Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melakukan pencabutan gigi merupakan hal yang biasa bagi seorang dokter gigi.

Pencabutan gigi bisa berhasil dilakukan, akan tetapi dapat juga mengalami kesulitan yang

kemudian menimbulkan komplikasi pasca pencabutan gigi. Ada beberapa hal yang dialami

pasien pasca pencabutan gigi, seperti perdarahan, rasa sakit, edema dan dry socket. Dry

socket merupakan komplikasi penyembuhan luka dari pencabutan gigi yang paling sering

terjadi. Hal ini dapat terjadi karena tidak terbentuknya bekuan darah normal sehingga

menyebabkan terbukanya tulang alveolar.

Dry socket merupakan komplikasi setelah pencabutan gigi atau bedah minor. Dry socket

disebut juga alveolar osteitis, osteitis local, alveoalgia, alveolitis sicca dolorosa, alveolitis

necrotic, localized osteomyelitis, dan alveolitis fibrinolytic. Gambaran klinis dari dry socket

adalah terjadinya nekrosis atau disintegrasi dari pembentukan bekuan darah yang biasanya

terjadi 2-4 hari setelah pencabutan gigi, disertai dengan halitosis serta nyeri dengan intensitas

yang bervariasi.

Ada beberapa penyebab terjadinya dry socket, yaitu trauma selama pencabutan gigi dan

berkurangnya perdarahan yang diakibatkan karena penggunaan anastetikum dengan epin

ephrin atau bahan vasokonstriktor yang berlebihan. Selain itu, penyebab dry socket adalah

terjadinya infeksi pada soket gigi setelah pencabutan gigi, adanya tulang yang tajam,

hilangnya blood clot, merokok dan melakukan irigasi yang tidak adekuat pasca operasi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengatakan bahwa untuk menurunkan terjadinya

insidensi dry socket, yaitu dengan menggunakan obat kumur antiseptik, agen antifibrinolitik,

antibiotik steroid, intraalveolar dressing dan medikamen. Untuk penanganan dry socket

dapat dilakukan dengan mengirigasi soket bekas pencabutan yang berguna untuk mengangkat

jaringan nekrotik dan kemudian meletakkan intraalveolar dressing. Sebagai tambahan, untuk

terapi lokal dapat diberikan obat-obatan yang sesuai dengan indikasi nyeri yang dialami oleh

pasien.

Penelitian yang dilakukan oleh Mohammed et al pada tahun 2011, bahwa dari 1305

kasus pencabutan gigi, terdapat kasus dry socket sebanyak 3,2%, dimana prevalensi kasus

dry socket dengan pencabutan tanpa operasi sebanyak 1,7% dan kasus dry socket dengan

pencabutan operasi sebanyak 1,5%.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok permasalahan adalah

sebagai berikut:

1. Bakteri apa saja yang terdapat pada penderita Dry socket?

2. Bagaimana perbedaan kepekaan kuman anaerob yang dominan terhadap

beberapa antibiotik pada Dry socket ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kuman anaerob yang dominan

pada Dry socket dan juga perbedaan kepekaan kuman anaerob yang dominan terhadap beberapa

antibiotik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dry socket

Alveolitis (Dry socket) adalah komplikasi setelah pencabutan gigi yang terjadi pada hari

kedua dan ketiga, dengan keluhan rasa sakit yang sangat mengganggu penderita dan dapat

berlanjut menjadi komplikasi yang lebih serius. Banyak definisi yang berbeda dari

Alveolitis, terakhir dikatakan Alveolitis sebagai nyeri post operasi di dalam dan sekitar

alveolar gigi, serta meningkat keparahannya antara hari pertama dan ketiga setelah

pencabutan, disertai dengan sebagian atau total disintegrasi dari faktor pembekuan darah

intraalveolar, dengan atau tanpa halitosis.

B. Gambaran Klinis Alveolitis

Dry socket biasanya akan muncul pada hari ke 3-5 sesudah tindakan bedah atau

pencabutan gigi. Keluhan utamanya adalah timbulnya rasa sakit yang hebat. Pada

pemeriksaan terlihat alveolus terekspos dan sensitive, terselimuti kotoran dan disertai

dengan munculnya peradangan gingiva. Menurut Pedlar dan kawankawan (2001), akan

terlihat adanya sisa clot yang berwarna abu-abu, mukosasekitar dan alveolus akan berwarna

merah dan bengkak. Inflamasi akan menyebarsecara mesiodistal melalui alveolus,

menyebabkan timbulnya rasa empuk padagigi disebelahnya jika dilakukan penekanan.

Biasanya jika hal ini terjadi pasien akan merasa bahwa telah terjadi salah pencabutan gigi

karena akan muncul rasasakit pada gigi sebelahnya. Selain itu juga akan timbul bau mulut

dan terdapat local lymphadenitis.

  

Anda mungkin juga menyukai