DI
S
U
S
U
N
C. Analisis Kasus
Peranan Guru Mengembangkan Moral Dalam Novel Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela
Dalam novel Totto-chan ternyata ditemukan peranan guru, meliputi korektor,
inspirator, informator, motivator, fasilitator, demonstrator, pengelola kelas, dan mediator.
Temuan tersebut dipaparkan dan dibahas sebagai berikut. Pertama, Temuan analisis pada
peranan guru sebagai Korektor saat pembagian raport kepada siswa. Peran guru sebagai
korektor dapat diperhatikan pada tokoh Totto-chan terlihat bangga dengan nilai raport yang
menunjukan proses penilaian guru terhadap kemampuannya. Totto-chan terlihat percaya diri
dengan penilaian guru tersebut dalam bentuk huruf yang memuaskan. Hal unik lainnya,
raport tidak boleh dibuka sebelum sampai ke rumah.
Temuan penelitian pada peranan guru sebagai inspirator. Dalam novel Totto-chan:
Gadis Cilik di Jendela mengungkapkan peran guru mampu memberikan inspirasi kepada
pendidikan sekolah lainnya. Peran itu ditunjukan oleh Kepala Sekolahnya dalam menghargai
setiap siswa yang memiliki kepribadian berbeda.
Temuan penelitian pada peranan guru sebagai Informator. Pada novel Totto-chan:
Gadis Cilik di Jendela ini terdapat peran guru sebagai Informator yang menarik untuk
mengarahkan peserta didik dengan memberikan stimulus terhadap informasi yang
disampaikan dengan tujuan memenuhi kebutuhan belajar siswa.
Temuan penelitian pada peranan guru sebagai Motivator. Tokoh Guru dalam kutipan
novel Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela menggambarkan bahwa dirinya memiliki motivasi
yang kuat dalam mendidik. Hal itu ditunjukan pada saat sekolah yang dibangunnya roboh
terbakar akibat peperangan. Namun, Kepala Sekolah memiliki motivasi yang sangat kuat
dalam mencintai anak didiknya. Motivasi tersebut terlihat ketika ia berdiri melihat
sekolahnya terbakar sambil mengucapkan bahwa ia berniat akan membangun sekolah yang
baru tanpa meratapi kecelakaan yang terjadi di depan matanya. Hal inilah yang membuat
anak didiknya begitu mencintai Mr Kobayashi sebagai Guru yang berhasil membangun
karakter positif pelan-pelan pada mereka. Seperti halnya temuan Zhen et al. (2017), yang
menyatakan bahwa (1) motivasi otonom peserta didik menengah pertama dan emosi positif
(kenikmatan dan relaksasi) memediasi hubungan antara persepsi dukungan guru dan efikasi
diri kreatif. Tetapi efek mediasi dari emosi yang cenderung negative (kecemasan dan
kebosanan) tidak signifikan(2) dukungan guru dapat dirasakan mempengaruhi efikasi diri
yang kreatif melalui hubungan meditasi relaksasi terhadap motivasi otonom siswa, tetapi
hubungan media motivasi otonom dan emosi prestasi tidak signifikan. Penelitian ini memiliki
implikasi bagi pendidik dan peneliti yang tertarik untuk mengembangkan kreativitas peserta
didik.
Temuan penelitian pada peranan guru sebagai Fasilitator. Beberapa kutipan dalam
novel Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela tidak hanya sebatas memberikan reaksi, peran guru
sebagai fasilitator juga harus memastikan bahwa keinginan siswa telah tercapai dan
memberikan sugesti positif bahwa guru harus terarik lebih dalam mendengarkan siswa agar
siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan kemampuan dan pengalaman yang ia miliki
untuk menunjang proses pembelajaran. Greenberg mengutip Althof & Berkowitz* (2006)
yang mengatakan bahwa guru harus bias menjadi teladan dalam sikap, tetapi juga terampil
sebagai fasilitator dalam diskusi siswa, role play dan cooperative learning seperti ketika
mengajar menyampaikan informasi dalam kelas.
Temuan penelitian pada peranan guru sebagai Demonstrator. Ditemukannya peran
guru sebagai demonstrator pada saat guru menjadi alat peraga sendiri dalam mengajar
bercocok tanam. Peragaan dengan memakai pakaian petani seperti yang ditunjukan oleh guru
di atas bertujuan untuk menarik minat siswa dengan menumbuhkan rasa penasaran tentang
apa yang dilihat dan yang akan dilakukan.
Temuan penelitian pada peranan guru sebagai pengelola kelas. Guru yang berperan
sebagai pengelola kelas dapat ditemukan melalui kebijakan kebijakan beberapa tokoh yang
terdapat dalam novel tersebut. Salah satunya adalah kebijakan kepala sekolah memilih
gerbong kereta api sebagai kelas yang menyenangkan bagi anak-anak karena tidak biasa.
Anak-anak cenderung memiliki reaksi yang spontan melihat sesuatu yang unik baginya.
Temuan penelitian pada peranan guru sebagai Mediator. Peran guru sebagai mediator
mengajarkan bagaimana siswa menghargai satu sama lainnya dan tidak memandang
kekurangan masing-masing individu. Media yang digunakan oleh guru tersebut adalah kolam
renang. Setelah waktu makan siang, Kepala sekolah menyuruh seluruh siswa untuk
berolahraga sebelum berenang dengan syarat harus melepaskan pakaian untuk seluruh siswa.
hal ini dianggap memalukan oleh beberapa siswa karena tidak terbiasa. Dijelaskan bahwa
alasan kepala sekolah membuat media seperti ini adalah agar semua anak-anak menilai
bahwa semua tubuh itu indah dan sempurna dan menekan rasa malu diri siswa yang tidak
percaya diri sebelumnya terhadap tubuhnya sendiri.
D. Kesimpulan
Amanat
Inovasi pendidikan dalam novel Totto-chan dapat diketahui melalui kutipan-kutipan
beberapa bab dalam novel tersebut. Inovasi pendidikan yang terlihat jelas dilakukan oleh
tokoh guru dalam buku tersebut terdiri dari (1) metode pembelajaran, (2) peranan guru, dan
(3) nilai-nilai pendidikan.
Metode pendidikan yang ditemukan sangat beragam diterapkan oleh guru kepada
peserta didik dengan mengoptimalkan peranan guru untuk menghasilkan nilai-nilai
pendidikan kepada anak didik melalui materi pelajarannya. Metode-metode tersebut sangat
memperhatikan keadaan anak didik, akhirnya membuat anak didik merasa tertarik mengikuti
pelajaran. Selain itu, metode tersebut didukung peranan guru yang optimal benar-benar
memperhatikan keadaan anak didik seperti kebutuhan, bakat dan minat anak didik.
Klasifikasi metode yang ditemukan terdiri dari metode pembelajaran multiple
intellgences, outdoor learning, kerja kelompok, simulasi, ceramah, langsung dan lainnya.
Begitu juga, ditemukannya peranan guru untuk mendukung metode tersebut ditemukan dalam
novel. Terakhir, hasil dari penerapan metode itu menghasilkan nilai-nilai pendidikan.
Saran
Saran dari penelitian ini yang pertama bagi guru. Inovasi pendidikan diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan anak didik yang selalu berubah seiring perubahan zaman. Materi yang
diajarkan kepada anak didik harus menggunakan metode yang menyenangkan agar anak
didik mudah menerima. Pembelajaran yang menyulitkan akan membuat anak didik merasa
tidak mampu melanjutkan pembelajaran dengan baik. Sebaiknya anak didik diarahkan sesuai
dengan bakat dan keinginannya, sebab dengan begitu akan timbul dari dalam diri mereka
semangat untuk belajar dan mencari tahu. Oleh sebab itu, peranan guru secara optimal sangat
diperlukan dalam hal ini.
Bagi peneliti selanjutnya agar meneliti novel Totto-chan dengan focus penelitian yang
berbeda, seperti nilai budaya atau fakta dampak novel Totto-chan. Hal ini bertujuar agar hasil
penelitian dapat memberikan pengaruh sastra yang kuat bagi kehidupan manusia.
Daftar Pustaka
Althof, W., & Berkowitz*, M. W. (2006). Moral education and character education: Their
relationship and roles in citizenship education. Journal of Moral Education, 35(4), 495–
518.
Ardias, A. Y., Sumartini, S., & Mulyono, M. (2019). Konflik Sosial Dalam Novel Karena
Aku Tak Buta Karya Rendy Kuswanto. Jurnal Sastra Indonesia, 8(1), 47–56.
Ayundasari, L. (2018). Relevansi Nilai-Nilai Perjuangan KH. Masjkur dalam Pembelajaran
Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter Bagi Siswa MA di Malang. Jurnal Pendidikan
Sejarah Indonesia, 1(1), 40–52.
Beceren, B. Ö. (2010). Determining multiple intelligences pre-school children (4-6 age) in
learning process. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 2(2), 2473–2480.
Collis, B. (University of T., Andernach, T. (University of T., & van Diepen, N. (University of
T. (1996). The Web as Process Tool and Product Environment for Group-Based Project
Work in Higher Education. WebNet 96.
Emalia, E., & Farida, F. (2019). Inovasi pendidikan dengan memanfaatkan teknologi digital
dalam upaya menyonsong era revolusi industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional
Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang.
Hasanah, H. (2013). Implementasi Nilai-nilai Karakter Inti Di Perguruan Tinggi. Jurnal
Pendidikan Karakter, 2, 123326.
Hastuti, N. (2014). Nilai-Nilai Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan Sosial Anak
dalam Novel Totto-chan Karya Tetsuko Kuroyanagi. Izumi, 3(2), 68–75.
into Classroom, B. C. E., Agboola, A., & Tsai, K. C. (n.d.). European Journal of Educational
Research.
Jayapada, G., Faisol, F., & Kiptiyah, B. M. (2017). Kearifan lokal dalam cerita rakyat sebagai
media pendidikan karakter untuk membentuk literasi moral siswa. Bibliotika: Jurnal
Kajian Perpustakaan Dan Informasi, 1(2), 60–62.
Jiwandono, N. R. (2014). Representasi kecerdasan emosional dan kecerdasan majemuk
tokoh utama anak dalam novel Totto Chan Gadis Cilik di Jendela karya Tetsuko
Kuroyanagi dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar apresiasi sastra anak bermuatan
pendidikan karakter pada jenjang Sekolah Dasar (kajian. Universitas Negeri Malang.
Krissandi, A. D. S., & Setiawan, K. A. C. (2019). Menyelami Metode Pendidikan Humanistik
Sosaku Kobayashi Dalam Novel Totto Chan: The Little Girl At The Window Karya
Tetsuko Kuroyanagi. IZUMI, 8(1), 26–37.
Lewis, R. (2001). Classroom discipline and student Responsibility: The students’ view.
Teaching and Teacher Education, 17(3), 307–319.
Locke, R., Coles, C., Grout, G., Lusznat, R. M., Overton, J., & Roberts, M. (2020). Co-
Development and Innovation in Global Health: A Case Study of Educational Change.
Health Professions Education.
Mawaddatunnisa, E., & Fahmy, Z. (2020). Interaksi Sosial pada Novel Negeri Lima Menara
Karya Ahmad Fuadi. Jurnal Sastra Indonesia, 9(2).
Miftah, M. (2013). Pengembangan Karakter anak Melalui pembelajaran ilmu sosial. Jurnal
Pendidikan Karakter, 2(2).
Putnam, R. T., & Borko, H. (2000). What do new views of knowledge and thinking have to
say about research on teacher learning? Educational Researcher, 29(1), 4–15.
Rampung, B. (2014). Masalah Sosial dalam Cerpen Kompas 2012: Deskripsi Masalah,
Bentuk Pengungkapan, dan Relevansinya untuk Pendidikan Karakter. Disertasi Dan
Tesis Program Pascasarjana UM.
Said, A., & Budimanjaya, A. (2015). 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences: mengajar
sesuai kerja otak dan gaya belajar siswa‖. Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja ….
Zhen, R., Liu, R.-D., Ding, Y., Wang, J., Liu, Y., & Xu, L. (2017). The mediating roles of
academic self-efficacy and academic emotions in the relation between basic
psychological needs satisfaction and learning engagement among Chinese adolescent
students. Learning and Individual Differences, 54, 210–216.
Zuilkowski, S. S., Thulin, E. J., McLean, K., Rogers, T. M., Akinsulure-Smith, A. M., &
Betancourt, T. S. (2019). Parenting and discipline in post-conflict Sierra Leone. Child
Abuse & Neglect, 97, 104138.