Anda di halaman 1dari 14

KEWIRAUSAHAAN

STRATEGI KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG


KEPERAWATAN/KESEHATAN

OLEH :
D-IV KEPERAWATAN TINGKAT III.A

A.A. ISTRI MARANSIKA NIKE PUTRI (P07120216 025)


PUTU AYU MAHAPATNI MKP (P07120216 026)
NI PUTU EVI SRIKRISNA YANTI (P07120216 027)
I GUSTI AYU SRI PARWATI (P07120216 028)
PUTU DIAH SANDI DEWI (P07120216 029)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,


kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and
different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang
(Suryana, 2003:1).
Dengan ilmu kewirausahaan tercipta mindset didalam diri para lulusan
perguruan tinggi untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetappi
menyadarakan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari kerja, yaitu
menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu yang sama, pilihan menciptakan
lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pilihan
berkarir, mencari kerja, atau menjadi karyawan. Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila
mahasiswa dibekali dengan pengetahuan, wawassan, keterampilan, pola pikir, strategi,
dan taktik yang mumpuni,yaitu kewirausahaan yang cerdas (smart enterpreneurship),
bukan hanya kerja keras semata (Hendro,2001:5).
Persaingan semakin kuat terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, perdagangan dan jasa serta industri manufaktur. Untuk itulah perlu strategi
dalam menghadapi persaingan secara internasional salah satunya dengan menjadi
nursepreneur yaitu perawat pebisnis atau perawat wirausaha. Kewirausahaan dalam
keperawatan akan baik untuk perawat profesional dan perusahaan pelayanan kesehatan,
karena akan menciptakan kemandirian dan termotivasi untuk berpikir, lebih produktif,
kreatif, dan dapat bersaing dalam pemasarannya. Mereka akan seperti perusahaan
lainnya mempunyai keinginan tinggi untuk mengontrol.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Entrepreneur?
2. Apa yang dimaksud dengan Nursepreneur?
3. Bagaimana kiat menjadi nursepreneur?
4. Bagaimana cara menjadi employer kemudian investor?
5. Bagaimana cara untuk mampu berpikir untung (think benefit) dan merubah
paradigma berpikir (change thinking paradigm)?
6. Bagaimana model Entrepreneurship?
7. Bagaimana langkah perawat untuk menjadi nursepreneur (perawat
pengusaha)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Entrepreneur.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Nursepreneur.
3. Untuk mengetahui kiat menjadi nursepreneur.
4. Untuk mengetahui cara menjadi employer kemudian investor.
5. Untuk mengetahui cara untuk mampu berpikir untung (think benefit) dan
merubah paradigma berpikir (change thinking paradigm).
6. Untuk mengetahui model Entrepreneurship.
7. Untuk mengetahui langkah perawat untuk menjadi nursepreneur (perawat
pengusaha).
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ENTREPRENEUR
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna
seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan)
atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan.
Secara umum Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya
tidak selalu demikian. Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau
membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun
non profit.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk
pelayanan jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu mempunyai
kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang baru
dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil risiko atas tindakannya.
Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling
berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir
melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang
kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang Entrepreneur.

B. PENGERTIAN NURSEPRENEUR
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari
peran dan fungsi perawat. Pengembangan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik
atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager
Nursing Center, manager Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi,
meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai
pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas
ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya. Hal seperti ini sudah
mulai ada di Indonesia, misalnya saat pembubaran Konas jiwa. Di Bali, perawat
memiliki balai Keperawatan yang dipadukan dengan fisioterapi.
Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian,
sebagai contoh adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan
efektif, kompres modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian
direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusi kesehatan yang membutuhkan solusi.
Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu sangat rendah, maka perawat manajemen
akan melakukan riset yang didanai rumah sakit yang bersangkutan, termasuk riset
kepuasan klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang
pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan. Misalnya
pelatihan baby siter, pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang
akan mendampingi klien saat ibadah haji.
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan
“Entrepreneur”. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan Entrepreneur sendiri
memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G.
Burch, Entreprenuer memiliki sifat :
1. Berhasrat mencapai prestasi
2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan

Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspek sifat


Entrepreneur dalam kehidupan sehari-harinya, maka dapat dikategorikan sebagai
Entrepreneur, termasuk seorang perawat. Dengan jiwa Entrepreneur masalah sehari-
hari yang dihadapi perawat di ruangan akan menjadi uang. Karena perawat yang
berjiwa entrepreneur memilki ciri berorientasi pada keuntungan. Sebagai contoh
masalah menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak terpakai, sisa makanan
pasien, cucian keluarga perawat, penunggu pasien, terpisahnya orang tua yang sakit
dengan anak.
Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang dilakukan
oleh perawat yang tergabung dalam asosiasi perawat Indonesia yang bekerja di
malaysia, Saudi Arabia, Qatar dan Kuwait. Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri
Nursepreneur dan memiliki keberanian untuk hijrah dengan Berorientasi kepada
keuntungan berupa besarnya gaji yang diperoleh, gaji tersebut selanjutnya dijadikan
aset yang akan menjadi mesin uang.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut:
1 Pengerahan Diri: Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa
nyaman bekerja untuk diri sendiri.
2 Pengasuhan Diri: Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak
seorang pun memilikinya.
3 Orientasi pada Tindakan: Hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasikan dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan.
4 Energi Tingkat Tinggi: Mampu bekerja dalam waktu lama secara
emosional, mental dan fisik.
5 Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi
resiko
Entrepreneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya
(learning by doing), namun harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang
akan dipilih tetap sangat diperlukan.
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian
untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah
yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar,
melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.
Perawat Entrepreneur mungkin bisa diartikan sebagai perawat yang
mempunyai jiwa wirausaha. Entrepreneur/wirausaha/pebisnis, yang tidak dikenali
seperempat abad lalu, saat ini diajarkan sebagai mata kuliah di universitas di seluruh
dunia. Di Amerika Serikat, ratusan perguruan tinggi mengajarkan itu. Apakah ini benar-
benar fenomena baru? Tidak persis demikian. Kita sebenarnya dilahirkan sebagai
entreperneur.
Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya adalah sifat yang dimiliki
seseorang sejak lahir. Itu alami, melekat dalam diri kita, Tinggal masalahnya, buatlah
kemampuan itu muncul dan bekerja optimal. Kita sebagai perawat sudah pernah
memenangkan persaingan yang paling akbar di jagat raya ini yaitu 700 juta sel sperma
yang bersaing membuahi ovum. Kitalah pemenangnya. Lalu berkembang menjadi bayi,
bayi manapun di dunia ini, sebelum mereka dibanjiri nilai-nilai dan peraturan
masyarakat, tanpa perlu ikut seminar tentang ”berjalan”, ia belajar berjalan sampai bisa.
Setiap kali si bayi yang belajar berjalan, ia tersandung dan terjatuh kemudian bangkit
lagi. Bayi itu pun belajar berbicara tanpa perlu mengikuti kurus bahasa. Sayangnya,
semua kelebihan itu hilang ketika ia memasuki institusi yang kita sebut sekolah.
Dalam bidang pekerjaan apapun, yang namanya income harian, mingguan,
bulanan, tahunan dan “dadakan”, semuanya penting terpenuhi. Tetapi selain itu kita
masih bisa melakukan hal lain, banyak bisnis/usaha yang bisa dilakukan perawat, jadi
sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki usaha sampingan di bidang
wirausaha.
Bekerja di luar negeri bisa menjadi langkah awal menjadi pebisnis dan investor.
Perawat di luar negeri rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di Indonesia. Sebelum
menjadi pengusaha kita memang perlu modal finansial dan modal karakter. Setiap
orang, siap atau tidak, kondisi akan mendorongnya menjadi seorang Entrepreneur.

C. KIAT MENJADI NURSEPRENEUR


Seorang perawat dapat menjadi nurse Entrepreneur atau menjadi nurse
Intrapreneur. Seorang perawat nurse Entrepreneur adalah seorang perawat yang
menjalankan wirausahanya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis
keperawatan. Sebaliknya seorang perawat Intrapreneur adalah seorang perawat yang
menjalankan “bisnis” dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada.
Menjadi seorang Intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat melangkah
menjadi Entrepreneur. Tentu saja ini berbeda dengan apa yang umumnya perawat
lakukan, dan bukan bekerja di RS yang tentu saja yang secara alamiah bukan tempat
“berbisnis”.
Ketrampilan dan karakter perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti
memiliki semangat wirausaha, memulai sendiri, bertanggung jawab secara keuangan,
mencoba hal baru, dan berani. Anda sebagai perawat juga dituntut memiliki jiwa sales,
customer services, budgeting, forecasting dan manajemen.
Secara mudahnya lebih baik menjadi perawat Intrapreneur dulu, sambil bekerja
dalam satu institusi bisnis atau sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki usaha
sampingan di bidang wirausaha. Setelah kita yakin siap, maka bisa langsung terjun
dalam Entrepreneurship untuk mengurus bisnis sendiri.

D. MENJADI EMPLOYER KEMUDIAN INVESTOR


Menurut Robert Kiyosaki tingkatan terendah dalam bekerja menurut
penghasilannya adalah Employer (pekerja), tingkatan kedua adalah owner (pemilk) dan
tingkatan ketiga adalah investor (pemilik modal). Jawaban menarik yang disampaikan
oleh para perawat yang bekerja di Kuwait kalau ditanyakan apakah ingin bekerja
sebagai perawat kembali di Indonesia nanti (saat resign), sebagian besar mereka
menjawab ”tidak”. Sehingga banyak dari mereka yang telah merintis berbagai jenis
usaha bisa berhubungan dengan dunia keperawatan/kesehatan atau bahkan tidak sama
sekali. Banyak teman perawat yang selalu setiap annual leave (cuti tahunan) mulai
merintis bidang usaha baru, yang dikelola keluarga/teman, atau membuat kontrakan,
transportasi, buka toko obat, bisnis fotocopy, makanan, property, wartel/warnet, usaha
komputer, service Hp, bengkel, dsb.
Mereka memiliki keyakinan bahwa dalam bidang pekerjaan apapun, yang
namanya income harian, mingguan, bulanan, tahunan dan “dadakan”, serta income
antar negara (income di LN dan di Indonesia ) semuanya penting terpenuhi. Bekerja di
LN bisa menjadi langkah awal menjadi pebisnis dan investor. Perawat di luar negeri
rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha
kita memang perlu modal finansial dan modal karakter. Untuk mencari modal finansial
kita boleh menjadi karyawan dulu (employer). Setelah gaji kita ditabungkan maka kita
mulai punya modal finansial yang akan kita rubah menjadi mesin pencetak uang (aset).
Kemudian hasilnya dapat diinvestasikan oleh perawat yang akan menjadi pasif income.

E. MAMPU BERPIKIR UNTUNG (THINK BENEFIT) DAN MERUBAH


PARADIGMA BERPIKIR(CHANGE THINKING PARADIGM)
Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja misalnya
macet saat mau dinas ke Rumah sakit, mencuci baju putih yang gampang kotor, sampah
medis yang berserakan, sulitnya meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat
makan siang, tidak keburu masak di rumah, mahalnya biaya berkomunkasi dengan
suami.
Seorang perawat yang berjiwa Entrepreneur akan mulai berpikir beda dan
berpikir untung. Tahap selanjutnya mungkin muncul gagasan-gagasan segar dan ide –
ide kreatif misalnya perawat menciptakan CD rekaman English for nurse saat macet,
laundry for nursing staf, Re-use machine for waste medical, katering siap antar bagi
perawat atau penitipan bayi bagi perawat. Ide – ide tersebut harus dibiasakan muncul.
Seberapa jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus dimunculkan. Di
luar negeri justru ide sepele itulah yang menghasilkan royalti jutaan, misalnya ide
tentang alat penjepit kuping anjing jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat makan
dan tercelup pada makanan.
F. MODEL ENTREPRENEURSHIP
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya
peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu
mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara melakukan
Entrepreneurship itu sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha
baru). Peluang perawat menjadi Entrepreneur dibagi menjadi:
Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan
perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa
klien memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara
khusus.
Kesempatan di falitas kesehatan :Terlibat dalam produksi atau pendistribusian
suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup
kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk
memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan
memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak
dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga
perawat.
Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan
seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan
kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub
jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena
perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang
tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek,
tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter
tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya
kedisiplinan perawat.
Aspek legal : Perawat dalam menjalankan Entrepreneurship-nya sering
dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk
disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus
dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum
lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.
Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis
bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan
menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya
konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini
menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau
dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan
eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis
belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan
perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan,
insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan
keperawatan). Manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak
kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa
masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan
kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak
perawat kesulitan dalam memulai usaha baru.
Solusi : Untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
a) Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang
sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan terbentuk
perawat yang berjiwa Entrepreneur. Sehingga perawat berani memulai bisnis
baru.
b) Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship sehingga dapat
menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan
membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi bisnis
perawat.
c) Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area – area
Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan hukumnya.
d) Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung
dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk meningkatkan
praktek.
e) Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan mempelajari peran –
peran seorang Entrepreneur
f) Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan swasta
yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
G. LANGKAH PERAWAT MENJADI NURSEPRENEUR (PERAWAT
PENGUSAHA)
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu
profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat
konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah
untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak pada ketidakjelasan RUU
Keperawatan) karena saat ini perawat di Indonesia masih belum memiliki bargaining
position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat
tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi
Nursepreneur (Perawat Pengusaha).
Konsep Nursepreneur sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun,
di Indonesia konsep ini belum begitu familiar. Ada satu hal yang sangat menarik dari
konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya
perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah
itu adalah bagian dari PROSES – KEPERAWATAN yang terdiri dari (1) pengkajian,
(2) diagnosa, (3) perencanaan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Jika dikaitkan
dengan NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk
menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :
1. Pengkajian : Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan
pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari proses
pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah apa
yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar
(market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah
mengkaji kebutuhan pasar.
2. Diagnosa: Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan
diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka
yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki
untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini
adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan: Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki,
maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam
pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita
harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi: Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep
usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan
tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap
yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani
take action.
5. Evaluasi: Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak
boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi
yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan
memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan
berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun
jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan. 5 langkah diatas
merupakan gambaran umum dan sederhana untuk memulai menjadi
Nursepreneur.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Entrepreneur adalah seseorang yang melakukan dan mengoperasikan
kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan
dengan pengambilan resiko kegiatan. Seorang Entrepreneur adalah pembuka
cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru.
Entreprenuer memiliki sifat: berhasrat mencapai prestasi, seorang pekerja
keras, ingin bekerja untuk dirinya, mencapai kualitas, berorientasi kepada reward
dan kesempurnaan, optimis, berorganisasi, berorientasi kepada keuntungan.
Seorang perawat Nurse Entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
wirausahanya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan.
Sebaliknya seorang perawat Intrapreneur adalah seorang perawat yang
menjalankan “bisnis” dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah
ada.
Menurut Robert Kiyosaki tingkatan terendah dalam bekerja menurut
penghasilannya adalah Employer (pekerja), tingkatan kedua adalah owner
(pemilk) dan tingkatan ketiga adalah investor (pemilik modal). Seorang perawat
yang berjiwa Entrepreneur akan mulai berpikir beda dan berpikir untung.
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui
adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan,
mampu mengatasi hambatan yang ada. Jika dikaitkan dengan NURSEPRENEUR,
proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat
pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu: pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi

B. SARAN
Kami selaku penulis berharap dengan laporan yang kami tulis ini dapat
membantu para pembaca lebih memahami mengenai strategi kewirausahaan
dalam bidang kesehatan. Kami berharap agar selanjutnya dapat membuat laporan
yang lebih sempurna di kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.walisongo.ac.id/7150/3/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwisx8SemYnh
AhXi7XMBHScxA0gQFjACegQIARAB&usg=AovVaw1udTbBx10cgncKj2MD
tlt1 (diakses pada 16 Maret 2019, pukul 20.50 WITA)
http://digilib.uinsby.ac.id/5286/5Bab%25202.pdf&ved=2ahUKEwisx8SemYnhAhXi7
XMBHScxA0gQFjAGegQICRAB&usg=AOvVaw3A-
Bm68RL86VaK4TSQs4sm (diakses pada 16 Maret 2019, pukul 20.50 WITA)

Anda mungkin juga menyukai