Anda di halaman 1dari 10

A . 1 .

PROSEDUR KERJA (PK)


STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPENANGANAN PERKARA

1 Masyarakat/ Klien Masyarakat disini adalah:


1. masyarkat umum, baik itu masyarkat yang mampu
maupun yang tidak mampu
a. Untuk pengertian masyarakat mampu adalah
dimana masyarakat tersebut wajib membayar uang
konsultasi yang besarannya sudah di tetapkan oleh
LBH MUKTI PAJAJARAN
b. Sedangkan untuk pengertian masyarakat tidak
mampu , ini diadakan pembedaan karena apabila
mahasiswa tidak mampu yang melakukan
konsultasi tidak perlu untuk membayar uang
konsultasi.

2 Pendaftaran Dan Masyarakat tersebut diatas yang mau melakukan


Admministarsi konsultasi langsung menemui bagian pendaftaran dan
administrasi, untuk mecatat data/ Identitas awal
masyarakat yang akan melakukan konsultasikan.
Syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan
konsultasi adalah:
1. KTP
2. Membayar uang konsultasi sebesar
Rp200.000,- untuk 3 kali konsultasikan
3. kartu konsultasi, yang mana setiap akan
melakukan konsultasi harus membawa kartu
tersebut, yang nanti akan diisi oleh konsultan.
4. Pembayaran sebanyak Rp200.000,- untuk 3 kali
konsultasi, untuk konsultasi yang akan dilakukan
untuk seterusnya maka masyarakat tersebut harus
membayar uang adaministrasi kembali sebanyak
Rp100.000,-

3 Kabid/ Staff Penanganan Oleh bagian pendaftaran/ Administrasi berkas yang


Perkara berisi data dan kronologis singkat diberikan kepada Staf
Penanganan perkara/ Kabid litigasi
4 Penunjukkan Konsultan Oleh Staf Penanganan perkara/ Kabid litigasi Menunjuk
konsultan, Konsultan disini dibagi menjadi beberapa
kategori yaitu:
a. Advokat /Partner /Mitra
b. Pembela Umum Tetap (PUT)
c. Pembela Umum Tidak Tetap (PUTT)
5 Konsultasi Setelah itu Staf Penanganan perkar/ Kabid litigasi
memanggil konsultan tersebut untuk melakukan
konsultasi dengan klien.
Oleh kensultan, klien yang hendak konsultasi:
a.Masyarakat memasuki ruang konsultasi
b. Konsultan menanyakan kepada masyarakat
tersebut tentang mengetahui LBH MUKTI
PAJAJARAN dari mana,menanyakan tentang
apakah kasusnya sudah pernah di
konsultasikan kepada pihak lain
c. Konsultan kemudian menyuruh klien tersebut
untuk menceritakan kronologis kasusnya
d. Setelah klien bercerita kemudian konsultan
merumuskan permasalahan yang dihadapi klien
kemudian konsultan memberikan advice hukum,
beserta resiko-resiko hukumnya kepada klien
terkait dengan permasalahnnya
Setelah konsultasi selesai kemudian konsultan mengisi
lembar konsultasi yang tadi serahkan di oleh pihak
administrasi
6 - Pembuatan LO Setiap konsultan yangn telah selesai melakukan
- Gelar Perkara konsultasi diwajibkan untuk:
1. Membuat Legal Opinion terhadap kasus tersebut.
2. Apabila dalam Proses pembuatan LO tersebut
konsultan mengalami kesulitan dalam merumuskan/
membuat suatu langkah hukum/ merumuskan
permasalahan hukum terhadap kasus tersebut maka
konsultan dapat melakukan gelar perkara di lingkup
konsultan. Jika dalam linkup konsultan sudah tidak
ada jalankjeluar maka konsultan meminta kepada
bidang litigasi untuk membuat gelar perkara
membahas kasus tersebut. Gelar perkara ini sifatnya
adalah konditional. gelar perkara disini ada 2 macam
bentuk yaitu:
a. Gelar perkara yang sifatnya Internal dimana,
gelar perkara tersebut dihadiri oleh advokat-
advokat LBH MUKTI PAJAJARAN, PUT
LBH MUKTI PAJAJARAN
b. Gelar perkara yang sifanya eksternal, dimana
nanti bidang litigasi akan memfasilitasi dan
menghadirkan ahli untuk membahas kasus
tersebut. Gelar perkara secara eksternal ini dapat
dilakukan apabila tidak dapat menemukan solusi
secara internal terlebih dahulu.
Adapun Syarat-syarat untuk melakukan gelar perkara
adalah sebagai berikut:
a). konsultan membuat Kronologis kasus dan
permasalahan yang tidak ada jalan penyelesainnya
dalam kasus yang sedang dihadapi
b). Konsultan memberitahukan kepada bidang litigasi
untuk membuat gelar perkara
c). Kemudian Bidang litigasi mempersipkan segala
sesuatu terkait dengan gelar perkara baik yang
bersifta internal maupun yang bersifat eksternal.
YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP LO
DAN GELAR PERKARA ADALAH PARALEGAL
DIKETAHUI KABID LITIGASI

7 Non Bantuan Hukum Non bantuan hukum disini adalah Klien hanya
melakukan konsultasi (tidak memerlukan bantuan
hukum), jika hal itu terjadi maka perkara sudah selesai
pada tingkatan konsultasi
8 Bantuan Hukum Bantuan Hukum, disini adalah:Jika Klien setelah
melakukan konsultasi memerlukan tindak lanjut kasus/
untuk bantuan hukum, maka yang dilakukan konsultan
adalah: Menanyakan dan menjelaskan kepada klien
jenis bantuan hukum seperti apa yang di inginkan oleh
klien. Di LBH MUKTI PAJAJARAN ada 3 jenis
bantuan hukum yaitu:
a). Bantuan hukum Litigasi, dan
b). Bantuan hukum Non Litigasi
c). Bantuan Hukum Rekes
Di LBH MUKTI PAJAJARAN ada beberapa kasus
yang tidak boleh ditangani/ diterima menjadi bantuan
hukum, kasus- kasus tersebut antara lain adalah:
a). Kasus yang terkait dengan Asusila
b). Kasus yang terkait dengan Tindak pidana
Psikotropika
c). Kasus yang terkait dengan Korupsi
(KASUISTIK DILIHAT DARI SUDUT PANDANG AGAMA)

9 Non Litigasi Konsultan menjelaskan mengenai jenis bantuan hukum


hukum secara non litigasi itu seperti apa. Sejauh mana
penanganan secara non litigasi itu. Penanganan kasus
secara non litigasi adalah sebagai berikut:
1. Pidana: penanganan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a). penanganan kasus hanya dilakukan diluar
pengadilan
b). jika kasus tersebut berada pada tingkat
penyidikan, maka kuasa hukum hanya sebatas
mendampingi klien sampai pada tingkat tersebut,
dan peran serta kuasa hukum hanya bersifat pasif
saja
c). kuasa hukum melakukan investigasi kasus yang
sedang di hadapi
d). kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkait
dengan penanganan perkara secara non litigasi
2. Perdata/ NPP, penanganan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a). penanganan kasus hanya dilakukan diluar pengadilan
b). Kuasa hukum melakukan investigasi kasus yangsedang
di hadapi
c). Kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkait
dengan kasus perdata yang dialami oleh klien
(misalnya: membuat somasi/ teguran secara tertulis,
menjawab somasi/ teguran, dan lain sebagainya.
d). Penasihat hukum memfasilitasi jika adanya
perdamaian yang dilakukan oleh klien denganlawan
klien, dan lain sebagainya)
10 Litigasi Konsultan menjelaskan mengenai jenis bantuan hukum
hukum secara litigasi itu seperti apa. Sejauh mana
penanganan secara litigasi itu. Penanganan kasus secara
litigasi adalah:
a). kuasa hukum mewakili klien baik itu dalam kasus
pidana, perdata, maupun kasus NPP di dalam
persidangan
b). kuasa hukum melakukan investigasi kasus yang
sedang di hadapi
c). kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkait
dengan adanya persidangan
11 Rekes Konsultan menjelaskan mengenai jenis bantuan hukum
hukum berkas. Bantuan hukum berkas adalah bantuan
hukum yang diberikan oleh LBH MUKTI PAJAJARAN
kepada kliendimana bentuknya hanya pembuatan berkas-
berkas yang dibutuhkan oleh klien. baik itu pembuatan
berkas pidana, berkas perdata, maupun berkas NPP
12 Konfirmasi biaya Konsultan melakukan konfirmasi biaya penanganan
perkara kepada staff penanganan perkara/ kabid litigasi.
Dalam Pengklasifikasian jumlah biaya ini dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
a. Mampu (Lembar Hijau)
b. Semi Prodeo (Lembar Pink)
c. Prodeo (lembar kuning)
Kemudian konsultan memberitahukan kepada klien
jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh klien terhadap
jenis bantuan hukum yang klien kehendaki.
 Untuk klien yang mampu maka pembayaran
terhadap bantuan hukumnya dilakukan secara penuh/
semua dimana pembayaran dilakukan sebanyak 2
kali, pertama dilakukan waktu pertama kali mau
bantuan hukum/ penandatangan surat kuasa dan yang
kedua setelah perkara berjalan makaharus di bayar
lunas.
 Untuk klien yang semi Prodeo, maka klien tersebut
hanya membayar Sebagian dari biaya perkara
 Untuk klien yang prodeo sama sekali tidak
membayar biaya perkara
13 Kabid/ Staf Pen. Perkara konsultan memberitahukan kepada kabid litigasi bahwa
ada klien yang mau melaukan bantuan hukum kepada
LBH MUKTI PAJAJARAN
14 - Penunjukkan tim & Kabid Litigasi kemudian melakukan:
pengacara a). menunjuk kuasa hukum yang menangani kasus
- Pengisian lembar hijau tersebut, baik itu bantuan hukum non litigasi,
bantuan hukum litigasi, maupun bantuan hukum
rekes.
b). Kuasa hukum disini dapat terdiri dari Advokat,
pembela umum LBH MUKTI PAJAJARAN.
c). kabid litigasi menunjuk 1 orang dari tim kuasa
hukum untuk menjadi koordinator dalam kuasa
tersebut.
d). kemudian klien mengisi lembar/ form (lembar hijau)
bantuan hukum

15 Penanganan Kasus Setelah berkas-berkas terkait dengan bantuan


hukum itu sudah selesai dilaksanakan maka:
a). kuasa hukum dapat langsung menindaklanjuti
perkara yang sedang di hadapi oleh klien, baik itu
penanganan kasus di persidangan maupun di luar
persidangan.
b). Terkait panangan kasus tersebut maka koordinator
kuasa hukum wajib melaporkan sejauh mana
penanganan kasus tersebut berjalan, kendala-
kendala yang dihadapi dalam proses penanganan
kasus tersebut kepada kepala bidang litigasi

16 Kasus Selesai Setelah kasus selesai ditangani oleh kuasa hukum baik
yang dilakukan di dalam persidangan maupun diluar
persidanga maka perkara tersebut dinyatakan selesai
17 Perkara Selesai kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkair
Pencabutan Kuasa dengan selesainya perkara yang ditangani, misalnya
membuat pencabutan kuasa terhadap perkara yang sudah
selesai
18 Arsip Terhadap perkara selesai, dilakukan pemberkasan yang
dilakukan oleh non litigasi.
19 Pemberkasan pemberkasan yang sudah dilakukan di masukkan ke
dalam arsip litigasi.
20 Laporan Kabid Terhadap parkara selesai dan pemberkasan itu
dilaporkan kepada kepala bidang Litigasi
A . 2 . INTRUKSI KERJA (IK)
PENANGANAN PERKARA

(1)
Masyarakat/ Clien

(2)
Pendaftaran Dan
Admministarsi

(3) (4)
Kabid/ Staff Penanganan Penunjukan Konsultan
Perkara

(5) (6)
Konsultasi Pembuatan LO
Gelar Perkara

(7) (8)
Non Bantuan Hukum Bantuan Hukum

(9) (10) (11) (12)


Non Litigasi Litigasi Rekes Konfirmasi
biaya

(14)
- Penunjukkan tim & (13)
pengacara Kabid/ Staf Pen. Perkara
- Pengisian lembar hijau

(15)
Penanganan Kasus

(16) (17)
KASUS SELESAI Perkara Selesai Kuasa
Pencabutan Kuasa

(18) (19)
Arsip Pemberkasan

(20)
Laporan Kabid
B . 1 . PROSEDUR KERJA (PK)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURBANTUAN HUKUM
SECARA PRODEO

1 Klien tidak mampu Klien/ masyarakat yang tidak mampu meminta bantuan
hukum kepada LBH MUKTI PAJAJARAN. Klien disini
seperti yang
telah di sebut di atas
2 Jenis kasus yang bisa Jenis-jenis kasus yang bisa prodeo adalah:
prodeo a). Kasus LITIGASI
b). Kasus NON LITIGASI

3 Syarat-syarat Prodeo Setelah menentukan kriteria kasus kemudian


menentukan syarat-syarat prodeo untuk memperoleh
bantuan hukum secara prodeo. Syarat-syaratnya adalah
sebagai berikut:
a). Klien yang senyatanya tidak mampu secara
finansial
b). Menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari
RT/ RW dari tempat tinggal Klien
c). KTP Wilayah JAWA BARAT

4 Prodeo Litigasi Prodeo Litigasi , Perkara-perkara yang mengandung


unsur perhatian publik (kasus yang bersifat pidana)
5 Prodeo Non Litigasi Prodeo NON LITIGASI, Perkara-perkara baik yang
bersifat pidana maupun yang bersifat perdata yang
penangannya hanya sebatas non litigasi saja, misalnya
hanya bersifat perdamaian, surat menyurat terhadap
kepentingan klien
6 Penentuan prodeo Penentuan Permohonan prodeo diterima atau tidak, di
diterima/ tidak LBH MUKTI PAJAJARAN penerimaan bantuan
hukum secara prodeo dalam 1tahun minimal 2 bantuan
hukum prodeo
7 Kabid Lit Penetuan ini memerlukan koordinasi dari kabid Litigasi
Direktur LBH MUKTI dan direktur LBH MUKTI PAJAJARAN.
PAJAJARAN
8 Tingkatan Prodeo Tingakatan Bantuan Hukum secara Prodeo, Untuk
tingkatan bantuan hukum secara Prodeo, hanya sampai
pada tingkatan pertama (Tingkatan Pengadilan Negeri),
untuk tingkatan selanjutnya tergantung kebijakan dari
Kabid Litigasi dan Direktur LBH MUKTI
PAJAJARAN.
9 Laporan Kabid Laporan Kabid, terkait dengan bantuan hukum prodeo
yang telah selesai dilaksanakan
B . 2 . INTRUKSI KERJA (IK)
BANTUAN HUKUM SECARA PRODEO

(1)
Klien tidak mampu

(2)
Jenis kasus yang bisa prodeo

(3)
Syarat-syarat Prodeo

(4) (5)
Prodeo Litigasi Prodeo Non Litigasi

(6) (7)
Penentuan prodeo diterima/ tidak Kabid Lit
Direktur
LABHAS 369
(8)
Tingkatan Prodeo

(9)
Laporan Kabid
C . 1 .PROSEDUR KERJA (PK)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURKONSULTAN HUKUM
PERUSAHAAN / INSTANSI

1 Perusahaan/ Instansi Perusahaan adalah badan hukum yang bergerak dibidang


penyedia barang dan jasa.
Instansi merupakan badan milik pemerintah atau swasta
yang bertugas menyelenggarakan urusan Publik yang
telah diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan.
2 Permintaan Insiatif menjadi konsultan hukum perusahaan / instansi
berdasarkan keinginan dari perusahaan / instansi yang
bersangkutan. Dalam hal ini LBH MUKTI PAJAJARAN
bersifat pasif, akan tetapi mendapatkan permohonan
daripihak luar. Dimana permintaan untuk menjadi
konsultan ini di buatkan permohonan oleh instansi/
perusahaan yang bersangkutan dengan mencantumkan
identitas perusahaan,permasalahan-permasalahan yang di
hadapioleh instansi/ perusahaan tersebut danhal-hla yang
terkait dengan permasalahan yang dialmi oleh suatu
instansi/ perusahaan.
3 Penawaran Konsultan hukum yang bersifat penawaran adalah LBH
MUKTI PAJAJARAN yang berinisiatif menawarkan
perannya sebagai konsultan hukum bagi perusahaan/
instansi. Dimana LBH MUKTI PAJAJARAN membuat
suatu prosposal yang berisikan tujuan-tujuan LBH
MUKTI PAJAJARAN mengajukan proposal terhadap
suatu instansi/ perusahaan, dan terhadap apa dan
bagaimana cara melaksanakan suatu isi penawaran
yang telah dibuat tersebut.
4 Penetuan Biaya Proses penentuan besarnya biaya merupakan kewengan
Kabid Litigasi berdasarkan tabel ketentuan biaya
penanganan perkara yang telah ditentukan sebelumnya
oleh Direktur LBH MUKTI PAJAJARAN. Proses
penentuan biaya ini di terapkan kepada proses
penawaran dan permintaan
5 Proses Proses penentuan diterima atau tidaknya permintaan
menjadi konsultan hukum perusahaan/ instansi
merupakan kewenangan dari Direktur dengan
memperhatikan saran-saran dari advokat dan kabid
litigasi.
6 MOU MOU merupakan kesepakatan bersama yang tertuang
dalam bentuk tertulis, ditanda-tangani oleh pimpinan
dari kedua belah pihak (LBH MUKTI PAJAJARAN
dan perusahaan / instansi).
7 Pelaksanaan Setelah dilakukan penandatanganngan MOU,
selanjutnya LBH MUKTI PAJAJARAN dapat
bertindak untuk menjadi konsultan hukum
perusahaan / instansi.
Kegiatannya meliputi beberapa layanan hukum yang
merupakan ruang lingkup LBH MUKTI PAJAJARAN
diantaranya konsultasi hukum, bantuan hukum dan
pembuatan rekes/dokumen-dokumen hukum tertulis
8 Laporan Tertulis Perkembangan perkara secara periodik wajib dilaporkan
pada Kabid Litigasi melelui Staf Penanganan Perkara.
Laporan dibuat secara tertulis dalam form / buku yang
telah disediakan oleh Bidang Litigasi untuk dapat
dipertanggungjawabkan kepada Direktur LBH
MUKTI PAJAJARAN dan klien perusahaan / instansi.

C . 2 .INTRUKSI KERJA (IK)


KONSULTAN HUKUM PERUSAHAAN / INSTANSI

1
Perusahaan / Instansi

2 3
Permintaan Penawaran

4
Penentuan Biaya

5
Proses

6
MOU

7
Pelaksanaan

8
Laporan Tertulis

Anda mungkin juga menyukai