1. Surat Kuasa
Secara umum surat kuasa diatur dalam bab ke enambelas, buku III KUH Perdata
dan secara khusus diatur dalam hukum acara perdata HIR dan RBG. Pemberian kuasa
merupakan perjanjian sebagaimana secara jelas daitur dalam pasal 1792 KUH Perdata
yang berbunyi : Pemberian kuasa adalah suatu perstujuan dengan mana seorang
memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk dan atas
namanya menyelenggarakan suatu urusan.
Pemberian kuasa terbagi atas 2 (dua) jenis, yakni: pemberian kuasa secara umum
dan pemberian kuasa secara khusus (Pasal 1795 KUHPerdata).
Pemberian kuasa yang meliputi pelaksanaan segala kepentingan dari pemberi kuasa,
kecuali perbuatan hukum yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pemilik (Pasal 1796
KUHPerdata). Kuasa diberikan seluas-luasnya sehingga nyaris tanpa ada pengecualian,
termasuk terhadap hal-hal yang tidak disebutkan dalam surat kuasa.
Ditinjau dari segi hukum surat kuasa umum ini tidak dapat dipergunakan di
depan pengadilan untuk mewakili pemberi kuasa, karena sifatnya umum meskipun
hanya satu persoalan yang dikuasakan secara khsus namun bukan untuk tampil di depan
sidang Pengadilan.
Surat Kuasa Khusus
Sebagaimana pasal 123 HIR disebutkan bahwa : ” Bila dikehendaki, kedua belah
pihak dapat dibantu atau diwakili oleh kuasa, yang dikuasakannya untuk melakukan itu
dengan surat kuasa teristimewa, kecuali kalau yang memberi kuasa itu sendiri hadir,
Penggugat dapat juga memberi kuasa itu dalam surat pemintaan yang
ditandatanganinya dan dimasukkan menurut ayat pertama pasal 118 atau jika gugatan
dilakukan dengan lisan menurut pasal 120 maka dalam hal terakhir ini, yang demikian itu
harus disebutkan dalam catatan yang dibuat surat gugat ini”.
Isi dari surat kuasa secara umum yaitu berisi tentang pemberian kuasa kepada
seseorang untuk mengurus suatu kepentingan, dan bahasa yang digunakan
singkat, lugas, efektif, dan tidak terbelit-belit. Maka apabila dikategorikan pembedaan
antara isi dari jenis surat kuasa yaitu :
SURAT KUASA
Nama :
Pekerjaan :
Dalam hal ini memilih domisili hukum di Kantor Kuasanya tersebut di bawah ini,
menerangkan dengan ini memberikan kuasa kepada :
Advokat, pengacara dan Penasehat hukum pada Kantor Pengacara ……., beralamat di ……
yang bertindak baik bersama-sama atau sendiri-sendiri; untuk selanjutnya sebagai
Penerima Kuasa.
KHUSUS:
Untuk dan atas nama pemberi kuasa sebagai .(Penggugat)….. lawan …(nama)….. yang
beralamat sebagai Tergugat di …….mengenai(perkara apa) ……., di Pengadilan Negeri
…… .
Penerima Kuasa diberi hak untuk menghadap di muka Pengadilan Negeri serta Badan-
badan Kehakiman lain, Pejabat-pejabat sipil yang berkaitan dengan perkara tersebut,
mengajukan permohonan yang perlu, mengajukan dan menanda tangani gugatan,
Replik, Kesimpulan,perdamaian/dading, mengajukan dan menerima Jawaban, Duplik,
saksi-saksi dan bukti-bukti, mendengarkan putusan, mencabut perkara dari
rol, menjalankan perbuatan-perbuatan, atau memberikan keterangan-keterangan yang
menurut hukum harus dijalankan atau diberikan oleh seorang kuasa, menerima uang
dan menandatangani kuitansi-kuitansi, menerima dan melakukan pembayaran dalam
perkara ini, mempertahankan kepentingan pemberi kuasa, mengajukan banding, kasasi,
minta eksekusi, membalas segala perlawanan, mengadakan dan pada umumnya
membuat segala sesuatu yang dianggap perlu oleh Penerima kuasa.
Surat kuasa dan kekuasaan ini dapat dialihkan kepada orang lain dengan hak substitusi
serta secara tegas dengan hak retensi dan seterusnya menurut hukum seperti yang
dimaksudkan dalam pasal 1812 KUHPerdata dan menurut syarat-syarat lainnya yang
ditetapkan dalam undang-undang.
Jakarta,
(…………………..) (. . . . . . . . . . . . .)
KUHPerdata tidak memerinci hak-hak pemberi kuasa dan penerima kuasa, hanya
mengenai kewajiban-kewajiban penerima kuasa dan pemberi kuasa (Pasal 1800-1803,
Pasal 1805 dan Pasal 1807-1811 KUHPerdata). Namun demikian, dari ketentuan-
ketentuan mengenai kewajiban-kewajiban tersebut, mengandung pemahaman
sebaliknya mengenai hak-hak pemberi kuasa dan penerima kuasa. Khusus untuk hak
penerima kuasa sebagai berikut :
Melaksanakan kuasanya dan bertanggung jawab atas segala biaya, kerugian dan
bunga yang timbul karena tidak dilaksanakannya kuasa serta wajib menyelesaikan
urusan yang telah mulai dikerjakannya pada waktu pemberi kuasa meninggal
dunia dan dapat menimbulkan kerugian jika tidak segera diselesaikannya.
Bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
dan atas kelalaian-kelalaian yang dilakukan dalam menjalankan kuasanya.
Memberi laporan kepada penerima kuasa tentang apa yang telah dilakukan serta
memberikan perhitungan tentang segala sesuatu yang diterimanya berdasarkan
kuasanya, sekalipun apa yang diterima itu tidak harus dibayar kepada penerima
kuasa.
Bertanggung jawab atas orang lain yang ditunjuknya sebagai penggantinya
dalam melaksanakan kuasanya bila tidak diberikan kuasa untuk menunjuk orang
lain sebagai penggantinya dan bila kuasa itu diberikan tanpa menyebutkan orang
tertentu, sedangkan orang yang dipilihnya ternyata orang yang tidak cakap atau
tidak mampu.
Membayar bunga atas uang pokok yang dipakainya untuk keperluannya sendiri,
terhitung dari saat ia mulai memakai uang itu, begitu pula bunga atas uang yang
harus diserahkan pada penutupan perhitungan, terhitung dari saat ia dinyatakan
lalai melakukan kuasa.
Pemberi kuasa bukan hanya dapat menarik kembali kuasanya bila dikehendakinya, tapi
dapat pula memaksa pengembalian kuasa tersebut jika ada alasan untuk itu. Terhadap
pihak ketiga yang telah mengadakan persetujuan dengan pihak penerima kuasa,
penarikan kuasa tidak dapat diajukan kepadanya jika penarikan kuasa tersebut hanya
diberitahukan kepada penerima kuasa. Pengangkatan penerima kuasa baru untuk
menjalankan urusan yang sama menyebabkan penarikan kembali kuasa atas penerima
kuasa sebelumnya terhitung sejak hari (tanggal) diberitahukannya pengangkatan
penerima kuasa baru tersebut.
Dengan Kawinnya Perempuan Yang Memberikan Atau Menerima Kuasa (sudah tidak
berlaku lagi).
Selain karena alasan-alasan yang disebutkan dalam Pasal 1813 KUHPerdata, berakhirnya
pemberikan kuasa dapat pula terjadi karena telah dilaksanakannya kuasa tersebut dan
karena berakhirnya masa berlaku atau jangka waktunya.