Anda di halaman 1dari 12

Contoh Pledoi (Nota Pembelaan)

 (iStock)
 
Oleh:
Mahmud Kusuma, S.H., M.H.
 
Sebelumnya platform Hukumindo.com telah membahas mengenai "Contoh Surat
Dakwaan", "Contoh Nota Keberatan (Eksepsi) Perkara Pidana"dan juga telah dibahas
mengenai "Contoh Surat Tuntutan", dan pada kesempatan yang baik ini akan dibahas
mengenai Contoh Pledoi atau Nota Pembelaan. Perhatikan contoh berikut ini:[1]
 
 
Serang, 27 Desember 2017
 
Nomor: XXX/P-IB/K&S/XII/2017
Lampiran: -
Perihal: Pledoi (Nota Pembelaan) an. IM Bin Adam Dalam Perkara Pidana Reg. No.:
XXX/Pid.Sus/2017/PN. Srg.
 
Kepada Yth.:
Ketua Pengadilan Negeri Serang
Cq. Majelis Hakim Perkara Pidana No.: XXX/Pid.Sus/2017/PN. Srg.
D/a: 
      Jl. Raya Pandeglang, KM. 6,
      Tembong, Cipocok Jaya, Kota: Serang
      Banten, KP: 42126. 
 
 
Dengan hormat,
 
Yang bertanda tangan di bawah ini:
 
1. Hendri Subiyantoro, S.H.
2. Mahmud Kusuma, S.H., M.H.
 
Advokat-advokat pada Kantor Hukum "Kusuma & Subiyantoro Advocates",
beralamat di : ................., Kabupaten: Tangerang, Provinsi: Banten, berdasarkan surat
kuasa khusus tertanggal XX Oktober 2017, dalam hal ini bertindak sebagai penasehat
hukum:
 
     Nama Lengkap: IM Bin Adam
     Tempat Lahir: Lampung
     Umur/Tgl. Lahir: 30 tahun/ X Maret 198.....
     Jenis Kelamin: Laki-laki
     Kebangsaan/Kewarganegaraan: Indonesia
     Tempat tinggal: Dusun VI, RT/RW: XY/01, Desa: Y, Kecamatan: UIZ, Kab. Lampung
X.
     Agama: Islam
     Pekerjaan: Sopir
     Pendidikan: SD
 
Selaku Terdakwa dalam dugaan tindak pidana Pasal 310 ayat (4) atau Pasal 312
Undang-undang Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang kami hormati,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang Kami Hormati, dan
Sidang yang Kami Muliakan,

Sebelum pembelaan ini kami mulai, sebagai insan yang beriman, pertama-tama kami
mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah S.W.T./Tuhan Yang Maha Kuasa atas
limpahan Rahmat, taufik dan Hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kami penasehat
hukum bisa membacakan dan menyampaikan pembelaan di sidang yang terhormat ini.
Tentunya, harapan kami, Pembelaan ini dibacakan di hadapan serta disampaikan pada
Yang Mulia Majelis Hakim untuk kiranya dapat menjadi pertimbangan sepatutnya.
Sebelum majelis Hakim sampai pada putusan akhir; apakah Terdakwa ini sungguh
melakukan perbuatan sebagaimana yang telah didakwakan oleh Saudara Jaksa
Penuntut Umum, atau apakah Terdakwa benar-benar terbukti secara sah dan
meyakinkan berbuat dan bersalah secara hukum sebagaimana yang dituntut oleh
Saudara Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya.
 
Setelah kami pelajari dengan seksama Surat Tuntutan terhadap diri Terdakwa; yang
dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum pada persidangan di Pengadilan Negeri Serang
pada hari Selasa, tanggal XX Desember 2017, maka perkenankanlah kami Tim
Penasehat Hukum menyampaikan Nota Pembelaan (Pledoi) atas nama Terdakwa IM
Bin Adam.
 
Sebelum menyampaikan Pembelaan, pertama-tama kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang telah memimpin
persidangan ini dengan penuh kesabaran, kearifan dan bijaksana sehingga
persidangan ini berjalan impartial, fair dan objective dan pada akhirnya semua saksi
maupun terdakwa dapat menerangkan peristiwa yang sebenarnya. Jika sekiranya
dalam pemeriksaan persidangan ini terdakwa memberikan keterangan yang kurang
berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya; sama sekali tidak terlintas
sedikitpun dalam benak Terdakwa untuk mengurangi wibawa Pengadilan ataupun
mempersulit jalannya persidangan.

Demikian pula diucapkan terima kasih kami sampaikan kepada saudara Jaksa Penuntut
Umum atas uraian Tuntutan yang telah disusun begitu rapih dan jelas, sehingga
memudahkan bagi kami dalam mengikuti jalan pandangan dari Saudara Jaksa
Penuntut Umum.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, Pembelaan ini kami
sudah susun dengan sistematika sebagai berikut:

1. SURAT DAKWAAN;
2. TUNTUTAN;
3. FAKTA PERSIDANGAN;
4. PEMBAHASAN YURIDIS;
5. KONDISI OBJEKTIF TERDAKWA.

Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar Yang Mulia Majelis Hakim
Pemeriksa dan Pemutus Perkara a quo dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta
senantiasa berkiblat pada rasa keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggungjawab
kepada Tuhan yang Maha Esa, sekiranya Yang Mulia Majelis Hakim berkenan untuk
memberikan putusan terhadap diri Terdakwa, suatu putusan yang adil, arif dan
bijaksana yang semata-mata didasarkan pada nilai-nilai Keadilan yang hakiki, atas
dasar mencari Ridho dari Allah S.W.T. semata--Aamiin ya Robbalalamin.

Sekiranya tidak berlebihan apabila di persidangan Yang Terhormat ini, sebagai salah
satu aparat penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi Keadilan "Fiat Justitia Ruat
Coelom", kami menyampaikan sebuah adagium yang harus kita junjung bersama:
 
"LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH DARIPADA
MENGHUKUM SEORANG YANG TIDAK BERSALAH"
 
 
1. SURAT DAKWAAN
 
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, serta
Para Hadirin Pengunjung seidang yang kami hormati.
 
Dalam Surat Dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum perkara a quo, terlihat bahwa Jaksa
Penuntut Umum mendakwa IM Bin Adam dengan Dakwaan Primer dan Subsidair.
 
a. Dakwaan Primer
 
Bahwa, dakwaan primer dari Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah mengenai
Perbuatan sebagaimana diatur dan diancam Pidana Pasal 310 ayat (4) Undang-undang
R.I. Nomor: 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
 
Bahwa, Pasal 310 ayat (4) Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan merumuskan sebagai berikut: "Dalam hal kecelakaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 12.000.000,- (Dua belas juta Rupiah)". 
 
Bahwa, apabila diperhatikan rumusan Pasal 310 ayat (4) Undang-undang R.I. Nomor:
22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dimaksud, maka unsur-unsur
yang terdapat di dalamnya adalah sebagaimana berikut:
 
- Unsur kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3);
- Unsur karena kelalaian;
- Unsur mengakibatkan orang lain meninggal dunia. 
 
Bahwa, dalam uraian dakwaannya, Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan primer
menguraikan Terdakwa IM Bin Adam telah melakukan perbuatan berupa
mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan
Kecelakaan Lalu Lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.
 
b. Dakwaan Subsidair
 
Bahwa, Dakwaan Subsidair dari Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah
mengenai Perbuatan sebagaimana diatur dan diancam Pidana Pasal 312 Undang-
undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

ahwa Pasal 312 Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan merumuskan sebagai berikut: "Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas dan dengan sengaja tidak
menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan
Kecelakaan Lalu Lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa
alasan yang patut dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
denda paling banyak Rp. 75.000.000,- (Tujuh puluh lima juta Rupiah)".
 
Bahwa, apabila diperhatikan rumusan Pasal 312 Undang-undang R.I. Nomor: 22 tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dimaksud, maka unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya adalah sebagaimana berikut:
 
- Unsur setiap orang;
- Unsur yang mengemudikan Kendaraan Bermotor;
- Unsur yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas;
- Unsur dengan sengaja;
- Unsur tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak
melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia
terdekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf
"c";
- Unsur tanpa alasan yang patut.
 
Bahwa, dalam uraian dakwaannya, Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan Subsidair
menguraikan Terdakwa IM Bin Adam telah melakukan perbuatan berupa
mengemudikan kendaraan bermotor, kemudian terlibat kecelakaan lalu lintas, yang
dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberi pertolongan, atau
tidak melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas dimaksud.
 
2. TUNTUTAN
 
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, serta
Para Hadirin Pengunjung seidang yang kami hormati.
 
Bahwa, Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutannya Nomor:
PDM-XXX/SRG/10/2017, selasa tertanggal XX Desember 2017, telah menuntut
terdakwa sebagai berikut:
 
1. Menyatakan Terdakwa IM Bin Adam bersalah mengemudian kendaraan bermotor
yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan
kendaraannya, tidak memberikan pertolongan atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu
Lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat tanpa alasan yang patut
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 312 Undang-undang RI No.: 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam dakwaan kedua.
 
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara
selama .......XXX.......dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan
sementara dan denda sebesar Rp. ....................XXX.......... subsidair ......XXX.......
kurungan.
 
3. Menyatakan barang bukti berupa: - 1 (satu) Unit kendaraan Honda Civic No. Pol.: B-
XXXX-MO; - 1 (satu) Lembar STNK Kend. Honda Civic No. Pol.: B-XXXX-MO; -1 (satu)
Lembar SIM A Banten An. SUSI JUMIATI. Dikembalikan kepada keluarga korban, yaitu
saksi H. ABI Bin AH. -1 (satu) Unit Kend. Hino Truck No. Pol.: BE-XXXX-BK; -1 (satu)
Lembar STNK Kend. Hino Truck No. Pol.: BE-XXXX-BK. Dikembalikan kepada
pemiliknya melalui saksi XX Bin I; - 1 (satu) Lembar SIM BII Umum Lampung an. IM.
Dikembalikan kepada terdakwa.
 
4. Menetapkan agar membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.
5000,-
 
3. FAKTA PERSIDANGAN
 
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, serta
Para Hadirin Pengunjung seidang yang kami hormati.
 
Untuk dapat menanggapi Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, maka pada
pembahasan ini akan kami kemukakan keterangan saksi-saksi, dan keterangan
Terdakwa yang terungkap dalam persidangan, sehingga dapat memenuhi kebenaran
materiil dalam perkara pidana ini sebagai berikut:

a. Keterangan Saksi-saksi

1. Saksi Tb. IH Bin Tb. J, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan


sebagaimana berikut: 
- Saksi bekerja sebagai Patroli PT. MMS;
- Pada saat saksi tiba di tempat kejadian, ........................
- Dst.

2. Saksi S Bin S, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan sebagaimana berikut:
- Saksi bekerja sebagai Patroli PT. MMS;
- Pada saat saksi tiba di tempat kejadian, .........................
- Dst.

3. Saksi S Bin H. E, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan sebagaimana berikut:
- Saksi bekerja sebagai Tim Medis dari PT. MMS;
- Terdapat 1 (satu) orang korban, ............................
- Dst. 

4. Saksi FM Bin S, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan sebagaimana berikut:
- Saksi bekerja sebagai Tim Medis dari PT. MMS;
- Terdapat 1 (satu) orang korban, .........................
- Dst.

5. Saksi SY Bin I, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan sebagaimana berikut:
- Saksi adalah .........................
- Dst.

6. Saksi H. S Bin AH, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan sebagaimana berikut:
- Saksi adalah ayah kandung dari Korban;
- Saksi telah ........................
- Dst.

7. Saksi DP Bin MA, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan sebagaimana berikut:
- Saksi adalah penjaga pintu Toll Gerbang Cilogon Timur;
- Ketika.....................
- Dst.
8. Saksi M Bin S, di bawah sumpah, pada pokoknya saksi menerangkan sebagaimana
berikut:
- Saksi bekerja sebagai security Gerbang Toll Cilegon Timur PT. MMS;
- Ketika .....................
- Dst.

b. Keterangan Terdakwa

Terdakwa IM Bin Adam


- Kejadian perkara adalah pada hari Kamis, tanggal XX Juli 2017, sekira jam 21.50
WIB;
- Terdakwa mengendarai Mobil Truck Hino Fuso No. Pol.: BE XXXX BK, masuk dari
Toll Tangerang menuju Merak;
- Terdakwa mengendarai sendiri, tidak ada kernet atau Sopir tembak dalam mobil
tersebut;
- Kapasitas Truck adalah sekitar 20 Ton, berisikan barang-barang kelontong bahan
bangunan;
- Ketika dikendarai, kecepatan mobil Truck Hino oleh Terdakwa adalah 40 KM/Jam;
- Ketika berkendara, sekiranya di KM 78, Mobil Truck Hino Fuso No. Pol.: BE XXXX BK
yang dikendarai Terdakwa Ditabrak dari Belakang oleh Mobil Honda Civic No. Pol.: B
XXXX MO yang kemudian diketahui dikendarai oleh Korban yang bernama SUSI
JUMIATI;
- Waktu kejadian ditabrak oleh mobil Korban tidak terasa, tapi mendengar suara
benturan;
- Terdakwa kemudian maju 100 Meter dari tempat ditabrak, menemukan lampu sen
kanan mobil yang Terdakwa kendarai pecah, Terdakwa kemudian memasang box
sikring yang rusak, terdakwa juga melihat ada bemper mobil warna hitam, kemudian
ketika melihat ke belakang, suasana tempat kejadian kecelakaan sudah mulai ramai,
Terdakwa merasa takut, kemudian melanjutkan perjalanan ke Merak;
- Terdakwa tiba di Gerbang Toll Cilegon Timur, bayar Toll, kemudian minggir dan
kooperatif ketika diberhentikan oleh security gerbang Toll Cilegon Timur, kemudian
menunjukan surat-surat, dan ditanya, selanjutnya dibawa ke Polda dan dilakukan BAP;
- Dikemudian hari, dalam prosesnya, majikan Terdakwa melalui saksi SY Bin I
memberikan bantuan senilai Rp. 1.700.000,- dan telah diterima oleh Ayah kandung
korban (H. S Bin AH);
- Dalam prosesnya, Terdakwa juga memberikan bantuan senilai Rp. 10.000.000,-
kepada keluarga korban, dan telah diterima oleh ayah kandung korban (H. S Bin AH).

Bahwa, atas keterangan saksi-saksi yang telah diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum
dalam perkara a quo ditambah dengan keterangan Terdakwa, terdapat beberapa
kesimpulan penting sebagai berikut:

a. Terdakwa IM Bin Adam ketika mengendarai Truck Hino Fuso No. Pol.: BE XXXX BK
ditabrak dari Belakang oleh Mobil Honda Civic No. Pol.: B XXXX MO oleh Korban SUSI
JUMIATI;
b. Saksi-saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, yaitu: IH Bin Tb. J, S Bin S, S
Bin H. E, FM Bin S, SY Bin I, H. S Bin AH, DP Bin MA, dan M Bin S, semuanya tidak
ada ditempat kejadian kecelakaan, dan tidak menyaksikan secara langsung melalui
mata dan kepalanya sendiri.
 
4. PEMBAHASAN YURIDIS
 
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, serta
Para Hadirin Pengunjung seidang yang kami hormati.
 
Dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan, berdasarkan keterangan-keterangan
para saksi, maka kami dari Tim Penasehat Hukum Terdakwa akan menganalisa lagi
unsur-unsur pasal dalam dakwaan primer maupun subsidair sebagaimana dakwaan
Jaksa Penuntut Umum. Karena menurut Tim Penasehat Hukum Terdakwa terdapat
kekeliruan dan penempatan posisi hukum Terdakwa secara tidak seimbang, serta
pengedaan tuntutan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dengan dikurangi selama
terdakwa berada dalam tahanan sementara dan denda sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu
Juta Rupiah) subsidair 1 (satu) Bulan kurungan sebagaimana telah dibacakan oleh
Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan pada hari XXXX tanggal XX Desember 2017
yang lalu, adalah proses mengkambinghitamkan terdakwa atas kejadian perkara.

Bahwa, setelah membaca secara cermat Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, di
dalam bagian Pembahasan Yuridis pledoi ini, Penasehat Hukum Terdakwa hanya akan
membahas Dakwaan Subsidair saja.

b. Terhadap Dakwaan Subsidair

Bahwa, dalam dakwaan subsidair pada pokoknya Terdakwa didakwa melakukan tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 312 Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang berbunyi sebagai berikut: "Setiap
orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas dan dengan sengaja tidak
menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b,
dan huruf c tanpa alasan yang patut dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling
banyak Rp. 75.000.000,- (Tujuh puluh lima juta Rupiah)".

Bahwa, rumusan ketentuan tersebut memuat unsur-unsur sebagaimana berikut:

- Unsur setiap orang;


- Unsur yang mengemudikan Kendaraan Bermotor;
- Unsur yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas;
- Unsur dengan sengaja;
- Unsur tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu
Lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1)
huruf a, huruf b, dan huruf "c";
- Unsur tanpa alasan yang patut.

b.1. Unsur setiap orang;

- Bahwa, yang dimaksud dengan unsur "Barangsiapa", dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) adalah
menunjuk pada subjek hukum sebagai pelaku daripada suatu delik, yaitu "setiap orang" yang dipandang mampu
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya menurut hukum. Kecuali terdapat alasan penghapus pidana, yaitu
alasan pemaaf dan alasan pembenar.
- Bahwa, apabila dikaitkan dengan perkara a quo, maka "orang" yang dimaksud di sini adalah terdakwa IM Bin
Adam. Dengan demikian, unsur barangsiapa/setiap orang/siapa saja dalam perkara a quo adalah telah terbukti. 

b.2. Unsur yang mengemudikan Kendaraan Bermotor;

Bahwa, yang dimaksud dengan "mengemudikan" menurut Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, adalah terkait dengan ketentuan Pasal 1 angka (23), yang bunyinya adalah sebagai
berikut: "Pengemudi adalah orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang telah memiliki Surat Izin
Mengemudi".

Bahwa, yang dimaksud dengan "Kendaraan Bermotor" menurut Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, adalah diatur dalam Pasal 1 angka (8) yang berbunyi sebagai berikut: "Kendaraan
Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang
berjalan di atas rel".

Bahwa, apabila dikaitkan antara unsur "mengemudikan" dan unsur "kendaraan bermotor" menurut Undang-undang
R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dengan fakta-fakta di persidangan, khususnya
kesaksian dari Tb. IH Bin Tb. J, S Bin S, S Bin H. E, FM Bin S, SY Bin I, adalah terbukti dalam hal ini terdakwa IM Bin
Adam mengendarai Kendaraan Hino Truck Fuso Nomor Pol.: BE XXXX BK dari arah Toll Tangerang-Merak (arah
Merak) dengan membawa barang kelontong berupa bahan-bahan bangunan.

b.3. Unsur yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas;

Bahwa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online (daring), menjelaskan mengenai arti kata "terlibat" adalah
sebagai berikut: "1). Turut terbawa-bawa (dalam suatu masalah); tersangkut; 2). Terbelit, terbebat-diri (adanya
keikutsertaan individu atau berperannya sikap ataupun emosi individu dalam situasi tertentu)". 

Bahwa, yang dimaksud dengan "Kecelakaan Lalu Lintas" menurut Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, adalah diatur dalam Pasal 1 angka (24) yang berbunyi sebagai berikut:
"Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan
dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda".

Bahwa, apabila dikaitkan antara unsur "terlibat" dan unsur "kecelakaan lalu lintas" menurut Undang-undang R.I.
Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dengan fakta-fakta di persidangan, khususnya
kesaksian dari DP Bin MA dan M Bin S, adalah terbukti dalam hal ini terdakwa IM Bin Adam terlibat kecelakaan lalu
lintas pada hari Jumat tanggal XX Juli 2017 sekira Jam 21.50 WIB di jalan Toll Tangerang-Merak KM 78 A (Arah
Merak), tepatnya di Kampung Beberan, Desa Drangon, Kecamatan: Taktakan, Kota: Serang - Banten, dengan Mobil
Sedan Honda Civic Nomor Pol.: B XXXX MO yang dikendarai oleh korban meninggal dunia bernama SUSI
JUMIATI.  

b.4. Unsur dengan sengaja;

Bahwa, terkait dengan unsur "Dengan sengaja" terdapat relasi dengan teori-teori Kesengajaan, dalam ilmu
pengetahuan hukum pidana dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Teori Kehendak (Wilsthheorie), inti kesengajaan adalah
kehendak untuk mewujudkan unsur-unsur delik dalam rumusan undang-undang (Tokohnya adalah Simons dan
Zevenbergen); 2. Teori Pengetahuan/Membayangkan (Voorstellingtheorie), sengaja berarti membayangkan akan
timbulnya akibat perbuatannya, orang tak bisa menghendaki akibat, melainkan hanya dapat membayangkannya.
Teori ini menitikberatkan pada apa yang diketahui atau dibayangkan oleh si Pelaku ialah apa yang akan terjadi pada
waktu ia akan berbuat (Tokohnya adalah Frank).

Bahwa, unsur "Dengan sengaja" jika dikaitkan dengan fakta-fakta persidangan perkara a quo, khususnya keterangan
dari Terdakwa IM Bin Adam, sebagai berikut: 

- Ketika berkendara, sekiranya di KM 78, Mobil Truck Hino Fuso No. Pol.: BE XXXX BK
yang dikendarai Terdakwa ditabrak dari belakang oleh Mobil Honda Civic No. Pol.: B
XXXX MO yang kemudian diketahui dikendarai oleh Korban yang bernama SUSI
JUMIATI;
- Waktu kejadian ditabrak oleh mobil korban tidak terasa, tapi mendengar suara
benturan;
- Terdakwa kemudian  maju 100 Meter dari tempat ditabrak, menemukan lampu sen kanan mobil yang
Terdakwa kendarai pecah, Terdakwa kemudian memasang box sikring yang rusak, terdakwa juga melihat ada
bemper mobil warna hitam, kemudian ketika melihat ke belakang, suasana tempat kejadian kecelakaan sudah mulai
ramai, Terdakwa merasa takut, kemudian melanjutkan perjalanan ke Merak; 

Maka, TELAH TERBUKTI TIDAK ADANYA UNSUR KESENGAJAAN DALAM PERKARA A QUO  dikarenakan
Terdakwa berada dalam posisi ditabrak dari belakang oleh Korban, kemudian setelah maju kurang-lebih 100 Meter
dari tempat ditabrak, ketika melihat ke belakang suasana tempat kejadian kecelakaan sudah mulai ramai, Terdakwa
merasa takut. Dengan demikian unsur "dengan sengaja" ini telah tidak terbukti.

b.5. Unsur tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan
Kecelakaan Lalu Lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf "c";

Bahwa, yang dimaksud dengan "tidak menghentikan kendaraannya" adalah terkait dengan ketentuan Pasal 1 angka
(16) an angka (7) Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, yang
berbunyi sebagai berikut: "Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan tidak
ditinggalkan pengemudinya"; "Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan Tidak Bermotor". Unsur ini jika dikaitkan dengan fakta-fakta persidangan perkara a quo, khususnya
keterangan dari Tb. IH Bin Tb. J, S Bin S, DP Bin MA, M Bin S, serta keterangan dari terdakwa dalam hal: " -
Terdakwa kemudian  maju 100 Meter dari tempat ditabrak, menemukan lampu sen kanan mobil yang
Terdakwa kendarai pecah, Terdakwa kemudian memasang box sikring yang rusak, terdakwa juga melihat ada
bemper mobil warna hitam, kemudian ketika melihat ke belakang, suasana tempat kejadian kecelakaan sudah mulai
ramai, Terdakwa merasa takut, kemudian melanjutkan perjalanan ke Merak".  Adalah telah terbukti, dikarenakan
terdakwa terbukti "kemudian melanjutkan perjalanan ke Merak"; 

Bahwa, yang dimaksud dengan "tidak memberikan pertolongan" adalah sebagaimana terkait dengan ketentuan
Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dalam Penjelasan Pasasl 227
Huruf "b", yang berbunyi: "Yang dimaksud dengan 'menolong korban' adalah upaya yang dilakukan untuk membantu
meringankan beban penderitaan korban akibat Kecelakaan Lalu Lintas, antara lain memberikan pertolongan pertama
di tempat kejadian dan membawa korban ke rumah sakit". Unsur ini jika dikaitkan dengan fakta-fakta persidangan
perkara a quo, khusunya keterangan dari S Bin H.E, FM Bin S, sebagai berikut: "- Terdapat 1 (satu) orang korban,
ketika sampai di tempat kejadian, korban dalam posisi menunduk ke stir mobil; -Korban sudah meninggal dunia,
meninggal di tempat; -Standar Operating Procedure (SOP) Team Medis dalam melakukan pengecekan terhadap
korban adalah dengan cara mengecek denyut nadi korban, pada saat dicek sudah tidak ada denyut nadi". Maka
unsur dimaksud adalah TIDAK TERBUKTI dikarenakan korban meninggal ditempat, dan sudah tidak ada denyut
nadi.

Bahwa, yang dimaksud dengan "tidak melaporkan kecelakaan lalu lintas" dan "Kepolisian Negara Republik Indonesia
terdekat" sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang R.I. Nomor: 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan adalah terkait dengan ketentuan Pasal 1 angka (40), yang berbunyi sebagai berikut: "Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pemimpin Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penanggung
jawab penyelenggaraan fungsi Kepolisian yang meliputi bidang keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan
hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat". Unsur ini jika dikaitkan dengan fakta-fakta
persidangan perkara a quo, khusunya keterangan dari DP Bin M.H.E dab M Bin S, sebagai berikut: "-Ketika tiba di
Pintu Toll Gerbang Cilegon Timur, Terdakwa membayar, kemudian ketika diminta menepi terkait kecelakaan
dimaksud sikapnya kooperatif". Maka unsur dimaksud TIDAK TERBUKTI dikarenakan Terdakwa sikapnya kooperatif.

b.6. Unsur tanpa alasan yang patut.

Bahwa, unsur "Tanpa alasan yang patut" ini jika dikaitkan dengan fakta-fakta persidangan perkara a quo, khususnya
keterangan dari Tb. IH Bin Tb. J, S Bin S, bahwa Terdakwa adalah ditabrk dari belakang oleh Korban, serta
keterangan Terdakwa dalam hal:

- Ketika berkendara, sekiranya di KM 78, Mobil Truck Hino Fuso No. Pol.: BE XXXX BK
yang dikendarai Terdakwa ditabrak dari belakang oleh Mobil Honda Civic No. Pol.: B
XXXX MO yang kemudian diketahui dikendarai oleh Korban yang bernama SUSI
JUMIATI;
- Waktu kejadian ditabrak oleh mobil korban tidak terasa, tapi mendengar suara
benturan;
- Terdakwa kemudian  maju 100 Meter dari tempat ditabrak, menemukan lampu sen kanan mobil yang
Terdakwa kendarai pecah, Terdakwa kemudian memasang box sikring yang rusak, terdakwa juga melihat ada
bemper mobil warna hitam, kemudian ketika melihat ke belakang, suasana tempat kejadian kecelakaan sudah mulai
ramai, Terdakwa merasa takut, kemudian melanjutkan perjalanan ke Merak; 

Maka, TERBUKTI TERDAPAT ALASAN YANG PATUT, yaitu bahwa TERDAKWA


ADALAH DALAM POSISI DITABRAK OLEH KORBAN, serta kemudian TERDAKWA
MERASA TAKUT DIKARENAKAN SUASANA TEMPAT KEJADIAN SUDAH MULAI
RAMAI. Dengan demikian, unsur "tanpa alasan yang patut" ini telah tidak terbukti.

Dikarenakan TIDAK SEMUA unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam


ketentuan Pasal 312 Undang-undang R.I. Nomor: 22 tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Terbukti dan juga terpenuhi, maka Terdakwa harus
dibebaskan dari segala Dakwaan dan Tuntutan Pidana. 
 
5. KONDISI OBJEKTIF TERDAKWA
 
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, serta
Para Hadirin pengunjung sidang yang kami hormati.
 
Bahwa, terlepas dari teknis normatif hukum yang telah diuraikan di atas, perlu kiranya
diuraikan kondisi objektif Terdakwa, yaitu:
 
- Terdakwa mempunyai tanggungan 1 (satu) orang isteri (pekerjaan IRT) dan 2 (dua)
orang anak yang masih kecil-kecil yang masih membutuhkan banyak biaya;
- Terdakwa tergolong ekonomi lemah (dari pekerjaan menjadi sopir, dalam sebulan
Terdakwa maksimal hanya bisa mendapatkan bayaran sebesar rata-rata Rp.
2.300.000,- atau Dua juta tiga ratus ribu Rupiah atau jika dilakukan rincian, maka
dihargai Rp. 300.000,-/Ritase-nya);
- Pendidikan Terdakwa hanya sampai Sekolah Dasar (SD);
- Terdakwa Belum Pernah Dihukum;
- Terdakwa Kooperatif ketika menjalani proses hukum;
- Terdakwa dengan susah payah dan jalan berliku melalui urunan dari keluarga,
memberikan dana santunan kepada Korban sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta
Rupiah). Harusnya dana ini ditanggung oleh majikan Terdakwa, karena Terdakwa
sedang dalam tugas pekerjaan, akan tetapi majikan terdakwa tidak menunjukan itikad
baik;
- Dalam kecelakaan tersebut, posisi Terdakwa adalah DITABRAK DARI BELAKANG,
BUKAN MENABRAK;
- Terdakwa telah dimaafkan oleh Keluarga korban SUSI JUMIATI.
 
 PENUTUP
 
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum yang Kami Hormati, serta
Para Hadirin Pengunjung Sidang Yang Kami Hormati.
 
Berdasarkan uraian sebagaimana di atas, kami Penasehat Hukum Terdakwa memohon
kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo agar
menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil putusan, dan memohon kepada Majelis
Hakim Yang Mulia agar memutus sebagai berikut:
 
1. Membebaskan Terdakwa IM Bin Adam dari Dakwaan Primair dan Subsidair. Atau
setidak-tidaknya memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Serang Cq. Majelis Hakim
Yang Memeriksa dan Memutus Perkara a quo untuk melepaskan Terdakwa dari segala
tuntutan hukum;
2. Memulihkan hak-hak Terdakwa IM Bin Adam, dalam kemampuan, kedudukan, harkat
dan martabatnya;
3. Membebankan biaya perkara kepada Negara.
 
Atau, 
 
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya, sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
 
Demikianlah Pledoi (Nota Pembelaan) ini kami sampaikan, atas perkenan Ketua
Pengadilan Negeri Serang Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a
quo, kami Tim Penasehat Hukum Terdakwa mengucapkan terima kasih.
 
Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa 

Ttd.

1. Hendri Subiyantoro, S.H.

Anda mungkin juga menyukai