E-ISSN 2614-1523
Nurlaila Hanum
Fakultas Ekonomi Universita Samudra
e-mail: nurlailahanum@unsam.ac.id
Puti Andiny
Fakultas Ekonomi Universita Samudra
e-mail: putiandiny@unsam.ac.id
Abstrak
Kata kunci: Fertilitas, tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi.
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 160
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
pemukiman. Jumlah penduduk di Kabupaten yang menikah pada saat usia muda, tingkat
Aceh Timur selalu mengalami peningkatan di pendidikan lebih rendah dan keadaan sosial
setiap tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah ekonominya lebih rendah. Sebaliknya wanita
penduduk meningkat dari tahun sebelumnya menikah setelah memiliki pendidikan dan
sebesar 2,20%; kemudian pada tahun 2013 keadaan sosial ekonomi maka jumlah anaknya
meningkat menjadi 2,05%; selanjutnya pada lebih sedikit, karena usia pernikahan lebih
tahun 2014 jumlah penduduk meningkat tua. Hal tersebut menyebabkan tingkat
sebesar 2,25%; serta pada tahun 2015 jumlah pendidikan dan keadaan sosial ekonominya
penduduk meningkat menjadi sebesar 2,03%. juga lebih baik (Israwati, 2009).
Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh Kematian bayi merupakan salah satu
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Fertilitas komponen yang mempengaruhi jumlah
merupakan kemampuan menghasilkan ketu- penduduk, selain fertilitas dan migrasi. Angka
runan yang dikaitkan dengan kesuburan kematian digunakan sebagai indikator yang
wanita. Usia antara 15-49 tahun merupakan berhubungan dengan kesehatan dan pemba-
usia subur bagi seorang wanita, karena pada ngunan manusia. Angka kematian bayi
usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan merupakan jumlah anak yang meninggal pada
anak cukup besar. Ada beberapa faktor yang saat umur kurang dari 1 tahun. Bayi yang
mempengaruhi fertilitas (Wibowo, 2008), usianya kurang dari 1 tahun biasanya
yaitu: (1) faktor sosial ekonomi yang meliputi memiliki resiko kematian yang lebih besar
pendapatan, pekerjaan, pendidikan; (2) faktor dibandingkan pada kelompok balita. Hal ini
biologis yang meliputi usia perkawinan dikarenakan bayi umur kurang dari 1 tahun
pertama, lamanya kawin dan waktu senggang; lebih rentan bisa terkena penyakit. Jumlah
(3) faktor demografi yang meliputi struktur kematian bayi di Kabupaten Aceh Timur
umur, status perkawinan dan kematian dalam tahun 2014 sebanyak 135 jiwa, dan pada
setahun; serta, (4) alat kontrasepsi yang tahun 2015 menurun menjadi 87 orang.
digunakan. Berdasarkan latar belakang penelitian
Tingkat pendidikan sangat berkaitan erat tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam
dengan sikap dan pandangan hidup suatu penelitian ini adalah untuk mengetahui:
masyarakat. Pendidikan bisa melatarbelakangi (1) pengaruh tingkat pendidikan, usia
seseorang untuk mendapat pengetahuan yang perkawinan pertama dan kematian bayi secara
lebih luas. Tinggi rendahnya pendidikan akan parsial terhadap fertilitas di Kabupaten Aceh
mempengaruhi umur kawinan pertama, yang Timur; serta, (2) pengaruh tingkat pendidikan,
akan mempengaruh fertilitas. Wanita yang usia perkawinan pertama dan kematian bayi
tingkat pendidikannya lebih tinggi umumnya secara simultan terhadap fertilitas pada
usia perkawinan pertama juga tinggi dan pada Kabupaten Aceh Timur.
akhirnya akan mempengaruhi jumlah anak
yang dilahirkan lebih sedikit. Tingkat Tingkat Pendidikan
pendidikan penduduk kabupaten Aceh Timur Todaro (2006) menyatakan bahwa
pada tahun 2016 yang belum sekolah tingkat pendidikan terdiri dari dua bagian,
sebanyak 109.860 jiwa atau 26,10% dari dimana bobot dua pertiganya untuk
jumlah penduduk; Sekolah Dasar (SD) kemampuan baca tulis, dan sepertiganya
sebanyak 176.060 jiwa atau 41,82%; Sekolah adalah untuk masa bersekolah. Hal ini dapat
Menengah Pertama (SMP) sebanyak 67.089 dirumuskan:
jiwa atau 15,94%; Sekolah Menengah Atas Indeks pendidikan = 2/3 (Indeks Kemampuan
(SMA) sebanyak 55.521 jiwa atau 13,19%; baca tulis orang dewasa) + 1/3 (indek masa
Diploma sebanyak 6.160 jiwa atau 1,46%; bersekolah bruto).
dan, Sarjana sebanyak 6.308 jiwa atau 1,49%.
Kemudian faktor yang mempengaruhi Todaro (2006) juga menyatakan bahwa
fertilitas yaitu struktur umur. Umur wanita masa bersekolah bruto dapat melebihi 100
sangat berkaitan erat dengan fertilitas. Wanita persen. Hal ini dikarenakan siswa yang tua
dapat kembali bersekolah. Indeks angka
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 161
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
melek huruf ini dibatasi hingga seratus awal selama 9 (sembilan) tahun pertama
persen, dengan rumus: masa sekolah anak-anak yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.
Indeks kemampuan baca tulis orang dewasa
) ) 2. Pendidikan menengah: jenjang pendi-
= dikan lanjutan pendidikan dasar.
)
3. Pendidikan tinggi: jenjang pendidikan
Menurut Andrew E. Sikula dalam setelah pendidikan menengah yang men-
Mangkunegara (2009), tingkat pendidikan cakup program sarjana, magister, doktor,
adalah suatu proses jangka panjang yang dan spesialis yang diselenggarakan oleh
menggunakan prosedur sistematis dan ter- perguruan tinggi atau Universitas.
organisir, yang mana tenaga kerja manajerial
Ananta (2009) menyatakan bahwa
mempelajari pengetahuan konseptual dan
pendidikan yang tinggi sering kali mendorong
teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Menurut
kesadaran untuk tidak memiliki anak banyak.
Sumarsono (2009), pendidikan adalah suatu
Dengan pendidikan yang tinggi, orang
proses yang bertujuan untuk menambah
cenderung memilih untuk mempunyai anak
keterampilan, pengetahuan dan meningkatkan
dalam jumlah kecil tapi bermutu
kemandirian maupun kepribadian seorang
dibandingkan dengan memiliki banyak anak
individu. Menurut Israwati (2009), tingkat
tapi tidak bermutu. Seseorang yang memiliki
pendidikan erat kaitannya dengan perubahan
status pendidikan yang tinggi pada umumnya
sikap, perilaku, pandangan, dan status sosial
akan menunda pernikahannya karena lebih
ekonomi suatu masyarakat.
berorientasi pada aspek pendidikannya dan
Dengan perkembangan waktu pendidi-
pekerjaan yang layak. Selain itu, pendidikan
kan, terutama pendidikan wanita semakin
juga berpengaruh atas pengetahuan tentang
baik dibanding dengan waktu sebelum
rentang usia yang tepat untuk merencanakan
kemerdekaan. Wanita yang memperoleh
kehamilan. Sebaliknya, jika seseorang kurang
kesempatan pendidikan tidak hanya di daerah
memiliki tingkat pendidikan tinggi, besar
perkotaan saja, namun juga dialami wanita di
kemungkinan ia akan cenderung untuk
daerah pedesaan. Tinggi rendahnya tingkat
memilih menikah di usia dini. Hal ini akan
pendidikan akan mempengaruhi umur perka-
memperbesar peluang banyaknya bayi yang
winan pertama, yang pada akhirnya akan
lahir dalam satu keluarga serta menjadi alasan
mempengaruhi fertilitas. Wanita yang tingkat
mengapa jumlah remaja yang melahirkan
pendidikannya lebih tinggi umumnya umur
semakin banyak (Notoatmojo, 2008).
perkawinan pertama juga tinggi, dan pada
akhirnya akan mempengaruhi jumlah anak
Usia Perkawinan Pertama
yang dilahirkan yang akan lebih sedikit.
Rata-rata umur penduduk saat menikah
Berdasarkan Undang-Undang Sistem
pertama kali serta lamanya seseorang dalam
Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS)
status perkawinan akan mempengaruhi tinggi
(2003), tingkat pendidikan adalah tahapan
rendahnya fertilitas. Usia kawin dini menjadi
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
perhatian terkait penentuan kebijakan serta
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
perencana program karena beresiko tinggi
yang akan dicapai dan kemampuan yang
terhadap kegagalan perkawinan, kehamilan
dikembangkan. Menurut UU SISDIKNAS
usia muda yang beresiko kematian, serta
(2003), indikator tingkat pendidikan terdiri
resiko tidak siap mental untuk membina
dari jenjang pendidikan dan kesesuaian
perkawinan dan menjadi orang tua yang
jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan
bertanggung jawab (Statistik Indonesia,
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
2014). Daljoeni (2008) mengemukakan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
bahwa dengan usia kawin 17 tahun, seorang
yang akan dicapai, dan kemampuan yang
gadis dalam hidup perkawinan dapat melahir-
dikembangkan, terdiri dari:
kan delapan orang anak. Apabila usia kawin
1. Pendidikan dasar: jenjang pendidikan
ditingkatkan ke usia 22 tahun, jumlah anak
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 162
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
menjadi tujuh orang anak; dan apabila usia atas dua jenis, yaitu kematian endogen dan
kawin ditingkatkan ke usia 27 tahun, maka kematian eksogen. Kematian bayi endogen
jumlah anak menjadi empat orang. adalah kematian bayi disebabkan oleh faktor-
Menurut Davis & Blake dalam faktor anak yang dibawa sejak lahir,
Saifuddin (2010), umur memulai hubungan diwariskan oleh orang tuanya pada saat
kelamin merupakan salah satu variabel yang konsepsi, atau didapat dari ibunya sejak
memungkinkan diadakannya senggama dan kehamilan. Kematian bayi eksogen adalah
menguntungkan fertilitas. Perkawinan yang kematian bayi disebabkan oleh faktor-faktor
diadakan pada umur muda setidak-tidaknya yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan.
menjamin orang-orang muda itu mempunyai
keturunan sebelum mereka menutup usia. Fertilitas
Sementara Chilman dalam Saifuddin (2010) Menurut James T. Fawcett dalam
menunjukkan bahwa hal-hal seperti tingkat Saifuddin (2010), fertilitas adalah jumlah
usia yang terlalu muda untuk kawin, maka kelahiran yang terjadi dalam penduduk
anak pertama lahir terlalu cepat, dan keluarga tertentu dan dalam waktu tertentu. Dalam
besar memiliki hubungan dengan kemiskinan. studi fertilitas, jumlah diberikan batas-batas
Unsur-unsur ini juga mempunyai kaitan yang teliti, misalnya tingkat kelahiran kasar,
dengan faktor-faktor lain, seperti faktor sosial tingkat kelahiran menurut umur tertentu,
dan faktor lingkungan. tingkat fertilitas umum, dan tingkat
reproduksi kotor. Fertilitas dalam pengertian
Kematian Bayi/Mortalitas Bayi demografi adalah kemampuan seorang wanita
Menurut Notoatmodjo (2008), tingkat secara riel untuk melahirkan.Kemampuan
kesehatan suatu bangsa dapat dilihat dari seorang wanita untuk melahirkan berbeda
angka kematian (mortalitas). Angka kematian antara wanita yang satu dengan lainnya,
bayi merupakan salah satu indikator yang begitu pula antara satu penduduk dengan
sering digunakan untuk mengukur derajat penduduk yang lainnya (BKKBN, 2007).
kesehatan suatu bangsa, dan juga sebagai Mantra (2006) menyatakan bahwa
indikator kualitas sumber daya manusia dari fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup
aspek kesehatan. Indikator lainnya adalah (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari Rahim
angka kematian balita, angka kematian ibu seorang perempuan dengan ada tanda-tanda
karena melahirkan, angka kematian kasar, dan kehidupan, misalnya berteriak, bernafas,
angka harapan hidup. Menurut Wandira dan jantung berdenyut, dan lain sebagainya.
Rahmah (2012), kematian bayi adalah Selanjutnya Rahma (2008) berpendapat
seseorang yang meninggal pada saat umur bahwa kelahiran dapat diartikan sebagai hasil
kurang dari 1 tahun. Bayi yang usianya reproduksi yang nyata dari seorang wanita
kurang dari satu tahun umumnya memiliki atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan
resiko kematian lebih besar dibandingkan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya
pada kelompok balita. Menurut Saifuddin berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi.
(2010), mortalitas atau kematian bayi Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan
merupakan salah satu faktor yang dapat pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas
mempengaruhi tingkat perubahan penduduk. disebut juga dengan natalitas.
Komponen ini bukan saja berpengaruh bagi Menurut Hatmadji (2008), fertilitas
pemerintah secara keseluruhan, melainkan adalah hasil reproduksi yang nyata dari
perlu juga bagi pihak swasta, terutama yang seorang wanita atau sekelompok wanita.
berkecimpung dalam bidang ekonomi dan Dengan kata lain, fertilitas ini menyangkut
kesehatan. banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertitlitas
Wandira dan Rahmah (2012) menyatakan mencakup peranan kelahiran pada perubahan
bahwa banyak sekali faktor yang dikaitkan penduduk. Seorang perempuan yang secara
dengan kematian bayi. Secara garis besar dari biologis subur tidak selalu melahirkan anak-
segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan anak yang banyak, misalnya dia mengatur
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 163
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 164
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Menurut Davis dan Blake dalam dialami wanita di daerah pedesaan. Tinggi
Oktavia (2014), terdapat beberapa faktor yang rendahnya tingkat pendidikan akan dapat
mempengaruhi fertilitas, yaitu: mempengaruhi umur perkawinan pertama,
1. Pendekatan sosial. Salah satu pendekatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
ilmu sosial tentang faktor-faktor yang fertilitas. Selajutnya Hawthorn (dalam Saleh,
mempengaruhi fertilitas adalah pende- 2008) menyatakan bahwa dalam masyarakat,
katan sosial. Ada tiga tahap penting dalam kesadaran akan pembatasan kelahiran
proses kelahiran, yatu tahap hubungan memang tergantung pada latar belakang
kelamin, tahap konsepsi dan tahap daerah kota atau tempat tinggal, pendidikan
kehamilan. Ketiga tahap ini sangat dan penghasilan. Menurut Todaro (2006),
dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi semakin tinggi tingkat pendidikan istri atau
dan budaya dimana perempuan dan wanita cenderung untuk merencanakan
masyarakat tinggal. jumlah anak yang semakin sedikit. Keadaan
2. Pendekatan ekonomi. Mempunyai anak ini menunjukkan bahwa wanita yang telah
dapat dilihat dari dua segi ekonomi, yaitu mendapatkan pendidikan lebih baik cende-
segi kegunaannya (utility) dan biaya (cost) rung memperbaiki kualitas anak dengan cara
yang harus dikeluarkan untuk membesar- memperkecil jumlah anak, sehingga akan
kan dan merawat anak. Kegunaannya mempermudah dalam perawatannya, mela-
(utility) anak adalah dalam memberikan kukan pembimbingan serta memberikan
kepuasan kepada orang tua, dapat pendidikan yang lebih layak.
memberi transfer ekonomi misalnya
memberikan kiriman uang kepada orang Hubungan Usia Perkawinan Pertama dan
tua pada saat dibutuhkan. Fertilitas
3. Tingkat pendidikan. Pendidikan adalah Israwati (2009) menyatakan bahwa
suatu proses yang bertujuan untuk umur wanita sangat besar pengaruhnya
menambah keterampilan, pengetahuan terhadap fertilitas, dimana hal ini berkaitan
dan meningkatkan kemandirian maupun dengan umur perkawinan pertama. Wanita
kepribadian seorang individu. yang berumur lebih tua biasanya umur
4. Struktur umur. Umur wanita sangat kawinnya lebih muda, dengan demikian
besar pengaruhnya terhadap fertilitas, tingkat pendidikannya juga lebih rendah dan
dimana hal ini berkaitan dengan umur keadaan sosial ekonomi lebih rendah.
perkawinan pertama dan umur kumpul Sebaliknya, wanita-wanita muda jumlah
pertama. Wanita yang berumur lebih tua anaknya lebih sedikit, karena umur kawin
biasanya umur kawinnya lebih muda, pertamanya lebih tinggi, maka tingkat
dengan demikian tingkat pendidikannya pendidikannya juga lebih tinggi dan keadaan
juga lebih rendah, dan keadaan sosial sosial ekonominya juga lebih baik. Dalam
ekonominya lebih rendah. BPS Indonesia (2014), dinyatakan bahwa
5. Kematian bayi. Mortalitas bayi adalah umur pada saat perkawinan pertama dapat
salah satu komponen demografi selain mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita.
fertilitas dan migrasi yang mempengaruhi Seorang wanita cenderung akan mempunyai
jumlah, struktur dan komposisi penduduk. resiko yang semakin lebih besar ketika
Angka kematian juga digunakan sebagai melahirkan, bahkan tidak jarang menimbul-
indikator yang terkait dengan derajat kan kematian pada ibu atau bayi yang
kesehatan dan pembangunan manusia. dilahirkan bila umur perkawinan pertama
semakin muda.
Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Fertilitas Hubungan Kematian Bayi dan Fertilitas
Menurut Israwati (2009), wanita yang Menurut Lembaga Demografi FE UI
memperoleh kesempatan pendidikan tidak (dalam Oktavia, 2014), kematian/mortalitas
hanya di daerah perkotaan saja, namun juga bayi (infant mortality) yang dihubungkan
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 165
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
dengan reproduksi, jika kematian bayi orang responden yang mempunyai bayi yang
perempuan berkurang berarti mereka yang meninggal, 9 orang diantaranya mempunyai 1
akan memasuki usia reproduksi semakin orang bayi yang meninggal; dari 9 orang
bertambah, akibatnya ada kecenderungan responden ini, ada yang telah melahirkan anak
angka kelahiran (fertilitas) bertambah. 2 orang, 3 orang dan > 4 orang. Kemudian
Menurut Munir (2009), fertilitas yang tinggi ada 1 orang responden yang mempunyai anak
memiliki hubungan dengan mortalitas bayi yang meninggal sebanyak 2 orang dengan
yang menurun dan berpengaruh terhadap anak yang dilahirkan sebanyak > 4 orang.
perkembangan pertumbuhan penduduk di Kartika dan Wenagama (2016) melaku-
suatu daerah. kan penelitian mengenai pengaruh faktor
sosial ekonomi terhadap usia kawin pertama
Penelitian sebelumnya wanita di Kecamatan Bangli. Penelitian ini
Oktavia (2014) melakukan penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh
mengenai pengaruh tingkat pendidikan, langsung faktor sosial ekonomi terhadap usia
struktur umur dan kematian bayi terhadap kawin pertama wanita. Data yang digunakan
fertilitas di Kota Pekan Baru. Penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari
menggunakan data primer dengan jumlah kuesioner dengan jumlah responden sebanyak
responden sebanyak 100 orang. Hasil 99 orang. Teknik analisis yang digunakan
penelitian menunjukkan bahwa tingkat adalah regresi linier berganda. Hasil yang
pendidikan berpengaruh terhadap jumlah anak diperoleh menunjukkan bahwa pendidikan,
yang dilahirkan, yang diketahui dari hasil status bekerja, dan pendapatan secara
penelitian sebanyak 7 orang dengan tamat SD, simultan berpengaruh signifikan terhadap usia
memiliki anak sampai dengan 4 orang; kawin pertama wanita di Kecamatan Bangli.
responden dengan tingkat pendidikan SMP Secara parsial, pendidikan, status bekerja, dan
memiliki anak 2-3 orang; tingkat pendidikan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan
SMA sebanyak 48 orang memiliki anak 2 terhadap usia kawin pertama di Kecamatan
orang; dan, perguruan tinggi sebanyak 10 Bangli.
orang memiliki anak 1 orang saja.
Hasil penelitian Oktavia (2004) juga Hipotesis
menunjukkan pengaruh struktur umur Berdasarkan tinjauan teoritis dan
terhadap fertilitas dapat diketahui 12 orang empiris, dua hipotesis diajukan dalam
responden yang menikah pada usia < 20 penelitian ini. Hipotesis pertama menyatakan
tahun; dan, 7 orang responden mempunyai bahwa tingkat pendidikan, usia perkawinan
anak 2 orang. Sementara itu, responden yang pertama dan kematian bayi secara parsial
berumur 20-24 tahun rata-rata memiliki 3 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
orang anak; yang menikah pada usia 25-29 fertilitas di Kabupaten Aceh Timur. Hipotesis
paling banyak mempunyai anak 1 orang; kedua menyatakan bahwa tingkat pendidikan,
serta, yang menikah pada usia 30-34 tahun usia perkawinan pertama dan kematian bayi
dan > 35 tahun memiliki jumlah anak yang secara simultan berpengaruh negatif dan
dilahirkan 1-2 orang saja, tidak lebih. Dengan signifikan terhadap fertilitas di Kabupaten
demikian, pada usia 20-24 tahun, jumlah anak Aceh Timur.
yang dilahirkan responden masih banyak. Hal
ini karena berdasarkan kesehatan reproduksi, METODE PENELITIAN
usia ini merupakan usia ideal bagi seorang Jenis dan Sumber Data
wanita menikah, sehingga kecil kemungkinan Jenis data yang digunakan dalam
wanita akan beresiko saat hamil maupun penelitian ini adalah data primer, yaitu data
melahirkan. yang diperoleh dengan cara melakukan
Berkaitan dengan pengaruh kematian penelitian langsung melalui wawancara,
bayi terhadap fertilitas, hasil penelitian observasi dan kuesioner.
Oktavia (2004), menemukan bahwa dari 10
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 166
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 167
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 169
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 170