan bekisting balok dan plat lantai adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan scaffolding atau bambu sebagai penyangga terhadap lantai


dibawahnya.
b. Bersihkan bekisting balok dan plat lantai.
c. Pasang bekisting balok dan plat lantai sesuai dengan posisi.

1. Pembesian

Setelah proses pemasagan bekisting, barulah bisa dimulai proses pembesian plat
lantai. Ini dilakukan tepat di atas bekisting. Pembesian berikutnya akan dilakukan secara
diagonal. Tulang-tulang besi ini akan disatukandengan begel yang kemudian diikat
dengan kawat bendrat agar tidak bergeser. Terakhir, tinggal pasang besi tulangan
penyangga. Untuk ukuran batang besi yang digunakan setiap pengerjaan berbeda beda
tergantung pada konstruksi bangunan.

65
2. Opname

Sebelum melakukan pengecoran harus dilakukan opname lapangan. Opname


lapangan adalah kegiatan pengukuran dan atau pemeriksaan terhadap hasil dari suatu
pekerjaan. Untuk mengetahui kebutuhan beton dalam pengecoran lantai gudang, plat
lantai rumah maupun dak. Opname dilakukan juga sehingga owner dapat mengantisipasi
agar tidak kekurangan beton selama pengecoran.

66
3. Persiapan Pengecoran

Beton yang berada pada Mixer Truk akan dipindahkan ke concrete pump sehingga
beton cair dapat dialirkan. Sebelum beton dipindahkan, concrete pump akan diberi mortar
berupa satu sak semen dan air. Hal ini bertujuan agar pipa concrete pump menjadi licin
sehingga saat beton dialirkan tidak ada hambatan dan bekerja dengan lancar. Kemudian
barulah adonan beton akan dialirkan melalui concrete pump dan beton tersebut diisi pada
balok bekisting.

4. Pengecoran

Setelah concrete pump siap digunakan barulah adonan beton akan dialirkan
melalui concrete pump dan beton tersebut diisi pada balok bekisting. Jika beton cair telah
mengisi seluruh area balok maka pekerja akan meratakan secara manual menggunakan
penggaruk beton. Hal ini bertujuan agar adonan beton benar benar menutupi area balok
dengan sempurna.

Pada tahap ini, cuaca juga mempengaruhi proses pengecoran. Apabila pengecoran
dilakukan dalam ruangan maka pengecoran akan dilanjutkan. Sedangkan apabila
pengecoran dilakukan diluar ruangan dan terjadi hujan besar maka pengecoran akan

67
dihentikan sementara. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas beton yang digunakan,
dan menjaga para pekerja dari kecelakaan kerja.

5. Pemadatan Adonan Beton

Kemudian Adonan beton tersebut dipadatkan dengan concrete vibrator untuk


menghilangkan angin atau udara yang masih pada ada pada adonan. Sehingga angin
tersebut dapat keluar sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang. Proses ini juga
bertujuan agar mendapatkan beton yang lebih kuat dan tahan lama. Biasanya concrete
vibrator akan dimasukan kedalam adonan beton sekitar 1-2 menit.

68
6. Perataan

Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang
panjang. Dalam proses ini pekerja wajib memperhatikan batas ketebalan plat yang telah
ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi
beton.

Untuk perataan pada lantai rumah dan lantai gudang terkadang juga menggunakan
mesin trowel. Penggunaan trowel ini menjadikan proses perataan lebih efisien. Plat beton
siap untuk ditaburi material floor hardener apabila sudah setengah kering atau saat
permukaan cor ditekan dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm
saja. Penggunaan Floorhardener ini yaitu untuk mendapatkan lantai beton yang memiliki
daya tahan lebih tinggi. Mampu meminimalisir kotoran serta debu pada lantai tersebut
sehingga tidak perlu terlalu sering melakukan pembersihan.

69
7. Pengeslump-an

Pengeslumpan ini dilakukan untuk memantau kekentalan pada beton. Berikut langkah-
langkah melakukan pengeslump-an:

a. Basahi cetakan agar tidak menyerap dan letakkan di atas permukaan yang datar.
b. Isi setiap 1/3 bagian slump test beton segar (fresh concrete) dan ditumbuk
sebanyak 25 kali dengan menggunakan batang baja penusuk hingga penuh.
c. Ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara
menggelindingkan batang penusuk di atasnya.
d. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal
secara-hati-hati.
e. Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump
dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian
pusat permukaan atas beton.

70
8. Pengambilan Sample Beton

Biasanya selama pengecoran akan diambil sampe beton. Pengambilan sample


beton pada rumah pribadi jarang dilakukan. Umumnya yang akan dibuat sample adalah
pengecoran lantai gudang ataupun bagunan milik pemerintah. Sample beton diambil dari
adonan beton yang dibawa oleh Truk Mixer kemudian dicetak menggunakan silinder,
beam, maupun kubus tergantung permintaan owner. Kemudian sample ini akan diuji
setalah berumur beberapa hari.

71
4. Proses Perawatan

Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton selama proses


pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu cepat
mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka setelah
dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton. Proses
perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar kondisinya senantiasa basah dengan
menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut dengan menyirami
beton sebanyak 2-3 kali/hari.

5. Pembongkaran

Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk


memperoleh hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton tersebut.
Hal ini tidak terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga
sebagai penunjang sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai,
pembongkaran bekisting dilaksanakan dalam waktu 4 hari setelah pengecoran. Sedangkan
untuk pekerjaan balok, pembongkaran bekisting dilakukan setelah 7 hari pengecoran.
Namun berapa lama hari yang dibutuhkan bisa juga berbeda beda tergantung pada
permintaan owner.

72
73
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa dengan telah dilaksanakanya PRAKERIN ini
kami dapat memahami pembuatan job mix desain/formula dan proses pengecoran jalan
serta rumah tinggal. Dan dapat diuraikan menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:

1. Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan beton mempengaruhi kualitas beton.
2. Dalam pengerjaan dan perhitungan pembuatan beton maupun proses pengecoran
membutuhkan ketelitian , kesabaran, dan kedisiplinan yang tinggi sehingga akan
dicapai efektifitas dan efisiensi.
3. Dalam proses pengecoran harus sesuai dengan langkah dan standar yang sesuai
sehingga beton yang dihasilkan berkualitas.
4. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan.

B. SARAN – SARAN
1. Sekolah
a. Untuk pelaksanaan Prakerin di usahakan tidak berdekatan dengan Ulangan Akhir
Semester (UAS).
b. Untuk saran/rekomendasi tempat Prakerin dari sekolah harap bisa di perbarui
dengan maksud agar tidak zonk.
2. Siswa
a. Carilah tempat yang sesuai dan mudah diakses.
b. Jangan malu bertanya.
c. Manfaatkan waktu prakerin sebaik dan semaksimal mungkin.
d. Jagalah sikap dan perilaku selama prakerin.
e. Selalu berhati-hati selama prakerin di tempat proyek.

74

Anda mungkin juga menyukai