Anda di halaman 1dari 13

STUDI KASUS

Ringkasan Eksekutif

Hasil Pelaksanaan Audit Internal Mutu Akademik (Aima)

Siklus II, Tahun 2010

Universitas Syiah Kuala

INFORMASI LATAR BELAKANG

Universitas Syiah Kuala, disingkat Unsyiah, adalah perguruan tinggi negeri di Banda Aceh,
Indonesia, yang berdiri pada 2 Juni 1961. Rektor Unsyiah pada tahun 2007 adalah Prof. Darni M.
Daud PhD. Universitas ini terletak di Banda Aceh, Tepatnya di Kota Pelajar dan Mahasiswa
(Kopelma) Darussalam. Kampus Unsyiah berjarak 8 Km kearah timur Kota Banda Aceh, 22 Km
dari Bandara Sultan Iskandarmuda, dan 32 Km dari Pelabuhan Malahayati di Krueng Raya.

Universitas Syiah Kuala, merupakan wujud dari keinginan rakyat Aceh untuk memiliki sebuah
lembaga pendidikan tinggi negeri, sebagaimana yang pernah ada dan berkembang pada masa
silam.

Organisasi dan tatalaksana Unsyiah, diatur berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0200/O/1995. Selain daripada itu telah ditetapkan pula Statuta Unsyiah
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0426/O/1992, sebagai pedoman
dasar dan acuan untuk penyelenggaraan pengembangan program, penyelenggaraan kegiatan
fungsional dan sebagai rujukan untuk berbagai pengembangan dan prosedur operasional.

Unsyiah dipimpin oleh Rektor yang bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan Nasional.
Pimpinan Universitas, yaitu Rektor dan keempat Pembantu Rektor, didampingi oleh Senat
Universitas dan Dewan Penyantun. Dibawah Universitas terdapat unsur pelaksana akademik
(Fakultas, Program Studi Pascasarjana dan Doktor, Serta lembaga), unsur pelaksana administratif
(Biro-biro), dan unsur penunjang yang berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT). Disamping itu
terdapat pula beberapa unit organisasi non-struktural dan unsur pelengkap.
Sejak didirikan, Unsyiah berturut-turut dipimpin oleh Kolonel M. Jasin dengan sebutan Pj.
Presiden, Drs. Marsuki Nyak Man dengan sebutan ketua Presidium, Drs. A. Madjid Ibrahim
sebagai Rektor, seterusnya Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA., Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc., Dr.
M. Ali Basyah Amin, MA., Prof. Dr. Dayan Dawood, MA., Prof. Dr. Abdi A. Wahab, M.Sc.,
dan kini Unsyiah berada dibawah pimpinan Rektor Darni M. Daud PhD.

Pelaksanaan Audit Internal Mutu Akademik (AIMA) di lingkungan Universitas Syiah Kuala
pada tahun 2010 adalah siklus kedua dan merupakan rangkaian dari aktifitas implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Universitas Syiah Kuala yang dilakukan oleh Badan
Penjaminan Mutu (BJM) Universitas Syiah Kuala melalui unit pelaksana AIMA yaitu Manajer
Audit Internal Akademik-Universitas Syiah Kuala.

Kegiatan AIMA Siklus II Universitas Syiah Kuala dilaksanakan sebagai upaya pengendalian
mutu akademik yang berkelanjutan. AIMA Siklus II Universitas Syiah Kuala merupakan
kegiatan yang dilakukan di lingkungan Universitas Syiah Kuala dengan melibatkan Unit
pelaksana AIMA dan auditor akademik dari BJM serta bekerjasama dengan pimpinan fakultas,
SJMF (Sistem Penjaminan Mutu Fakultas) dan TPMA (Tim Pengendalian Mutu Akademik) di
jurusan/program studi.

Pelaksanaan AIMA Siklus II Universitas Syiah Kuala dibagi 3 tahap meliputi tahap persiapan
auditor, tahap persiapan dokumentasi, dan tahap visitasi auditi yang dimulai sejak bulan Juli
sampai dengan Desember 2011. Pada kegiatan AIMA Siklus II Universitas Syiah Kuala
dilibatkan 21 orang auditor dan 9 fakultas sebagai auditi. Pelaksanaan audit pada tingkat program
studi dilaksanakan secara sampling, mengingat keterbatasan jumlah auditor dan juga ditujukan
untuk membina SJMF sehingga nantinya dapat melaksanakan monev internal akademik pada
program studi di fakultas masing-masing.

Fokus AIMA Siklus II Universitas Syiah Kuala tahun 2011 meliputi:

1. Manajemen administrasi pelayanan akademik,

2. Proses pelaksanaan akademis,


3. Aktifitas dosen terhadap tridahrama PT, dan

4. Capaian dan tingkat kepuasan akademis oleh mahasiswa.

Hasil audit telah dibahas bersama dengan auditi pada level fakultas dan program studi sekaligus
memberikan tanggapan terhadap temuan auditor. Auditi telah menyatakan kesanggupan
menindaklanjuti hasil audit seperti tercantum dalam berita acara audit yang ditandatangani oleh
pimpinan auditi. Adapun temuan yang tidak termasuk dalam tugas dan kewenangannya
diharapkan dapat bekerjasama dengan unit/biro/lembaga terkait di lingkungan Universitas Syiah
Kuala.

Pelaksanaan AIMA Siklus II Universitas Syiah Kuala tidak hanya menghasilkan temuan negatif,
namun beberapa temuan positif juga dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu, antara
lain:

1. Pelaksanaan penjaminan mutu semakin menjadi perhatian dan konsentrasi setiap unit auditi
yang dibuktikan dengan semakin lengkapnya dokumen perkuliahan, serta adanya Standar
Operasional Prosedur maupun kebijakan yang dibuat oleh internal fakultas di bawah koordinasi
SJMF dengan merujuk pada manual mutu universitas.

Rekomendasi : dukungan bagi fakultas/program studi untuk mempertahankan dan


meningkatkan kinerja terkait MUTU dengan memberikan reward yang dapat berupa :

piagam/sertifikat, diumumkan secara luas baik melalui surat edaran, web site dan rapat kerja
universitas. Penghargaan dapat pula berupa pengalokasian dana yang mendukung pengembangan
mutu.

2. Adanya program persiapan peningkatan status akreditasi di setiap program studi namun perlu
dukungan penuh dari pihak fakultas sehingga pelaksanaannya dapat dipercepat dengan target
mendapatkan akreditasi A.

Rekomendasi : fakultas harus mengalokasikan dana bagi program studi yang akan mengajukan
re-akreditasi dengan target A dan universitas harus memberikan “reward” bagi program studi
yang mendapatkan nilai akreditasi A.
3. Pelaksanan EKD (Evaluasi Kinerja Dosen) tahun 2010 telah memberikan hasil positif
terhadap peningkatkan kinerja dan kualitas akademik terutama kedisiplinan dosen dalam
mengajar lebih baik dari sebelumnya.

Rekomendasi : diperlukan dukungan yang lebih maksimal terhadap sarana dan prasarana
mengajar dan praktikum, termasuk kualitas ruang kelas, alat bantu mengajar, laboratorium
lapangan termasuk kecepatan pelayanan kebutuhan praktikum dan peningkatan SDM
laboratorium melalui pelatihan.

4. Adanya Program Hibah Kompetisi (PHK) yang diterima oleh beberapa program studi dan
level universitas telah memberikan hasil positif terhadap peningkatkan manajemen dan kualitas
akademik terutama sarana dan prasarana penunjang administrasi secara terintegrasi dan
pengajaran lebih baik dari sebelumnya.

Rekomendasi : diperlukan dukungan yang lebih maksimal terhadap pelaksanaan PHK yang
sedang diimplementasikan dan perlu memberikan motivasi kepada program studi untuk
mengusulkan program.

5. Telah tumbuhnya sikap dan pemahaman baik tingkat fakultas dan program studi yang sangat
positif terhadap pentingnya sistem penjaminan mutu dan peran audit dalam membantu dan
memastikan capaian implementasi pengendalian mutu akademik untukmenilai dilaksanakan
secara efisien dan efektif.

Rekomendasi : Kegiatan audit akademik internal dilakukan secara kontinu setiap tahun untuk
meminimalkan resiko yang terkait dengan pelaksanaan akademik di lingkungan Universitas
Syiah Kuala.

Disamping ketiga hal yang positif di atas, pelaksanaan AIMA siklus II Universitas Syiah Kuala
juga menemukan beberapa faktor mendasar yang harus segera diperhatikan sehingga dampak
negatifnya ke depan dapat diminimalisasi, yaitu:

1. Seluruh auditi menyampaikan bahwa sistem koordinasi dan komunikasi antara rektorat,
fakultas, dan program studi masih belum berjalan dengan lancar terutama di tingkat biro dengan
fakultas dan fakultas dengan program studi. Hal yang sangat dominan yaitu menyangkut masalah
administrasi dan keuangan sehingga pelaksanaan dan pelayanan akademik belum dapat
dijalankan sesuai dengan rencana waktu dan kegiatan. Peran P2T dan pengelola APBA juga
masih dirasakan auditi perlu ditingkatkan untuk mendukung pelaksanaan dan pelayanan mutu
yang optimal di lingkungan Universitas Syiah Kuala.

Peran SP4 masih kurang efektif dibandingkan sebelumnya dalam merancang dan

merealisir usulan dari unit auditi, banyak perubahan usulan yang tidak diketahui oleh fakultas
pengusul.

Rekomendasi : diperlukan kebijakan pimpinan universitas untuk penerapan sistem manajemen


yang lebih efektif, transparan, akuntabel, dan komunikatif antar setiap level unit yang terlibat
untuk meningkatkan mutu sistem pelayanan akademik.

2. Dari sisi akademik, meningkatnya kualitas mengajar belum diikuti dengan peningkatan di
bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Bahkan terjadi penurunan kualitas dan jumlah
penelitian dosen Universitas Syiah Kuala sejak 3 tahun terakhir. Keterlibatan Guru besar dalam
kegiatan penelitian dan pengabdian sangat minim dan daya saing proposal penelitian dosen
Universitas Syiah Kuala di tingkat nasional (DIKTI, LIPI, Menristek, dan lainnya) menurun.
Pada tahun 2010, total dosen yang melaksanakan penelitian turun

menjadi hanya 8%.

Rekomendasi : diperlukan kebijakan dan strategi khusus pimpinan universitas untuk


meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian serta peningkatan peran lembaga penelitian
(LEMLIT) dan lembaga pengabdian kepada masyarakat (LPM) untuk lebih produktif.

Kegiatan penelitian dan pengabdian akan menjadi fokus dalam siklus III AIMA dan Evaluasi
Kinerja Dosen 2011. Penelitian mandiri harus lebih terstruktur dan dosen S3 serta Guru Besar
diwajibkan untuk mengajukan usulan penelitian dan pengabdian di tingkat nasional. Indikator
kunci (KPI) Universitas Syiah Kuala menyangkut penelitian dan pengabdian dosen harus dibuat
dan diimplementasikan serta dievaluasi.

3. Minat dosen Universitas Syiah Kuala dalam publikasi ilmiah dan penulisan buku ajar masih
sangat minim di semua bidang. Belum ditemukannya adanya motivator yang mampu
memberikan stimulasi terkait dengan rendahnya jumlah publikasi dan penulisan buku ajar.

Rekomendasi : diperlukan kebijakan dan strategi khusus pimpinan universitas untuk memacu
dosen agar dapat terlibat aktif dalam publikasi ilmiah dan penulisan buku ajar.

KPI Universitas Syiah Kuala menyangkut hal tersebut harus dibuat dan diimplementasikan dan
dievaluasi.

4. Peran aktif SJMF masih lemah dalam kegiatan monitoring dan evaluasi akibat dukungan dari
pihak fakultas belum nyata dan masih banyak dosen yang tidak berminat terlibat dalam kegiatan
SJMF.

Rekomendasi : Para pimpinan fakultas harus lebih fokus dan perhatian terhadap

perkembangan SJMF dan TPMA di unit kerja masing-masing untuk penguatan SDM dan juga
menyediakan fasilitas kerja serta penghargaan.

5. Belum adanya sistem baku tentang pemberian penghargaan dan reward dari pimpinan
terhadap prestasi mutu yang dicapai fakultas dan program studi yang mampu memberikan
dampak perubahan dalam implementasi SPMI di lingkungan Universitas Syiah Kuala.

Rekomendasi : perlu dilbuat SOP tentang penghargaan terhadap unit kerja yang

berprestasi, misalnya pemberian “Unsyiah Reward”, “Rector Reward”, “Dean Reward’ dan lain
sebagainya kepada fakultas dan program studi yang memiliki prestasi dalam mendukung
peningkatan mutu pendidikan di Universitas Syiah Kuala.

Pelaksanan AIMA siklus II Universitas Syiah Kuala yang telah dilaksanakan sesuai dengan
target difokuskan pada : (1) Manajemen administrasi pelayanan akademik, (2) Proses
pelaksanaan akademis, (3) Aktifitas dosen terhadap tridahrama PT, dan (4) Capaian dan tingkat
kepuasan akademis oleh mahasiswa dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Manajemen administrasi pelayanan akademis

Pelaksanaan akademis di setiap fakultas dan prodi telah didukung dengan sistem administrasi
yang memadai dan mengacu kepada standar mutu akademik yang telah disusun. Terjadi
peningkatan pelayan administrasi akademik sejak dilakukannya sistem on-line dan evaluasi
kinerja dosen (EKD). Namun masih ada unit pelaksana yang belum secara penuh menyiapkan
perangkat pendukung sehingga mahasiswa maupun dosen masih belum merasa puas. Variasi
kemampuan SDM ditingkat fakultas dan program studi menyebabkan pelayanan akademis antar
unit masih terdapat perbedaan kualitas.

Rekomendasi :

a. Perlunya sosialisasi dan evaluasi internal secara periodik terhadap pelaksanaan standar mutu
akademik terkait dengan manajemen administrasi pelayanan akademis di setiap unit (fakultas
dan program studi).

b. Perlunya peningkatan jumlah dan kualitas SDM tenaga administrasi dan penyediaan sarana
kerja perlu dilakukan segera dan disesuaikan dengan prioritas kebutuhan.

c. Perlunya pelatihan dan pemagangan secara periodik terhadap SDM fakultas maupun program
studi terkait dengan manajemen administrasi pelayanan akademis.

d. Implementasi pelayanan akademik harus mengacu pada sasaran target standar mutu yang telah
disusun oleh universitas maupun fakultas.

2. Proses Pelaksanaan Akademis (pengajaran dan praktikum) Terjadi perubahan yang siknifikan
terhadap proses pelaksanaan akademis baik proses belajar mengajar maupun praktikum lebih
baik dari tahun sebelumnya. Disiplin dosen dalam melaksanakan kegiatan akademis terutama
belajar mengajar dan praktikum semakin baik dan telah mengacu kepada standar akademik
masing-masing unit.
Ketidaksesuaian yang ditemukan antara lain perencanaan kurikulum masih perlu diperhatikan
karena belum melibatkan stakeholder ataupun data tidak terdokumentasi. Pada umumnya
ketidaksesuaian tersebut adalah dalam hal administrasi pendidikan seperti dalam hal pengisian
KRS, pembuatan GBPP dan SAP, kontrak kuliah, surat penugasan dosen, daftar hadir, dan
penilaian. Temuan yang paling berpengaruh terhadap mutu adalah adanya sistem perkuliahan
yang sangat padat serta sebagian besar diasuh oleh dosen muda dan tenaga pengajar dari luar
institusi pendidikan dan tanpa disertai dengan kesesuaian dengan standar tenaga pengajar.
Ketidaksesuaian juga ditemukan dimana keterlibatan yang sangat minim tenaga pengajar Guru
Besar dalam proses pelaksanan akademik (mengajar, praktikum, penelitian dan pengabdian) di
beberapa unit kerja auditi.

Ketidaksesuaian juga masih ditemukan terhadap proses pelaksanaan kegiatan praktikum


mahasiswa yang tidak sesuai dengan jadwal dan target akibat dari dukungan proses administrasi
keuangan dari biro dan fakultas yang belum lancar hampir di setiap semester. Kondisi ini juga
sangat berpengaruh terhadap penguasaan materi dan hampir di seluruh fakultas serta program
studi pelaksanaan praktikum mata kuliah terlaksana sangat minim. Selain itu sebagian besar
fakultas dan program studi yang belum

melaksanaan sistim monitoring dan evaluasi internal terhadap proses pelaksanaan akademis
secara periodik sehingga akumulasi permasalahan terjadi berulang setiap semester.

Rekomendasi :

a. Setiap unit kerja diharapkan dapat melibat stakeholder untuk melakukan evaluasi

kurikulum yang sedang berjalan, juga diperlukan adanya Pedoman Penyusunan

Kurikulum yang terbaru untuk setiap fakultas.

b. Diperlukan keseragaman dalam sistem dokumentasi dan hasil pelaksanaan akademis

termasuk kegiatan praktikum, praktek lapangan, penelitian, dan tugas akhir mahasiswa.
c. Perlu diterapkan sangsi dan reward terhadap kedisiplinan dosen dalam pelaksanan belajar
mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat termasuk keterlambatan pemasukan nilai ujian
yang berpengaruh terhadap pengisian KRS mahasiswa misalnya :

_ Dosen yang tidak memenuhi kewajiban mengajar dan praktikum (tanpa izin tertentu) diberikan
sangsi tidak mengajar atau membimbing mahasiswa pada semester berikutnya.

_ Dosen yang tidak melakukan kegiatan akademis secara periodik (mengajar, penelitian dan
pengabdian) diusulkan untuk tidak diperpanjang sertifikasinya

_ Dosen yang melebihi batas waktu pemasukan nilai ujian maka nilai akan diberikan oleh
program studi.

_ Dosen yang terlambat dalam pemasukan nilai diberikan skorsing selama satu semester (tidak
boleh mengajar dan membimbing). Sanksi terhadap dosen tersebut dilakukan dengan
mengirimkan surat ke Senat Fakultas.

d. Perlu dilakukan evaluasi oleh SJMF dan TPMA terhadap kelengkapan administrasi proses
pelaksanaan akademis pada awal semester dan akhir semester agar dapat diketahui permasalahan
sejak awal dan terjadinya koordinasi pada akhir setiap akhir semester.

e. Perlu dibakukan format kontrak perkuliahan di Universitas Syiah Kuala, dan harus
ditandatangani oleh dosen dan perwakilan mahasiswa serta disetujui oleh pimpinan.

f. Perlu dukungan kelengkapan perangkat on-line di setiap program studi agar pelayanan proses
akademik semakin lancar.

3. Aktifitas dosen terhadap tridharma PT (penelitian dan pengabdian)

Hasil audit akademik menunjukkan terjadi ketidakseimbangan dalam pelaksanaan tugas dosen
sebagai pengemban amanah tridarma PT hampir di seluruh fakultas dan program studi.
Ketidaksesuaian katagori berat ditemukan dimana hanya sebagian kecil dosen melakukan
kegiatan penelitian dan pengabdian secara periodik. Selain itu dokumentasi hasil kegiatan
penelitian dan pengabdian oleh dosen sangat minim ditemukan di setiap program studi maupun
fakultas. Kondisi ini diperberat dengan tidak tercantumnya penelitian dan pengabdian di dalam
KPI universitas, fakultas dan program studi serta tidak adanya sistem evaluasi terhadap aktifitas
penelitian dan pengabdian oleh dosen.

Sistem pembinaan oleh dosen senior terhadap dosen muda dalam kegiatan penelitian dan
pengabdian belum berjalan dan “budaya” Peer Group penelitian dan pengabdian belum tumbuh
hampir di setiap program studi dan fakultas. Kebijakan dalam pelaksanaan “penelitian mandiri”
oleh dosen belum diatur dengan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti dan
mengikuti aturan adminsitrasi dan keilmuan.

Penelitian mandiri belum dilakukan secara terencana, tercatat, dan dilaksanakan serta dilaporkan
tanpa SOP dan kebanyakan tidak diketahui oleh pimpinan. Hampir seluruh fakultas, program
studi dan laboratorium belum memiliki kebijakan dalam melaksanakan tema penelitian dan
pengabdian unggulan. Sosialisasi teknis terhadap program penelitian dan pengabdian oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tidak diikuti dengan sosialisasi oleh pimpinan
di fakultas dan program studi (hanya dengan cara menempel pengumuman). Dosen tidak
memiliki “roadmap” penelitian unggulan dan berkelanjutan serta sangat kurang mendapatan
bimbingan teknis sehingga usulan penelitian hibah sangat kurang.

Rekomendasi :

a. Kebijakan terhadap pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen
perlu ditegaskan dan dilakukan evaluasi periodik terhadap pelaksanaannya

b. Setiap fakultas, program studi dan laboratorium harus memiliki “road map” penelitian
unggulan dan bagi yang mampu melaksanakannya diberikan reward, misalnya : diberikan
anggaran peningkatan sarana dan prasara yang LEBIH BESAR untuk memacu yang lain.

c. Harus dibuat kebijakan dan SOP terhadap “penelitian mandiri” oleh dosen sehingga memenuhi
persyaratan administrasi dan keilmuan. Setiap penelitian mandiri harus diketahui oleh pimpinan
dan dilengkapi dengan dokumen pelaksanaan penelitian.

d. Membuat kebijakan yang “tegas” mewajibkan dosen melakukan “penelitian dan


pengabdian”, misalnya :

_ Dosen yang telah mencapai lektor kepala atau melebihi harus melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat bersumber pada anggaran DIKTI/tingkat nasional lainnya
minimal 1 tahun 1 kali dan tidak dapat mengikuti penelitian bersumber dari dana lokal. Bila
selama 2 tahun berturut-turut tidak dapat melakukannya maka renumerasi “sertifikasi” ditunda.

_ Penelitian mandiri hanya boleh dilakukan oleh dosen yang belum mencapai pangkat lektor
kepala setiap tahun, sedangkan yang telah mencapai lektor kepala atau melebihi hanya boleh
melaksanakan penelitian mandiri setiap 2 tahun sekali.

_ Dosen yang mendapat penelitian dari hibah nasional dan internasional diberikan “reward”.

_ Membuat kebijakan untuk “membiayai” penelitian unggulan Peer Group” dari dana PNBP
universitas sehingga dapat kontinyu dilaksanakan oleh dosen.

e. Sosialisasi dan bimbingan teknis harus dilaksanakan oleh lembaga, fakultas dan

program studi secara lebih sistematis sehingga mampu menarik minat dosen untuk melaksanakan
penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pemilihan dosen teladan dan peneliti
teladan harus terus dilakukan dengan prosedur yang lebih terukur.

f. Menjadikan aktifitas penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai fokus evaluasi kinerja
dosen (EKD) dan AIMA pada siklus III tahun 2011.

4. Capaian dan tingkat kepuasan akademis oleh mahasiswa

Penilaian capaian dan tingkat kepuasaan akademis oleh mahasiswa merupakan bagian dari
kegiatan AIMA siklus II tahun 2010 namun pelaksanaannnya dilakukan secara khusus oleh “Tim
MONEV Internal” BJM sesuai dengan pelaksanaan kegiatan akademik pada semester berjalan
(laporan terpisah). Namun demikian hasil ini juga merupakan bagian melekat yang dilakukan
oleh auditor AIMA untuk lebih melengkapi informasi yang didapat terhadap tingkat kepuasan
akademis mahasiswa. Dari hasil audit dapat ditemukan ketidakseuaian katagori ringan, dalam
bentuk “masih kurang puas” antara lain:
1. Kualitas belajar mengajar terkait dengan dosen utama yang diwakili oleh dosen

muda/asisten dosen serta teknik mengajar yang belum menyesuaikan dengan kondisi.

2. Pelayanan praktikum yang sangat minim serta sebagian besar dilakukan menjelang akhir
semester, begitu juga kondisi sarana prasarana baik penunjang perkuliahan, praktikum dan
penelitian mahasiswa.

3. Kondisi laboratorium dan laboratorium lapangan untuk mendukung pelaksanaan penelitian,


tugas akhir termasuk ketersediaan alat transportasi untuk melakukan praktek lapangan ke luar
daerah.

4. Kondisi sarana pendukung “perpustakaan”.

5. Kondisi “akademik atmosfir” terutama kebersihan internal (halaman, toilet, ruang kuliah)
disetiap fakultas dan kondisi umum universitas.

6. Sistem komunikasi antara dosen dan mahasiswa yang perlu ditingkat terutama dalam
konseling dan bimbingan tugas akhir sehingga dapat mempersingkat masa kelulusan.

Pelaksanaan AIMA siklus II Universitas Syiah Kuala tahun 2010 juga menghasilkan “temuan”
yang harus ditanggapi ditindaklanjuti oleh pimpinan unit (fakultas dan program studi),
sedangkan “rekomendasi” ditujukan untuk pimpinan universitas sebagai acuan dalam menyusun
kebijakan dan strategi ke depan sehingga pelaksanaan mutu di lingkungan Universitas Syiah
Kuala terus meningkat. Pimpinan lembaga dan Biro yang berhubungan dan berwenang
diharapkan pula dapat melakukan tindak lanjut dari rekomendasi tersebut.

Pelaksanaan AIMA siklus II Universitas Syiah Kuala tahun 2010 secara umum berjalan cukup
lancar atas kerjasama semua pihak, walaupun dalam penyelesaiaan akhir mengalami
keterlambatan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan audit akademik ini adalah terkait
dengan penyesuaian waktu antara auditor dan auditi serta koordinasi, keterbatasan jumlah
auditor, ketersediaan pendanaan dan padatnya jadwal perkuliahan.
Pengalaman ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi pelaksanaan yang akan datang.
Hasil audit akademik ini diharapkan bisa digunakan oleh pimpinan untuk pembenahan dalam hal
peningkatan mutu Universitas Syiah Kuala secara keseluruhan dan berkelanjutan sehingga
mampu menjadi salah satu perguruan tinggi unggulan baik nasional bahkan internasional
nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

http://qualitysystem.wordpress.com/2007/08/06/ceklis-audit-sistem-manajemen-mutu-sales-dan-
marketing/

http://www.unsyiah.ac.id/file/Ringkasan%20Eksekutif%20AIMA%20Siklus%202%202010.pdf

http://www.google.co.id/search?q=Ringkasan%2520Eksekutif%2520AIMA%2520Siklus
%25202%25202010&sourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8&channel=suggest

http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Syiah_Kuala

Anda mungkin juga menyukai