Kedua kalinya sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar, Nabi Agung, Nabi akhir zaman yaitu baginda nabi Muhammad SAW.
yang telah membimbing kita sebagai umat Islam menuju jalan yang terang
benerang menuju zaman kejayaan yang abadi, dan pada akhirnya dari Beliaulah
syafaat-Nya kita harapkan, kita nantikan di akhir zaman kelak.
Dan ketiga kalinya tak lupa juga ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada yang kami hormati :
1. Bapak Abd. Qodir, S.Ag. selau kepala SMA PGRI 1 Jombang yang telah
memberi kesempatan untuk menulis buku pedoman guru ini.
2. Teman seprofesi dan seperjuangan yang tergabung dalam komunitas
MGMP Ekonomi kabupaten Jombang yang telah banyak memberi sport
untuk penyusunan buku ringkasan materi ekonomi klas X semeseter
ganjil ini sehingga selesai tepat waktu
3. Bapak dan Ibu Guru dan seluruh staf dan karyawan SMA PGRI 1
Jombang yang telah banyak memberi dukungan terhadap penulisan
buku pedoman guru sehingga akhirnya buku ini bisa terwujud.
4. Semua pihak yang tidak mungkin saya sebut satu persatu yang telah
banyak memberi dukungan dan dorongan sehingga buku ini bisa
terwujud.
Penulis
ILMU EKONOMI
DEFINISI ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi dekat sekali dengan kehidupan sehari hari. Disadari atau tidak, diakui atau
tidak, bahwa ilmu ekonomi telah menjadi pedoman manusia dalam melakukan tindakan. Ilmu eknomi
mencangkup persoalan yang luas dalam kehidupan sehari – hari. Kemutuhan manusia yang tidak
terbatas dihadapkan pada alat pemuas kebutuhan yang terbatas, sehingga mengakibatkan orang
menentukan pilihan kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Hal itulah yang mendasari
orang harus mempelajari ulmu ekonomi. Disamping itu alasan kuat belajar ekonomi adalah karena
siapapun kita dan apapun pekerjaan kita lakukan selalu berhubungan dengan ilmu ekonomi.
Menurut Paul Samuelson, ilmu ekonomi diartikan sebagai studi mengenai individu – individu
dan masyarakat dalam membuat pilihan dengan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan
barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang
akan datang. Sedangkan menurut Richard G. Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu
yang mempelajari pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kegiatan manusia yang
tidak terbatas. N.Gregory Mankiw menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah study tentang cara
masyarakat mengelola sumber – sumber yang langka. Robert B. Ekelund Jr dan Robert D. Tollison
mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan masyarkat yang
mempunyai keinginan yang tidak terbatas memilih untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas
demi memenuhi keinginan mereka. Dari beberapa pendapat diatas jelaslah bahwa ilmu ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari usaha – usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas
dengan sumber daya yang terbatas atau langka.
Kegunaan Barang
Setiap hari manusia membutuhkan barang untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan. Bagi
manusia barang berguna karena sifat dasarnya, waktu pemakaian, tempat, bentuk pelayanan dan hak
kepemilikan. Oleh karena itu kegunaan barang tersebut dapat di bedakan sebagai berikut.
Kegunaan dasar
Barang akan berguna karena mengandung suatu zat atau sifat dasar. Misalnya beras sebagai
bahan baku pembuat nasi
Kegunaan waktu
Dimana barang akan mempunyai manfaat atau kegunaan karena dipakai pada saat yang
tepat, misalnya payung akan berguna pada musim penghujan.
Kegunaan tempat
Barang akan berguna pada karena berubah tempat, misalnya pasir di sungai akan berguna
jika berada ditempat bangunan – bangunan rumah.
Kegunaan bentuk
Dimana barang akan memiliki kegunaan jika telah bentuk sesuai dengan keinginan,
misalnyakayu gelondongan akan lebih berguna jika telah berubah menjadi meja, kursi ataupun
almari
Kegunaan pelayanan
Barang akan berguna karena adannya jasa pelayanan, misalnya televisi akan berguna jika
ada siaran, HP akan berguna jika ada pulsanya.
Kegunaan hak milik
Barang akan berguna karena telah berpindah atau berubah kepemilikannya, misalnya buku
yang ada di toko akan berguna jika telah dibeli dan dimiliki oleh pelajar.
Peradaban
Kemajuan peradaban yang berbeda di tiap wilayah juga menyebabkan perbedaan kebutuhan.
Semakin maju peradaban manusia maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus
dipenuhinya.
Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
kebutuhan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat kebutuhannya
juga sangat besar.
KELANGKAAN
Para ahli ekonomi sudah terbiasa mengartikan kata langka dengan keadaan di mana jumlah barang dan jasa
yang diminta lebih banyak dari pada barang ditawarkan atau yang tersedia. Masalah kelangkaan merupakan
masalah bagaimana orang dapat memenuhi kebutuhan hidup dan banyak dan beraneka ragam dengan
sumberdaya yang dimiliki ataui sumber daya yang ada.
Manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam dan selalu bertambah. Oleh karena itu perlu di
ciptakan alat pemenuhan kebutuhan berupa barang dan jasa. Jumlah barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan relative terbatas, Namun dalam kenyataannya jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu timbul
pertanyaan mengapa jumlah barang dan jasa banyak di katakana langka ?. Kelangkaan bukan berarti
segalanya sulit di peroleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat di artikan alat yang di gunakan untuk
memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus di penuhi. Berdasarkan
beberapa kasus atau kejadian di atas, kelangkaan mengandung dua pengertian, yaitu
Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
Untuk mendapatan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.
Masalah kelangkaan selalu dihadapi oleh para pelaku ekonomi. Masalah kelangkaan merupakan masalah
bagimana orang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Dalam menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena masalah ekonomi yang
sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak terbatas dan alat
pemuas kebutuhan yang terbatas.
Kebutuhan manusia sangat beragam dan terus meningkat seiring dengan meningkatnya peradaban
manusia baik di bidang ekonomi maupun di bidang non ekonomi. Kebutuhan tersebut akan di penuhi
dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Oleh karean itu sumber daya memiliki sifat – sifat khusus,
seperti barang langka karena jumlahnya terbatas.
Biaya langsung
Segala sesuatu yang kita keluarkan atau kita koebankan untuk memperoleh sesuatu dapat kita sebut
sebagai biaya. Biaya ini dapat berupa pengeluaran dalam bentuk uang, atau hal lain yang tidak
berkaitan langsung berkaitan dengan uang. Biaya yang berhubungan dengan uang ini kita sebut
sebagai biaya langsung. Biaya langsung amat berhubungan dengan biaya sehari – hari , Alasnya
biaya sehari – hari merupakan biaya biaya yang di keluarkan secara rutin untuk memenuhi kebutugan
hidup
manusia yang fital. Bahkan dalam kondisi ekonomi yang paling sulit sekalipun, manusia akan tetap
berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, walaupun untuk itu ia harus mengorbankan
kepentingan lainnya. Biaya peluang adalah sebuah pengorbanan yang dilakukan oleh seseorang
karena mengambil suatu pilihan, berbeda dengan biaya langsung yang berhubungan dengan uang,
biaya peluang tidak harus harus berhubungan dengan uang
BENGKEL HIRECDA
LAPORAN PERHITUNGAN LABA – RUGI
PER 31 MARET 2012
Laba akuntansi adalah pendapatan atau penerimaan di kurangi biaya eksplisit. Laba ekonomi adalah
pendapatan dikurangi biaya secara ekonomi jika laba tersebut lebih besar dari pada biaya peluang atau
opportunity cost. Jika kita cermati penjelasan di atas, dapat dismpulkan perbedaan sehari – hari dengan
biaya peluang. Biaya sehari – hari adalah pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu
kegiatan (kegiatan ekonomi) tanpa memperhitungkan kerugian karena dikorbankannya kegiatan lain. Di
lain pihak biaya peluang adalah biaya yang muncul secara implisit karena melakukan kegiatan dan
mengorbankan kegiatan yang lain. Biaya sehari – hari muncul dari kegiatan apa yang dilakukan
sedangkan biaya peluang muncul dari kegiatan lain yang tidak biasa dilakukan. Dan bagaimana
hubungan biaya peluang dengan laba ? Maka untuk menjawab itu semua kita ikuti ilustrasi berikut :
Apakah bengkel HIRECDA dapat dikatakan berutung jika Bayuda memperoleh laba akuntansi sebesar
Rp. 18.000.000,00 jawabnya belum tentu. Untuk membuktikannya maka perhatikan pernytaan berikut,
dengan kita mengandaikan penerimaan total Rp. 141.000.000,00 yang mengakibatkan laba akuntansi
sebesar Rp. 18.000.000,00
Jika laba akuntansi lebih kecil dari pada biaya peluang, maka perusahaan sebenarnya merugi. Jadi jika
penerimaan bengkel HIRECDA hanya Rp. 141.000.000,00 maka kesimpulannya Bayuda harus kembali
bekerja pada perusahaan otomotif.
2. Ekonomi Makro
Mkro berarti besar. Ekonomi makro menganalisis keseluruhan dalam permasalahan
kegiatan perekonomian. Analisanya bersifat umum dan tidak membahas hal – hal yang rinci.
Dalam ilmu ekonomi makro membahas hal – hal tentang isu – isu pokok yang selalu dihadapi
oleh suatu perekonomian. Dan analisanya selalu berusaha member jawaban untuk pertanyaan
pertanynaan sebagai berikut :
Faktor – faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekknomian ?
Mengapa pertumuhan ekonomi tidak selalu tinggi ?
Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ?
Mengapa pengangguran dan kenaikan harga – harga terus terjadi ?
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 11
Disamping membuat penjelasan dari faktor – faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi
Negara dan keadaan – keadaan yang menciptakan berbagai masalah, analisis ekonomi makro
menerangkan pula kebijakan – kebijakan yang dapat di terapkan pemerintah untuk mengatasi
masalah – masalah tersebut. Secara ringkas masalah ekonomi makro utama yang dihadapi
suatu Negara adalah masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidak setabilan kegiatan
ekonomi, masalah pengangguran, masalah inflasi, serta ketimpangan neraca perdagangan dan
neraca pembayaran.
Permasalahan ekonomi di atas juga sering dijadikan pedoman bagi perusahaan untuk membuat suatu
perencanaan. Beberapa pertimbangan perusahaan dalam membuat perencanaan, antara lain apa dan
berapa yang di produksi, siapa yang akan memproduksi, kapan barang di produksi, dimana akan di
produksi, mengapa barang itu hatrus di produksi, dan bagaimana cara memproduksinya.
SISTEM EKONOMI
Pengertian sistem eknomi
Berbagai masalah ekonomi yang muncul di masyarakat di usahakan untuk dapat di pecahkan.
Usaha – usaha untuk memecahkan persamasalahan tersebut di tempuh melalui sebuah system
ekonomi yang di anut oleh suatu negara. Sistem ekonomi adalah perpaduan perangkat atau alat
yang digunakan untuk menjawab secara tuntas masalah apa, bagaimana, dan untuk siapa barang
di produksi. Efektif aatu tidaknya jawaban – jawaban yang di berikan sangat bergantung sistem
ekonomi yang di jalankan .
Pemilihan system ekonomi yang di terapkan suatu negara di pengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain sebagai begai berikut :
1. falsawah negara yang bersangkutan
2. sosial dan buadaya, cita – cita, keinginan serta sikap penduduk.
3. sumber daya alam dan iklim
4. pengalaman sebagian besar penduduk negara yang bersangkutan
5. lingkungan politik dan hokum suatu Negara
Kondisi di setiap negara berbeda, oleh karena itu di dunia ini tidak ada negara yang
melaksanakan system ekonomi yang benar – benar sama antara negara satu dengan negara
lainnya.
macam-macam sistem ekonomi
Sistem ekonomi tradisional
Sistem ekonomi tradisional merupakan system ekonomi yang di terapkan oleh masyarakat
tradisional. Sesuai dengan keadaannya yang tradisional, corak perekonomianpun bersifat
tradisional. Tehnik produksi di pelajari secara turun temurun. Pada umumnya produksi lebih
mengandalkan alam dan tenaga kerja serta belum mengenal tehnologi. Barang – barang
yang mereka butuhkan di produksi sendiri dengan cara sederhana. Hasil produksipun
terbatas hanya untuk keluarga atau kelompok.
Adapun ciri sistem tradisional antara lain
o Tehnik produksi yang di pelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana
o Hanya sedikit sekali menggunakan modal
o Pertukaran di lakukan dengan sistem barter
o Tidak terdapat pembagina kerja, jika ada masih sangat sederhana
o Tidak ada hubungan dengan dunia luar sehingga masyarakatnya statis
o Tanah merupakan tumpuhan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran
Berdasarkan ciri – ciri tersebut, sistem ekonomi trandisional memiliki beberapa kelebihan
dan kekuangan
Sisi positif
o Tidak terjadi persaingan karena semuanya di lakukan berdasarkan kebiasaan
o Anggota masyarakat tidak terbebani target tertentu, karena kegiatan dilakukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Sisi negatif
Sisi negatif
Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Dengan persaingan yang bersifat bebas,
pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan, sedangkan golongan pekerja
hanya sebagian kecil dari pendapatan.
Pemilik sumber daya produksi mengekploitasi golongan pekerja sehingga yang kaya
nakin kaya sedangkan orang miskin cenderung tetap menjadi miskin.
Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat
Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh
individu.
Pengertian Konsumsi
Dalam pengertian ilmu ekonomi, konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau
menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Namun
demikian kita harus hati – hati dalam menentukan apakah kegiatan dalam menggunakan suatu benda
tersebut termasuk lingkup konsumsi atau tidak. Pada barang – barang dan jasa tertentu selain
bertujuan untuk di konsumsi namun pada saat tertentu benda yang sama tersebut juga di gunakan
sebagai benda produksi. Sebagai contoh Bapak Mujiono memiliki mobil, pada hari Senin sampai
dengan Jum at mobil tersebut digunakan oleh Pak Mujiono untuk mengangkut penumpang. Sedangkan
pada hari Sabtu dan Minggu mobil tersebut khusus digunakan untuk keperluan keluarga seperti belanja
dan piknik atau jalan – jalan ke mal. Pada hari Sabtu dan Minggu mobil tersebut di gunakan untuk
kegiatan konsumsi, namun pada hari Senin sampai demngan Jum at bukan untuk tujuan konsumsi
melainkan untuk tujuan produksi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa barang / jasa selain digunakan
untuk konsumsi juga bisa di gunakan untuk kegiatan produksi
Ciri – ciri benda konsumsi
Untuk dapat melihat pemakaian suatu benda termasuk kedalam lingkup konsumsi atau produksi dapat
diketahui dari ciri – ciri benda itu sendiri, yang antara lain memiliki ciri :
a. Benda – benda yang di konsumsi adalah benda ekonomi atau benda yang untuk memperolehnya
diperlukan pengorbanan. Kegiatan menghidrup udara, berjemur pada sinar matahari pagi dan
mandi di sungai untuk daerah pegunungan bukankah termasuk kegiatan konsumsi karena benda
itu didapat secara gratis.
b. Benda yang di konsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pengunaan gergaji,
cangkul, mesin – mesin dan barang – barang modal lainnya yang bertujuan menambah manfaat
Nilai barang
Suatu barang dapat dikatakan memiliki memiliki nilai jika barang tersebut bermanfaat dan dapat di
tukarkan dengan barang lain. Pada saat ini nilai tukar suatu barang Pada saat ini nilai tukar suatu
barang diukur dengan satuan uang. Oleh karena itu dalam ekonomi di kenal dengan adanya nilai pakai
dan nilai tukar barang.
Nilai pakai
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan. Nilai
pakai terdiri atas nilai pakai subjetif dan nilai pakai objektif
Nilai pakai subjektif
Nilai pakai subjektif adalah nilai yang di berikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang
tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena penilaian ini bersifat
individual maka nilai pakai subjektif suatu barang berbeda antara orang yang stau dengan orang
lainnya. Misalnya nilai buku bagi anak sekolah akan berbeda dengan karyawan kantor
Nilai pakai objektif
Nilai pakai objektif adalah kemampuan suatu barang secara umum untuk dipakai dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Nilai pakai objektif berlaku umum karena dilihat dari segi barang itu sendiri.
Misalnya nasi bagi orang Indonesia mempunyai nilai pakai objektif karena dapat memenuhi kebutuhan
pada saat lapar. Tinggi rendahnya nilai pakai objektif menurut pemakainya relativ sama untuk semua
orang.
Nilai Tukar
Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukar, baik dengan uang maupun dengan
barang lainnya. Nilai tukar terdiri atas nilai tukar subjektif dengan nilai tukar objetif
Nilai tukar subjektif
Nilai tukar subjektif adalah nilai tukar suatu barang jika dilihat dari sudut pandang pemilikinya atau
orang yang menukarkannya. Nilai tukar subjektif bersifat individual sehingga berbeda antara orang
yang satu dengan orang lainnya. Seseorang dapat menghargai suatu benda dengan sangat tinggi,
namun belum tentu orang lain menghargai setinggi itu.
Nilai tukar objektif
Nilkai tukar objektif adalah nilai tukar suatu barang yang berlaku secara umum. Dengan kata lain nilai
tukar objektif adalah nilai tukar yang di berikan oleh masyarakat terhadap suatu barang untuk ditukarkan
dengan barang lain dilihat dari sudut pandang barang itu sendiri. Misalnya menurut padangan
masyarakat haga emas 24 karat per gram Rp. 100.000,00. Dalam hal ini harga adalah nilai tukar objektif
yang dinyatakan Rp. 100.000,00 berlaku umum
PELAKU EKONOMI
1 2
PASA OUT PUT
8 7
9 10
14 13
R T P R T N R T K
15 16
11 12
5 6
4 PASAR IN PUT 3
GAMBAR : 1
LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI DALAM PEREKONOMIAN TERTUTUP
DENGAN MEMASUKAN PIHAK PEMERINTAH
M L N
R T K pajak R T N pajak R T P
sarpras sarpras
PASAR IN PUT
M L N
GAMBAR : 2
PENDAPATAN
PENGELUARAN
Perekonomian sederhana
Arus kegiatan ekonomi masyarakat terdiri atas dua sektor utama. Yaitu rumah tangga dan perusahaan.
Arus kegiatan dalam sector tersebutnerupa arus uang dan arus barang atau jasa yang berhubungan
bolak – balik.
U a n g
II
R T P R T K
I
Uang
Gambar : 1
LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI DALAM PEREKONOMIAN TERTUTUP
Bila di lihat dari pihak RTK pada bagian lingkaran I (bawah) terdiri dari para penyedia faktor produksi
seperti penyedia faktor sumber daya alam khususnya tanah, penyedia faktor modal dan penyedia
keahlian / kewirausahaan. Semua penyedia faktor produksi tersebut memberi jasa atau kesempatan
untuk digunakan oleh pihak RTP dalam menyelenggarakan proses produksi dalam menghasilkan
barang dan jasa. Untuk itu pihak RTK yang menyediakan tanah akan memperoleh balas jasa uang
berupa sewa, sedangkan penyedia faktor tenaga kerja akan menerima uang berupa upah, penyedia
faktor modal akan menerima imbalan uang yang disebut dengan bunga, dan penyedia faktor
FAKTOR PRODUKSI
PENDAPATAN
PENGELUARAN
Gambar : 2
ALUR PEREKONOMIAN SEDERHANA
Bagan tersebut memperlihatkan kegiatan ekonomi sederhana. Bagian atas menunjukan aliran faktor
produksi yang berasal dari sektor rumah tangga dan digunakan oleh sector perusahaan dalam kegiatan
produksi. Selanjutnya sektor perusahaan memberikan sewa, bunga, upah, dan keuntungan kepada
sektor rumah tangga sebagai pengembaliannya. Nilai pengembalian ini sama dengan nilai produksi oleh
sekotor perusahaan. Bgain bawah memperlihatkan aliran barang dan jasa yang di hasilkan oleh sektor
perusahaan kerumah tangga. Sebagai pengembaliannya sektor rumah tangga memberikan uang
kepada sektor perusahaan sebagai pembelian atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor
perusahaan. Dengan demikian terdapat beberapa aliran atau arus , yaitu arus produksi, arus
pendapatan, dan arus pengeluaran. Jika kegiatan perekonomian untuk seluruh Negara ukuran tersebut
menjadi ukuran nasional (makro)
GAMBAR : 3
LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI DALAM PEREKONOMIAN TERTUTUP
DENGAN MEMASUKAN PIHAK PEMERINTAH
Dalam diagram lingkaran kegiatan ekonomi pada perekonomian tertutup dengan memperhitungkan
peran pihak pemerintah seperti pada diagram 3 di atas. Dalam gambar diagram di atas pihak
pemerintah berperan seperti di uraikan dimuka pada KD 1, maka hubungan RTK dan RTP dengan RTN
dimana RTN member gaji kepada RTK dan RTP. Untuk itu terjadi arus pendapatan dan arus
pengeluaran. Bila di buat rumus persamaan tentang arus pendapatan maka Y = C + S + T. dimana T
adalah Taxes artinya pajak. Sedangkan dari pengeluaran di peroleh rumus Y = C + I + G atau E,
dimana G dari kata Govermennet satau Exspenditure yang artinya pengeluaran pemerintah.
M L N
R T K pajak R T N pajak R T P
sarpras sarpras
PASAR IN PUT
M L N
GAMBAR : 4
Maksud perekonomian terbuka adalah adanya kegiatan ekspor dan impor dengan Negara atau masyarakat
luar negeri, bilamana digambar dalam perekonomian terbuka ini yang ditandai adanya kegiatan ekspor dan
impor seperti Nampak pada gambar 4 di atas. Dimana dalam gambar tersebut terdapat kegiatan exspor
dan impor baik yang dilakukan oleh RTP maupun RTK dan RTN. Dengan demikian terdapat arus
pendapatan yang bila dibuat rumus persamaan Y = C + S +T + X Sedangkan bila terjadi arus
pengeluaran dapat dibuat dengan rumus Y = C + I +G + (X –M)
PASAR
Pasar secara sempit diartikan sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli untuk bertansaksi
barang atau jasa. Akan tetapi ada pula pasar yang tidak mempertemukan penjual dan pembeli secara
langsung, misalnya pasar saham. Sehingga pasar dapat juga diartikan secara luas, yakni proses dimana
penjual dan pembeli saling berinteraksi untuk menetapkan harga keseimbangan.
STRUKTUR PASAR
Struktur pasar adalah berbagai hal yang dapat mempenagruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam
pasar, seperti jumlah perusahan, skala produksi dan jenis produksi. Struktur pasar yang komperatif adalah
struktur pasar dimana perusahaan – perushaan ada yang didalamnya sama sekali tidak mempunyaio
kemampuan untuk mempengaruhi harga dan jumlah barang di pasar. Semakin lemah kemampuan
perusahaan tersebut semakin komperatif struktur pasarnya. Struk pasar disuatu Negara dapat begerak
melalui struktur pasar persaingan sempurna. Persaingan tidak sempurna dan lain sebagainya
2. Pasar oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan.
Jumlah perusahaan pada pasar oligopoly umumnya lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Misalnya
pasar semen yang dipasok oleh perusahaan Indo Semen, Semen Padang, Semen Cibonong, dan
Semen Gersik, Tetapi jika pasar hanya dipasok oleh dua perusahaan disebut pasr duopoly.
ELASTISITAS
Tingkat Elastisitas Permintaan
Perhitungan koefisien elastis permintaan mempunyai lima kemungkinan hasil. Lima kemungkinan
elastisitas tersebut adalah
Permintaan elastis
Situasi ini terjadi apabila nilai koefisien elastisitas permintaan lebih besar dari satu. Ini terjadi persentase
perubahan permintaan lebih besar dari persentase perubahan harga. Sebagai contoh harga tas disebuh
toko turun dari Rp. 15.000,00 menjadi Rp. 14.000,00 dan jumlah permintaan tas tersebut naik dari 1.000
unit menjadi 3.000 unit.
Ed > 1
Ed < 1
Ed = 1
Ed = ~
Ed = 0
Penawaran elastis
Kondisi ini terjadi apabila nilai koefisien elastisitas penawaran lebih besar dari satu atau dengan kata
lain bila persentase perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga. Sebagai contoh harga tas
di sebuah toko naik dari Rp. 14.000,00 menjadi Rp. 14.500,00 ini mengakibatkan jumlah penawaran
naik dari 1.0000 unit menjadi 3.000 unit
Es > 1
Penawaran inelastis
Kondoisi ini bisa terjadi apabila nilai koefisien elastisitan penawaran lebih kecil dari satu atau dengan
kata lain bila persentase peruabahan penawaran lebih kecil dari persentase perubahan harga, sebagai
contoh harga tepun trigu naik dari harga Rp. 6.000,00 menjadi Rp. 7.000,00 perkilogram dan jumlah
penawaran naik dari 1.400 kg menjadi 1.500 kg.
Es < 1
Es = 1
Es = ~
Es = 0
Hukum Permintaan menyatakan Apabila harga suatu barang dan jasa meningkat maka kuantitas yang
diminta akan menurun. Sebaliknya apabila harga suatu barang dan jasa menurun maka kuantitas yang
diminta akan meningkat, ceteris paribus.
HARGA (P)
3.000
2.000
1.000
0 JUMLAH (Q)
10 20 30 40 50 60
KUANTITAS KUANTITAS
KOMBINASI HARGA PER KG
PERTAMA BARU
A 5.000,00 25 10
B 4.000,00 35 20
C 3.000,00 45 30
D 2.000,00 55 40
E 1.000,00 65 50
HARGA (P)
3.000
2.000
1.000
0 JUMLAH (Q)
10 20 30 40 50 60
HARGA
5.000 S
4.000
E Titik kerseimbanagn
3.000
2.000
1.000 D
JUMLAH
1.000 2.000 3.000 4000 5.000
Pergeseran kurva permintaan
Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang akan selalu mengalami perubahan. Jika
permintaan mengalami peningkatan maka kurvanya akan bergeser ke kanan.Bergesernya jumlah permintaan
akang mengakibatkan terbentuknya harga keseimbangan yang baru.
D1
E
D2
D1
Seperti halnya pada permintaan jumlah penawaran barang yang dilakukan oleh produsen juga akan
mengalami perubahan . Jumlah penawaran barang yang meningkat ditujukan dengan bergesernya kurva
penawaran kekakan. Jika jumlah penawaran barang menurun kurvanya akan bergeser kekiri. Bergesernya
kurva penawaran tersebut jug akan mengakibatkan terbentuknya harga keseimbangan yang baru.
S2
E S1
S1
S2
S1 S2
E
D2
D1
E E
D2
D1
Kurva permintaan dan penawaran bergeser dengan arah dan besar yang sama
D1 D2
S1
S2
Q P
ED
P Q
Sebagai contoh, hitunglah koefisien elastisitas dari harga dan kuantitas permintaan berikut
HARGA KUANTITAS
5,00 10
4,00 14
Jawab
Q P
ED
P Q
(14 10) 5
(5 4) 10
4 5
1 10
20
10
2
Tingkat Elastisitas Permintaan
Perhitungan koefisien elastis permintaan mempunyai lima kemungkinan hasil. Lima kemungkinan elastisitas
tersebut adalah
Permintaan elastis
Situasi ini terjadi apabila nilai koefisien elastisitas permintaan lebih besar dari satu. Ini terjadi persentase
perubahan permintaan lebih besar dari persentase perubahan harga. Sebagai contoh harga tas disebuh
toko turun dari Rp. 15.000,00 menjadi Rp. 14.000,00 dan jumlah permintaan tas tersebut naik dari 1.000
unit menjadi 3.000 unit.
Ed > 1
Ed < 1
Ed = 1
Ed = ~
Ed = 0
Definisi Otoritas Jasa Keuangan Menurut Undang Undang dan Para Ahli
Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan dikatakn bahwa, “OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang- undang ini”. Lebih lanjut disebutkan bahwa, “Ototitas Jasa Keuangan dalam
menjalankan tugasnya dan kedudukannya berada diluar pemerintah.
Jadi, seharusnya tidak terpengaruh oleh pemerintah (independen)”. Penjelasan Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan penjelasan di atas
menunjukkan bahwa status kelembagaan OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, sehingga secara yuridis bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang OJK. Independensi OJK tercermin dalam kepemimpinan OJK.
Secara perseorangan, pimpinan OJK memiliki kepastian masa jabatan dan tidak dapat diberhentikan, kecuali
memenuhi alasan yang secara tegas diatur dalam undang- undang OJK. Di samping itu, untuk mendapatkan
pimpinan OJK yang tepat, dalam undang-undang OJK diatur juga mekanisme seleksi yang transparan,
akuntabel, dan melibatkan partisipasi publik melalui suatu panitia seleksi yang unsur-unsurnya terdiri atas
pemerintah, Bank Indonesia, dan masyarakat sektor jasa keuangan. Berkaitan dengan independensi OJK ini,
Rimawan Pradiptyo mengatakan bahwa meski secara normatif disebutkan bahwa OJK adalah lembaga
independen, pada beberapa kalangan masih timbul keraguan akan independensi OJK tersebut.
Dalam pelaksanaannya, OJK dipimpin oleh dewan komisioner yang terdiri dari sembilan orang
anggota sebagaimana telah diatur dalam Pasal 10 ayat (1) undang – undang
OJK. komposisi dewan komisioner (DK) yang akan ditempati oleh mantan pegawai lembaga keuangan
tertentu, menjadi dasar adanya keraguan bahwa OJK akan benar-benar
independen. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4eb31b39bde64/belum-dibentuk- independensi-ojk-
diragukan. Diakses tanggal 9 april 2014. Lebih lanjut Rimawan mengatakan, siapa pun yang menjadi dewan
komisioner OJK akan terlibat secara batin, karena lama bekerja di satu lembaga keuangan. Mereka
dikhawatirkan akan sulit bersikap objektif karena ingin membalas budi kepada lembaga yang telah
membesarkannya. Apalagi, adanya unsur ex-officio. Ex-officio adalah jabatan seseorang pada lembaga
Awal pembentukan Otoritas Jasa Keuangan berawal dari adanya keresahan dari beberapa pihak
dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada tiga hal yang melatarbelakangi pembentukan Otoritas
Jasa Keuangan, yaitu perkembangan industri sektor jasa keuangan di Indonesia, permasalahan lintas
sektoral industri jasa keuangan, dan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia
(Pasal 34). Pasal 34 Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia merupakan respon dari krisis
Asia yang terjadi pada 1997-1998 yang berdampak sangat berat terhadap Indonesia, khususnya sektor
perbankan.
Menurut sejarahnya, krisis pada 1997-1998 yang melanda Indonesia mengakibatkan banyaknya bank
yang mengalami koleps, sehingga banyak yang mempertanyakan pengawasan Bank Indonesia terhadap
bank-bank. Kelemahan kelembagaan dan pengaturan yang tidak mendukung diharapkan dapat diperbaiki
sehingga tercipta kerangka sistem keuangan yang lebih tangguh. Reformasi di bidang hukum perbankan
diharapkan menjadi obat penyembuh krisis dan sekaligus menciptakan penangkal dalam pemikiran
permasalahan-permasalahan di masa depan.
Untuk itu, terbentuklah ide awal pembentukan Otoritas Jasa Keuangan yang sebenarnya adalah hasil
kompromi untuk menghindari jalan buntu pembahasan undang-undang tentang Bank Indonesia oleh
Dewan Perwakilan Rakyat. Pada awal pemerintahan Presiden Habibie, pemerintah mengajukan Rancangan
Undang-Undang tentang Bank Indonesia yang memberikan independensi kepada Bank Sentral. Rancangan
Undang-Undang ini di samping memberikan independensi, juga mengeluarkan fungsi pengawasan perbankan
dari Bank Indonesia. Ide pemisahan fungsi pengawasan dari Bank Sentral ini datang dari Helmut Schlesinger,
mantan Gubernur Bundesbank (Bank Sentral Jerman) yang pada waktu penyusunan Rancangan Undang-
Undang (kemudian menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia) bertindak sebagai
konsultan. Mengambil pola Bank Sentral Jerman yang tidak mengawasi bank.
Di Jerman, pengawasan industri perbankan dilakukan oleh suatu badan khusus, yaitu
Bundesaufiscuhtsamt furda kreditwesen. Pada waktu Rancangan Undang-Undang tersebut diajukan muncul
penolakan yang kuat dari kalangan DPR dan Bank Indonesia. Sebagai kompromi, disepakati bahwa lembaga
yang akan menggantikan Bank Indonesia dalam mengawasi bank tersebut juga bertugas mengawasi lembaga
keuangan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlihat bahwa pemisahan fungsi pengawasan tersebut
adalah memangkas kewenangan Bank Sentral. Nantinya Otoritas Jasa Keuangan akan mengawasi seluruh
industri jasa keuangan yang ada di Indonesia.
Alasan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, antara lain makin kompleks dan bervariasinya produk
jasa keuangan, munculnya gejala konglomerasi perusahaan jasa keuangan, dan globalisasi industri jasa
keuangan. Di samping itu, salah satu alasan rencana pembentukan Otoritas Jasa Keuangan adalah
pemerintah beranggapan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral telah gagal dalam mengawasi sektor
perbankan. Kegagalan tersebut dapat dilihat pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia mulai
pertengahan 1997, sejumlah bank yang ada pada saat itu dilikuidasi.
Adrian Sutedi, Op.cit., hlm.36-39. Melihat dari sejarah tersebut, dalam rangka mewujudkan
perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara stabil dan berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja
yang luas dan seimbang di semua sektor perekonomian, serta memberikan kesejahteraan secara adil kepada
seluruh rakyat Indonesia, maka program pembangunan ekonomi nasional harus dilaksanakan secara
komperhensif dan mampu menggerakkan kegiatan perekonomian nasional yang memiliki jangkauan
yang luas dan menyentuh ke seluruh sector riil dari perekonomian masyarakat Indonesia. Program
pembangunan ekonomi nasional juga harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel yang berpedoman
pada prinsip demokrasi ekonomi sebagaimana diamanatkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai tujuan tersebut, program pembangunan ekonomi nasional
perlu didukung oleh tata kelola pemerintahan yang baik yang secara terus-menerus melakukan reformasi
terhadap setiap komponen dalam sistem perekonomian nasional. Salah satu komponen penting dalam sistem
keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi bagi berbagai
kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional. Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Fungsi intermediasi yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga jasa
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 40
keuangan, dalam perkembangannya telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam penyediaan
dana untuk pembiayaan pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, negara senantiasa memberikan
perhatian yang serius terhadap perkembangan kegiatan sektor jasa keuangan tersebut, dengan
mengupayakan terbentuknya kerangka peraturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang terintegrasi
dan komprehensif.
Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang teknologi
informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan
saling terkait antar- subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan. Di samping itu, adanya
lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai subsektor keuangan (konglomerasi)
telah menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antar lembaga jasa keuangan di dalam sistem
keuangan. Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi tindakan moral
hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem jasa
keuangan semakin mendorong diperlukannya pembentukan lembaga pengawasan di sektor jasa keuangan
yang terintegrasi. Apalagi, menurut Rimawan Pradiptyo, di Indonesia, pengawasan terhadap lembaga
keuangan (LK) dilakukan oleh tiga institusi, yaitu Kementerian Koperasi, Bapepam-LK, dan Bank Indonesia.
Pengawasan lembaga keuangan bank (LKB), mencakup bank umum, BPR dan bank syariah, dilakukan oleh
Bank Indonesia. Pengawasan lembaga keuangan non-bank (LKNB) dipecah menjadi dua, yaitu LKNB
non-koperasi diawasi oleh Bapepam-LK, sementara LKNB koperasi diawasi oleh Kementerian
Koperasi. Rimawan Pradiptyo, “Optimalisasi OJK : AntaraInstitusi versus Sistem Pengawasan”, artikel dimuat
dalam http://bulaksumuronline.wordpress.com/2011/07/27optimalisasi-ojk-antara- institusi-versus-sistem-
pengawasan / # more-4, diakses tanggal 8 April 2014. Lebih lanjut, Rimawan mengatakan bahwa
pengawasan diperlukan karena adanya potensi moral hazard Moral hazard adalah suatu tindakan yang
dilakukan bank untuk memanfaatkan celah hukum dan keadaan demi keuntungan pribadi dan pihak lain dari
adanya keterbukaan kebijakan.) oleh para pelaku ekonomi yang tentunya berdampak negatif terhadap
perekonomian. Teori ekonomi menunjukkan bahwa moral hazard disebabkan oleh adanya asymmetric
information Asymmetric Information adalah kondisi dimana informasi tidak tersebar merata antar pelaku
ekonomi.. Asymmetric information menyebabkan dua hal, yaitu moral hazard dan adverse selection
(kesalahan memilih).
Praktik moral hazard di sektor keuangan, tidak saja dilakukan oleh nasabah/rumah tangga. Moral hazard
terjadi karena lemahnya sistem pengawasan LK yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Lemahnya sistem arsitektur pengawasan keuangan di Indonesia;
Tidak adanya pertukaran arus informasi (data sharing dan data interfacing) antarlembaga pengawas
LK; dan
Masih tingginya egosentris antar lembaga pengawas LK.
Sumber dari praktik moral hazard ini bermuara pada kenyataan lemahnya koordinasi dan tidak adanya
pertukaran informasi (data sharing dan data interfacing) antar lembaga pengawas LK. Baik Bapepam-LK,
Bank Indonesia dan Kementerian Koperasi, hingga saat ini belum memiliki protokol yang memungkinkan
ketiga lembaga tersebut melakukan pertukaran informasi. Akibatnya, pendeteksian praktik moral hazard yang
dilakukan antar pasar sulit terdeteksi, jika tidak bisa dikatakan mustahil. Sehubungan dengan uraian di atas,
menunjukkan perlu dilakukan penataan kembali struktur pengorganisasian dari lembaga-lembaga yang
melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor jasa keuangan yang mencakup sektor perbankan,
pasar modal, perasuransian, dana pension, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Penataan dimakud dilakukan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani
permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas
sistem keuangan. Pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan jasa keuangan tersebut harus
dilakukan secara terintegrasi. Selain itu pertimbangan-pertimbangan sebagaimana diuraikan diatas,
berdasarkan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, pemerintah diamanatkan membentuk lembaga pengawas
sektor jasa keuangan yang independen, selambat-lambatnya akhir tahun 2010 dengan nama Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Lembaga ini bertugas mengawasi industri perbankan, asuransi, dana pensiun, pasar modal,
modal ventura, dan perusahaan pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan
dana masyarakat. Menurut penjelasan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004, Otoritas Jasa
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 41
Keuangan bersifat independen dalam menjalankan tugasnya dan kedudukannya berada di luar pemerintah
dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan PemeriksaKeuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
Lembaga pengawasan sektor jasa keuangan tersebut dikenal dengan nama Otoritas Jasa Keuangan
(selanjutnya disingkat OJK). Undang-undang tentang OJK pada dasarnya memuat ketentuan tentang
organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan
terhadap sektor jasa keuangan. Adapun ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan dan
batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria lembaga jasa keuangan , tingkat
kesehatan dan pengaturan prudensial serta ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain
sebagainya yang menyangkut transaksi jasa keuangan diatur dalam undang- undang sektoral tersendiri, yaitu
Undang-Undang tentang Perbankan, Pasar Modal, Usaha Perasuransian, Dana Pensiun, dan peraturan
perundang-undangan lain yang terkait dengan sector jasa keuangan lainnya.
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di dalam sektor jasa
keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem
keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat. Dengan demikian, OJK diharapkan dapat mendukung kepentingan sektor jasa keuangan
nasional sehingga mampu meningkatkan daya saing nasional. Selain itu, OJK harus mampu menjaga
kepentingan nasional, antara lain, meliputi sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan
kepemilikan di sektor jasa keuangan, dengan tetap mempertimbangkan aspek positif globalisasi.
Lebih dari itu, OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang meliputi
independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi, dan kewajaran. Yang mana mengingatkan
pemikiran pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan benar (Good Corporate Governance)
yang terdiri dari 5 prinsip yang disingkat dengan TARIF.
Alasan didirikannya OJK disebabkan karena pengawasan atas industri jasa keuangan dengan struktur seperti
sekarang dianggap sudah tidak memadai. Dengan adanya OJK, pengawasan atas semua industri jasa
keuangan akan disatukan ke dalam satu atap, yaitu perbankan, pasar modal, asuransi, dana pension,
lembaga keuangan non bank. Undang- undang hanya mengecualikan industri perdagangan berjangka saja
dari pengawasan OJK. Selain itu, latar belakang didirikannya OJK ini juga karena makin rumitnya produk
keuangan serta pemasaran atas produk ini dilakukan lintas industri seperti produk pasar modal (seperti
reksadana) ditawarkan juga oleh bank atau produk asuransi juga ditawarkan oleh bank (bankassurance).
Secara kelembagaan,OJK berada di luar pemerintah, yang dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian
dari kekuasaan pemerintah. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya unsur-unsur perwakilan pemerintah
karena pada hakikatnya OJK merupakan otoritas di sektor jasa keuangan yang memiliki relasi dan keterkaitan
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 42
yang kuat dengan otoritas lain, dalam hal ini otoritas fiskal dan moneter. Oleh sebab itu, lembaga ini juga
melibatkan keterwakilan unsur-unsur dari kedua otoritas tersebut secara ex-officio. Keberadaan ex-officio ini
dimaksudkan dalam rangka koordinasi, kerjasama, dan harmonisasi kebijakan di bidang fiskal, moneter, dan
sektor jasa keuangan. Ini diperlukan untuk memastikan terpeliharanya kepentingan nasional dalam rangka
persaingan global dan kesepakatan internasioanal, kebutuhan koordinasi, dan pertukaran informasi dalam
rangka menjaga dan memelihara stabilitas sistem keuangan.
Untuk mewujudkan koordinasi, kerja sama, dan harmonisasi kebijakan yang baik, OJK harus
merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan urusan pemerintahan yang berinteraksi secara baik dengan
lembaga-lembaga negara dan pemerintahan lainnya dalam mencapai tujuan dan cita-cita kemerdekaan
Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam Naskah Akademik Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya OJK harus berlandaskan kepada asas-asas sebagai berikut: Naskah Akademik
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dimuat dalam http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/.
Diakses pada tanggal 9 april 2014.
Adapun dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
dikemukakan bahwa OJK dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya berlandaskan asas-asas sebagai
berikut: Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Asas Independensi.
Yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang
OJK, dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas Kepastian Hukum.
Yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan
keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan.
Asas Kepentingan Umum.
Yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan
kesejahteraan umum.
Asas Keterbukaan.
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 43
Yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Asas Profesionalitas.
Yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa
Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Asas Integritas.
Yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang
diambil dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan.
Asas Akuntabilitas.
Yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari setiap kegiatan
penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa asas-asas Otoritas Jasa Keuangan yang dimuat dalam
Penjelasan Umum Undang-Undang OJK pada prinsipnya berdasarkan dan mengacu pada asas-asas OJK
dalam “Naskah Akademik Pembentukan OJK”. hanya saja dalam Penjelasan Umum ditambahkan satu asas
baru yaitu asas independensi.
Dengan besarnya kedudukan dan kewenangan yang dimiliki oleh lembaga yang satu ini, tentunya harus ada
suatu pengaturan yang jelas dan tertulis demi mewujudkan kepastian hukum. Lembaga OJK yang dulunya
sudah terbentuk masih belum memiliki suatu pengaturan yang jelas. Namun dengan dilahirkan Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan memberikan kepastian hukum, dan undang-
undang tersebut menjadi dasar hukum dalam melaksanakan kewajiban dan kewenagan dari lembaga
tersebut.
Mengenai tujuan OJK dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 4 UU OJK. selengkapnya ketentuan Pasal 4
berbunyi sebagai berikut: Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.
“OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.”
Mengenai fungsi OJK itu sendiri telah dijabarkan dalam UU No.21 Tahun 2011, dalam Pasal 5 yang
menyatakan bahwa “OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.”
Selanjutnya di dalam Pasal 6 undang-undang tersebut juga menyebutkan mengenai tugas pengaturan dan
pengawasannya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang:
Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa
Keuangan dan pihak tertentu;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statute pada Lembaga Jasa
Keuangan;
Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Selanjutnya, untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK
mempunyai wewenang:
Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain
terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
Melakukan penunjukan pengelola statuter;
Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
Menetapkan sanksi administrative terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
Memberikan dan/atau mencabut;
Izin usaha;
Izin orang perseorangan;
Efektifnya pernyataan pendaftaran;
Surat tanda terdaftar;
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 45
Persetujuan melakukan kegiatan usaha;
Pengesahan;
Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
Penetapan lain,
Secara substansial bisa dikatakan bahwa kewenangan OJK merupakan amanat Konstitusi yang bertujuan
agar sektor jasa keuangan berjalan dengan tertib, teratur, adil, transparan, serta akuntabel. Tujuan ini pada
akhirnya diharapkan dapat mewujudkan sistem keuangan yang stabil dan berkelanjutan.
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 UU OJK ditentukan bahwa, “Dewan Komisoner adalah pimpinan
tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial.”Pasal 1 angka 2 UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan. Berkaitan dengan itu, dalam ketentuan pasal 10 UU OJK ditentukan bahwa, “OJK
dipimpin oleh Dewan Komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial”.
Ketentuan ini lebih lanjut ditegaskan dalam penjelasan ketentuan Pasal 10 UU OJK yang menyatakan
bahwa dewan komisioner merupakan pimpinan tertinggi OJK. dalam rangka pelaksanaan kerja sama dengan
otoritas lembaga pengawas lembaga jasa keuangan di negara lain serta organisasi internasional dan lembaga
internasional lainnya di sektor jasa keuangan, maka anggota dewan komisioner bertindak sebagai pejabat
yang mewakili negara. Yang dimaksud dengan “bersifat kolektif” adalah bahwa setiap pengambilan keputusan
dewan komisioner diputuskan secara bersama-sama oleh anggota dewan komisioner. Adapun yang dimaksud
dengan “bersifat kolegial” adalah bahwa setiap pengambilan keputusan dewan komisioner berdasarkan
musyawarah untuk mufakat dengan berasaskan kesetaraan dan kekeluargaan di antara anggota dewan
komisioner.
Dewan komisioner OJK terdiri dari sembilan anggota dengan susunan sebagai berikut:
Ketua merangkap anggota;
Wakil ketua sebagai ketua komite etik merangkap anggota;
Kepala eksekutif pengawas perbankan merangkap anggota;
Kepala eksekutif pengawas pasar modal merangkap anggota;
Kepala eksekutif pengawas perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga
jasa keuangan lainnya merangkap anggota;
Seorang ketua dewan audit merangkap anggota;
Seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen;
Seorang anggota ex-officio dari Bank Indonesia; dan
Seorang anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan.Pasal 15 Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, seluruh anggota dewan komisioner bersifat kolektif kolegial
dan memiliki hak suara yang sama. Dan, untuk mendorong terwujudnya objektivitas, integritas serta
profesinalisme anggota dewan komisioner, maka dewan komisioner dipilih oleh DPR atas calon yang
Untuk pertama kalinya, proses pemilihan anggota dewan komisioner diawali dengan seleksi administratif oleh
panitia seleksi, termasuk mendapatkan masukan dari masyarakat, dan selanjutnya panitia seleksi
menyampaikan 21 calon anggota dewan komisioner kepada Presiden. Setelah menerima calon panitia
seleksi, Presiden akan memilih 14 orang calon untuk disampaikan ke DPR RI dan dua orang calon
diantaranya diusulkan Presiden untuk dipilih DPR sebagai ketua dewan komisioner.
Setelah DPR RI memilih satu orang calon sebagai ketua dewan komisioner, selanjutnya terhadap 13 orang
calon lainnya, DPR RI akan memilih enam di antaranya sebagai anggota dewan komisioner untuk ditetapkan
Presiden bersama-sama dengan anggota dewan komisioner yang merupakan ex-officio Kementerian
Keuangan dan BI. Segera setelah itu, dilaksanakan rapat dewan komisioner untuk memutuskan pembagian
tugas di antara anggota dewan komisioner, perlindungan konsumen dan msyarakat.
Dalam Undang-Undang OJK, perlindungan konsumen dan masyarakat memperoleh perhatian khusus, yaitu
dengan memberikan kewenangan kepada OJK untuk melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen
dan masyarakat, termasuk meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila
kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat dan melakukan pembelaan
hukum untuk kepentingan konsumen berupa pengajuan gugatan di pengadilan terhadap pihak-pihak yang
menyebabkan kerugian bagi konsumen di sektor jasa keuangan.
Menurut seorang pakar keuangan, pasar modal adalah sebuah pasar atau instrumen keuangan yang
memperjual belikan surat-surat berharga berupa obligasi dan equitas atau saham untuk jangka panjang yang
diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta, dan kegiatannya dilaksanakan di bursa dimana
tempat bertemunya para pialang yang mewakili investor. Tidak hanya itu, selain perusahaan atau pialang, di
dalamnya juga termasuk lembaga ataupun institusi yang terkait dengan efek.
Pasar modal menawarkan ragam instrumen investasi diluar investasi mainstream seperti misalnya, menabung
di bank, emas, properti serta asuransi. Pasar modal menjadi satu alternatif instrumen investasi dengan tujuan
untuk mengamankan portofolio aset. Anda tidak perlu khawatir investasi di pasar modal karena pasar modal
diatur dengan peraturan perundang-undangan yang resmi yaitu Undang-Undang no 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar modal.
Perusahaan ini melakukan transaksi jual beli saham serta obligasi perusahaan atau perkebunan
Belanda yang terdapat di Indonesia. Keuntungan yang diterima perusahaan Belanda ini akhirnya ikut memicu
masyarakat Indonesia saat itu untuk mendirikan perusahaan bursanya. Dua kota di Jawa, yaitu Surabaya
pada tanggal 11 Juni 1921 dan Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925 adalah tempat berdirinya dua
perusahaan bursa di Indonesia untuk pertama kalinya. Catatan sejarah juga mengungkapkan, transaksi di
bursa saham saat itu mencapai miliaran rupiah. Namun, aktivitas bursa saham di seluruh dunia menurun
akibat terjadinya perang dunia ke II. Hal ini juga berimbas di Indonesia, sehingga aktivitas jual beli saham
tidak berjalan semestinya. Akhirnya pemerintah Belanda pada saat itu menutup dua bursa efek di Semarang
dan Surabaya dan memilih memusatkannya ke Batavia. Setelah merdeka di tahun 1945 pun belum ada tanda-
tanda perdagangan bursa kembali diaktifkan. Namun pada tahun 1950, pemerintah yang saat itu dipimpin oleh
Presiden Soekarno, mengeluarkan obligasi Republik Indonesia untuk mengaktifkan kembali kegiatan jual beli
surat-surat berharga.
Konfrontasi yang belum sepenuhnya selesai dengan pemerintah Belanda menyebabkan terjadinya kelesuan
di perdagangan bursa Indonesia pada tahun 1958. Hal ini masih ditambah dengan isu-isu nasional dan
transisi pemerintah dari era Orde Lama ke Orde Baru. Sehingga pada tahun 1976, tepatnya di masa
pemerintahan Orde Baru, pemerintah kembali mencoba untuk mengaktifkan pasar modal di Indonesia.
Pada tahun tersebut pemerintah membentuk Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) dan PT
Danareksa untuk mengaktifkan kegiatan jual beli surat berharga di Indonesia. Setahun berselang, tepatnya
pada tanggal 10 Agustus 1977, kegiatan pasar modal kembali aktif di Indonesia. Pada saat itu terdapat tiga
paket yang diterbitkan untuk menunjang kembali transaksi jual beli saham di Indonesia. Paket Desember 1987
(Pakdes 87), Paket Desember 1988 (Pakto 88), dan Paket Desember 1988 (Pakdes 88) yang memberikan
dampak liberasisasi ekonomi Indonesia. Kegiatan yang terkiat dengan jual beli surat berharga ini dikenal
cukup rumit. Sehingga akhirnya pemerintah Indonesia memberikan payung hukum yang tetap, yaitu UU No.
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 48
8/1995 yang mengatur tentang pasar modal, dimana Bapepam diberi kewenangan mengawasi dan memiliki
otoritas melakukan penyelidikan serta penyidikan.
Sesuai dengan UU No. 8/1995, Bapepam memiliki wewenang langsung terhadap kegiatan jual beli
surat berharga namun secara struktur kewenangan tertinggi terletak pada Menteri Keuangan Republik
Indonesia. Untuk mengakomodasi semua kegiatan tersebut, Indonesia memiliki bursa efek yang bertugas
sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem untuk mempertemukan penawaran jual beli
surat-surat berharga tersebut. Melalui bursa efek ini setiap transaksi surat berharga yang meliputi saham,
obligasi dan lain-lainnya dikelola, sehingga pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan. Lalu, siapa saja
orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini?
1. Pemilik modal atau investor
Tempat bernama pasar pastinya mempertemukan sifat penawaran dan permintaan. Hal yang sama
juga terjadi di bursa efek atau tempat aktivitas jual beli surat berharga berlangsung. Di pasar ini
komoditas perdagangannya diberi nama efek, serupa dengan barang atau jasa di pasar
konvensional. Pembeli efek ini adalah mereka yang memiliki modal besar dan ingin mendapatkan
keuntungan. Pemodal ini yang biasanya punya analisis kuat terkait efek apa saja yang akan dijual dan
dibeli di bursa efek.
1. Perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal
Kita pasti pernah mendengar kalimat dengan nama-nama perusahaan seperti Telkom, Unilever dan
lain-lainnya di bursa efek. Perusahaan-perusahaan ini biasanya akan menerbitkan surat-surat
berharga mereka untuk mendapatkan modal untuk mengembangkan bisnisnya . Istilah dari
perusahaan ini dikenal dengan sebutan Emiten. Nantinya, para investor yang sudah menganalisis
nilai-nilai surat berharga akan membeli salaah satu saham-saham dari perusahaan atau emiten
tersebut.
3. Agen-agen penjual dan underwriter
Selayaknya, pasar konvensional dimana barang atau jasa membutuhkan seorang profesional
bernama distributor agar bisa dinikmati konsumen, maka hal yang sama juga terjadi di bursa efek.
Biasanya mereka dikenal dengan agen penjual yang menghubungkan atara emisi dengan para
investor. Selain itu, terdapat juga profesional bernama Underwriter yang bertujuan untuk menjamin
terlaksananya transaksi antara agen penjual dan investor. Biasanya ini terjadi, jika surat-surat
berharga yang diperdagangkan dari perusahaan-perusahaan yang sudah ‘go public’.
4. Trustee atau penengah dalam hubungan bisnis
Sebuah transaksi biasanya sering kita temukan satu atau dua hal yang membutuhkan penengah. Hal
yang sama juga terjadi saat transaksi jual beli surat-surat berharga. Istilah ini dikenal dengan Trustee.
Trustee bisa seorang profesional atau lembaga yang dipercaya oleh pihak investor sebelum
menanamkan uangnya di pasar modal. Istilah ini sendiri sering dikenal dengan Guarantor atau
penanggung.
5. Pialang atau broker
Pialang saham dikenal sebagai perantara untuk jual beli surat-surat berharga. Pialang biasanya akan
muncul ketika terjadi perdagangan berjangka di bursa efek. Tidak sembarang orang bisa menjadi
pialang. Individu ini harus tergabung di dalam firma atau memiliki izin atau lisensi untuk melakukan
jual beli saham dan menjadi perantara transaksi bagi perusahaan atau investor.
6. Merapikan transaksi melalui biro administrasi efek
Setiap transaksi jual-beli di sebuah pasar pastinya membutuhkan sistem administrasi yang rapi dan
teratur. Hal yang sama juga terjadi saat jual beli saham. Biro administrasi efek nantinya bertugas
menangani urusan administrasi agar setiap kegiatan yang terjadi di bursa efek berjalan lancar.
Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun intuisi
pemerintahan melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham, dan
lainnya.
1. Peran dan Manfaat Pasar Modal
a. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.
Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek – efek
yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal.
b. Pasar modal sebagai alternatif investasi
Pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan sejumlah keuntungan
dan sejumlah resiko tertentu.
c. Memudahkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.
e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh
dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang akan
menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi
pemerintah.
Dapat disimpulkan, bahwa asuransi adalah suatu lembaga keuangan yang dapat menghimpun banyak uang
dengan jumlah besar. Yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, dan bermanfaat bagi masyarakat yang
berpartisipan dalan lembaga asuransi tersebut.
Manfaat Asuransi
1. Rasa aman dan perlindungan.
Lembaga asuransi yang dimiliki tentu akan tertanggung untuk memberikan rasa aman dari resiko
atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau resiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi,
pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan
berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan yang
harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat
faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai
pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah
pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus
dibayar oleh tertanggung.
3. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak
penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai
dengan perjanjian kedua belah pihak).
4. Alat penyebaran resiko.
Resiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung
dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
5. Membantu meningkatkan kegiatan usah.
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan resikokerugian yang bisa
diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).
Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
Asuransi sukarela. Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan
semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya resiko
kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan.
Asuransi wajib.
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang
pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian.
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha perasuransian dibagi
menjadi beberapa jenis :
Usaha Asuransi
Asuransi kerugian.
Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup resiko kebakaran.
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 54
Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan
asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan
atau kerusakan saat pelayaran.
Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedala
kedua asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri,
dan lain sebagainya.
Dana Pensiun
Program dana pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta. Undang-
undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan kerangka hukum dasar untuk dana pensiun swasta di
Indonesia, undang-undang ini didasarkan pada prinsip “kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban
untuk menepatinya” yaitu, walaupun program pembentukan pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat
harus dijamin. Tujuan utama diadakannya undang-undang pensiun adalah untuk menetapkan hak peserta,
menyediakan standar peraturan, yang dapat menjamin diterimanya manfaat-manfaat pensium pada waktunya,
untuk memastikan bahwa manfaat pensiun digunakan sebagai sumber penghasilan yang berkesinambungan
bagi para pensiunan, untuk memberikan pengaturan yang tepat untuk dana pensiun, untuk mendorong
mobilisasi tabungan dalam bentuk dana pensiun jangka panjang, dan untuk memastikan bahwa dana tersebut
RINGKASAN MATERI EKONOMI SMT 1 K. 13, SUGENG ERIYANTO, S.Pd. 55
tidak ditahan dan digunakan oleh pengusaha untuk investasi-investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat,
tetapi akan mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan tentang penanggulangan risiko.
Dana pensiun menurut Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun adalah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Berdasarkan definisi di atas dana
pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk
memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.
Manfaat pensiun bukan hanya saja memberikan kepastian penghasilan di masa depan, akan tetapi
juga ikut memberikan motivasi untuk lebih giat bekerja, dengan memberikan program jasa pensiun para
peserta akan merasa aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif
lagi. Penyelenggaraan program pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau dengan menyerahkan
kepada lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-
bank umum atau perusahaan asuransi jiwa.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah mewajibkan seluruh
lembaga dana pensiun untuk menyusun sekaligus menerapkan Pedoman dan Tata Kelola Dana Pensium
sejak 1 Januari 2008. Keputusan tersebut dituangkan dalam Keputusan Ketua Nomor KEP-136/BL/2008
dengan tujuan mendorong penyusunan pedoman tata kelola yang baik di lingkungan dana pensiun skaligus
memberikan acuan kepada pendiri, pemberi kerja, pengurus, dan pengawas dana pensiun.
Dana pensiun sebagai suatu organisasi harusnya memiliki struktur organisasi yang mengetahui kewajiban dan
wewenang, serta pertanggungjawaban kerjanya. Dalam organisasi Dana Pensiun terdapat pengurus yang
merupakan organ pelaksana dari dana Pensiun, pengurus bertanggungjawab atas pelaksanaan peraturan
dana pensiun, pengelolaan dana pensiun, dan melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama dana pensiun
serta mewakili dana peniun di luar dan di dalam pengadilan. Disamping itu, terdapat pula dewan pengawas
yang bertuga mengawasi pengelolaan dana pensiun.
Dana Pensiun Syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan prinsip syariah.
Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia, secara lambat tetapi pasti juga mendorong
perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah, sampai saat ini dana pensiun
syariah berkembang pada Dana Pensiun Lembaga keuangan (DPLK) yang dilaksanakan oleh beberapa bank
dan asuransi syariah. Kondisi ini memang menunjukkan lambannya pertumbuhan dana pensiun syariah, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : keterbatasan rwgulasi, keterbatasa instrumen investasi,
belum jelasnya model tata kelola dana pensiun syariah serta kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang
pentingnya dana pensiun syariah.
Pengertian Dana Pensiun adalah Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang
Akuntansi Dana Pensiun, “Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun”.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan
nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik
Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.
Dalam perekonomian modern dewasa ini diperlukan suatu sistem penyangga ekonomi yang kokoh sehingga
dapat menumbuhkan kepercayaan para pelaku ekonomi yang bernaung dibawahnya, dan yang menjadi salah
satu tiang penyangganya adalah LPS. Hal itu tercermin dari salah satu fungsi dari LPS yakni menjamin
simpanan nasabah.
2. Adam Smith menyatakan bahwa peningkatan kemakmuran suatu negara dapat dilakukan oleh
siapapun secara bebas. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian tidak boleh terlalu
dominan. Selanjutnya dikemudian hari muncul kritikan terhadap teori tersebut karena rakyat
menjadi pihak yang dirugikan, sementara para pemilik modal menjadi pihak yang
diuntungkan. Kritikan tersebut diungkapkan oleh …
a. Jean Baptiste Colbert d. Jacquois Turgot
b. Francois Quenay e. Karl Mark
c. J.M. Keynes
4. Bu Maya adalah seorang kepala daerah, selain harus menguasai berbagai cabang ilmu dalam
bidang pemerintahan, bu Maya perlu menerapkan pengaturan yang baik dalam
mengorganisasi seluruh pegawai yang berada di bawah jajarannya dengan menggunakan ilmu
manajemen.
Diskripsi di atas menunjukan aplikasi ilmu ekonomi …
a. teori d. terapan
b. mikro e. deskriptif
c. makro
5. Perhatikan faktor – faktor penyebab kelangkaan sumber daya alam berikut ini :
1. Keterbatasan sumber daya alam
2. Laju petumbuhan penduduk yang sangat tinggi
3. Perbedaan letak geografis
4. Perkembangan teknologi
5. Keterbatasan produsen
Berdasarkan data di atas faktor nonalami penyebab terjadinya kelangkaan sumber daya alam
di tunjukan oleh nomor …
a. 1, 2, dan 3 d. 2, 3, dan 5
b. 1, 2, dan 4 e. 3, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
7. Pak Ahmad adalah seorang produsen pakaian jadi (garmen). Pak Ahmad memililki beberapa
perusahaan konveksi yang didirikan khusus untuk memproduksi pakaian seragam sekolah.
Berdasarkan pernyataan tersebut Pak Ahmad telah mempertimbangkan masalah pokok
ekonomi modern berupa …
a. how d. where
b. what e. for whom
c. when
8. Pak Bambang seorang pengusaha kaus. Pak Bambang menerima banyak pesanan kaus untuk
menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan dilaksnakan di daeraahnya. Pak
Bambang berencana meninhkatberencana meninhkatkan kapasitas produksi dengan
menggunakan mesin yang lebih modern. Berdasarkan diskripsi tersebut kegiatan Pka
Bambang telah menjawab permasalahan ekonomi modern yaitu …
a. dimana barang diproduksi d. bagaimana cara produksi
b. kapan barang diproduksi e. untuk siapa barang diproduksi
c. barang apa yang akan diproduksi
9. Resti lulus dari SMA. Ia sudah mendapat beberapa tawaran pekerjaan di beberpa perusahaan
antaralain perusahaan kontraktor sebagai staf administrsi dengan memperoleh penghasilan
Rp. 1.300.000,00 perbulan, di restoran sebagai pramusaji dengan penghasilan Rp.
1.000.000,00 perbulan, dan perusahaan keju sebagai supervisor dengan memperoleh
penghasilan Rp. 1.400.000,00. Resti memilih pekerjaan di perusahaan keju.
Biaya peluang yang dikorbankan sebesar …
a. Rp. 2.300.000,00 d. Rp. 1.000.000,00
b. Rp. 1.400.000,00 e. Rp. 400.000,00
c. Rp. 1.300.000,00
10. Sistem ekonomi tradisional adalah sistem perekonomian yang masih menitik beratkan pada
kebiasaan dan adat istiadat. Sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan sistem ekonomi tradisional antara lain …
a. distribusi pendapatan adil dan merata
b. kegiatan ekonomi dilakukan secara efektif dan efisian
c. tidak menimbulkan tekanan phsikologis bagi masyarmasyarakat
d. pemerintah akan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan ekonomi
e. kebebasan bagi setiap individu untuk melakukan semua kegkegiatan ekonomi
11. Sistem ekonomi campuran menunjukan keseimbangan antara peran pemerintah dan swasta
dalam kegiatan perekonomian. Meskipun mengedapankan keseimbangan antara pemerintah
dan swasta, sistem ekonomi campuran memiliki kelemahan berupa …
a. timbulnya eksploitasi oleh pemilik modal dan sulit memenuhi kebutuhan masyarakat
yang beragam
b. munculnya kesejangan ekonomi dan keterbatasan untuk memiliki sumber daya ekonomi
dengan bebas
15. Pak Bayuda merupakan seorang pengusaha garmen. Dia memiliki pabrik yang tersebar di
bererapa kota besar di Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, pak Bayuda
lebih memprioritaskan menggunakan tenaga lokal dibanding tenaga kerja asing. Dengan
demikian pak Bayuda sebagai rumah tangga produsen telah menjalankan peran sebagai …
a. agen pembangunan
b. pendukung kesetabilan iklim usaha
c. pengendali penggunaan faktor produksi
d. pemberi balas jasa pajak kepada pemerintah
e. penghasil barang kebutuhan pokok bagi masyarakat
16. Jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga produsen sekaligus dilakukan rumah
tangga konsumen terdapat pada tindakan …
a. menggunakan barang dan jasa d. menyediakan faktor – faktor produksi
b. menghasilkan barang dan jasa e. membayar pajak kepada pemerintah
c. menyediakan faktor – faktor produksi
RTP RTK
4
Arus barang dan jasa pada nomor 1 dan 4, sementara arus uang pada nomor 2 dan 3.
Tindakan pelaku ekonomi yang ditunjukan oleh nomor 1 mengammbarkan …
a. konsumen menyerahkan uang ke RTP
b. konsumen menerima barang dan produsen
c. konsumen menerima penghasilan dari RTP
d. produsen memakai faktor – faktor produksi dari RTK
e. produsen memakai faktor – faktor produksi dari RTK
23. Perhatikan bagan circular flow diagram berikut :
PASAR INPUT
1 2
3 3
R T P R T N R T K
4 4
5 6
PASAR OUTPUT
Pasar output 1
3
RTP RTK
5 pasar output
Berdasarkan bagan tersebut yang termasuk arus faktor produksi ditunjukan oleh nomor …
a. 1 c. 3 e. 5
b. 2 d. 4
25. Perhatikan bagan circular flow diagram berikut ini
1
3
RTP 4 PEMERINTAH RTK
Berdasarkan ddasarkan diagram tersebut arus nomor 3 menunjukan peran pemerintah dalam
…
a. menerima subsidi secara berkala
b. menerima pajak dari rumah tangga
c. menyediakan faktor – faktor produksi
d. menerima dan membayar gaji tenaga kerja
e. menerima balas jasa atas faktor – faktor produksi
26. Berdasarkan bagan circular flow diagram pada soal nomor 25 di atas, jika kegiatan nomor 2
merupakan arus barang dari rumah tangga produsen (RTP) kepada rumah tangga konsumen
(RTK) maka kegiatan nomor 5 merupakan kegiatan …
a. penggunaan barang dan jasa oleh rumah tanggak produsen (RTP)
b. penyerahan barang dan jasa dari rumah tangga konsumen (RTK) kepada rumah tangga
produsen (RTP)
c. penerimaan faktor produksi oleh rumah tangga produsen (RTP) dari rumah tangga
konsumen (RTK)
d. pembayaran dari rumah tangga konsumen (RTK) kepada rumah tangga produsen (RTP)
sebagai balas jasa atas faktor produksi
e. pembayaran faktor produksi dari rumah tangga produsen (RTP) kepada rumah tangga
konsumen (RTK)
28. Pernyataan yang termasuk jenis permintaan efektif terlihat pada tindakan …
a. Della membeli buku pelajaran di toko buku
b. Bayuda rajin menabung untuk biaya naik haji
c. Angga ingin membeli mobil mewah ketika dewasa
d. Yanira adalah seorang siswa SMP yang bercita – cita ingin membeli rumah mewah
e. Lulu Febri membeli alat pembuat kue dan pembayaran dilakukan setelah memiliki uang
29. Harga suatu barang naik dari Rp. 30.000,00 perunit menjadi Rp. 32.000,00 perunit
menyebabkan jumlah baraang yang diminta berkurang dari 20 unit menjadi 10 unit. Dengan
demikian elastisitas permintaan barangtersebut adalah …
a. elastis
b. inelastic
c. elastis uniter
d. elastis sempurna
e. inelastic sempurna
31. Fungsi permintaan dan penawaran buah durian adalah Pd = 300- 60Q dan Ps = 20.000 + 40Q
berdasarkan kedua fungsi tersebut harga keseimbangan buah durian terjadi pada harga …
a. Rp. 21.000,00 d. Rp. 24.000,00
b. Rp. 22.000,00 e. Rp. 25.000,00
c. Rp. 23.000,00
32. Diketahui fungsi permintaan Qd = 20 – 2P dan fungsi penawaran Qs = 3P. Jika pemerintah
mengenakan subsidi Rp. 3,00 perunit, harga keseimbangan pasar setelah subsidi adalah
sebesar …
a. P = 15,60 dan Q = 2,20 d. P = 15,50 dan Q = 2,15
b. P = 2,20 dan Q = 15,60 e. P = 2,15 dan Q = 15,45
c. P = 2,15 dan Q = 15,50
P0 P0 S
JUMLAH JUMLAH
Q0 Q1 Q0 Q1
b. e. HARGA
HARGA
S
P1
P0
JUMLAH JUMLAH
Q0 Q1 Q0 Q1
c.
HARGA
S
P1
P0
JUMLAH
Q0
34. PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan salah satu contoh pasar monopoli di
Indonesia. Penyebab utama PT PLN menjadi distributor tunggal penyaluran listrik di
Indonesia disebabkan oleh …
a. PT. PLN merupakan satu – satunya perusahaan yang dapat memproduksi listrik
b. tidak ada perusahaan lain yang memiliki spesifikasi sama dengan PT. PLN
c. PT. PLN memiliki modal paling besar sehingga menguasai pasar
d. PT. PLN merupakan satu – satunya yang mampu membangun infrastruktur untuk
mendistribusikan listrik
e. PT. PLN sebagai satu – satunya perusahaan yang mampu membangun listrtik
berdasarkan undang – undang dengan tujuan menyejahterakan rakyat
37. Diketahui fungsi permintaan Qd = 15 – P dan fungsi penawarn Qs = 7 + 3P. Besar harga dan
jumlah keseimbangan pasar adalah …
a. P = 13 dan Q = 2 d. P = 4 dan Q = 11
b. P = 11 dan Q = 4 e. Q = P – 24.000
c. P = 8 dan Q = 7
40. Perbedaan pasar faktor produksi tenaga kerja dengan pasar factor produksi keewirausahaan
terdapat pada …
PASAR FAKTOR TENAGA KERJA PASAR FAKTOR KEWIRAUSAHAAN
Tempat usaha di berbagai bidang Tempat mendapatkan informasi
a
ketenagakerjaan
Semakin tinggi keakhlian / ketrampilan Semakin tinggi kemampuan menangani
b
akan semakin tinggi balas jasa usaha, semakin tinggi mendapatkan laba
c Sarana penyaluran tenaga kerja Alternative sumber pembiayaan yang murah
d Memperoleh balas jasa berupa gaji Memperoleh balas jasa berupa bunga
e Tempat mempermudah perolehan dana Tempat untuk mengubah penghasilan
2
4
Qd = 4 – 2 P Qd = 4 – 2 P
2 2
b. e.
2 4
Qd = 4 – 2 P Qd = 4 – 2 P
2
4 2 4
Qd = 4 – 2 P
4. Suatu permintaan barang di rumuskan dengan Qs = 4 + 2P. maka bentuk kurvanya adalah….
4
Qs = 4 + 2 P
–2
b. 2 Qs = 4 + 2P
c.
Qs = 4 + 2P
2
d.
2
Qs = 4 – 2P
Qs = 4 + 2P
6
5. Suatu permintaan barang di tunjukan dengan persamaan Qd = 8 – 2P. Dan penawaran di tunjukan
dengan persamaan Qs = 2 + 2P. Hitunglah harga keseimbangan .
a. P = 1,5 ; Q = 10 d. P = 1,5 ; Q = 2,5
b. P = 1,5 ; Q = 7,5 e. P = 1,25 ; Q = 5
c. P = 1,5 ; Q = 5
6. Harga buah jeruk Rp. 3.000,00/kg jumlah permintaan sebanyak 50 kg . Pada saat harga naik menjadi
Rp. 4.000,00/kg jumlah barang yang diminta menjadi 30 kg. Fungsi perminta an buah jeruk tersebut
adalah……
a. P = 32.500 – 5.000 Q
b. P = 500 Q – 32.500
c. P = 5.000 Q – 32.500
d. P = 55.000 – 500 Q
e. P = 32.500 – 500 Q
7. Sepuluh kotak buah – buahan akan terjual jika harganya Rp. 80.000,00/kotak dan sebanyak 20 kotak
akan terjual jika harganya Rp. 60.000,00/kotak. Dari data tersebut fungsi permintaannya
adalah……
a. P = – Q – 2.000
b. P = – 10 Q – 200.000
1
c. Q P 500
2.000
1
d. Q P 50
2.000
1
e. Q P 50
2.000
8. Ketika harga gula pasir Rp. 4.000,00/kg jumlah barang yang diminta 5 kg, pada saat harga gulua pasir
turun menjadi Rp 3.000,00/kg jumlah barang yang diminta menjadi 10 kg. Dari data tersebut besarnya
elastisitas penawaran adalah…..
a. 0,025 d. 2,00
b. 0,125 e. 4,00
c. 0,25
9. Ketika harga sepedah antik Rp. 500.000,00 permintaan sebanyak 54.000 sedangkan harga Rp.
1.000.000,00 jumlah permintaan menjadi 53 unit. Berdasarkan data di atas berapa besarnya koefisien
elastisitas permintaan sepedah adalah….
a. E > 1 d. E = ~
b. E < 1 e. E = 0
c. E = 1
12. Jika harga Rp, 3.000,00 jumlah barang yang diminta sebanyak 10 unit, dan ketika harga turun menjadi
Rp. 20.000,00 jumlah yang diinta naik menjadi 20 unit . Fungsi perminta– an barang tersebut di atas
adalah…….
a. P = – 1.000 Q + 40.000
b. P = – 1.000 Q – 20.000
c. P = – 1.000 Q + 20.000
d. – P = Q + 20.000
e. – P Q = 40.000
13. Diketahui
P1 = 15.000,00
P2 = 14.000,00
Q1 = 1.000
Q2 = 3.000
Maka elastisitas permintaannya adalah sebesar
a. 0,30 d. 40,0
b. 30,0 e. 0,50
c. 0,40
14. Harga sebuah Hand Phone semula tercatat Rp. 1.500.000,00 turun menjasi Rp. 1.450.000 dan dampak
permintaannya naik dari 30.000 unit menjadi 31.000. Berapa besarnya tingkat elastisitasnya.
a. E < 1 d. E = 0
b. E > 1 e. E = ~
c. E = 1
15. Dari sebuah surve harga sepasang sepatu naik dari Rp. 30.000,00 menjadi Rp. 35.000,00 sebagai
akibat jumlah penawaran naik dari 600 unit menjadi 700 unit maka bentuk bentuk elastisitasnya
adalah……..
a. E < 1 d. E = 0
b E>1 e. E = ~
c E=1
17. Pasar yang memperjual belikan dana – dana jangka panjang di sebut……
a. bursa kerja
b. pasar komoditas
c. bursa jasa
d. pasar uang
e. bursa efek
18. Jika jumlah suatu mempunyai perubahan lebih dari 1 % akibat perubahan perubahan harga sebesar 1
% di sebut……
a. elastisitas
b. inelastisitas
c. elastisitas uniter
d. elastis sempurna
e. inelastic sempurna
19. Jika di ketahui fungsi penawaran Qs = 3P – 6 maka korfisisin elastisitas penawaran pad saat harga
Rp. 5,00 adalah……
a. 0,50 d. 2,25
b. 1,25 e. 2,50
c. 1,67
20. Pada harga Rp. 2.000,00 permintaan 400 unit. Kemudioan harga naik menjadi Rp. 3.000,00 permintaan
menjadi 250 unit. Maka besarnya koefisien elastisitasnya adalah…….
a. Elastic d. inelastis sempurna
b. Inelastic e. elastis uniter
c. elastis sempurna
21. Bila di ketahui fungsi sebuah permintaan dinyatakan P = 2.500 – 5 Q elastisitas titik adalah unitary
elastis, hal ini akan terwujud pada saat harga berapa……
a. Rp. 750,00 d. Rp. 1.750,00
b. Rp. 1.250,00 e. Rp. 2.000,00
c. Rp. 1.500,00
22. Jika elastisitas pendapatan atas permintaan lebih besar dari satu, maka barang tersebut adalah
barang………
a. kebutuhan pokok d. subtitusi
b. inferior e. mewah
c. normal
23. Barang X dan barang Y mempunyai elastisitas silang yang possitif , maka X dan Y adalah
barang………..
a. subtitusi d. inferior
b. komplementer e. normal
c. public
LATIHAN SOAL 3
P
S
F G
A
E
B H I
C
D
Q
Dari tabel di atas gambarlah kurva keseimbangan pasar dan beri penjelasan secukupnya
Tema Diskusi
Puasa premium pada akhir pekan
Premium diusulkan untuk tidak dikonsumsi pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu). Gantinya, masyarakat
dihimbau untuk memakai pertamax ataupun pertamax plus. Kepala devisi pemasaran BBM Achmad
Faisal menawarkan kepada pemerintah tentang hal tersebut karena kondisi ini dapat menghemat
pasokan premium tanah air secara signifikan. Pastinya gerakan bebas premium pada akhir pekan akan
mampu memperpanjang cadangan premium. Tersedatnya pasokan premium sudah di prediksi oleh
Pertamina sejak tahun lalu. Namun pemerintah memotong kuota untuk tahun ini sehingga terjadi
kelangkaan BBM dimana – mana.
Diskusikan
1. Kenaikan harga BBM mempunyai dampak terhadap perekonomian yang sangat luas, dari
transportasi hingga produk pertanian dan barang hasil industri termasuk tiket pesawat terbang.
Apakah kelangkaan BBM akan berakibat pada naiknya harga BBM. Apakah Anda satuju dengan
hal tersebut. Berikan alasanmu
2. Bagaimana bentuk kurva permintaan dan penawaran BBM, dan bagaimana sifat permintaan dan
penawaran BBM
3. BBM merupakan barang barang komplementer untuk sepedah motor dan mobil. Jika pada hari
Sabtu dan Minggu harus di hemat, bagaimana dengan permintaan barang – barang yang
menjadi komplementer tersebut
Aturan Diskusi
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
Tiap kelompok terdiri antara 4 sampai 5 orang siswa
Kelompok berdasarkan teman sebelah
Tampilan kelompok maksimal 10 menit dan secara acak
Isi tinjauan tidak boleh sama, melainkan harus saling melengkapi