Anda di halaman 1dari 12

SURAT KUASA

Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H.

05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 1


SURAT KUASA
 Pasal 123 HIR, Pasal 1792 – 1819 Buku III BW
 Dalam Sistem HIR pemberian kuasa tidak wajib
 Bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis
 Apabila lisan pemberi & penerima kuasa hadir bersama di
depan majelis
 Apabila ada kuasa hukum (advokat), gugatan harus tertulis
 Pemberi kuasa disebut Subyek hukum materiil = in persoon =
principal
 Penerima kuasa disebut subyek hukum formal=kuasa
berdasarkan hukum = legitima persona standi in judicio=legal
representatif.
 Dapat dibuat secara notariil / dibawah tangan
 Didaftarkan/dilegalisasi di kepaniteraan pengadilan setempat

05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 2


Pemberian Kuasa (Pasal 1792) :
Adalah suatu persetujuan dengan mana
seseorang memberikan kekuasaan kepada orang
lain yang menerimanya untuk atas namanya
menyelesaikan suatu urusan.

Pasal 1313 BW Persetujuan ialah perbuatan


hukum dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya kepada satu orang atau
lebih.
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 3
Upah penerima kuasa (Pasal 1794 BW) :
Cuma – Cuma kecuali diperjanjikan sebaliknya.
Jika dalam perjanjian tidak ditentukan besar /
kecilnya upah maka upah diatur menurut Pasal
411 BW. Pasal ini menentukan 3% dari hasil
yang akan diperoleh.

Namun Pasal 411 BW harus dikesampingkan


karena menurut kebiasaan di masyarakat, upah
bagi jasa seorang Pengacara misalnya berkisar
3 – 10 %, bagi seorang perantara
(komisioner,makelar) berkisar 5 – 10 %.
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 4
Untuk beracara di muka sidang diperlukan surat
kuasa khusus (Pasal 123 HIR).

Dalam prakteknya, kita akan menemui satu


jenis surat kuasa lain melalui akta – akta
notaris/dibawah tangan yang sekarang sudah
dilarang penggunaannya oleh instruksi
mendagri Nomor 14 tertanggal 6 Maret 1982,
karena memakai klausul “tidak dapat dicabut
kembali” (surat kuasa mutlak). Surat kuasa
mutlak adalah penyimpangan dari Pasal 1813
BW.
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 5
Jenis Surat Kuasa
Menurut sifat
1. Surat kuasa umum
2. Surat kuasa khusus
Menurut Bentuknya :
1. Lisan
2. tertulis
1. Dibawah tangan
2. akta otentik
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 6
Jenis Pemberian Kuasa

Pasal 1795 BW, dikenal 2 jenis surat kuasa :


1. Surat Kuasa Umum
Meliputi perbuatan – perbuatan pengurusan yang
meliputi segala kepentingan pemberi kuasa kecuali
perbuatan pemilikan
(Pasal 1796 BW)
2. Surat Kuasa Khusus
Hanya mengenai satu kepentingan tertentu/lebih karena
itu diperlukan pemberian kuasa yang menyebutkan
dengan tegas perbuatan mana yang dapat dilakukan
penerima kuasa. Contoh, mengalihkan barang
bergerak/tidak bergerak, hipotek, perdamaian.
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 7
KHUSUS
 Kedudukan pihak berperkara
 Masalah tertentu
 Lawan tertentu
 Obyek tertentu
 Kualitas tindakan/kewenangan tertentu
 Forum pengadilan tertentu
 Nomor perkara tertentu

05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 8


Surat Kuasa Khusus Memuat
 Identitas pemberi & penerima kuasa
 Identitas obyek sengketa
 Identitas lawan
 Perihal yg menjadi pokok sengketa
 Forum / Pengadilan mana (no perkara)
 Kewenangan bertindak (termasuk banding / kasasi)
 Substitusi
 Hak Retensi
 Tempat & tanggal dibuat
 Tanda tangan para pihak
 Meterai

05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 9


Isi Surat Kuasa :
1. Identitas pemberi dan penerima kuasa
Yaitu, nama, umur, pekerjaan dan alamat. Kalau pemberi
kuasanya adalah badan hukum maka dalam kuasa harus
disebutkan dulu nama badan hukumnya lalu identitas
orang yang berwenang memberi kuasa menurut anggaran
dasar / peraturan yang berlaku.
Kalau penerima kuasanya adalah seorang
advokat/pengacara maka biasanya hanya disebut nama,
profesi dan kantornya.
2. Materi pokok yang sedang disengketakan
3. Isi kuasa yang diberikan
Isi surat kuasa biasanya adalah sebagai berikut; tentang
sengketa tanah, uang jasa, perceraian. Kemudian
dijelaskan secara tegas batas – batas kewenangan penerima
kuasa untuk menjalankan kuasanya.
4. Memuat hak subtitusi
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 10
Hak Subtitusi

Pemberi Kuasa Penerima Kuasa “C”

Penerima Kuasa mempunyai hak subtitusi dan


melimpahkannya kepada C maka C pun langsung
mewakili pemberi kuasa.

Jika Penerima kuasa tidak diberi wewenang


subtitusi namun menunjuk C sebagai penggantinya
maka C bertindak untuk dan atas nama penerima
kuasa, sedangkan penerima kuasa bertindak untuk
dan atas nama pemberi kuasa
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 11
Berakhirnya Persetujuan Pemberi Kuasa
(Pasal 1813 BW) :
1. Atas kehendak pemberi kuasa
2. Atas permintaan penerima kuasa
3. Persoalan yang dikuasakan telah selesai
4. Salah satu meninggal dunia
5. Salah satu pihak di bawah pengampunan
6. Salah satu pihak pailit
7. Karena perkawinan perempuan yang
memberi / menerima kuasa
8. Putusan pengadilan (Pasal 814 BW)
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 12

Anda mungkin juga menyukai