Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava)


TERHADAP KONSTIPASI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
DI PMB “MAWAR SHARON BIDAN SUMARIYAH”
KOTA MALANG

Oleh :
VENANSIA SE SARE
206094AJ

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS dr. SOEPRAOEN KESDAM V/BRAWIJAYA
MALANG
2021

i
SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava)


TERHADAP KONSTIPASI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
DI PMB “MAWAR SHARON BIDAN SUMARIYAH”
KOTA MALANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program


Studi Sarjana Terapan Kebidanan Institut Teknologi Sains Dan Kesehatan
RS Dr. Soepraoen Malang

Oleh :
VENANSIA SE SARE
206094AJ

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS dr. SOEPRAOEN KESDAM V/BRAWIJAYA
MALANG
2021

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Venansia Se Sare

Tempat / tanggal lahir : Ende, 13 Oktober 1997

NIM : 20.60.94 AJ

Alamat : Jln.Jurusan Ndona RT001/RW001

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus

Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Terhadap Konstipasi Pada Ibu Hamil

Trimester III Di PMB Mawar Sharon Bidan Sumariyah Kota Malang”, ini

melanjutkan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya namun dengan tempat dan responden yang berbeda.

Jika di kemudian hari saya terbukti melanggar atas pernyataan tersebut di

atas, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari almamater.

Malang, Juni 2020


Yang Menyatakan,

Venansia Se Sare
NIM 20.60.94
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini dibuat oleh Venansia Se Sare, Nim 20.60.94 AJ dengan Judul

“Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Terhadap

Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB “Mawar Sharon Bidan Sumariyah

Kota Malang” telah diuji untuk dipertahankan di hadapan tim penguji pada sidang

Skripsi Program Studi Sarjana Terapan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan

RS dr. Soepraoen Malang.

Malang, Juni 2021


Mahasiswa

Venansia Se Sare
20.60.94AJ

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Rosyidah Alfitri, S.ST., M.PH Tut Rayani A.W, S.ST., M.Keb

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini dibuat Venansia Se Sare, Nim 20.60.94 AJ dengan Judul

“Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Terhadap

Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB “Mawar Sharon Bidan

Sumariyah” Kota Malang” telah diuji untuk di pertahankan di hadapan tim penguji

pada sidang Skripsi Program Studi Sarjana Terapan Institut Teknologi Sains dan

Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang pada,

Hari :

Tanggal :

Dan disahkan oleh :

Reny Retnaningsih SST., M.Keb (…………………………) (………………)

Penguji I Tanda Tangan Tanggal

Rosyidah Alfitri, S.ST., M.PH (…………………………) (………………)

Penguji II Tanda Tangan Tanggal

Tut Rayani A.W, S.ST., M.Keb (…………………………) (………………)

Penguji III Tanda Tangan Tanggal

Mengetahui

Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen

Ina Indriati, S.ST., M.Kes

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Venansia Se Sare

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, tanggal lahir : Ende, 13 Oktober 1997

4. Agama : Khatolik

5. Kewarganegaraan : Indonesia

6. Alamat : Jln.Supriadi Gang VII No.2

7. Pendidikan :- SD Otombamba

(Lulus tahun ajaran 2010)

- SMPK St.Ursula Ende

(Lulus tahun ajaran 2013)

- SMAN 1 Ende

(Lulus tahun ajaran 2016)

- D3-Kebidanan Universitas Citra Bangsa Kupang

(Lulus tahun ajaran 2020)

8. Nama Keluarga :

- Ayah

Nama ayah : Donatus Setu

Tempat, tanggal lahir : Ende, 03 Maret 1965

Agama : Khatolik

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Guru

- Ibu

Nama Ibu : Maria Theresia Talo

Tempat, tanggal lahir : Ende, 31 Desember 1965

vi
Agama : Katolik

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : PNS

- Adik

Nama : Karlolus Se Sare, Rosalia Benedita Se Sare

Tempat, tanggal lahir : Ende, 03 Juni 2000 / Ende, 09 Agustus 2005

Agama : Katolik

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Mahasiswa, Pelajar

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat saya,

Venansia Se Sare

vii
ABSTRAK

Sare, Venansia Se. 2021. Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium
Guajava) Terhadap Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB Mawar
Sharon Bidan Sumariyah Kota Malang. Skripsi. Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Institut Teknologi Sains dan kesehatan RS dr.Soepraoen
Malang. Pembimbing I Rosyidah Alfitri, S.ST., M.PH. Pembimbing II Tut
Rayani A. W, SST, M.Keb
Kehamilan adalah proses bertemunya sel mani (spermatozoa) dan sel telur
(ovum) yang disebut pembuahan atau fertilisasi. Masalah yang sering terjadi pada masa
kehamilan akibat perubahan pada saluran pencernaan salah satunya adalah konstipasi.
Konstipasi adalah suatu keadaan dimana sekresi dari sisa roposal nutrisi tubuh dalam
bentuk feces menjadi keras dan menimbulkan kesulitan saat defekasi. Salah satu
alternative untuk mengatasi konstipasi pada ibu hamil adalah dengan mengonsumsi jus
jambu biji merah. Satu buah jambu biji merah mengandung 22,5g serat pectin dan tannin
yang dapat menarik air secara osmotis ke dalam tinja dan dengan merangsang
peristaltik kolon melalui peregangan meningkatkan air dalam feses menghasilkan feses
yang lembut dan tidak keras sehingga hanya dengan kontraksi otot yang rendah feses
dapat dikeluarkan dengan lancar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian jus jambu biji merah “psidium guajava” terhadap kejadian
konstipasi pada ibu hamil trimester III. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pre Eksperimen dengan pendekatan One-Group Pretest-Postest.
Instrument yang digunakan dalam penelitian yaitu lembar observasi dan SOP. Teknik
Sampling adalah purposive sampling pada ibu hamil trimester III di PMB mawar Sharon
bidan sumaryah kota Malang. Berdasarkan hasil analisa terdapat 16 responden yang
telah diberikan jus jambu biji merah “psidium Guajava” sebagian besar mengalami
perubahan tingkatan konstipasi dari yang sedikit konstipasi ke normal sebanyak 9 orang
(56%) dan sebagian kecil mengalami perubahan dari sangat konstipasi ke normal
sebanyak 3 orang (44%). Hasil penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan analisis
bivariate dengan uji Wilcoxon didapatkan Asymp.Slg,(2-tailed) bernilai 0,000. Karena
0,000 (p< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh jus jambu merah
“psidium guajava” terhadap perubahan konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB
mawar sharon bidan sumaryah kota Malang. Sehingga kesimpulan dalam penelitian ini
adalah H1 diterima, artinya jus jambu biji merah efektif mengatasi masalah konstipasi
pada ibu hamil trimester III. Peneliti menyarankan ibu hamil trimester III yang mengalami
konstipasi untuk meminum jus jambu biji untuk mengurangi atau menyembuhkan
konstipasi.
Kata kunci : Kehamilan, konstipasi, jus jambu biji merah “psidium guajava”

viii
ABSTRACT

Sare, Venansia Se. 2021. The Effect of Giving Red Guava Juice (Psidium Guajava)
on Constipation in Third Trimester Pregnant Women at PMB Mawar Sharon
Midwife Sumariyah Malang City. Thesis. Undergraduate Study Program in
Applied Midwifery, Institute of Science Technology and Health, dr.Soepraoen
Hospital, Malang. Advisor I Rosyidah Alfitri, S.ST., M.PH. Advisor II Tut
Rayani A. W, SST, M.Keb
Pregnancy is the process of the meeting of sperm cells (spermatozoa) and
egg cells (ova) which is called fertilization or fertilization. Problems that often occur
during pregnancy due to changes in the digestive tract, one of which is
constipation. Constipation is a condition in which the secretion of the body's
remaining body nutrients in the form of feces becomes hard and causes difficulty in
defecation. One alternative to overcome constipation in pregnant women is to
consume red guava juice. One red guava fruit contains 22.5 g of pectin fiber and
tannin which can attract water osmotically into the stool and by stimulating colonic
peristalsis through stretching increases water in the feces producing soft and not
hard stools so that only with low muscle contractions feces can be expelled.
smoothly. The purpose of this study was to determine the effect of giving red guava
juice "psidium guajava" on the incidence of constipation in third trimester pregnant
women. The research design used in this study was a Pre Experiment with a One-
Group Pretest-Postest approach. The instruments used in the study were
observation sheets and SOPs. Sampling technique is purposive sampling on third
trimester pregnant women at PMB Mawar Sharon, midwife sumaryah Malang city.
Based on the results of the analysis, there were 16 respondents who had been
given "Psidium Guajava" red guava juice, most of them experienced a change in
the level of constipation from slightly constipated to normal as many as 9 people
(56%) and a small portion experienced a change from very constipated to normal
as many as 3 people ( 44%). The results showed that based on bivariate analysis
with the Wilcoxon test, Asymp.Slg.(2-tailed) was obtained with a value of 0.000.
Because 0.000 (p < 0.05), it can be concluded that there is an effect of guava juice
"psidium guajava" on changes in constipation in third trimester pregnant women at
PMB Mawar Sharon Midwife Sumaryah Malang City. So the conclusion in this
study is that H1 is accepted, meaning that red guava juice is effective in
overcoming the problem of constipation in third trimester pregnant women.
Researchers suggest third trimester pregnant women who are constipated to drink
guava juice to reduce or cure constipation.

Keywords: Pregnancy, constipation, red guava juice “psidium guajava”

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah

memberikan kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dalam melengkapi tugas akhir ini yang

berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava)

Terhadap Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan

Sumaryah Kota Malang“ dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan (STr,

Keb) di Institut Teknologi Sains Dan Kesehatan RS dr.Soepraoen Malang

Penyusunan Proposal ini telah mendapatkan banyak bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Arief Efendi, S.MPh., S.Kep., Ners., MM., M.Kes selaku Direktur Institut

Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

2. Ina Indriati, S.ST ., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIV Kebidanan

Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

3. Reny Retnaningsih SST., M.Keb selaku Penguji Utama proposal skripsi

4. Rosyidah Alfitri, S.ST., M.PH selaku pembimbing I proposal skripsi yang

telah memberikan bimbingan sehinggga dapat terselesaikan

5. Tut Rayani A.W, S.ST., M.Keb selaku pembimbing II proposal skripsi

yang telah memberikan bimbingan sehinggga dapat terselesaikan

6. Praktek Mandiri Bidan yang telah memberikan bimbingan sehingga

dapat terselesaikan

7. Orang Tua serta Keluarga tercintaku yang telah memberikan dukungan

dan doa sehingga proposal ini dapat selesai tepat pada waktunya

x
8. Rekan seangkatanku dan pihak-pihak yang terkait yang telah banyak

membantu dalam proposal ini

Semoga Tuhan membalas semua budi baik semua pihak yang

memberi kesempatan dan dukungan dalam menyelesaikan roposal

mini.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini

masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, segala pendapat, kritikan dan saran yang

membangun sangat diharapkan, agar dapat digunakan sebagai dasar

dalam penulisan selanjutnya.

Malang, Juni 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

SURAT PERNYATAAN........................................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................................vi

KATAPENGANTAR..............................................................................................vii

DAFTAR ISI......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL....................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xii

DAFTAR SINGKATAN..........................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.........................................................................….3

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................….3

1.4 Manfaat Peulisan...............................................................................….3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan.....................................................................5

2.2 Konstipasi Pada Ibu Hamil...................................................................10

2.3 Jambu biji Merah (Psidium Guajava)...................................................16

2.4 Manfaat Relevan..................................................................................21

2.5. Kerangka Konsep...............................................................................23

2.6. Hipotesis.............................................................................................24

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain penelitian................................................................................25

3.2 Kerangka Kerja ...................................................................................25

xii
3.3 Populasi Dan Sampel..........................................................................26

3.4 Variabel Penalitian..............................................................................26

3.5 Definisi Oprasional.............................................................................27

3.6. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................................29

3.7 Instrumen Penelitian............................................................................29

3.8 Teknik Pengumpulan Data...................................................................29

3.9 Teknik Pengolahan Data.....................................................................29

3.10 Etika Penelitian.................................................................................31

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Data Umum..........................................................................................44

4.2 Data Khusus........................................................................................48

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian..............................................................52

5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................58

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan..........................................................................................59

6.2 Saran...................................................................................................60

Daftar Pustaka....................................................................................................33

Lampiran

xiii
DAFTAR TABEL

No Daftar Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Rome III Untuk Konstipasi Fungsional ............................11

Tabel 2.2 Kadar Serat Pangan Dalam Sayuran, Buah-Buahan,

Kacang-Kacangan, Dan Produk Olahannya.................................14

Tabel 2.3 Kandungan Gizi Jambu Biji Merah ..............................................18

Tabel 2.4 Nilai Gizi Jus Jambu Biji Merah Perporsi......................................21

Tabel 2.5 Penelitian Relevan.......................................................................21

Tabel 3.1 Definisi Oprasional ………………………………………...………... 27

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Usia Responden…………………………...45

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Usia Kehamilan Responden…….………..45

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Gravida Responden ……………………...46

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Pendidikan Responden……………….….47

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Pekerjaan Responden……………….…..48

Tabel 4.6 Distribusi Tingkatan Konstipasi Sebelum diberikan Jus Jambu

Biji…………………………………………………………………….49

Tabel 4.7 Distribusi Tingkatan Konstipasi Sebelum diberikan Jus Jambu

Biji…………………………………………………………………….50

Tabel 4.8 Tingkatan Konstipasi Sebelum dan Sesudah diberikan Jus Jambu

Biji……………………………………………………………………..51

xiv
DAFTAR GAMBAR

No Daftar Gambar Halaman

Gambar 2.1 Buah jambu Biji Merah............................................................17

Gambar 2.2 Jus Jambu Biji Merah..............................................................17

Gambar 2.3 Pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap

kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

mawar Sharon bidan sumaryah kota kupang .........................23

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Pengaruh Jus Jambu Biji Merah

Terhadap Konstipasi pada Ibu Hamil Trimester III Merah.......25

xv
DAFTAR LAMPIRAN

No Daftar Lampiran

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Proposal

Lampiran 2 Surat Pengantar Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 6 Lembar SOP

Lampiran 7 Lembar Observasi

Lampiran 8 Master Sheet

Lampiran 9 Uji Statistik

Lampiran 10 Dokumentasi

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing 1

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing 2

xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Arti Lambang:

% : Persentase

(…) : Tanda kurung

, : Koma

. : Titik

/ : Atau

: : Titik Dua

? : Tanda Tanya

“ : Tanda kutip

≥ : Lebih dari sama dengan

≤ : Kurang dari sama dengan

< : Kurang dari

> : Lebih dari

= : Sama dengan

& : Dan

Arti Singkatan:

AD : Angkatan Darat

AMD : Ahli Madya

BJWAT : Bates-Jensen Wound Assessment Tool

Ckm : Corps Kesehatan Militer

DINKES : Dinas Kesehatan

Dkk : Dan Kawan Kawan

dr. : Dokter

g : gram

L : Liter
Letkol : Letnan Kolonel

M.Keb : Magister Kebidanan

M.Si : Magister Sains

MKM : Magister kesehatanmasyarakat

MM : Magister Manajemen

mi : mil

mm : millimeter

Poltekkes : Politeknik Kesehatan

PMB : PraktekMandiriBidan

RCOG : Royal College of Obstetricians and Gynaecologists

SH : Sarjana Hukum

SST : SarjanaSains Terapan

SWT : Subhanahu wata’ala

SPSS : Statistical package for social science

Yth : Yang Terhormat

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan saat yang ditunggu oleh sebagian besar wanita.

Kehamilan adalah proses yang alamiah dimana perubahan-perubahan yang

akan terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis

mulai dari perubahan metabolik, kardiovaskular, hematologi, sistem respirasi,

sistem renal, sistem gastrointestinal, sistem saraf pusat dan perifer, sistem

muskuloskeletal, sirkulasi uteroplasental dan perubahan hormonal

(Rismalinda, 2015). Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus

mendapat penatalaksanaan yang benar, karena semua ini berpengaruh

terhadap morbiditas dan mortalitas. Selama kehamilan terjadi beberapa

perubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan fisik terjadi akibat faktor

hormon dan mekanis sebagai respon terhadap rangsangan fisiologis yang

diberikan oleh janin. Salah satu perubahan fisik yang terjadi yakni perubahan

pada saluran pencernaan, diantaranya mual, muntah, kembung, konstipasi

(Romauli, 2011).

Konstipasi atau sembelit adalah suatu keadaan dimana sekresi dari

sisa metabolisme nutrisi tubuh dalam bentuk feces menjadi keras dan

menimbulkan kesulitan saat defekasi (Irianti, 2014). Trottier tahun 2012

menyebutkan bahwa angka kejadian sembelit pada ibu hamil berkisar antara

11% sampai 38%, yang diakibatkan karena penurunan dari peristaltik usus

akibat dari peningkatan hormon progesteron. Konstipasi adalah suatu kondisi

ketika individu mengalami perubahan pola defekasi normal yang ditandai

dengan menurunnya frekuensi buang air besaratau pengeluaran feses yang


keras dan kering (Green & Judith, 2012). Konstipasi adalah penurunan

frekuensi buang air besar yang disertai dengan perubahan karakteristik feses

yang menjadi keras sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat

menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya (Irianti, 2014).

Konstipasi terjadi pada 10-40% wanita (Vasques, 2010). Konstipasi sering

terjadi dan disebabkan oleh penurunan motilitas usus sehingga memerlukan

waktu yang lama untuk menyerap cairan. Demikian usus dapat saling

berdesakan akibat tekanan dari uterusyang membesar (Hutahaean, 2013).

Diperkirakan 11-38 % wanita hamil mengalami konstipasi (Trottier,

2012). Konstipasi merupakan etiologi haemoroid yang paling sering.

sedangkan penelitian dari Hendry pada tahun 2010, menyatakan bahwa

insiden konstipasi pada wanita hamil di Indonesia mencapai 15-20%.

Konstipasi yang diderita masyarakat di atas usia lanjut sekitar 2-25% pada

usia 60 tahun ke atas. Wanita hamil lebih sering mengalami kesulitan buang

air besar dibanding wanita usia lanjut dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1.

Berdasarkan penelitian di Universitas Loyola pada tahun 2013 yang

melibatkan 104 wanita hamil trimester I dan 66 wanita hamil trimester III,

membuktikan bahwa 72% pada ibu hamil trimester I dan 61% pada ibu hamil

trimester III mengalami satu atau lebih gangguan pada sistem pencernaan,

termasuk konstipasi (Gathari, 2013). Data pada bulan agustus-november di

PMB “Mawar Sharon Bidan Sumariyah” Malang pada saat pemeriksaan ANC

didapatkan 12 ibu hamil trimester I, 15 ibu hamil trimester II, 26 ibu hamil

trimester III dengan keluhan konstipasi.

Permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil ini diakibatkan

peningkatan hormon progesterone yang menyebabkan relaksasi otot

sehingga usus kurang efisien, ditambah oleh penekanan rahim yang

membesar didaerah perut, selain itu konsumsi suplemen zat besi/ kalsium

2
yang tidak diserap dengan baik oleh tubuh. Menurut Tumanggor (2014),

mengatakan bahwa konstipasi memiliki beberapa gejala seperti sulit buang

air besar, kembung atau keras atau kecil. Beberapa faktor yang

mempengaruhi proses defekasi/ buang air besar antara lain : diet atau pola

nutrisi, misalnya asupan serat yang tidak adekuat, dehidrasi, obat-obatan,

penyakit, kurang latihan fisik atau imobilisasi, psikologis atau kondisi kurang

nyaman. Jika konstipasi dibiarkan berlangsung terus menerus dapat

menyebabkan timbulnya wasir, akibat terjadinya sembelit, ibu hamil akan

menjadi terlalu sering mengejan ketika buang air besar, otot-otot pada

pembuluh darah di anus melemah, akibat keduanya dapat mempertinggi

kemungkinan terjadinya wasir pada ibu hamil. Oleh karena itu, sembelit pada

ibu hamil harus segera diatasi (Harsono, 2013).

Salah satu cara untuk mengatasi konstipasi pada ibu hamil ada dua

cara yaitu farmakologi dan non farmakologi. Untuk menangani konstipasi

dengan cara farmakologi maka tenaga medis akan memberikan obat

konstipasi (antidepresan, antikolinergik, antasid, psikotropika, kodein,

laksatif, atau antasida yang terlalu sering, terutama obat yang digunakan ibu

hamil yaitu tablet besi yang dapat menyebabkan konstipasi, karena memiliki

efek menciutkan dan kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus untuk

menyebabkan konstipasi (Cholina, 2010 dalam Evi Susanti 2011).

Sedangkan cara non farmakologi tindakan pencegahan yang dapat

dilakukan adalah olahraga ringan dan ibu hamil dapat memperbanyak minum

cairan agar proses mencerna di usus menjadi lebih baik. Selain itu ibu dapat

memperbanyak makanan yang berserat tinggi (Romauli (2011).

Dalam ilmu gizi, serat berasal dari sayuran dan buah disebut dengan

serat kasar (crude fiber). WHO menganjurkan asupan serat 25-30 g/hr

(Almatsier, 2010). Seperti yang dimuat dalam Riskesdas 2013 tentang

3
perilaku pola konsumsi buah dan sayur, penduduk Indonesia memiliki

kecenderungan kurang mengkonsumsi buah dan sayur khususnya wilayah

Jawa Timur memiliki 90% kecenderungan proporsi penduduk 10 tahun

kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Salah satu buah-buahan yang tinggi

serat yaitu jambu biji merah, kandungan serat pada jambu biji per 100g

sebanyak 5,4g (Putra, 2013) dan 1 buah jambu biji merah mengandung

22,5g serat ( Almatsier, 2010). Saat ini jambu biji merah mudah ditemukan di

pasaran, karena manfaatnya yang banyak dan harganya yang terjangkau

dan apabila dijadikan jus akan menarik perhatian dengan warna merah pada

jambu biji itu sendiri.

Dalam penelitian Ardi Panggayuh 2017 pengaruh jus jambu biji

merah terhadap konstipasi wanita hamil trimester ketiga sebelum

pemberian jus jambu, sebanyak 19 responden (73%) mengalami sedikit

konstipasi, sedangkan pada responden yang sudah diberi jus jambu

sebanyak 19 responden (73%) tidak mengalami konstipasi atau dalam

kategori normal. Ini menunjukan adanya pengaruh pemberian jus jambu biji

merah terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh pemberian jus jambu biji merah (psidium

guajava) terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

Mawar Sharon Bidan Sumariyah Kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah

“Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Tehadap

Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan

Sumariyah Kota Malang”.

4
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui“Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah

(Psidium Guajava) Tehadap Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III di

PMB Mawar Sharon Bidan Sumariyah Kota Malang”

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi konstipasi pada ibu hamil trimester III sebelum

pemberian jus jambu biji merah (psidium guajava) di PMB mawar

sharon bidan sumariyah Kota Malang.

b. Mengidentifikasi konstipasi pada ibu hamil trimester III sesudah

pemberian jus jambu biji merah (psidium guajava) di PMB mawar

sharon bidan sumariyah Kota Malang.

c. Menganalisis pengaruh pemberian jus jambu biji merah (psidium

guajava) terhadap kostipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

mawar sharon bidan sumariyah Kota Malang.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

Proposal ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam

mengatasi masalah pada ibu hamil yang mengalami konstipasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Penulis

5
Dapat memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan Skripsi dan

menambah pengetahuan serta keterampilan dalam mengurangi

masalah pada ibu hamil yang mengalami konstipasi.

b. Institusi (Institut Teknologi Sains Dan kesehatan Rs Dr. Soepraoen

Kesdam V/Brawijaya Malang)

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai penilaian

terhadap mahasiswa dalam menyelesaikan proposal penelitiannya

yang berjudul pengaruh pemberian jus jambu biji merah (spidium

guajava) terhadap ibu hamil trimester III dengan konstipasi.

c. Profesi (Ikatan Bidan Indonesia)

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi Bidan

dalam mengurangi masalah konstipasi pada ibu hamil.

d. Klien

Klien dapat mengurangi masalah konstipasi yang dihadapinya

selama kehamilan.

e. Pembaca

Skripsi ini dapat berfungsi untuk menambah wawasan dan

pengetahuan tentang manfaat jus jambu (spidium guajava) untuk

mengurangi masalah konstipasi pada masa kehamilan.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah proses yang alamiah dimana perubahan-

perubahan yang akan terjadi pada wanita selama kehamilan normal

adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karena kehamilan

merupahkan proses yang alamiah maka dari itu asuhan kebidanan

kehamilan yang diberikan adalah asuhan yang meminimalkan intervensi.

(Rismalinda, 2015)

Menurut Saifuddin kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua

15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani, 2015).

Dari beberapa pengertian diatas kehamilan dapat disimpulkan

sebagai proses yang alamiah yang terjadi pada seorang wanita yang

telah melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang

mengakibatkan bertemunya sel mani (spermatozoa) dan sel telur (ovum)

yang disebut prmbuahan atau fertilisasi yang dilanjutkan dengan nidasi

sampai lahirnya janin yang normalnya akan berlangsung dalam waktu 280

hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.

5
Pengertian primigravida adalah seorang wanita yang pertama kali

hamil dan Pengertian Multigravida Multigravida adalah seorang wanita

yang sudah pernah hamil lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2008).

Kehamilan dipengaruhi berbagai hormone yaitu hormone

estrogen, progesterone, human chorionic gonadotropin, human

somatomammotropin prolactin dsb. Human chorionic gonadotropin (hCG)

adalah hormone aktif khusus yang berperan selama awal masa

kehamilan, berfluktuasi kadarnnya selama kehamilan. Terjadi perubahan

juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ system reproduksi dan

organ-organ system tubuh lainnya, yang mempengaruhi terutama oleh

perubahan keseimbangan hormonal tersebut (Icesmi dkk, 2013).

2.1.2 Klasifikasi usia kehamilan

Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, dimana trimester

satu.berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 13 minggu 27 mingu,

dan trimester ketiga 28 minggu hingga 40 minggu (Walyani, 2015). Jika

ditinjau dari lamanya kehamilan kita bisa menentukan periode kehamilan

dengan membaginya dalam 3 bagian yaitu :

a. Kehamilan trimester I (antara 0-12 minggu)

Masa triwulan I disebut juga masa organogenesis dimana

dimulainya perkembangan organ organ janin. Apabila terjadi cacat

pada bayi maka saat itulah penentuannya. Jadi pada masa ini ibu

sangat membutuhkan asupan nutrisi dan juga perlindungan dari

trauma. Pada masa ini terus mengalami perkembangan pesat untuk

mempertahankan plasenta dan pertumbuhan janin. Selain itu juga

mengalami perubahan adaptasi dalam psikologisnya yaitu ibu lebih

6
sering ingin diperhatikan, emosi ibu menjadi lebih labil akibat

pengaruh adaptasi tubuh terhadap kehamilan.

b. Kehamilan trimester II ( antara 13-28 minggu)

Dimasa ini organ-organ dalam janin sudah terbentuk tapi

viabilitasnya masih diragukan. Apabila janin lahir belum bisa bertahan

hidup dengan baik. Pada masa ini ibu sudah merasa dapat

beradaptasi dan nyaman dengan kehamilan.

c. Kehamilan trimester III (29-40 minggu)

Pada masa ini perkembangan kehamilan sangat pesat. Masa

ini disebut masa pemantangan. Tubuh telah siap untuk proses

persalinan. Payudara sudah mengeluarkan kolostrum.

2.1.3 Perubahan psikologi dan fisiologi pada kehamilan trimester III

Perubahan psikologi dan fisiologi pada kehamilan trimester III menurut

Yuanita Syaiful dkk (2019), yaitu :

a. Perubahan psikologi pada trimester III

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu/ penantian

dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar mrnunggu

kelahiran bayinya. Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan

kelahuran dan kedudukan sebagai orang tua. Pada periode ini ibu tidak

sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan,

perhatian ibu terfokus pada bayinya, gerakan janin, dan membesarnya

uterus mengingatkannya pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada

untuk melindungi bayinya dan bayinya, cedera, dan akan menghindari

orang/hal/ benda yang dianggap membahayakan bayinya. Persiapan

aktif dilakukan untuk menyambut kelahitran bayinya, mempersiapkan

7
baju bayi, menaata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat

bayinya. menduga-duga akan jenis kelamin dan rupa bayinya.

Pada trimester ketiga juga biasanya ibu merasa khawatir, takut

akan kehidupan dirinya dan bayinya, kelahiran pada bayinya,

persalinan, nyeri persalinandan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia

akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu

merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan

mudah tersinggung serta merasa menyulitkan.

b. Perubahan fisiologi

1) Sistem Reproduksi

a) Vulva dan Vagina

Pada usia kehamilan trimester III dinding vagina mengalami

banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami

peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatkan

ketebalan mukosa, mengendorkan jaringan ikat dan hipertrofi sel

otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya

dinding vagina.

b) Serviks Uteri

Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih

lanjut dari konsentrasi kalogen. Konsentrasinya Menurun secara

nyata dari keadaan yang relative dilusi dalam keadaan menyebar

(dispersi). Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan

sehingga siklus kehamilan berikutnya akan berulang.

c) Uterus

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga

pelvis dan seirang perkembangannya uterus akan menyentuh

dinding abdomen, mendorong usus ke samping dan keatas, terus

8
tumbuh sehingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus

akan berotasi kekanan, deksrorotasi ini disebabkan oleh adanya

rektosigmoid di daerah kiri pelvis.

d) Ovarium

Pada trimester III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena

telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.

2) Sistem Payudara

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran

payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna

cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan

32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental,

berwarna kuning, dan bayak mengandung lemak. Cairan ini disebut

kolostrum.

3) Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada

saat persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan

vaskularisasi. Pengaturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan

erat dengan magnesium, fosfat, hormon pada tiroid, vitamin D dan

kalsium. Adanya gangguan pada salah satu faktor ini akan

menyababkan perubahan pada yang lainnya.

4) Sistem Perkemihan

Pada kehamilan trimester III kepala janin sudah turun ke pintu atas

panggul. Keluhan kencing sering timbul lagi karena kandung kencing

akan mulai tertekan kembali. Pada kehamillan tahap lanjut pelvis

ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat

pergeseran uterus yang berat ke kanan. Perubahan-perubahan ini

9
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urindalam volume

yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urin.

5) Sistem Pencernaan

Pada trimester III napsu makan ibu semakin bertambah untuk

memenuhi kebutuhan janin dan biasanya terjadi konstipasi karena

pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut

kembung juga karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam

rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya

saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral.

6) Sistem Muskuloskeletal

Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh

secara bertahan dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan

postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok.

Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring

kedepan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat badan

pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang.

7) Sistem kardiovaskular

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar

antara 5000-12.000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan

dan masa nifas berkisar 14.000-16.000. Penyebab peningkatan ini

belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan

setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan

mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester III, terjadi

peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan

limfosit dan monosit.

8) Sistem Integumen

10
Pada wanita hamil basal metabolik rate (BMR) meninggi. BMR

meningkat hingga 15-20 persen yang umumnya terjadi pada triwulan

terakhir. Akan tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk

mendapatkan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. BMR kembali

setelah hari kelima atau pasca partum. Peningkatan BMR

mencerminkan kebutuhan oksigen pada janin, plasenta, uterus serta

peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu.

9) Sistem Metabolisme

Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukkan

perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi didalam tubuh untuk

pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan,

metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makan tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberikan ASI.

Pada wanta hamil basal metabolik rate (BMR) meninggi. BMR

menigkat hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada trimester

terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari

pembakarang hidratarang. Khususnya sesudah kehamilan 20 minggu

keatas. Akan tetapi bila dibutuhkan dibutuhkan dipakailah lemak ibu

untuk mendapatkan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. BMR kembali

setelah hari kelima atau keenam setelah pascapartum. Peningkatan

BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen pada janin,

plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat

peningkatan kerja jantung ibu.

10) Sistem berat badan dan indeks masa tubuh

Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir

kehamilan 11-12 kg. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal

11
adalah 12,5 kg. Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan

menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks masa

tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2.

11) Sistem Darah dan Pembekuan Darah

a) Sistem Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian.

Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan

didalamnya terdapat unsur-unsur padat dan sel darah. volume

darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya

adalah cairan sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah.

b) Pembekuan Darah

Trombin adalah alat dalam mengubah fibrinogen menjadi

benang fibrin. Trombin tidak ada dalam normal yang masih dalam

pembuluh darah. tetapi yang ada adalaah zat pendahulunya,

protombin yang kemudin diubah menjadi zat aktif trombin oleh

kerja trombokinase.

c) Sistem Persyarafan

Perubahan fisiologi spesifik akibat kehamilan dapat

menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular.

12) Sistem Pernapasan

Kebutuhan oksigen pada ibu hamil meningkat sebagai respon

terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan

oksigen jaringan uterus dan payudara. Peningkatan kadar estrogen.

Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan uterus yang

membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa

bergerak mengakibatkan wanita hamil mengalami kesulitan untuk

bernapas.

12
2.1.4 Ketidaknyamanan selama hamil dan cara mengatasinya

Menurut Romauli (2011) ketidaknyamanan trimester III dan cara

mengatasinya sebagai berikut :

a. Sering buang air kecil

1) Kurangi asupan karbohidrat murni dan makanan yang

mengandung gula.

2) Batasi minum kopi, teh, dan soda.

b. Hemoroid

1) Makan makanan yang berserat, buah dan sayuran serta banyak

minum air putih dan sari buah.

2) Lakukan senam hamil untuk mengatasi hemoroid.

c. Keputihan leukorhea

1) Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari.

2) Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.

3) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan syaur.

d. Sembelit

1) Minum 3 liter cairan setiap hari terutama air putih atau sari buah.

2) Makan makanan yang kaya serat dan juga vitamin C.

3) Lakukan senam hamil.

e. Sesak napas disebabkan karena adanya tekanan janin dibawah

diafragma sehingga menekan paru-paru ibu (Walyani,2015).

1) Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik napas panjang.

2) Mendorong postur tubuh yang baik.

f. Nyeri ligamentum rotundum

13
1) Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri.

2) Tekuk lutut kearah abdomen.

3) Mandi air hangat.

4) Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal

lainnya letakkan diantara lutut sewaktu dalam posisi berbaring

miring.

g. Perut kembung

1) Hindari makan makanan yang mengandung gas.

2) Mengunyah makanan secara teratur.

3) Lakukan senam secara teratur

h. Pusing /sakit kepala

1) Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.

2) Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

i. Sakit punggung atas dan bawah

1) Posisi atau sikap tubuh yang baik selama melakukan aktivitas.

2) Hindari mengangkat barang yang berat.

3) Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.

j. Varises pada kaki

1) Istirahat dengan menikan kaki setinggi mungkin untuk membalikan

efek gravitasi.

2) Jaga agar kaki tidak bersilangan.

3) Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.

2.2 Konsep Konstipasi

2.2.1 Definisi Konstipasi Pada Ibu Hamil

Wanita hamil secara fisiologis banyak mengalami perubahan pada

tubuhnya salah satunya terjadi peningkatan hormon progesteron.

14
Peningkatan hormon progesteron dapat menjadi salah satu penyebab

terjadinya ketidaknyamanan kehamilan yaitu konstipasi (Trottier, 2012).

Konstipasi pada wanita hamil umumnya merupakan konstipasi fungsional

berhubungan dengan gangguan motilitas kolon atau anorektal. Terdapat

beberapa faktor kejadian konstipasi yang sering dialami wanita hamil, yaitu

faktor usia kehamilan, asupan serat, konsumsi air putih, aktivitas fisik, dan

suplementasi besi. Ibu hamil yang mengalami ketidaknyamanan dengan

perutnya akan mudah kehilangan nafsu makan. Hal ini menyebabkan,

asupan nutrisi untuk ibu hamil dan janin akan berkurang (Lissner, 2013).

Konstipasi atau sembelit adalah kesulitan buang air besar dengan

keadaan tinja padat dan keras yang tertahan dalam waktu yang cukup lama

di dalam usus besar karena adanya kesulitan dalam pengeluaran (Berg

dkk, 2007). Menurut North American Society of Gastroenterology and

Nutrition, konstipasi adalah kesulitan atau lamanya defekasi, timbul selama

2 minggu atau lebih, dan menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien.

Konstipasi adalah suatu keadaan dimana sekresi dari sisa metabolisme

nutrisi tubuh dalam bentuk feses menjadi keras dan menimbulkan kesulitan

saat defekasi (Irianti, 2014).

2.2.2 Klasifikasi Konstipasi

Konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi konstipasi akibat kelainan

struktural dan konstipasi fungsional (Vazquez, 2010). Konstipasi akibat

kelainan struktural terjadi karena adanya obstruksi pada aliran tinja,

sedangkan konstipasi fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas

kolon atau anorektal dan terjadi reabsorpsi berlebihan. Konstipasi yang

15
sering dikeluhkan oleh ibu hamil merupakan konstipasi fungsional (Faigel,

2002).

Konstipasi fungsional dapat dikelompokkan menjadi primer atau

sekunder. Konstipasi fungsional primer tidak diketahui penyebab dasarnya.

Keadaan ini ditemukan pada sebagian besar pasien dengan keluhan

konstipasi. Konstipasi fungsional sekunder dapat ditentukan penyebab

dasarnya. Selain itu, penyakit sistemik dan efek samping pemakaian

beberapa obat tertentu merupakan penyebab konstipasi fungsional yang

sering terjadi. Klasifikasi lain dari keluhan tersebut bersifat akut atau kronis.

Konstipasi akut keluhan yang dirasakan berlangsung selama 1-4 minggu,

sedangkan konstipasi kronis bila keluhan telah berlangsung lebih dari 4

minggu (Vazquez, 2010).

2.2.3 Gejala Klinis

Gejala klinis konstipasi adalah tinja yang keras, mengedan terlalu

kuat, memerlukan waktu yang lama saat defekasi dan frekuensi defekasi

kurang dari 3 kali seminggu. Para ahli gastroenterologi di Eropa dan

Amerika telah mencoba membuat suatu kriteria sederhana untuk

menegakkan konstipasi fungsional yang dikenal dengan Kriteria Rome III

Tabel 2.1 Kriteria Rome II untuk Konstipasi Fungsional


Keluhan selama 3 bulan terakhir, tidak perlu berurutan, dan
berlangsung selama masa kehamilan dengan memenuhi 2 atau lebih
kriteria sebagai berikut:
a. Mengedan kuat pada lebih dari 1 kali dalam 4 kali defekasi

b. Konsistensi tinja keras pada lebih dari 1 kali dalam 4 kali


defekasi
c. Rasa pengeluaran tinja yang tidak komplit lebih dari 1 kali
dalam 4 kali defekasi
d. Rasa adanya obstruksi atau rasa tahanan pada lebih dari 1
kali dalam 4 kali defekasi
e. Diperlukan tindakan manual lebih dari 1 kali dalam 4 kali
defekasi (misalnya menggunakan jari, menyokong rongga
pelvis)
f. Frekuensi defekasi kurang 16dari 3 kali dalam seminggu
g. Tidak disertai tinja cair
h. Tinja yang lancar jarang terjadi tanpa menggunakan obat
laksatif
Sumber : Rome II Dalam Longstreth, et al., 2006

2.2.4 Patofisiologi Konstipasi pada Kehamilan

Tubuh seorang wanita selama hamil akan mengalami banyak

perubahan, salah satunya adalah peningkatan hormon progesteron.

Progesteron akan menyebabkan otot-otot relaksasi untuk memberi tempat

janin berkembang. Relaksasi otot ini juga akan mengenai otot usus

sehingga akan menurunkan motilitas usus yang pada akhirnya

menyebabkan konstipasi (Ojieh, 2012).

Peningkatan hormon progesteron mengakibatkan motilitas saluran

cerna menurun dan waktu makanan yang melalui usus menjadi lebih

panjang (slow-transit constipation). Waktu lintas (transit time) yang lama

membuat air semakin banyak terserap yang dapat menyebabkan

konsistensi tinja mengeras dan perut kembung selama kehamilan (Varney

dan Helen 2006). Menurut Salmah (2006), mulai dari trimester II terjadi

pembesaran rahim yang menyebabkan tonus-tonus otot saluran

pencernaan melemah, sehingga feses tertahan lama di usus dan feses

mengeras akhirnya kesulitan buang air besar.

2.2.5 Komplikasi Konstipasi pada Kehamilan

Komplikasi dari konstipasi dapat menjadi hal yang serius, seperti fecal

impaction atau obstruksi yang diakibatkan karena tinja yang mengeras.

Komplikasi lain yaitu mual, muntah, penurunan nafsu makan, hemoroid

17
sampai dapat menjadi komplikasi seperti fissura ani, inkontinensia alvi,

perdarahan pada rektum dan prolapsus uteri (Vivian, 2012).

Mengejan terlalu kuat saat defekasi dapat menyebabkan bengkak pada

daerah rektum hingga mengeluarkan darah (wasir). Hal ini dapat

berpengaruh pada saat proses persalinan, yaitu membuat ibu hamil tidak

boleh mengejan terlalu keras saat persalinan (Vivian, 2012).

2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi konstipasi pada ibu hamil

Berikut ini yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi konstipasi

pada ibu hamil :

a. Usia Kehamilan

Menurut Trottier (2012), sekitar 11 % sampai 38% ibu hamil mengalami

konstipasi, terutama pada awal kehamilan dan trimester ketiga pada masa

kehamilan. Penelitian di Univeritas Loyola pada tahun 2013 yang

melibatkan 104 wanita hamil trimester I dan 66 wanita hamil trimester III.

Penelitian membuktikan bahwa 72% pada ibu hamil trimester I dan 61 %

pada ibu hamil trimester III mengalami satu atau lebih gangguan pada

usus, termasuk konstipasi (Gathari, 2013). Pada minggu ke-9 usia

kehamilan, kesulitan untuk buang air besar sering terjadi akibat dari

tingginya kadar hormon progesteron di dalam tubuh yang memperlambat

kerja otot-otot usus halus (Ana, 2010).

b. Asupan Serat untuk Ibu Hamil

Serat mampu mengatasi konstipasi karena serat di metabolisme oleh

bakteri yang berada dan melewati saluran cerna, sehingga serat mampu

menambah volume feses, melunakkan konsistensi feses, memperpendek

waktu transit usus, dan memproduksi flatus (Kusharto, 2006).

18
Efek serat yang baik bagi tubuh yang timbul sangat dipengaruhi oleh

sifat fisik serat tersebut, seperti kelarutan dalam air, kemampuan menahan

air, kemampuan mengikat bahan organic maupun anorganik dan daya

fermentabilitas terhadap bakteri. Berdasarkan kelarutannya dalam air, serat

dapat dibedakan menjadi serat larut dan serat tak larut. Serat tak larut

adalah serat yang tidak dapat larut dalam air panas dan yang termasuk

dalam kelompok ini adalah selulosa, beberapa hemiselulosa dan lignin.

Secara umum sayur-sayuran dan gandum mengandung lebih banyak serat

tak larut. Efek kelarutannya dalam air ini akan mempengaruhi beberapa

sifat serat yang lain. Serat tak larut akan memperpendek waktu transit dan

akan memperbesar massa feses (Gallagher, 2008).

19
Tabel 2.2. Kadar Serat Pangan dalam Sayuran, Buah-buahan,

Kacangkacangan, dan Produk Olahannya

Jenis Sayuran /Buah- Jumlah Jenis Sayuran Jumlah


buahan /Kacang- serat / serat per
kacangan per 100 gram Buah- 100 gram
(dalam gram) buahan / (dalam
Kacang- gram)
kacangan
a. Sayuran
Wortel rebus 3,3 Daun papaya 2,1
Kangkung 3,1 Daun singkong 1,2
Brokoli rebus 2,9 Asparagus 0,6
Labu 2,7 Jamur 1,2
Jagung manis 2,8 Terong 0,1
Kol kembang 2,2 Buncis 3,2
Daun bayam 2,2 Nangka muda 1,4
Kentang rebus 1,8 Daun kelor 2,0
Kubis rebus 1,7 Sawi 2,0
Tomat 1,1 Brokoli 0,5
b. Buah-buahan
Alpukat 1,4 Nanas 0,4
Anggur 1,7 Pepaya 0,7
Apel 0,7 Sirsak 2,0
Pisang 0,6 Jeruk bali 0,4
Blibing 0,9 Serikaya 0,7
Semangka 0,5 Jeruk sitrun 2,0
Jambu biji 5,6 Strawberi 6,5
Manga 0,4 Melon 0,3
Pear 3,0
c. Kacang-kacangan dan produk olahannya
Kacang kedelai 4,9 Tahu 0,1
Kedelai bubuk 2,5 Kacang panjang 3,1
Kacang tanah 2,0 Susu kedelai 0,1
Kecap kental 0,6 Tauge 0,7
Kacang hijau 4,3 Tempe kedelai 1,4
Sumber: Food Facts Asia, 1999.

Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)

tahun 1991, mengatakan bahwa konsumsi serat untuk ibu hamil yang

20
adekuat adalah 28 gram/hari. Serat (termasuk buah-buahan dan sayuran)

dikonsumsi sebanyak 25-35 gram per hari dan lebih baik jangan

berlebihan. Jika berlebihan serat akan menyebabkan terbentuknya gas

yang menjadi salah satu penyebab perut kembung (World Health

Organization, 2013).

c. Kebutuhan air putih

Kebutuhan air putih untuk Ibu HamilKebutuhan air yang merupakan zat

gizi mikro sangat penting bagi tubuh dan efektif mengurangi keluhan

konstipasi. Asupan cairan yang adekuat, yaitu minum air putih minimal 6-8

gelas air minum (satu gelas berukuran 250 ml) sehingga menjadi 1500-

2000 ml setiap hari, untuk mencegah mual dan menstimulasi peristaltik

minum air hangat saat bangun dari tempat tidur (Varney dan Helen, 2006).

Kekurangan cairan kronis akan berakibat terjadinya konstipasi

(Driskell,2009).

d. Aktivitas fisik untuk ibu hamil

Menurut Uliyah (2008),aktivitas fisik dapat mempengaruhi proses

defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis, dan

diafragma dapat membantu meningkatkan gerakan peristaltik pada daerah

kolon usus yang membuat proses defekasi menjadi lancar. Penurunan

aktivitas fisik dapat mengakibatkan terjadinya penurunan gerak peristaltik

sehingga memperlambat waktu perjalanan feses menuju rektum dalam

waktu lama dan terjadi reabsorpsi cairan yang berlebihan sehingga feses

kering dan mengeras (Vivian, 2012).Berdasarkan Physical Activity

Guidelines for Americanstahun 2008, mengatakan bahwa wanita hamil

seharusnya melakukan olahraga aerobik intensitas sedang minimal 150

21
menit setiap minggu atau 600 Metabolic Equivalent Task (MET)-menit per

minggu. Contoh olahraga aerobik intensitas sedang, yaitu senam hamil,

yoga, berenang, dan jalan santai.

e. Suplementasi zat besi

Menurut Hunter (2005), bahwa suplemen zat besi menyebabkan

gangguan pergerakan usus, sehingga menyebabkan tonus otot menurun

yang dapat memperlambat gerakan peristaltik usus akibatnya tinja

berwarna kehitam-hitaman, tinja keras, kering, kadang berdarah dan

mengalami kesulitan buang air besar atau konstipasi. Menurut Salmah

(2006), pada trimester II terjadi pembesaran rahim yang menyebabkan

tonus-tonus otot saluran pencernaan melemah, sehingga feses tertahan

lama di usus dan feses mengeras akhirnya kesulitan buang air besar. Besi

dalam bentuk fero lebih mudah diabsorbsi maka preparat besi untuk

pemberian oral tersedia dalam berbagai bentuk berbagai garam fero seperti

fero sulfat, fero glukonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya

efektif dan tidak mahal. Di Indonesia, pil besi yang umum digunakan dalam

suplementasi zat besi adalah ferrosus sulfat, senyawa ini tergolong murah

dan dapat diabsorbsi sampai 20% (Harvey dkk, 2007).Wanita hamil yang

mengkonsumsi suplemen besi dalam jumlah besar pada keadaan perut

kosong, cenderung lebih sering mengalami gangguan pencernaan.

2.2.7 Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi menurut

(Dartiwen, Intan Anggita, Purwandyarti Apriliani, 2020)

a. Farmakologi

22
Penatalaksanaan farmakologi pada konstipasi adalah dengan

pemberian obat pencahar (laxatives).Secara umum golongan obat

pencahar terbagi atas: bulkingagents, pelunak tinja (stool softeners),

pencahar minyak mineral (lubricant laxatives), pencahar bahan osmotik

(osmotic laxatives) danpencahar perangsang (stimulant laxatives).

Terapi farmakologi pada wanita hamil diberikan jika penatalaksanaan

non farmakologi tidak berhasil. Pemberiannya hanya bila benar-benar

diperlukan dan tidak untuk jangka panjang. Bulkingagents dianggap

cukup aman karena tidak diabsorbsi. Tetapi tidak selalu efektif karena

penderita diharuskan banyak minum selama pemberian obat dan bisa

dijumpai efek samping kembung dan kram perut. Contohnya Psyllium

yangtermasuk golongan B untuk kehamilan menurutbadan FDA (Food

and Drug Administration).

b. Non –farmakologi

1. Hindari makanan porsi besar tetapi makan dengan porsi kecil

dan sering

2. Hindari ketegangan psikis seperti strees dan cemas

3. Jangan menahan BAB

4. Olahraga ringan yang rutin seperti senam hamil dan jalan pagi

5. Meningkatkan asupan serat, cairan, serta aktivitas fisik yang

cukup

2.2.8 Olahan asupan serat untuk mengatasi konstipasi

Menurut Dr. A.P. Bangun, MHA, 2015 :

a. jus jambu biji merah

Dalam satu buah jambu terkandung 5,4gram/100gram. Serat pada buah

jambu dapat meningkatkan kadar air dalam feses sehingga feses akan

menjadi lunak

23
b. Jus lemon

Jus lemon kaya akan vitamin C, yang bisa mengatasi gangguan

pencernaan dengan melunakkan feses. Bahkan menurut ilmu kesehatan

Ayuverda, rasa lemon yang masam bisa menstimulasi sistem

pencernaan. Dengan demikian, makanan yang masuk bisa dicerna

dengan mudah, dan mencegah menumpuknya racun dalam tubuh.

c. Jus nanas

Jus nanas juga bisa jadi pilihan jika kamu sedang mengalami sembelit.

Ini karena, buah berwarna cerah tersebut mengandung cairan yang bisa

membantu melancarkan feses. Selain itu, nanas juga mengandung

enzim bromelain yang bisa memecah protein, sehingga proses

pencernaan bisa berjalan lebih lancar.

d. Jus apel

Jus apel mengandung sejenis gula yaitu sorbitol, dengan manfaat yang

sama seperti obat pencahar. Selain itu, apel juga mengandung zat besi

dan mineral yang bisa meningkatkan proses pencernaan.

e. Jus semangka

Semangka mengandung banyak air dan sedikit serat, sehingga baik

untuk pencernaan yang sehat.

Selain itu, kandungan air dalam buah ini juga bisa membantu menjaga

saluran pencernaan, dan meningkatkan pergerakan usus

2.3 Jambu Biji Merah (Psidium Guajava)

2.3.1 Pengertian jambu biji merah

Nama ilmiah jambu biji adalah psidium guajava. Psidium berasal dari

bahasa yunani yang berarti delima dan guajava berasal dari nama yang

diberikan oleh orang sepanyol. Jambu biji (spidium guajava) bukan

24
merupahkan tanaman asli Indonesia. Tamanaman ini pertama kali

ditemuakan diamerika tengah oleh Nikolai Ivanovich Vavilov pada tahun

1887-1942. (Parimin S.P,2007,11)

Jambu biji (psidium guajava) adalah salah satu tanaman buah jenis

perdu, dalam bahasa inggris disebut lambo guava. Jambu biji mempunyai

rasa yang khas karena kandungan eugenol. (Rita Ramayulis, 2013)

Gambar 2.1 Buah jambu biji merah

Gambar 2.2 jus jambu biji merah

2.3.2 Taksonomi dari jambu biji merah

25
Nama latin jambu biji getas merah sama dengan jambu biji merah

yaitu Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu “psidium”

yang berarti delima, “guajava” berasal dari nama yang diberikan

oleh orang. Menurut Dindianto (2012) taksonomi jambu biji merah

Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Ordo : Myrtales

Family : Myrtaceae

Upafamily : Myrtoideae

Bangsa : Myrteae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava Linn.

Jambu getas merah merupakan buah yang berbentuk lonjong, warnanya

hijau kekuningan, dan warna daging buahnya merah muda. Jambu biji

getas merah berbeda dengan jambu pasar minggu yang rasanya lebih

manis, meskipun begitu jambu getas merah mempunyai banyak kasiat.

Jambu getas merah banyak dibudidayakan di Kabupaten Kendal

asalnya dari Getasblawong Kecamatan Pageruyung (Dindianto,

2012). Buah jambu biji getas merah tidak kenal musim karena

perkembangbiakanya banyak dengan cangkok, sehingga banyak

ditemukan di berbagai musim. (Manfaat Buah, 2016).

Jambu biji membutuhkan intensitas curah hujan 100-2000

mm/tahun dan merata sepanjang tahun dengan suhu sekitar 23-28oC

di siang hari. Musim berbunga pada musim kemarau yaitu bulan Juli-

September, sedangkan berbuah pada bulan November-Februari.

Kelembaban udara yang dibutuhkan cenderung rendah, sehingga

tanaman jambu biji cocok di daerah dataran sedang dengan

26
ketinggian 5-1200 dpl (Warintek, 2016). Jambu biji getas merah

mempunyai kandungan lebih banyak dibandingkan dengan buah

jeruk (Manfaat Buah, 2016). Menurut Dindianto (2012) kandungan

jambu biji getas merah yaitu mengandung tanin, quersetin, glikosida

quersetin, flavonoid, minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam

kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, dan vitamin lainmya

yang terdapat dalam jambu biji getas merah. Jambu biji merah selain

banyak digemari karena buahnya yang manis dan segar, jambu biji

merah juga mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai macam

penyakit seperti maag, diabetes melitus, diare (sakit perut), masuk angin,

mencret, sariawan dan sakit kulit (Cahyono, 2010). Jambu biji sangat

kaya vitamin C dan beberapa jenis mineral yang mampu menangkal

berbagai jenis penyakit dan menjaga kebugaran tubuh. Daun dan

kulit batangnya mengandung zat antibakteri yang dapat

menyembuhkan beberapa jenis penyakit.

2.3.3 Kandungan jambu biji merah

Buah jambu biji merah mempunyai kandungan gizi yang lebih komplit yang

dapat dilhat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3 Kandungan gizi jambu biji merah

No Energi dan Zat Gizi Jumlah


1 Energy 51 kkal
2 Protein 0,82 g
3 Lemak total 0,6 g
4 Karbohidrat 11,88 g
5 Kalsium 20 mg
6 Fosfor 25 mg
7 Zat besi 0,31 mg
8 Magnesium 10 mg
9 Kalium 284 mg
10 Natrium 3 mg
11 Vitamin C 183,5 mg

27
12 Vitamin B1 0,05 mg
13 Vitamin B2 0,05 mg
14 Vitamin B3 1,2 mg
15 Asam panthothenat 0,15 mg
16 Vitamin B6 0,143 mg
17 Asam folat 14 mcg
18 Vitamin E 1,12 mg
19 Serat pangan 5,4 mg
20 Air 86,10 mg
Sumber : United State Departemen Of Agriculture (14 juli 2001) (Rita
Ramayulis, 2013)
Selain kandungan zat gizinya jambu biji juga mengandun zat fitokimia

diantaranya polyphenol, minyak atsiri (eugenol), saponin berkombinasi

dengan oleanolat, dan ilavonoid kuersetin. ) (Rita Ramayulis, 2013)

2.3.4 Manfaat jambu biji merah bagi ibu hamil menurut (Milda,2016)

Buah yang satu ini, kerap dijadikan jus segar yang menggugah selera.

Rasanya yang manis serta manfaatnya yang kaya menjadikan jambu biji

merah banyak digemari. Tak terkecuali bagi ibu hamil.

a. Menyeimbangkan Tekanan Darah

Jika Anda mengalami darah tinggi selama kehamilan, jambu biji merah

bisa jadi buah yang bisa Anda konsumsi. Darah yang terkontrol bisa

pula menghindarkan ibu hamil dari risiko keguguran hingga kelahiran

prematur.

b. Mencegah Sembelit

Jambu biji merah kaya akan serat yang membantu melancarkan kerja

lambat hormon yang menyebabkan konstipasi dan wasir bagi ibu hamil.

c. Melancarkan Pencernaan

Sistem pencernaan yang sehat juga bisa didapat dengan mengonsumsi

jambu biji merah. Di samping itu, masalah pencernaan dan lambung

pada ibu hamil juga bisa dicegah seperti sakit mag, mual, dan

sebagainya.

28
d. Menurunkan Risiko Kanker

Jambu biji merah mengandung antioksidan yang tinggi untuk melawan

kanker. Likopen dan vitamin C di dalamnya juga bisa membantu

mengeluarkan racun dalam tubuh.

e. Perkembangan Saraf dan Otak Bayi

Bukan hanya bermanfaat bagi ibu, jambu biji merah juga baik untuk

membantu perkembangan saraf dan otak bayi dengan kandungan asam

folat dan vitamin B9 nya yang tinggi.

2.3.5 Mekanisme kerja serat jambu biji merah dalam mengatasi konstipasi

pada ibu hamil trimester III dan cara membuat jus jambu biji merah

Konstipasi yang terjadi pada ibu hamil trimester III diakibatkan

oleh peningkatan produksi progesteron yang menyebabkan tonus otot

polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan, sehingga sistem

pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat

menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses

menjadi keras. Selain itu, konstipasi terjadi akibat aktivitas ibu yang

kurang, asupan cairan dan serat yang rendah juga dapat menjadi faktor

terjadinya konstipasi (Irianti, 2014). Progesteron menyebabkan otot-otot

usus menjadi lemas dan mengering sehingga sisa-sisa makanan menjadi

sulit dan sakit untuk dikeluarkan (Wahyuni & indarwati, 2011)

Menurut Premenkes No.75 tahun 2013 angkah kebutuhan gizi

serat pada ibu hamil trimester III adalah 34-37 gram perhari. Maka dari itu

ibu dianjurkan memakan sayur dan buah-buahan yang tinggi akan serat.

Serat pangan paling tinggi salah satunya didapatkan pada buah jambu biji

merah. Dalam satu buah jambu terkandung 5,4gram/100gram. Serat

pada buah jambu dapat meningkatkan kadar air dalam feses sehingga

29
feses akan menjadi lunak. Jenis Serat pangan yang terdapat dalam

jambu biji merah adalah pectin (senyawa yang larut dalam air)

menjadikan jambu biji bersifat hipokolesterolemik dan hipoglikemik yang

dapat menurunkan kadar kolesterol darah maupun gula darah. Pectin

juga dapat mengikat lemak dan gula dalam darah yang mampu membuat

feses lebih lembut, besar, dan mudah melewati saluran pembuangan

(IKAPI, 2011). Sementara itu, serat tannin selain memberi rasa sepat juga

berfungsi memperlancar pencernaan dengan cara menambah jumlah

kotoran yang ada di dalam saluran pencernaan, sehingga mempercepat

perjalanan kotoran melalui usus besar dan mencegah terjadinya

konstipasi. (Milda, 2016)

Buah jambu biji merah dapat dijadikan jus untuk dikonsumsi ibu

hamil trimester III dengan kostipasi. Cara membuat jus jambu merah yaitu

dari 200 gr jambu biji merah ditambah 125 ml air es dan 1 sdm gula putih

yang dihaluskan menggunakan mesin penghalus (blender). Nilai gizi yang

terdapat pada jus jambu merah ini sudah tertera dalam tabel 2.4 (Rita

Ramayulis, 2013)

Energ Protei Lepa KH Vitami Kalsiu Kaliu Natriu Magnes Sera


i n k (g) n C m m m ium t (g)
(kkal) (g) Total (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
(g)
138,4 1,64 1,2 33,1 367 40,5 568 6 20 10,8
6
Tabel 2.4 Nilai Gizi Jus Jambu Biji Merah Per Porsi

Sumber : United State Departemen Of Agriculture (14 juli 2001) (Rita


Ramayulis, 2013)

Dari tabel diatas diketahui jus jambu banyak mengadung serat, jus jambu

juga dapat di minum 1 porsi (200 ml) setiap hari 1 jam sebelum makan

siang untuk mengatasi kostipasi pada ibu hamil (Dr. AP. Bangun, MHA,

2016)

30
2.4 Penelitian Relevan

Tabel 2.5 Penelitian relevan

No Tahun Peneliti Hasil Penelitian


1 2017 Ardi Karakteristik responden berdasarkan
Panggayuh usiadiketahui bahwa sebagian besar
respondenmemiliki usia 20-35 tahun
80,8% dan 19,2%memiliki usia >35
tahun.Karakteristik berdasarkan usia
kehamilanresponden, dapat diketahui
sebanyak 66%mempunyai usia
kehamilan 22-28 minggu, 17%usia
kehamilan 29-32 minggu, dan 17%
denganusia kehamilan 33-37
minggu.Diketahui bahwa gravida
responden 25%primigravida dan 75%
multigravida.Pengaruh jus jambu biji
merah terhadap konstipasi wanita hamil
trimester ketiga sebelum pemberian jus
jambu, sebanyak 19 responden (73%)
mengalami sedikit konstipasi, sedangkan
pada responden yang sudah diberi jus
jambu sebanyak 19 responden (73%)
tidak mengalami konstipasi atau dalam
kategori normal. Ini menunjukan adanya
pengaruh pemberian jus jambu biji merah
terhadap kejadian konstipasi pada ibu
hamil trimester III.
2 2018 Nurul Anisa Pada 88 responden ditemukan 35
responden menderita konstipasi. Hasil
analisis menunjukkan usia kehamilan dan
aktivitas fisik memiliki hubungan signifikan
dengan kejadian konstipasi (p=0,049,
p=0,02). Sedangkan asupan serat,
konsumsi air, dan suplementasi besi tidak
memiliki hubungan signifikan denga
kejadian konstipasi (p=0,436, p=0,551,
p=0,646).
3 2017 Yulrina Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada
Ardhiyanti pengaruh antara pretest dan postest
dengan konstipasi pada ibu hamil tanpa
konsumsi buah pepaya (OR : 0,001; 95%
CI : 4,47 – 1,99), terdapat pengaruh
antara pretest dan postest dengan
konstipasi pada ibu hamil dengan
konsumsi buah pepaya (OR : 0,008; 95%
CI : 4,80 – 2,21).
4 2015 Riva Mustika Analisis data dilakukan dengan uji t
Anugrah, berpasangan & uji t tidak berpasangan, uji

31
Kusmiyati Wilcoxon, Mann Whitney, dan General
Tjahjono, Linear Model. Tidak terdapat pengaruh
Martha Irene pemberian jus buah jambu biji merah
Kartasurya terhadap skor AIP sebelum dikontrol oleh
usia, tingkat asupan karbohidrat dan
kondisi awal (p>0,05). Uji multivariat
menunjukan ada pengaruh pemberian jus
buah jambu biji merah terhadap skor AIP
setelah dikontrol oleh usia, asupan
karbohidrat dan kondisi awal (p<0,05).

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :

Ibu hamil trimester III

Multigravida Primigravida

Perubahan yang terjadi


selama kehamilan :
1. perubahan psikologi
2. perubahan
Perubahan fisiologi :
1. Sistem Reproduksi fisiologi
2. Sistem Payudara
3. Sistem Endokrin
4. Sistem Perkemihan
5. Sistem Pencernaan Masalah system Factor-faktor yang
6. Sistem Muskuloskeletal pencernaan : mempengaruhi
7. Sistem kardiovaskular 1. nyeri ulu hati
8. Sistem Integumen konstipasi :
2. konstipasi
9. Sistem Metabolisme a. Usia Kehamilan
10. Sistem berat badan dan b. Asupan Serat untuk
indeks masa tubuh Ibu Hamil
11. Sistem Darah dan Pembekuan c. Kebutuhan Air Putih
Darah untuk Ibu Hamil
12. Sistem Pernapasan Penatalaksanaan d. Aktivitas Fisik untuk
konstipasi Ibu Hamil
e. Suplementasi Zat Besi
terhadap Konstipasi
pada Ibu Hamil
Non – farmakologi : Farmakologi
1. Hindari makanan porsi
besar tetapi makan
dengan porsi kecil dan
sering
2. Hindari ketegangan psikis
Mekanisme kerja serat
seperti strees dan cemas
3. Jangan menahan BAB dalam mengatasi konstipasi
4. Olahraga ringan yang rutin
seperti senam hamil dan
jalan pagi
5. Meningkatkan asupan Olahan asupan serat
serat, cairan, serta untuk mengatasi
Hasil :
aktivitas fisik yang cukup konstipasi :
1. Jus jambu biji Sangat konstipasi : 1
merah32 Sedikit konstipasi : 2
2. Jus lemon Normal :3
3. Jus nanas
4. Jus apel
5. Jus semangka
Keterangan:
: Variabel Diteliti : Variable tidak
diteliti

: Hubungan pengaruh
Gambar 2.3 Pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kejadian
konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB mawar sharon
bidan sumaryah kota kupang
2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Terapi jus jambu biji merah

berpengaruh terhadap konstipasi yang dialami ibu hamil trimester III di PMB

mawar Sharon bidan sumariyah.

H1 : Terapi jus jambu biji merah berpengaruh terhadap konstipasi yang

dialami ibu hamil

Ho : Terapi jus jambu biji merah tidak berpengaruh terhadap konstipasi yang

dialami ibu hamil

33
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre eksperimental dengan

rancangan One Group Pretest Postest. Responden tersebut akan diberikan

perlakuan dengan minum jus jambu biji merah untuk mengetahui adanya

perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh pemberian jus jambu biji merah “psidium guajava” terhadap

konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB mawar Sharon kota malang.

3.2 Kerangka kerja

Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini, sebagai berikut:

34
Populasi:
Semua ibu hamil trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan Sumaryah Malang yang
dilaksanakan pada bulan Desember sebanyak 22 Orang

Sampling:
Purposive sampling

Sampel:
Ibu hamil trimester III yang diberikan jus jambu biji merah sebanyak 16 orang

Desain:
Rancangan one group pretest postest

Variabel Independen: Variabel Dependen:


Jus jambu biji merah Konstipasi

Alat Ukur: Alat Ukur:


Lembar SPO Lembar observasi

Tehnik Pengolahan Data:


Editing, Coding, Tabulating, Skoring, Entry

Analisa Data:
wicoxon

Hasil Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Pengaruh Jus Jambu Biji Merah


Terhadap Konstipasi pada Ibu Hamil Trimester III

35
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di

wilayah PMB Mawar Sharon bidan sumaryah yang dilaksanakan pada

bulan Desember sebanyak 22 ibu hamil.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di PMB mawar

Sharon bidan sumariyah yang dilaksanakan pada bulan Maret-April yang

berjumlah 16 0rang.

3.3.3 Teknik Sampling

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling di

mana cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Sampel dari

penelitian ini adalah ibu hamil di PMB Mawar Sharon Bidan Sumaryah

malang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 16 orang.

3.3.4 Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil primigravida dan multigravida yang bersedia menjadi

responden.

2) Ibu hamil trimester III usia kehamilan 32-37 minggu yang mengalami

konstipasi.

3) Ibu hamil resiko rendah berdasarkan Kartu Skor Pudji Rochyati.

4) Ibu hamil yang tinggal diwilayah PMB Mawar Sharon bidan sumaryah

36
b. Kriteria Ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu yang pantang makan.

2) Ibu hamil gemeli.

3) Ibu yang masih mengalami konstipasi setelah pemberian jus jambu

selama 6 hari.

4) Ibu yang tidak menyukai jus jambu.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel independent (variabel bebas)

Maka variabel independen dari penelitian ini adalah jus jambu biji merah.

3.4.2 Variabel Dependent

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah konstipasi.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh Jus Jambu biji merah


Terhadap Konstipasi Ibu Hamil
No. Variabel Definisi parameter Kategori Skala instrumen

1. Independen Minuman yang dibuat dari Timbangan Diberikan jus jambu biji - SOP
Jus jambu 200 gr jambu biji merah dan gelas ukur merah
ditambah 100 ml air es dan
1 sdm gula putih yang
dihaluskan menggunakan
mesin penghalus (blender).

2 Dependen Kesulitan buang air besar Kuesioner 1. Sangat konstipasi = Ordinal Cheklist
Konstipasi dengan keadaan tinja BAB dengan
padat dan keras yang konsistensi seperti
tertahan dalam waktu yang gumpalan keras
cukup lama di dalam usus yang terpisah-pisah
besar karena adanya kecil
kesulitan dalam 2. Sedikit konstipasi =

37
pengeluaran. Keluhan BAB dengan
selama 3 bulan terakhir konsistensi bentuk
(tidak perlu berurutan), padat dan penuh
berlangsung selama masa 3. Normal = BAB
kehamilan dengan dengan konsistensi
memenuhi 2 kriteria atau seperti sosis yang
lebih, seperti mengedan ada retakan
kuat pada >1 kali dalam 4 dipermukaannya
kali defekasi, konsistensi atau memanjang
tinja keras pada >1 kali lunak seperti ular
dalam 4 kali defekasi, rasa
pengeluaran tinja yang
tidak komplit >1 kali dalam
4 kali defekasi, rasa
obstruksi atau ada rasa
tertahan atau terhambat di
bagian anorektal pada >1
kali dalam 4 kali defekasi,
diperlukan tindakan
manual >1 kali dalam 4 kali
defekasi (misalnya
menggunakan jari,
menyokong rongga pelvis),
frekuensi defekasi kurang
dari 3 kali seminggu, dan
tidak disertai tinja cair.

3.6 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di PMB Mawar Sharon di kota malang.

3.6.2 Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan februari sampai bulan maret 2021.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi dan

lembar SPO.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

3.8.1 Tahap Persiapan

a. Peneliti meminta ijin untuk melakukan penelitian di PMS Mawar Sharon

bidan sumaryah

38
b. Setelah mendapat ijin, peneliti meminta data ibu hamil di PMB Mawar

Sharon bidan sumaryah

c. Peneliti memilah calon responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

d. Melakukan pendekatan dengan calon responden agar kooperatif dalam

pelaksanaan

e. Menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian

3.8.2 Tahap Pelaksanaan

a. Setelah ibu hamil setuju menjadi responden, peneliti memberikan

informed consent.

b. Mengidentifikasi konstipasi responden menggunakan lembar obsevasi.

c. Responden yang mengalami konstipasi diberikan jus jambu yang

diminum pada saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan siang. Jus

jambu dibuat oleh peneliti, yang membutuhkan waktu sekitar 3 menit

untuk 1 takaran jus jambu, kemudian jus jambu diberikan kepada

responden dengan menggunakan tempat khusus yang berisi es untuk

mempertahankan kesegaran. Jus jambu di berikan sekitar pukul 11.00.

Setelah sampai kepada responden, peneliti menunggu sampai jus

jambu selesai diminum saat itu juga oleh ibu hamil. Setiap hari peneliti

melakukan evaluasi keberhasilan jus jambu terhadap konstipasi pada

ibu hamil dengan menanyakan langsung waktu pemberian jus hari

berikutnya.

d. Pemberian jus jambu dihentikan jika responden sudah tidak mengalami

konstipasi, dan responden dikeluarkan dari kriteria jika masih mengalami

konstipasi sampai 6 hari pemberian jus jambu.

e. Mencatat hasil dalam lembar observasi.

39
3.9 Teknik Pengolahan Data

Sebelum dianalisis, data diolah terlebih dahulu. Pengolahan data pada

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk

menarik kesimpulan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

3.9.1 Editing

Memeriksa kembali data yang diperoleh melalui lembar obsevasi dan

memastikan semuanya sudah terisi dan sesuai dengan hasil penelitian.

3.9.2 Coding

Memberikan tanda atau kode pada jawaban serta angka. Hal ini

dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa.

a. Kode Responden

1) Responden ke-1 (dilakukan pemberian jus jambu biji) : R1

2) Responden ke-2 (dilakukan pemberianjus jambu biji) : R2

3) Respondenke-n (dilakukan pemberian jus jambu biji) : Rn

b. Kode Gravida

1) Primigravida diberikan kode : G1

2) Multigravida diberikan kode : G2

c. Kode Umur Kehamilan

1) UK 1-12 minggu diberikan kode : UK1

2) UK 13-27 minggu diberikan kode : UK2

3) UK 28-40 minngu diberikan kode : UK3

d. Kode Pekerjaan

40
1) Ibu Rumah Tangga diberikan kode: KP1

2) Swasta diberikan kode: KP2

3) Wiraswasta diberikan kode: KP3

e. Kode Pendidikan

1) SD diberikan kode: KD1

2) SMP diberikan kode: KD2

3) SMA diberikan kode: KD3

4) D3 diberikan kode: KD4

5) S1 diberikan kode: KD5

f. Kode Umur:

1) Usia < 20 diberikan kode: U1

2) Usia 21 – 35 diberikan kode: U2

3) Usia >36 diberikan kode: U3

g. Kode Tingkatan Konstipasi

1) Normal diberikan kode: K1

2) Sedikit konstipasi diberikan kode: K2

3) Sangat konstipasi diberikan kode: K3

3.9.3 Tabulating

Setelah data dikelompokkan sesuai kategori yang ditentukan,

selanjutnya ditabulasi dengan menggunakan system komputerisasi SPSS

versi 22.

41
3.9.4 Analisa dan Uji Statistika

Dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dapat

digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekfensi yang diselidiki

atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan atau perbedaan signifikan pada penelitian yang tidak

menggunakan data nominal.

3.10 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ijin kepada

institusi pendidikan dalam hal ini adalah institute teknologi sains dan

kesehatan RS dr.soepraoen malang Jurusan Kebidanan kemudian peneliti

melakukan pengumpulan data dengan manusia sebagai subjek penelitian

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

3.10.1 Informed Consent (lembar pesetujuan responden)

Informed consent yang diberikan kepada responden berupa lembar

permohonan menjadi responden penelitian dan lembar persetujuan

menjadi responden. Dalam penelitian ini lembar persetujuan diserahkan

kepada responden di PMB mawar Sharon bidan sumaryah dengan

maksud dan tujuan penelitian. Bila responden bersedia harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak bersedia maka

peneliti harus tetap menghormati hak subyek penelitian.

3.10.2 Anonymity (tanpa nama)

Dalam penelitian ini penulis mengunakan abjad/kode tertentu dalam

penulisan nama responden contohnya ny A hal ini bertujuan untuk

memberi rasa aman dan nyaman kepada responden sebagai tanda

42
keikutsertaan subyek sebagai responden dalam penelitian di PMB mawar

Sharon bidan sumaryah.

3.10.3 Confidentially (kerahasiaan)

Dalam penelitian ini data yang berkaitan dengan responden akan

dirahasiakan oleh penulis.

43
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Umum

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PMB Mawar Sharon Bidan Sumarya Kota

Malang dengan jumlah subyek penelitian 16 pasien ibu hamil trimester III

yang sesuai dengan kriteria inklusi dan dilakukan pada bulan Maret-april

2021.

Penelitian ini dilaksanakan di Di PMB Mawar Sharon Bidan Sumarya Di

jln.slamet RT05/RW03 Cemorokandang Kota Malang. Pengelola PMB

Mawar Sharon Bidan Sumaryiah tersebut yaitu Sumaria, A.Md.Keb. Bidan

Sumariah dengan nomor SIPB 446.BD/968/SIPB/35.73.302/2017 memiliki

kurang lebih 3 asisten bidan. PMB Mawar Sharon Bidan Sumaria memiliki

1 ruang bersalin, 1 ruang periksa, 1 ruang nifas. Pelayanan di PMB Mawar

Sharon Bidan Sumaria mencakup pelayanan antenatal, intranatal.

Postnatal, neonatal, pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanana yang

diberikan cukup baik dengan pelayanan yang ramah dengan dilengkapi

alat-alat yang cukup memadai.

4.2.1 Karakteristik Usia Responden

44
Karakteristik usia responden yang diberikan jus jambu biji merah

“psidium guajava” terhadap konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

mawar Sharon kota malang.

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik usia responden di PMB Mawar Sharon

Bidan sumarya kecamatan kedungkandang kota malang


No Tingkat usia Frekuensi Persentase (%)
Sumber : Data Primer, 2021
1 <20 tahun 0 0

2 21-35 tahun 16 100

3 >35 tahun 0 0

Total 16 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di jelaskan bahwa 16 responden yang

diberikan jus jambu biji merah “psidium guajava” yang berusia sekitar 20-

35 tahun sebanyak (100%) sedangkan tidak ada satupun responden

dengan usia <20 tahun dan >35 tahun (0%).

4.2.2 Karakteristik Usia Kehamilan Responden

Karakteristik usia kehamilan responden yang diberikan jus jambu biji

merah “psidium guajava” terhadap konstipasi pada ibu hamil trimester III Di

PMB mawar Sharon bidan sumaryah.

Tabel 4.2 Distribusi karakteristik usia kehamilan responden di PMB Mawar

Sharon Bidan sumarya kecamatan kedungkandang kota malang

No Usia kehamilan Frekuensi Persentase (%)

1 1-12 minggu 0 0

2 13-27 minggu 0 0
45
3 28-40 minggu 16 100

Total 16 100
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.2 dapat di jelaskan bahwa 16 responden yang

diberikan jus jambu biji merah “psidium guajava” yang usia kehamilanya

sekitar 28-40 minggu sebanyak (100%) sedangkan tidak ada satupun

responden dengan usia kehamilan 1-12 minggu dan 13-27 minggu (0%).

4.2.3 Karakteristik Gravida

Karakteristik gravida yang diberikan jus jambu biji merah “spidium

guajava” terhadap konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB mawar

Sharon bidan sumaryah.

Tabel 4.3 Distribusi karakteristik gravida responden di PMB Mawar

Sharon Bidan sumaryah kecamatan kedungkandang kota

malang

No Gravida Frekuensi Persentase (%)

1 Primigravida 8 50

2 Multigravida 8 50

Total 16 100

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa gravida responden yang

diberikan jus jambu biji merah “psidium guajava” yaitu 50% primigravida

dan 50% multigravida.

4.2.4 Karakteristik Pendidikan

46
Karakteristik pendidikan responden yang diberikan jus jambu biji

merah “spidium guajava” terhadap konstipasi pada ibu hamil trimester III di

PMB mawar Sharon bidan sumaryah.

Tabel 4.4 Distribusi karakteristik pendidikan responden di PMB Mawar

Sharon Bidan sumarya kecamatan kedungkandang kota

malang

No Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 7 44

2 SMP 3 19

3 SMA 4 25

4 D3 2 13

5 S1 0 0

Total 16 100

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.4 dapat di jelaskan bahwa dari 16 responden pada

kelompok perlakuan diberikan jus jambu biji merah “psidium guajava” yang

paling tertinggi adalah berpendidikan SD 7 responden yaitu (44%), dan

yang paling terendah adalah berpendidikan D3 2 responden yaitu (13%).

4.2.5 Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan responden yang diberkan jus jambu biji merah

“spidium guajava” terhadap konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

mawar Sharon bidan sumaryah.

47
Tabel 4.5 Distribusi karakteristik pekerjaan responden di PMB Mawar

Sharon Bidan sumarya kecamatan kedungkandang kota malang

No Tingkat pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 IRT 9 56

2 Swasta 6 38

3 Wirahswasta 1 6

Total Jumlah 16 100

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa dari 16 responden yang

diberikan jus jambu biji merah “psidium guajava” yang tertinggi adalah IRT

sebanyak 9 responden (56%), dan yang paling rendah adalah Wiraswasta

yaitu 1 responden (6%).

4.2 Data Khusus

Pada bagian ini yang menyajikan data khusus hasil penelitian sesuai tujuan

penelitian yaitu mengetahui perbedaan pengaruh sebelum dan sesudah

pemberian jus jambu biji merah “psidium guajava” pada ibu hamil trimester

III di PMB Mawar Sharon Bidan sumarya kecamatan kedungkandang kota

malang, di uraikan sebagai berikut :

4.2.1 Mengidentifikasi tingkatan konstipasi pada ibu hamil trimester III

sebelum pemberian jus jambu biji merah “psidium guajava” di

PMB mawar Sharon bidan sumaryah kota malang

48
Dalam penelitian ini peneliti menganalisa tingkatan konstipasi yang

dialami ibu hamil trimester III sebelum diberikan jus jambu biji merah

yang tersaji dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Distribusi tingkatan konstipasi sebelum di berikan jus jambu biji

merah pada ibu hamil trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan Sumaryah

Sumber: Data Primer, 2021


No Tingkatan Frekuensi Persentase %

konstipasi

1 Sedikit konstipasi 9 56

2 Sangat konstipasi 7 44

3 Normal 0 0

Total 16 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dari 16 responden yang belum diberikan jus

jambu biji merah yang “psidium guajava” mengalami sedikit konstipasi

sebanyak 9 responden 56% sedangkan yang mengalami sangat

konstipasi sebanyak 7 responden 44%.

4.2.2 Mengidentifikasi tingkatan konstipasi pada ibu hamil trimester III

sesudah pemberian jus jambu biji merah “psidium guajava” di

PMB mawar Sharon bidan sumaryah kota malang

Dalam penelitian ini peneliti menganalisa tingkatan konstipasi yang

dialami ibu hamil trimester III setelah diberikan jus jambu biji merah

yang tersaji dalam tabel dibawah ini:

49
Tabel 4.7 Distribusi tingkatan konstipasi sesudah di berikan jus jambu biji

merah pada ibu hamil trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan Sumaryah

No Tingkatan konstipasi Frekuensi Presentase (%)

1 Sedikit konstipasi 4 25

2 Sangat konstipasi 0 0

3 Normal 12 75

Total Jumlah 16 100


Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dari 16 responden yang diberikan jus jambu

biji merah “ psidium guajava” yang mengalami sedikit konstipasi sebanyak

4 responden 25.0% sedangkan yang kembali normal dan tidak lagi

mengalami konstipasi sebanyak 12 responden 75.0%.

50
4.2.3 Data pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap

konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB Mawar Sharon

Bidan Sumarya kecamatan kedungkandang kota malang

Tabel 4.8 Tingkatan Konstipasi Sebelum dan Sesudah Pemberian Jus

Jambu Biji Merah “Psidium Guajava”


Sesudah Sangat Sedikit Normal Prosentase (%)

konstipasi konstipasi

Sebelum

Sangat 0 4 3 44

konstipasi

Sedikit 0 0 9 56

konstipasi

Normal 0 0 0 0

Jumlah 0 4 12 100

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari 16 responden

yang telah diberikan jus jambu biji merah “psidium Guajava” sebagian

besar mengalami perubahan tingkatan konstipasi dari yang sedikit

konstipasi ke normal sebanyak 9 orang (56%) dan sebagian kecil

mengalami perubahan dari sangat konstipasi ke normal sebanyak 3 orang

(44%).

Berdasarkan hasil uji statistic paired t-test didapatkan nilai t =

0.000 dengan probabilitas (p- value) < 0,05 maka H1 diterima, yang

artinya ada pengaruh sebelum dan sesudah pemberian jus jambu merah

51
terhadap penyembuhan konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

mawar sharon bidan sumaryah kecamatan kedungkandang kota malang.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian

5.1.1 Mengidentifikasi Tingkatan Konstipasi Pada Ibu Jamil Trimester III

Sebelum Diberikan Jus Jambu Biji Merah “Psidium Guajava” Di

PMB Mawar Sharon Bidan Sumariyah Kota Malang.

Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan jus jambu biji

merah “psidium guajava” pada 16 responden yang mengalami

konstipasi didapatkan hasil seperti pada tabel 4.6 di ketahui bahwa 9

responden (56.3%) mengalami sedikit konstipasi dan 7 responden

(43.8%) mengalami sangat konstipasi.

Konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan keadaan

tinja padat dan keras yang tertahan dalam waktu yang cukup lama di

dalam usus besar karena adanya kesulitan dalam pengeluaran (Berg

dkk, 2007). Konstipasi yang terjadi pada ibu hamil trimester III

diakibatkan oleh peningkatan produksi progesterone yang

menyebabkan tonus otot polos menurun sehingga system pencernaan

menjadi lambat yang akhirnya memperpanjang masa transit tinja.

Semakin lama tinja tertahan didalam usus maka konsentrasinya akan

mengeras, dan akhirnya membatu sehingga susah dikeluarkan

(Arisman, 2010).

52
Konstipasi pada wanita hamil umumnya merupahkan konstipasi

fungsional dengan gejala mengedan kuat pada > 1 kali dalam 4 kali

defekasi, konsistensi tinja keras pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi,

rasa pengeluaran tinja yang tidak komplit > 1 kali dalam 4 kali defekasi,

rasa adanya obstruksi atau blokade anorektal pada > 1 kali dalam 4

kali defekasi, diperlukan tindakan manual > 1 kali dalam 4 kali defekasi

(misalnya menggunakan jari, menyokongrongga pelvis), frekuensi

defekasi kurang dari 3 kali seminggu, tidak disertai tinja cair dan tidak

memenuhi kriteria irritable bowel syndrome (Rome II Dalam

Longstreth,et al.,2006). Terdapat beberapa faktor kejadian konstipasi

yang sering dialami wanita hamil, yaitu faktor usia kehamilan, asupan

serat, konsumsi air putih, aktivitas fisik, dan suplementasi besi

(Lissner, 2013).

Berdasarkan tabel 4.2 dapat di jelaskan bahwa 16

responden yang diberikan jus jambu biji merah “psidium guajava” yang

usia kehamilanya sekitar 28-40 minggu sebanyak (100%) sedangkan

tidak ada satupun responden dengan usia kehamilan 1-12 minggu dan

13-27 minggu (0%) ini sejalan dengan teori Trottier (2012), Seiring

bertambahnya usia kehamilan, tentu hal ini membuat rahim dan bayi

dalam kandungan semakin membesar. Kondisi ini membuat usus dan

rektum tertekan yang membuat proses pengeluaran feses menjadi

terganggu. sekitar 11 % sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi,

terutama pada awal kehamilan dan trimester ketiga pada masa

kehamilan. Penelitian di Univeritas Loyola pada tahun 2013 yang

melibatkan 104 wanita hamil trimester I dan 66 wanita hamil trimester

III. Penelitian membuktikan bahwa 72% pada ibu hamil trimester I dan

53
61 % pada ibu hamil trimester III mengalami satu atau lebih gangguan

pada usus, termasuk konstipasi (Gathari, 2013).

Serat mampu mengatasi konstipasi karena serat di

metabolisme oleh bakteri yang berada dan melewati saluran cerna,

sehingga serat mampu menambah volume feses, melunakkan

konsistensi feses, memperpendek waktu transit usus, dan

memproduksi flatus (Kusharto, 2006).

Kebutuhan air putih untuk Ibu Hamil Kebutuhan air yang

merupakan zat gizi mikro sangat penting bagi tubuh dan efektif

mengurangi keluhan konstipasi. Asupan cairan yang adekuat, yaitu

minum air putih minimal 6-8 gelas air minum (satu gelas berukuran 250

ml) sehingga menjadi 1500-2000 ml setiap hari, untuk mencegah mual

dan menstimulasi peristaltik minum air hangat saat bangun dari tempat

tidur (Varney dan Helen, 2006). Kekurangan cairan kronis akan

berakibat terjadinya konstipasi (Driskell,2009).

Menurut Uliyah (2008), aktivitas fisik dapat mempengaruhi

proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis,

dan diafragma dapat membantu meningkatkan gerakan peristaltik

pada daerah kolon usus yang membuat proses defekasi menjadi

lancar. Penurunan aktivitas fisik dapat mengakibatkan terjadinya

penurunan gerak peristaltik sehingga memperlambat waktu perjalanan

feses menuju rektum dalam waktu lama dan terjadi reabsorpsi cairan

yang berlebihan sehingga feses kering dan mengeras (Vivian, 2012).

Menurut Hunter (2005), bahwa suplemen zat besi

menyebabkan gangguan pergerakan usus, sehingga menyebabkan

tonus otot menurun yang dapat memperlambat gerakan peristaltik

usus akibatnya tinja berwarna kehitam-hitaman, tinja keras, kering,

54
kadang berdarah dan mengalami kesulitan buang air besar atau

konstipasi. Menurut Salmah (2006), pada trimester II terjadi

pembesaran rahim yang menyebabkan tonus-tonus otot saluran

pencernaan melemah, sehingga feses tertahan lama di usus dan feses

mengeras akhirnya kesulitan buang air besar. Besi dalam bentuk fero

lebih mudah diabsorbsi maka preparat besi untuk pemberian oral

tersedia dalam berbagai bentuk berbagai garam fero seperti fero sulfat,

fero glukonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya efektif

dan tidak mahal. Di Indonesia, pil besi yang umum digunakan dalam

suplementasi zat besi adalah ferrosus sulfat, senyawa ini tergolong

murah dan dapat diabsorbsi sampai 20% (Harvey dkk, 2007).

Berdasarkan data diatas, kajian teori serta penelitian

sebelumnya diketahui bahwa konstipasi yang dialami ibu hamil

trimester III di PMB mawar Sharon sebelum pemberian jus jambu biji

merah berada pada tingkatan sangat konstipasi dan sedikit konstipasi

ini dikarenakan kurangnya mengonsumsi makanan yang mengadung

serat.

5.1.2 Mengidentifikasi Tingkatan Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester

III Sesudah Pemberian Jus Jambu Biji Merah “Psidium Guajava”

Di PMB Mawar Sharon Bidan Sumariyah.

Berdasarkan hasil penelitian sesudah diberikan jus jambu biji

merah “psidium guajava” pada 16 responden yang mengalami

konstipasi didapatkan adanya perubahan seperti pada tabel 4.7 di

ketahui bahwa 7 responden (25.0%) mengalami sedikit konstipasi dan

12 responden (75.0%) dapat kembali normal dan tidak lagi mengalami

konstipasi.

55
Jambu biji (psidium guajava) adalah salah satu tanaman buah

jenis perdu, dalam bahasa inggris disebut lambo guava (Rita

Ramayulis, 2013). Menurut Premenkes No.75 tahun 2013 angkah

kebutuhan gizi serat pada ibu hamil trimester III adalah 34-37 gram

perhari. Maka dari itu ibu dianjurkan memakan sayur dan buah-buahan

yang tinggi akan serat. Serat pangan paling tinggi salah satunya

didapatkan pada buah jambu biji merah dan dalam satu buah jambu

terkandung 5,4gram/100gram. Jenis serat yang terdapat pada buah

jambu adalah adalah pectin (senyawa yang larut dalam air) dan tannin,

serat inilah yang dapat membantu memperlancar buang air besar dan

mencegah terjadinya konstipasi (Milda, 2016).

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ardi Pangayuh,

dkk 2017 dijelaskan cara membuat dan takaran pemberian Jus jambu

biji merah yaitu jus dibuat dari 400 gr jambu biji merah ditambah 100

ml air es dan 1 sdm gula putih yang dihaluskan menggunakan mesin

penghalus (blender). Pada ibu hamil yang mengalami konstipasi jus

jambu biji merah dapat diminum 1 porsi (200ml) setiap hari pada saat

perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan siang. (Dr.AP.Bangun,

MHA,2016)

Berdasarkan data diatas, kajian teori serta penelitian

sebelumnya diketahui bahwa konstipasi yang dialami ibu hamil

trimester III di PMB mawar Sharon setelah pemberian jus jambu biji

merah mengalami perubahan yaitu berada pada tingkatan normal dan

sedikit konstipasi. Ini membuktikan bahwa jus jambu efektif dalam

mengatasi konstipasi.

56
5.1.3 Menganalisis Pengaruh Pemberian jus jambu biji merah “psidium

guajava” terhadap konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

mawar Sharon bidan sumaryah Kota Malang

Berdasarkan analisa bivariate dengan uji wilcoxon didapatkan

Asymp.Slg.(2-tailed) bernilai 0,00 = 0.000 dengan probabilitas (p- value) <

0,05 maka H1 diterima, yang artinya ada pengaruh sebelum dan sesudah

pemberian jus jambu merah terhadap penyembuhan konstipasi pada ibu

hamil trimester III di PMB mawar sharon bidan sumaryah kota malang.

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari 16

responden yang telah diberikan jus jambu biji merah “psidium Guajava”

sebagian besar mengalami perubahan tingkatan konstipasi dari yang

sedikit konstipasi ke normal sebanyak 9 orang (56%) dan sebagian kecil

mengalami perubahan dari sangat konstipasi ke normal sebanyak 3 orang

(44%). Pada satu jus jambu biji merah terdapat 5,4gram/100gram serat.

Serat pectin dan tannin pada jambu biji dapat membantu meningkatkan

otot polos untuk memperlancar pencernaan dan mencegah konstipasi

dengan mekanisme kerja mempertahankan kelembaban tinja dengan

cara menarik air secara osmotis ke dalam tinja dan dengan merangsang

peristaltik kolon melalui peregangan (Corwin, 2000).

Serat pectin (senyawa yang larut dalam air) menjadikan jus jambu

biji merah bersifat hipokolesterolemik dan hipoglikemik yang dapat dapat

menurunkan kadar kolestro dan gula darah sehingga mengikat lemak dan

membuat feses lebih lembut, besar, dan mudah melewati saluran

pembuangan. Sementara itu serat tannin menambah Jumlah kotoran

yang ada di dalam saluran pencernaan sehingga mempercepat

57
perjalanan kotoran melalui usus besar dan mencegah terjadinya

konstipasi (Milda, 2016)

Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Ardi Panggayuh, dkk 2017 Penelitian ini menggunakan desain penelitian

Pre-eksperimental dengan rancangan One Group Pretest Postest.

Pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji statistik korelasi

Spearman Rank dengan nilai = 0,05 didapatkan hasil Sig. (2-tailed) =

0,036 sehingga value = 0,036 < = 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak

yang artinya ada pengaruh jus jambu biji merah dengan konstipasi pada

ibu hamil trimester III.

Berdasarkan data diatas, kajian teori serta penelitian sebelumnya

diketahui bahwa adanya pengaruh pemberian jus jambu merah terhadap

konstipasi yang dialami ibu hamil trimester III di PMB mawar Sharon.

Sebelum dan setelah pemberian jus jambu mengalami perubahan seperti

dari 16 responden yang mengalami konstipasi 9 responden 56.3% sedikit

konstipasi dan 7 responden 43.8% sangat konstipasi menjadi 4

responden 25.0% sedikit konstipasi dan 12 responden 75.0% normal.

Namun, konstipasi pada ibu hamil tidak dapat dihilangkan

seluruhnya, karena kostipasi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai

faktor. Faktor-faktor penyebab konstipasi pada ibu hamil tidak hanya

berdasarkan konsumsi serat saja, namun ada berbagai macam faktor

seperti pembesaran rahim yang menekan kolon, perubahan hormonal,

asupan cairan yang tidak adekuat, diet serat tidak cukup, suplementasi

zat besi, jarang berolahraga, dan kebiasaan defekasi yang buruk dapat

membuat ibu hamil tetap mengalami konstipasi biarpun sudah diberikan

jus jambu biji merah.

58
5.2 Keterbatasan Penelitian

Konstipasi pada ibu hamil tidak dapat dihilangkan seluruhnya,

karena kostipasi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak meneliti factor-

faktor lain dan langsung yang mempengaruhi serta menyebabkan

konstipasi. Terdapat beberapa factor yang menyebabkan konstipasi yaitu

faktor usia kehamilan, asupan serat, konsumsi air putih, aktivitas fisik, dan

suplementasi besi.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian jus jambu

biji merah “psidium guajava” terhadap konstipasi pada ibu hamil trimester III

di PMB mawar Sharon bidan sumariyah kota malang dapat disimpulkan:

6.2.1 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dari 16 responden yang belum diberikan

jus jambu biji merah yang “ psidium guajava” mengalami sedikit

konstipasi sebanyak 9 responden 56,3% sedangkan yang mengalami

sangat konstipasi sebanyak 7 responden 43,8%.

6.2.2 Berdasarkan tabel 4.6 diatas dari 16 responden yang diberikan jus

jambu biji merah “ psidium guajava” yang mengalami sedikit

konstipasi sebanyak 4 responden 25.0% sedangkan yang kembali

normal dan tidak lagi mengalami konstipasi sebanyak 12 responden

75.0%.

59
6.2.3 Berdasarkan hasil uji statistic paired t-test didapatkan nilai t = 0.000

dengan probabilitas (p- value) < 0,05 maka H1 diterima, yang artinya

ada pengaruh sebelum dan sesudah pemberian jus jambu merah

terhadap penyembuhan konstipasi pada ibu hamil trimester III di PMB

mawar sharon bidan sumaryah kecamatan kedungkandang kota

malang.

6.2 Saran

6.2.4 Penulis selanjutnya

Penulis selanjutnya harus lebih mempersiapkan diri lebih baik

dalam pembawaan diri dalam hal aktif mencari sampel/klien dan

meperdalam pengetahuan tentang teori serta mengkaji lebih dalam

tentang factor-faktor penyebab konstipasi dan pemanfaatan jus jambu biji

“psidium guajava” bagi ibu hamil trimester III yang mengalami konstipasi.

6.2.5 Institusi

Diharapkan skripsi ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan

karya tulis selanjutnya dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan

prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa

sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.

6.2.6 Lahan praktek

60
Diharapkan metode ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah

konstipasi yang dialami ibu hamil di PMB mawar Sharon bidan sumaryah

serta untuk terus mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan

sehingga dapat memberikan asuhan yang lebih baik sesuai standar ilmu

kebidanan terbaru.

6.2.7 Responden

Diharapkan penelitian ini dapat memberi tambahan pengetahuan dan

dapat menggunakan metode jus jambu biji merah ini untuk mengatasi

kostipasi yang dialaminya pada kehamilan trimester III.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arifin, H., Agustina. dan Rizal, Z. 2013. Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji

Merah (Psidium Guajava L.) Terhadap Jumlah Sel Eritrosit, Hemoglobin,

Trombosit dan Hematokrit Pada Mencit Putih. Jurnal Sains dan

Teknologi Farmasi, Vol. 18, No. 1, hal 43-48. Bandung: Alfabeta. Can

Fam Physician, 58(8), 836–838.

Herawati, F. 2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya :

PT. ISFI

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik. Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Hunter, David, J and Eckstein, Felix, 2005; Journal of Anatomy,

61
Exercise and Osteoarthritis, www.physicaltherapyprotocol.com.

IKAPI. 2011. Health secret of guava. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Irianti, Bayu dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta :

Sagung Seto.

Manfaat Buah. 2016. http://manfaatbuah.org/mengetahui-nama-latin-jambu-

bijimerah-beserta-manfaatnya/. Diakses 28 September 2016

Notoatmodjo, s. (2010).Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Prawiroharjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina

Sarwono Prawirohardjo

Rismalinda. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: TIM.

Romauli, S. (2011). Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta. NuhaMedika

Salmah.2006. Asuhan kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.

Sambou, CN., Yamlean, PVY., dan Lolo, WA. 2014. Uji efektivitas Jus Buah

Jambu Biji Merah (Psidium Guajava, Linn) Terhadap Kadar Hemoglobin

(HB) Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvergicus L.).

Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta

Trottier, M., Erebara, A. and Bozzo, P. (2012). Treating Constipation

During Pregnancy.

62
Tumanggor, Rusmin. 2014. Ilmu Kebidanan Suplemen Zat Besi. Jakarta:

Kharisma Putra Utama

uliah, 2008, Panduan Menjalani Kehamilan Sehat, Penerbit Puspa Swara,

Jakarta

Unicef

Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta :

Pustaka Baru Pres

Wardonal, D., 2011, Membandingkan aktivitas jambu biji (Psidiumguajava L.)

berdaging merah dan berdaging putih terhadap waktu pembekuan darah

dan jumlah trombosit pada mencit putih betina. (Skripsi). STIFARM,

Padang.

Warintek. 2016. Budidaya Jambu Biji. (warintek.ristekdikti.go.id/pertanian/).

Diakses 28 September 2016

WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan

Dasar dan Rujukan. Jakarta :

63
Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Skripsi

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI


NO KEGIATAN Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
dan nama
pembimbing
2 Konfirmasi judul dan
nama pembimbing
3 Penelusuran
literatur, proses
bimbingan dan
penyusunan
proposal
4 Seminar proposal
5 Revisi dan
persetujuan
proposal oleh
pembimbing
6 Penelitian dan
penulisan laporan
penelitian
7 Pendaftaran Ujian
Skripsi
8 Pelaksanaan Ujian
Skripsi
9 Revisi laporan

64
Skripsi
10. Penyerahan laporan
Skripsi

65
Lampiran 2: Surat Izin Penelitian

66
Lampiran 3: Surat Balasan Izin Penelitian

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.


SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

Kepada :
Yth. Koordinator
Pelaksana

Yang Bertanda Tangan Dibawah ini: UAP / Studi Kasus


Nama : Di Tempat
Alamat :

Memberikan izin Kepada Mahasiswa:


Nama : Kepada :
NIM : Yth. Koordinator
Tingkat/Semester : Pelaksana
UAP / Studi Kasus
Di Tempat
Untuk melaksanakan studi pendahuluan dan studi
kasus yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium
Guajava) Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III di PMB
Mawar Sharon Bidan Sumaryah Kota Kupang”
Demikian surat ini dibuat untuk memenuhi penelitian yang akan dilakukan.

Hormat saya,

(.............................)

67
Lampiran 4 : Lembar Permohonan Menjadi Reponden Penelitian

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.


SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada :
Yth. Calon Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Sebagai persyaratan tugas akhir Sarjana Terapan Kebidanan Institut
Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang, saya :
Nama : Venansia Se Sare
NIM : 20.60.94 AJ
Akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji
Merah (Psidium Guajava) Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil
Trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan Sumaryah Kota Kupang”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Jus
Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Ibu
Hamil Trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan Sumaryah Kota Malang.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon bantuan kepada calon responden
untuk meluangkan waktu guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
tanpa prasangka dan perasaan tertekan. Semua keterangan dan jawaban yang
saya peroleh semata-mata untuk kepentingan penelitian dan dirahasiakan. Oleh
karena itu besar artinya jawaban yang responden berikan bagi kelancaran
penelitian ini.
Atas bantuan dan partisipasinya saya sampaikan terimakasih.

Malang, Oktober 2020

Venansia Se Sare

NIM 20.60.94

68
Lampiran 5: Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.


SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari peneliti tentang


penelitian yang akan dilakukan dengan judul :
“Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Terhadap
Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III di PMB Mawar Sharon
Bidan Sumaryah Kota Malang”

Dengan ini saya menyatakan :


Bersedia / Tidak Bersedia*

Untuk berpartisipasi jika saya dijadikan subyek penelitian dengan catatan


bila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam hal apapun saya berhak
membatalkan persetujuan ini. Saya mengetahui kerahasiaan akan dijamin oleh
peneliti dan akan menggunakan data yang mencantumkan identitas saya sesuai
dengan pengolahan data. Demikian persetujuan saya secara suka rela tanpa
paksaan dari siapapun.

Peneliti Malang, September 2020


Responden

Venansia Se Sare ( ........................................)


NIM. 20.60.94 Tanda tangan dan inisial

(*) : Coret yang tidak perlu

69
Lampiran 6: Standar Prosedur Operasional

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.


SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


Jus Jambu Biji Merah

KEGIATAN URAIAN

Jus jambu biji merah adalah terapi non farmakologi


Pengertian yang bermanfaat untuk menyebuhkan atau
mengurangi konstipasi
Untuk membantu mengatasi masalah konstipasi
Tujuan
pada ibu hamil trimester III
a. Menyembuhkan dan mengurangi konstipasi pada
ibu
b. Meningkatkan penyerapan zat besi
Manfaat c. Mencegah cacat lahir bayi
d. Mengurangi tekanan darah tinggi
e. Mendukung pembentukan organ tubuh janin.

a. Mual dan muntah


Kontraindikasi b. Perut sakit/mules

Keterangan
No Kegiatan Prosedur
Ya Tidak
1. Berikan salam, perkenalkan
diri anda dan identifikasi klien
dengan memeriksa identitas
klien dengan cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan,
berikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya dan
1 Persiapan Klien jawab seluruh pertanyaan
3. klien.
4. Siapkan peralatan yang
diperlukan.
5. Atur ventilasi dan sirkulasi
udara yang baik
6. Atur posisi klien senyaman
mungkin.

70
1. Tempat
2. Blender
3. Timbangan dan gelas ukur
Persiapan Alat 4. Wadah atau gelas untuk
2
dan bahan menaruh jus
5. Jambu biji merah
6. Gula putih
7. Air es

1. Tahap Prainteraksi
a. Mengecek kembali
kelengkapan alat dan
bahan
b. Hand hygiene
2. Tahap Orientasi
a. Menjelaskan tujuan dari
pemberian jus jambu biji
merah pada ibu/keluarga
b. Menanyakan apakah ibu
bersedia
3. Tahap Kerja
a. Menjelaskan pada ibu
tentang jus jambu biji
merah
b. Menejlaskan pada ibu
tujuan pemberian jus
jambu bagi ibu hamil
c. Membuat jus jambu biji
3 Pelaksanaan merah

 Membersikan atau
mencuci buah jambu biji
merah
 Blender atau haluskan
200 gr jambu biji merah
ditambah 100 ml air es
dan 1 sdm gula putih
 Setelah halus tuangkan
jus jambu biji merah ke
dalam wadah atau gelas
yang telah di sediakan
 Berikan kepada ibu hamil
1 jam sebelum makan
siang sekitar pukul 11.00

d. Berikan jus jambu biji


merah selama 3 hari

71
Mendokumentasikan setiap
tahap kegiatan, mulai dari awal
4 Dokumentasi hingga akhir

Lampiran 7: Lembar Observasi konstipasi

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.


SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

Nama Responden :

Umur :

Anak ke/Usia kehamilan :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Kategori :

No Keluhan ya Tidak

1 Mengedan kuat pada lebih dari 1 kali dalam 4 kali defleksi

2 Konsistensi tinja keras pada lebih dari 1 kali dalam 4 kali defekasi

3 Rasa pengeluaran tinja yang tidak komplit lebih dari 1 kali dalam 4
kali defekasi
4 Rasa adanya obstruksi atau rasa tahanan pada lebih dari 1 kali dalam
4 kali defekasi
5 Diperlukan tindakan manual lebih dari 1 kali dalam 4 kali defekasi
(misalnya menggunakan jari, menyokong rongga pelvis)
6 Frekuensi defekasi kurang dari 3 kali dalam seminggu

7 Tidak disertai tinja cair

8 Tinja yang lancar jarang terjadi tanpa menggunakan obat laksatif

Jumlah

Sumber : Rome II Dalam Longstreth, et al., 2006


Keterangan :
Normal :0
Sedikit konstipasi : > 2 (jika ibu hamil mengalami sama atau lebih dari 2
keluhan)

72
Sangat konstipasi : > 4 (jika ibu hamil mengalami sama atau lebih dari 4
keluhan)
keluhan selama 3 bulan terakhir selama kehamilan trimester III sebelum di
berikan jus jambu biji merah

73
Lampiran 8: Master Sheet

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Ibu

Hamil Trimester III di PMB Mawar Sharon Bidan Sumaryah Kota Malang

No. Kode Data umum ibu hamil Pemberian Jus Jambu Biji
Responden Merah
Gravida Umur Umur Pendidika Pekerjaan Tidak diberikan Diberikan
kehamilan n
1 R1 G2 U2 UK3 PD1 PK1 K2 1
2. R2 G1 U2 UK3 PD1 PK1 K2 1
3. R3 G1 U2 UK3 PD2 PK1 K2 1
4. R4 G1 U2 UK3 PD3 PK2 K3 1
5. R5 G2 U2 UK3 PD3 PK2 K2 1
6. R6 G1 U2 UK3 PD1 PK1 K2 1
7. R7 G2 U2 UK3 PD4 PK3 K3 2
8. R8 G2 U2 UK3 PD1 PK1 K3 1
9 R9 G2 U2 UK3 PD1 1PK K3 2
10. R10 G1 U2 UK3 PD2 PK2 K3 2
11. R11 G1 U2 UK3 PD3 PK1 K2 1
12. R12 G2 U2 UK3 PD3 PK2 K2 1
13. R13 G2 U2 UK3 PD2 PK2 K2 1
14. R14 G1 U2 UK3 PD4 PK2 K3 2
15. R15 G2 U2 UK3 PD1 PK1 K2 1

74
16. R16 G1 U2 UK3 PD1 PK1 K3 1

Responden: Umur: Umur Kehamilan Pekerjaan:


Gravida :
Responden 1: R1 Usia < 20 = U1 UK 1-12 minggu : UK1 IRT = KP1
Primigravida = G1
Responden 2: R2 Usia 21 – 35 = U2 UK 13-27 minggu : UK2 Swasta = KP2
Multigravida = G2
Usia >36 = U3 UK 28-40 minngu : UK3 Wiraswasta = KP3
Responden 3: R3

Pendidikan: Kategori Tingkatan Konstipasi


SD =KD1 Normal =1
SLTP =KD2 Sedikit konstipasi =2
SLTA =KD3 Sangat konstipasi =3
D3 =KD4
S1 =KD5

75
Lampiran 9: Uji Statistik

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.


SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

Hasil olahan data penelitian (output SPSS)


Menggunakan SPSS 22

Gravida

Frequency Percent

Valid Primigravida 8 50.0

Multigravida 8 50.0

Total 16 100.0

umur responden

Frequency Percent

Valid 20-35 Tahun 16 100.0

umur kehamilan

Frequency Percent

Valid 28-40 minggu 16 100.0

Pendidikan

Frequency Percent

Valid SD 7 43.8

SMP 3 18.8

SMA 4 25.0

D3 2 12.5

Total 16 100.0
pekerjaan

Frequency Percent

Valid IRT 9 56.3

Swasta 6 37.5

Wirahswasta 1 6.3

Total 16 100.0

sebelum diberikan

Frequency Percent

Valid sedikit konstipasi 9 56.3

sangat konstipasi 7 43.8

Total 16 100.0

sesudah diberikan

Frequency Percent

Valid Normal 12 75.0

Sedikit Konstipasi 4 25.0

Total 16 100.0

Test Statisticsa

post test - pre


test
Z -3.755b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

77
Lampiran 10: Dokumentasi

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.


SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

1. Dokumentasi pembuatan jus jambu biji merah “psidium guajava”

2. Dokumentasi pemberian jus jambu biji merah “psidium gujava”

78
79
Lampiran 11 : Lembar Konsultasi
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS DR.
SOEPRAOEN PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : Venansia Se Sare NIM : 206094 AJ


Judul PROPOSAL SKRIPSI : “Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah
(Psidium Guajava) Terhadap Kejadian Konstipasi
Pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB Mawar
Sharon Bidan Sumariyah Kota Malang”

Pembimbing I : Rosyidah Alfitri, S.ST., M.PH


Pembimbing II : Tut Rayani A.W, S.ST., M.Keb

NO TANGGAL / JAM REKOMENDASI TTD

80
Lampiran 12 : Lembar Konsultasi
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS DR.
SOEPRAOEN PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : Venansia Se Sare NIM : 206094 AJ


Judul PROPOSAL SKRIPSI : “Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah
(Psidium Guajava) Terhadap Kejadian Konstipasi
Pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB Mawar
Sharon Bidan Sumariyah Kota Malang”

Pembimbing I : Rosyidah Alfitri, S.ST., M.PH


Pembimbing II : Tut Rayani A.W, S.ST., M.Keb

NO TANGGAL / JAM REKOMENDASI TTD

81

Anda mungkin juga menyukai