Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA KETERAMPILAN MENULIS

DALAM KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA DI SEKOLAH

Lili Ratnasari1 Syahrul R2

PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia dapat dilaksanakan dalam dua jalur yaitu
pendidikan formal dan non formal. Sekolah merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang wajib diikuti oleh setiap anak. Melalui jalur pendidikan
formal seseorang dapat menempuh pendidikan dasar yaitu SD dan SMP,
pendidikan menengah yaitu SMA dan tinggi yaitu perguruan tinggi (Machfoeds
dan Suryani, 2007: 52). Pendidikan formal adalah pendidikan yang berstruktur,
mempunyai jenjang atau tingkat, dalam priode waktu-waktu tertentu, berlangsung
dari sekolah dasar sampai ke universitas dan tercakup di samping studi akademis
umum, juga berbagai program khusus dan lembaga untuk latihan teknis dan
profesional.
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib yang
diberikan kepadasiswa dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan
tinggi. Hal ini karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan juga
bahasa negara Indonesia. Keterampilan berbahasa Indonesia diberikan sejak
sekolah dasar dengan tujuan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih tinggi,
yaitu di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Perguruan Tinggi (PT), serta memberikan bekal kepada anak bangsa untuk
menyongsong masa depan.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan
peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai tujuan dan fungsinya. Menurut Atmazaki (2013), mata pelajaran Bahasa
Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai denga netika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulisan, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia juga diatur dalam kurikulum. Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar (Hamalik, 2001: 66). Selain itu, kurikulum merupakan rancangan induk
yang meliputi semua pengalaman sekolah yang di dalamnya terintegrasi nilai-
nilai, filsafat, keyakinan serta pelaksanaan pendidikan (Hamalik, 1992:55). Jadi,
dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah suatu rancangan pendidikan bagi
pengalaman belajar anak dan remaja di sekolah.
Tujuan dari kurikulum adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum.
Baik kurikulum sebagai suatu substansi maupun kurikulum sebagai suatu sistem
kurikulum (Sukmadinata, 1988:29). Sistem pendidikan nasional telah berkali-kali
mengadakan perubahan.Perubahan yang paling esensi dalam sistem pendidikan
nasional ini adalah perubahan kurikulum (Zainuddin, 2008: 215).Kurikulum
pendidikan nasional telah empat kalimengalami perubahan, yaitu Kurikulum
1994, Kurikulum 2004 yang terkenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan sekarang yang
sedang berjalan yaitu Kurikulum 2013.
Pada kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia digunakan sebagai
sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar. Paradigma
pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 diorientasikan pada
pembelajaran berbasis teks. Pada pembelajaran berbasis teks ini, siswa dituntut
agar mampu mengekspresikan dirinya melalui menulis.
Dalam pembelajaran di sekolah, agar tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia tercapai, maka setiap siswa harus terampil dalam menulis. Hal tersebut
sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013
adalah siswa harus mampu menulis teks. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas tentang pentingya keterampilan menulis dalam kurikulum 2013 pada
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
ISI
Menulis merupakan salah satu hasil siswa dalam proses pembelajaran, dan
keterampilan ini masuk dalam ranah psikomotor. Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini, penulis haruslah
terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, penting bagi siswa pandai dalam
menulis. Hal itu disebabkan karena menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008: 3-4).
Selain itu, menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek
keterampilan berbahasa. Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa,
kegiatan menulis tidak terpisahkan dari seluruh proses pembelajaran yang dialami
oleh siswa. Menurut Amalia dan Syahrul (2018: 125); Putri dan Syahrul (2012:
19); dan Arviyana dan Syahrul (2017), keproduktifan dalam keterampilan menulis
menuntut siswa untuk terampil memanfaatkan struktur bahasa agar tulisan yang
dihasilkan menarik dibaca. Keterampilan menulis dikatakan produktif karena
keterampilan tersebut terbentuk dari proses terintegrasinya apa yang telah
didengar, dibicarakan dan dibaca, kemudian di ekspresikan kembali dalam bentuk
tulisan. Seseorang yang memiliki keterampilan menulis dapat mengungkapkan
pikiran dan gagasannya untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Gagasan itu
dapat berupa fakta, pengalaman, pengamatan, penelitian, pemikiran atau analisis
suatu masalah.
Selanjutnya menurut Cocuk dalam Harmooni (2018: 58), menyatakan
bahwa keterampilan menulis penting karena mendukung kinerja siswa.
Keterampilan menulis bisa menjadi metode ekspresi bagi mereka yang tidak bisa
atau merasa nyaman mengekspresikan diri secara verbal. Menurut Putri dan
Syahrul(2019: 66) pentingya keterampilan menulis bagi siswa adalah karena
menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Orang yang mampu menulis adalah
orang yang memiliki kemampuan dalam mendengarkan, membaca, dan berbicara.
Dini dan Syahrul (2017:6) juga mengemukakan bahwa keterampilan
menulis diterapkan untuk meningkatkan kreativitas siswa sehingga melalui
kegiatan menulis siswa dapat menyampaikan ilmu pengetahuan dan informasi
yang siswa ketahui kepada khalayak ramai. Menurut Kusumaningsih (2013:66)
mengungkapkan bahwa keterampilan menulis sangat penting bagi setiap siswa,
karena untuk mengasah keterampilan menulis tersebut seorang siswa harus
memiliki banyak ide, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup. Hal ini
merupakan modal dasar yang harus dimiliki dalam kegiatan menulis. Di samping
modal dasar itu, seorang penulis harus menguasai banyak perbendaharaan kata
untuk menyampaikan ide-ide dan gagasannya. Ide-ide atau gagasan itu merupakan
wujud kebudayaan (Koentjaraningrat dalam Manan, 1989: 26). Wujud ini ada
dalam pikiran anggota suatu masyarakat atau telah dituangkan dalam berbagai
media dan karya sastra. Dengan demikian ide-ide/gagasan dan pengetahuan yang
dimiliki siswa dapat mempermudah siswa dalam menulis.

KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya
keterampilan menulis adalah sebagai berikut. Pertama, keterampilan menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kedua, keterampilan
menulis penting karena mendukung kinerja siswa. Ketiga, pentingya keterampilan
menulis bagi siswa adalah karena menulis merupakan kegiatan yang kompleks.
Keempat, keterampilan menulis diterapkan untuk meningkatkan kreativitas siswa
sehingga melalui kegiatan menulis siswa dapat menyampaikan ilmu pengetahuan
dan informasi yang siswa ketahui kepada khalayak ramai. Kelima, keterampilan
menulis sangat penting bagi setiap siswa, karena untuk mengasah keterampilan
menulis tersebut seorang siswa harus memiliki banyak ide, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman hidup.

DAFTAR RUJUKAN
Amalia, F., Syahrul R., dan Ermawati A. (2018). Pengaruh Model Discovery
Learning Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keterampilan Menulis
Teks Eksposisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Padang. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(7), p. 125-132.

Arviyana, M., Syahrul R., Tressyanlina. (2017). Pengaruh Model Discovery


Learning Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keterampilan Menulis
Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang. JurnalPendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. 6(2), p. 183-191.
Atmazaki. (2013). Mengungkap Masa Depan: Inovasi Pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam Konteks Pengembangan Karakter Cerdas. Makalah.
Padang: UNP.

Dini, Syahrul R., dan Tressyalina. (2017). Hubungan Penguasaan Kosakata


Bidang Jurnalistik dengan Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Kelas
XII SMK Negeri 2 Bukittinggi. JurnalPendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 6(2), p. 257-263.

Hamalik, O. (1992). Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum.


Bandung: Mandar Maju.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harmooni, M F., Syahrul R., Irfani B. (2018). Pengaruh Penggunaan Teknik Tiru
Model Terhadap Keterampilan Menulis Teks Puisi Siswa Kelas X SMAN
4 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. 7 (4), p. 58-
64.

Kusumaningsih, D. (2013). Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi.

Machfoedz, I., dan Suryani, E. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan. Fitrayama: Yogyakarta.

Manan, I. (1989). Antropologi Pendidikan, Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Nana Syaodih Sukmadinata, N S. (1988). Prinsip dan Landasan Kurikulum.


Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Putri, G R., Syahrul R., Erizal G. (2012). Hubungan Kemampuan Kemampuan


Berpikir Logis dengan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(1), p. 19-26.

Putri, R D., Syahrul R. (2019). Pengaruh Penggunaan Teknik Think Talk Write
(TTW) terhadap Keterampilan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII SMP
Negeri 31 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 8 (2),
p. 66-73.

Sukmadinata, N.S. (1988). Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum.


Jakarta: P2LPTK.

Zainuddin, M. (2008). Reformasi Pendidikan (Kritikan Kurikulum dan


Manajemen BerbasisSekolah).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai