Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anisa Hadpah Yuliana

Kelas : X IPS 1

No : 08

Analisis Makna Puisi ‘Singgah’ Karya Imam Sunardi


Singgah

: sugeng rawuh

di sini kalian datang

dan kami punya peluang

menambah tenang dan senang

semua mata menatap mesra

keramahan itu nyata

senyum salam sapa penuh rasa

:singgahlah sejenak

biarkan terasa enak dalam setiap detak

:singgahlah sahabat

untuk keindahan makin rekat

:singgahlah dalam damai

untuk kelanjutan perjalanan kita

melewati duka mewujudkan suka

dalam beragam rasa

bukan satu rasa

bukan pula sejuta rasa

hingga tak terhingga kata menuliskannya

:singgahlah kawan

untuk badan dan jiwa yang harus menempuh perjalanan

dalam rambu penerang-Nya raih kemenangan


1. Struktur Batin

a. Tema

Puisi Singgah karya Imam Sunardi yaitu bertema keagamaan. Menceritakan


tentang pengalamannya yang beristirahat di Al Aqsha saat melakukan rangkaian
perjalanan menuju ke Tanah Suci.

b. Rasa

Dalam puisi ini, penyair merasakan perasaan yang mengesankan pada saat ia
singgah di Al Aqsha. Di tempat itu penyair beristirahat sejenak, bertemu dengan
berbagai orang yang menebarkan keramahan.

c. Nada dan Suasana

Suasana puisi atau feeling penyair dalam puisi Singgah tersebut tampak pada
pilihan kata yang dapat menggambarkan keadaan penyairnya. Dalam puisi
Singgah, penyair menunjukkan peraasaan mengesankan. Suasana setelah
membaca puisi tersebut yaitu turut merasakan keadaan yang terjadi begitu
berharga.

d. Amanat

Adapun amanat yang terkandung dalam puisi tersebut yaitu :

Kita harus selalu bersikap sopan dimanapun kita berada, sekalipun dengan orang
yang tidak dikenal. Karena dengan kita menunjukkan sikap yang baik, akan
memberikan kesan yang baik pula.

2. Struktur Fisik

a. Diksi

Diksi adalah pilihan dan penggunaan kata yang memperkuat keindahan dan
kedalaman makna serta pesan puisi. Dalam puisi ini terdapat diksi :

“menatap mesra” yang berarti tatapan dengan penuh rasa. “rekat” bermakna
melekat atau menempel, dapat diartikan pada perasaan. “rambu penerang” dapat
bermakna sebagai petunjuk.

b. Imaji

Imaji yang dimaksud dalam analisis puisi adalah kekuatan puisi dalam
memunculkan daya imajinasi pembacanya. Dalam puisi Singgah terdapat imaji
yang seolah-olah mendengar dan imaji penglihatan.
Imaji yang seolah mendengar terdapat pada larik sugeng rawuh yang memiliki
arti selamat datang, kita seolah mendengarkan ucapan salam itu. Sedangkan imaji
penglihatan terdapat pada larik semua mata menatap mesra, senyum salam sapa
penuh rasa dalam larik tersebut seakan-akan kita dapat melihat orang-orang yang
menatap dan memberikan senyum, salam, dan sapaan kepada kita.

c. Majas

Majas yang digunakan dalam puisi Singgah adalah majas personifikasi. Majas
personifikasi merupakan gaya bahasa yang mengumpamakan sebagai perilaku
atau perbuatan manusia.

hingga tak terhingga kata menuliskannya , termasuk majas personifikasi, karena


yang seharusnya menulis adalah tangan.

d. Kata Konkret

Kata konkret adalah kata yang nyata dan seolah-olah mewakili keadaan
sesungguhnya yang dituangkan oleh penyair ke dalam puisinya. Pada puisi
singgah terdapat pada kata : “rekat” dalam kalimat untuk keindahan makin rekat
bermakna melekat atau menempel yang dapat diartikan sebagai keindahan yang
semakin melekat dalam rasa.

e. Tipografi

Tipografi adalah bentuk penulisan fisik puisi yang memperhatikan bentuk yang
tampak. Secara tipografis, puisi Singgah ini terbagi menjadi dua bait. Bait
pertama terdiri dari empat larik, sedangkan bait kedua terdapat tujuh belas larik.
Larik dengan kata terbanyak ada dalam bait kedua yaitu larik untuk badan dan
jiwa yang harus menempuh perjalanan.

f. Rima

Rima atau irama adalah persamaan bunyi pada keseluruhan baris dan bait sebuah
puisi. Pada baris ke 5,6,7 serta 13-17 terdapat akhiran bunyi yang sama.

Anda mungkin juga menyukai