Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS INVESTASI TAMBANG

“RESUME PERTEMUAN KE-1 SAMPAI K-9”

Muhammad Haidir Ali

1031911032

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

6 APRIL 2021
PERTEMUAN 1 ( PENDAHULUAN )

1.1 Pengertian Tambang Bawah Tanah


Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan
mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung
dengan udara terbuka. Pada Tambang Bawah Tanah hal yang dikenalkan yaitu definisi

development tambang, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan jenis lubang bukaan/jalan

masuk yang meliputi penentuan tempat, jumlah bentuk & ukuran dari lubang bukaan. Shaft

shingking, penggalian raise, tunneling, penyangga & pola-pola pemboran tambang bawah

tanah juga diberikan untuk melengkapi pengetahuan mahasiswa.


Faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penambangan adalah sebagai berikut :

 Karakteristik spasial dari endapan


 Kondisi Geologi dan Hidrogeologi
 Sifat-sifat Geoteknik
 Konsiderasi Ekonomi
 Faktor Teknologi

PERTEMUAN 2-3 (UNDERGROUND MINING METHODS AND APPLICATIONS)

2.1 Pengenalan Infrastruktur Tambang Bawah Tanah

Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan
dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa
diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak
cadangan yang umumnya berada jauh di bawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai
lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa :

• Ramp : jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah
menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk alat-alat berat menuju dan
dari bawah tanah.
• Shaft : yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan
mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkat orang,
alat atau bijih.

• Adit : terowongan mendatar (horizontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau
pegunungan menuju ke lokasi bijih.

Pada Istilah pertambangan terdapat beberapa struktur penyusun bagi proses penambangan baik
itu terbuka ataupun penambangan bawah tanah, Adapun istilah yang sering digunakan pada
proses penambangan yaitu :

 Adit : Pintu masuk horizontal atau hampir horizontal ke sebuah tambang atap atau
permukaan atas bawah tanah penggalian.
 Chute: Pengaturan pembebanan yang memanfaatkan gravitasi untuk memindahkan
material dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih tinggi.
 Olne: Ekskavasi berbentuk corong yang terletak di puncak sebuah peninggian batuan
bekas dari daerah di atas.
 Crosscut: Bukaan bawah tanah horizontal atau hampir horizontal yang memotong
bagian bijih.
 Dip: Sudut dimana deposit bijih cenderung dari horizontal.
 Grizzly: Pengaturan yang mencegah batang berukuran besar memasuki batang
transfer bijih. Biasanya terdiri kisi baja untuk skrining kasar atau scalping.
 Footwall: Dinding atau batuan di bawah deposit bijih. Orawpoint: Tempat bijih dapat
dimuat dan dibuang. Titik point terletak di bawah area stoping, dan aliran gravitasi
mentransfer bijih ke tempat pemuatan.
 Drift: Bukaan bawah tanah horizontal atau hampir horizontal.
 Finger Raise: secara bertahap, sebuah sistem dari beberapa menaikkan cabang ke titik
pengiriman yang sama. Digunakan untuk memindahkan bijih.
 Hanging wall : Dinding atau batu di atas deposit bijih
 Level: Sistem atau penambangan bawah tanah horizontal terhubung ke shaft. Sebuah
level membentuk dasar untuk penggalian bijih di atas atau di bawah.
 Manway: Pembukaan bawah tanah yang ditujukan untuk akses dan komunikasi
personel.
 Bijih: Deposit mineral yang dapat menghasilkan keuntungan dalam kondisi ekonomi
yang ada.
 Ore Pass: Bukaan bawah tanah yang miring atau miring tempat bijih ditransfer.
 Prospek: Cadangan mineral yang nilai ekonominya belum terbukti. Angkat: Bukaan
bawah tanah didorong ke atas dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi atau ke
permukaan; kenaikan bisa berupa vertikal atau condong (comport winze).
 Ramp: Bukaan bawah tanah miring yang menghubungkan tingkat atau area produksi
landai cenderung memungkinkan lewatnya kendaraan . Landai biasanya didorong ke
bawah.
 Poros: Bukaan bawah tanah vertikal atau miring tempat tambang bekerja. Slot:
Bagian bijih vertikal atau miring yang digali untuk dibuka untuk penghentian funher.
 Cakupan: Penggalian bawah tanah yang dilakukan dengan membuang bijih dari
batuan sekitarnya.
 Strike: Arah horizontal utama atau arah deposit mineral. Sublevel: Sistem kerja
bawah tanah horizontal; biasanya, sublevel hanya digunakan di sekitar area
penghentian di mana sub-level tersebut diperlukan untuk produksi bijih.
 Wall Rock: Dinding tempat penyimpanan bijih tertutup. Limbah: Batuan tandus atau
batuan dengan kadar yang terlalu rendah untuk ditambang secara ekonomis.
 Winze: Vertikal atau cenderung mengalami pembukaan dan didorong ke bawah dari
satu tingkat ke tingkat lain atau dari permukaan ketingkat (rasio kompartemen).
2.2 Metode Penambangan Bawah Tanah

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang digali
adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan
penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain. Sedang tahap production adalah pekerjaan
menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong).

Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang


terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi
tambang. Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan
agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang
ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara
mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan
teknik pemasangan. Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-
penyangga terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah
dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan
juga keselamatan semua pekerja. Adapun metode yang digunakan sebagai penyangga
(ground support) yaitu :

2.3 Room and pillar mining

Penambangan room and pillar dirancang untuk endapan datar dengan ketebalan yang
terbatas. Terdapat tiga jenis dari room pillar mining ini antara lain :

Classic Room and pillar mining

Berlaku untuk endapan datar (yang memiliki lapisan sedang hingga tebal) dan
endapan miring (dengan lapisan yang lebih tebal). Penambangan bijih menciptakan
lombong terbuka yang besar sebagai tempat mesin berjalan di lantai datar. Ore body
dengan ketinggian besar, ditambang dalam irisan horizontal dimulai dari atas kebawah
dengan membentuk bench.

Post room and Pillar

Berlaku untuk miring tubuh bijih dengan sudut kemiringan dari 20 "hingga 55". Tambang ini
punya ketinggian vertikal besar di mana ruang yang ditambang ditimbun kembali. Pengisian
tersebut membuat massa batuan stabil dan berfungsi sebagai platform kerja sementara potongan
bijih berikutnya ditambang.

Step room mining of inclined orebody

Penambangan adalah variasi di mana footwall dari bijih miring diadaptasi untuk efisiensi
penggunaan peralatan tanpa rel. Meskipun aplikasi tidak dapat sepenuhnya digeneralisasi, step
room-and-pillar mining berlaku untuk deposit yang datar dengan ketebalan dari 2 hingga 5 m dan
dip mulai dari 15 "hingga 30".
PERTEMUAN 4 (METODE SUBLEVEL STOPING)

4.1 Sublevel Stoping Methode

Adalah cara penambangan bijih terletak diantara 2 level dimana penambangan ini
dilakukan membuat sub level yang berurutan. Jarak antara level 100-200 feet sedang itu sub
level 25-40 feet. Sub level stoping ini melakukan drilling dan blasting dimana seluruh
pekerjaan ini dilakukan dari setiap sublevel pada ore block. Syarat untuk melakukan sublevel
stoping yaitu:

 Dip deposit terjal (>45o bagusnya 60o-90o)


 Endapan bijih dan batuan induk harus kuat dank eras
 Penyebaran kadar bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak- retak ketika
dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau
pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih dengan batuan
induk.
 Ketebalan depositnya 6-30 meter

4.2 Tahapan Development

Tahap ini dimulai dari stope dibuka menjadi sublevel dan di drilling di dinding veinnya untuk
melakukan proses blasting. Hasil dar blasting tersebut yaitu Blasted Ore akan terkumpul pada
draw point dimana akan dimuat (load) dan diangkut (haul) menuju ke stock pile.

4.3 Siklus Operasi

Drilling (Pemboran) : roller –bit rotary drill , pneumatic percussion drill. Blasting
(Peledakan) : ANFO (Slurry) Secondary Breakage : Impact Hammer, Drill and Blast.
Loading (Pemuatan) : gravity flow (arah gaya berat) to drawpoints , front end loader,
Slusher. Haulage (Pengangkutan) : Truck, Rail , Belt Conveyor.
4.4 Peralatan ( Alat Muat , Gali , Angkut )

yang digunakan dalam metode adalah sebagai berikut :

Jumbo drill, untuk membuat lubang ledak peralatan peledakan, yang nanti dilakukan pada
kegiatan blasting.

Load Haul Dump (LHD), digunakan untuk memuat material hasil peledakan (blasting).

Shuttle car, digunakan untuk memuat material

Metode ini digunakan pastinya untuk mempermudah kegiatan suatu penambangan


underground yang dimana didapatkan keuntungan serta kelemahan atau kerugian pada
metode penambangan ini. Keuntungan dan kerugian tersebut adalah sebagai berikut :

 Keuntungan pada metode sublevel stoping

a) Produktivitas tinggi

b) Blastin dapat dilakukan dalam skala besar

c) Dapat menggunakan alat-alat besar

d) Tidak memerlukan penyangga

e) Bijih hasil ledakan turun karena gravitasi

f) Recovery cukup tinggi (sekitar 75%)

g) Dilusi rendah (sekitar 20%)

 Kerugian pada metode sublevel stoping

a) Produksi awal rendah

b) Tidak dapat melakukan penambangan selektif


SUBLEVEL STOPING METHODS
c) Cukup kompleks dan biaya development tinggi

d) Blasted ore yang besar bisa menyumbat draw point


e) Banyak stope yang harus dikerjakan

f) Proses blasting yang banyak

PERTEMUAN 5 (LONG WALL)

5.1 Definisi Metode Long Wall

Metode ini adalah sistem penambangan batubara berbentuk lubang buka berbentuk “dinding
panjang” aatau “ruang panjang”. Sistem ini memotong batubara dengan alat potong berputar
biasanya bertenaga hidrolis dimana pekerja dan peralatan aktif disangga dengan penyangga
hidrolik berbentuk tiang penyangga dan paying (kanopi) yang dimajukan mengikuti kemajuan
pemotongan batubara. Atap lubang buka di belakang alat penyangga dibiarkan ambruk. Sistem
penambangan longwall lama karena menggunakan cara peledakan untuk mengekstraksi
(merontokan) batubara dimana lubang aktif disangga dengan tiang-tiang hidrolis, atau tiang
mekanis ataupun balok-balok kayu.

Syarat pemenuhan untuk melakukan metode penambangan ini yaitu :

 Lapisan batubara memiliki dip yang datar


 Mempunyai ketebalan batubara sekitar 2m
 Khusus tambang batubara bawah tanah
 Memiliki kedalaman kurang lebih 100-300 m
 Kondisi geologi yang aman

Kondisi endapan yang cocok untuk metode ini yaitu :

 Ketebalan endapan sedang, yaitu 2-4 meter


 Memiliki banyak cleat/joint, tetapi tidak boleh mudah runtuh sehingga penyanggaan
dapat segera dipasang di dekat front penggalian.

5.2 Tahap Development


Pada metode longwall, batubara ditambang panel per panel. Panel tersebut adalah blok
batubara yang yang berukuran 1 km panjang x 200-300 m lebar, makanya dinamakan
longwall mining. Dari satu panel yang lain disangga oleh pillar-pillar batubara yang
berukuran kira-kira 30x30 m disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh pillar
yang lebih besar dinamakan barrier pillar (>100m).

5.3 Produksi Longwall

Ada 2 (dua) cara penambangan dengan menggunakan metode longwall, yaitu

1. Cara maju (advancing)

Pada penambangan dengan metode maju longwall, terlebih dahulu dibuat lubang maju
yang nantinya akan berfungsi sebagai lubang utama (main gate) dan lubang pengiring (tail
gate) dibuat bersamaan pada pengambilan batubara dari lubang bukaan tersebut. Metode ini
akan memberikan hasil lebih cepat karena tidak memerlukan waktu menunggu lubang yang
diperlukan yaitu lubang utama dan lubang pengiring.

2. Cara mundur (retreating)

Pada metode mundur longwall merupakan kebalikan dari metode advancing longwall
karena pengambilan batubara belum dapat dilakukan sebelum selesai dibuatnya suatu panel
yang akan memberikan batasan lapisan batubara yang akan diekstraksi (diambil).

Adapun Keuntungan dan kerugian dari metode longwall ini adalah sebagai berikut :

 Permintaan produksi yang meningkat tidak dapat langsung dipenuhi karena


dibutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan blok tambahan untuk produksi.
 Recoverynya tinggi karena menambang sebagian besar batubara
 Permulaaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar
 Apabila kemiringannya landau maka mekanisasi penambangan, transfortasi dan
penyanggaan menjadi beda sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan
 Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang dikerjakan
terhadap produksi batubara menjadi panjang
 Menguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah dari swabakar/self
combustion yang timbul juga sedikit
 Karena dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.
 Apabila terjadi hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin, maka penggunaan
produksi batubaranya besar.

PERTEMUAN 6 (METODE SHRINGKAGE STOPING)

6.1 Shrinkage Stoping Methods

Merupakan suatu cara penambangan yang ter- masuk over hand stoping dimana setiap
bagian dibor dan diledakan dari bawah keatas. Tumpukan hasil ledakan akan dibiarkan
dilantai yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemboran berikutnya, untuk menyanggah
country rock dan sebagai penyangga batuan samping (country rock). Shrinkage stoping
diterapkan pada badan bijih yang besar dengan kemiringan 50o-90o. metode ini terletak
antara kelas open stope dan filled stope. Pada shrinkage stoping ore diangkut di horizontal
slice, dimulai dari bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian dari ore yang hancur
ditinggalkan di stope yang telah ditambang, yang berfungsi sebagai platform kerja untuk
menambang ore bagian atas dan untuk mensupport dinding-dinding stope. Melalui blasting,
batuan menambah volume yang didudukinya sekitar 50%, oleh karena itu 40% dari ore yang
telah diblasting harus diambil secara kontinyu selama penambangan untuk menjaga supaya
keseimbangan headroom antara atas dan bawah ore yang telah diledakan.

Syarat yang diperlukan untuk metode shrinkage stoping antara lain, sebagai berikut:

 Cocok untuk batuan kuat


 Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o
 Tebal endapan tidak lebih dari 3m
 Endapan bijih harus homogeny atau uniform
 Endapan bijih memiliki nilaiyang tinggi baik kadar maupun harga
 Penambangan tidak selektif
 Bukan merupakan endapan sulfide (Fe), karena endapan sulfide harus dengan metode
selektif mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada air asam tambang.

6.2 Karakteristik Endapan/Deposit

 Untuk endapan bijih dan batuan sampingnya keras


 Kemiringan dari pada stope wall (dinding stope) kira-kira sudutnya > 600.
 Ketebalan antara 1-30 meter.
 Bentuk ore body harus teratur sehingga tidak banyak bijih yang hilang (loose ore)
 Harus mempunyai batas yang jelas antara ore body dengan country rock
 Orenya bersifat tidak akan mengeras kembali bila bercampur dengan air.
 Kedalaman : dangkal – sedang < 750 m 8. Sebaiknya bukan endapan sulfida.

6.3 Tahap Development

Teknik penambangan Shringkage Stoping meliputi kemajuan penambangan lombong


pada arah vertikal dan horisontal. Broken Ore digunakan sebagai tempat pijak dan penyangga
sementara. Operasi Shringkage Stoping meliputi siklus pemboran dan peledakan, ekstraksi
bijih, scalling dan penyangga. Bijih dihancurkan dalam lombong melalui penggalian atap
oleh petambang yang bekerja tepat pada bagian bawah crown. Broken Ore yang ditinggalkan
dalam lombong dapat berfungsi sebagai A.Tempat berpijak yang stabil bagi pembor yang
dapat menampung banyak pembor , sehingga dapat mem- percepat penambangan. B.Sebagai
penyangga country rock.

6.4 Siklus Operasi

 Drilling (Pemboran) : Pneumatic airleg , stoper , drifter percussion drill.


 Blasting (Peledakan) : ANFO (Slurry)
 Secondary Breakage : Dynamite bomb, shaped charge
 Loading (Pemuatan) : gravity flow (arah gaya berat), front end loader, Slusher.
 Haulage (Pengangkutan) : Truck, Rail , Belt Conveyor.

Keuntungan metode shrinkage stoping :


 Tidak membutuhkan alat-alat tambahan untuk pemuatan karena broken ore dapat
keluar karena adanya gravitasi, atau investasi tidak mahal.
 Dapat melakukan clean mining, sehingga mining recovery-nya tinggi.
(mengambil semua deposit).
 Ventilasinya lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.
 Produksi dapat cepat terlaksana karena tinggal didalam stope.
 Tidak terjadi penurunan permukaan surface subsidence karena bekas-bekas dari
stope di isi material.

Kerugian metode shrinkage stoping :

 Menyulitkan perusahaan yang bermodal kecil karena sebagian endapan masih tertinggal
di dalam stope tersebut.
 Produktivitas rendah sampai menengah (5-10 ton/manshift).
 Permukaan Lantai kasar.
 Bila endapan (Broken Ore) telalu lama tertinggal didalam stope dan endapan tersebut
mengandung oksida yang mudah teroksidasi oleh udara dan lama kelamaan akan menjadi
kompak hal ini akan menyulitkan dalam proses metalurgi.
SHRINKAGE STOPING METHODS

PERTEMUAN 7 (METODE CAVING: SUBLEVEL CAVING , SLICING , BLOK


CAVING)

7.1 Caving Methods

Merupakan metode penambangan yang bertujuan untuk memotong bagian bawah dari blok
bijih sehingga blok bijih tersebut mengalami keruntuhan. Metode ini diterapkan terutama pada
blok badan bijih yang besar karena tingkat produksinya yang lebih tinggi. Bidang pada massa
batuan dengan ukuran yang sudah ditentukan di ledakan pada tahap level undercut sehingga
massa batuan yang berada di atasnya akan runtuh. Caving method memiliki beberapa cara
penambangan, diantara :

 Top slicing : penambangan untuk endapan bijih dan country rock terutama apabila
overburdennya lemah, dimana penambangan dilakukan selapis dari atas ke bawah
pada stope yang disangga
 Sub level caving : penambangan dari puncak ore body menuju ke bawah seperti pada
top slicing, biasanya untuk batuan yang keras
 Blok caving : penambangan dimana batuan dibagi dalam blok-blok besar yang
kemudian dikeluarkan melalui drow point yang letaknya pada dasar blok.

Metode Caving ini dapat diterapkan pada cadangan bijih yang tebal (>30m), batuannya
mempunyai kekuatan yang seragam dan mempunyai batas yang jelas. System produksi caving
method seperti pada penambangan bawah tanah untuk batuan keras lainnya, daur development
dan produksi terpisah dengan jelas. Masing-masing menggunakan mekanisme tinggi tetapi
peralatan yang digunakan sesuai dengan fungsinya sendiri-sendiri.

Produksi pada tambang block caving terdiri dari :

 Pemboran (daerah undercut), menggunakan alat pneumatic dan rotary- percussion


 Peledakan (daerah undercut), bahan peledak yang digunakan umumnya adalah emulsion
 Pemuatan (dari drawbell atau orepass), peralatan yang digunakana adalah loader
 Pengangkutan (pada level utama), peralatan yang digunakan adalah LHD, belt conveyor.

Level undercut terdapat diatas level produksi. Undercutting dilaksanakan pada jalur pararel
di level undercut yang mana biasa disebut dengan daerah drill drift, pada level ini dilakukan
serangkaian kegiatan pemboran yang bertujuan membuat lubang ledak.

Keuntungan penambangan metode Caving antara lain:

 System penambangan ini tidak terlalu mahal dibandingkan dengan system


penambangan lainnya karena relative sedikitnya pemboran, peledakan dan
penyanggaan.
 Produksi yang terpusat membuat pengawasan menjadi efisiens dan pemeriksaan
kondisi kerja menjadi lebih teliti.
 Pembuatan system ventilasi tidak terlalu kompeks dibandingkan system
penambangan bawah tanah lainnya.
 Produktivitas tinggi (antara 15-50 ton persif per karyawan, maksimum 40- 50 ton per
shift per karyawan)
 Metode penambangan bawah tanah dengan tingkat produksi tinggi.
 Recovery tinggi
 Ventilasi sangat memuaskan, kondisi kesehatan dan keselamatan bagus (kecuali
daerah undercut dan bagian penarikan bijih).

Kerugian metode penambangan metode Caving antara lain :

 Permintaan produksi yang meningkat tidak dapat langsung dipenuhi karena


dibutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan block tambahan untuk produksi.
 Penghentian penarikan bijih selama waktu tertentu akan menyebabkan kehilangan
bukaan yang telah ada pada area yang berpengaryh jika bukaan tersebut merupakan
titik konsentrasi berat.
 Metode ini tidak fleksibel karena sulit dilakukan perubahan kebentuk penambangan
bawah tanah lainnya.
 Peronggaan dan penurunan permukaan tanah terjadi dalam skala besar sehingga
permukaan tanah berbahaya.
 Pemeliharaan bukaan di daerah produksi sangat penting dan mahal jika terbentuk
pilar yang menerima beban terlalu besar.

SUBLEVEL CAVING METHODS

TOP SLICING CAVING METHODS


PERTEMUAN 9

Tambang bawah tanah adalah kegiatan penambangan dimana semua kegiatannya


tidak berhubungan langsung dengan udara luar atau aktivitasnya dilakukan berada di
permukaan bumi. Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode
penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi,
lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan
batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan keekonomian berarti bahwa
dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh keuntungan pengembalian yang
maksimum (return the maximum profit ataupun rate of return ROR) serta lingkungan. Untuk
menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:

 Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein, disseminated,


tabular, platy, sill, dll)
 Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)
 Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass Rating,
Q-System, dll)
 Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber Daya
Manusia, dll)
 Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).

Jalan masuk yang ada pada tambang bawah tanah terbagi menjadi Adit, Tunnel, Shaft , dan
juga Rump. Pada umumnya jalan masuk merupakan awalan serta penghubung untuk kegiatan
penambangan bawah tanah dan juga dimana tempat dimananya peralatan yang akan digunakan
dapat berproses. Pengertian jalan masuk yang terdapat pada tambang bawah tanah diatas adalah
sebagai berikut :

 Adit adalah bukaan jalan menuju Tambang Bawah Tanah yang horizontal dan
tidakmenembus sampai ke sisi lain dari bukit yang diterobos.
 Tunnel adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hamper yang menembus kedua
belahkaki bukit.
 Shaft adalah vertical saft (lurus kebawah) dengan sudut tertentu salah satu akses
yangmenghubungkan dengan udara luar yang sejajar dengan badan bijih.
 Rump adalah bentukan ulir, untuk mengangkut sejumlah bentuk material dan sejumlah
bijih menuju stopfile (ulir karena memenuhi sesuai pengangkutan, perlu muatan).

Pada adit dan tunnel memiliki topografi bukit. sedangkan pada jalan masuk shaft dapat
dikatakan topografi nya relatif mendatar. Dapat dijelaskan juga bahwa lateral development
adalah bukaan tambang bawah tanah relative horizontal tidak sama sekali berhubungan
dengan udara luar sedangkan drift adalah sejajar dengan strike (mengukur kemiringan dengan
lurus terhadap strike). Dapat dijelaskan juga bahwa alasan kenapa dibuat horizontal yaitu:
 Mempermudah produksi tambang bawah tanah
 Pemanfaatan gravitasi terhadap drainase.

Adapun jenis bukaan Tambang Bawah Tanah yang berada badan di bawah badan bijih
maupun atas badan bijih. Jika bukaan yang digali diatas badan bijih maka akan lebih mudah
dilakukan kegiatan menambang serta menambah efektivitas waktu penggalian akan tetapi proses
yang dilaksanakan belum tentu mendapatkan bijih yang bernilai ekonomis , Sedangkan untuk
yang berada dibawah badan bijih penambangan yang dilakukakn relatif lebih lama dan biaya
yang digunakan lebih besar akan tetapi metode yang akan digunakan lebih baik dan efektif untuk
menghasilkan bijih yang bernilai ekonomis.
 X-Cut (Cross Cut) bukaan didalam Tambang Bawah Tanah dimana sampai memotong
badan bijih
 Level adalah Bukaan Tambang bawah Tanah dimana dibuat dengan jarak-jarak yang
teratur kearah vertikal biasanya diberi nomor urutan secara teratur meurut ketinggiannya
dari permukaan laut atau kedalamannya dari permukaan bumi.
 Drift adalah sejajar dengan strike (mengukur kemiringan dengan lurus terhadap strike.
Dalam drift akan dibuat penambangan.
 Stoping adalah tempat pengambilan badan bijih ( kegiatan penambangannya
berlangsung)
 Winze adalah Lubang Bukaan vertical atau agak miring yang dibuat dari atas kebawah.

Anda mungkin juga menyukai