Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nuril Ilmi Avrillia

No : 02
Kelas : KPA
Orbit Mimpi dan Cinta Triple “A”

Judul Buku : Orbit Tiga Mimpi


Penulis : Miranda Malonka
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Editor : Pipit Indah Mentari
Editor Sampul : Orkha
Jumlah halaman : 380 halaman
Tebal Buku : 20 cm
Cetakan Pertama : 2 Oktober 2017
ISBN : 978-602-03-3204-8

Orbit Tiga Mimpi adalah novel kedua karya Miranda Malonka setelah Sylvia’s Letter . Novel ini
menyajikan premis yang mirip dengan novel yang berjudul “Starlight”. Kedua novel remaja ini
mempunyai kisah yang sama. Tentang kesukaan dengan dunia astronomi, dan tokohnya
disatukan oleh tugas kelompok.
Novel karya Miranda Malonka ini menceritakan sosok Alejandro, Asterion, dan Angkara.
Ketiganya dipertemukan saat kelas sebelas. Cerita dimulai dengan perkenalan tiap tokoh
menggunakan sudut pandang orang pertama. Dimana ketiga tokoh utamanya yaitu Alejandro,
Angkara dan Asterion, siswa kelas sebelas yang dipertemukan pada hari pertama sekolah karena
absensi mereka berdekatan dan akhirnya tergabung dalam kelompok tetap tugas Biologi.
Alejandro atau lebih akrab di sapa Ale adalah seorang laki-laki dengan kecintaannya terhadap
Astronomi dan juga Biologi, namun tidak dengan Matematika. Mengerikan katanya.
Digambarkan penulis sebagai tokoh yang disiplin, terstruktur dan kukuh terhadap pilihannya.
Laki-laki yang irit bicara ini berdarah Spanyol. Ia bercita-cita menjadi astronot dengan
memulainya sebagai peserta Olimpiade Astronomi. Ale bermimpi untuk mencapai hasil
maksimal dalam olimpiade astronomi. Ia memang penggemar benda-benda langit sejak dia kecil.
Namun kesulitannya dalam hal hitung menghitung membuatnya kewalahan, ia akan selalu kalah
jika berhadapan dengan matematika.
Angkara atau panggil saja Kara adalah sosok perempuan berambut ikal lebat. Seorang yang
gandrung dalam dunia menulis. Ia adalah penulis tetap rubrik puisi pada mading sekolahnya.
Menulis puisinya dengan tema benda-benda langit, hal yang ia sukai sejak kecil selalu membuat
teman-temannya kagum dengan tulisannya. Dipertemukan dengan Ale adalah scenario terbaik
Tuhan. Bagaimana tidak, Ia dan Ale memiliki kesamaan dalam banyak hal, seperti Astronomi
dan Sains. Tapi sedikit perbedaan disini, Kara juga begitu menggandrungi Filsafat. Digambarkan
penulis sebagai tokoh yang pendiam dan tak banyak bicara. Ia lebih menyukai bergelut dengan
pikirannya sendiri dengan memikirkan hal-hal yang bahkan tak sedikitpun dipikirkan orang lain
di dunia ini.
Asterion, acap kali di panggil Aster merupakan perempuan kelahiran Yunani yang begitu
menggilai seni musik. Selain suaranya yang merdu, ia juga lebih suka menulis lagunya sendiri.
Tidak seperti Ale dan Kara yang memiliki kecocokan satu sama lain. Pertemuan Aster dengan
Ale dan Kara sepertinya bukan hal yang bagus. Hal ini dikarenakan kepribadian Aster yang
berbanding terbalik dengan kedua temannya itu. Sosok Kara digambarkan penulis sebagai tokoh
yang ceria, heboh dan punya semangat yang tak ada habisnya. Namun di balik keceriaannya, ia
juga memendam masalah seperti anak seumurannya.
Ketiga orang yang sangat berbeda itu dipersatukan oleh kelompok belajar yang dipilih sesuai
urutan absensi. Pada awalnya ketiganya tidak saling mengenal dan canggung, meskipun Aster
dan Kara sempat satu kelas saat duduk di kelas sepuluh. Keduanya hanya sebatas kenal namun
kurang akrab. Ketiganya kemudian menjadi akrab dalam proses pengerjaan tugas biologi dan
karena beberapa hal yang ada satu sama lain. Ketiganya menemukan diri mereka mengorbit satu
sama lain. Namun, ketika perasaan saling suka melesat bagai meteor, akankah orbit mereka terus
berputar atau malah hancur lebur?
Pada pertengahan cerita, penulis mulai memunculkan konflik-konflik yang membuat ketiga
tokoh saling berusaha menemukan solusi. Alejandro yang terobsesi dengan benda-benda angkasa
itu akhirnya memutuskan untuk ikut pelatihan olimpiade astronomi yang sebelumnya galau
karena bingung menentukan pilihan antara astronomi atau biologi yang sama-sama digilai
olehnya. Tetapi hari demi hari berlalu, ambisinya untuk menang olimpiade astronomi yang
dianggapnya satu langkah penting untuk menuju mimpinya itu mulai memudar. Bagaimana bisa
dia menang kalau pelajaran matematika yang menjadi salah satu materi penting dalam astronomi
benar-benar dibencinya?
Asterion, vokalis band yang selalu ceria dan tidak pernah menangis itu mulai merasakan
ketidakcocokan antara ia dan grup band nya. Ia yang terlalu memaksa untuk menyesuaikan diri
antara genre music miliknya dan band nya membuatnya gulana. Selain itu, tak ada yang tahu
bahwa dia telah menyembunyikan banyak rahasia di balik suara merdu dan high voice nya.
Angkara yang senang menghabiskan waktu untuk merenung dan menulis puisi tentang bintang-
bintang yang dikaguminya sedari kecil, tiba-tiba harus dipaksa mengubah gaya menulisnya.
Konflik ia hadapi saat pimpinan madding bernama Scarlet memaksanya untuk mengganti tema
tulisan untuk rubriknya minggu ini dan seterusnya Ia mengalami dilema karena merasa ragu.
Ditambah lagi dengan ketiga tokoh yang harus terlibat dalam kisah cinta segitiga. Kara merasa
ada yang salah dengan perasaannya, Ia jatuh cinta pada Ale. Sedangkan, cowok itu mencintai
Aster. Namun, sepertinya Aster tak menyadari hal itu. Masalah besar itu membayang-banyangi
ketiganya, hingga masalah besar terjadi.
Novel ini dikemas Miranda secara apik dengan karakter-karakter tokohnya memiliki watak yang
kuat juga menggunakan sudut pandang orang pertama membuat pembaca seolah-olah diajak
untuk masuk kedalam isi kepala ke tiga tokohnya. Karakter ketiganya menarik dan tidak biasa.
Ale yang gila terhadap dunia mikroskopik dan makroskopik, Kara yang gemar menulis bertema
alam semesta tiba-tiba harus dihadapkan dengan realita dimana ia tak selalu harus menuliskan
apa yang ia mau saja. Juga kegilaannya terhadap filsafat yang selalu bingung dengan jalan
pikirannya. Lalu, Aster dengan segala permasalahannya yang berkaitan dengan keluarga, music
dan hal-hal aneh lainnya.
Hal lain yang membuat novel ini tak kalah menarik adalah pesan-pesan baik tersurat maupun
tersirat di dalamnya. Dimana novel ini begitu menginspirasi khususnya para remaja. Pesan yang
paling tampak adalah tentang upaya menggapai cita-cita dan memppersiapkan diri untuk segala
kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Bagi para pecinta astronomi dan filsafat. Membaca novel ini adalah pilihan terbaik. Karena di
dalamnya tersaji begitu banyak segala sesuatu yang berhubungan dengan itu, mulai dari teori,
hingga rekomendasi buku-buku yang bisa dimasukkan list. Selain itu juga terdapat pula
pengetahuan tentang sastra dan music di dalamnya yang membuat pembaca selalu tertarik dan
penasaran tanpa merasa bosan walaupun membaca hampi 400 halaman.
Namun sayangnya, karena membahas seputar Astronomi, Filsafat, dan Sastra. Beberapa kata
asing sering dan ilmiah dijumpai di dalamnya. Sehingga untuk mengetahui apa maknanya
pembaca harus searching terlebih dahulu agar tidak penasaran dengan artinya. Selain itu, alur
yang maju mundur membuat pembaca sedikit kebingungan untuk mengetahui isi di beberapa
bagian tertentu.
Novel Orbit Tiga Mimpi ini cocok dibaca semua kalangan khusunya remaja. Karena isinya yang
membahas kisah pelajar SMA dan juga beberapa permasalahan yang disajikan cukup relate
dengan kisah remaja SMA pada umumnya membuat novel ini lebih cocok untuk dibaca para
remaja. Selain itu pesan-pesan di dalamnya sangat memotivasi.

Anda mungkin juga menyukai