Anda di halaman 1dari 15

GEORGENE GASKILL EAKES, MARY LERMAN BURKE DAN MARGARET A.

HAINSWORTH :
Theory of Chronic Sorrow (TEORI BERDUKA KRONIS)

Georgene Gaskill Eakes, Mary Lermann Burke, dan Margaret A. Hainsworth


Adalah Yang mengembangkan Theory of Chronic Sorrow/Teori berduka kronis.
Duka kronis adalah perasaan kesedihan yang dirasakan sepanjang hidup individu yang dapat
mempengaruhi kesehatan.

Sumber Teori
Nursing Concorcium Reseach Chronic Sorrow (NCRCS) dibuat berdasarkan middle range
teori keperawatan mengenai kesedihan kronis (chronic sorrow).

Mayor Konsep dan Definsi


1. Chronic Sorrow
Chronic sorrow adalah ketidakseimbangan yang berkelanjutan karena
kehilangan yang dikarakteristikkan dengan pervasif dan permanen. Gejala
kesedihan berulang secara periodik dan biasanya gejala ini terus
berkembang.
2. Loss
Kehilangan muncul karena adanya ketidakseimbangan/perbedaan antara
ideal dan situasi atau pengalaman yang nyata. Sebagai contoh anak yang
sempurna dengan anak dengan kondisi kronik yang berbeda dengan ideal.
3. Trigger Events

Kejadian pencetus adalah situasi, keadaan dan kondisi yang menyebabkan


perbedaan atau kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan
berduka.
4. Management Method
Management method diartikan bahwa individu menerima keadaan chronic
sorrow. Hal tersebut dapat secara internal (strategi koping personal) atau
eksternal (praktisi pelayanan kesehatan atau intervensi orang lain).
5. Inefektif Management
Management inefektif merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan
ketidaknyamanan atau mempertinggi perasaan chronic sorrow.
6. Effective Management
Management efektif merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan
kenyamanan perasaan individual (Alligood, 2014).

Penggunaan Bukti Empiris


Studi NCRCS (The Nursing Consortium for Research on Chronic Sorrow) ini meliputi :

A. Individu dengan kanker (Eakes, 1993), infertility (Eakes et al., 1998),

Multiple Sclerosis (Hainsworth, Burke, Lindgren, & Eakes, 1993;

Hainsworth, 1994), multiple sclerosis (Hainsworth, Burke, Lindgren, et

al., 1993; Hainsworth, 1994 dan Penyakit Parkinson (Lindgren, 1996).

B. Spouse caregivers/individu yang memiliki pasangan hidup dengan

penyakit mental kronik (Hainsworth, Busch, Eakes, & Burke, 1995),

Multiple Sclerosis (Hainsworth, 1995) dan Penyakit Parkinson (Lindgren,

1996).

C. Parent caregivers/orang tua yang memiliki anak dewasa dengan penyakit


mental kronik (Eakes, 1995).

Strategi Manajemen
NCRCS menyakinkan bahwa kesedihan kronis bukan masalah jika para
individu dapat melakukan menejemen perasaan secara efektif. Strategi tersebut
adalah :
A. Strategi koping internal. Action (tindakan), mekanisme koping action
individu baik yang bersangkutan maupun pelaku rawatnya. Contohnya
metode distraksi yang umum digunakan untuk menghadapi nyeri. Kognitif,
mekanisme koping ini juga sering digunakan, misalnya berpikir positif,
ikhlas menerima semua ini.
B. Interpersonal, mekanisme koping interpersonal misalnya dengan
berkonsultasi dengan ahli jiwa, bergabung dengan kelompok pendukung,
melakukan curhat.

C. Emosional, mekanisme koping emosional misalnya adalah menangis dan


mengekspresikan emosi. Strategi menejemen ini semua dianggap efektif bila
para pelaku atau individu mengaku terbantu untuk menurunkan perasaan
kembali berduka (re-grief).
D. Strategi koping eksternal, dideskripsikan sebagai intervensi yang dilakukan
oleh professional kesehatan dengan cara meningkatkan rasa nyaman para
subyek dengan bersikap empati, memberi edukasi serta merawat dan
melakukan tindakan professional kompeten lainnya (Alligood, 2014).

Asumsi Utama
A.Keperawatan
Diagnosis penderitaan kronik dan memberikan intervensi sesuai

dengan lingkup praktik keperawatan, perawat dapat memberikan antisipasi


berduka pada individu yang beresiko. Peran utama perawat meliputi
menunjukan rasa empati,ahli/profesional, caring dan pemberi asuhan
keperawatan yang kompeten.

B.Manusia
Manusia mempunyai persepsi yang idealis pada proses kehidupan dan
kesehatan. Orang membandingkan pengalamanya dengan kedua kenyataan
tadi sepanjang kehidupannya. Walaupun setiap orang mempunyai
pengalaman dengan kehilangan adalah unik dan umumnya kehilangan
dapat diramalkan atau diketahui sehingga dapat diantisipasi reaksi dari
kehilangan tersebut.

C.Kesehatan
Kesehatan adalah bila seseorang berfungsi normal, kesehatan seseorang
tergantung atas bagaimana seseorang beradaptasi terhadap kehilangan.
Koping yang efektif akan menghasilkan respon yang normal akibat dari
kehilangan.

D.Lingkungan
Interaksi yang terjadi di dalam suatu masyarakat, yang mana meliputi
lingkungan keluarga, sosial, lingkungan kerja dan lingkungan perawatan
kesehatan. Respon individu di kaji berdasarkan hasil interaksi individu
terhadap norma-norma sosial (Eakes, Burke, dan Hainsworth (1998) dalam
Aligood (2014).
Model Teori Chronic Sorrow

Dalam rentang kehidupan manusia, individu dihadapkan pada situasi kehilangan yang
dapat terjadi secara terus menerus ataupun satu kejadian. Pengalaman kehilangan
tersebut akan menimbulkan ketidakseimbangan antara yang diharapkan dengan
kenyataan. Kejadian tersebut dapat memicu timbulnya kesedihan atau dukacita
berkepanjangan/mendalam yang potensial progresif, meresap dalam diri individu,
berulang dan permanent. Individu dengan pengalaman kesedihan tersebut biasanya
akan menggunakan metode management dalam mengatasinya. Metode managemen
dapat berasal dari internal (koping personal) ataupun dari eksternal (dukungan orang
yang berharga maupun tim kesehatan). Jika metode manageman yang digunakan efektif
maka individu akan meningkat perasaan kenyamanannya. Tetapi jika tidak efektif akan
terjadi hal sebaliknya (Eakes, Burke, dan Hainsworth (1998) dalam Aligood (2014).

Kesimpulan
1. Teori Berduka kronis merupakan teori yang dikembangkan oleh Georgene
Gaskill Eakes, Mary Lerman Burke Dan Margaret A. Hainsworth.
2. Konsep kesedihan kronis berasal dari teori oleh Olshansky. Mayor Konsep
Teori Berduka Kronis Terdiri Dari Chronic Sorrow, Loss, Trigger Events,
management method, inefektif management dan effective management.
3. Studi NCRCS (The Nursing Consortium for Research on Chronic Sorrow)
ini meliputi: individu dengan kanker, infertility, multiple sclerosis,
penyakit parkinson, individu yang memiliki pasangan hidup dengan
penyakit mental kronik dan , orang tua yang memiliki anak dewasa dengan
penyakit mental kronik.
4. Trigers (pemicu) pada teori berduka kronis menggunakan data empirik
dari sejumlah penelitian yang sudah dilakukan, teori NCRCS
mengidentifikasi kejadian primer atau situasi yang memicu terulang
kembali pengalaman yang memulai perasaan berduka.
5. Strategi Manajemen pada teori berduka kronis meliputi : strategi koping
internal, interpersonal, emosional, dan strategi koping eksternal,
6. Asumsi Utama dalam teori berduka kronis
a. Keperawatan, diagnosis penderitaan kronik dan memberikan intervensi
sesuai dengan lingkup praktik keperawatan,
b. Manusia, mmempunyai persepsi yang idealis pada proses kehidupan
dan kesehatan.
c. Kesehatan, bila seseorang berfungsi normal, kesehatan seseorang
tergantung atas bagaimana seseorang beradaptasi terhadap kehilangan.
d. Lingkungan, interaksi yang terjadi di dalam suatu masyarakat, yang
mana meliputi lingkungan keluarga, sosial, lingkungan kerja dan
lingkungan perawatan kesehatan
7. Menurut teori chronic sorrow, dalam rentang kehidupan manusia, individu

dihadapkan pada situasi kehilangan yang dapat terjadi secara terus menerus
ataupun satu kejadian.
8. Intervensi terkait pasien yang berduka kronis yaitu
a. Melalui Peran Perawat Sebagai Konselor
b. Melaui Intervensi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft)
c. Melalui peran dukungan sosial keluarga

Anda mungkin juga menyukai