SURAT KUASA Pasal 123 HIR, Pasal 1792 – 1819 Buku III BW Dalam Sistem HIR pemberian kuasa tidak wajib Bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis Apabila lisan pemberi & penerima kuasa hadir bersama di depan majelis Apabila ada kuasa hukum (advokat), gugatan harus tertulis Pemberi kuasa disebut Subyek hukum materiil = in persoon = principal Penerima kuasa disebut subyek hukum formal=kuasa berdasarkan hukum = legitima persona standi in judicio=legal representatif. Dapat dibuat secara notariil / dibawah tangan Didaftarkan/dilegalisasi di kepaniteraan pengadilan setempat
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 2
Pemberian Kuasa (Pasal 1792) : Adalah suatu persetujuan dengan mana seseorang memberikan kekuasaan kepada orang lain yang menerimanya untuk atas namanya menyelesaikan suatu urusan.
Pasal 1313 BW Persetujuan ialah perbuatan
hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya kepada satu orang atau lebih. 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 3 Upah penerima kuasa (Pasal 1794 BW) : Cuma – Cuma kecuali diperjanjikan sebaliknya. Jika dalam perjanjian tidak ditentukan besar / kecilnya upah maka upah diatur menurut Pasal 411 BW. Pasal ini menentukan 3% dari hasil yang akan diperoleh.
Namun Pasal 411 BW harus dikesampingkan
karena menurut kebiasaan di masyarakat, upah bagi jasa seorang Pengacara misalnya berkisar 3 – 10 %, bagi seorang perantara (komisioner,makelar) berkisar 5 – 10 %. 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 4 Untuk beracara di muka sidang diperlukan surat kuasa khusus (Pasal 123 HIR).
Dalam prakteknya, kita akan menemui satu
jenis surat kuasa lain melalui akta – akta notaris/dibawah tangan yang sekarang sudah dilarang penggunaannya oleh instruksi mendagri Nomor 14 tertanggal 6 Maret 1982, karena memakai klausul “tidak dapat dicabut kembali” (surat kuasa mutlak). Surat kuasa mutlak adalah penyimpangan dari Pasal 1813 BW. 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 5 Jenis Surat Kuasa Menurut sifat 1. Surat kuasa umum 2. Surat kuasa khusus Menurut Bentuknya : 1. Lisan 2. tertulis 1. Dibawah tangan 2. akta otentik 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 6 Jenis Pemberian Kuasa
Pasal 1795 BW, dikenal 2 jenis surat kuasa :
1. Surat Kuasa Umum Meliputi perbuatan – perbuatan pengurusan yang meliputi segala kepentingan pemberi kuasa kecuali perbuatan pemilikan (Pasal 1796 BW) 2. Surat Kuasa Khusus Hanya mengenai satu kepentingan tertentu/lebih karena itu diperlukan pemberian kuasa yang menyebutkan dengan tegas perbuatan mana yang dapat dilakukan penerima kuasa. Contoh, mengalihkan barang bergerak/tidak bergerak, hipotek, perdamaian. 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 7 KHUSUS Kedudukan pihak berperkara Masalah tertentu Lawan tertentu Obyek tertentu Kualitas tindakan/kewenangan tertentu Forum pengadilan tertentu Nomor perkara tertentu
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 8
Surat Kuasa Khusus Memuat Identitas pemberi & penerima kuasa Identitas obyek sengketa Identitas lawan Perihal yg menjadi pokok sengketa Forum / Pengadilan mana (no perkara) Kewenangan bertindak (termasuk banding / kasasi) Substitusi Hak Retensi Tempat & tanggal dibuat Tanda tangan para pihak Meterai
05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 9
Isi Surat Kuasa : 1. Identitas pemberi dan penerima kuasa Yaitu, nama, umur, pekerjaan dan alamat. Kalau pemberi kuasanya adalah badan hukum maka dalam kuasa harus disebutkan dulu nama badan hukumnya lalu identitas orang yang berwenang memberi kuasa menurut anggaran dasar / peraturan yang berlaku. Kalau penerima kuasanya adalah seorang advokat/pengacara maka biasanya hanya disebut nama, profesi dan kantornya. 2. Materi pokok yang sedang disengketakan 3. Isi kuasa yang diberikan Isi surat kuasa biasanya adalah sebagai berikut; tentang sengketa tanah, uang jasa, perceraian. Kemudian dijelaskan secara tegas batas – batas kewenangan penerima kuasa untuk menjalankan kuasanya. 4. Memuat hak subtitusi 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 10 Hak Subtitusi
Pemberi Kuasa Penerima Kuasa “C”
Penerima Kuasa mempunyai hak subtitusi dan
melimpahkannya kepada C maka C pun langsung mewakili pemberi kuasa.
Jika Penerima kuasa tidak diberi wewenang
subtitusi namun menunjuk C sebagai penggantinya maka C bertindak untuk dan atas nama penerima kuasa, sedangkan penerima kuasa bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 11 Berakhirnya Persetujuan Pemberi Kuasa (Pasal 1813 BW) : 1. Atas kehendak pemberi kuasa 2. Atas permintaan penerima kuasa 3. Persoalan yang dikuasakan telah selesai 4. Salah satu meninggal dunia 5. Salah satu pihak di bawah pengampunan 6. Salah satu pihak pailit 7. Karena perkawinan perempuan yang memberi / menerima kuasa 8. Putusan pengadilan (Pasal 814 BW) 05/10/2020 Dr. Moh. Ali, S.H.,M.H. 12