Anda di halaman 1dari 80

Asuhan Keperawatan pada Ny.

A dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilisasi di
Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Syahdani Liliani Tobing
122500161

PROGRAM STUDI DIII


KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JULI 201

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Gangguan Mobilisasi di Harjosari II Kec. Medan Amplas”

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi DIII Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan

arahan dari semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak

kepada Bapak Achmad Fathi, S.Kep.Ns., MNS sebagai pembimbing yang disela-sela

kesibukannya masih mau meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1) Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2) Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3) Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4) Ibu R. Devi Tumanggor, S.Kep., M.Nurs selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah sabar membimbing dan arahan nilai akademik penulis.

Universitas Sumatera Utara


5) Ibu Yesi Ariani, S.Kep., Ns selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

saran dan kritik terhadap KTI penulis.

6) Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta, Ayah Samsul Lumban Tobing

S.Sos dan Mama’ Umi Kalsum Siregar S.Sos yang telah memberikan saya

kekuatan dan dukungan baik moril, spiritual, maupun materi. Dan tidak lupa

pula yang tersayang untuk kedua adik saya Antika Nabila Tobing, dan Vina

Amelia Tobing. Terima kasih atas doa yang telah di berikan.

7) Buat Aisyah Nuramini Ritonga terimakasih yang selalu penulis repotkan

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8) Buat Sri Saraswati Sitepu, Sastika Maisari Srg, Try Hariyani dan Yunita

Apryani Nst terima kasih dikesibukan kita menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini. Kalian selalu ada, dan buat Naomi Optika Siagian teman satu bimbingan

yang selalu ada untuk saling tukar pendapat saya ucapkan terima kasih

banyak.

9) Buat seluruh rekan-rekan DIII keperawatan stambuk 2012 terima kasih selama

3 tahun kita bersama-sama memberi warna di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

mungkin jauh dari kata sempurna baik dari isi maupun susunannya, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak untuk

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi ilmu keperawatan.

Medan, 28 Juli 2015

S. Liliani Tobing

(122500161)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................. 1

B. TUJUAN .................................................................................. 4

C. MANFAAT ............................................................................. 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS .............................................................. 7

A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR MOBILISASI .. . 7

1. PENGKAJIAN ................................................................. 8

2. ANALISA DATA ............................................................ 17

3. RUMUSAN MASALAH ................................................. 18

4. PERENCANAAN ............................................................ 19

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS ................................... 21

1. PENGKAJIAN ................................................................. 21

2. ANALISA DATA ............................................................ 26

3. MASALAH KEPERAWATAN ........................................ 29

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL 30

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI 35

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 35

A. KESIMPULAN ....................................................................... 44

B. SARAN .................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. . 46

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat adalah seorang tenaga profesional yang mempunyai kemampuan,

tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan dan memberikan Asuhan

Keperawatan kepada seseorang yang mengalami masalah kesehatan. Dan yang

menjadi pegangan dan pedoman bagi seorang perawat dalam mencapai tujuan

pemberian Asuhan Keperawatan yang profesional adalah teori (Maslow, 1943).

dimana Maslow menyebutkan dalam teorinya bahwa kebutuhan dasar manusia dibagi

menjadi 4 bagian yaitu, Fisiologis, Aman nyaman, Cinta mencintai, Harga diri dan

Aktualisasi diri. Dalam kebutuhan dasar fisiologis maka salah satunya mencakup

kebutuhan aktivitas, yang dimana aktivitas sangat berperan penting dalam proses

kehidupan mahkluk hidup.

Hasil studi kasus yang penulis lakukan pada tanggal 18 Mei 2015 di Jln.

Bajak IV Timur, Medan Amplas. Penulis menemukan kasus pasien dengan diagnosa

medis Arthritis Gout (Asam Urat). Asam urat adalah hasil produksi tubuh yang

merupakan hasil akhir metabolisme purin. Purin adalah protein yang termasuk

golongan nukleo protein. Purin didapat dari makanan selain itu juga berasal dari

penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. Pembuatan atau sintesis purin juga bisa

dilakukan oleh tubuh sendiri dari bahan-bahan seperti: CO2, glutamine, glisin, asam

aspartat dan asam folat. Diduga hasil metabolisme purin diangkut ke hati, lalu

mengalami oksidasi menjadi asam urat, dan kelebihan asam urat dibuang melalui

ginjal lewat urine dan usus. Penyebab tingginya asam urat dalam darah hingga terjadi

hiperurisemia ada beberapa yaitu:

Universitas Sumatera Utara


- adanya gangguan metabolisme purin bawaan

- kelainan pembawa sifat atau gen

-kelebihan mengkonsumsi makan berkadar purin tinggi seperti:

daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis.

- penyakit seperti: leukemia (kanker sel darah putih), kemoterapi, radioterapi

Arthritis Gout adalah suatu proses inflamasi (pembengkakan yang terjadi

karena deposisi, deposit/timbunan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi atau

tofi. Gout juga merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan

metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat. Masalah akan

timbul bila terbentuk kristal-kristal dari monosodium urat monohidrat pada sendi-

sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk jarum inilah yang mengaki-

batkan reaksi peradangan/inflamasi, yang bila berlanjut akan mengakibatkan nyeri

hebat. Jika tidak diobati, endapan kristal ini akan menyebabkan kerusakan hebat pada

sendi dan jaringan lunak. Kadar asam urat yang normal pada pria: 7mg/dl sedangkan

pada wanita di bawah 6 mg/dl (Misnadiarly, 2008).

Alexander (2010) menyatakan penyakit karena asam urat (gout) di Amerika

Serikat meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara 1990 dan

1999, dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi asam urat

pada populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4% dengan puncak lebih dari 7%

pada pria berusia 75 tahun. Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto

Mangunkusumo Jakarta, penderita penyakit gout dari tahun ke tahun semakin

meningkat dan terjadi kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini

tebukti dengan hasil rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan

yaitu pada tahun 1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1 kasus

Universitas Sumatera Utara


umur 2-25 tahun, 12 kasus umur 30-50 tahu, dan 5 kasus umur > 65 tahun). Pada

tahun 1995 jumlah kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2 kasus

umur 2-25 tahun, 40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun (

Krisnatuti, 1997). Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada

penduduk di daerah pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado – Minaha sebesar

29,2 % pada tahun 2003 dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan

mengonsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat

urine berkurang sehingga asam uratnya tetap.

Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu, terutama di daerah

persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat sakit dibagian sendi/ alat gerak bagi

penderitanya. Rasa sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang

sendi tersebut ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian.

Tingginya kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan arthritis gout. Di

Indonesia, arthritis gout menduduki urutan kedua terbanyak dari penyakit

osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar penderita arthritis gout mengalami

hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari, 2011). Dampak selanjutnya jika penyakit

ini tidak diatasi secara tepat dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja dan

keterbatasan aktivitas. Salah satu cara mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet.

Menu diet diatur agar lebih banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan

nukleotida purin rendah. Dengan melakukan program diet yang baik, dapat membantu

meringankan gangguan penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 2006).

Dari keterbatasan gerak dalam melakukan aktivitas pada klien karna penyakit

asam urat yang sudah lebih kurang 5 tahun belakangan ini dideritanya. Maka dari itu

penulis mengambil judul “Mobilitas Fisik” yang dimana klien dalam melakukan

Universitas Sumatera Utara


aktivitas terkadang membutuhkan bantuan keluarganya dan jika berjalan – jalan jauh

klien membutuhkan alat bantu berupa tongkat.

Hasil data tersebut menunjukkan bahwa gangguan mobilitas fisik merupakan

masalah yang menjadi prioritas. Menurut Henderson gangguan mobilitas fisik harus

segera ditangani karena terhindar dari gangguan mobilitas fisik merupakan kebutuhan

dasar manusia yang mencakup bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman

(Potter & Perry, 2005).

Disini penulis mengambil kasus tentang Mobilitas Fisik pada klien yang

mempunyai penyakit asam urat yang berusia lanjut. Namun gangguan mobilitas fisik

tidak hanya diderita oleh mereka yang mempunyai riwayat penyakit seperti diatas dan

berusia lanjut, semua orang bisa beresiko mengalaminya baik tua maupun muda.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan pengolahan kasus dalam

bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Mobilitas Fisik di Jln. Bajak IV Timur,

Medan Amplas”.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan

pengetahuan dan suatu gambaran nyata bagi mereka yang mengalami

gangguan mobilitas fisik, agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

Universitas Sumatera Utara


b. Tujuan Khusus

1. Mampu melaksanakan Pengkajian Asuhan Keperawatan pada klien dengan

prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktivitas di Jln. Bajak IV

Timur, Medan Amplas 2015

2. Mampu menegakkan Diagnosa Asuhan Keperawatan pada klien dengan

prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktivitas di Jln. Bajak IV

Timur, Medan Amplas 2015

3. Mampu membuat Perencanaan Asuhan Keperawatan pada klien dengan

prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktivitas di Jln. Bajak IV

Timur, Medan Amplas 2015

4. Mampu melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan

prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktivitas di Jln. Bajak IV

Timur, Medan Amplas 2015

5. Mampu melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan

prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktivitas di Jln. Bajak IV

Timur, Medan Amplas 2015

C. Manfaat

a. Bagi kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat dijadikan masukan untuk

menambah dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa

keperawatan serta pembaca pada umumnya dalam memberikan asuhan

keperawatan.

b. Bagi praktik keperawatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan

yang komprehensif dan berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan

terhadap pasien yang khusnya dengan gangguan mobilisasi.

Universitas Sumatera Utara


c. Bagi kebutuhan klien diharapkan menambah wawasan dan informasi dalam

mengontrol nyeri yang mengakibatkan mobilisasi terganggu dalam melakukan

aktivitas sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Mobilitas

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak

secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas

guna mempertahankan kesehatannya, sebaliknya Imobilitas atau imobilisasi

merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena

kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas) (Hidayat, 2004). Mobilisasi adalah

kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan teratur untuk memenuhi

kebutuhan sehat menuju kemandirian dan imobilisasi yang mengacu pada

ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry, 2005).

Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) dini adalah suatu upaya mempertahankan

kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk

mempertahankan fungsi fisiologis. Hambatan mobilitas aktivitas adalah keadaan yang

dimana individu mengalami keterbatasan atau beresiko mengalami keterbatasan

dalam pergerakan fisik, tetapi bukan imobilitas. Batasan karakteristik dibagi menjadi

dua yaitu : mayor (80% - 100%) yaitu terganggunya kemampuan untuk bergerak

secara sengaja di dalam lingkungan (mis., mobilitas di tempat tidur, berpindah tempat,

ambulasi) , keterbatasan rentang gerak (range-of-motion,ROM) dan minor(50%-80%)

yaitu keterbatasan gerak, keengganan bergerak (Carpenito, 2009 ).

Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu

kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda

Universitas Sumatera Utara


kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan

sistem persarafan dan muskuloskeletal.

1. Pengkajian

3.Riwayat Keperawatan Sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan

terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri,

kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya

mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.

b.Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita

Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis (kecelakaan

cerebrovaskular, trauma kepala, peningkatan tekanan intracranial, miastenia gravis,

guillain barre, cedera medulla spinalis, dan lain-lain), riwayat penyaki sistem

kardiovaskuler (infrak miokard, gagal jantung kongesif), riwayat penyakit sistem

musculoskeletal (osteoporosis, fraktur, arthritis), riwayat penyakit sistem pernafasan

(penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia, dan lain-lain), riwayat pemakaian

obat, seperti sedative, hipnotik, depresan system saraf pusat, laksansia dan lain-lain.

1) Kemampuan Fungsi Motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan

dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.

2) Kemampuan Mobilitas

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai

kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa

bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tingkat Aktivitas/ Kategori

Mobilitas

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh.

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawas orang

lain.

Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawas orang lain,

dan peralatan.

Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat

melakukan atau berpartisipasi dalam

perawatan.

3) Kemampuan Rentang Gerak

Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan,

latihan, dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh. Rentang gerak merupakan

jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga

potongan tubuh: sagittal, frontal, dan transversal tubuh. Pengkajian rentang gerak

(range of motion-ROM) dilakukan pada daerah seperti: kepala (leher spinal servikal),

bahu, siku, lengan, jari-tangan, ibu jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kaki (lutut,

telapak kaki, jari kaki).

Universitas Sumatera Utara


Gerak Sendi Derajat Rentang

Normal

Bahu

Abduksi: Gerakan lengan ke lateral 180

dari posisi samping ke atas.

Siku

Fleksi: Angkat lengan bawah kearah 150

depan dan ke arah atas menuju bahu.

Pergelangan tangan

Fleksi: Tekuk jari-jari tangan kearah 80-90

bagian dalam lengan bawah.

Ekstensi: Luruskan pergelangan 80-90

tangan dari posisi fleksi.

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan 70-90

ke arah belakang sejauh mungkin.

Abduksi: Tekuk pergelangan tangan 0-20

ke sisi ibu jari ketika telapak tangan

menghadap ke atas.

Adduksi: Tekuk pergelangan tangan 30-50

kearah kelingking, telapak tangan

menghadap ke atas.

Tangan dan jari

Fleksi: Buat kepala tangan. 90

Ekstensi: Luruskan jari. 90

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan 30

Universitas Sumatera Utara


ke belakang sejauh mungkin.

Abduksi: Kembangkan jari tangan. 20

Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan 20

dari posisi abduksi.

4) Perubahan Intoleransi Aktivitas

Pengkajian intoleransi yang berhubungan dengan perubahan pada sistem

pernafasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thoraks,

adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat repirasi dan sistem

kardiovaskuler seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya

trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan

posisi.

5) Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Dalam pengkajian kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau

tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan:

Skala Persentase Kekuatan Karakteristik

Normal

0 0 Paralisis sempurna.

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot

dapat dipalpasi atau dilihat.

Gerakan otot penuh melawan

2 25 gravitasi dengan topangan.

Gerakan yang normal melawan

3 50 gravitasi.

Gerakan penuh yang normal

Universitas Sumatera Utara


4 75 melawan gravitasi dengan melawan

tahanan minimal.

Kekuatan normal, gerakan penuh

5 100 yang normal melawan gravitasi dan

tahanan penuh.

6) Perubahan Psikologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan

mobilitas dan immobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,

perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.

Penggunaan gerak tubuh yang tepat mencegah luka pada sistem

muskuloskeletal. Untuk memeroleh gerak tubuh yang tepat, seseorang harus

memelihara pelengkungan dan keseimbangan yang tepat selama bergerak, laporan

surgeon mngenai aktivitas fisik dan kesehatan, “aktivitas fisik regular yang dilakukan

di sebagian besar hari dalam seminggu mengurangi risiko berkembangnya atau risiko

mematikan beberapa penyebab utama sakit dan kematian di Amerika”. Ada dua

komponen utama atas kesuksesan perogaram untuk mempromosikan aktivitas fisik:

a. Mengidentifikasi aktivitas menyenangkan yang mampu dilakukan

seseorang dan

b. Konsistensi dalam melakukan aktifitas.

Dengan demikian, perawat harus bekerja dekat dengan pasien secara individu untuk

menyesuaikan suatu program yang memenuhi kriteria diatas (Vaughans, 2013).

Universitas Sumatera Utara


Tipe gerak mobilisasi yang tepat:

1. Rencanakan pekerjaan (misal mengangkat, memindah) lebih dulu.

2. Biarkan pasien sebanyak mungkin membantu.

3. Cari bantuan jika mungkin.

4. Gunakan peralatan mekanik jika diperlukan.

5. Gunakan gerakan terkoordinasi pelan daripada gerakan serampangan.

6. Kencangkan otot gluteal dan abdominal untuk mengangkat.

7. Dorong, luncurkan atau tarik daripada mengangkat atau membawa jika

memungkinkan.

8. Putar seluruh badan, jangan memelintir badan.

9. Beri dasar tumpuan yang luas.

Kaki bertumpu tetap pada lantai

Satu kaki agak di depan kaki yang lain

Lutut perlahan menekuk

- Gunakan otot-otot kaki yang besar; jangan gunakan otot-otot punggung

- Bawa barang dekat dengan badan anda.

- Hindari meregang dan mengapai objek.

Sesuaikan tempat tidur setinggi pinggang jika mungkin.

Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas menurut (Hidayat, 2004).

yaitu:

1.Tulang

Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis

untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat

penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat

Universitas Sumatera Utara


sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang membentuk sel darah, dan fungsi

pelindung organ-organ dalam.

2.Otot dan Tendon

Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak

sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan

dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat dengan sangat

kuat pada tempat insersinya di tulang. Terputusnya tendon akan mengakibatkan

kontraksi otot tidak dapat menggerakkan organ di tempat insersi tendon yang

bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat berfungsi

kembali.

3.Ligamen

Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.

Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika

terputus akan mengakibatkan ketidakstabilan.

4.Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan sistem

saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki bagianis

memiliki fungsi somatic dan otonom. Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan

motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang

belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan saraf

tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang diinversi, dan kerusakan pada

saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial

tangan.

Universitas Sumatera Utara


5.Sendi

Merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat

segmentasi dari kerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan

berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sensi, misalnya sendi

sinovial yang merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago

artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan sinovial. Selain itu,

terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lainnya seperti

sindesmosis, sinkondrosis, dan simfisis.

Jenis Mobilitas menurut (Hidayat, 2004).

- Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara

penuh dan bebas sehinga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran

sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan

sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.

- Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseoang bergerak dengan batasan-

batasan tertentu. Dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh

gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya, ini dapat dijumpai pada

kasus patah tulang dengan pemasangan traksi. Mobilitas sebagia juga dibagi dua jenis,

yaitu:

* Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak

dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma

reversible pada sistem musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan

tulang.

Universitas Sumatera Utara


* Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak

dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem

saraf reversible, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegia karena

cedera tulang belakang. Poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan

sensorik. (Hidayat, 2004).

Faktor yang Memengaruhi Mobilitas menurut (Hidayat, 2004). adalah :

- Gaya Hidup : Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan seseorang

karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.

-Proses Penyakit/Cedera : Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan

mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang

menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas

bagian bawah.

- Kebudayaan : Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi

kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh

memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang mengalami

gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk

beraktivitas.

- Tingkat Energi : Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar

seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.

- Usia dan Status Perkembangan : Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada

tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi

alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

Universitas Sumatera Utara


Tujuan Mobilisasi adalah : Memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktivitas

sehari-hari dan aktivitas rekreasi), Mempertahankan diri (melindungi diri dari

trauma), Mempertahankan konsep diri, Mengekspresikan emosi dengan gerakan

tangan non verbal.

2. Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan

klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil

konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang

perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya

serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter &

Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-

kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan

tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan

data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar

tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan

keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.

Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial assessment),

selama pasien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian

ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment) (Potter & Perry, 2005).

Tujuan Pengumpulan Data :

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.

2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.

Universitas Sumatera Utara


3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah

berikutnya.

Tipe Data :

- Data Subjektif

- Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi

dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup

persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang

nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu

(Potter & Perry, 2005).

- Data Objektif

Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca

indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,

pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry,

2005).

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan pada gangguan mobilisasi aktivitas harus aktual dan

potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian di mana perawat

menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya

berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi. Diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi (Wilkinson, 2006)

yaitu:

a. Perubahan metabolisme sel

b. Ketidaknyamanan

c. Penurunan kekuatan, kendali, dan massa otot

Universitas Sumatera Utara


d. Intoleransi aktivitas

e. Perkembangan terhambat

f. Kurangnya pengetahuan terhadap nilai dari aktivitas fisik

g. Kerusakan muskuloskeletal

h. Ketidakmampuan untuk memulai pergerakan.

i. Kerusakan sensori persepsi.

4.Perencanaan Keperawatan

Perencannaan adalah kategori dari perilaku keperawatan di mana tujuan yang

berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat

prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya. Perawat berkonsul

dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya (Potter&Perry, 2005).

Menurut (Hidayat, 2004) tujuan perencanaan adalah :

- Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, fleksibelitas sendiri.

- Meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

- Meningkatkan fungsi respirasi.

- Meningkatkan fungsi gastrointestinal.

- Meningkatkan fungsi sistem perkemihan.

- Memperbaiki gangguan psikologis.

Rentang gerak (ROM) yaitu pasif, aktif asistif, aktif, dan aktif resistif (Addams

& Clough,1998).

- ROM pasif adalah gerakan otot klien yang dilakukan oleh orang lain dengan

bantuan klien itu.

- ROM aktif asistif adalah kontraksi otot secara aktif dengan bantuan gaya dari luar,

seperti terapis, alat mekanis, atau ekstermitas yang tidak sedang dilatih.

Universitas Sumatera Utara


- ROM aktif adalah kontraksi otot secara aktif melawan gaya gravitasi, seperti

mengangkat tungkai dalam posisi lurus.

- ROM aktif resistif adalah kontraksi otot secara aktif melawan tahanan yang

diberikan, misalnya beban.

Universitas Sumatera Utara


B. Asuhan Keperawatan Kasus

1.Pengkajian

Berdasarkan penugasan dinas pengambilan kasus pada tanggal 18 Mei 2015 di

Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas. Mahasiswa melakukan pengkajian

keperawatan pada Ny.A. Berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan.

a. Biodata

Ny.A berusia 63 tahun, beragama Islam, Ny.A hanya menamatkan pendidikan

sampai SMP Ny.A tidak bekerja dia hanya sebagai Ibu rumah tangga. Ny.A

bergolongan darah B dan bertempat tinggal di Jln. Bajak IV Timur, Kelurahan

Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas.

b. Keluhan Utama

Ny.A mengalami kesulitan bergerak karna ektermitas bawah sering terasa

kebas-kebas dan sakit, khususnya bagian patella terasa kaku jika di gerakkan.

Ny.A jika banyak melakukan aktivitas / kegiatan sering mudah lelah dan

merasa kecapean karna kondisi kaki yang sakit yang terkadang kurang mampu

menopang beban tubuh.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan mengalami gangguan pada saat melakukan kegiatan sehari-

hari seperti saat berjalan untuk belanja ke pasar, naik tangga, berjalan jauh,

klien juga mengalami kesulitan pada saat buang air besar(jongkok kemudian

berdiri), melepas pakaian dan pada saat sholat. Semua itu dilakukan dengan

memakan waktu yang cukup lama dari biasanya, bagian yang sering terasa

sakit di bagian ekstermitas bawah. Dari patella sampai jari-jari kaki. Ny.A

sudah menderita asam urat sejak 5 tahun belakangan ini. Klien juga

menggunakan tongkat disaat klien berjalan-jalan untuk berpergian jauh dan

Universitas Sumatera Utara


terkadang jika pergi ke kamar mandi. Dan cara berjalan klien kakinya seperti

dijinjit dan berayun, jika klien merasakan sakit pada sendi-sendi ketika sedang

beraktivitas klien hanya dapat mengistirahatkan kakinya dengan meluruskan

kaki di lantai/tempat tidur sampai otot kaki terasa lebih rileks.

d. Riwayat Kesehatan Masalalu

Ny.A tidak pernah memiliki penyakit yang serius sebelumnya, hanya penyakit

ringan seperti demam, flu biasa. Klien hanya membeli obat di warung saat

demam dan flu. Terkadang Ny.A juga berobat ke puskesmas jika obat yang di

beli di warung tidak membuat kondisinya semakin baik, namun hal yang

demikian jarang dilakukannya karena biasanya obat warung yang

dikonsumsinya dapat membuat kondisinya lebih baik. Klien tidak memiliki

riwayat alergi. Namun klien suka mengkonsumsi jeroan, daun singkong,

jengkol, kerang.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan tidak ada penyakit menurun

yang diderita oleh saudara kandung klien dan kedua orang tuanya. Suami klien

masih hidup, dan klien memiliki 9 anak kandung yang dimana anak-anak klien

sudah berumah tangga semuanya. Klien hanya tinggal dengan suaminya.

Kedua orang tua klien sudah lama meninggal dunia namun bukan karna faktor

penyakit tertentu namun hanya karna faktor usia yang sudah tua. Klien juga

orangnya jarang bergaul dengan lingkungan sekitar, (tertutup).

f. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien terlihat kelelahan saat banyak bekerja, kaki lelah,

tumit sakit, dan kaki kebas- kebas. Tanda –tanda vitalyang didapat pada saat

pemeriksaan adalah : TD = 130/80 mmHg, HR = 70x/menit, RR=21x/menit,

Universitas Sumatera Utara


suhu= , TB= 156 cm , BB=80kg. selain itu juga dilakukan pemeriksaan

head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik yang lengkap. Dalam

pemeriksaan didapati kepala bulat, simetris, tidak ada benjolan, ubun-ubun:

fontanel anterior(-), kulit kepala bersih. Sebagian rambut berwarna putih

(beruban).

Pada pemeriksaan wajah warna kulit kuning langsat dengan struktur wajah

berbentuk bulat, mata lengkap ada sepasang dan masih berfungsi dengan jelas.

Palpebra masih berfungsi dengan baik, konjungtiva dan sclera tidak pucat,

respon pupil terhadap cahaya baik karena tidak ada kelainan, kornea dan iris

normal, bola mata dapat melihat ke segala arah.

Pada pemeriksaan hidung terdapat tulang hidung dengan posisiseptum nasi

tepat ditengah (medialis). Lubang hidung ada dua, dan masing-masing masih

berfungsi dengan baik dan tulang hidung jugag ada, cuping hidung tidak ada.

Bentuk daun telinga normal dan simetris, ukuran telinga normal, lubang

telinga bersih dan pendengaran klien masih sangat tajam.

Pada pemeriksaan mulut dan faring keadaan bibir normal namun mukosa

bibir nampak kering, keadaan gusi dan gigi tidak ditemukan adanya

perdarahan pada gigi, kondisi gigi kurang bagus karna ada gigi yang ompong

dan busuk. Keadaan lidah bersih tidak ada slem di pinggir-pinggir bibir, pita

suara baik. Posisi trakea baik karna tidak ada pembengkakan, tidak ada tiroid,

suara serak-serak basah, tidak ada pembengkakan vena jugularis, denyut nadi

karotis teraba.

Pada pemeriksaan integument kulit bersih namun berkeringat warna kulit

hitam, turgor saat dilakukan tes teraba turgor kulit kembali selama 3 menit,

kulit kering, tidak ada kelainan pada kulit. Pada pemeriksaan thoraks / dada

Universitas Sumatera Utara


normal, pernafasan frekuensi pernafasan dalam batas normal 22x/menit, tidak

ada mengalami kesulitan saat bernafas, hanya saja pada saat klien melakukan

banyak pergerakan nafas menjadi lebih pendek. saat palpasi getaran suara

simetris kanan dan kiri. Suara perkusi resonan dan saat auskultasi suara nafas

vesikuler. Pada pemeriksaan jantung tidak tampak kelainan ataupun

pembesaran, pada saat palpasi tidak teraba pembesaran, saat diperkusi suara

dullness dan denyut jantung terdengar normal.

Pada pemeriksaan abdomen terlihat normal, simetris antara kanan dan kiri

dan tidak ada pembengkakan. Pada pemeriksaan muskuluskeletal simetris

antara kiri dan kanan, adanya bekas trauma akibat sering jatuh, tingkat

mobilisasi : 2 (Memerlukan bantuan dari orang lain untuk pertolongan,

pengawasan atau pengajaran).

g. Pola kebiasaan sehari-hari

Frekuensi makan klien 3x sehari namun klien akhir-akhir ini mengalami

penurunan nafsu makan jadi, hanya menghabiskan 1/5 dari porsi nasi yang

biasanya, tidak ada nyeri pada ulu hati, klien juga tidak memiliki riwayat

alergi makanan maupun obat-obatan, klien tidak mengalami kesulitan dalam

menelan maupun mengunyah makanan.

h. Perawatan Diri / Personal hygine

Klien terlihat bersih, dan klien mengatakan mandi 2x sehari, kebersihan gigi

dan mulut kurang terjaga gigi klien ada yang sudah ompong dan busuk. Pada

saat membersihkan eliminasi klien juga mengalami masalah karna kaki klien

tidak tahan untuk menahan badan untuk berjongkok membersihkan eliminasi.

Kuku tangan dan kaki terlihat bersih.

Universitas Sumatera Utara


i. Pola Kegiatan / Aktivitas

Untuk kegiatan makan klien mampu melakukannya dengan mandiri namun

pada saat mandi, mengganti pakaian, membersihkan eliminasi klien terkadang

membutuhkan bantuan orang lain. namun dalam melakukan pekerjaan rumah

seperti berjalan ke pasar untuk berbelanja, dan pada saat sholat klien sangat

merasa terganggu, karna ada benjolan dan kemerahan pada kaki kirinya.

Sehingga jika kebanyakan beraktivitas tiba-tiba merasa sakit. Dan terkadang

klien menggunakan alat bantu tongkat.

j. Pola eliminasi

Pola BAB klien 1xsehari pada pagi saja, karakter feses tidak cair berwarna

kecoklatan, tidak pernah mengalami perdarahan pada saat BAB, klien tidak

terkena diare. Pola BAK 2-5 x sehari karakter urin kuning dan jumlah sedang,

klien mengatakan tidak ada kesulitan BAK, klien tidak ada riwayat penyakit

ginjal, namun klien mengalami kesulitan dalam membersihkan eliminasi.

Universitas Sumatera Utara


2. Analisa Data

ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah keperawatan


1. Ds : Penumpukan purin Gangguan mobilitas fisik
- Klien mengeluhkan pada ekstermitas
sendi pada kedua bawah
kaki sakit jika
berjalan terlalu jauh. Kesulitan bergerak
- Klien mengeluhkan
tangan sering kaku Perubahan
dan kebas-kebas, cara berjalan
terkadang bila di
gerakkan terasa Melambatnya
sakit. pergerakan
- Klien mengatakan
suka mengkonsumsi Hambatan mobilitas
jeroan, kerang dan fisik
daun singkong.

Do :
- Keadaan kaki kiri
nampak lebih kecil
dari sebelah kanan.
- Terlihat kemerahan
pada kaki kiri dan
sedikit bengkak dan
diraba terasa hangat.
- Klien berjalan
lambat kemudian
kaki seperti berjinjit
dan jika berjalan
terlalu jauh klien

Universitas Sumatera Utara


membutuhkan alat
bantu berupa
tongkat.
Suhu : C
Asam urat : 9 mg/dl
TD : 130/80mmHg

2. Ds: Kerusakan Defisit perawatan diri


- Klien mengatakan muskuloskeletal (toileting)
terkadang ia
mengalami Kelemahan anggota
ketidakmampuan gerak
untuk melakukan
aktivitas untuk Kurang mampu
dirinya sendiri membersihkan diri
khususnya (toileting) sendiri sehabis
eliminasi
DO
- Klien menggunakan Defisit perawatan diri
tongkat.
- Pada saat eliminasi
klien juga
menggunakan
sebuah kursi yang
dibagian tengahnya
di bolongin guna
untuk mempermudah
klien dalam
eliminasi.
- Pada saat ingin
mandi, pakaian
terlebih dahulu
dilepaskan oleh

Universitas Sumatera Utara


suami klien
kemudian klien pergi
ke kamar mandi.

3. Ds : Faktor usia Kurang pengetahuan


- Klien mengatakan
tidak paham tentang Tingkat pendidikan
masalah kesehatan
yang ia alami.
Kurang sarana
DO: informasi
- Klien hanya tamatan
SMP.
- Klien jarang keluar Kurang pengetahuan
rumah dan bergaul
dengan para
tetangga.
- Klien jarang pergi ke
pelayanan kesehatan
karna jarak dari
rumahnya cukup
jauh.

Universitas Sumatera Utara


3. Rumusan Masalah

Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus di

tangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data :

A. Gangguan Mobilisasi Fisik

B. Defisit perawatan diri (toileting)

C. Kurang pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN(PRIORITAS)

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penumpukan purin ditandai

dengan kaki terlihahat kemerahan dan sedikit bengkak pada kaki kiri. Suhu

= C , TD= 130/80 mmHg, asam urat = 9mg/dl .

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan mobilitas ditandai

dengan klien tidak mampu melakukan aktivitas toileting untuk dirinya

sendiri, ekstermitas bawah kaku, kaki dan tangan kebas-kebas, klien

menggunakan tongkat.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mampunya memahami

suatu masalah kesehatan ditandai dengan jenjang pendidikan, kurang

bergaul, jarang ke pelayanan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


4. Perencanaan

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / No. Perencanaan Keperawatan


Tanggal Dx
Senin 1 Tujuan :
18Mei 2015 Menunjukkan tingkat mobilisasi yang optimal Kriteria Hasil :
- Memperlihatkan penggunaan alat bantu secara benar dengan
pengawasan.
- Meminta bantuan untuk aktivitas mobilisasi, jika di perlukan
- Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri
dengan alat bantu (sebutkan aktivitas dan alat bantunya).
- Menyangga berat badan.
- Berjalan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar
sejauh ____ km

Rencana Tindakan Rasional

1. Terapi Aktivitas, Ambulasi 1. Meningkatkan dan


- Kaji kebutuhan akan bantuan membantu berjalan untuk
pelayanan kesehatan di rumah mempertahankan atau
dan kebutuhan akan peralatan memperbaiki fungsi tubuh
pengobatan yang tahan lama. volunter dan autonom
- Ajarkan pasien tentang dan selama perawatan serta
pantau penggunaan alat bantu pemulihan dari sakit atau
mobilitas (misalnya , tongkat, cedera.
walker, kruk, atau krsi roda).
- Ajarkan dan bantu pasien dalam
bentuk perpindahan .
- Berikan penguatan positif selama
aktivitas.
- Ajarkan klien menggunakan
postur tubuh yang benar saat

Universitas Sumatera Utara


beraktivitas.
2. Terapi Aktivitas : Mobilitas Sendi 2. Penggunaan pergerakan
- Kaji kebutuhan klien akan tubuh aktif dan pasif untuk
pendidikan kesehatan. mempertahankan atau
- Ajarkan dan dukung pasien dalam memperbaiki
latihan ROM aktif / pasif untuk fleksibilitas sensi-sendi.
mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan atau
ketahanan otot.
- Upayakan memasukkan latihan
ROM dalam kegiatan sehari-hari.
- Ajarkan teknik ambulasi dan
perpindahan yang aman.
- Instruksikan pasien dapat
menyangga berat badannya.
- Instruksikan pasien untuk
memerhatikan postur tubuh yang
benar.
- Menganjurkan untuk berolahraga
1x seminggu
- Berikan penguatan positif selama
aktivitas.
- Awasi seluruh kegiatan mobilitas 3. Latihan fisik dibutuhkan
dan bantu klien, jika di perlukan. untuk meningkatkan
3. Berikan mobilitas yang progresif sirkulasi dan kekuatan
- Bantu klien untuk berdiri dan kelompok otot yang di
duduk secara perlahan. perlukan untuk ambulasi.
- Beri kesempatan pada klien untuk
menggantungkan tungkainya di
tempat tidur selama beberapa
menit sebelum berdiri.
- Batasi waktu latihan hingga 15
menit untuk menghindari

Universitas Sumatera Utara


kelelahan.
- Lanjutkan dengan latihan
ambulasi atau tanpa alat bantu.
- Anjurkan latihan ambulasi dengan
melakukan jalan-jalan yang sering 4. Alat bantu ambulasi harus
dan singkat. di gunakan dengan benar
4. Ajarkan cara melakukan ambulasi dan aman untuk menjamin
dengan memakai peralatan adaptif keefektifan latihan dan
- Observasi dan ajari cara mencegah cedera
penggunaan tongkat yaitu
gunakan kekuatan lengan untuk
menyokong ekstermitas bawah.
- Latih posisi yang benar,
pelaksanaan ROM dan latihan
yang dianjurkan.

No. Perencanaan Keperawatan


Dx
2. Tujuan :
Meningkatkan kemampuan dalam perawatan diri
Kriteria Hasil :
- Menerima bantuan dari pemberi perawatan.
- Mengenali/mengetahui kebutuhan akan bantuan untuk
toileting
- Mengenali dan berespon terhadap urgensi untuk berkemih
atau defekasi
- Mampu untuk pergi atau keluar dari toilet
- Membersihkan diri setelah toileting

Rencana Tindakan Rasional


1. Kemampuan toileting 1) untuk mengidentifikasi
- Kaji kemampuan untuk melakukan kemampuan perawatan
personal hygiene diri

Universitas Sumatera Utara


- Kaji kemampuan dalam berjalan
secara mandiri dan aman ke toilet
- Kaji kemampuan menggunakan alat
bantu.
- Kaji adanya peningkatan atau
penurunan kemampuan untuk ke
toilet sendiri.
2)Pengelolaan Lingkungan 2) Manipulasi lingkungan
- Singkirkan bahaya lingkungan sekitar pasien untuk
(misalnya, karpet yang tidak merekat di keperluan terapeutik
lantai dan kecil, alat-alat furnitur yang
mudah goyah.
- Sediakan pengharum ruangan.
- Berikan peralatan untuk memantau
terus-menerus guna membantu perawat
dan biarkan pasien serta keluarga
mengetahui bahwa mereka akan dijawab
segera.
- Berikan informasi perawatan diri
kepada keluarga/orang lain yang penting
tentang lingkungan rumah yang nyaman
untuk pasien.
3) Bantuan Perawatan Diri 2. Bantuan untuk
- Bantu pasien ke toilet/ commode / eliminasi
urinal (sebutkan) pada jangka waktu
tertentu.
- Fasilitasi higiene toilet setelah selesai
eliminasi.
- Siram toilet; bersihkan peralatan
eliminasi.
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi.
- Berikan privasi selama eliminasi.
- Ajarkan pasien/orang lain yang

Universitas Sumatera Utara


berkepentingan dalam rutinitas toileting
3 Tujuan dan Kriteria Hasil :
- Mengindentifikasi keperluan untuk penambahan informasi
menurut penanganan yang dianjurkan ( mis, informasi
tentang diet)
- Menunjukkan kemampuan _______ ( sebutkan keahlian
atau perilakunya)

Rencana Tindakan Rasional

- Pengajaran 1) Mengidentifikasi
- Tentukan kebutuhan pengajaran informasi diagnosa
pasien.
- Lakukan penilaian tingkat
pengetahuan.
- Tentukan kemampuan pasien untuk
mempelajari informasi khusus.
- Tentukan motivasi pasien untuk
mempelajari informasi-informasi
yang khusus.
- Panduan sistem kesehatan 2) Memfasilitasi daerah
- Berikan pengajaran sesuai dengan pasien dan
tingkat pemahaman klien , penggunaan layanan
mengulangi informasi bila kesehatan yang tepat
diperlukan. .
- Pengajaran , proses penyakit 3) Membantu klien
- Gunakan pendekatan pengajaran dalam memahami
multipel ,demostrasi , dan secara informasi yang
verbal maupun umpan balik. berhubungan dengan
- Mengatur pola makan dan diet klien. proses timbulnya
- Pengajaran, Aktivitas / Latihan yang penyakit secara
harus dilakukan khusus
- gunakan latihan –latihan agar klien 4) Menyiapkan pasien
lebih aktif dan lebih mengingat. untuk mencapai atau

Universitas Sumatera Utara


mempertahankan
tingkat aktivitas
yang di anjurkan.

5.Implementasi

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari Pertama

Hari/ tanggal No. Implementasi Keperawatan Evaluasi


Dx (SOAP)
Rabu 1 - Terapi aktivitas, ambulasi S:
20 Mei 2015 - Mengajarkan pasien dalam Klien mengatakan
penggunaan tongkat yang baik. sudah dapat memakai
- Mengajarkan klien untuk dapat tongkat yang baik
berdiri dan duduk dengan baik, dan dapat menyangga
secara berulang-ulang. badannya.
- Terapi Aktivitas : Mobilitas O:
Sendi Klien tampak sudah
- Mengajarkan klien gerakan mulai berdiri dan
ROM seperti : Hyperekstension, berjalan
Abduction pada hari ini. menggunakan
- Mengajarkan pasien agar dapat tongkat dengan baik.
menyangga berat badannya A:
- Menganjurkan klien untuk Masalah teratasi
melakukan olahraga 1 x sebagian
seminggu untuk P :
mempertahankan otot-otot agar Intervensi di
tidak kaku. lanjutkan dengan Ny.
A jangan terlalu
banyak bergerak
dengan keadaan yang
seperti ini agar Ny. A

Universitas Sumatera Utara


tidak mudah merasa
lelah dan capek.

2. - Kemampuan toileting S:
- Mengkaji kemampuan untuk Klien mengatakan
melakukan personal hygiene sekarang ia sudah
- Mengkaji kemampuan dalam mulai membiasakan
berjalan secara mandiri dan dirinya untuk
aman ke toilet melakukan toiletting
- Mengkaji kemampuan degan seorang diri
menggunakan alat bantu O :
tongkat. Ny. A tampak
- Memfasilitasi higiene toilet melakukannya.
setelah selesai eliminasi seperti A :
menyediakan kursi untuk Masalah teratasi
eliminasi sebagian.
- Menyiram toilet; bersihkan P :
peralatan eliminasi dengan cara Intervensi dilanjutkan
mendekatkan alat-alat toileting
untuk memudahkan klien. Seperti
gayung dan hand wash.

Universitas Sumatera Utara


3 - Memberikan pengajaran S :
tentang proses penyakit Klien mengatakan
dengan menggunakan alat sudahmulai mengerti
bantu berupa laptop. tentang penyakit yang
- Memberikan pengajaran dideritanya
Latihan gerakan ROM O :
kepada klien. Klien dapat
- Memberikan dukungan menjawab pertanyaan
semangat kepada klien. yang saya berikan
kepadanya.
A:
Masalah teratasi
sebagian
P :
Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari Kedua

Hari/tanggal No Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)


Dx
Kamis, 1 5. Tera S:
21 Mei 2015 pi Klien mengatakan
Akti setelah melakukan
vitas gerakan ROM
: badannya tidak
Mob terasa kaku bila
ilitas digerakkan.
Send O:
i Klien tampak
- Mengevaluasi latihan ROM pasif mulai mahir dalam
yang saya ajarkan semalam, beberapa gerakan
kemudian mengajarkan ngerakan ROM yang saya
ROM yang lain seperti wrist ajarkan.
untuk jari-jari tangan dan A :
inversion, eversion dan Masalah teratasi
dorsiflexion untuk patella. sebagian
- Memberikan semangat kepada
klien selama melakukan gerakan P : Intervensi di
ROM lanjutkan.
- Mengawasi seluruh kegiatan
mobilitas dan bantu klien.
- Berikan mobilitas yang progresif
- Mengevaluasi klien lagi untuk
berdiri dan duduk secara perlahan
- Menyuruh dan mengajarkan
klien untuk menggantungkan
tungkainya di tempat tidur selama
beberapa menit sebelum berdiri

Universitas Sumatera Utara


ekstermitas bawah.
- Melatih posisi yang benar,
pelaksanaan ROM dan latihan
yang dianjurkan

2 1. Kemampuan toileting S:
- Mengevaluasi kemampuan dalam Klien mengaku
berjalan secara mandiri dan dirinya kurang
aman ke toilet mampu dan berani
- Mengevaluasi kemampuan untuk berjalan
menggunakan alat bantu tongkat sendiri ke kamar
dan kursi yang di bolongin untuk mandi
memudahkan eliminasi. O:
Klien Nampak
ragu-ragu dalam
berjalan
menggunakan
tongkatnya ke
kamar mandi.
A:
Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
3. 1. Pengajaran S:
- Mengevaluasi penilaian tingkat Klien mengatakan
pengetahuan pasien dirinya susah untuk
- Mengevaluasi kemampuan pasien mengontrol
untuk mempelajari informasi makanan yang
khusus mengenai makanan yang dilarang, karna

Universitas Sumatera Utara


tidak boleh dimakan dan atur diet klien mengaku
klien sangat suka
- motivasi klien agar merubah pola memakan jeroan
makannya dan melakukan diet dan daun singkong.
makanan yang mengandung purin. O:
Klien mulai
mencoba
menerapkan
informasi yang ia
dapat dalam
kehidupan sehari-
harinya
A :Masalah
teratasi sebagian
P:Intervensi
dilanjutkan.

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari Ketiga

Hari/Tanggal No Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)


Dx
Jum’at 1. - Mengevaluasi pasien tentang S :
a. Mei 2015 penggunaan alat bantu mobilitas Klien mengatakan
- Mengevaluasi dan dukung pasien tangan dan
dalam latihan ROM aktif / pasif kakinya sudah
untuk mempertahankan atau mulai terasa
meningkatkan kekuatan atau sedikit lebih
ketahanan otot. nyaman bila di
- Mengajarkan teknik ambulasi gerakkan dari
gerakan-gerakan dalam berpindah biasanya setelah
agar aman. dilakukan gerakan
- pasien dapat menyangga berat ROM selama 3

Universitas Sumatera Utara


badannya. hari secara
- Memberikan semangat pada pasien berturut.
dalam melakukan setiap tindakan. O:
- Mengawasi seluruh kegiatan Klien ada
mobilitas dan bantu klien peningkatan
- Menganjurkan latihan ambulasi walaupun tidak
dengan melakukan jalan-jalan yang spesifik
sering dan singkat Latihan ROM ada
peningkatan
Ekstermitas masih
mengalami
keterbatasan,
namun klien
sudah mulai
sedikit lebih
nyaman jika
anggota gerak di
gerakkan
Cara berjalan
masih sama pelan,
dan langkah kaki
mengayun
A:
Masalah teratasi
sebagian
P :
Intervensi di
hentikan
2. - Mengevaluasi kemampuan untuk S :
melakukan personal hygiene Klien mengaku
- Mengevaluasi kemampuan dalam masih kurang
berjalan secara mandiri dan aman nyaman dalam
ke toilet melakukan

Universitas Sumatera Utara


- Mengkaji kemampuan eliminasi dengan
menggunakan alat bantu tongkat menggunakan
dan kursi bolong. kursi bolong
- Memberikan privasi selama tersebut. Namun
eliminasi dia megatakan
akan tetap
memakainya.
klien mulai
membiasakan diri
berjalan tanpa
menggunakan
tongkat.
O:
Perawatan diri
masih memerlukan
bantuan orang lain.
A:
Masalah
perawatan diri
teratasi sebagian
P:
Intervensi
dihentikan
3. - Memberikan dukungan kemampuan S :
pasien untuk mempelajari informasi Klien mengatakan
khusus. sudah mengerti
- Memotivasi pasien untuk mempelajari tentang masalah
informasi-informasi kesehatan yang ia
- Memberikan pengajaran sesuai derita saat ini .
dengan tingkat pemahaman klien Klien mampu
dengan usianya yang sudah tua harus mengingatnya
menggunakan bahasa yang lebih O :
sederhana agar klien mudah Klien sudah

Universitas Sumatera Utara


memahaminya jika perlu mengulangi menjaga pola
informasi. makannya dan
- Memberikan Tanya jawab atas mengatur diet
informasi yang saya berikan untuk makan rendah
mengetahui klien sudah memahami garam
materi yang saya berikan atau tidak. Mengurangi
- Memberikan catatan kecil untuk klien makanan yang
agar mudah ia mengingatnya seperti dapat
pantangan makanan yang dilaangan menimbulkan sakit
untuk dimakan. itu timbul lagi
Klien menempel
catatan kecil yang
saya berikan di
dinding, agar
membantu dalam
mengingat.
A:
Masalah kurang
pengetahuan
teratasi
P : Intervensi di
hentikan

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Arthritis Gout adalah suatu proses inflamasi (pembengkakan yang terjadi

karena deposisi,deposit/timbunan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi atau

tofi. Gout juga merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan

metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat. Masalah akan

timbul bila terbentuk kristal-kristal dari monosodium urat monohidrat pada sendi-

sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk jarum inilah yang mengaki-

batkan reaksi peradangan/inflamasi, yang bila berlanjut akan mengakibatkan nyeri

hebat. Jika tidak diobati, endapan kristal ini akan menyebabkan kerusakan hebat pada

sendi dan jaringan lunak. Kadar asam urat yang normal pada pria: 7mg/dl sedang pada

wanita di bawah 6 mg/dl (Misnadiarly,2008).

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak

secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas

guna mempertahankan kesehatannya, sebaliknya Imobilitas atau imobilisasi

merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena

kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas) (Hidayat,2004). Pengkajian yang

telah dilakukan terhadap Ny.A pada tanggal 20 Mei 2015 dengan kebutuhan dasar

gangguan mobilitas aktivitas dengan diagnosa : “Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan penumpukan purin ditandai dengan kaki terlihahat kemerahan

dan sedikit bengkak pada kaki kiri. Suhu = C, TD= 130/80 mmHg, asam urat =

9mg/dl. klien tampak mudah lelah ketika banyak beraktivitas, dan di bagian kaki

terasa sakit seperti denyut-denyut ini membuat aktivitas klien terganggu. Kemudian

Universitas Sumatera Utara


dilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang direncanakan selama lima hari

dan hasil evaluasi di peroleh semua diagnosa teratasi sebagian.

2.Saran

1. Bagi Instansi Pendidikan

Bagi instansi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi khusnya mobilisasi

aktivitas. sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas

pendidikan bagi setiap mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan

pada pasien dengan prioitas masalah gangguan mobilisasi aktivitas.

3. Bagi Mahasiswa

Agar lebih menggali dan memahami ilmu tentang kebutuhan dasar manusia

khususnya mobilisasi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Diagnosis Keperawatan, Aplikasi Pada Praktik Klinis, Edisi 9, Jakarta

:EGC

Heather T. Herdman, (2012) Diagnosis Keperawataan : defenisi dan klasifikasi 2012-

2014. Jakarta . EGC

Hidayat (2004) Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep Proses

Proses Keperawatan, Buku 1, Jakarta : Salemba Medika.

Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan

Praktik, Edisi 4 . Volume 1. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith M, (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, dengan intervensi

NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7, Jakarta : EGC

Misnadiarly, (2008). Artikel kesehatan jauh dari asam urat (PDF)

Krisnatuti & Rina ( 2006). Makalah asam urat (PDF)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

I. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI

MASYARAKAT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.A

Jensis akaelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Bajak IV Timur

Golongan Darah :B

Tanggal Pengkajian :18 mei 2015

II. KELUHAN UTAMA

Ny.A mengalami kesulitan bergerak karna kaki sering kebas-kebas, lutut terasa

kaku jika di gerakkan. Ny.A jika banyak melakukan aktivitas / kegiatan sering mudah

lelah dan merasa sakit di bagian ekstermitas bawah (lutut-kaki) sehingga Ny.A bila

Universitas Sumatera Utara


merasakan hal demikian dia langsung istirahat dan memberhentikan aktivitas yang ia

lakukan.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Klien mengatakan mengalami gangguan pada saat melakukan kegiatan sehari-

hari seperti saat berjalan untuk belanja ke pasar, naik tangga, berjalan jauh,

klien juga mengalami kesulitan pada saat buang air besar(jongkok kemudian

berdiri), melepas pakaian dan pada saat sholat. Semua itu dilakukan dengan

memakan waktu yang cukup lama dari biasanya, bagian yang sering terasa

sakit di bagian ekstermitas bawah. Dari patella sampai jari-jari kaki. Ny.A

sudah menderita asam urat sejak 5 tahun belakangan ini. Klien juga

menggunakan tongkat disaat klien berjalan-jalan untuk berpergian jauh dan

terkadang jika pergi ke kamar mandi. Dan cara berjalan klien kakinya seperti

dijinjit dan berayun..

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaaan

Selama ini hal yang hanya bisa di lakukan klien jika hal itu terjadi, hanya

dengan meluruskan kakinya di lantai/ tempat tidur sampai otot kaki terasa lebih rileks,

kemudian Ny.A melanjutkan aktivitasnya lagi. Namun dengan demikian waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas tersebut menjadi lebih lama.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Saat kaki diinjakkan terasa seperti menebal dan kaki terasa menjadi lemah,

dan seperti tidak sanggup menopang badan ketika berdiri, dan jika kejadian ini

Universitas Sumatera Utara


dilakukan dalam beraktivitas seperti sholat di rumah ini menjadi hal yang sangat

mengganggu klien.

2. Bagaimana dilihat

Yang saya lihat pertama kali pada saat bertemu klien, tidak ada hal yang

begitu mencolok dari penyakit yang di derita klien (asam urat). Hanya saja klien pada

saat berjalan kaki klien seperti jinjit dan berayun dalam berjalan, dank lien pada saat

ke kamar mandi menggunakan tongkat. Di kaki klien ada benjolan dan berwarna

kemerahan.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Bagian yang sering merasakan sakit di bagian patella dan sendi-sendi jari kaki,

dan benjolan yang berwarna kemerahan tersebut terdapat pada kaki sebelah kiri klien.

2. Apakah menyebar

Klien mengatakan kebas-kebas di kaki terkadang menyebar hingga ke

pinggang.

c. Severity

Klien mengatakan dengan keadaan seperti ini mudah lelah dan dalam

melakukan / kemampuan beraktivitas menjadi berkurang.

d. Time

Klien merasakan kebas, sakit pada bagian otot ekstermitas bawah ketika klien

melakukan banyak aktivitas, berjalan jauh ketika pergi ke pasar untuk belanja, pada

saat solat dan saat eliminasi.

Universitas Sumatera Utara


IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami.

Klien tidak memiliki penyakit serius yang pernah dialaminya.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Tidak ada pengobatan yang pernah dilakukan

C. Lama dirawat/dioperasi

Klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit ataupun Dioperasi.

D. Lama dirawat

Klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi makanan, maupun obat-obatan. Hanya

saja klien suka makan kerang, jeroan daun singkong dan jengkol.

F. Imunisasi

Klien mengatakan imunisasinya pada waktu kecil tidak lengkap. Karna pada

waktudulu sulit untuk mendapatkan imunisasi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Klien mengatakan Ayahnya meninggal pada usia 60 tahun dan Ibunya 65

tahun. Namun tidak ada penyakit yang mendasari kedua orang tuanya, kemungkinan

karna faktor usia.

B. Saudara kandung

Klien memiliki 9 anak kandung dan sudah menikah semua.

Universitas Sumatera Utara


C. Penyakit keturunan yang ada

Sejauh ini tidak ada penyakit keturunan.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Walaupun dalam beraktivitas klien mengalami gangguan namun Ny.A tetap

melakukan aktivitasnya dengan mandiri walaupun kadang-kadang dengan

menggunakan tongkat jika sakit itu muncul lagi.

B. Konsep diri

 Gambaran diri : klien mengatakan dirinya adalah seorang yang pekerja

keras.

 Ideal diri : klien sudah terbiasa dengan penyakit seperti ini.

 Harga diri : klien tidak terlalu merasa sakit dengan keadaan seperti ini. Dan

dirinya merasa masih berguna bagi keluarganya.

 Peran diri :klien merasa dirinya semakin tua, dan semakin lemah.

 Identitas : klien adalah seorang Ibu Rumah Tangga.

C. Keadaan emosi : klien adalah seorang yang penyabar.

D. Hubungan sosial :

- Orang yang berarti : klien mengatakan saat ini orang yang paling berarti

dalam hidupnya adalah suaminya yang sudah tua dan 9 anaknya serta cucu-

cucunya.

- Hubungan dengan keluarga : baik-baik saja dan harmonis.

Universitas Sumatera Utara


- Hubungan dengan orang lain : klien dalam bersosialisasi dengan lingkungan

kurang baik, karna klien tipe orang yang tertutup dan tidak mudah bergaul

denan tetangga.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak memiliki hambatan

namun klien mengatakan malas untuk bercerita-cerita dengan tetangga.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Klien nilai spritualnya tinggi, klien menyakini segala sesuatu yang diberikan

kepadanya termasuk penyakit sekalipun semuanya dari yang diatas, jadi tidak boleh

mengeluh, karna semuanya akan kembali padaNya

- Kegiatan ibadah

Klien rajin sholat 5 waktu, dan solat sunah dhua juga dilaksanakannya.

Namun klien tidak mengikuti perwiritan.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Terlihat kelelahan jika banyak bekerja, kaki lelah , tumit sakit kaki kebas-kebas.\

B. Tanda-tanda vital

 Suhu tubuh : 36C

 Tekanan darah : 130/80

 Nadi : 34x/menit

 Pernafasan : 22x/menit

 TB : 156 cm

 BB : 80 kg

Universitas Sumatera Utara


C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

 Bentuk : bulat dan simetris

 Ubun-ubun : fontanel anterior(-)

 Kulit kepala : kulit kepala bersih

Rambut

 Penyebaran dan keadaan rambut

Setengah dari rambut klien sudah berwarna putih.

 Bau

Rambut klien mudah berkeringat.

 Warna kulit

Warna kulit kepala kecoklatan.

Wajah

 Warna kulit

Warna kulit klien kuning langsat.

 Struktur wajah

Simetris, wajah berbentuk bulat.

Mata

 Kelengkapan dan kesimetrisan

Klien memiliki sepasang mata (kanan kiri yang masih berfungsi secara

baik, dan memiliki ukuran yang simetris kanan dan kiri.

 Palpebra

Universitas Sumatera Utara


Kelopak mata masih berfungsi dengan baik.

 Konjungtiva dan sclera

Infeksi(-),pus (-), dan warna anemis(-).

 Pupil

Simetris antara kiri dan kanan, reflex pupil bagus (mengedip saat di beri

cahaya).

 Cornea dan iris

Kornea dan iris masih terlihat baik/ normal

 Tekanan bola mata

Bola mata dapat melihat ke segala arah.

Hidung

 Tulang hidung dan posisi septum nasi

Terdapat tulang hidung dengan posisi septum nasi tepat ditengah

(medialis).

 Lubang hidung

Lubang hidung ada dua, dan masing-masing masih berfungsi dengan

normal, dan tulang hidung juga ada..

 Cuping hidung

Pernafasan cuping hidung (-).

Mulut dan faring

 Kedaan bibir

Mukosa bibir Nampak kering.

 Keadaan gusi dan gigi

Universitas Sumatera Utara


Tidak ditemukan adanya pendarahan pada gigi, kondisi gigi kurang

kurang bagus karna ada gigi yang ompong dan mulut terasa berbau.

- Keadaan lidah

Warna permukaan lidah merah keputuh-putihan, penumpukan slem(-).

 Oroparing

Normal, tidak ada ditemukan tanda-tanda peradangan serta uvula sejajar

di medialis.

Leher

 Posisi terachea

Pembengkakan (-), kekakuan pada leher (-).

 Thyroid

Dinyaatakan besar dan bentuknya, normal, difusi dan nodular (-).

 Suara

Serak-serak basah

 Vena jugularis

Normal

 Denyut nadi karotis

Dapat teraba vulsasi arteri karotis eksterna pada leher.

Pemeriksaan integument

 Kebersihan

Kulit kurang terawat

 Kehangatan

Kulit berkeringat.

Universitas Sumatera Utara


 Warna

Warna kulit hitam

 Turgor

Saat dilakukan tes, teraba turgor kulit kembali selama 3 menit.

 Kelembaban

Kulit kering

 Kelainan pada kulit

Vertilago (-), hiperfigmentasi (-), hipopigmentasi (-).

Pemeriksaan payudara dan ketiak

 Ukuran dan bentuk

Bentuk normal.

 Warna payudara dan areola

Warna kecoklatan,areola agak kehitaman

 Kondisi payudara dan putting

Simetris,dalam batas normal

Pemeriksaan thoraks/dada

 Normal

 Pernafasan (frekuensi, irama)

Frekuensi pernafasan dalam batas normal 22xmenit, bradipnea (-), apnea

(-), takipnea (-).

 Tanda kesulitan bernafas

Tidak ada kesulitan dalam bernafas

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan paru

 Palpasi getaran suara

Getaran suara normal.

 Perkusi

Perkusi dada anterior terdengar suara resonan.

 Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan)

Tidak terdengar adanya suara tambahan

Pemeriksaan jantung

 Inspeksi

Wajah anemis, konjungtiva anemis, bibir sianosis (-),tidak ada

pembengkakan di wajah.

 Palpasi

Tekanan darah : 130/80 mmhg, HR : 72 x/menit.

 Auskultasi

Terdengar suara jantung S1 (lub), S2 (dub) serta S3 (gallop) S1 dan S2

terdengar melemah.

Pemeriksaan abdomen

 Inspeksi (bentuk, benjolan)

Simetris antara kanan dan kiri, tidak terlihat adanya trauma

dan pembengkakan.

 Auskultasi

Tidak terdengar adanya suara borborigmus/ indikasi klien mengalami

diare.

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

 Genitalia (rambut pubis, lubang uretra)

Dalam batas normal

Pemeriksaan musculoskeletal

 Ekstremitas atas

Simetris antara kanan dan kiri, adanya bekas trauma akibat sering jatuh,

tingkat aktifitas mobilisasi : 2 (Memerlukan bantuan dari orang lain untuk

pertolongan, pengawasan atau pengajaran).

Pemeriksaan neurologi (nervus cranial)

 Nervus Olfaktorus

Fungsi normal, klien dapat mengidentifikasi bau kopi.

 Nervus Optikus

Fungsi normal, klien dapat melihat dengan jarak 4m

 Nervus Trigeminus

Normal, klien dapat merasakan adanya sentuhan kipas, tajam tumpul.

 Nervus Facialis

Fungsi normal, klien dapat mengidentifikasi rasa pedas, manis serta

mengembungkan pipi dan menutup mata dengan rapat.

 Nervus Vestibulocochlearis

Fungsi normal, klien dapat mendengar dengan baik, tetapi klien belum

mampu untuk berdiri secara seimbang.

 Nervus Glossopaharingeus

Universitas Sumatera Utara


Fungsi normal, klien dapat membuka mulut dan pada saat makan dan minum

tidak terlihat adanya reflex “gag”.

 Nervus Asesorius

Klien dapat mengangkat bahu secara bersamaan dan melakukan pertahanan

minimal saat diberikan perlawanan kekuatan otot (3).

 Nervus Hipoglosus

Fungsi normal, klien mampu menjulurkan lidah dan mampu mendorong

salah satu bagian pipi dengan lidah.

Fungsi motorik

 Cara berjalan

Klien berjalan dengan lambat dan seperti berjinjit dan mengayun

 Romberg test

Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan karena klien tidak bersedia/tidak

mampu

 Tes jari hidung.

Koordinasi baik

 Pronasi-supinasi test.

Hanya dilakukan pada ekstremitas bawah dan hasilnya klien mampu

melakukan test.

Fungsi sensori (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin).

 Klien dapat mengidentifikasi dengan baik adanya sentuhan tajam-tumpul

serta sentuhan kapas dan mampu mengidentifikasi dimana sentuhan

tersebut dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


Reflex (bisep, trisep,brachioradialis, patellar,tenson achialis,plantar)

 Pada saat pemeriksaan reflex ekstremitas bagian bawah sedang terjadi

nyeri sehingga klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan/hari : 3 x sehari

 Nafsu/selera makan :klien hanya menghabiskan 1/5 dari porsi nasi yang

biasanya

 Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati

 Alergi : tidak ada memiliki riwayat alergi

 Mual muntah : tidak ada mual muntah

 Waktu makan ; pagi 08:00, siang 13:00, malam 18:00

 Jumlah dan jenis makan : satu porsi nasi, lauk pauk, sayuran.

 Masalah makan : tidak ada kesulitan menelan maupun mengunyah.

II. Perawatan diri/personal hygiene

 Kebersihan : klien mengatakan mandi 2 x sehari namun terkadang klien

dalam melakukan aktivitas mandi terkadang membutuhkan bantuan orang

lain.

 Kebersihan gigi dan mulut : klien selalu menyikat giginya setiap kali

mandi.

 Kebersihan kuku dan kaki : kuku kaki klien terlihat pendekdan bersih.

Universitas Sumatera Utara


III. Pola kegiatan/aktivitas

 Untuk kegiatan makan, mandi, mengganti pakaian klien terkadang

membutuhkan bantuan orang lain.

 Untuk aktivitas ibadah : klien rajin beribadah walaupun terkadang patella

dan kakinya sering sakit.

IX. Pola eliminasi

1. BAB

 Pola BAB : pola BAB klien 1 x sehari pagi saja

 Karakter feses : tidak cair, kecoklatan.

 Riwayat perdarahan : klien tidak mempunyai riwayat pendarahan pada

saat BAB.

 BAB terakhir : konsistennya tidak cair

 Diare : klien tidak terkena diare.

2. BAK

 Pola BAK : 2-5 x sehari.

 Karakter urin : kuning dengan jumlah urin sedang.

 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : klien mengatakan tidak ada kesulitan

BAK.

 Riwayat penyakit ginjaj/kandung kemih : klien tidak ada riwayat penyakit

ginjal.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran II

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Senin, 18 Mei 11:00-11:30  Mengidentifikasi masalah gangguan

2015 WIB mobilisasi pada klien

 Mengidentifikasi penyebab mobilisasi

 Menganjurkan klien untuk tidur dengan

cukup.

 Menganjurkan klien melakukan aktivitasnya

dengan hati-hati.

S: Ny. A mengatakan kakinya sering sakit, dia

juga kurang dapat berjalan jauh. Dia pun

terkadang berjalan dengan menggunakan

tongkat walaupun tidak setiap hari.

O: Ny. A Nampak memegangi kakinya yang

sakit. Ny. A menunjukkan tongkatnya.

A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

 Mengidentifikasi masalah Defisit

perawatan diri apa yang klien derita

 Mengidentifikasi penyebab masalah

Universitas Sumatera Utara


 Menganjurkan klien untuk sering berlatih

melakukan defisit perawatan diri

(toileting) dengan hati-hati.

2. S : Klien mengatakan dirinya sulit untuk

membuka bajunya sendiri. Klien juga

mengatakan dirinya tidak bisa membersihkan

bekas eliminasinya dengan sendiri.

O : Klien menunjukkan kursi yang dipakainya

untuk duduk eliminasi.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

 Mengidentifikasi masalah kekurang

pahaman klien akan masalah

kesehatannya.

 Mengidentifikasi penyebab masalah

3.

S : Klien mengatakan dia kurang paham dengan

penyakit yang dia derita, klien mengatakan dia

hanya lulusan smp

O : Klien orangnya tidak mudah bergaul dan

tertutup.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

DX

1. Selasa, 19 Mei 09:00 – 10:00  Mengukur tanda-tanda vital klien

2015 WIB  Melatih klien untuk berjalan tanpa

menggunakan tongkat.

 Menganjurkan klien untuk tidur dengan

cukup.

 Mengkaji kebutuhan akan bantuan

pelayanan kesehatan di rumah

 Mengajarkan pasien tentang penggunaan

alat bantu mobilitasyang benar.

 Mengajarkan bentuk tubuh yang benar saat

beraktivitas.

S : Klien mengatakan terkadang dalam

memakai alat bantu (tongkat) kurang pandai

karna terkadang badannya tidak mampu di

topangnya.

O : TD = 130/80 mmHg, dalam berjalan klien

seperti mengayunkan kakinya, pergerakannya

lambat.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


2.  Mengukur tanda-tanda vital klien

 Mengkaji kemampuan untuk melakukan

personal hygiene secara mandiri

 Mengkaji kemampuan dalam berjalan

secara mandiri dan aman ke toilet

S : Klien mengatakan terkadang sulit berjalan

ke kamar mandi tanpa menggunakan tongkat.

Klien juga mengalami kesulitan membersihkan

diri saat eliminasi.

O : tidak bisa membuka baju sendiri, tidak bisa

membersihkan eliminasi sendiri.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

3.  Mengkaji tingkat pendidikan klien

 Mengukur pengetahuan klien dalam

membaca dan mengamati suatu informasi

yang di berikan

S : Klien mengatakan pendidikannya hanya

sampai SMP saja

O : Klien menggunakan kacamata dalam

melihat informasi yang diberikan

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Rabu, 20 Mei 10:00-11:00  Mengajarkan klien tentang penggunaan alat

2015 WIB bantu seperti tongkat dan walker.

 Mengajarkan dan membantu klien dalam

bentuk perpindahan.

 Mengajarkan dan mendukung klien dalam

latihan ROM aktif / pasif

 Memberikan dukungan kepada klien dalam

melakukan tindakan yang diajarkan.

 Menganjurkan klien untuk berolah raga 1x

seminggu.

S : Klien mengatakan kaki dan tangannya sering

sakit dan terkadang terasa kebas.

O : Klien tampak memegangi bagian kaki dan

tangan yang sering terasa sakit.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


2.  Mengkaji kemampuan klien berjalan sendiri ke

toilet.

 Mengawasi cara berjalan klien.

 Membantu klien dalam personal hygine

S : Klien mengatakan terkadang sulit berjalan ke

kamar mandi tanpa menggunakan tongkat.

O:

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

3.  Menentukan kemampuan pasien untuk

mempelajari informasi khusus

 Menentukan motivasi yang akan di berikan.

S : Klien mengatakan kurang paham tentang

masalah kesehatan yang ia alami

O : Klien hanya tamatan SMP

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Kamis, 21 Mei 10:00-11:00 - Mengajarkan teknik ambulasi dan perpindahan

2015 WIB yang aman.

- Menginstruksikan pasien dapat menyangga

berat badannya.

- Menginstruksikan pasien untuk memerhatikan

postur tubuh yang benar.

- Memberikan penguatan positif selama aktivitas.

- Mengawasi seluruh kegiatan mobilitas

S : Klien mengatakan sudah mampu menopang

badannya sendiri namun jika bekerja yang berat

klien kurang bisa untuk berdiri dengan benar,

kakinya terasa lemah

O : kaki klien masih berjalan dengan kaki

mengayun, sudah mampu menyangga badannya

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


2. - Memfasilitasi higiene toilet setelah selesai

eliminasi.

- Mampu menyiram toilet; bersihkan peralatan

eliminasi.

S : Klien mengatakan mengalami kekurangan

dalam toileting

O : cara berjalan ke toilet, sudah mulai dilatih

dengan tidak menggunakan tongkat.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.

3. - Memberikan pengajaran sesuai dengan

tingkat pemahaman klien ,

- mengulang informasi bila di perlukan oleh

klien

- Memberikan penjelasan dengan bahasa yang

sederhana.

- Menganjurkan klien untuk tidak sering-sering

mengkonsumsi makanan seperti jeroan

kerang dan daun singkong.

S : klien sudah mengerti penyebab asam urat

O: Klien sudah mulai mampu memahami informasi

Universitas Sumatera Utara


A : Masalah teratasi sebagian

P : Inervensi dilanjutkan.

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/ tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Jum’at, 22 Mei 09:00 – 10:00 - Menginstruksikan pasien dapat menyangga berat

2015 badannya

- Menginstruksikan pasien untuk memerhatikan

postur tubuh yang benar.

- Membantu klien untuk berdiri dan duduk secara

perlahan

- Menganjurkan klien untuk berolahraga

1xseminggu

S : klien mengatakan sudah mulai mampu

menggerakkan ekstermitas bawahnya.

O : klien menggoyang-goyangkan kakinya,

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara


2. - Mengevaluasi kemampuan dalam berjalan

secara mandiri dan aman ke toilet

- Mengevaluasi kemampuan menggunakan alat

bantu

- Mengkaji adanya peningkatan atau penurunan

kemampuan untuk ke toilet sendiri.

S : Klien mengatakan sudah mampu dan

mengalami peningkatan dalam melakukan toileting

O : klien berjalan tanpa tongkat ke kamar mandi

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dihentikan

3.

- Mengevaluasi kemampuan pasien untuk

mempelajari informasi khusus

- Menentukan motivasi yang akan di berikan.

- Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat

pemahaman klien , dengan cara mengulangi

informasi bila di perlukan

S : klien mengatakan sudah paham tentang

penyakit asam urat yang di deritanya

O : klien mampu menyebutkan hal-hal apa saja

yang dapat menyebabkan timbulnya asam urat

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dihentikan.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai