Anda di halaman 1dari 39

SIKAP PEMILIH PEMULA DALAM MENGHADAPI MARAKNYA

BERITA BOHONG DI MEDIA SOSIAL PADA PILPRES 2019

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Peserta Didik
MAN Insan Cendekia Tanah Laut

Oleh
AHMAD NAJIB
NISN : 0025241209

Pembimbing
M. Ridha Ilhami, S.Pd

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA TANAH LAUT
2019
KARYA TULIS ILMIAH
SIKAP MEMILIH PEMULA DALAM MENGHADAPI MARAKNYA
BERITA BOHONG DI MEDIA SOSIAL PADA PILPRES 2019

Oleh
Ahmad Najib
Karya Tulis Ilmiah Ini Disetujui dan Dipertahankan di Depan Tim
Penguji Pada 12 Juni 2020
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing,

M. Ridha Ilhami, S.Pd


PEGID. 30304365194002
Penguji I Penguji II

Haji Aisyah Noorma Yulia


PEGID. 30315428195006 NUPTK. 8040768669220003

Mengesahkan,
Kepala MAN Insan Cendekia Tanah Laut

Hilal Najmi, S. Ag., M. Pd. I.


NIP. 197011081998031002

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ahmad Najib
NISN : 0025241209
Tempat, tanggal lahir : Tabalong, 4 September 2002
Jenis kelamin : Laki-laki
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul : Sikap Pemilih Pemula Dalam Menghadapi
Maraknya Berita Bohong Di Media Sosial Pada
Pilpres 2019

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah Karya
Tulis Ilmiah hasil penelitian saya dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang
secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.

Tanah Laut, 12 Juni 2020


Mengetahui Yang membuat pernyataan,
Pembimbing,

M. Ridha Ilhami, S.Pd Ahmad Najib


PEGID. 30304365194002 NISN. 0025241209

iii
INTISARI
SIKAP PEMILIH PEMULA DALAM MENGHADAPI MARAKNYA BERITA
BOHONG DI MEDIA SOSIAL PADA PILPRES 2019
Oleh
Ahmad Najib
Sebagai Negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat,
seorang presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dengan
berlandaskan asas demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam
pesta demokrasi tahun ini beredar berbagai macam berita bohong di media sosial
yang menyerang kedua paslon presiden dan wakil presiden,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap pemilih
pemula di kec. Pelaihari kab. Tanah Laut dalam menyikapi berita bohong yang
beredar di media sosial. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 bulan, terhitung
dari bulan April hingga September 2019. Seluruh pemilih pemula yang bersekolah
di MAN Insan Cendekia Tanah Laut akan bertindak sebagai populasi sedangkan
sampel yang diambil merupakan pemilih pemula yang mempunyai sosial media.
Pengambilan sampel tersebut dilakukan melalui teknik purposive sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel disebabkan oleh adanya suatu atau beberapa perkara.
Penelitian ini akan dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif dilakukan melalui pembagian angket/kuesioner. Penganalisisan data
kualitatif dilakukan melalui pengumpulan, klasifikasi, dan penganalisisan data
secara mendalam.

Kata kunci: berita bohong, pilpres, pemilih pemula, media sosial, hoaks.

iv
ABSTRACT
ATTITUDE OF BEGINNING VOTERS IN FACING A LOT OF HOAX
CIRCULATING IN THE SOCIAL MEDIA IN PILPRES 2019
By
Ahmad Najib
As a democratic country that upholds the sovereignty of the people, a
president and vice president are directly elected by the people based on the
principles of democracy from the people, by the people, and for the people. In
this year's democratic party various kinds of false news circulated on social media
that attacked both the presidential and vice presidential candidate pairs,
The purpose of this study is to describe the attitudes of novice voters in
kec. Pelaihari Regency Tanah Laut in responding to hoax news circulating on
social media. This research will be carried out for 5 months, starting from April
to September 2019. All beginner voters who study at MAN Insan Tanah Laut
Scholar will act as population while the sample taken is beginner voters who have
social media. Sampling is done through a purposive sampling technique, which
is a sampling technique caused by the presence of one or several cases.
This research will be conducted through a qualitative approach. A
qualitative approach is carried out through questionnaire / questionnaire
distribution. Analyzing qualitative data is done through in-depth collection,
classification, and analyzing data.

Keywords: hoax news, presidential election, novice voters, social media, hoaxes.

v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat
limpahan petunjuk, rahmat dan karunia-Nya penulisan karya ilmiah dengan judul
“Pengaruh Keluarga terhadap Perilaku Disiplin Siswa MAN Insan Cendekia Tanah
Laut ” dapat memenuhi salah satu tugas peserta didik pada MAN Insan Cendekia
Tanah Laut. Proses pembuatan proposal ini tentunya tidak luput dari berbagai
hambatan. Selawat serta salam peneliti sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada beberapa pihak.
1. Bapak Hilal Najmi, S.Ag., M.Pd.I., selaku Kepala MAN Insan Cendekia Tanah
Laut Kalimantan Selatan.
2. Bapak M. Ridha Ilhami, S.Pdselaku pembimbing yang telah memberikan
sumbangan pemikiran, bimbingan, arahan yang luar biasa dan meluangkan
waktu untuk peneliti selama penulisan karya tulis ilmiah ini.
3. Seluruh guru, tenaga kependidikan, dan tenaga teknis MAN Insan Cendekia
Tanah Laut yang telah membantu dan membimbing, secara langsung maupun
tidak langsung.
4. Orang tua yang telah memberikan restu dan do’a, serta mendukung peneliti
selama bersekolah hingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
Peneliti menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun. Peneliti
mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan selanjutnya.
Tanah Laut, Juni 2020
Peneliti,

Ahmad Najib
NISN. 0025241209

vi
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
INTISARI ........................................................................................................ iv
ABSTRACT ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
1.5 Batasan Penelitian ............................................................................ 4
BAB II Kajian Pustaka
2.1 Landasan Teori................................................................................. 4
2.1.1 Teori Perilaku Sosial ..................................................................... 5
2.1.2 Teori Perilaku Menyimpang ......................................................... 5
2.1.3 Sikap ............................................................................................. 6
2.1.4 Pemilih Pemula ............................................................................. 6
2.1.5 Berita Bohong ............................................................................... 7
2.1.6 Media Sosial.................................................................................. 7
2.2 Kajian Pustaka ................................................................................. 8
BAB III Metode Penelitian
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 9
3.2 Metode Penelitian ......................................................................... 9
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 9
3.3.1 Populasi ...................................................................................... 9
3.3.2 Populasi ...................................................................................... 10

vii
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 10
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................... 11
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 12
4.1.1 Letak .......................................................................................... 12
4.2 Analisis dan Pembahasan .............................................................. 12
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 19
5.2 Saran .............................................................................................. 19
Daftar Pustaka
Riwayat Peneliti
Lampiran – Lampiran

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai pernyataan
“saya menemukan berita yang ternyata merupakan berita bohong di media sosial
terkait dengan pilpres 2019”
Tabel 2. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai pernyataan
“saya melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mempercayai berita
mengenai pilpres 2019 yang beredar di media sosial”
Tabel 3. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai pernyataan
“saya akan menyebarkan sebuah berita apabila berita tersebut menguntungkan
paslon dukungan saya atau merugikan paslon yg tidak saya dukung tanpa perlu
mengetahui kebenarannya”
Tabel 4. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai pernyataan
“saya memberitahukan kepada orang terdekat saya apabila saya menemukan
berita bohong yang berkaitan dengan pilpres 2019 di media sosial”.
Tabel 5. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai pernyataan
“saya membiarkan berita bohong yang saya dapatkan di media sosial dan memilih
untuk tidak memperdulikannya”.
Tabel 6. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai pernyataan
“saya merasa senang apabila paslon yang tidak saya dukung mendapatkan
banyak berita bohong di media sosial”
Tabel 7. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai pernyataan
“saya terpengaruh dengan berita yang belum saya tau kebenarannya yang
beredar di media sosial, sehingga saya mudah berpindah pilihan”

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Penelitian Pemilih Pemula
Lampiran 2. Hasil Angket Penelitian
Lampiran 3. Hasil Salah Satu Angket Responden

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Presiden beserta wakil presiden merupakan instrumen penting dalam
suatu negara yang memegang sistem pemerintahan presidensial, Indonesia
salah satu negara yang memegang sistem pemerintahan tersebut. Dalam negara
yang menganut sistem pemerintahan presidensial, presiden adalah pemegang
kekuasaan eksekutif yang juga berperan sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
Sebagai Negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat,
seorang presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dengan
berlandaskan asas demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sejarah
ini sudah dimulai sejak tahun 2004 yang mana ketika itu Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden
pertama yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu).
Sejak ditetapkannya amandemen UUD 1945 pada tahun 2002, para
calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) semakin gencar
dalam mengambil hati rakyat. Demi memperebutkan kursi tertinggi di republik
ini, berbagai cara untuk meraih suara rakyat dilakukan oleh para capres dan
cawapres, mulai dari berkampanye hingga beradu visi misi.
Pada 17 april 2019, Indonesia kembali menggelar pesta demokrasi yang
akan mempertaruhkan masa depan bangsa. Masa kampanye pun dimulai sejak
23 september 2018 hingga 13 april 2019. Bukan waktu yang pendek untuk para
calon pemimpin bangsa ini meyakinkan rakyat agar bisa memberikan dukungan
kepada mereka.
Media sosial salah satu media yang digunakan para capres dan cawapres
dalam meyakinkan para pemilihnya. Keterjangkauan dan aksesbilitas yang
tinggi menjadikan media sosial sebagai media andalan dalam berkampanye.
Namun disamping itu, kurangnya literasi serta pemahaman pengguna media
sosial di Indonesia menyebabkan berbagai macam berita bohong mudah masuk

1
2

dan mudah dipercaya. Hal ini kemudian menjadi tantangan dari keberadaan
media sosial sebagai media baru dalam kampanye ketika tingkat keterlibatan,
keterhubungan, dan mobilitas tinggi tetapi tidak disertai dengan tingkat
pemahaman yang baik di masyarakat (Perdana dan Wildanti, 2018:27)
Berita bohong menjadi “senjata” yang ampuh dan berbahaya pada pesta
demokrasi tahun ini. Berita bohong dibuat dengan memperhatikan isu-isu yang
berpotensi menjadi titik kelemahan salah satu paslon yang dianggap mampu
mengurangi suara paslon yang bersangkutan. Dikutip dari tempo.com
menyebutkan bahwa kedua paslon yaitu pasangan Jokowi – Ma’ruf dan
Prabowo- Sandi sangat rentan sekali terserang berita bohong, per September
saja pasangan Jokowi- Ma’ruf diserang 36 hoax sedangkan pasangan Prabowo-
Sandi diserang 16 hoax.
Berita bohong selalu dibungkus dengan berbagai macam cara, seperti
halnya video yang sedang viral beredar di media sosial, yaitu tiga orang ibu-ibu
yang melakukan kampanye hitam dengan menyebarkan berita bohong secara
door to door di Karawang, Jawa Barat. Dalam video tersebut terlihat ketiga ibu-
ibu tersebut mengatakan bahwa apabila paslon 01 terpilih maka
pengumandangan adzan akan dilarang.
Pada tanggal 15 Oktober 2018 seorang pemuda berusia 27 tahun
ditangkap karena telah menyebarkan berita bohong melalui akun instagramnya,
ia mengunggah foto Presiden Joko Widodo serta menyebutnya sebagai PKI.
Tak hanya sampai disana, pada tanggal 27 November 2018 terdapat
unggahan yang memperlihatkan foto Prabowo yang tertempel di dinding sebuah
kantor di luar negri, unggahan tersebut diunggah oleh seorang pemilik akun
facebook bernama Saputra Siregar. Dalam unggahan tersebut tertulis “Di dalam
ruangan kantor2 para pemimpin luar negri. Poto prabowo presiden sudah mulai
dilengketkan di dindingnya. Amiin yaa rabbal alamiin”.
Berbagai berita bohong yang tersebar diberbagai media seperti diatas
tentu saja berpengaruh kepada kondisi politik di Indonesia, terlebih itu
menyangkut kepada kedua paslon yang sedang berusaha untuk meyakinkan
3

para pemilihnya. Rakyat atau calon pemilih harus bisa membandingkan serta
menyaring
informasi-informasi yang berkeliaran di sosial media. Terutama seorang
pemilih pemula yang dimana belum mempunyai pengalaman dan masih
memerlukan bimbingan-bimbingan agar dapat memilih ataupun menggunakan
suaranya dengan baik. Pemilih pemula dalam ritual demokrasi selama ini
sebagai objek dalam kegiatan politik, yaitu mereka yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemauannya
ke tingkat yang lebih optimal agar dapat berperan dalam bidang politik
(Rachmat dan Esther 28:2016).
Sebagai pemilih pemula kita harus bisa menyikapi berbagai isu-isu
bahkan berita bohong yang berkeliaran di berbagai media. Maka dari itu sesuai
dengan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana para pemilih
pemula menyikapi maraknya berita bohong yang tersebar di media sosial.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: Bagaimana pemilih pemula dalam menyikapi
maraknya berita bohong di media sosial pada pilpres 2019?

1.3 Tujuan Penelitian


Mengacu pada rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pemilih pemula dalam menyikapi maraknya berita bohong
yang beredar di media sosial pada pilpres 2019.

1.4 Manfaat Penelitian


Sehingga dapat dirumuskan beberapa manfaat penelitian sebagai berikut :
1. Membantu penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan politik
serta dapat menjadi bahan studi lanjutan bagi penelitian sejenis,
4

2. Membantu pemilih pemula di MAN Insan Cendekia Tanah Laut atau


sekitarnya dalam menghadapi berita bohong di media sosial yang terjadi
pada pemilihan umum dan berkaitan dengan isu politik.

1.5 Batasan Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti akan memberikan batasan tentang ruang
lingkup penelitian yang akan dilakukan. Ruang lingkup tersebut yaitu siswa-
siswi yang berada di lingkungan MAN Insan Cendekia Tanah Laut dan sudah
memiliki usia yang termasuk dalam katagori pemilih pemula.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teori Perilaku Sosial
Perilaku sosial merupakan perilaku yang menunjukkan
kemampuan untuk menjadi orang yang bermasyarakat (Hurlock dalam
Lindawati, 2015). Perilaku sosial merupakan tindakan, sikap ataupun
perasaan yang dilakukan seseorang dalam melakukan interaksi di
masyarakat yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan yang merupakan
tuntutan sosial.
Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar
orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.
(Krech, Crutchfield, dan Ballachey, 1982 dalam Ibrahim, Rusli, 2001).
Perilaku sosial yang dilakukan oleh para pemilih pemula dalam
menanggapi berita bohong beragam, mulai dari kembali menyebarkannya
karena berita bohong tersebut berhubungan dengan paslon yang tidak
disukai dan sangat menguntungkan paslon yang disukai, mempercayainya
saja dan tidak menyebarkannya, lebih selektif dalam membaca berita
ataupun melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mempercayainya.

2.1.2 Sikap
Sikap atau perilaku dapat dipahami sebagai pikiran atau tindakan
manusia yang berkaitan dengan proses pemerintahan. Dalam hal ini yang
termasuk perilaku politik adalah tanggapan-tanggapan internal (pikiran,
persepsi, sikap, dan keyakinan) dan juga tindakan-tindakan yang Nampak
(pemungutan suara, gerak protes, lobi kaukus dan kampanye). Jadi
perilaku tidak hanya diartikan sebagai pemikiran ataupun tanggapan yang
bersifat abstrak, tapi juga sebagai tindakan-tindakan dari pelaku politik
tertentu (Rachmat & Esther, 2016). Respon yang diberikan pemilih
pemula terhadap maraknya berita bohong yang beredar pada pilpres 2019

5
6

merupakan bentuk sikap atau perilaku yang tidak hanya bersifat abstrak
namun sebagai tindakan nyata.

2.1.3 Pemilih Pemula


Pemilih pemula adalah pemilih yang pertama kali memilih karena
usia mereka baru memasuki usia pemilih yaitu 17 hingga 21 tahun
(Afnaniyati 2011:21). Para pemilih pemula pada umumnya banyak
berasal dari kalangan pelajar.

2.1.4 Berita Bohong


Berita bohong adalah upaya dalam memutarbalikkan fakta melalui
proses pembacaan dengan informasi yang meyakinkan, tetapi tidak dapat
diverifikasi (Aulia 2018:2). Berita bohong juga bisa diartikan sebagai
suatu fenomena sosial yang terjadi dan bertujuan untuk membohongi
publik dengan motif tertentu dengan cara menyebarkan berita berita tidak
benar.
Menyebarkan berita bohong merupakan salah satu dari perilaku
menyimpang, karena tindakan ini tidak sesuai dengan kaidah serta norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Pemilih pemula yang menyebarkan
kembali berita bohong juga termasuk melakukan penyimpangan,
ini tak bisa ditangguhkan karena seperti yang dijelaskan oleh Aspian
(2017:13) dalam penelitiannya, secara sosiologis, remaja pada umumnya
memang rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Berita bohong
merupakan salah satu faktor eksternal yang bisa membuat pemilih pemula
menyebarkan kembali berita bohong yang diperoleh, namun ini semua
kembali tergantung kepada pribadi pemilih pemula masing-masing,
bagaimana ia menyikapi berita bohong yang beredar di media sosial.
Berita bohong (hoax) merupakan akses negatif kebebasan
berbicara dan berpendapat di internet, khususnya media sosial dan blog
(Herlinda dalam Laudia 2017:10). Terlalu bebasnya akses menyebabkan
berita bohong mudah beredar.
7

Politik merupakan isu yang paling sering diserang oleh berita


bohong, sebagaimana yang di utarakan Marwan dan Ahyad, (2017) dalam
penelitiannya, isu sensitif soal sosial, politik, lalu suku, agama, ras dan
antar golongan, dimanfaatkan para penyebar hoax untuk memengaruhi
opini publik, sebanyak 91,8% responden mengaku paling sering
menerima konten hoax tentang sosial politik, seperti pemilihan kepala
daerah dan pemerintahan

2.1.5 Media Sosial


Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas
interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web
(Muqaffi, 2017:35). Akses yang mudah membuat media sosial menjadi
media penghubung yang tidak mengenal batas.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual (Cahyono, 2016:140).
Kemudahan tersebut membuat oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab semakin mudah dalam menyebarkan berta bohong.

2.2 Kajian Pustaka


Setelah peneliti melakukan telaah terhadap penelitian peneliti lain, maka
ditemukan penelitian sejenis yang diteliti oleh H. Basuki Rachmat dan Esther
dengan judul “Perilaku Pemilih Pemula Dalam Pilkada Serentak Di Kecamatan
Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2015”. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui dan mencari data dukung tentang bagaimana perilaku pemilih
pemula di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2015 dan untuk
mengetahui dan menggambarkan serta melakukan analisis terhadap
kecenderungan perilaku pemilih pemula di Kecamatan Ciomas dalam
menjatuhkan pilihannya kepada seorang kandidat tertentu.
8

Berdasarkan penelitian ini didapat kesimpulan bahwa kecenderungan


perilaku pemilih pemula yang ada di Kecamatan Ciomas menjatuhkan
pilihannya kepada kandidat dengan dipengaruhi oleh latar belakang dari
lingkungan sosial mereka dimana keluarga berperan besar terhadap pilihan
pemilih pemula di Kecamatan Ciomas, Kecenderungan ini dibuktikan dengan
dari semua informan yang diwawancarai hampir semuanya mempunya pilihan
yang sama dengan orang tuanya.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Untuk melaksanakan penelitian ini peneliti merencanakan beberapa
tahapan guna menyelesaikannya, yaitu tahapan penulisan proposal, tahapan
penelitian dan tahapan penulisan penelitian.
Mengacu pada keterbatasan dan keadaan peneliti maka penelitian ini
akan dilaksanakan di MAN Insan Cendekia Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Disamping itu, alasan peneliti memilih MAN Insan Cendekia Tanah Laut
sebagai lokasi penelitian adalah dikarenakan MAN Insan Cendekia Tanah Laut
merupakan sekolah yang sudah terjamah oleh teknologi, sehingga terdapat
banyak pemilih pemula yang sudah menggunakan media sosial, sehingga
mempermudah pengambilan data melalui angket.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang peneliti gunakan pada riset atau penelitian kali
ini yaitu metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif, saya mencoba mendeskripsikan sikap pemilih pemula yang
bersekolah di MAN Insan Cendekia Tanah Laut dalam menghadapi maraknya
berita bohong di media sosial pada pilpres 2019 dengan mendiskripsikan hasil
dari penyebaran angket tertutup kepada responden atau sampel.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan suatu objek umum
dari penelitian yang akan dilaksanakan. Sesuai dengan tempat penelitian
yang

9
10

kami terangkan sebelumnya, populasi dalam penelitian ini adalah


seluruh pemilih pemula yang bersekolah di MAN Insan Cendekia Tanah
Laut, Kalimantan Selatan. Pemilihan tempat sampel ini memperhitungkan
jarak yang peneliti dapat tempuh yang dapat memudahkan peneliti untuk
mengambil sampel dan mempermudah penelitan.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti
dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono,
2004). Dengan kata lain, sampel merupakan suatu bentuk objek penelitian
secara lebih spesifik. Mengacu pada populasi yang telah dijelaskan
sebelumnya, ,maka sampel yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah
10 pemilih pemula yang bersekolah di MAN Insan Cendekia Tanah Laut,
Kalimantan Selatan.
Berdasarkan objek yang diteliti, maka teknik yang digunakan
untuk menetukan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan dan tujuan
tertentu (Sugiyono, 2016: 52).Sampel yang peneliti pilih dilihat
berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan pemilih pemula yaitu, berumur
17 sampai dengan 21 tahun yang sudah menguasai teknologi dan
menggunakan media sosial, setelah mempertimbangkan syarat dan
ketentuan diatas MAN Insan Cendekia Tanah Laut merupakan tempat
yang memenuhi kriteria tersebut.

3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


Adapun data yang digunakan peneliti pada penelitian kali ini merupakan
data primer. Kemudian peneliti menggunakan angket tertutup sebagai Teknik
pengumpulan data. Penyebaran angket dilakukan kepada sampel yaitu 10
pemilih pemula yang bersekolah di MAN Insan Cendekia Tanah Laut,
Kalimantan Selatan.
11

3.5 Teknik Analisis Data


Setelah terkumpulnya semua data, tahapan yang peneliti lanjutkan
selanjutnya adalah menganalis data tersebut, Adapun teknik analisis data yang
peneliti gunakan pada penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif, yaitu
teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan ataupun menggambarkan data-data yang telah peneliti
kumpulkan tanpa ada maksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Hal
ini dilakukan dengan melewati tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data yang akan dianalisis.
2. Melaksanakan proses pengidentifikasian dan proses pengklasifikasian pada
data yang sudah terkumpul.
3. Medeskripsikan hasil dari analisis data pada masalah yang diteliti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis dan Pembahasan


Berdasarkan hasil dari angket tertutup yang telah peneliti sebarkan
kepada 10 responden yaitu pemilih pemula yang bersekolah di MAN Insan
Cendekia Tanah Laut, maka berikut adalah data dan analisis yang telah peneliti
lakukan.

a. Jawaban responden terhadap pernyataan “saya menemukan berita yang


ternyata merupakan berita bohong di media sosial terkait dengan pilpres
2019”
Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai
pernyataan “saya menemukan berita yang ternyata merupakan berita
bohong di media sosial terkait dengan pilpres 2019” disajikan dalam Tabel
1

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Ya 9 90%
2. Tidak 1 10%

Tabel 1. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai


pernyataan “saya menemukan berita yang ternyata merupakan berita
bohong di media sosial terkait dengan pilpres 2019”

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa 9 responden atau 90%


menyatakan bahwa ia menemukan berita yang ternyata merupakan berita
bohong di media sosial terkait dengan pilpres 2019. Kemudian 1
responden atau 10% lainnya menyatakan bahwa ia tidak menemukan
berita yang ternyata merupakan berita bohong di media sosial terkait
dengan pilpres 2019. Maka dari itu peneliti dapat menganalisis bahwa para

12
13

pemilih pemula pernah menemui berita yang ternyata merupakan berita


bohong terkait dengan pilpres 2019 di media sosial.

b. Jawaban responden terhadap pernyataan “saya melakukan verifikasi


terlebih dahulu sebelum mempercayai berita mengenai pilpres 2019 yang
beredar di media sosial”
Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai
pernyataan “saya melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum
mempercayai berita mengenai pilpres 2019 yang beredar di media sosial”
disajikan dalam Tabel 2.
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 6 60%
2. Tidak 4 40%

Tabel 2. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai


pernyataan “saya melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum
mempercayai berita mengenai pilpres 2019 yang beredar di media
sosial”

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa 6 responden atau 60%


menyatakan bahwa ia melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum
mempercayai berita mengenai pilpres 2019 yang beredar di media sosial.
Kemudian 4 responden atau 40% lainnya menyatakan bahwa ia tidak
melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mempercayai berita
mengenai pilpres 2019 yang beredar di media sosial. Maka dari itu peneliti
dapat menganalisis bahwa pemilih pemula cenderung selektif dalam
menerima ataupun mencari berita terkait dengan pilpres 2019 di media
sosial, meskipun masih terdapat pemilih pemula yang tidak melakukan
verifikasi dan cenderung mudah percaya pada berita yang beredar di media
sosial terkait pilpres 2019.
14

c. Jawaban responden terhadap pernyataan “saya akan menyebarkan sebuah


berita apabila berita tersebut menguntungkan paslon dukungan saya atau
merugikan paslon yg tidak saya dukung tanpa perlu mengetahui
kebenarannya”
Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai
pernyataan “saya melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum
mempercayai berita mengenai pilpres 2019 yang beredar di media sosial”
disajikan dalam Tabel 3.
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 3 30%
2. Tidak 7 70%

Tabel 3. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai


pernyataan “saya akan menyebarkan sebuah berita apabila berita
tersebut menguntungkan paslon dukungan saya atau merugikan
paslon yg tidak saya dukung tanpa perlu mengetahui kebenarannya”

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa 3 responden atau 30%


menyatakan bahwa ia akan menyebarkan sebuah berita apabila berita
tersebut menguntungkan paslon dukungannya atau merugikan paslon yang
tidak ia dukung meskipun belum mengetahui kebenarannya. Kemudian 7
responden atau 70% menyatakan bahwa ia tidak akan menyebarkan
sebuah berita meskipun berita tersebut menguntungkan paslon yang ia
dukung atau merugikan paslon yang tidak ia dukung apabila ia belum
mengetahui kebenarannya. Maka dari itu peneliti dapat menganalisis
bahwa mayoritas dari pemilih pemula tidak akan menyebarkan sebuah
berita meskipun berita tersebut menguntungkan paslon dukungannya atau
merugikan paslon yang tidak ia dukung apabila belum mengetahui
kebenarannya secara pasti. Hal ini memperkuat bahwa pemilih pemula
menyikapi dengan bijak maraknya berita bohong terkait pilpres 2019 yang
beredar di media sosial.
15

d. Jawaban responden terhadap pernyataan “saya memberitahukan kepada


orang terdekat saya apabila saya menemukan berita bohong yang berkaitan
dengan pilpres 2019 di media sosial”
Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai
pernyataan “saya memberitahukan kepada orang terdekat saya apabila
saya menemukan berita bohong yang berkaitan dengan pilpres 2019 di
media sosial” disajikan dalam Tabel 4.
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 4 40%
2. Tidak 6 60%

Tabel 4. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai


pernyataan “saya memberitahukan kepada orang terdekat saya
apabila saya menemukan berita bohong yang berkaitan dengan
pilpres 2019 di media sosial”.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa 4 responden atau 40%


menyatakan bahwa ia memberitahukan kepada orang terdekatnya apabila
ia menemukan berita bohong yang berkaitan dengan pilpres 2019 di media
sosial. Kemudian 6 responden atau 60% menyatakan bahwa ia tidak
memberitahukan kepada orang terdekatnya apabila ia menemukan berita
bohong yang berkaitan dengan pilpres 2019 di media sosial. Maka dari itu
peneliti dapat menganalisis bahwa pemilih pemula cenderung tidak peduli
terhadap maraknya berita bohong terkait pilpres 2019 yang beredar di
media sosial, mereka lebih memilih untuk berdiam diri dan tidak
mengambil sikap seperti memberitahukan kepada orang terdekat apabila
ia menemukan berita bohong yang mana sikap ini akan memutus
persebaran berita bohong terkait pilpres 2019 di media sosial.
16

e. Jawaban responden terhadap pernyataan “saya membiarkan berita bohong


yang saya dapatkan di media sosial dan memilih untuk tidak
memperdulikannya”
Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai
pernyataan “saya membiarkan berita bohong yang saya dapatkan di media
sosial dan memilih untuk tidak memperdulikannya” disajikan dalam Tabel
5.
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 7 70%
2. Tidak 3 30%

Tabel 5. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai


pernyataan “saya membiarkan berita bohong yang saya dapatkan di
media sosial dan memilih untuk tidak memperdulikannya”.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa 7 responden atau 70%


menyatakan bahwa ia membiarkan berita bohong yang ia dapatkan di media
sosial dan memilih untuk tidak memperdulikannya. Kemudian 3 responden
atau 30% menyatakan bahwa ia tidak membiatkan berita bohong yang ia
dapatkan di media sosial dan memilih untuk memperdulikannya. Maka dari
peneliti dapat menganalisis bahwa pemilih pemula membiarkan berita
bohong yang ia dapatkan di media sosial dan memilih untuk tidak
memperdulikannya. Ini juga memperkuat analisis peneliti pada poin d.

f. Jawaban responden terhadap pernyataan “saya merasa senang apabila


paslon yang tidak saya dukung mendapatkan banyak berita bohong di
media sosial”
Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai
pernyataan “saya merasa senang apabila paslon yang tidak saya dukung
mendapatkan banyak berita bohong di media sosial” disajikan dalam Tabel
6.
17

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Ya 5 50%
2. Tidak 5 50%

Tabel 6. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai


pernyataan “saya merasa senang apabila paslon yang tidak saya
dukung mendapatkan banyak berita bohong di media sosial”

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa 5 responden atau 50%


responden menyatakan bahwa ia merasa senang apabila paslon yang tidak
ia dukung mendapatkan banyak berita bohong di media sosial. Kemudia 5
responden atau 50% lainnya menyatakan bahwa ia tidak merasa senang
apabila paslon yang tidak ia dukung mendapatkan banyak berita bohong di
media sosial. Maka dari itu peneliti dapat menganalisis bahwa pemilih
pemula menyikapi berita bohong yang beredar terutama kepada paslon yang
tidak ia dukung dengan beragam. sebagian pemilih pemula merasa senang
dan sebagian lainnya merasa tidak senang. Hal ini dapat memperlihatkan
bahwa sebagian atau 50% pemilih pemula masih sering terjebak ke dalam
kampanye hitam (black campaign) seperti menyerang paslon lain dengan
berita bohong, namun sebagian atau 50% lainnya dari pemilih pemula masih
mempunyai kesadaran untuk tidak terjebak ke dalam kampanye hitam
(black campaign).
g. Jawaban responden terhadap pernyataan “saya terpengaruh dengan berita
yang belum saya tau kebenarannya yang beredar di media sosial, sehingga
saya mudah berpindah pilihan”
Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai
pernyataan “saya terpengaruh dengan berita yang belum saya tau
kebenarannya yang beredar di media sosial, sehingga saya mudah
berpindah pilihan” disajikan dalam Tabel 7.
18

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Ya 3 30%
2. Tidak 7 70%

Tabel 7. Jumlah Responden yang menjawab ya dan tidak mengenai


pernyataan “saya terpengaruh dengan berita yang belum saya tau
kebenarannya yang beredar di media sosial, sehingga saya mudah
berpindah pilihan”

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa 3 responden atau 30%


menyatakan bahwa ia terpengaruh dengan berita di media sosial yang belum
ia ketahui kebenarannya, sehingga membuat ia mudah berpindah pilihan.
Kemudian 7 responden atau 70% lainnya menyatakan bahwa ia tidak mudah
terpengaruh dengan berita di media sosial yang belum ia ketahui
kebenarannya, sehingga ia tidak mudah berpindah pilihan. Maka dari itu
peneliti dapat menganalisis bahwa pemilih pemula tidak mudah terpengaruh
dengan berita di media sosial yang belum ia ketahui kebenarannya. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam menyikapi maraknya berita bohong terkait
pilpres 2019 di media sosia pemilih pemula cenderung tidak mudah
terpengaruh atau berpindah pilihan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari sikap pemilih pemula dalam
menghadapi maraknya berita bohong di media sosial pada pilpres 2019 maka
dapat peneliti tarik sebuah kesimpulan yaitu pemilih pemula pernah menemui
berita bohong terkait pilpres 2019 di media sosial namun dalam menyikapi
maraknya berita bohong terkait pilpres 2019 yang beredar di media sosial
pemilih pemula selektif dalam mencari ataupun menerima berita disamping itu
juga tidak menyebarkan berita yang belum diketahui kebenarannya meskipun
berita tersebut bias menguntungkan paslon dukungannya ataupun merugikan
paslon yang tidak ia dukung. Akan tetapi pemilih pemula kurang memiliki
kepedulian terhadap fenomena maraknya kampanye hitam (black campaign)
dengan menggunakan berita bohong sebagai senjata utama. Pemilih pemula
lebih memilih untuk berdiam diri. Kemudian pemilih pemula juga mempunyai
respon yang berbeda apabila paslon yang tidak ia dukung mendapatkan banyak
berita bohong, ada yang merasa senang namun ada juga yang tidak merasa
senang. Namun meskipun pada pilpres 2019 berita bohong marak beredar di
media sosial, pemilih pemula tidak mudah terpengaruh dan cenderung tidak
mudah berpindah pilihan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah
diuraikan maka peneliti menyarankan untuk :
1. Melakukan penelitian lanjutan seperti apakah tingkat Pendidikan dan
lingkungan mempengaruhi sikap pemilih pemula
2. Melakukan wawancara agar dapat mempertajam analisis

19
DAFTAR PUSTAKA

Aditya Perdana, Delia Wildianti. 2018. Narasi Kampanye dan Media Sosial dalam
Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2019. Jurnal Bawaslu DKI
Jakarta. Hal 27.
Ahmad Muqaffi. 2017. Penggunaan Media Sosial Instagram dalam Proses Rekrutmen
Batch 3 Mahar Agung Organizer.
Anang Sugeng Cahyono. 2017. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat di Indonesia.
Aspian. 2017. Peran Kepala Madrasah dalam Mencegah Perilaku Menyimpang Siswa
Madrasah Aliyah Al-Khairat Mekar Jaya Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan. Skirpsi. Institut Agama Islam Negri Kendari.
Basuki Rachmat, Esther. 2016. Perilaku Pemilih Pemula dalam Pilkada Serentak Di
Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2015. Jurnal Ilmu Pemerintahan
Widyapraja (42)2: 28.
. Dwi Putri Aulia. 2018. Memerangi Berita Bohong di Media Sosial. Skripsi.
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
I A Sri Rahayu Endang Lindawati. 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
Perilaku Sosial Remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember. Skripsi.
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ibrahim, Rusli. 2001. Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani Prinsip-
Prinsip dan Metode. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas.

20
Juli Hantoro. 2018. Dalam Sebulan Jokowi Diserang 36 Kabar Hoax, Prabowo 16.
[Internet]. Tersedia di: https://nasional.tempo.co/read/1136884/dalam-sebulan-
jokowi-diserang-36-kabar- hoax-prabowo-16
Mir’aatunnisa Afnaniyati. 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilih Pemula
Terhadap Angka Golput Pada Pilkada Lamongan 2010 di Kec. Kedungpring
Kab. Lamongan. Skripsi. Institut Agama Islam Negri Sunan Ampel Surabaya
Ravii Marwan, Ahyad. 2017. Analisis Penyebaran Berita Hoax di Indonesia.
Shelly Laudia. 2017. Tinjauan Yuridis Sosiologis Terhadap Berita Hoax dalam Media
Sosial dan Upaya Pencegahannya oleh Polri.
Soerhartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Peneitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.

21
RIWAYAT PENELITI
Ahmad Najib adalah nama peneliti karya ilmiah ini. Peneliti lahir dari orang
tua yang bernama Anwar Rasyid dan Rustika Melda sebagai anak pertama dari dua
bersaudara. Peneliti dilahirkan di Tabalong, Kalimantan Selatan pada 4 September
2002. Peneliti menempuh pendidikan dimulai dari sekolah SD, melanjutkan ke
SMP apa, hingga akhirnya menempuh masa SMA di MAN Insan Cendekia Tanah
Laut Kalimantan Selatan. Peneliti bercita-cita melanjutkan kuliahnya ke
Universitas Padjadjaran, Bandung
Alhamdulillah dengan mengharap rahmat Allah SWT yang disertai
ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, peneliti telah berhasil
menyelesaikan pengerjaan tugas Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Semoga
dengan penelitian ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan
dan bisa dijadikan rujukan yang baik untuk peneliti selanjutnya.
Akhir kata, peneliti mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Sikap Pemilih Pemula Dalam
Menghadapi Maraknya Berita Bohong di Media Sosial Pada Pilpres 2019”

22
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1.

23
24
Lampiran 2.

25
26
27
Lampiran 3.

28
29

Anda mungkin juga menyukai