Anda di halaman 1dari 11

JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989

E-ISSN 2614-1523

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Usia Perkawinan Pertama dan


Kematian Bayi terhadap Fertilitas di Kabupaten Aceh Timur

Nurlaila Hanum
Fakultas Ekonomi Universita Samudra
e-mail: nurlailahanum@unsam.ac.id

Puti Andiny
Fakultas Ekonomi Universita Samudra
e-mail: putiandiny@unsam.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan, usia perkawinan


pertama dan kematian bayi terhadap fertilitas di Kabupaten Aceh Timur. Penelitian
menggunakan data primer dengan responden sebanyak 97 orang dari tiga
kecamatan. Kemudian analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil diketahui bahwa pendidikan dan usia perkawinan pertama
berpengaruh negatif terhadap fertilitas dan kematian bayi berpengaruh positif
terhadap fertilitas. Hasil uji t menyatakan bahwa pendidikan serta kematian bayi
berpengaruh tidak signifikan terhadap fertilitas; sementara usia perkawinan
pertama berpengaruh signifikan terhadap fertilitas. Hasil uji F menyatakan bahwa
secara simultan pendidikan, usia perkawinan pertama dan kematian bayi
berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di Kabupaten Aceh Timur.

Kata kunci: Fertilitas, tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi.

PENDAHULUAN pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika


Penduduk merupakan faktor yang diikuti dengan kualitas penduduk yang
strategis dalam pembangunan. Terdapat memadai akan merupakan pendorong bagi
beberapa alasan yang melandasi pemikiran pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah
bahwa kependudukan merupakan faktor yang penduduk yang besar jika diikuti dengan
sangat strategis dalam kerangka pemba- tingkat kualitas yang rendah, menjadikan
ngunan nasional. Pertama, kependudukan, penduduk tersebut sebagai beban bagi
atau dalam hal ini adalah penduduk, pembangunan.
merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan Ketiga, dampak perubahan dinamika
dan program pembangunan yang dilakukan. kependudukan baru akan terasa dalam jangka
Dalam Rencana Pembangunan Jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa
Menengah dan Panjang dengan jelas dalam jangka waktu yang panjang, sering kali
dikemukakan bahwa penduduk adalah subyek peranan penting dari penduduk di dalam
dan obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan terabaikan. Dengan demikian,
pembangunan maka penduduk harus dibina jika tidak diindahkannya dimensi kependu-
dan dikembangkan sehingga mampu menjadi dukan dalam rangka pembangunan nasional,
penggerak pembangunan. Sebaliknya, pemba- sama artinya dengan akan “menyengsarakan”
ngunan juga harus dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.
penduduk yang bersangkutan. Aceh Timur merupakan salah satu
Kedua, keadaan dan kondisi kependu- Kabupaten yang berada di sisi timur Provinsi
dukan yang ada sangat mempengaruhi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Timur
dinamika pembangunan yang dilakukan oleh terdiri dari 24 kecamatan, 513 desa serta 54

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 160
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

pemukiman. Jumlah penduduk di Kabupaten yang menikah pada saat usia muda, tingkat
Aceh Timur selalu mengalami peningkatan di pendidikan lebih rendah dan keadaan sosial
setiap tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah ekonominya lebih rendah. Sebaliknya wanita
penduduk meningkat dari tahun sebelumnya menikah setelah memiliki pendidikan dan
sebesar 2,20%; kemudian pada tahun 2013 keadaan sosial ekonomi maka jumlah anaknya
meningkat menjadi 2,05%; selanjutnya pada lebih sedikit, karena usia pernikahan lebih
tahun 2014 jumlah penduduk meningkat tua. Hal tersebut menyebabkan tingkat
sebesar 2,25%; serta pada tahun 2015 jumlah pendidikan dan keadaan sosial ekonominya
penduduk meningkat menjadi sebesar 2,03%. juga lebih baik (Israwati, 2009).
Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh Kematian bayi merupakan salah satu
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Fertilitas komponen yang mempengaruhi jumlah
merupakan kemampuan menghasilkan ketu- penduduk, selain fertilitas dan migrasi. Angka
runan yang dikaitkan dengan kesuburan kematian digunakan sebagai indikator yang
wanita. Usia antara 15-49 tahun merupakan berhubungan dengan kesehatan dan pemba-
usia subur bagi seorang wanita, karena pada ngunan manusia. Angka kematian bayi
usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan merupakan jumlah anak yang meninggal pada
anak cukup besar. Ada beberapa faktor yang saat umur kurang dari 1 tahun. Bayi yang
mempengaruhi fertilitas (Wibowo, 2008), usianya kurang dari 1 tahun biasanya
yaitu: (1) faktor sosial ekonomi yang meliputi memiliki resiko kematian yang lebih besar
pendapatan, pekerjaan, pendidikan; (2) faktor dibandingkan pada kelompok balita. Hal ini
biologis yang meliputi usia perkawinan dikarenakan bayi umur kurang dari 1 tahun
pertama, lamanya kawin dan waktu senggang; lebih rentan bisa terkena penyakit. Jumlah
(3) faktor demografi yang meliputi struktur kematian bayi di Kabupaten Aceh Timur
umur, status perkawinan dan kematian dalam tahun 2014 sebanyak 135 jiwa, dan pada
setahun; serta, (4) alat kontrasepsi yang tahun 2015 menurun menjadi 87 orang.
digunakan. Berdasarkan latar belakang penelitian
Tingkat pendidikan sangat berkaitan erat tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam
dengan sikap dan pandangan hidup suatu penelitian ini adalah untuk mengetahui:
masyarakat. Pendidikan bisa melatarbelakangi (1) pengaruh tingkat pendidikan, usia
seseorang untuk mendapat pengetahuan yang perkawinan pertama dan kematian bayi secara
lebih luas. Tinggi rendahnya pendidikan akan parsial terhadap fertilitas di Kabupaten Aceh
mempengaruhi umur kawinan pertama, yang Timur; serta, (2) pengaruh tingkat pendidikan,
akan mempengaruh fertilitas. Wanita yang usia perkawinan pertama dan kematian bayi
tingkat pendidikannya lebih tinggi umumnya secara simultan terhadap fertilitas pada
usia perkawinan pertama juga tinggi dan pada Kabupaten Aceh Timur.
akhirnya akan mempengaruhi jumlah anak
yang dilahirkan lebih sedikit. Tingkat Tingkat Pendidikan
pendidikan penduduk kabupaten Aceh Timur Todaro (2006) menyatakan bahwa
pada tahun 2016 yang belum sekolah tingkat pendidikan terdiri dari dua bagian,
sebanyak 109.860 jiwa atau 26,10% dari dimana bobot dua pertiganya untuk
jumlah penduduk; Sekolah Dasar (SD) kemampuan baca tulis, dan sepertiganya
sebanyak 176.060 jiwa atau 41,82%; Sekolah adalah untuk masa bersekolah. Hal ini dapat
Menengah Pertama (SMP) sebanyak 67.089 dirumuskan:
jiwa atau 15,94%; Sekolah Menengah Atas Indeks pendidikan = 2/3 (Indeks Kemampuan
(SMA) sebanyak 55.521 jiwa atau 13,19%; baca tulis orang dewasa) + 1/3 (indek masa
Diploma sebanyak 6.160 jiwa atau 1,46%; bersekolah bruto).
dan, Sarjana sebanyak 6.308 jiwa atau 1,49%.
Kemudian faktor yang mempengaruhi Todaro (2006) juga menyatakan bahwa
fertilitas yaitu struktur umur. Umur wanita masa bersekolah bruto dapat melebihi 100
sangat berkaitan erat dengan fertilitas. Wanita persen. Hal ini dikarenakan siswa yang tua
dapat kembali bersekolah. Indeks angka
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 161
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

melek huruf ini dibatasi hingga seratus awal selama 9 (sembilan) tahun pertama
persen, dengan rumus: masa sekolah anak-anak yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.
Indeks kemampuan baca tulis orang dewasa
) ) 2. Pendidikan menengah: jenjang pendi-
= dikan lanjutan pendidikan dasar.
)
3. Pendidikan tinggi: jenjang pendidikan
Menurut Andrew E. Sikula dalam setelah pendidikan menengah yang men-
Mangkunegara (2009), tingkat pendidikan cakup program sarjana, magister, doktor,
adalah suatu proses jangka panjang yang dan spesialis yang diselenggarakan oleh
menggunakan prosedur sistematis dan ter- perguruan tinggi atau Universitas.
organisir, yang mana tenaga kerja manajerial
Ananta (2009) menyatakan bahwa
mempelajari pengetahuan konseptual dan
pendidikan yang tinggi sering kali mendorong
teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Menurut
kesadaran untuk tidak memiliki anak banyak.
Sumarsono (2009), pendidikan adalah suatu
Dengan pendidikan yang tinggi, orang
proses yang bertujuan untuk menambah
cenderung memilih untuk mempunyai anak
keterampilan, pengetahuan dan meningkatkan
dalam jumlah kecil tapi bermutu
kemandirian maupun kepribadian seorang
dibandingkan dengan memiliki banyak anak
individu. Menurut Israwati (2009), tingkat
tapi tidak bermutu. Seseorang yang memiliki
pendidikan erat kaitannya dengan perubahan
status pendidikan yang tinggi pada umumnya
sikap, perilaku, pandangan, dan status sosial
akan menunda pernikahannya karena lebih
ekonomi suatu masyarakat.
berorientasi pada aspek pendidikannya dan
Dengan perkembangan waktu pendidi-
pekerjaan yang layak. Selain itu, pendidikan
kan, terutama pendidikan wanita semakin
juga berpengaruh atas pengetahuan tentang
baik dibanding dengan waktu sebelum
rentang usia yang tepat untuk merencanakan
kemerdekaan. Wanita yang memperoleh
kehamilan. Sebaliknya, jika seseorang kurang
kesempatan pendidikan tidak hanya di daerah
memiliki tingkat pendidikan tinggi, besar
perkotaan saja, namun juga dialami wanita di
kemungkinan ia akan cenderung untuk
daerah pedesaan. Tinggi rendahnya tingkat
memilih menikah di usia dini. Hal ini akan
pendidikan akan mempengaruhi umur perka-
memperbesar peluang banyaknya bayi yang
winan pertama, yang pada akhirnya akan
lahir dalam satu keluarga serta menjadi alasan
mempengaruhi fertilitas. Wanita yang tingkat
mengapa jumlah remaja yang melahirkan
pendidikannya lebih tinggi umumnya umur
semakin banyak (Notoatmojo, 2008).
perkawinan pertama juga tinggi, dan pada
akhirnya akan mempengaruhi jumlah anak
Usia Perkawinan Pertama
yang dilahirkan yang akan lebih sedikit.
Rata-rata umur penduduk saat menikah
Berdasarkan Undang-Undang Sistem
pertama kali serta lamanya seseorang dalam
Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS)
status perkawinan akan mempengaruhi tinggi
(2003), tingkat pendidikan adalah tahapan
rendahnya fertilitas. Usia kawin dini menjadi
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
perhatian terkait penentuan kebijakan serta
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
perencana program karena beresiko tinggi
yang akan dicapai dan kemampuan yang
terhadap kegagalan perkawinan, kehamilan
dikembangkan. Menurut UU SISDIKNAS
usia muda yang beresiko kematian, serta
(2003), indikator tingkat pendidikan terdiri
resiko tidak siap mental untuk membina
dari jenjang pendidikan dan kesesuaian
perkawinan dan menjadi orang tua yang
jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan
bertanggung jawab (Statistik Indonesia,
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
2014). Daljoeni (2008) mengemukakan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
bahwa dengan usia kawin 17 tahun, seorang
yang akan dicapai, dan kemampuan yang
gadis dalam hidup perkawinan dapat melahir-
dikembangkan, terdiri dari:
kan delapan orang anak. Apabila usia kawin
1. Pendidikan dasar: jenjang pendidikan
ditingkatkan ke usia 22 tahun, jumlah anak

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 162
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

menjadi tujuh orang anak; dan apabila usia atas dua jenis, yaitu kematian endogen dan
kawin ditingkatkan ke usia 27 tahun, maka kematian eksogen. Kematian bayi endogen
jumlah anak menjadi empat orang. adalah kematian bayi disebabkan oleh faktor-
Menurut Davis & Blake dalam faktor anak yang dibawa sejak lahir,
Saifuddin (2010), umur memulai hubungan diwariskan oleh orang tuanya pada saat
kelamin merupakan salah satu variabel yang konsepsi, atau didapat dari ibunya sejak
memungkinkan diadakannya senggama dan kehamilan. Kematian bayi eksogen adalah
menguntungkan fertilitas. Perkawinan yang kematian bayi disebabkan oleh faktor-faktor
diadakan pada umur muda setidak-tidaknya yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan.
menjamin orang-orang muda itu mempunyai
keturunan sebelum mereka menutup usia. Fertilitas
Sementara Chilman dalam Saifuddin (2010) Menurut James T. Fawcett dalam
menunjukkan bahwa hal-hal seperti tingkat Saifuddin (2010), fertilitas adalah jumlah
usia yang terlalu muda untuk kawin, maka kelahiran yang terjadi dalam penduduk
anak pertama lahir terlalu cepat, dan keluarga tertentu dan dalam waktu tertentu. Dalam
besar memiliki hubungan dengan kemiskinan. studi fertilitas, jumlah diberikan batas-batas
Unsur-unsur ini juga mempunyai kaitan yang teliti, misalnya tingkat kelahiran kasar,
dengan faktor-faktor lain, seperti faktor sosial tingkat kelahiran menurut umur tertentu,
dan faktor lingkungan. tingkat fertilitas umum, dan tingkat
reproduksi kotor. Fertilitas dalam pengertian
Kematian Bayi/Mortalitas Bayi demografi adalah kemampuan seorang wanita
Menurut Notoatmodjo (2008), tingkat secara riel untuk melahirkan.Kemampuan
kesehatan suatu bangsa dapat dilihat dari seorang wanita untuk melahirkan berbeda
angka kematian (mortalitas). Angka kematian antara wanita yang satu dengan lainnya,
bayi merupakan salah satu indikator yang begitu pula antara satu penduduk dengan
sering digunakan untuk mengukur derajat penduduk yang lainnya (BKKBN, 2007).
kesehatan suatu bangsa, dan juga sebagai Mantra (2006) menyatakan bahwa
indikator kualitas sumber daya manusia dari fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup
aspek kesehatan. Indikator lainnya adalah (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari Rahim
angka kematian balita, angka kematian ibu seorang perempuan dengan ada tanda-tanda
karena melahirkan, angka kematian kasar, dan kehidupan, misalnya berteriak, bernafas,
angka harapan hidup. Menurut Wandira dan jantung berdenyut, dan lain sebagainya.
Rahmah (2012), kematian bayi adalah Selanjutnya Rahma (2008) berpendapat
seseorang yang meninggal pada saat umur bahwa kelahiran dapat diartikan sebagai hasil
kurang dari 1 tahun. Bayi yang usianya reproduksi yang nyata dari seorang wanita
kurang dari satu tahun umumnya memiliki atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan
resiko kematian lebih besar dibandingkan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya
pada kelompok balita. Menurut Saifuddin berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi.
(2010), mortalitas atau kematian bayi Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan
merupakan salah satu faktor yang dapat pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas
mempengaruhi tingkat perubahan penduduk. disebut juga dengan natalitas.
Komponen ini bukan saja berpengaruh bagi Menurut Hatmadji (2008), fertilitas
pemerintah secara keseluruhan, melainkan adalah hasil reproduksi yang nyata dari
perlu juga bagi pihak swasta, terutama yang seorang wanita atau sekelompok wanita.
berkecimpung dalam bidang ekonomi dan Dengan kata lain, fertilitas ini menyangkut
kesehatan. banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertitlitas
Wandira dan Rahmah (2012) menyatakan mencakup peranan kelahiran pada perubahan
bahwa banyak sekali faktor yang dikaitkan penduduk. Seorang perempuan yang secara
dengan kematian bayi. Secara garis besar dari biologis subur tidak selalu melahirkan anak-
segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan anak yang banyak, misalnya dia mengatur

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 163
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

fertilitas dengan menggunakan alat-alat 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat


kontrasepsi. Kemampuan biologis seseorang kemungkinan untuk hubungan kelamin,
perempuan untuk melahirkan sangat sulit yaitu:
untuk diukur. Jadi pengukuran fertilitas lebih a. Abstinensi sukarela.
kompleks dibandingkan dengan pengukuran b. Abstinensi terpaksa (impotensi, sakit,
mortalitias, karena seorang perempuan hanya berpisah sementara yang tak terhindari)
meninggal sekali tetapi ia dapat melahirkan c. Frekuensi hubungan seks (tidak
lebih dari seorang bayi. termasuk masa abstiensi).
Conception variables adalah faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas faktor yang mempengaruhi kemungkinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tigkat untuk hubungan kelamin, yaitu:
fertilitas dapat dibedakan menjadi faktor yang 1. Kesuburan atau kemandulan yang
langsung dapat mempengaruhi dan yang tidak
dipengaruhi oleh sebab-sebab di luar
langsung mempengaruhi. Menurut Mantra kemauan.
(2006), faktor tidak langsung yang ber- 2. Menggunakan atau tak menggunakan
pengaruh adalah unsur demografi, yaitu metode-metode kontrasepsi, dimana:
struktur umur, status perkawinan dan proporsi a. Menggunakan cara-cara mekanik dan
perkawinan. Faktor yang kedua adalah unsur bahan-bahan kimia.
non demografi, antara lain keadaan penduduk, b. Menggunakan cara lain
tingkat pendapatan keluarga, tingkat pendidi-
3. Kesuburan atau kemandulan yang di-
kan, perbaikan status wanita, urbanisasi, pengaruhi oleh sebab-sebab yang disengaja
penggunaan alat kontrasepsi, serta tingkat sterilisasi, subinsisi, obat-obatan dan
pengetahuan KB. Tingginya angka kelahiran sebagainya).
erat kaitannya dengan usia kawin pertama
dengan pembentukan keluarga kecil yang Terakhir adalah gestation variables,
berkualitas. Menurut Davis dan Blake (dalam yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
Saifuddin, 2010), ada sebelas variabel antara kehamilan dan kelahiran dengan selamat.
yang berpengaruh langsung terhadap fertilitas, Menurut Davis dan Blake dalam
yang dikategorikan dalam tiga kelompok Saifuddin (2010), umur memulai hubungan
besar, yaitu intercourse variables, conception kelamin merupakan salah satu variabel yang
variables, dan gestation variables. memungkinkan diadakannya senggama dan
Intercourse variables adalah faktor- menguntungkan fertilitas. Perkawinan yang
faktor yang mempengaruhi kemungkinan diadakan pada umur muda setidak-tidaknya
untuk hubungan kelamin. Kelompok ini menjamin orang-orang muda itu mempunyai
dibedakan menjadi dua, yaitu: keturunan sebelum mereka menutup usia.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pem- Pengendalian pertumbuhan penduduk juga
bentukan dan perceraian hubungan kelamin merupakan faktor penting dalam peningkatan
(sexual union) dalam masa reproduksi: keluarga kecil yang berkualitas. Oleh karena
a. Umur memulai hubungan kelamin. itu, untuk menekan jumlah kelahiran dapat
b. Selibat permanen; yaitu proporsi dilakukan dengan cara memperbaiki tingkat
wanita yang tak pernah mengadakan pendidikan dan meningkatkan usia kawin
hubungan kelamin pertama pada masyarakat. Menurut Freedman
c. Lamanya periode reproduksi yang dalam Singarimbun (2004), variabel antara
hilang sesudah atau diantara masa yang mempengaruhi langsung terhadap
hubungan kelamin, dimana: fertilitas pada dasarnya juga dipengaruhi oleh
 Bila hidup sebagai suami istri itu norma-norma yang berlaku di suatu masya-
berakhir karena perceraian, berpisah rakat. Pada akhirnya, perilaku fertilitas
atau salah seorang melarikan diri. seseorang dipengaruhi norma-norma yang ada
 Bila hidup sebagai suami istri itu yaitu norma tentang besarnya keluarga dan
berakhir karena suami meninggal. norma tentang variabel antara itu sendiri.

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 164
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Menurut Davis dan Blake dalam dialami wanita di daerah pedesaan. Tinggi
Oktavia (2014), terdapat beberapa faktor yang rendahnya tingkat pendidikan akan dapat
mempengaruhi fertilitas, yaitu: mempengaruhi umur perkawinan pertama,
1. Pendekatan sosial. Salah satu pendekatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
ilmu sosial tentang faktor-faktor yang fertilitas. Selajutnya Hawthorn (dalam Saleh,
mempengaruhi fertilitas adalah pende- 2008) menyatakan bahwa dalam masyarakat,
katan sosial. Ada tiga tahap penting dalam kesadaran akan pembatasan kelahiran
proses kelahiran, yatu tahap hubungan memang tergantung pada latar belakang
kelamin, tahap konsepsi dan tahap daerah kota atau tempat tinggal, pendidikan
kehamilan. Ketiga tahap ini sangat dan penghasilan. Menurut Todaro (2006),
dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi semakin tinggi tingkat pendidikan istri atau
dan budaya dimana perempuan dan wanita cenderung untuk merencanakan
masyarakat tinggal. jumlah anak yang semakin sedikit. Keadaan
2. Pendekatan ekonomi. Mempunyai anak ini menunjukkan bahwa wanita yang telah
dapat dilihat dari dua segi ekonomi, yaitu mendapatkan pendidikan lebih baik cende-
segi kegunaannya (utility) dan biaya (cost) rung memperbaiki kualitas anak dengan cara
yang harus dikeluarkan untuk membesar- memperkecil jumlah anak, sehingga akan
kan dan merawat anak. Kegunaannya mempermudah dalam perawatannya, mela-
(utility) anak adalah dalam memberikan kukan pembimbingan serta memberikan
kepuasan kepada orang tua, dapat pendidikan yang lebih layak.
memberi transfer ekonomi misalnya
memberikan kiriman uang kepada orang Hubungan Usia Perkawinan Pertama dan
tua pada saat dibutuhkan. Fertilitas
3. Tingkat pendidikan. Pendidikan adalah Israwati (2009) menyatakan bahwa
suatu proses yang bertujuan untuk umur wanita sangat besar pengaruhnya
menambah keterampilan, pengetahuan terhadap fertilitas, dimana hal ini berkaitan
dan meningkatkan kemandirian maupun dengan umur perkawinan pertama. Wanita
kepribadian seorang individu. yang berumur lebih tua biasanya umur
4. Struktur umur. Umur wanita sangat kawinnya lebih muda, dengan demikian
besar pengaruhnya terhadap fertilitas, tingkat pendidikannya juga lebih rendah dan
dimana hal ini berkaitan dengan umur keadaan sosial ekonomi lebih rendah.
perkawinan pertama dan umur kumpul Sebaliknya, wanita-wanita muda jumlah
pertama. Wanita yang berumur lebih tua anaknya lebih sedikit, karena umur kawin
biasanya umur kawinnya lebih muda, pertamanya lebih tinggi, maka tingkat
dengan demikian tingkat pendidikannya pendidikannya juga lebih tinggi dan keadaan
juga lebih rendah, dan keadaan sosial sosial ekonominya juga lebih baik. Dalam
ekonominya lebih rendah. BPS Indonesia (2014), dinyatakan bahwa
5. Kematian bayi. Mortalitas bayi adalah umur pada saat perkawinan pertama dapat
salah satu komponen demografi selain mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita.
fertilitas dan migrasi yang mempengaruhi Seorang wanita cenderung akan mempunyai
jumlah, struktur dan komposisi penduduk. resiko yang semakin lebih besar ketika
Angka kematian juga digunakan sebagai melahirkan, bahkan tidak jarang menimbul-
indikator yang terkait dengan derajat kan kematian pada ibu atau bayi yang
kesehatan dan pembangunan manusia. dilahirkan bila umur perkawinan pertama
semakin muda.
Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Fertilitas Hubungan Kematian Bayi dan Fertilitas
Menurut Israwati (2009), wanita yang Menurut Lembaga Demografi FE UI
memperoleh kesempatan pendidikan tidak (dalam Oktavia, 2014), kematian/mortalitas
hanya di daerah perkotaan saja, namun juga bayi (infant mortality) yang dihubungkan

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 165
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

dengan reproduksi, jika kematian bayi orang responden yang mempunyai bayi yang
perempuan berkurang berarti mereka yang meninggal, 9 orang diantaranya mempunyai 1
akan memasuki usia reproduksi semakin orang bayi yang meninggal; dari 9 orang
bertambah, akibatnya ada kecenderungan responden ini, ada yang telah melahirkan anak
angka kelahiran (fertilitas) bertambah. 2 orang, 3 orang dan > 4 orang. Kemudian
Menurut Munir (2009), fertilitas yang tinggi ada 1 orang responden yang mempunyai anak
memiliki hubungan dengan mortalitas bayi yang meninggal sebanyak 2 orang dengan
yang menurun dan berpengaruh terhadap anak yang dilahirkan sebanyak > 4 orang.
perkembangan pertumbuhan penduduk di Kartika dan Wenagama (2016) melaku-
suatu daerah. kan penelitian mengenai pengaruh faktor
sosial ekonomi terhadap usia kawin pertama
Penelitian sebelumnya wanita di Kecamatan Bangli. Penelitian ini
Oktavia (2014) melakukan penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh
mengenai pengaruh tingkat pendidikan, langsung faktor sosial ekonomi terhadap usia
struktur umur dan kematian bayi terhadap kawin pertama wanita. Data yang digunakan
fertilitas di Kota Pekan Baru. Penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari
menggunakan data primer dengan jumlah kuesioner dengan jumlah responden sebanyak
responden sebanyak 100 orang. Hasil 99 orang. Teknik analisis yang digunakan
penelitian menunjukkan bahwa tingkat adalah regresi linier berganda. Hasil yang
pendidikan berpengaruh terhadap jumlah anak diperoleh menunjukkan bahwa pendidikan,
yang dilahirkan, yang diketahui dari hasil status bekerja, dan pendapatan secara
penelitian sebanyak 7 orang dengan tamat SD, simultan berpengaruh signifikan terhadap usia
memiliki anak sampai dengan 4 orang; kawin pertama wanita di Kecamatan Bangli.
responden dengan tingkat pendidikan SMP Secara parsial, pendidikan, status bekerja, dan
memiliki anak 2-3 orang; tingkat pendidikan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan
SMA sebanyak 48 orang memiliki anak 2 terhadap usia kawin pertama di Kecamatan
orang; dan, perguruan tinggi sebanyak 10 Bangli.
orang memiliki anak 1 orang saja.
Hasil penelitian Oktavia (2004) juga Hipotesis
menunjukkan pengaruh struktur umur Berdasarkan tinjauan teoritis dan
terhadap fertilitas dapat diketahui 12 orang empiris, dua hipotesis diajukan dalam
responden yang menikah pada usia < 20 penelitian ini. Hipotesis pertama menyatakan
tahun; dan, 7 orang responden mempunyai bahwa tingkat pendidikan, usia perkawinan
anak 2 orang. Sementara itu, responden yang pertama dan kematian bayi secara parsial
berumur 20-24 tahun rata-rata memiliki 3 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
orang anak; yang menikah pada usia 25-29 fertilitas di Kabupaten Aceh Timur. Hipotesis
paling banyak mempunyai anak 1 orang; kedua menyatakan bahwa tingkat pendidikan,
serta, yang menikah pada usia 30-34 tahun usia perkawinan pertama dan kematian bayi
dan > 35 tahun memiliki jumlah anak yang secara simultan berpengaruh negatif dan
dilahirkan 1-2 orang saja, tidak lebih. Dengan signifikan terhadap fertilitas di Kabupaten
demikian, pada usia 20-24 tahun, jumlah anak Aceh Timur.
yang dilahirkan responden masih banyak. Hal
ini karena berdasarkan kesehatan reproduksi, METODE PENELITIAN
usia ini merupakan usia ideal bagi seorang Jenis dan Sumber Data
wanita menikah, sehingga kecil kemungkinan Jenis data yang digunakan dalam
wanita akan beresiko saat hamil maupun penelitian ini adalah data primer, yaitu data
melahirkan. yang diperoleh dengan cara melakukan
Berkaitan dengan pengaruh kematian penelitian langsung melalui wawancara,
bayi terhadap fertilitas, hasil penelitian observasi dan kuesioner.
Oktavia (2004), menemukan bahwa dari 10

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 166
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Populasi dan Sampel pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan


Populasi penelitian ini adalah wanita dan penelitian lapangan.
yang berumur 50 tahun atau lebih di Studi Kepustakaan (Library Research)
Kabupaten Aceh Timur, yaitu sebanyak 3.510 merupakan cara untuk memperoleh data yang
jiwa (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dilakukan dengan membaca buku-buku dari
2017). Populasi tersebut tersebar di tiga perpustakaan serta bacaan lainnya yang
kecamatan, yaitu Kecamatan Peureulak yang berhubungan dengan isi tulisan ini, dimana
mewakili daerah perkotaan, Kecamatan Darul data yang diperoleh sekunder sebagai data
Falah mewakili wilayah pinggiran, dan pendukung pada penelitian ini.
Kecamatan Peunaron yang mewakili daerah Penelitian Lapangan meliputi observasi,
pedalaman. wawancara, kuesioner. Observasi yaitu
Tekhnik pengambilan sampel meng- metode pengumpulan data melalui penga-
gunakan Cluster sampling, yaitu tehnik matan kegiatan sehari-hari yang dilakukan
sampling daerah untuk menentukan sampel oleh responden; sementara wawancara yaitu
bila obyek yang akan diteliti atau sumber data metode pengumpulan data dengan melakukan
sangat luas. Tehnik ini menggunakan dua wawancara pada responden untuk mendapat-
tahap, yaitu tahap penentuan sampel daerah kan informasi yang diinginkan mengenai
dan tahap penentuan orang-orang yang keadaan yang sedang dialami responden.
menjadi sampel. Penentuan sampel daerah Kuesioner yaitu pengumpulan data meng-
menggunakan teknik purposive sampling, gunakan sejumlah pertanyaan tertulis untuk
yaitu dengan pertimbangan daerah yang memperoleh informasi dari responden dalam
memiliki penduduk perkotaan, pinggiran kota arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
dan pedalaman. Jadi terdapat tiga daerah yang yang di ketahui. Kuesioner disebarkan kepada
menjadi sampel, yaitu Peureulak dengan 97 orang responden penelitian.
jumlah penduduk sebanyak 2.413 jiwa, Darul
Falah sebayak 315 jiwa, dan Peunaron Metode Analisis Data
sebanyak 782 jiwa (Dinas Kependudukan Proses analisis data menggunakan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Timur, persamaan regresi linier berganda yang
2017). Selanjutnya, dari jumlah tersebut dikemukakan oleh Situmorang dan Lufti
diambil sampel dengan rumus Slovin yang (2014), yaitu:
dikemukakan Sinulingga (2013:217), yaitu: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
𝑁
𝑛= dimana Y adalah fertilitas; α adalah konstanta;
1 + 𝑁𝑒
β1, β2 dan β3 adalah koefisien regresi untuk
dimana N adalah ukuran populasi, e adalah masing-masing variabel bebas; X1 adalah
tingkat error (10%), dan n adalah ukuran tingkat pendidikan, X2 adalah usia perkawi-
sampel. Hasil perhitungan menggunakan nan pertama; X3 adalah kematian bayi; dan, e
rumus tersebut adalah: adalah error term.
3.510 Setelah uji persamaan regresi linier
𝑛= berganda dilakukan, dilanjutkan dengan
1 + [3.510 𝑥 0,1) ]
pengujian hipotesis menggunakan uji t, uji F,
= 97,22  97 orang. dan koefisien determinasi (R2).
Dari hasil perhitungan tersebut maka
diketahui besar sampel yang diperlukan HASIL ANALISIS
minimal berjumlah 97 orang. Pengaruh tingkat pendidikan, struktur
umur dan kematian bayi terhadap fertilitas di
Metode Pengumpulan Data Kabupaten Aceh Timur dianalisis mengguna-
Data yang dibutuhkan pada penelitian kan persamaan regresi linier berganda dan
ini diperoleh dengan menggunakan dua cara diolah dengan program statistik SPSS versi
20,0. Hasil koefisien dilihat pada Tabel 1.

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 167
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Tabel 1. Deskripsi Penelitian


Variabel B t Sig. t
Konstanta 1,922 7,215 ,000
Pendidikan Istri -,013 -,273 ,785
usia perkawinan pertama (istri) -,033 -6,348 ,000
Jumlah Kematian Bayi (< 1thn) ,032 ,356 ,723
R Square = 0,340
F = 15,994
Sig. F = ,000b
Sumber: Data primer (diolah), tahun 2018

Berdasarkan hasil analisis regresi dalam Pembuktian Hipotesis


Tabel 1, maka dapat diformulasikan model Hipotesis yang diajukan di dalam
penelitian ini: penelitian ini dibuktikan dengan menggun-
akan uji t (uji parsial) dan uji F (uji simultan).
Y = 1,922 – 0,013X1 – 0,033X2 + 0,032X3.
Pengujian parsial dilakukan dengan
Dari persamaan regresi linier berganda melihat nilai t signifikan (Sig. t) dibandingkan
tersebut, maka dapat diinterpretasikan sebagai dengan nilai α (0,05). Berdasarkan Tabel 1,
berikut: hasil uji t diuraikan sebagai berikut:
 Nilai konstanta memiliki nilai yang positif  Variabel pendidikan memiliki nilai Sig. t
sebesar 1,922. Hasil ini berarti bahwa jika sebesar 0,785 > α (0,05). Dengan demikian
nilai variabel pendidikan, umur dan dapat dinyatakan bahwa pendidikan
kematian bayi dianggap tetap maka berpengaruh tidak signifikan terhadap
fertilitas (jumlah bayi kurang 1 tahun) fertilitas.
adalah sebesar 1,922.  Variabel usia perkawinan pertama
 Koefisien regresi pendidikan bernilai memiliki nilai Sig. t sebesar 0,000 < α
negatif sebesar -0,013 menunjukkan bahwa (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan
terdapat pengaruh yang negatif antara bahwa usia perkawinan pertama ber-
variabel bebas pendidikan dengan variabel pengaruh signifikan terhadap fertilitas.
terikat fertilitas, yaitu apabila pendidikan  Variabel kematian bayi memiliki nilai Sig.
meningkat satu tingkat maka akan t sebesar 0,723 > α (0,05). Dengan
menurunkan fertilitas sebesar 0,013. demikian dapat dinyatakan kematian bayi
 Koefisien regresi pendidikan bernilai berpengaruh tidak signifikan terhadap
negatif sebesar -0,033 menunjukkan bahwa fertilitas.
terdapat pengaruh yang negatif antara
Pengujian simultan dilakukan dengan
variabel bebas umur dengan variabel
melihat nilai F signifikan (Sig. F) disbanding-
terikat fertilitas, yaitu apabila umur
kan dengan nilai α (0,05). Hasil uji F yang
meningkat satu tahun maka akan
diperoleh
menurunkan fertilitas sebesar 0,033.
Pengujian dilakukan dengan melihat F
 Koefisien regresi kematian bayi bernilai
signifikan pada tabel 1.dan nilai α 5%.
positif sebesar 0,032 menunjukkan bahwa
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara
nilai Sig. F sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
variabel bebas kematian bayi dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa secara
variabel terikat fertilitas, yaitu apabila
simultan, pendidikan, usia perkawinan
kematian bayi meningkat satu maka akan
pertama dan kematian bayi berpengaruh
meningkatkan fertilitas sebesar 0,032.
signifikan terhadap fertilitas di Kabupaten
Aceh Timur.
Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 168
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Hasil koefisien determinasi (R2) pada DAFTAR PUSTAKA


Tabel 1 menunjukkan nilai sebesar 0,340. Ananta, A. 2009. Ekonomi Sumber Daya
Hasil ini menyatakan bahwa ketiga variabel Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit
bebas yang dianalisis dalam penelitian ini, FE UI.
yaitu pendidikan, usia perkawinan pertama
dan kematian bayi, berkontribusi sebesar 34% Badan Pusat Statistik. 2014. Jakarta.
dalam menjelaskan varians yang terjadi atas Daljoeni. 2008. Geografi Kota dan Desa.
fertilitas. Sementara itu, sisanya sebesar 66% Bandung: Alumni.
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multi-
tidak masuk dalam model penelitian ini. variate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
KESIMPULAN Diponegoro.
Berdasarkan hasil pembahasan yang Hatmadji, S.H. 2008. Dasar-Dasar
dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal. Demografi. Jakarta: Lembaga
Pertama, hasil analisis regresi menyatakan Penerbit FE UI.
bahwa pendidikan dan usia perkaainan
http://acehtimurkab.bps.go.id. 2017.
pertama berpengaruh secara negatif terhadap
fertilitas, sementara kematian bayi memiliki Israwati. 2009. Froximate Determinant
pengaruh positif terhadap fertilitas di Fertilitas di Indonesia. Jakarta:
Kabupaten Aceh Timur. Kedua, hasil uji t atau BKKBN.
uji parsial menyatakan bahwa pendidikan dan Kartika, N.K.D. dan Wenagama, I.W. 2016,
kematian bayi berpengaruh tidak signifikan Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
terhadap fertilitas; sementara usia perkawinan terhadap Usia Kawin Pertama Wanita
pertama berpengaruh signifikan terhadap di Kecamatan Bangli. Jurnal EP
fertilitas. Ketiga, hasil uji F atau uji simultan Unud. Vol. 5, No. 3, hal. 363-384.
menyatakan secara simultan pendidikan, usia Mangkunegara, A.P. 2009. Sumber Daya
perkawinan pertama dan kematian bayi Manusia. Bandung: Rosda Karya.
berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di Mantra, I.B. 2006. Demografi Umum.
Kabupaten Aceh Timur. Keempat, hasil Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
koefisien determinasi (R2) menyatakan 34%
pendidikan, umur dan kematian bayi memiliki Noor, J. 2014. Analisis Data Penelitian
kontribusi sebesar 34% atas varians fertilitas, Ekonomi dan Manajemen. Jakarta:
sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel- Grasindo.
variabel lain yang tidak masuk dalam model Notoadmodjo, S. 2009. Pengembangan
penelitian ini. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Berdasarkan kesimpulan itu, beberapa Rineka Cipta.
saran dapat disampaikan. Pertama, bagi Nurlina, dkk. 2016. Pengaruh Usia
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dapat Perkawinan Pertama terhadap Tingkat
meningkatkan pendidikan masyarakat di Fertilitas dan Mortalitas Bayi di Kota
Kabupaten Aceh Timur, yang meningkatkan Langsa. Laporan Penelitian. Tidak
pengetahuan dan dapat mengurangi angka dipublikasikan. Langsa: Universitas
fertilitas. Kedua, Pemerintah Kabupaten Aceh Samudra.
Timur dapat memberikan sosialiasi bagi yang Oktavia, W.Y., Putro, T.S. dan Sati, L. 2014.
telah berusia lanjut atau 40 tahun, di sarankan Pengaruh Tingkat Pendidikan,
untuk tidak memiliki anak karena lebih rentan Struktur Umur dan Kematian bayi
terhadap kematian ibu. Terakhir, Pemerintah terhadap Fertilitas di Kota Pekanbaru.
Kabupaten Aceh Timur dapat memberikan Jurnal Fekon. Vol. 1, No, 2, Hal.
sosialisasi dan penyuluhan mengenai usia 1-15.
kawin pertama yaitu pada umur berapa
sebaiknya seorang wanita menikah.

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 169
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 2 JULI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Rahma, R. 2008. Kependudukan dan Syaifuddin, A.F. 2010. Integrasi Sosial


Lingkungan Hidup. Jakarta:Lembaga Golongan Miskin di Perkotaan.
Penerbit FE UI. Kertas Kerja dalam Workshop
Saleh. 2008. Pengantar ilmu Kependu- GAPRI.
dukan. Jakarta: LP3ES. Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2006.
Singarimbun, M. 2004. Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta:
Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Erlangga.
Pelajar. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
Situmorang, H. dan Muslich, L. 2014. 2003. Jakarta.
Metode Penelitian. Medan: USU Wibowo, H.S. 2008. Pengaruh Tingkat
Press. Pendidikan Akseptor KB terhadap
Sumarsono, S. 2009. Teori dan Kebijakan Fertilitas di Kota Pekanbaru. Skripsi.
Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pekanbaru: Universitas Riau.

Nurlalia Hanum & Puti Andiny : Pengaruh tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, kematian bayi … 170

Anda mungkin juga menyukai