Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN METODE ANOVA UNTUK ANALISIS SIFAT MEKANIK

KOMPOSIT SERABUT KELAPA


Junri Lasmon Marpaung, Agung Sutrisno, Romels Lumintang
Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus UNSRAT, Manado

ABSTRAK
Uji Anova juga adalah bentuk uji hipotesis statistik dimana kita mengambil
kesimpulan berdasarkan data atau kelompok statistik inferensif. Hipotesis nol dari uji
Anova adalah bahwa data adalah simple random dari populasi yang sama sehingga
memiliki ekspektasi mean dan varians yang sama.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan bending yang
optimal dari komposit serat sabut kelapa pada fraksi volume 0% serat 100% resin, 10%
serat 80% resin, 20% serat 80% resin, 30% serat 70% resin, 40% serat 60%resin, 50%
resin 50%serat, 60% resin 40% serat dan 70% Serat 30% resin dengan perlakuan alkali
(NaOH) selama dua jam dan tanpa perlakuan serta mengetahui hasil patahan pada
spesimen yang memiliki harga optimal dari pengujian bending.
Berdasarkan analisis anova dengan persentase eror 0,05 diperoleh F hitung > F
crit sehingga menjawab hipotesa bahwa perlakuan serat mempenggaruhi sifat mekanik
kekuatan bending F = 7.752752499 F crit = 2.657197 tanpa perlakuan.

Kata kunci : Metode Uji Anova; Analisis Sifat Mekanik Komposit; Serabut
Kelapa

ABSTRACT
Anova test is a form of statistical hypothesis testing where we draw
conclusions based on data or inferential statistical groups. The null hypothesis of the
Anova test is that the data is a simple random of the same population so that it has same
mean and variance expectation.
The aim of research is to obtain the optimum bending strength of coco fiber
composite for volume fraction of 0 % fiber and 100% resin, 10% fiber and 90% resin,
20% fiber and 80%resin, 30% fiber and 70% resin, 40% fiber and 60% resin, 50% fiber
and 50% resin, 60% fiber and 40% resin, 70% fiber and 30% resin with alkali treatment
for two hours and without treatment, and find the result of fracture at the specimens.
Based on anova analysis with error percentase 0,05 obtained F count> F crit
so that answer hypothesis to fiber treatment affect mechanical properties of bending
strength F = 7.752752499 F crit = 2.657197 without treatment.

Keywords : Anova Test Methods, Analysis Of Composite Mechanical Properties,


CoconutFibers.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 151


I. PENDAHULUAN komposit adalah suatu material yang
1.1 Latar Belakang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
Tujuan pada penelitian ini adalah material pembentukanya melalui
untuk mengetahui pengaruh perlakuan campuran yang tidak homogen, dimana
serat cocofibre terhadap sifat mekanik sifat mekanik dari masing-masing
dengan melalui pengujian mekanik material pembentukanya berbeda.
(bending) dan untuk menunjukkan
bahwa material komposit dengan serat 1.2 Perumusan Masalah
pengisi cocofibre secara teknis dapat Dalam penelitian dirumuskan masalah
digunakan dibidang industri dan secara bagaimana cara menganalisis sifat
ekonomis relatif sama dengan material mekanik komposit serabut kelapa
FRP(fibre reinfored plastic). dengan penerapan metode Analisys Of
Ditinjau dari penilitian yang telah Varians (Anova).
dilakukan diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa kekuatan bending 1.3 Tujuan Penelitian
dipengaruhi oleh adanya variasi fraksi Penelitian ini untuk mengetahui
volume (Vf) semakin tinggi fraksi pengaruh penggunaan serat sabut
volumenya maka semakin tinggi pula kelapa pada komposit dengan matriks
kekuatannya. Dari hal tersebut penulis resin polyester terhadap sifat mekanik.
mencoba meneliti komposit berpenguat
serat sabut kelapa lurus dengan 1.4 Batasan Masalah
perlakuan alkali 2 jam dan tanpa Untuk membatasi permasalahan, maka
perlakuan alkali dengan variasi fraksi penulis melakukuan pembatasan
volume serat (Vf) 10%, 20%, 30%, masalah penelitian atara lain:
40%, 50%, 60% dan 70% bermatrik a) Komposit terbuat dari serabut
polyester BQTN 157 diinginkan kelapa.
(Mikell, 1996). Definisi yang lain
yaitu,menurut Matthews (1993),

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 151


b) Penerapan metode anova untuk diantaranya sehingga mampu
menganalisis sifat mekanik komposit menampilkan sifat-sifat yang
serabut kelapa diinginkan (Mikell, 1996). Definisi
c) Analisis sifat mekanik komposit yang lain yaitu,menurut Matthews
dibatasi pada kekuatan bending (1993), komposit adalah suatu material
dengan dan tanpa perlakuan NaOH. yang terbentuk dari kombinasi dua atau
d) Metode anova denga lebih material pembentukanya melalui
menggunakan Microsoft Excel. campuran yang tidak homogen, dimana
sifat mekanik dari masing-masing
material pembentukanya berbeda.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk 2.2 Klasifikasi komposit
memberikan penggetahuan sifat Secara umum klasifikasi
mekanik serabut kelapa dengan komposit sering digunakan antara lain
menggunakan metode anova. seperti:
Klasifikasi menurut kombinasi material
II. LANDASAN TEORI utama, seperti metal-organik atau metal
Komposit berasal dari kata kerja “to anorganic.
compose” yang berarti menyusun atau Klasifikasi menurut karakteristik
menggambung. Jadi secara sederhana blukfrom, seperti sistem matrik atau
bahan komposit berarti bahan laminate.
gabungan dari dua atau lebih bahan Klasifikasi menurut distribusi unsur
yang berlainan komposit merupakan pokok, seperti continuous dan
rangkaian dua atau lebih bahan yang discontinous.
digabung menjadi satu bahan secara Klasifikasi menurut fungsinya, seperti
mikroskopis dimana bahan elektrikal atau struktural.
pembentuknya masih terlihat seperti
aslinya dan memiliki hubungan kerja

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 152


Secara garis besar komposit disebut dengan FRP (Fiber Reinforced
diklasifikasikan menjadi tiga macam Polymer).
(Jones, 1975), yaitu:
1. Komposit serat (Fibrous 2.3.1 Serat
Composites) Serat atau fiber dalam bahan komposit
2. Komposit partikel (Particulate berperan sebagai bagian utama yang
Composites) menahan beban, sehingga besar
3. Komposit lapis (Laminates kecilnya kekuatan bahan komposit
Composites) sangat tergantung dari kekuatan serat
pembentuknya. Semakin kecil bahan
2.3 Unsur Utama Pembentuk (diameter serat mendekati ukuran
Komposit FRP kristal) maka semakin kuat bahan
Konsep material yang diperkuat tersebut, karena minimnya cacat pada
dengan serat sebenarnya telah material
ditemukan pada penggunaan jerami
sebagai penguat dalam batu bata yang 2.3.2 Sabut Kelapa
diproduksi tahun 800 SM di Israel. Sabut kelapa merupakan bahan yang
Sedangkan di Amerika Serikat, mengandung lignoselulosa yang dapat
penggunaan penguat serat gelas pendek dimanfaatkan sebagai salah satu
untuk campuran semen telah dilakukan alternatif bahan baku Sabut kelapa,
sejak tahun 1930-an dan material kulit kelapa yang terdiri dari serat yang
dengan matriks resin yang diperkuat terdapat diantara kulit dalam yang keras
serat (komposit yang kita kenal hari ini) (batok), tersusun kira-kira 35 % dari
sudah mulai dikembangkan sejak tahun berat total buah kelapa yang dewasa.
1940-an. Dalam paper ini, istilah Untuk varitas kelapa yang berbeda
komposit yang digunakan nanti akan tentunya presentase di atas akan
merujuk kepada polimer yang berbeda pula.
diperkuat dengan serat atau biasa

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 153


umumnya lebih ductile mempunyai
kekuatan dan regiditas yang lebih
rendah syarat pokok matrik yang
Gambar 2.1 Serat Sabut Kelapa digunakan dalam komposit adalah
matrik harus bisa meneruskan beban
2.3.3 Serat Sebagai Penguat sehingga serat harus bias melekat pada
Secara umum dapat dikatakan bahwa matrik dan kompatibel antara serat dan
fungsi serat adalah sebagai penguat matrik artinya tidak ada reaksi yang
bahan untuk memperkuat komposit mengganggu.
sehingga sifat mekaniknya lebih kaku,
tangguh dan lebih kokoh dibandingkan 2.3.5 Perlakuan Alkali ( NaOH )
dengan tanpa serat penguat, selain itu NaOH atau sering disebut alkali
serat juga menghemat penggunaan digunakan untuk menghilangkan
resin. kotoran atau lignin pada serat dengan
Kaku adalah kemampuan dari suatu Sifat alami serat adalah Hyrophilic,
bahan untuk menahan perubahan yaitu suka terhadap air berbeda dengan
bentuk jika dibebani dengan gaya polimer yang hidrophilic. Pengaruh
tertentu dalam daerah alastis pada perlakuan alkali terhadap sifat
pengujian bending. Tangguh adalah permukaan serat alam selulosa telah
bila pemberian gaya atau beban yang diteliti dimana kandungan optimum air
menyebabkan bahan-bahan tersebut mampu direduksi sehingga sifat alami
menjadi patah pada pengujian titik hyrophilic serat dapat memberikan
lentur. ikatan interfacial dengan matrik secara
optimal (Bismarck dkk 2002).
2.3.4 Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit 2.3.7 Fraksi Volume
yang mempunyai bagian atau fraksi Jumlah kandungan serat dalam
volume terbesar (dominan) matriks komposit, merupakan hal yang menjadi

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 154


perhatian khusus pada komposit 𝑤𝑓 : berat serat
berpenguat serat. Untuk memperoleh 𝑤𝑐 : berat komposit
komposit berkekuatan tinggi, distribusi 𝜌𝑐 : density serat
serat dengan matriks harus merata pada 𝜌𝑓 : density komposit
proses pencampuran agar mengurangi 𝑉𝑓 : fraksi volume serat
timbulnya void. Untuk menghitung
𝑉𝑚 : fraksi volume matrik
fraksi volume, parameter yang harus
𝑣𝑓 : volume serat
diketahui adalah berat jenis resin, berat
𝑣𝑚 : volume matrik
jenis serat, berat komposit dan berat
serat. Adapun fraksi volume yang
2.3.8 Pengujian Sifat Mekanik
ditentukan dengan persamaan (Harper,
Pengujian kekuatan lentur/bending
1996) :
dimaksudkan untuk mengetahui
𝑤𝑓 𝜌𝑓 𝑉𝑓
𝑊𝑓 = = = ketahanan komposit terhadap
𝑤𝑐 𝜌𝑐 𝑉𝑓
𝜌𝑓 pembebanan pada titik lentur. Di
𝑉 ……....………(2.1)
𝜌𝑐 𝑓
𝜌
samping itu pengujian ini juga
𝑉𝑓 = 𝜌𝑐 𝑊𝑓 = 1 - 𝑉𝑚 ………………(2.2)
𝑓 dimaksudkan untuk mengetahui
Jika selama pembuatan komposit keelastisitasan suatu bahan. Pada
diketahui massa fiber dan matrik, serta pengujian ini terhadap sampel uji
density fiber dan matrik, maka fraksi diberikan pembebanan yang arahnya
volume dan fraksi massa fiber dapat tegak lurus terhadap arah penguatan
dihitung dengan persamaan serat.
(Shackelford, 1992) :
𝑉𝑓 =
𝑤𝑓
⁄𝜌𝑓
𝑤𝑓 𝑤 ……………………(2.3)
⁄𝜌𝑓 + 𝑚⁄𝜌𝑚 Gambar 2.2 Penampang uji bending
dimana : Sumber : (Standart ASTM D
𝑊𝑓 : fraksi berat serat 6110)

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 155


Momen yang terjadi pada komposit L = jarak antara titik tumpuan (mm)
dapat dihitung dengan persamaan : b = lebar spesimen (mm)
𝑝
𝑀 = ⁄2•𝐿⁄2……………………(2.1) d = tebal spesimen (mm)

Menentukan tegangan bending δ = defleksi (mm)

menggunakan persamaan (Standart D : kekakuan (N𝑚𝑚2 )

ASTM D 6110) : E : modulus elastisitas (N𝑚𝑚2 )


𝑀•𝑌 I : momen inersia (mm4)
σ= 𝐼
𝑃 𝐿 1
• • •𝑑
2 2 2
= 1 2.3.9 Teori Tentang Anova
•𝑏.•𝑑³
12
1 Uji Anova adalah bentuk khusus dari
•𝑃•𝐿•𝑑
8
= 1 analisis statistik yang banyak
•𝑏•𝑑³
12
1
𝑃•𝐿
digunakan dalam penelitian
8
= 1
12
𝑏•𝑑² eksperimen. metode analisis ini
3•𝑃•𝐿 dikembangkan oleh R.A Fisher. Uji
σb = ……………..(2.2)
2•𝑏•𝑑²
Anova juga adalah bentuk uji hipotesis
Sedangkan untuk menentukan modulus
statistik dimana kita mengambil
elastisitas bending menggunakan
kesimpulan berdasarkan data atau
rumus sebagai berikut:
𝐿³•𝑃
kelompok statistik inferentif. Hipotesis
Eb = 4•𝑏•𝑑³•𝛿 nol dari uji Anova adalah bahwa data
Sedangkan kekakuan dapat dicari adalah simple random dari populasi
dengan persamaan (Lukkassen, D., yang sama sehingga memiliki
Meidel, A., 2003) yaitu: ekspektasi mean dan varians yang
1
I = 12 • 𝑏 • 𝑑³………………..(2.3) sama. Sebagai contoh penelitian
D = E•I perbedaan perlakuan terhadap sampel
dimana: pasien yang sama. Hipotesis nol nya
σb = tegangan bending (N/𝑚𝑚2 ) adalah semua perlakuan akan memiliki
Eb = modulus elastisitas (N/𝑚𝑚2 ) efek yang sama.
P = beban yang diberikan(N)
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 156
2.3.10 Landasan konseptual ANOVA probabilitas) yang mana lebih rendah
Seperti halnya Uji T, dalam uji Anova dari 5%, misalnya kita menggunakan
pun Anda harus menghitung statistik uji tingkat kepercayaan 95%.
(dalam hal ini adalah F- rasio) untuk
menguji pernyataan bahwa apakah III METODE PENELITIAN
kelompok yang dibandingkan memiliki 3.3 Uji Hipotesis
kesamaan atau tidak. Bahasa statistik Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu
hipotesis uji Anova dapat dituliskan Statistika Inferensial yang
sebagai berikut: H0 : M1 = M2 = M3 = 0 dipergunakan untuk menguji kebenaran
, biasanya dengan harapan bahwa Anda suatu pernyataan secara statistik dan
akan dapat menolak H0 untuk menarik kesimpulan apakah menerima
memberikan bukti bahwa hipotesis atau menolak pernyataan tersebut.
alternatif ( H1 : Tidak H0 ) . Untuk Pernyataan ataupun asumsi
menguji H0, Anda mengambil sampel sementara yang dibuat untuk diuji
secara acak kelompok kebenarannya tersebut dinamakan
peserta/sampel/responden dan dengan Hipotesis (Hypothesis) atau
menetapkan ukuran-ukuran (variabel Hipotesa. Tujuan dari Uji Hipotesis
dependen). Kemudian melihat apakah adalah untuk menetapkan suatu dasar
ukuran-ukuran tersebut berbeda berarti sehingga dapat mengumpulkan bukti
untuk berbagai kondisi. Jika berbeda yang berupa data-data dalam
maka Anda akan dituntun untuk menentukan keputusan apakah
menolak H0. Seperti pada uji statistik menolak atau menerima kebenaran dari
yang lain, kita menolak H0 ketika pernyataan atau asumsi yang telah
mendapati statistik uji yang diukur dibuat. Uji Hipotesis juga dapat
melalui F-statistik yang melebihi F memberikan kepercayaan diri dalam
tabel dengan tingkat kepercayaan pengambilan keputusan yang bersifat
tertentu. Cara lain dapat dilakukan Objektif.
dengnan melihat p-value (nilai

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 157


3.4 Bahan dan Peralatan 1. Caustic soda (soda api bubuk)
Bahan yang digunakan dalam 2. Kit motoruntuk pelekang pada
penelitian ini sebagai : cetakkan
a. Serat sabut kelapa Alat-alat yang digunakan dalam
Sabut kelapa (gonofu) direndam pembuatan sampel uji antara lain :
dalam air setelah itu dipisahkan serat- 1. Drying Oven untuk
seratnya, sebagian serat di rendam di air menghilangkan void di permukaan
murni (H2O) dan NaOH dengan kadar komposit.
5% dan sebagian serat direndam dalam 2. Alat-alat lain yang diperlukan
air biasa, setelah itu dikeringkan untuk membentuk sampel uji yaitu
sampai benar-benar kering. Langkah gergaji listrik, gunting, pisau, gelas
berikutnya serat dipotong sesuai ukuran ukur, penggaris dan jangka sorong,
spesimen lalu dicetak dicetakkan. sarung tangan, pengaduk, masker dan
b. Poliester lain-lain.
Matrik yang digunakan Resin
Polyester BQTN tipe 157 dengan bahan
tambahan katalis yang berfungsi
sebagai pengeras resin.
c. NaOH
NaOH digunakan untuk
menghilangkan kotoran atau lignin
pada serat dengan kadar 5 %. NaOH Gambar 3.1 Hasil cetakan specimen uji
merupakan larutan basa dan terkesan bending komposit serat sabut kelapa
licin dengan matrik polyester
3.6 Bahan dan peralatan lain yang
digunakan dalam penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain :

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 158


3.7 Diagram Alir Penelitian dan kekakuan bending rata-rata dari
spesimen komposit serat sabut kelapa
dengan perlakuan alkali NaOH 5%
selama 2 jam dan tanpa perlakuan
alkali.
Tabel 4.1. Data Hasil Perhitungan
Pengujian Bending Rata-Rata Tanpa
Perlakuan

KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SERAT KELAPA TANPA PERLAKUAN NaOH

Jenis Komposit
Pengujian 0%serat100 10% serat 20% serat 30% serat 40% serat 50% serat 60% serat 70% serat
% resin 90% resin 80% resin 70% resin 60% resin 50% resin 40% resin 30% resin
1 340,550.000 420,750.000 420,750.000 420,750.000 602,000.000 340,250.315 210,200.005 150,310.020
2 350,800.000 350,800.000 510,250.000 550,150.000 540,170.940 326,797.386 220,650.135 165,800.915
3 352,459.524 579,518.323 570,666.667 886,242.857 478,341.880 313,344.456 218,789.110 133,464.503

Rata-rata 347,936.508 450,356.108 500,555.556 619,047.619 540,170.940 326,797.386 216,546.417 149,858.479

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan


IV HASIL DAN Pengujian Bending Rata-rata Dengan
MBAHASANPengujian Bending Perlakuan NaOH
Berdasarkan data hasil
pengujian bending (Tabel 4.1 dan
4.1 Pengujian Bending
Berdasarkan data hasil
pengujian bending (Tabel 4.1 dan
Tabel 4.2) dapat diketahui nilai rata-
rata momen bending, Tegangan
bending, modulus elastisitas bending

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 159


4.2 Pengujian Hipotesis bending nilai optimal terdapat pada
Ho : Tidak ada pengaruh fraksi volume 40% serat dan 60% resin
penggunaan serat serabut kelapa pada dengan nilai 101.4501549 MPa,
komposit defleksi bending nilai optimal terdapat
dengan matriks rasin polyester pada fraksi volume 70% serat dan 30%
menggunakan metode anova. resin dengan nilai 2.313333333mm,
H1 : Ada pengaruh penggunaan modulus elastisitas nilai optimal
serat serabut kelapa pada komposit terdapat pada fraksi volume 100%
dengan dengan nilai 7282.674533 MPa, tetapi
matriks rasin polyester jika diberi penguat yaitu serat sabut
menggunakan metode anova. kelapa dengan fraksi volume 40% serat
dan 60% resin didapat nilai optimal
4.3. Pembahasan dengan nilai 3912.307994 MPa, dan
4.3.1 Pembahasan Hasil Pengujian nilai optimal kekakuan bending rata-
Bending rata komposit serat sabut kelapa dengan
Rata-Rata Tanpa Perlakuan. arah orientasi serat lurus pada spesimen
Berdasarkan data hasil pengujian terdapat pada 30% serat dan 70% resin
bending pada Tabel 4.1. dapat diketahui dengan nilai 619047.619 Nmm².
nilai optimal rata-rata momen bending,
tegangan bending, defleksi bending,
Modulus elastisitas dan kekakuan
bending dari spesimen komposit serat
sabut kelapa tanpa perlakuan.
Data-data yang telah diperoleh dapat
diketahui bahwa harga optimal rata-rata
Momen Bending terdapat pada fraksi
volume 30% serat dan 70% resin
dengan nilai 6000 Nmm. tegangan

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 160


Gambar 4.1 Hasil Pengujian Bending resin dengan nilai 2.416666667mm,
Rata-Rata Tanpa Perlakuan modulus elastisitas nilai optimal
Berdasarkan analisis anova dengan terdapat pada fraksi volume 100%
persentase eror 0,05 diperoleh F hitung dengan nilai 7282.674533MPa, tetapi
> F crit sehingga menjawab hipotesa jika diberi penguat yaitu serat sabut
bahwa perlakuan serat mempenggaruhi
sifat mekanik kekuatan bending F =
7.752752499 F crit = 2.657197 tanpa
perlakuan.

4.3.2 Pembahasan Hasil Pengujian


Bending
Rata-Rata Dengan Perlakuan
NaOH.
Berbeda dengan hasil pengujian
bending tanpa perlakuan, berdasarkan
tabel 4.2 data hasil yang didapat dari kelapa dengan fraksi volume 30% serat
serat sabut kelapa yang mendapat dan 70% resin didapat nilai optimal
perlakuan NaOH/alkali selama 2 jam dengan nilai 4893.410928 MPa, dan
diketahui harga optimal rata-rata nilai optimal kekakuan bending rata-
momen bending terdapat pada fraksi rata komposit serat sabut kelapa dengan
volume 30%serat dan 70%resin dengan arah orientasi serat lurus pada specimen
nilai 6366.666667Nmm. Tegangan terdapat pada 30% serat dan 70% resin
bending nilai optimal terdapat pada dengan nilai 659259.2593 Nmm²
fraksi volume 300% serat dan 70%
resin dengan nilai 115.0558681 MPa, Gambar 4.2 Hasil Pengujian Bending
defleksi bending nilai optimal terdapat Rata-Rata Dengan Perlakuan NaOH
pada fraksi volume 60% serat dan 40%

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 161


Berdasarkan analisia anova DAFTAR PUSTAKA
dengan persentase eror 0,05 diperoleh ASTM, “Annual Book of ASTM
F hitung > F crit sehingga menjawab Standard”, West Conshohocken, 2003.
hipotesa bahwa perlakuan serat Courtney, TH., 1999, Mechanical
mempenggaruhi sifat mekanik Behavi-or Of Material, Mc. Graw, Hill
kekuatan bending F = 79182.65 F crit = In-ternational Engineering, Material
2.657197 dengan perlakuan. Science/Metallurgy Series.
Crawford, R.J., 1995, Plastic
Engineering 2, Maxwell Macmilan
V. PENUTUP Interna-tional Editions. nd
5.1 Kesimpulan http://www.globalstatistik.com/uji-
Dari penelitian analisis anova anova-satu-dua-arah/
presentase eror 0,05 diperoleh F hitung http://alekkurniawan.blogspot.com/200
> F crit menghasilkan bahwa tanpa dan 9/05/kampas-rem-berbahan-
dengan perlakuan mempenggaruhi serbukkayu-
sifat mekanik kekuatan bending F = http://mustazamaa.wordpress.com/201
7.753 F crit = 2.657 0/04/15/sifat-sifat-mekanik-bahan/
Surdia, T, Saito S, 2000, Pengetahuan
5.2 Saran Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
Berdasarkan hasil analisis varians Jakarta
dengan tingkat kepercayaan 95 %, Surdia, 1992, Pengetahuan Bahan
mendapatkan bahwa variasi serabut Teknik, FT,Pradnaya Paramita, Jakarta.
kelapa pada tidak memberikan Van Vlack, L. H., 1994, terjemahan
pengaruh yang signifikan terhadap Japrie, S. Ilmu dan Teknologi Bahan, E-
hasil permukaan benda kerja dan disi kelima, Erlangga, Jakarta.
variasi memberikan pengaruh yang
signifikan.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 162

Anda mungkin juga menyukai