Kel 10 Konseling Lintas Budaya
Kel 10 Konseling Lintas Budaya
ANGGOTA KELOMPOK 10
2019
KATA PENGANTAR
atas berkat dan rahmat-Nya lah penulisan makalah konseling pernikahan dan keluarga
mitos di Indonesia dan Implikasi dalam Konseling)” dapat selesai tepat pada
waktunya.
anggota kelompok yang telah membantu kelancaran penulisan ini. Yang senantiasa
bersama-sama memberikan masukan, kritik, dan saran atas pembuatan makalah agar
Kelompok kami menyadari bahwa apa yang kami tulis dalam makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Namun demikian,
kelompok kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Simpulan 23
B. Saran 23
Daftar Pustaka 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan kergaman budaya dan beragam pula suku yang
ada di Indonesia, namun Indonesia memilki motto yaitu Bineka Tunggal Ika yang
berarti walaupun berbeda-beda namun tetap satu, dari arti kata tersebut maka
sudah menunjukkan jika badaya yang ada di Indonesia sangat beragam dan tidak
hanya budaya dan suku saja, namun dari ras maupun agama juga beragam. Dari
banyaknya perbedaan tersebut, tidak ada alasan untuk tetap saling menghargai
perbedaan yang ada di Indonesia yaitu rasa toleransi yang perlu diajarkan dan
diciptakan sejak dini menjadi suatu hal yang penting. Dengan adanya rasa
toleransi tersebut maka setiap warga Indonesia akan bias memahami setiap
perbedaan itu dan dengan memahami perbedaan tersebut maka pemahaman warga
Inonesia akan menjadi lebih luas tentang mengenai sistem dari budaya, ras, suku
berbeda dan system yang berbeda, sebagai warga Indonesia perlu mengenal lebih
jauh lagi terutama dalam sipritualitas/agama dan budaya yang ada di Indonesia,
karena Indonesia memiliki beragam agama yang dianut oleh warga Indonesia
1
setiap agama pasti mengajarkan kebaikkan dan dalam budaya di Indonesia
yang datang untuk melakukan konseling pastinya akan memiliki latar belakang
agama ataupun budaya yang berbeda dengan konselor itu sendiri, bahkan konseli
yang berasal dari latar belakang agama dan badaya yang berbeda akan memilki
pemahaman yang berbeda pula, maka dari itu konselor harus mampu memahami
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
masyarakat Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia, kata “spiritual” mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu
segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ghaib, tidak
dalamnya Tuhan atau Sang Maha Pencipta. Seorang “tokoh spiritual” biasanya
bahwa roh-roh orang yang telah meninggal dapat melakukan komunikasi dengan
3
mereka yang masih hidup, atau dapat menyatakan kehadiran mereka kepada yang
masih hidup dengan cara-cara tertentu, terutama melalui seorang ‘medium’ atau
perantara. Bisa juga diartikan sebagai sistem ajaran (doktrin) dan praktek yang
didasarkan pada sistem kepercayaan seperti itu, atau sebagai kepercayaan akan
kehdupannya.
suatu hal yang umum dan biasa dijumpai dalam masyarakat, atau dalam setiap
beda. Dengan kata lain spiritualitas suatu sukubangsa, masyarakat atau komunitas
kebenaran yang abadi yang berhubungan dengan tujuan hidup manusia, sering
4
tinggi, lebih kompleks atau lebih terintegrasi dalam pandangan hidup
sebagai makhluk, mengejar dan berusaha untuk memuaskan diri. Kita tidak
(Piedmont, 2001:9-10).
Spiritualitas yang tinggi dari bangsa Indonesia dapat dilihat dalam banyak
yang bersifat ghaib, dan ingin sekali mengetahui keadan dunia ghaib
seperti itu, dan ini terbukti karena acara seperti itu masih tetap
5
berlangsung. Jika acara seperti itu tidak lagi digemari atau rendah
mereka inginkan. Sudah bukan rahasia lagi bahwa masih banyak orang
c. Orang Indonesia juga masih banyak yang melakukan ziarah kubur, tidak
sebagainya.
d. Orang Indonesia juga masih banyak yang biasa melakukan “tirakat”, “laku
6
air tertentu, dan sebagainya- mereka akan mendapatkan imbalan dari
yang lebih baik, atau seperti yang telah diperoleh. Dengan laku tersebut
mereka yakin bahwa dari “dunia spiritual”, “alam ghaib” akan ada
e. Tidak sedikit orang Indonesia yang juga masih percaya pada adanya
bahwa Tuhan, Allah itu ada, dan Maha Esa. Tuhan tersebut juga Maha
Pencipta, Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha dalam segala yang bersifat
baik. Tanpa anggapan akan adanya Tuhan Yang Maha Pencipta ini, yang
7
b. Kedua, Tuhan Yang Maha Pencipta ini tidak dapat diduakan dengan yang
dengan pandangan keMaha-an Tuhan itu sendiri. Oleh karena itu, unsur-
cukup dan harus diberikan pada sumber dari segala spiritualitas, yaitu
upaya untuk memuliakan “Sang Spirit”, “Roh dari segala Roh”. Hanya
dengan tauhid yang kokoh inilah proses adaptasi yang cepat dan tepat,
1. Pengertian Mitos
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh
para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain
(kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang
empunya cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang
diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan
bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat,
8
dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam
semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan
2. Contoh-contoh Mitos
kita tahu sendiri bahwa memang Mitos sangat berhubungan dengan terjadinya
tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongen suci. ini
Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
dengan perkara ghaib. Beberapa juga begitu percaya dengan mitos-mitos yang
telah tersebar luas di masyarakat sejak jaman dulu dan membekas hingga
9
sekarang. Memang, tidak sedikit orang yang kini sudah melupakan mitos dan
tidak mempercayainya. Beberapa yang lain juga mengatakan jika mitos ini
dianggap suatu yang magis dan suatu hal yang musryik. Terlepas dari magis
tidaknya, musryik tidaknya, benar atau tidaknya mitos ini, sampai kini masih
Burung pipit disebut juga sebagai burung prenjak. Jika burung ini berkicau
secara terus menerus di halaman atau sekitar rumah, ini pertanda akan ada
tamu datang. Orang jaman dulu mengungkapkan jika burung pipit bertengger
di kanan rumah, maka tamu akan membawa kabar baik. Tapi jika burung pipit
bertengger di kiri rumah, tamu yang datang akan membawa kabar buruk.
jika ada kupu-kupu masuk ke rumah maka rumah tersebut akan kedatangan
tamu. Tamu ini bisa keluarga, kerabat, sahabat atau orang terdekat.
Selama ini, burung gagak sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Termasuk
ketika ada burung gagak yang terbang atau berputar-putar di atas rumah atau
10
sekedar bertengger di pekarangan, ini bisa menjadi tanda bahwa salah seorang
Orang tua jaman dulu mempercayai jika ada ayam berkokok di sore atau
malam hari akan datang wabah penyakit. Tidak sedikit yang percaya ini
nikah. Tapi, setiap daerah di Jawa umumnya memiliki tanda yang tak sama.
pencurian/perampokan.
pertanda orang yang menabrak akan celaka. Untuk itu, penting untuk selalu
hati-hati dan waspada di mana pun berada. Orang yang menabrak kucing tapi
Menurut budaya Jawa, anak gadis yang duduk di pintu sangatlah tidak sopan.
Beberapa sampai percaya jika perilaku ini bisa membuatnya jauh dari jodoh.
11
Banyak orang tua yang melarang anak-anaknya bersiul saat sore atau malam
tiba. Orang tua jaman dulu percaya jika bersiul di sore dan malam hari akan
Menurut mitos Jawa, makan di depan rumah bisa mengurangi rezeki atau
Sejauh ini, banyak masyarakat khususnya masyarakat Jawa yang masih sangat
percaya akan larangan menikah atau menggelar hajatan besar di bulan Sura
(Muharram). Mitos yang ada menyebutkan jika bulan ini Ratu Pantai Selatan
menggelar hajatan juga. Menggelar hajatan di bulan Sura juga dipercaya bisa
Sering dimarahi ibu karena menyapumu tidak bersih dan diancam jika
menikah suamimu bakal brewokan? Inilah mitos yang sampai saat ini masih
sering terdengar di masyarakat luas. Ya, meski mitos ini sudah mulai
12
a. Keterbatasan pengetahuan manusia, pada umunya manusia
memperoleh informasi dari cerita orang yang mengetahui akan suatu hal.
Kemudian hal ini bepindah telinga kepada manusia yang lain. yang
sedikit hal yang ada dalam pikirannya maka disitulah letak kepuasan
13
konseling dan pendidikan. Namun secara khusus konselor dituntut untuk lebih
mendalami dan menguasai empat domain yang ada pada diri individu; fisik,
emosi, psikis dan spiritual. Menurut Sukartini (2005: 5-7) ada karakteristik
kepribadian yang bersifat umum dan karakteristik khusus yang disajikan oleh
bersikap demokratis.
emosional.
sendiri.
14
4) Terbuka terhadap perubahan dan mau mengambil resiko yang lebih
besar.
dan klien.
simpatik, empati, yang didukung sikap dan perilaku konselor yang tulus dan
ikhlas untuk membantu klien, jujur dan bertanggung jawab, terbuka, toleran,
15
a. Keterampilan penampilan.
f. Keterampilan konfrontasi.
h. Keterampilan memimpin.
i. Keterampilan menginterpretasi.
2. Pendekatan konseling
sebagai lawan dari inter atau cross cultural counseling untuk menekankan
16
bahwa keterlibatan dalam konseling merupakan proses yang aktif dan
budaya.
sebagai berikut:
kepentingan konseling.
17
c. Kelas dan jender berinteraksi dengan budaya dan berpengaruh terhadap
outcome konseling.
konseling lintas budaya, yakni culture centred model, integrative model, dan
ethnomedical model.
tidak dikhotomus.
Oleh sebab itu pada model ini budaya menjadi pusat perhatian. Artinya,
18
fokus utama model ini adalah pemahaman yang tepat atas nilai-nilai
budaya yang telah menjadi keyakinan dan menjadi pola perilaku individu.
konseli terhadap akar budaya menjadi sangat penting. Dengan cara ini
sebagai berikut :
oppression).
19
suatu sumber perkembangan pribadi. Budaya tradisional yang dimaksud
baik secara disadari ataupun tidak. Yang tidak disadari termasuk apa yang
generasi ke generasi. Oleh sebab itu kekuatan model konseling ini terletak
pikirnya.
bila:
20
d) Mengalami masalah interpersonal.
2) Causal/healing beliefs
konseli.
komunitasnya.
1)
2)
3)
21
a) Perspektif budaya berkembang dalam kerangka pikir pebih
bermakna.
sehari-hari.
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
karena budaya di Indonesia sangat beragam akan menjadi tantangan bagi konselor
untuk dapat memahami keseluruhan system dari budaya yang ada, terutama
dalam budaya yang beragam meliputi ras, suku dan agama yang masing-masing
lintas budaya, konselor harus mengetahui nilai-nilai yang ada agar dapat
mengarahkan konseli yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda secara
baik dan tetap dapat melaksanakan layanan konseling sampai masalah yang di
alami oleh konseli dapat terselesaikan dengan baik dan menjadi pribadi yang baik
23
B. Saran
kebudayaan yang ada di Indonesia, agar layanan konseling dapat dirasakan oleh
DAFTAR PUSTAKA
https://infodanpengertian.blogspot.com/2016/02/pengertian-spiritualitas-
menurut-para.html
http://devafortunella.blogspot.com/2017/03/pengertian-mitos-contoh-nya.html
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3813842/menurut-budaya-
jawa-ini-mitos-mitos-yang-masih-dipercaya-hingga-kini
http://digilib.uinsby.ac.id/20035/
Guru, 4.
24