26-Article Text-242-1-10-20191222
26-Article Text-242-1-10-20191222
01 (2019) 35-46
Diterima 10 Juni 2019; diterima dalam bentuk revisi 25 Juli 2019; diterima 14 Juli 2019
diterbitkan online 30 Juli 2019
Abstrak
Artikel ini bertujuan mengukur dan menganalisis faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan pada
perempuan di Kota Pekanbaru. Data Susenas 2015 menjadi sumber data yang dianalisis dengan
menggunakan software Stata 13. Teknik analisis yang dilakukan adalah analisis bivariat dan multivariat.
Karakteristik latar belakang, aspek sosial ekonomi dan kependudukan menjadi variabel independen (X)
dan kekerasan pada perempuan sebagai variabel dependen (Y). Hasil analisis menunjukkan bahwa
karakteristik latar belakang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap munculnya kekerasan pada
perempuan di Kota Pekanbaru, terutama pada variabel umur dan status perkawinan. Pada aspek sosial
ekonomi, hanya variabel pendidikan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap munculnya kekerasan
pada perempuan di Kota Pekanbaru. Mobilitas sebagai salah satu derivasi aspek kependudukan
ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap munculnya kekerasan pada perempuan di Kota
Pekanbaru.
© 2019 Pusat Penelitian Kependudukan, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera - Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-SA
(https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/).
penduduk yang terus menerus bertambah Provinsi Riau dengan jumlah kasus 78
dari tahun ke tahun. kasus pada tahun 2015 dan menurun
Secara teoretis, berbagai literatur menjadi 75 kasus pada tahun 2016.
sepakat bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Bengkalis menjadi daerah
sangat mempengaruhi stabilitas terbanyak kedua setelah Kota Pekanbaru,
pertumbuhan bidang lain. Birdsall, dkk dengan jumlah kasus di tahun 2015 dan
(2001); Adioetomo (2009); Wongboonsin, 2016 sebanyak 40 kasus. Dari paparan
dkk (2003) mengungkapkan temuan angka absolut jumlah kasus kekerasan
penelitian mereka bahwa pertimbuhan terhadap perempuan dan anak diatas, jika
penduduk yang tinggi menyebabkan dikonversikan dalam persentase, terdapat
kemiskinan, dan sebaliknya kemiskinan gap yang sangat besar antara Kota
menyebabkan pertumbuhan penduduk Pekanbaru dengan kabupaten/kota lainnya
yang tinggi. Selain menyasar pada aspek di Provinsi Riau. Secara persentase, kasus
kemiskinan, pertumbuhan penduduk juga kekerasan di terhadap perempuan dan anak
akan mempengaruhi perilaku ekonomi dan di Kota Pekanbaru sebesar 46,64 %.
kebutuhan manusia. Sementara kabupaten Bengkalis sebagai
Kriminalitas menjadi salahsatu dampak terbanyak kedua berada pada kisaran
negatif yang ditimbulkan karena adanya 12,19%. Data aktual ini tentunya
pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data menimbulkan pertanyaan tersendiri terkait
dalam Statistik Kriminal (BPS, 2016), dengan besarnya kasus kekerasan terhadap
pada rentang waktu tahun 2014 ke 2015, perempuan dan anak di Kota Pekanbaru.
Provinsi Riau menjadi salahsatu provinsi Kasus kekerasan pada perempuan
yang menjadi perhatian pusat karena pada menjadi suatu hal yang urgent untuk
periode ini Riau mengalami kenaikan dihapuskan seiring dengan gencarnya
jumlah rumah tangga yang menjadi korban gerakan sosial (social movement) di
kejahatan (bergerak pada persentase 2,53 tingkat internasional maupun nasional
% menjadi 2,92%). Selain itu, masih pada dalam bentuk “Three Ends”. Yaitu gerakan
sosial yang mengkampanyekan komitmen
periode yang sama, Provinsi Riau juga
mengalami kenaikan dari segi jumlah dan upaya nyata untuk menghapuskan
penduduk yang menjadi korban kejahatan kekerasan pada perempuan dan anak (End
(dari 1,04 % menjadi 1,26%). Fenomena Violence Against Women and Children),
kejahatan di Provinsi Riau yang perdagangan manusia (End Human
mengalami peningkatan ini berhasil Trafficking), kesenjangan ekonomi (End
terjaring dalam proses pendataan Survei Barriers to Economic Justice).
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Selain dari faktor pendorong berupa
Salah satu bentuk kejahatan yang gerakan Three Ends, penghapusan
menjadi perhatian di Provinsi Riau adalah kekerasan pada perempuan khususnya di
kekerasan pada perempuan. Berdasarkan Kota Pekanbaru juga harus digesa sebab
Laporan Tahunan Pusat Pelayanan kota Pekanbaru telah menjadi kota
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan metropolitan dengan laju pertumbuhan
Anak (P2TP2A) Provinsi Riau Tahun penduduk yang cukup tinggi. Jika
2016, kota Pekanbaru menjadi wilayah persoalan kekerasan pada perempuan tidak
dengan jumlah kasus kekerasan terhadap digesa penyelesaiannya, jelas akan
perempuan dan anak yang terbanyak se- menimbulkan masalah- masalah sosial
II. METODE
konstruksi; (g) jumlah anak 0-1 orang dan (janda) miskin dengan banyak
hidup/tinggal pada bangunan fisik yang anak).
sama dengan pasangan. c. Pemprov Riau (c.q. Dinas
Lebih lanjut, faktor karakteristik latar Perumahan dan Pemukiman Prov
belakang memiliki pengaruh yang Riau) dengan Program Rumah
signifikan terhadap munculnya kekerasan Layak Huni/RLH (kelompok
pada perempuan di Kota Pekanbaru, prioritas adlah janda tua dan laki-
terutama pada variabel umur dan status laki tua umur diatas 60 tahun yang
perkawinan. Dari 4 (empat) variabel tidak bekerja)
dalam faktor sosial ekonomi, hanya 4. Menjadi urgent dan penting untuk
variabel pendidikan yang memiliki dilakukan oleh Perwakilan BKKBN
pengaruh signifkan terhadap munculnya Provinsi Riau agar memberikan uluran
kekerasan pada perempuan di Kota tangan kepada P2TP2A Provinsi Riau
Pekanbaru. Mobilitas sebagai salahsatu dan Kota Pekanbaru dalam rangka
manifestasi dari dampak kependudukan menghapuskan segala bentuk
ditemukan memiliki pengaruh yang kekerasan pada perempuan di Kota
signifikan terhadap munculnya kekerasan Pekanbaru, karena selama ini masih
pada perempuan di Kota Pekanbaru. minim ditemui adanya kerjasama dan
Beberapa saran rekomendasi yang koordinasi yang konkret diantara kedua
diberikan dari analisis data sekunder ini instansi ini.
adalah, Artikel ini memiliki keterbatasan pada
1. Perlu adanya advokasi kepada pihak aspek sumber data—data sekunder dan
Kepolisian agar lebih meningkatkan teknik analisis yang digunakan—analisis
sistem keamanan (jalan raya, public kuantitatif murni. Oleh karena itu, untuk
space, dan lainnya). Selain itu juga komprehensivitas dan kedalaman dalam
perlu digesa serta digiatkan kembali memahami fenomena kekerasan pada
peran dari Sistem Keamanan perempuan di Kota Pekanbaru, perlu
Lingkungan (Siskamling). dilakukan kajian primer sebagai follow up
2. Inisasi hidden curriculum pada dari temuan dalam kajian sekunder ini,
kurikulum pendidikan (dasar sampai khususnya dengan pendekatan kualitatif.
dengan pendidikan tinggi) tentang
pentingnya self-defense bagi siswi dan REFERENSI
mahasiswi.
3. Optimalisasi program-program Abel. Kathryn, et al. 1996. Planning
pemerintah yang SUDAH berbasis Community Mental Health
pemberdayaan perempuan dan anak. Services for Women, Routledge,
a. BKKBN dengan program BKR, London.
Genre, PIK-R, serta UPPKS Adioetomo, Sri Moertiningsih. 2005.
(kelompok sasarannya lebih Bonus Demografi Menjelaskan
banyak perempuan dan remaja Hubungan antara Pertumbuhan
perempuan). Penduduk dengan Pertumbuhan
b. Kementerian Sosial dengan Ekonomi. Pidato pengukuhan Guru
program Keluarga Harapan Besar Tetap Bidang Ekonomi pad
(kelompok sasaran keluarga Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Press.
Afandi, Dedi dkk. 2012. Karakteristik Elmira N. Sumintapradja. 2014. Kekerasan
Kasus Kekerasan dalam Rumah Terhadap Perempuan Dalam
Tangga. Jurnal Indonesian Med PerspektifPsikologi.http://repositor
Assoc, Volum: 62, Nomor: 11, y.unpad.ac.id/18659/1/Kekerasa n-
November 2012. Artikel Penelitian. Terhadap-Perempuan.pdf. Diakses
http://indonesia.digitaljournals.org/ tanggal 25 Agustus 2017.
index.php/idnmed/article/down Erich Fromm. 2008. Akar Kekerasan.
load/1263/1239. Diakses tanggal Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
20 Agustus 2017. Gelles, Richard J. 2004. Child Abuse.
Apriwal Gusti, Nelwitis, dan Nilma Dalam Encyclopedia Article from
Suryani, Kriminologi, Encarta.
http://scribd.com Diakses pada Giddens. 1995. The Constitution of
tanggal 01 Oktober 2017. Society: The Outline of The
Asep Sopari, Gender dan Kependudukan Theory of Structuration, Policy
serta Implikasinya dalam Press Cambridge.
Pembangunan di Indonesia, Harnoko, B. Rudi. 2010. Dibalik Tindak
https//nad.bkkbn.go.id/unduh/progr Kekerasan Terhadap Perempuan.
am/47/, diakses pada tanggal 30 Jurnal Muwazah Vol. No 1, juli
September 2017. 2010.
Birdsall, Nancy, et.al. 2001. Population Heise, L.L. 1998. Violence Against
Matters : demographic Change, Women : An Integrated, Ecological
Economic Growth and Poverty in Framework, Sage Publications Inc.
Developing World. New York : Huraerah, Abu. 2012. Kekerasan Terhadap
Oxford University Press. Anak. Nuansa Cendekia :
BKKBN. Dampak Kependudukan Bandung. Kanti Bajpai, 2000.
Terhadap Keamanan Manusia dan Human Security : Concept and
Kriminalitas. 2011. Jakarta : Measurement. Kroc Institute
Direktorat Analisis Dampak Occasional Paper. Komariah Emong
Kependudukan BKKBN Pusat. Sapardjaja dan Lies Sulistiani.
BPS. Statistik Kriminal Tahun 2016. 2014. Kekerasan Terhadap
Badan Pusat Statistik (BPS). Perempuan Dalam Perspektif Ilmu
Jakarta (ISSN : 2089.5291) Hukum.
Brannen, Julia. 2005. Memadu Metode http://repository.unpad.ac.id/18659
Penelitian; Kualitatif & Kuantitatif. /1/Kekerasan-Terhadap-
Pustaka Pelajar Offset : Perempuan.pdf. Diakses tanggal 25
Yogyakarta. Agustus 2017.
Clement A. Tisdell. 1998. Population, Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pusat
Economic Change, and Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Environmental Security dalam Perempuan dan Anak (P2TP2A)
buku Population and Global Provinsi Riau Tahun 2016
Security, disunting oleh Nicholas M.J. Kasiyanto. 1985. Masalah
Polunin. Cambridge, United of Kependudukan dan Pembangunan
Kingdom: Cambridge University dalam buku Ilmu Kependudukan: