Oleh :
Nama
: 1.KHARISMA
APRIYANI
2.SHELI NOVIA
AZKI
3.MELIKA
APRILINI
Program Keahlian : Desain Pemodelan dan informasi Bangunan
PENGESAHAN
i
Di :
Pada tanggal
NIP NIP
MOTTO :
ii
1. Mengerti itu sulit, membuat orang mengerti itu lebih sulit lagi,dan mengerjakan sendiri itu
2. Jangan abaikan mimpi kalian, bermimpilah setinggi-tingginya, karena hidup itu berawal
dari mimpi.
3. Jika tidak mencoba kalian tidak akan pernah tau apa itu proses.
5. Percaya apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai,lingkunganmu adalah pengaruh besar
untuk dirimu.
PERSEMBAHAN :
1. Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan proses prakerin dan
2. Terimakasih untuk bapak dan ibu, selalu memperhatikan karena mungkin berat.
4. Pembimbing yang selalu mengajari kami membuat kami tidak takut mencoba apa
6. Dan teman-teman satu kelompok yang sudah mau bekerja sama dengan sangat baik,berani
7. Terimakasih untuk semua orang yang kami temui selama di tempat prakerin pengawas
Atas Ridho Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, Sehingga penulis mendapatkan kekuatan untuk
iv
menyelesaikan laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri dengan judul “PROSES
Laporan Praktek Kerja Industri ini penulis susun guna memenuhi persyaratan untuk
mengikuti Uji Prakerin/Uji Laporan Tahun 2021/2022 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Balapulang,Kabupaten Tegal dan dilaksanakan mulai tanggal 1 September 2021 sampai dengan
30 Desember 2021.
Guna memperlancar penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini penulis telah
memperoleh banyak bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis merasa perlu
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala limpahan rakhmat dan hidayah-
2. Orang Tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan serta bimbingan baik
3. Bapak Imron Effendi S.P.M.Pd.. Selaku kepala SMK Negeri 1 Adiwerna yang telah
v
6. Para pembimbing lokasi, teknisi dan karyawan yang sehari-harinya telah memberikan
7. Segenap handai taulan yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis menyadari, bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu demi sempurnanya laporan ini, maka saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………….. ii
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………. v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Secara Umum………………………………………………………………….... 1
2. Secara Khusus…………………………………………………………………... 1
B. TUJUAN
1. Secara Umum…………………………………………………………………… 1
2. Secara Khusus…………………………………………………………………... 2
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANA………………………………………….. 2
BAB II
ISI LAPORAN
A. PEMBUATAN JOB MIX BETON………………………………………………… 3
1. Pengertian Batching Plant…………………………………………………….... 3
2. Mutu Beton…………………………………………………………………….. 4
3. Slump Test……………………………………………………………………... 4
4. Pembuatan Benda Uji………………………………………………………….. 5
5. Uji Material Bahan…………………………………………………………….. 6
6. Komposisi Job Mix …………………………………………………………… 12
7. Penjabaran Singkat Beton……………………………………………………... 14
8. Pengujian Slump Test…………………………………………………………. 31
9. Cara Hitung Job Mix…………………………………………………………... 32
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Secara Umum
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan untuk melatih dan memberikan pengajaran kepada siswa
terkait kompetensi keahlian masing masing. PKL juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu
dalam dunia kerja agar para siswa dapat bersaing dalam dunia kerja yang semakin ketat,
mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis serta wawasan yang luas dan fleksibel,
meningkatkan mutu dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta mengasah dan
mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing masing terkait
jurusannya.
2. Secara Khusus
Alasan kami memilih Pembuatan Job Mix Desain/Formula dan Konstruksi Beton adalah untuk
mengetahui komposisi dan formula yang digunakan pada beton ready mix,karena dalam
konstruksi beton, ready mix sangat berpengaruh supaya kita tahu bagus atau tidaknya mutu beton
tersebut.Sehingga jika terjadi kerusakan atau kekurangan pada konstruksi beton,kita dapat
mengetahuinya lewat job mix desain/formula yang digunakan.
B. TUJUAN
1. Secara umum
1
2. Secara khusus
Berdasarkan waktu yang telah ditentukan SMK Negeri 1 Adiwerna, pelaksanaan PRAKERIN
di lakukan selama 4 bulan atau 930 jam yaitu Dari bulan September s/d Desember. Pelaksanaan
PRAKERIN bertempat di PT. NISAJANA HASNA RISQY yang beralamat di Jl. Raya Yomani –
Guci km.3, Ds. Danawarih, Kec. Balapulang, Kab. Tegal.
2
BAB II
ISI LAPORAN
Batching plant adalah tempat produksi pembuatan beton ready mix.Di dalam
batching plant juga terdapat banyak komponen tidak hanya beton,seperti besi
tulangan,aspal,dll.
Ada banyak alat dan kendaraan berat di dalamnya,berikut saya akan jelaskan:
3
f) Oprator basing plant,adalah alat yang digunakan untuk membuat komposisi beton.
2. Mutu beton
Mutu beton adalah standar yang dig unakan untuk pengecoran konstruksi
beton,ada beberapa jenis mutu beton
seperti,K225,K250,K300,K350,K450,FS10,FS45.Pada pengecoran jalan biasanya mutu
yang digunakan adalah FS45,komposisi yang digunakan pada jenis ini paling kuat dan
sering digunakan pada konstuksi beton jalan.
3. Slump Test
Slump test beton adalah pengujian kekentalan beton agar beton yang diproduksi
bisa mencapai kekuatan mutu beton yang baik.Fungsinya agar beton yang diproduksi di
batching plant sesuai dengan kekuatan mutu beton atau mencapai nilai slump normal.
4
4. Pembuatan Benda Uji
Benda Uji dibuat untuk mengetahui kualitas mutu beton,ada tiga macam benda uji
berfungsi untuk mengetes kuat tahan beton,alat yang digunakan untuk mengetes kuat
mengetes kuat lentur beton,alat yang digunakan untuk mengetes kuat lentur beam
mengetahui kualitas mutu beton,alat yang digunakan untuk mengetes kubus sama dengan
Tes Uji sample dilakukan saat usia benda uji berkisar antara 3 hari,6 hari,7 hari
dan 28 hari,untuk Beam sendiri minimal 6 hari.Maka dari itu sebelum pengujian,benda uji
harus direndam dalam air sebelum pengetesan.Mutu ditentukan dari tinggi rendahnya nilai
5
yang didapat dari hasil pengetesan.semakin lama hari,maka semakin besar nilainya,dan
Setelah Di tes dan mendapat nilai,hasil tes dimasukkan ke dalam laporan sample
benda uji untuk laporan hasil mutu beton kepada konsultan yang bertugas mengawasi di
batching plant.
6
Rumus menghitung gradasi :
= a+b:2
Keterangan:
S4 = saringan 4
2,3-2,5 = halus
2,5-2,7 = sedang
2,7-3 = kasar
Jika berat sudah diketahui maka langsung dimasukkan data dan dapat dihitung.
Tujuan menghitung berat jenis pasir adalah untuk mengetahui berat bersih
pasir,yang nantinya untuk perhitungan pada komposisi pembuatan job mix,agar beton
yang dibuat sesuai takaran dan tepat mutu.
7
Cara menghitung berat jenis pasir:
BJ Bulk = b:(c+a-d)
BJ SSD = a:(c+a-d)
BJ appareant/semu = a:(c+b-a)
Penyerapan air a-b x 100% : b
8
C. BERAT JENIS BATU SPLIT
Adalah untuk mengetahui berat jenis (bulk), berat kering permukaan jenuh atau
Saturated Surface Dry (SSD) dan berat jenis semu (Apparent), serta penyerapan air oleh
agregat kasar.
Keterangan:
RUMUS:
BJ.Bulk = BK:BJ-BA
BJ.SSD = BJ:BJ-BA
BJ.Semu (Apparent) = BK:BK-BA
Penyerapan Air = BJ-BA X 100%:BK
Ambil sample batu split lalu ratakan dan bagi 2 sample A & B.
Rendam dalam air bersih 24 jam.
Timbang dengan alat specific gravity & absorpotion ,sebelum itu atur timbangan
agar posisinya tepat ditengah (batu sample dimasukkan ke dalam yang didalamnya
terdapat air).
Hasil diperoleh dari A+B:2
9
Berat uji kering oven
1 Beam : 0,0135
1 Silinder : 0,00529875
1 Kubus : 0,003375
Silinder = Kn x 102/176,625/0,83
= 223 x 5298,75
= 1,18162
L.Penampang silinder = ¼ x π x r2
=¼ x 3,14 x 15*2
=0,25 x 3,14 x 15 x 15
10
= 176,625
= 128,745
= 128,75
= 155,12
K-155,12
- 14 Hari = 0,88
Contoh :
= 344,71
11
= 221,6
= 176,27
= 168,60
= 155,12
Pasir adalah batuan berbutir halus.Pasir berasal dari penghancuran batuan baik
secara alami/bantuan manusia.Uji kadar lumpur merupakan salah satu praktikun yang
terdapat dalam pembuatan job mix beton.Untuk menentukan presentase kadar lumpur
dalam agregat halus.Kadar lumpur ± 3% dari berat agregat halus.
1. Alat :
Gelas ukur kapasitas 1000 ml,100 ml,500 ml,berfungsi untuk mencampurkan
agregat halus dengan bahan pelarut air biasa.
Sendok
Wadah
Saringan
Ayakan
2. Bahan :
Air
Pasir
3. Langkah-langkah :
Masukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 1:1
12
Masukan air ke dalam gelas ukur.
Tutup permukaan gelas dan kocok sebanyak 90 kali.
Setelah dikocok simpan gelas ukur dan biarkan mengendap selama 15 menit.
Setelah itu ukur tinggi pasir dan lumpur yang ada di gelas ukur tsb.
4. Rumus:
KL = Tinggi keseluruhan (lumpur pasir) : tinggi pasir
Keterangan : Pasir yang memenuhi syarat max 3%
Atau KL = V2/V1+V2 x 100%
Komposisi job mix adalah aturan campuran yang digunakan dalam pembuatan job
mix beton,komposisi dibuat berdasarkan bahan yang sebelumnya sudah memenuhi
kriteria dan sudah di uji material.Sehingga dalam hal ini perhitungan sudah dapat
dipastikan,untuk menghasilkan mutu yang baik dapat dihitung menggunakan rumus yang
sudah ditetapkan.
Contoh :
13
= 710,3
= 710,3 x 2,65 x 47 %
= 884,6 kg
= 1016,4 kg
Beton adalah campuran dari aggregat halus dan aggregat kasar yang di campur
dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi antara kedua aggregat tersebut, serta
adanya additive atau admixture bila di perluksn.
14
Semen,Air,Agregat Kasar,Agregat Halus,Amixture (bahan kimia) Bahan Tambah Mineral
(pozzolan)
Keuntungan Beton:
15
16
1. MUTU BETON DAN PENGGUNAAN
a. Faktor yang memengaruhi kualitas beton :
Bahan pembuatnya
Cara menakar dan mencampur
Cara pelaksanaan pekerjaan
Perawatan
b. Bahan penyusu beton :
Semen
Agregat kasar
Agregat halus
Air
Bahan tambahan adiktif (modifikasi sifat beton)
c. Tahapan pembuatan beton :
Seleksi/pemeriksaan material
Rancangan campuran
Perencanaan
Peralatan
Penakaran
Pencampuran
Pengangkutan
Uji mutu beton segar(keseragaman campuran,slump,berat isi,kadar
udara)pengecoran,pembuatan benda uji.
Pemadatan
Penyelesaian akhir
Perawatan (curing)
a. AGREGAT PROPOTIONS
b. AGGREGATE STOCKPILING
18
d. AGREGAT
Merupakan butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton.
Menempati sebanyak kira-kira 70% dari volume beton.
Agregat sangat berpengaruh dalam sifat-sifat mortar/betonnya sehingga agregat
merupakan bagian penting dalam pembuatan beton.
Agregat yang digunakan memiliki ukuran maksimum agregat kasar ¾ jarak bersih
tulangan atau 1/5 jarak terkecil ke acuan,1/3 tebal lantai diambil yang terkecil.
e. KLASIFIKASI AGREGAT
- Dari ukurannya
Agregat halus,agregat dengan ukuran butir yang lewat saringan no 4 (4,75mm)
dan dapat berupa pasir alam atau batu pecah kecil dengan butiran < 5mm.
Agregat kasar,agregat dengan ukuran butir yang tertahan saringan no 4 dan
dapat berupa krikil atau batu pecah dengan butiran >5 mm.
f. TIPE GRADASI AGREGAT KASAR
Gradasi menerus(continuous /wellgraded)
Gradasi senjang (gap graded),ukuran butiran tidak ada,kontribusi bahan
pengikat tidak akan merata,akibat sebagian pasta semen dan pasir mengisi
celah.
Gradasi seragam(uniformly graded),menghasilkan beton yang poros mudah
segregasi.
19
g. BENTUK AGREGAT KASAR
Rounded
Irregular
Angular
Flaky
Elongated
Flaky & Elongated
h. SPESIFIKASI AGREGAT
Kualitas agregat pencampuran beton (spesifikasi teknik 2010 rev.3,divisi 7,seksi 7.1)
21
b. PCC (Portland Pozzolan Cement)
22
c. PCC (Portland Composite Cement)
Jenis Pengujian
Kehalusan
Konsistensi Normal
Pengikatan Awal
Berat Jenis
23
Kekuatan Tekan Mortar
f. Penguian Air
pH
Rasa
Bau
Bahan tersuspensi
Bahan padat
Kadar minyak
Bikarbonat
Ion sulfat
Ion khlor
Ion Magnesium
24
PENGUJIAN BAHAN PESIFIKASI PENGARUH TERHADAP SIFAT
DAN MUTU BETON
Ph S4,5 – 8,5 Perubahan sifat semen, hidrasi, kekuatan
Benda padat max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
Bahan tersuspensi, max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
Bahan organik, max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
Minyak, max 2% terhadap berat Pengikatan, mengurangi kekuatan beton
semen
Ion sulfat, max 10.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan beton,
durability, korosi
>40 mm 5 kg
20 – 40 mm 2 – 5 kg
7 – 14 mm 1 – 5 kg
< 7 mm 500 g
26
f. Letakkan material ke atas ayakan, cuci material dengan menggunakan ayakan 1,18
mm dan 0,075 mm di bawah aliran air sampai air cucian bersih.
g. Keringkan material yang sudah bersih di dalam oven berushu 110 ⁰C.
h. Timbang massa material
A = [(B – C) / B] X 100
9,5 1 – 1,5
12,5 2 – 2,5
19,0 5–6
27
25 10 – 12
37,5 15 – 18
e. Pilih ayakan dengan diameter lubang yang sesuai dengan spesifikasi material.
f. Susun ayakan / saringan berturut-turut (dari besar ke kecil).
g. Masukkan 1 (satu) bagian material ke dalam susunan ayakan.
h. Getarkan saringan dengan mesin selama ± 15 menit. Angkat setiap sieve dan ayak
sebentar dengan tangan sampai tidak ada lagi material yang lolos.
i. Timbang berat masing-masing sampel yang tertahan di ayakan.
j. Hitung persentasi kumulatif material yang tertahan di masing-masing sieve terhadap
berat total.
k. Hitung modulus kehalusan (FM) yaitu : jumlahkan persentase dari material yang
tertahan dari masing-masing ayakan dibagi 100.
l. Hitung persentasi kumulatif material yang lolos dari masing-masing sieve terhadap
berat total.
m. Laporan : Seluruh penentuan massa / persentasi ditimbang dengan pembulatan 0,1
gram / 0,1 % terdekat. Data hasil test dicatat pada lembar kerja 4,75 – 25 Split
Condition Analysis, 4,75 – 12,5 Split Condition Analysis, Manufactured Sand
Condition Analysis, Sand Condition Analysis.
28
c. Masukkan sampel ke dalam kerucut sampai penuh, ratakan permukaannya. Pukul
dengan tamper sebanyak 25 kali (setiap pukulan harus dimulai 0,5 cm dari permukaan
atas kerucut).
d. Angkat kerucut secara vertikal, apabila bentuk pasir masih mengikuti bentuk kerucut
maka kondisi SSD belum tercapai. Ulangi poin 2 sampai 4, sampai kondisi SSD
tercapai.
e. Keadaan SSD telah tercapai apabila pasir runtuh saat kerucut diangkat.
f. Timbang pycnometer, isi pycnometer sampai batas timbang.
g. Isi pycnometer dengan air. Masukkan 500 ± 10 gram, penuhi pycnometer dengan air
sampai kira-kira 90 % dari kapasitasnya.
h. Kocok-kocok pycnometer untuk menghilangkan gelembung udara, penuhi
pycnometer sampai batas yang telah ditentukan.
i. Timbang pycnometer + air + pasir.
j. Keluarkan pasir dari pycnometer, keringkan dalam oven pada suku 110 ± 5 ⁰C.
k. Dinginkan dalam suhu ruang selama 1 jam, timbang.
SG = S /(B + S – C)
A = Berat sampel oven dry
B = Berat pycnometer + air
S = Berat sampel SSD
C = Berat pycnometer + air + pasir
WA = [(S – A) / A] X 100
WA = Water Absorption
l. Laporan : Semua penentuan massa dihitung berdasarkan pembulatn 0,1 gram terdekat,
persentasi 0,1 %. Identifikasi sampel dan data tes dicatat pada lembar kerja
Manufactured Sand Condition Analysis, Sand Condition Analysis.
29
12,5 mm 2 kg
19 mm 3 kg
25 mm 4 kg
37,5 mm 5 kg
b. Ayak sampel dengan menggunakan ayakan 4,75 mm. Pengujian dilakukan sampel
yang lebih kasar dari 4,75 mm.
c. Rendam selama 24 jam ± 4 jam.
d. Bersihkan /Cuci sampel dari sisa-sisa kotoran yang melekat dengan sikat halus
e. Keringkan dengan lap yang menyerap air sampai lapisan air hilang, hindari penguapan
dari permukaan agregat, setelah tercapai kondisi SSD timbang material.
f. Setelah ditimbang masukkan material ke keranjang kawat dan timbang beratnya di
dalam air.
g. Keringkan material dalam oven bersuhu 110⁰C ± 5⁰C, dinginkan dalam suhu ruang
selama 1 – 3 jam lalu timbang.
h. SG =A/B–C
WA = [(B – A) / A] X 100
WA = Water Absorption
g. Laporan : Seluruh penentuan massa ditimbang dengan pembulatan 0,1 gram terdekat,
persentasi 0,1 % terdekat. Data hasil test dicatat pada lembar kerja 4.75 – 25 Split
Condition Analysis, 4,75 – 12,5 Split Condition Analysis, Manufactured Sand
Condition Analysis, Sand Condition Analysis.
BM – (T2-T1)
BM = BERAT MATERIAL
31
T1 = TINGGI AIR
A 0,67.Ah 0,33.Ak
Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran Butir
Maksimum 40 mm
33
Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran Butir
Maksimum 20 mm
Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran Butir
Maksimum 10 mm
34
d. Selanjutnya menghitung jumlah berat agregat dengan rumus
e. Menghitung volume agregat : {Volume beton – pasta (air +semen/bj semen)}
f. menghitung berat agregat : (Volume agregat X Bj agregat X persentase ag)
Setelah semua terhitung lakukan trail dan hitung hasil test 28 hari apabila hasil test
ketemu mutu tertentu, lalu kita lakukan penambahan atau pengurangan W/C untuk
menentukan mutu terkecil sampai terbesar, dengan penambahan/pengurangan 0.01
dari 25 karakteristik atau per 3 fc
35
B. KONSTRUKSI BETON PADA JALAN
1. Definisi
36
Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan
beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :
1. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
2. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali
retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan dowel.
3. Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari
baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas
penampang beton).
3. Persyaratan umum
1. Tanah Dasar
Untuk daya dukung tanah ditentukan oleh CBR insitu sesuai dengan SNI 03-1731-
1989 atau CBR Laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989, masing – masing untuk
perencanaan tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru. Di sini apabila tanah dasar
memiliki nilai CBR di bawah 2% maka digunakan pondasi bawah yang terbuat dari beton
kurus setebal 15 cm sehingga tanah dianggap memiliki CBR 5%.
Pondasi Bawah.
a. Bahan Berbutir
b. Stabilisasi atau dengan beton giling padat (Lean Rolled Concrete)
c. Campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete)
2. Beton Semen
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik uji lentur (flexural,
strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga
titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3-5 Mpa (30-50 kg/cm2). Beton
juga bisa di perkuat dengan serat baja (stell fibre) untuk memperkuat kuat tarik lenturnya
serta mengendalikan retak pada plat khususnya bentuk tak lazim.
37
3. Lalu Lintas
Untuk penentuan beban lalu lintas rencana pada perkerasan beton semen
dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga sesuai dengan konfigurasi sumbu pada
lajur rencana selama umur rencana. Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil
perhitungan volume lalu lintas dan konfigurasi sumbu menggunakan data terakhir atau
data 2 tahun terakhir. Untuk kendaraan yang ditinjau memiliki berat total minimum 5 ton.
4. Bahu
Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah dengan atau tanpa lapisan
penutup beraspal atau lapisan beton semen. Nah, pada pedoman yang dimaksud dengan
Bahu beton semen adalah bahu yang dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-lintas dengan
lebar minimum 1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu-lintas selebar 0,60 m
yang juga mencakup saluran dna kereb.
5. Sambungan
Nah untuk polanya, sambungan beton semen memiliki batas – batas tersendiri
diantaranya:
5. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
Opname adalah perhitungan volume dan biaya yang sudah dikerjakan di lapangan.
Tujuan dari opname lapangan adalah mengetahui realisasi volume terpasang untuk
dijadikan tagihan ke owner proyek. ... Khusus untuk proyek jalan dengan owner Bina
Marga masih menggunakan metode konvensional.
Sebelum dibangun menjadi jalan, tentu lokasi yang akan dibangun harus bersih dari
berbagai batuan besar, kayu dan berbagai jenis kotoran lainnya. Berbagai hal tersebut bila
dibiarkan tentu akan mempengaruhi kepadatan lapisan beton. Setelah lokasi dibersihkan
maka proses selanjutnya adalah pemadatan tanah yang akan dijadikan jalan.
Proses pemadatan ini harus dilakukan dengan baik agar nantinya tidak ada tanah yang
lebih miring. Tidak ratanya lapisan tanah dapat mempengaruhi tingkat kerataan
permukaan jalan. Bila jalan beton yang akan dibangun adalah merenov jalan aspal yang
sudah ada, biasanya pekerjaan ini dilakukan pada separuh bagian jalan lebih dulu. Hal ini
tentu agar separuh bagian jalan masih dapat dilalui kendaraan.
39
a. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan). Tahapan pekerjaan ini dilakukan
agar badan jalan sesuai dengan ukuran yang di inginkan.
b. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan dari Pohon dan sampah)
Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan
pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di kemudian hari.
c. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan Jalan) Pekerjaan ini juga dinamakan
pekerjaan galian dan timbunan.Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah
dengan tujuan untuk memperoleh bentuk elevasi permukaan sesuai gambar yang di
rencanakan,untuk mengetahui elevasi jalan perlu menggunakan alat ukur Theodolit,
lengkapnya pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk badan jalan ,tinggi dan
belokannya sesuai apa yang direncanakan.
40
agar air dari cor beton tidak meresap ke dalam tanah pondasi. Dengan begitu akan
terbentuk lapisan beton yang kokoh dan kuat untuk dijadikan jalan.
Wiremesh adalah sebuah rangkaian besi yang tampak seperti lembaran kawat yang
sengaja dibuat seolah saling berpotongan antara satu dengan yang lainnya. Karena besi ini
memiliki bentuk yang sangat unik, maka seringkali disebut sebagai anyaman besi. Istilah
anyaman besi berasal dari bentuk besinya yang tampak seperti pola jajaran genjang dan
disambung dengan menggunakan teknik pengelasan supaya bisa terikat dan terhubung
dengan sempurna.Kegunaannya untuk menjadi besi tulangan saluran drainase beton
precast seperti u ditch precast, culvert box hingga tutup buis beton, sebagai penguat dari
dak beton pada bangunan hingga plat lantai.Bisa dimanfaatkan untuk plat beton yang
berada di tanah karena mampu untuk mengeraskan struktur tanah sehingga sanggup untuk
menopang berbagai beban yang berat di atasnya.
41
adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain serta beban
hembusan angin.
b. Dowel Bar
42
7. Pekerjaan Bekisting
43
8. Pengecoran Beton Perkerasan Jalan
Beton adalah campuran dari agregat halus dan aggregat kasar yang dicampur
dengan air dan semen sebagai pengikat & pengisi antara kedua aggregat tersebut, serta
adanya additive atau admixture bila diperlukan.
a. Lakukan pengecoran secara 1 arah dari awal sampai selesai. Selama pengecoran di
lakukan uji slump, Slump test beton adalah pengujian kekentalan beton segar agar beton
yang diproduksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan mendapatkan nilai slump beton
yang baik.
b. Pembuatan sample beton untuk pengujian kuat tekan dan lentur. Dengan tujuan untuk
mengetahui mutu kuat tahan dan kuat lentur beton tersebut.
44
c. Aplikasikan vibrator pada adukan beton yang sudah tertuang bertujuan agar tidak keropos
dan tidak ada lubang-lubang.Vibratory Roller merupakan alat pemadat tanah yang
dilengkapi dengan getaran. Getaran tersebut dihasilkan dari mesin yang menghasilkan
gaya tekanan vertikal kepada tanah yang dilewati sehingga mengakibatkan tanah atau
kerikil menjadi padat.
d. Setelah beton sudah terisi penuh lakukan perataan menggunakan Aluminium Concrete
Paver Truss Screed. Dengan tujuan untuk membuat profil beton seperti membentuk pola,
meratakan screwd dan juga menghaluskan permukaan. Roskam juga digunakan untuk
mencegah adanya udara yang terjebak dalam aplikasi pemasangan yang dapat
menyebabkan popping.
45
e. Setelah beton mulai setengah kering, lakukan penggosokan dengan trowel secara merata
ke seluruh permukaan beton. Mesin trowel adalah mesin yang dirancang secara khusus
untuk meratakan sekaligus menghaluskan permukaan beton khususnya yang masih berada
dalam proses pengerasan. Mesin ini memiliki diameter sekitar 880mm. Pada bagian
dasarnya terdapat beberapa daun dari bahan pelat baja yang bisa berputar.
f. Setelah itu lakukan grooving/ garis horizontal pada jalan atau proses pembuatan alur
dengan menggunakan pahat alur.Grooving permukaan beton / texturing. Dilakukan secara
46
manual dengan menggunakan grooving tool pada arah melintang dengan jarak 1.5 cm,
kedalaman alur sampai 4 mm.
g. Setelah 2 jam kemudian lakukan Curing beton awal dilakukan dengan curing compound
pada permukaan beton. Curing compound adalah material berbahan dasar synthetic rubber
yang ditambah pelarut dan bahan-bahan yang lain untuk melindungi beton selama masa
pengikatan awal dari kehilangan air akibat panas matahari maupun angin dari udara
bebas.
h. Setelah 3 jam di tutup dengan Geotekstil.Geotextile adalah lembaran sintetik yang berpori
sehingga memiliki sifat tembus air dan fleksibel, digunakan sebagai stablisasi tanah dasar
dalam pekerjaan Teknik sipil.
47
i. 5 jam kemudian di siram dengan air mengalir tidak bertekanan tinggi.
j. Kemudian Cutting Rigid Pavement menggunakan concrete cutter dilakukan cutting pada
beton 12 jam setelah cor, dan tidak melebihi 18 jam dari pemadatan akhir dengan
kedalaman 75 mm per jarak 5 meter.
48
k. Celah hasil cutting diisi dengan joint sealant yang merupakan thermoplastic, untuk
mencegah masuknya kotoran dan terjadinya pumping. Lubang harus bersih dan kering.
Pekerjaan joint sealant pada sambungan dilakukan pada saat perkerasan beton memenuhi
masa curing berumur kurang dari 1 minggu. Pada saat pembakaran sealant dipastikan
temperatur penuangan sealant berada pada suhu 160°C – 170°C. Berikut tahapan
pekerjaan joint sealant.Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan joint sealant adalah
sebagai berikut: Marking posisi dilatasi dan Pemotongan rigid pavement sedalam 75mm
& pasang joint sealant
49
l. Perawatan dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras.
Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika
hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat.
Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi
minimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali
dilakukan dengan perawatan yang dipercepat, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu
dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari
dimensi struktur. Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlansung dengan
sempurna maka diperlukan curing untuk menjaga kelembabannya. Perawatan beton ini
dapat dilakukan dengan pembahasan atau penguapan (steam) serta dengan menggunakan
membran.
a. Siapkan beton yang hendak diuji yakni dari beton segar yang mewakili campuran
beton. Isikan cetakan dengan adukan beton dalam tiga lapis. Cetakan ini bisa berupa
cetakan silinder 15x30 cm, kubus 15x15 cm, beam 15x15x60 cm.
50
b. Setiap lapisan adukan beton yang dimasukkan ke dalam cetakan dipadatkan dengan 25
x tusukan merata. Saat melakukan pemadatan pada lapisan yang pertama, tongkat
pemadat tidak sampai menyentuh bagian dasar cetakan. Ketika pemadatan lapisan
kedua dan ketiga, tongkat pemadat masuk ke kedalaman sekitar 25,4 mm pada lapisan
yang ada di bawahnya.
51
d. Bila sudah 24 jam, keluarkan beton dari cetakan dan rendam dalam air bersuhu 250C
selama waktu yang diinginkan 3H,7H,28H.
e. Selanjutnya bersihkan beton yang hendak diuji dengan kain lembab. Pastikan tidak
ada lagi kotoran yang menempel.
52
f. Kemudian timbang dan catat berat dan ukuran beton yang akan diuji.
g. Beri lapisan mortar belerang di bagian permukaan atas. Caranya, lelehkan terlebih
dahulu mortar belerang lalu letakkan beton dalam posisi tegak lurus hingga belerang
menjadi keras. Lakukan cara yang sama untuk bagian bawah beton.
53
h. Barulah beton siap di uji untuk mengetahui nilai KN. Caranya letakan benda uji beton
(silinder/kubus) pada mesin tekan secara centris. Operasikan mesin tekan dengan
penambahan beban yang konstan berkisar antara 2-4 kg/cm² per detik. Lakukan
pembebanan hingga benda uji hancur dan catatlah bobot maksimum selama
pemeriksaan benda uji.
54
C. PENGECORAN PLAT LANTAI RUMAH DAN LANTAI GUDANG
1. Pengertian Plat Lantai
Pelat lantai merupakan salah satu dari komponen struktur konstruksi baik pada
gedung maupun jembatan dan biasanya dibangun dengan konstruksi beton bertulang.
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai berfungsi
sebagai pemisah antara ruang bawah dan ruang atas , tempat berpijak penghuni di lantai
atas serta menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal. Dan umumnya pembuatan
pelat lantai beton bertulang dilakukan dengan cara dicor ditempat.
Batching Plant adalah salah satu alat konstruksi yang gunanya sebagai tempat
untuk produksi beton ready mix dalam jumlah yang besar. Selain itu, ada beberapa
pengertian batching plant yang dibedakan dari jenis beton yang dihasilkan atau dari jenis
pengoperasiannya.
Concrete pump atau pompa beton merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan beton ready mix dari mixer truck ke dalam frame struktur/bekisting.
55
Biasanya concrete pump digunakan untuk mengecor lempengan beton, lantai basement,
atau bisa juga pondasi dasar kolam renang, maupun plat.
Truk pengangkut beton khusus (in-transit mixer) dibuat untuk mencampur beton
dan mengangkutnya ke lokasi konstruksi. Selain sebagai pengangkut Truk Molen juga
berfungsi untuk mempertahankan keadaan cairan material melalui agitasi, atau pemutaran
drum, sehingga beton yang dibawa akan tetap cair hingga tempat pengiriman. Satu truk
mixer dapat memuat adonan beton hingga sekitar 7 kubik beton.
56
4. Slump test
Slump test beton adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
kental adukan beton yang telah diproduksi. Pengujian ini dimaksudkan agar kadar
kekentalan beton mencapai kuat beton yang direncanakan. Alat yang dibutuhkan berupa:
5. Concrete vibrator
Beton vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi
pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton yang dimasukan
kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar angin atau udara yang masih pada ada pada
adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang. Dengan
melakukan pemadatan dengan mesin vibrator juga mempunyai manfaat untuk
menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama serta menghasilkan permukaan yang halus
pada beton.
57
6. Trowel
Trowel adalah salah satu produk Alat Konstruksi yang secara umum berfungsi
untuk meratakan sekaligus menghaluskan permukaan beton khususnya yang masih berada
dalam proses pengerasan. Selain itu trowel dapat digunakan untuk membuat profil pada
dinding (pola minimalis), meratakan screed dan aplikasi Pelapis Anti Bocor.
Meteran Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna
untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat
lingkaran. Meter Ukur merupakan alat ukur yang sangat penting dipergunakan dalam
bangunan.
58
8. Alat Bantu
Alat Bantu lainya yaitu alat biasanya merupakan alat alat yang dibawa sendiri oleh
tukang bangunan selama proses pengecoran. Seperti Roskam, Cangkul, Sekop, Penggaruk
Beton Cor yang terbuat dari sisa bahan bekisting, tangga.
9. Perlengkapan K3
59
10. Beton Readymix
Berdasarkan peraturan SNI, kualitas beton dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Beton
kelas I, Beton kelas II, dan Beton kelas III. Untuk standar beton pada bangunan rumah
tinggal kualitas beton yang disarankan adalah K-225/K-250. Untuk bangunan ruko
disarankan menggunakan beton kualitas K-250/K-300. Sedangkan untuk bangunan
gedung bertingkat dengan banyak lantai disarankan menggunakan beton kualitas
K-300/K-400.
60
11. Bondek
Bondek adalah bahan material bangunan yang terbuat dari bahan galvanis dan
galvalum yang digunakan sebagai pengganti papan atau triplek, Bondek sendiri di
gunakan untuk keperluan plat cor dak lantai bangunan yang berfungsi sebagai alternatif
sistem konvensional yang selama ini menggunakan triplek. Selain sebagai berfungsi
sebagai pengganti triplek Bondek juga berfungsi sebagai Tulangan positif Beton, Bondek
bentuknya bergelombang dengan tinggi gelombang bondek 5 cm. Bondek memiliki
berbagai variasi ukuran, merk, dan kualitas. Bondek yang dipakai disesuaikan dengan
kebutuhan dan RAB yang sudah ada.
12. Weirmesh
Wiremesh adalah serangkaian besi yang terlihat seperti lembaran kawat yang
saling berpotongan satu sama lain. Weirmesh memiliki bentuk anyamannya seperti pola
jajaran genjang ataupun kotak-kotak dan tersambung dengan pengelasan agar terikat
dengan sempurna. Weirmesh digunakan sebagai komponen memperkuat dak beton dan
plat lantai.
61
13. Besi Tulangan
Besi tulangan atau besi beton (reinforcing bar) adalah batang baja yang berberntuk
menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton bertulang dan
struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan.
Besi begel disebut sebagai sengkang. Besi begel juga merupakan salah satu
material penyusun struktur konstruksi bagunan. Dalam penggunaan umumnya, besi begel
bertindak sebagai kolom pengikat untuk menahan struktur tulangan utama besi beton.
62
Kawat bendrat memiliki nama lain seperti kawat beton atau kawat ikat. Kawat bendrat
berfungsi untuk melindungi konstruksi beton atau memperkuat suatu rangkaian konstruksi
yang kaku dan keras. Pemasangan kawat bendrat dilakukan dengan cara mengikat
rangkaian tulangan sebuah besi dengan tulangan lainnya.
15. Bekisting
63
16. Floor hardener
Floor Hardener yang merupakan campuran dari material semen dan pasir silika
atau campuran antara semen dengan agregat emery yang menjadi satu untuk membentuk
suatu material permukaan lantai yang tahan terhadap goresan / gesekan. Setelah cor-coran
setengah kering, penaburan floor hardener dapat dilakukan. Plat beton siap untuk ditaburi
material floor hardener apabila saat permukaan cor ditekan dengan ibu jari hanya akan
meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm. Penggunaan floor hardener ini juga bisa sebagai
keramik sementara pada rumah tinggal. Namun, pada lantai gudang ataupun lahan parker
penggunaan floor hardener ini sudah dikatakan cukup.
3. Proses Pengerjaan
1. Pemasangan Bekisting
Bekisting balok dan plat lantai dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok dan
plat lantai yang akan di cor. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting
umumnya adalah balok dan plat lantai adalah plywood/multiplex dengan tebal 15 mm,
dan kayu ukuran 57 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran.
64
Pembuatan bekisting balok dan plat lantai dilakukan di lokasi proyek menyesuaikan
dengan panjang dan lebar balok dan plat lantai yang akan di cor. Setelah penulangan
balok dan plat lantai selesai dirangkai dan bekisting telah selesai dibuat, maka selanjutnya
adalah pemasangan bekisting.
Tahap-tahap pemasangan bekisting balok dan plat lantai adalah sebagai berikut :
1. Pembesian
Setelah proses pemasagan bekisting, barulah bisa dimulai proses pembesian plat
lantai. Ini dilakukan tepat di atas bekisting. Pembesian berikutnya akan dilakukan secara
diagonal. Tulang-tulang besi ini akan disatukandengan begel yang kemudian diikat
dengan kawat bendrat agar tidak bergeser. Terakhir, tinggal pasang besi tulangan
penyangga. Untuk ukuran batang besi yang digunakan setiap pengerjaan berbeda beda
tergantung pada konstruksi bangunan.
65
2. Opname
66
3. Persiapan Pengecoran
Beton yang berada pada Mixer Truk akan dipindahkan ke concrete pump sehingga
beton cair dapat dialirkan. Sebelum beton dipindahkan, concrete pump akan diberi mortar
berupa satu sak semen dan air. Hal ini bertujuan agar pipa concrete pump menjadi licin
sehingga saat beton dialirkan tidak ada hambatan dan bekerja dengan lancar. Kemudian
barulah adonan beton akan dialirkan melalui concrete pump dan beton tersebut diisi pada
balok bekisting.
4. Pengecoran
Setelah concrete pump siap digunakan barulah adonan beton akan dialirkan
melalui concrete pump dan beton tersebut diisi pada balok bekisting. Jika beton cair telah
mengisi seluruh area balok maka pekerja akan meratakan secara manual menggunakan
penggaruk beton. Hal ini bertujuan agar adonan beton benar benar menutupi area balok
dengan sempurna.
Pada tahap ini, cuaca juga mempengaruhi proses pengecoran. Apabila pengecoran
dilakukan dalam ruangan maka pengecoran akan dilanjutkan. Sedangkan apabila
pengecoran dilakukan diluar ruangan dan terjadi hujan besar maka pengecoran akan
67
dihentikan sementara. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas beton yang digunakan,
dan menjaga para pekerja dari kecelakaan kerja.
68
6. Perataan
Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang
panjang. Dalam proses ini pekerja wajib memperhatikan batas ketebalan plat yang telah
ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi
beton.
Untuk perataan pada lantai rumah dan lantai gudang terkadang juga menggunakan
mesin trowel. Penggunaan trowel ini menjadikan proses perataan lebih efisien. Plat beton
siap untuk ditaburi material floor hardener apabila sudah setengah kering atau saat
permukaan cor ditekan dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm
saja. Penggunaan Floorhardener ini yaitu untuk mendapatkan lantai beton yang memiliki
daya tahan lebih tinggi. Mampu meminimalisir kotoran serta debu pada lantai tersebut
sehingga tidak perlu terlalu sering melakukan pembersihan.
69
7. Pengeslump-an
Pengeslumpan ini dilakukan untuk memantau kekentalan pada beton. Berikut langkah-
langkah melakukan pengeslump-an:
a. Basahi cetakan agar tidak menyerap dan letakkan di atas permukaan yang datar.
b. Isi setiap 1/3 bagian slump test beton segar (fresh concrete) dan ditumbuk
sebanyak 25 kali dengan menggunakan batang baja penusuk hingga penuh.
c. Ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara
menggelindingkan batang penusuk di atasnya.
d. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal
secara-hati-hati.
e. Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump
dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian
pusat permukaan atas beton.
70
8. Pengambilan Sample Beton
71
4. Proses Perawatan
5. Pembongkaran
72
73
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa dengan telah dilaksanakanya PRAKERIN ini
kami dapat memahami pembuatan job mix desain/formula dan proses pengecoran jalan
serta rumah tinggal. Dan dapat diuraikan menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:
1. Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan beton mempengaruhi kualitas beton.
2. Dalam pengerjaan dan perhitungan pembuatan beton maupun proses pengecoran
membutuhkan ketelitian , kesabaran, dan kedisiplinan yang tinggi sehingga akan
dicapai efektifitas dan efisiensi.
3. Dalam proses pengecoran harus sesuai dengan langkah dan standar yang sesuai
sehingga beton yang dihasilkan berkualitas.
4. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan.
B. SARAN – SARAN
1. Sekolah
a. Untuk pelaksanaan Prakerin di usahakan tidak berdekatan dengan Ulangan Akhir
Semester (UAS).
b. Untuk saran/rekomendasi tempat Prakerin dari sekolah harap bisa di perbarui
dengan maksud agar tidak zonk.
2. Siswa
a. Carilah tempat yang sesuai dan mudah diakses.
b. Jangan malu bertanya.
c. Manfaatkan waktu prakerin sebaik dan semaksimal mungkin.
d. Jagalah sikap dan perilaku selama prakerin.
e. Selalu berhati-hati selama prakerin di tempat proyek.
74