Penuntun Praktikum Pengantar Fisika
Penuntun Praktikum Pengantar Fisika
PENGANTAR FISIKA
Disusun
Oleh
Tim Pengajar Pengantar Fisika JURUSAN
FISIKA FMIPA UNSYIAH
Tahun 2020
KATA PENGANTAR
0
Syukur alhamdulillah kami panjatkan pada Allah SWT, yang dengan
izinNya kami telah dapat menyelesaikan Penuntun Praktikum Pengantar
Fisika untuk tahun akademik 2020-2021. Penuntun praktikum ini terdiri
percobaan percobaan fisika yang meliputi pengenalan alat ukur,
percobaan mekanika, hidrostatika dan termodinamika.
Disebabkan oleh keadaan wabah Covid 19 yang melanda secara
global, maka praktikum Pengantar Fisika dilaksanakan secara
offlaboratorium dalam bentuk praktikum secara mandiri oleh praktikan,
dengan bimbingan dari para asisten secara online menggunakan platform
komunikasi digital yang tersedia. Wabah yang telah melanda sejak
Februari 2020 di Indonesia dan menyebabkan dihentikannya kegiatan
pembelajaran langsung di kampus, membuat kami harus mendesain ulang
cara melakukan percobaan fisika agar dapat dilakukan oleh setiap
mahasiswa secara mandiri di tempatnya masing masing. Untuk itu setiap
percobaan disederhanakan dengan mengurangi penggunaan alat alat
laboratorium dan menggantinya dengan perangkat yang mudah tersedia di
tempat tinggal masing masing mahasiswa, tetapi tidak mengurangi tingkat
pembelajaran fisika dari masing masing topik yang dieksperimenkan.
Laporan laporan praktikum yang sebelumnya pada masa normal
dikumpulkan dalam bentuk fisik, kini diganti dengan format digital,
disesuaikan dengan keadaan.
Berbagai kemudahan yang tersedia saat ini melalui media telepon pintar
(smartphone) kami coba integrasikan ke dalam berbagai percobaan fisika.
Berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk pengukuran tersedia di
media seperti Playstore dan dapat dimanfaatkan secara bebas biaya
dengan konsekuensi periklanan dan ada juga yang perlu dibeli dengan
biaya tertentu. Atas dasar itu, pada beberapa percobaan yang dilakukan,
ada penggunaan telepon pintar untuk beberapa jenis pengukuran. Dalam
hal penggunaan aplikasi yang cocok, kami tetap menyarankan untuk
menggunakan yang bebas biaya, tetapi juga para mahasiswa dibolehkan
untuk mendownload aplikasi berbayar dengan biaya yang ditanggung
sendiri. Kami selaku tim penyusun berharap Penuntun Praktikum ini dapat
berguna dalam membimbing para praktikan dalam melaksanakan
1
percobaan-percobaan di Laboratorium Fisika Dasar, Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Syiah Kuala.
Penyusunan Penuntun Praktikum ini dilakukan oleh Tim Penyusun yang
terdiri dari Dosen-dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Syiah Kuala
yang dibantu oleh para mahasiswa. Namun demikian, kami juga
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Penuntun ini.
Karena itu kritik dan saran sangat kami harap, demi kesempurnaannya
dikemudian hari.
Darussalam, September
2020
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
2
TATA TERTIB LABORATORIUM FISIKA DASAR
3
9. Tuliskan data yang diperoleh dalam kertas laporan sementara dalam
rangkap (n+1) dengan n adalah jumlah praktikan dalam satu kelompok.
Satu rangkap diserahkan pada asisten.
10. Praktikan harus melakukan praktikum dalam kelompoknya dan tidak
diperkenankan mengikuti dalam kelompok yang lain. Tidak diberikan
kesempatan mengulang untuk pratikum yang tertinggal.
11. Praktikan yang tidak hadir sebanyak tiga kali tanpa keterangan akan di
anggap gagal, dan semua praktikum yang telah dilakukan dianggap
batal.
4
SWT pada setiap manusia, dan yang tidak sesuai dengan kaidah sosial
kemasyarakatan.
Dalam melakukan percobaan fisika secara mandiri, para
mahasiswa diharapkan menggunakan logika rasional dalam menjaga
keamanan diri. Penggunaan benda benda yang berat sebagai objek
praktikum tidak disarankan, tetapi jikapun digunakan supaya berhati hati.
Penggunaan jaringan listrik, jika diperlukan, juga digunakan dengan tingat
kehati hatian yang memadai untuk mencegah konsekuensi hubung
singkat, tersengat arus listrik, dan risiko kebakaran.
5
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
1. PENDAHULUAN
Ketika melakukan suatu pengukuran harus disadari bahwa hasil yang
kita peroleh tidaklah tepat sekali. Hasil pengukuran tersebut tetap
mengandung ketidakpastian, yang dalam bahasa sehari-hari dikenal
dengan sebutan ralat. Pengukuran yang baik, cermat dan teliti hanya
dapat meminimalkan ketidakpastian, tetapi tidak mampu
menghilangkannya. Timbulnya ketidakpastian pada hasil pengukuran
disebabkan oleh :
b. Ketidakpastian bersistem
Ketidakpastian bersistem adalah ketidakpastian yang dapat dirumut.
Contohnya adalah :
1. Kesalahan kalibrasi, yaitu pemberian nilai skala alat ukur yang
tidak tepat
2. Kesalahan titik nol, yaitu alat ukur tidak menunjukkan tetap pada
titik nol saat sebelum digunakan.
6
c. Ketidakpastian acak
Ketidakpastian acak disebabkan oleh pengaruh lingkungan
sekitarnya. Misalnya gerak molekul-molekul udara dan derau dapat
mengganggu penunjukkan jarum alat ukur.
d. Keterbatasan pengamat
Kadang-kadang pengamat kurang terampil dalam menggunakan
peralatan, apalagi jika peralatan yang digunakan kompleks, ataupun
susunan peralatannya kurang tepat.
Dalam menyajikan data hasil pengamatan, biasanya dituntut informasi
tentang data beserta nilai ketidakpastian data tersebut.
=12nst
7
Tabel 1. Tabel Perhitungan Ralat
̅ ̅
No Data (x) 2
̅2
Ralat mutlak :
∑
̅
̅
Ralat Nisbi : ∆&=
∆"
"̅ 100%
3. MENGGAMBAR GRAFIK
Grafik dapat diartikan sebagai suatu bagan atau gambar yang
menunjukkan hubungan dan besaran. Bentuk kurva pada grafik tersebut
tergantung pada hubungan antara kedua besaran tersebut, apakah linear,
yang menghasilkan kurva yang berbentuk parabolic. Selain dilukiskan
dengan kurva, grafik juga dapat ditampilkan dalam bentuk histogram
seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.
Sebuah grafik yang baik hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap grafik memiliki judul atau keterangan, yang dicantumkan di
bagian bawah grafik.
b. Sumbu mendatar (sumbu x) digunakan untuk variable bebas dan
sumbu vertical (sumbu y) digunakan untuk variable terikat. Nama
besaran harus dituliskan pada masing-masing sumbu. Pangkat
8
sepuluh dan satuannya dipisahkan dari angka yang ditulis pada
sumbu.
y
y
x x
Gambar 3.1 bentuk-bentuk grafik (a) linear, (b) kuadratis, (c) grafik
histogram
9
Ingatlah bahwa setiap data yang diperoleh mengandung
ketidakpastian.
d. Untuk kurva linear, dapatkan garis lurus melalui metode Least
Square. Metode ini digunakan untuk mendapatkan persamaan garis
lurus (linear) dari data x dan y, sehingga dapat ditulis :
y = a + bx
nilai a dan b dicari dengan menggunakan persamaan :
b= dan
a= ∑y+ nb ∑x+
10
PERCOBAAN 1 PENGUKURAN DAN ALAT UKUR
1. 1 TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dalam ilmu fisika, serta
memahami penggunaan konsep angka penting dalam pengukuran
dan perhitungan.
11
6 Intensitas cahaya kandela (cd)
7 Jumlah zat mol
1 1018 Exa E
2 10 15
Peta P
3 10 12
Tera T
4 10 9
Giga G
5 106 Mega M
6 103 kilo k
7 102 hekto ha
8 101 deka da
9 100 -
10 10-2 centi c
11 10 -3
mili m
12 10-6 mikro µ
13 10 -9
nano n
14 10-12 piko p
15 10-15 femto f
16 10-18 atto a
12
Kita sering juga menjumpai bilangan-bilangan yang besar yang
memerlukan penyebutan khusus. Di dalam kehidupan sehari hari terdapat
istilah seperti puluhan dan ratusan untuk menyatakan bilangan besar.
Sementara itu di dalam pengukuran kita boleh menjumpai
bilanganbilangan yang lebih besar. Tabel 1.3 menunjukkan istilah untuk
bilanganbilangan besar.
13
menggunakan alat ukur yang khas. Tabel 1.4 menunjukkan beberapa alat
ukur yang umum dan besaran yang diukur olehnya.
14
nonius. Skala utama terletak pada batang jangka sorong, sementara skala
nonius terletak pada bilah-bilah geser.
Gambar 1.1 Jangka sorong. (1) Bilah luar, (2) bilah dalam, (3) Penanda
kedalaman, (4) skala utama cm, (5) skala utama inci, (6) skala nonius cm, (7)
skala nonius inci, dan (8) penahan.
Nilai skala utama yang dibaca adalah nilai skala yang terletak tepat
di sebelah kiri angka nol pada bilah geser dengan ketelitian hingga 0,5
mm. Sementara nilai skala nonius adalah nilai di skala nonius yang tepat
berimpit dengan garis di skala utama, dengan ketelitian hingga 0,05 mm.
Hasil pembacaan adalah penjumlahan nilai skala utama dengan nilai skala
nonius. Gambar 1.2 menunjukkan sebuah contoh pembacaan jangka
sorong. Skala utama adalah skala di atas, dan skala nonius terletak di
bawah. Nilai skala utama adalah 1,2 cm. Sementara itu garis di skala
nonius yang tepat berimpit dengan garis di skala utama adalah garis 3,
yang berarti 0,3 mm. Karena itu hasil pengukuran adalah 1,2 cm + 0,3 mm
atau sama dengan 1,23 cm.
15
mikrometer. Benda yang akan diukur diletakkan diantara anvil dan spindle.
Spindle dapat digerakkan dengan memutar thimble.
16
setengah dari nilai skala terkecil. Sementara alat ukur elektronik memiliki
tingkat akurasi yang ditentukan oleh sensitivitas rangkaian, dan biasanya
diberikan dalam manual alat.
17
3. Pengukuran dengan menggunakan timbangan.
• Carilah apps “Weight Scale Estimator” di Apps Store / Playstore
lalu installah di HP anda.
• Ikuti instruksi di apps tersebut dan lakukan beberapa
pengukuran bobot untuk beberapa benda di sekitar anda.
• Cobalah beberapa apps lain yang mirip dengan fungsi yang
sama.
5. Pengukuran volume
• Dapatkan alat suntik (seperti alat suntik tinta printer atau alat
suntik di apotik) dengan volume antara 10 dan 50 ml.
• Ambillah air sebanyak satu sendok makan, lalu hisapkan ke alat
suntik. Catat volume air yang terbaca pada alat suntuk.
• Teteskan air satu tetes saja di atas permukaan yang licin. Ambil
foto tetesan air tersebut dengan menggunakan kamera hp.
18
• Dengan menggunakan jarum suntik, hisaplah tetesan air
tersebut dan baca nilai volume yang diperoleh.
• Lalukan pengukuran volume untuk tetesan air embun di ujung
daun pada pagi hari.
6. Pengukuran waktu
• Bukalah apps stopwatch pada HP anda. Biasanya posisinya
pada apps Clock yang sudah default terinstall. Jika tidak ada,
carilah apps Stopwatch di Playstore.
• Tekan “start” lalu bacalah kalimat di atas dengan suara pelan
dan ritme normal. Begitu sampai pada akhir kalimat, tekan
“stop”. Catatlah waktu yang anda butuhkan.
• Ulangi membaca kalimat di atas dengan ritme cepat, lalu catat
waktu yang anda butuhkan. Ulangi sekali lagi, kali ini dengan
ritme yang lambat, dan catat waktu yang dibutuhkan.
• Ambillah botol air minum bekas yang kosong, lemparkan ke
udara. Tekan “start” pada saat yang bersamaan dengan
lepasnya botol dari tangan anda, dan tekan “stop” saat anda
mendengar botol jatuh mengenai lantai.
• Di langkah ini anda perlu melakukannya di tempat terbuka, yaitu
di lapangan sepak bola, dan butuh bantuan seorang kawan.
Mintalah kawan anda untuk berdiri pada satu tiang gawang dan
anda berdiri pada satu tiang gawang lagi. Minta teman anda
untuk bertepuk tangan sekali, saat anda melihat teman anda
bertepuk tangan, tekan “start”. Saat anda mendengar suara
tepukan tangan sampai pada anda, tekan “stop”. Lakukan
beberapa kali dan catat interval waktu antara anda melihat
teman bertepuk tangan dan saat suara tepukan tangan teman
anda sampai. Anda juga bias meminta teman anda memukul
sepotong besi dengan palu, dan anda mencatat interval waktu
Antara saat anda melihat palu menimpa objek dan saat suara
terdengar.
19
1.5 CATATAN DAN DATA DATA PERCOBAAN
1. Catatlah hal hal yang penting tentang pembacaan skala utama
dan skala nonius pada jangka sorong, dan jenis jenis objek yang
dapat diukur dengan menggunakan jangka sorong.
2. Catatlah hal hal yang penting tentang pembacaan skala utama
dan skala nonius pada mikrometer, dan jenis jenis objek yang
dapat diukur dengan menggunakan mikrometer.
3. Catatlah massa benda benda sederhana yang dapat anda
timbang dengan menggunakan apps tersebut.
4. Catatlah intensitas suara anda saat anda berteriak di dalam
ruangan tertutup dan saat anda berada di tempat terbuka.
Catatlah intensitas suara beberapa objek di sekitar anda.
Tampilkan dalam bentuk tabel seperti berikut ini.
No. Nama Objek dan keadaan objek Intensitas suara
20
PERCOBAAN 2
KONSEP KECEPATAN, PERCEPATAN DAN MOMENTUM
Xo ; t o
∆X=perpindahan ; t
21
X
Gambar 2.1 Perubahan posisi kereta dalam selang waktu tertentu
22
kecepatan pasti memiliki momentum. Momentum merupakan besaran
vector.
Persamaan momentum :
p = mv (2.2)
F = 33<? (2.3)
Untuk mencari energi yang hilang dari dua benda selama proses
tumbukan, dapat dengan menggunakan persamaan :
Kecepatan dari duah benda yang bergerak tanpa gesekan diatas bantalan
udara dapat diukur sebelum dan sesudah tumbukan, baik untuk tumbukan
elastik dan tumbukan non-elastik.
23
2.4 PROSEDUR PERCOBAAN A. Konsep kecepatan
Buatkan garis di lantai datar sepanjang 120 cm dengan
menggunakan spidol. Tandai sebuah ujung dengan titik A.
Kemudian buatlah penanda jarak setiap 20 cm hingga sampai ke
ujung yang lain, dan namai penanda itu dengan B, C, dan
seterusnya. Siapkan stopwatch di HP, kemudian gerakkan/lepaskan
bola pingpong sepanjang garis lurus dengan cara menjentikkan
bola pingpong dengan jari. Ukur waktu yang ditempuh bola untuk
bergerak dari titik A ke titik B, C, dan seterusnya. Ulangi percobaan
beberapa kali dengan mengusahakan setiap menjentikkan jari ke
bola, keadaan yang diberikan sama. Catat waktu yang ditempuh
oleh bola pingpong dalam bentuk tabel. Kemudian ulangi juga untuk
jentikan tangan yang lebih keras.
Kemudian lakukan hal sama untuk bola tennis, dan catat waktu
yang dibutuhkan. Untuk menggerakkan bola tennis, gulirkan bola
pada garis di lantai. Panjang garis bias ditambah jika diperlukan.
24
Anda juga dapat mencoba bergerak dengan menggunakan
kendaraan sepeda atau sepeda motor, lalu ukur kecepatan gerak
anda dengan aplikasi speedometer.
B. Konsep percepatan
Ambillah sebuah titik di dinding vertical setinggi 2 meter. Dengan
menggunakan bola pingpong dan bola tennis, ukur waktu yang
ditempuh oleh kedua bola itu untuk jatuh dari titik yang ditandai ke
lantai. Lakukan beberapa kali pengulangan.
C. Konsep momentum
Timbanglah massa bola pingpong, bola tennis dan batu bata
dengan menggunakan timbangan. Silakan gunakan timbangan
dapur (atau boleh juga pinjam dari kedai terdekat). Kemudian
lakukan percobaan ini di luar rumah, di atas tanah yang gembut.
Jatuhkan bola pingpong dari suatu ketinggian dan lihat
pengaruhnya pada tanah setelah bola mencapi tanah. Kemudian
lanjutkan dengan menjatuhkan bola tennis dan batu bata dari
ketinggian yang sama. Lakukan juga untuk beberapa ketinggian
yang berbeda dan perhatikan efek jatuhnya benda pada tanah.
25
2.5 CATATAN DAN DATA PERCOBAAN
Pada prosedur A (konsep kecepatan) hitunglah nilai kecepatan rata
rata benda pada setiap geraknya dengan menggunakan persamaan
kecepatan v = s/t. Lakukan analisa terhadap kecepatan berjalan dan
berlari anda. Kira kira, berapa kecepatan lari maksimum yang dapat
anda capai?
26
yang dialami oleh benda saat berada di bawah pengaruh gaya gravitasi
bumi.
27
ℎ= J (3.1)
Gambar 3.1
Kurva ini meskipun terlihat cantik di mata tapi tidak terlalu berguna dalam
analisis fisis. Namun jika dilakukan plot kurva h terhadap nilai kuadrat dari
waktu t, kurva yang dihasilkan adalah kurva linier atau berupa garis lurus
seperti berikut ini.
Gambar 3.2
28
dihitung nilai medan gravitasi bumi g (atau lebih sering disebut percepatan
gravitasi bumi) di tempat tersebut.
29
atau tangga agar anda dapat mencapai ketinggian itu dengan
mudah.
5. Catatlah data data waktu jatuhnya bola dalam tabel berikut ini.
Bola : pingpong
Ketinggian T1 (s) T2(s) T3(s) T4(s) T5(s) ... T10(s)
50 cm
75 cm
100 cm
125 cm
150 cm
175 cm
200 cm
225 cm
250 cm
275 cm
30
7. Untuk percobaan dengan sepotong balok kayu, lapisi lantai dengan
sepotong papan atau tripleks sebelum melakukan percobaan. Atau
lakukan percobaan di luar rumah sehingga lantai rumah tidak rusak
oleh jatuhnya kayu itu. Catat data datanya dalam tabel terpisah
1
2
3
4
5
10
∑ ̅
Rata rata( ̅ = =
∆=
Hasil pengukuran:
t=
Nilai rata rata waktu dicari dengan menjumlahkan kesepuluh data
dan membagi hasilnya dengan 10 (n = 10 dari sepuluh kali
mengulang)
̅= ∑
31
̅
Nilai ralat adalah nilai kesalahan saat pencatatan data karena
berbagai faktor yang acak. Nilai hasil pengukuran dinyatakan
sebagai:
= ̅ ± ∆
Lakukan penghitungan ini untuk pengukuran waktu jatuhnya bola
pada setiap ketinggian, dengan bentuk tabel seperti di atas.
2. Ambil data rata rata waktu jatuh untuk setiap ketinggian dan
tuliskan dalam tabel berikut ini:
No. Ketinggian Waktu rata rata t (s)
1 50 cm
2 75 cm
3 100 cm
4 125 cm
5 150 cm
6 175 cm
7 200 cm
8 225 cm
9 250 cm
10 275 cm
3. Buatlah grafik ketinggian jatuh bola sebagai fungsi waktu jatuh (t)
(ketinggian h di sumbu y, dan waktu t pada sumbu x).
Bagaimanakan bentuk kurva yang anda peroleh? jelaskan.
32
5. Dari grafik pada langkah (4), tentukan gradien kurva. Dari nilai
gradien kurva tentukan besar percepatan gravitasi bumi di
tempat anda melakukan eksperimen. Petunjuk: gradien kurva
dapat dihitung dengan cara mencari garis lurus yang paling
bagus mewakili data, lalu ambil rasio ∆y/∆x.
6. Berikan komentar anda tentang hasil yang anda peroleh pada (5)
ditinjau dari efek benda yang digunakan. Benda manakah yang
dapat memberikan angka percepatan gravitasi bumi yang paling
mendekati dengan angka ideal 9,8 m/s2?
7. Adakah pengaruh tinggi jatuh benda terhadap ketelitian nilai
percepatan gravitasi yang anda peroleh?
8. Apa saran saran yang dapat anda berikan untuk dapat membuat
percobaan ini lebih presisi dalam menghitung nilai ercepatan
gravitasi bumi?
33
PERCOBAAN 4 GERAK PARABOLA
34
adalah sebesar (- g) karena ada gaya gravitasi yang bekerja pada benda
Karena tidak ada gaya yang bekerja pada arah sumbu x, maka kecepatan
ke arah sumbu x bersifat konstan. Sementara pada arah sumbu y, ada
gaya yang mempengaruhinya sehingga kecepatan ke arah sumbu y tidak
konstan tetapi berubah sebagai fungsi waktu:
N" =NO" =NOcosR, NM = NOM =NOsinR J.
35
Gambar 4.2 Gerak benda yang bergerak horizontal lalu jatuh pada tebing
H= 12 J .
2 NOJ
36
4.3 ALAT DAN BAHAN
Perangkat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Bola pingpong 1 buah.
2. Bola tennis 1 buah.
3. Stopwatch (aplikasi smartphone) 1 buah.
4. Meja 1 buah.
5. Tali meter/mistar 1 buah.
6. Aplikasi Slow Motion di smartphone.
7. Phone holder 1 buah.
37
Gambar 4.3
38
3. Ulangi percobaan di atas dengan mengganti bola pingpong
dengan bola tennis. Untuk langkah ini, bola tennis cukup
didorong saja dengan tangan agar mencapai bibir meja dan jatuh
ke bawah. Lakukan 10 kali pengukuran dengan kekuatan dorong
yang bervariasi agar jarak jatuhnya bola di lantai berbeda beda.
39
jatuhnya bola. Usahakan posisi kamera untuk dapat merekam
seluruh bagian dari gerak benda. Saat pengambilan video,
kamera tidak boleh bergerak. Lakukan perekaman video untuk
gerak kedua bola yang tersedia (bola pingpong dan bola tennis).
Kemudian lakukan playback dengan slow motion. Apakah anda
dapat melihat bahwa bola bergerak dalam lintasan yang
melengkung ke bawah?
8. Simpan semua foto dan video yang anda dapat dalam satu
folder, dan berikan foto dan video terbaik anda pada asisten.
T">U$
1. Dengan menggunakan persamaan ℎ= $ , hitunglah kecepatan
awal dari setiap data jarak yang anda dapatkan pada percobaan
40
menjatuhkan bola dari ujung meja. Gunakan nilai g sebesar 9,8
41
8.
9.
10.
4. Gunakan video yang anda rekam dan foto multiple shot untuk
menggambarkan lintasan lengkung yang ditempuh bola saat jatuh.
Berikan analisa anda.
42
Mengamati pengaruh gaya gesekan benda pada bidang datar.
Menghitung koefisien gesekan statik dan kinetik permukaan
fs (max) =µsN
fk =µk N
Adanya gaya gesek yang bekerja pada suatu sistem benda menyebabkan
adanya mekanisme kehilangan energi pada sistem tersebut.
43
5.3 ALAT DAN BAHAN
1. Sepotong papan berukuran panjang 1 meter, lebar 15-18 cm.
2. Beberapa potongan kayu berbentuk balok dalam beberapa ukuran
(misalnya potongan balok 5x5 sepanjang 5 cm, 7,5 cm, 10 cm, 15 cm)
3. Timbangan (timbangan digital atau timbangan dapur)
4. Stop watch.
5. Busur.
6. Mistar/tali ukur.
Gambar 4.1
2. Taruhlah papan dalam posisi horizontal. Kemudian taruhlah satu
potongan kayu (sebut benda B) di atas papan di sekitar pertengahan
papan (berjarak sekitar 50 cm dari salah satu ujung papan). Ambillah
rekaman video untuk percobaan anda. Angkat salah satu ujung papan
secara perlahan lahan sehingga membentuk bidang miring dan
perhatikan saat benda B tepat akan bergerak. Posisi tepat akan
bergerak adalah saat benda belum bergerak, tetapi jika dimiringkan
sedikit lagi benda B akan bergerak turun di bidang miring. Pada posisi
tepat akan bergerak, besarnya gaya gesek statis sama dengan
44
komponen gaya berat ke arah sejajar bidang miring. Catat besar sudut
bidang miring. Lakukan pengukuran sudut untuk benda B yang sama
sebanyak lima kali. Catat data yang anda peroleh pada tabel berikut
ini. Berikan penjelasan keadaan benda B pada kolom keterangan.
5. Ulangi langkah (4) untuk semua potongan balok kayu yang tersedia.
45
2. Ambillah nilai rata rata dari sudut kemiringan bidang miring dan
lakukan perhitungan ketidakpastian (ralat) terhadap besar sudut yang
tercatat.
3. Dari besarnya sudut (rata rata) kemiringan bidang miring saat benda B
tepat akan bergerak, hitunglah besar koefisien gesek statis permukaan
papan (yang menjadi bidang miring) untuk setiap percobaan dengan
benda B yang berbeda.
6. Hitunglah nilai rata rata dari waktu turunnya benda B pada bidang
miring dan lakukan perhitungan ketidakpastiannya.
46
6.2 DASAR TEORI
Berdasarkan keadaan gerakan benda ketika bergerak, kita dapat
membagi gerak benda menjadi gerak translasi dan gerak rotasi. Gerak
translasi adalah gerakan benda dalam berpindah tempat yang tidak
mengubah orientasi benda dalam ruang. Misalnya sebuah benda yang
permukaannya mengarah ke arah kiblat, selama pergerakannya berpindah
dari satu tempat ke tempat lain arah permukaannya tetap menghadap
kiblat, maka gerak ini termasuk dalam gerak translasi. Gerakan benda
partikel dimana ukuran benda tidak diperhatikan, umumnya dibahas
sebagai gerak translasi. Gerak rotasi adalah gerakan beda yang
menyebabkan orientasi benda berubah ubah saat bergerak. Misalnya
orang yang menari dan melakukan gerakan spin, dimana tubuhnya
berputar (dengan sumbu putar adalah sumbu vertikal searah dengan
badannya), maka ini termasuk gerak rotasi. Sebuah bola yang ditendang
oleh pemain dapat mengalami gerak rotasi, dimana selain dari berpindah
dari satu titik ke titik yang lain bola juga mengalami gerak putar (rotasi),
sehingga menghasilkan tendangan yang melengkung ke arah gawang.
Tendangan ini begitu khas sehingga dikenal dengan nama bananarama,
atau tendangan pisang dalam bahasa kita.
Gerak rotasi terjadi untuk benda pejal, yaitu benda padat yang
bentuknya mempengaruhi keadaan gerak dan bentuknya tetap, tidak
berubah selama mengalami gerak. Jika gerak translasi dipengaruhi oleh
gaya, gerak rotasi dipengaruhi oleh momen gaya. Momen gaya
didefinisikan sebagai gaya dikali dengan jarak titik kerja gaya terhadap titik
rotasi benda dengan mengikuti kaidah perkalian vektor:
Gambar 6.1 Gambaran momen gaya yang bekerja pada sebuah batang
sepanjang d
47
W=X Y
dengan d adalah jarak titik kerja gaya dengan titik pusat rotasi batang O.
Momen inersia mempengaruhi keadaan gerak melalui persamaan hukum
= F JsinRF+[/^
r adalah jari jari benda (benda silinder atau bola), m adalah massanya, dan
I adalah momen inersia benda. Dari persamaan tersebut, jika percepatan
benda saat menuruni bidang miring dapat diukur, maka momen inersia
benda itu dapat dihitung menggunakan persamaan:
[= ^ _FJsinRF‘
48
Gambar 6.2 Silinder atau bola yang bergerak menggelinding di bidang
miring.
49
di ujung bawah bidang miring. Lakukan pengulangan sebanyak 10
kali. Catatlah data waktunya pada tabel. Waktu turunnya bola
pingpong juga bisa diukur menggunakan aplikasi video.
4. Ulangi langkah (2) untuk bola tennis, botol air mineral yang diisi
penuh dengan air dan botol air mineral saat kosong.
Botol air mineral terisi penuh, jari jari ........... mm, massa .........
gram
No Waktu turunnya bola (s) Keterangan
50
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bola air mineral kosong, jari jari ........... mm, massa ......... gram
No Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
51
miring. Kemudian gunakan hasil perhitungan percepatan untuk
menghitung momen inersia benda. Gunakan petunjuk tabel berikut
untuk melakukan perhitungan. Berikan hasil perhitungan dalam
satuan seperti yan dikehendaki oleh tabel.
Benda: Botol air mineral yang penuh terisi air, jari jari..... mm,
massa ..... gram.
No. Sudut kemiringan Waktu turun rata Percepatan Momen Inersia
(derajat) rata (s) turun (m/s2) (kg.m2)
52
Benda: Botol air mineral yang kosong, jari jari..... mm, massa .....
gram.
No. Sudut kemiringan Waktu turun rata Percepatan Momen Inersia
(derajat) rata (s) turun (m/s2) (kg.m2)
PERCOBAAN 7 BANDUL
53
yang berupa titik tak berdimensi yang digantungkan dengan menggunakan
seutas tali tak bermassa. Jika diberi simpangan, bandul ini akan berosilasi
atau bergetar dengan ragam getaran yang selaras. Gerak bandul ini
mendekati Gerak Harmonis Sederhana (GHS) jika sudut simpangannya
tidak terlalu besar. Dengan sudut osilasi getaran yang kecil, periode
getaran bandul matematis di tempat dekat permukaan bumi yang memiliki
percepatan gravitasi g dinyatakan dengan:
l
T = 2π g
54
I
T = 2π
mga
Gambar 7.2 Batang yang diayunkan pada salah satu ujung sebagai
contoh bandul fisis
55
Gunakan tempat yang cocok untuk menggantung. Kemudian
usahakan bandul berada dalam keadaan setimbang.
2. 60 cm 1. 1. 2.
2. 3. 3. 4.
4. 5. 5. 6.
6. 7. 7. 8.
8. 9.
9. 10
10
56
3 70 cm 1. 2. 1. 2.
3. 4. 3. 4.
5. 6. 5. 6.
7. 8. 7. 8.
9. 9.
10 10
4 80 cm 1. 2. 1. 2.
3. 4. 3. 4.
5. 6. 5. 6.
7. 8. 7. 8.
9. 9.
10 10
5 90 cm 1. 2. 1. 2.
3. 4. 3. 4.
5. 6. 5. 6.
7. 8. 7. 8.
9. 9.
10 10
6 100 cm 1. 2. 1. 2.
3. 4. 3. 4.
5. 6. 5. 6.
7. 8. 7. 8.
9. 9.
10 10
7 110 cm 1. 2. 1. 2.
3. 4. 3. 4.
5. 6. 5. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9. 10
10
57
8 120 cm 1. 2. 1. 2.
3. 4. 3. 4.
5. 6. 5. 6.
7. 8. 7. 8.
9. 9.
10 10
B. Bandul Fisis
1. Gantungkan batang pada salah satu ujung. Usahakan dalam
keadaan tergantung, batang dapat berosilasi dengan mudah
tanpa kendala.
2. Tunggu batang hingga menjadi stabil (tidak lagi bergoyang
sendiri). Kemudian berilah simpangan yang kecil pada batang
(kurang dari 10o) lalu lepaskan.
3. Tunggulah agar ayunan menjadi stabil dan catatlah waktu yang
diperlukan batang untuk melakukan 10 osilasi.
4. Ulangilah langkah 3 sebanyak 10 kali.
5. Ulangi percobaan untuk batang yang lain..
6. Catatlah data-data yang anda peroleh dalam tabel seperti berikut
ini:
No. Panjang batang Waktu untuk 10 osilasi Waktu untuk 1 osilasi (T)
1. a= 1. 1. 2.
2. 3. 3. 4.
4. 5. 5. 6.
6. 7. 7. 8.
8. 9.
9. 10
10
2. b= 1. 1. 2.
2. 3. 3. 4.
4. 5. 5. 6.
6. 7. 7. 8.
8. 9.
9. 10
10
58
persamaan periode osilasi untuk bandul matematis dan bandul fisis.
3. Ambillah nilai rata rata dari data waktu satu kali osilasi bandul
(periode osilasi) yang anda ukur dalam percobaan. Kemudian
perkirakan nilai kesalahan yang mungkin ada dalam pengukuran
waktu yang anda lakukan.
59
8.2 DASAR TEORI
Bila pegas yang memiliki tetapan elastik k diberi beban sebesar W =
m.g, dengan m adalah massa beban, maka pegas akan bertambah
panjang sebesar ∆x dimana berlaku hubungan (hukum Hooke):
m.g = k.∆x
Hubungan linier ini berlaku hanya di dalam jangkauan elastik dari pegas.
Terdapat satu nilai W maksimum yang boleh diberikan pada pegas
sebelum pegas melampaui batas elastiknya. Jika beban yang diberikan
melebihi nilai W maksimum, pegas tidak akan dapat kembali ke keadaan
semula. (Dengan kata lain: rusak atau aus).
Jika pegas yang mendapat pembebanan tersebut ditarik (diberikan
gaya tambahan atau energi potensial) kemudian dilepaskan, maka pegas
beserta beban akan berosilasi dengan periode osilasi sebesar :
m
T =2π k
Sebuah pegas ideal yang diberi simpangan akan mengalami osilasi secara
terus menerus dalam bentuk getaran harmonik sederhana selama tidak
diberikan mekanisme kehilangan energi padanya. Namun di dalam
kenyataan praktis pegas ideal sukar sekali diwujudkan, selalu ada
mekanisme yang menyebabkan getarannya teredam, baik yang
disebabkan oleh udara atau oleh pegas itu sendiri. Namun untuk
pengamatan dalam waktu yang singkat, getaran tersebut dapat dianggap
sebagai getaran harmonik sederhana.
60
1. Karet gelang secukupnya (sebagai pengganti pegas untuk
percobaan normal di laboratorium).
2. Botol air mineral 600 ml.
3. Wadah ukur.
4. Stopwatch.
5. Mistar/pita ukur.
6. Tempat menggantung botol.
7. Air secukupnya.
Gambar 8.1 Contoh wadah ukur yang dapat digunakan untuk percobaan
ini, yang tersedia di toko toko barang plastik.
61
Gambar 8.2 Contoh karet gelang sebagai pengganti pegas
62
mula mula botol dalam keadaan kosong. Ukur panjang karet
gelang mula mula.
5. Sekarang kurangi air dari dalam botol sebanyak 100 ml dan catat
panjang karet gelang. Lakukan terus hingga air dalam botol
habis.
63
1 0 (botol 0
kosong)
2 100 -100
3 200 -200
4 300 -300
5 400 -400
6 500 -500
B. Pengamatan Dinamik
9. Isikan air sebanyak 100 ml ke dalam botol, dan gantungkan botol
(karet gelang) pada sebuah gantungan yang tetap dan kokoh
(seperti gagang pintu). Setelah posisi botol stabil dan sistem
setimbang, tarik botol ke bawah kira kira sejarak 2 cm (dalam
bahasa fisika, berikan simpangan sebesar 2 cm), kemudian
lepaskan. Sistem akan berosilasi. Usahakan sistem berosilasi
hanya dalam arah vertikal saja, tidak ada gerakan ke samping
atau gerakan memutar (wobbly). Dengan menggunakan
stopwatch, ukur durasi waktu sistem melakukan 10 osilasi.
Ulangi pengukuran sebanyak 5 kali.
10. Kemudian tambahkan air sebanyak 100 ml ke dalam botol, dan
ukur waktu untuk 10 osilasi. Juga lakukan 5 kali pengulangan.
Lakukan terus hingga botol penuh.
64
11. Tuliskan data data yang diperoleh pada tabel di bawah ini.
No. Volume air dalam Waktu 10 Waktu 1 Rata rata waktu
botol (ml) osilasi (s) osilasi (s) 1 osilasi (s)
1 100 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
2 200 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
3 300 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
4 400 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
5 500 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6 600 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
12. Ganti karet gelang dengan karet yang lain, lalu lakukan kembali
tahap tahap percobaan osilasi di atas.
65
8.5 ANALISA DAN TUGAS
1. Dengan menggunakan software Microsoft Excel, lakukan perhitungan
ralat untuk data data yang anda peroleh. Dalam Microsoft Excel anda
hanya perlu membuat satu template perhitungan ralat, dan akan
mengefisienkan waktu untuk perhitungan yang banyak. Hubungi
asisten tentang bagaimana cara membuat template perhitungan ralat.
2. Sajikan data data pengukuran statik dalam grafik, dengan massa air
sebagai sumbu X dan panjang karet sebagai sumbu Y. Bagaimanakah
bentuk kurva yang anda peroleh? Hitunglah konstanta elastik karet
dengan menggunakan nilai gradien garis di grafik.
4. Pada percobaan dinamik, sajikan data data dalam grafik, kali ini
massa air di sumbu X dan kuadrat periode (T 2) sebagai sumbu Y.
Bagaimanakah bentuk kurva yang anda peroleh? Apakah anda dapat
menggunakan gradien kurva untuk menghitung nilai konstanta elastik
karet gelang?
6. Apa yang kira kira akan terjadi jika jumlah karet gelang ditambah?
Bagaimana jika karet gelang diganti dengan karet ban sepeda motor?
66