Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANNISYAH MAHARANI

MK : HUKUM ACARA PIDANA

TUGAS : PEMBUATAN SURAT KUASA KHUSUS PIDANA


A. Pengertian Surat Kuasa
Yang dimaksud dengan surat kuasa menurut Pasal 1313 KUHPerdata,
yang berbunyi bahwa “Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”, sedangkan Pasal 1792
KUHPerdata, yang berbunyi bahwa “Suatu perjanjian, dengan mana seorang
memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya untuk atas
namanya menyelenggarakan suatu urusan”.
B. Cara, Bentuk, Dan Isi Pemberian Kuasa
Adapun cara dan bentuk pemberian kuasa, sebagaimana menurut
diatur dalam KUHPerdata, serbagai berikut:
1. Menurut Pasal Pasal 1793 KUHPerdata, yang berbunyi bahwa:
- Kuasa dapat diberikan dan diterima dengan suatu akta umum atau akta
resmi seperti akta notaries, akta yang dilegalisasi di kepaniteraan pengadil-
an, akta yang dibuat oleh pejabat; dan juga dapat diberikan dengan suatu
surat di bawah tangan bahkan dengan sepucuk surat ataupun dengan lisan.
- Penerimaan suatu kuasa dapat pula terjadi secara diamdiam dan
disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh yang diberi kuasa atau surat
kuasa terjadi dengan sendirinya tanpa ada persetujuan terlebih dahulu.
2. Pemberian Kuasa dengan Upah (Honor) Menurut Pasal 1794 KUHPerdata,
yang berbunyi bahwa “Pemberian kuasa terjadi dengan cuma-cuma, kecuali
jika diperjanjikan sebaliknya. Jika dalam hal yang terakhir upahnya tidak
ditentukan dengan tegas, maka penerima kuasa tidak boleh meminta upah
yang lebih daripada yang ditentukan dalam Pasal 411 untuk wali.
3. Pemberian Kuasa Khusus Menurut Pasal 1795 KUHPerdata, yang berbunyi
bahwa “ Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu hanya
mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu
meliputi segala kepentingan pemberi kuasa.
4. Kuasa Umum Menurut Pasal 1796 KUHPerdata, yang berbunyi bahwa “
Pemberian kuasa yang dirumuskan secara umum hanya meliputi
tindakantindakan yang menyangkut pengurusan. Untuk memindah tangankan
barang atau meletakkan hipotek di atasnya, untuk membuat suatu perdamaian,
ataupun melakukan tindakan lain yang hanya dapat dilakukan oleh seorang
pemilik, diperlukan suatu pemberian kuasa dengan kata-kata yang tegas.

1
5. Hal Yang Dilarang dalam Penerimaan Kuasa Menurut Pasal 1797
KUHPerdata, yang berbunyi bahwa “Penerima kuasa tidak boleh melakukan
apa pun yang melampaui kuasanya, kekuasaan yang diberikan untuk
menyelesaikan suatu perkara secara damai, tidak mengandung hak untuk
menggantungkan penyelesaian perkara pada keputusan wasit.
6. Menurut Pasal 1798 KUHPerdata, yang berbunyi bahwa “Orang-orang
perempuan dan anak yang belum dewasa dapat ditunjuk kuasa tetapi pemberi
kuasa tidaklah berwenang untuk mengajukan suatu tuntutan hukum terhadap
anak yang belum dewasa, selain menurut ketentuan-ketentuan umum
mengenai perikatan-perikatan yang dibuat oleh anak yang belum dewasa, dan
terhadap orang-orang perempuan bersuami yang menerima kuasa tanpa
bantuan suami pun ia tak berwenang untuk mengadakan tuntutan hukum
selain menurut ketentuanketentuan Bab V dan VII Buku Kesatu dari Kitab
Undangundang Hukum Perdata ini.
7. Menurut Pasal 1799 KUHPerdata, yang berbunyi bahwa “Pemberi kuasa
dapat mengugat secara langsung orang yang dengannya penerima kuasa telah
melakukan perbuatan hukum dalam kedudukannya dan pula dapat
mengajukan tuntutan kepadanya untuk memenuhi persetujuan yang telah
dibuat.”
Selain pemberian kuasa sebagaimana dimaksud di atas, maka terdapat
Pemberian kuasa yang lahir karena undang-undang, artinya untuk
perbuatanperbuatan tertentu tanpa dinyatakan sebagai suatu pemberian kuasa
telah terjadi pemberian kuasa karena undang-undang telah menentukannya
demikian. Jadi pemberian kuasa dapat dilihat dari orang tua atau wali yang
mewakili anak yang belum dewasa atau seorang direksi yang mewakili
perseroannya.
Adapun bentuk-bentuk lain dari pemberian surat kuasa yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Surat kuasa yang ditanda tangani dengan cap jempol, maka tanda tangan
tersebut harus dilegalisir oleh pejabat yang berwenang, yaitu antara lain
camat, bupati, walikota dan notaries, oleh karena cap jempol tanpa
dilegalisir dari pejabat yang berwenang, bukan merupakan tanda tangan.
2. Pemberian kuasa di luar Negeri, harus dilegalisir olehKeduataan Besar
Indonesia di luar negeri, jika tidak ada perwakilan/ kedutaan besar,
makadilegalisir olehpejabat yang berwenang di sana, kemdian ke
Departemen Kehakiman dan ke Departemen Luar Negeri Negara yang
bersangkutan (Putusan MA, tanggal 14 April 1973 No. 208 K/Sip./1973).

2
3. Kuasa dengan lisan, diam-diam, dan melalui surat biasa, harus dinyatakan
dengan tegas di muka pengadilan, jika diberikan kepada seorang
pengacara untuk sesuatu keperluan di muka persidangan.
C. Jenis-Jenis Surat Kuasa
Adapun jenis-jenis surat kuasa sebagaimana menurut Pasal 1795
KUHPerdata, yang berbunyi bahwa.
1. Surat Kuasa Umum:
a. Surat kuasa yang meliputi segala kepentingan si pemberi kuasa,kecuali
perbuatan pemilikan (Pasal1796KUHPerdata).
b. Surat kuasa yang secara tegas dapat dicabut kembali secara sepihak
oleh pemberi kuasa dan hanya untuk kepentingan pemberi kuasa
semata-mata.
2. Surat Kuasa Khusus:
a. Surat kuasa yang hanya meliputi satu kepentingan tertentu/ lebih
(Pasal 1796 KUHPerdata).
b. Surat kuasa yang tidak dapat dicabut secara sepihak (pemberi dan
penerima kuasa) & untuk kepentingan pemberi kuasa & penerima
kuasa.
D. Bentuk-Bentuk Pemberian Surat Kuasa
Adapun bentuk-bentuk pemberian surat kuasa menurut Pasal 1796
KUHPerdata, yang berbunyi yaitu:
- akta otentik.
- akta di bawah tangan. - surat biasa. - secara
lisan - diam-diam.
E. Berakhirnya Surat Kuasa
Untuk berakhirnya surat kuasa sebagaimana menurut Pasal 1813
KUHPerdata, yang berbunyi bahwa:
- Atas kehendak pemberi kuasa – menarik kembali kuasanya dari si kuasa
(setelah ada persetujuan dari penerima kuasa secara tertulis) (Pasal 1814 –
1816 KUH Perdata).
- Atas permintaan penerima kuasa – mengundurkan diri dari kuasa (apabila
ada persetujuan dari pemberi kuasa) (Pasal 1817 – 1818 KUHPerdata)
- Meninggalnya salah satu pihak – pemberi kuasa atau penerima kuasa
- Dengan perkawinan – antara penerima dan pemberi kuasa
- Persoalan yang dikuasakan telah diselesaikan

3
- Berada di bawah pengampuan (curatele) – penerima atau pemberi kuasa -
Dalam keadaan pailit – penerima atau pemberi kuasa - Atas keputusan
pengadilan (Pasal 816 KUHPerdata).
F. Hak dan Kewajiban Penerima Kuasa
- Hak Penerima Kuasa Seseorang yang telah menerima kuasa dari pemberi
kuasa, maka hak-hak penerima kuasa, adalah:
1. Tidak terikat pada apayang talahdiperbuat selebihnya daripada itu, selain
sekedar ia telah menyetujuinya secara tegas/secara diam-diam (Pasal 1807
KUHPerdata).
2. Menerima segala persekot-persekot dan biaya-biaya yangtelah dikeluarkan
untuk melaksanakan kuasanya & pembayaran upah (apabila diperjanjikan)
dari pemberi kuasa (Pasal 1808/1810 KUHPerdata).
3. Menahan segala apa kepunyaan si pemberi kuasa yang berada di
tangannya, sekian lamanya hingga kepadanya dibayarlunas (hak retensi)
(Pasal 1812 KUHPerdata).
- Kewajiban Penerima Kuasa Seseorang yang telah menerima kuasa dari
pemberi kuasa, maka kewajiban penerima kuasa, yaitu:
1. Melaksanakan kuasanya selama ia belum dibebaskan dan menanggung
segala biaya kerugian & bunga yang sekiranya timbul karena tidak
dilaksanakannya kuasa itu dan tetap melaksanakan kuasa tersebut
walaupun si pemberi kuasa meninggal dunia (Pasal 1800 KUHPerdata).
2. Bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan yang dilakukannya dengan
sengaja dan kelalaian-kelalaian yang dilakukan dalam menjalankan
kuasanya (Pasal 1801 KUHPerdata).
3. Memberikan laporan tentang apa yang telah diperbuatnya dan memberikan
perhitungkan segala apa yang telah diterimanya kepada pemberi kuasa
(Pasal 1802 KUHPerdata).
4. Bertangung jawab atas pemberian kuasa substitusi (Pasal 1803
KUHPerdata).
5. Bertangung jawab segala apa yang telah dikuasakan untuk itu (Pasal 1806
KUHPerdata)
G. Hak dan Kewajiban Pemberi Kuasa
- Hak Pemberi Kuasa Seseorang telah memberikan kuasa kepada orang lain,
maka hak-hak pemberi kuasa, yaitu:
1. Dapat menggugat secara langsung orang dengan siapa si kuasa telah
bertindak dalam kedudukannya dan menuntut daripadanya pemenuhan
perjanjiannya (Pasal 1799 KUHPerdata).

4
2. Mendapatkan biaya ganti dan bunga, sekiranya timbul kerugian akibat
tidak dilaksanakannya kuasa itu/akibat kelalaiannya oleh penerima kuasa
(Pasal 1800 dan 1801 KUHPerdata).
3. Menerima laporan tentang apa yang telah diperbuatnya dan segala apa
yang telah diterimanya dari penerima kuasa berdasarkan kuasa yang
diberikan (Pasal 1802 KUHPerdata).
4. Dapat secara langsung menuntut orang yang ditunjuk oleh Penerima
Kuasa kepada Penerima Kuasa Substitusi, apabila (Pasal 1883 KUH
Perdata) :
a. Dalam surat kuasa tidak memberikan kekuasaan untuk
disubstitusikan.
b. Yang menerima kuasa substitusi adalah orang yang tak cakap/tak
mampu.
5. Menerima pengembalian uang & bunganya atas biaya-biaya yang telah
digunakannya oleh penerima kuasa dalam kuasa ini, pada saat dinyatakan
lalai oleh penerima kuasa (Pasal 1885 KUHPerdata).
- Kewajiban Pemberi Kuasa Seseorang yang telah memberi kuasa kepada orang
lain, maka kewajiban dari pemberi kuasa, adalah:
1. Memenuhi perikatana-perikatan yang telah diperbuat oleh si kuasa (Pasal
1799 KUHPerdata).
2. Mengembalikan persekot-persekot, membayar biaya-biayadan upah si
kuasa atas kuasa (Pasal 1808 KUHPerdata).
3. Memberikan ganti rugi atas kerugian yang diderita dalam menjalankan
kuasa (Pasal 1809 KUHPerdata).
4. Membayar segala apa yang dituntut oleh si kuasa sebagai akibat
pemberian kuasa (Pasal 1812 KUHPerdata).

CONTOH SURAT KUASA KHUSUS PIDANA

SURAT KUASA

No. PDM/BP/33/VI/2012/PN.MIg

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

MARKONAH, umur 47 Tahun, Agama Islam, Warga Negara Indonesia, pekerjaan


Ibu Rumah Tangga (IRT), alamat Dusun/Desa Merjosari RT/RW 14/04 Kecamatan
Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, --------MAIMUNAH, umur 18 Tahun, Agama

5
Islam, Warga Negara Indonesia, pekerjaan Swasta, alamat Dusun/Desa Jabung Jalan
hasyin asyari RT/RW 08/01 Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang, -------------------
Dengan memilih tempat/domisili Hukum pada Alamat Kantor Kuasanya di bawah ini
menyatakan kuasa kepada : ---------------------------------------------------------------------

ANNISYAH MAHARANI, S.H., M. H., Advokat atau penasihat Hukum yang


beralamat di Jl. Melaburi nomor 12 Palembang 33971 Indonesia.

-------------------------------------------------KHUSUS------------------------------------------

Untuk dan atas nama serta sebagai kuasa dari kami selaku tersangka pelaku tindak
pidana pencurian ringan sebagaimana dimaksud dalam pasal 362 KUHP.

Untuk dan atas nama kami menghadap dan berbicara dengan pejabat pengadilan,
dimuka pengadilan serta badan-badan kehakiman lainnya, atau dengan badan-badan,
kantor-kantor, swasta maupun perorangan. ---------------------------------------------------

Untuk dan atas nama kami membuat dan menandatangani surat-surat, mengajukan
permohonan-permohonan yang perlu, mendampingi selama proses pemeriksaan di
semua tingkatan. Mengajukan bukti-bukti, saksi-saksi, melakukan segala perlawanan,
melakukan pembelaan, mengajukan gugat balik, melakukan kompromi dana atau
perdamaian serta menandatangani akta perdamaian.-----------------------------------------

Pada pokoknya melakukan tindakan yang menurut hukum harus dilakukan oleh
seorang penerima kuasa sehubungan dengan perkara ini demi dan untuk kepentingan
pemberi kuasa.------------------------------------------------------------------------------------
Surat kuasa ini diberikan dengan hak subsitusi baik sebagian maupun seluruhnya
kepada serta hak-hak refensi lainnya.----------------------------------------------------------

Palembang, 07 Oktober 2012

Pemberi kuasa 1 Penerima Kuasa

(Markonah ) (Annisyah Maharani, S.H., M.H)

Anda mungkin juga menyukai