Anda di halaman 1dari 104

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI

CPO (Crude Palm Oil) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III


(PERSERO)
(Kasus : Pabrik Kelapa Sawit Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi,
Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH :

RABITAH JILAN
170304003
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

1
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI
CPO (Crude Palm Oil) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
(PERSERO)
(Kasus : Pabrik Kelapa Sawit Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi,
Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI
OLEH :

RABITAH JILAN
170304003
AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

2
Universitas Sumatera Utara
3

Judul Skripsi :ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN


KELAPA SAWIT MENJADI CPO (Crude Palm Oil)
DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III
(PERSERO) (Kasus : Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten
Serdang Bedagai)
Nama : RABITAH JILAN
NIM : 170304003
Program Studi : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec) (Nurul Fajriah Pinem, SP.MP)

NIP: 1963 0204 1997 03 1 001 NIP: 1982 0428 2015 04 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agribisnis

(Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec)

NIP: 1963 0204 1997 03 1 001

Universitas Sumatera Utara


4

HALAMAN PENGESAHAN

Rabitah Jilan (170304003), Dengan Judul Skripsi “Analisis Nilai Tambah

Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude Palm Oil) di PT.Perkebunan

Nusantara III (Persero) (Kasus: Pabrik Kelapa Sawit Rambutan,

Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai)”, Telah

dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara dan diterima untuk memenuhi

sebahagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian.

Pada Tanggal, 09 April 2021

Komisi Penguji Skripsi,

Ketua : (Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec)


NIP. 1963 0204 1997 03 1 001 ....................................

Anggota : 1. (Nurul Fajriah Pinem, SP.MP)


NIP. 1982 0428 2015 04 2 001 ....................................

2. (Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS)


NIP. 1946 0802 1973 01 1 001 ....................................

3. (Emalisa, SP. M.Si)


NIP. 1972 1181 1998 02 2 001 ....................................

Mengetahui:
Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

RABITAH JILAN (170304003) dengan judul skripsi “Analisis Nilai Tambah


Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude Palm Oil) di PT.Perkebunan
Nusantara III (Persero) (Kasus: Pabrik Kelapa Sawit Rambutan,
Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai).”Penelitian ini
dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec.sebagai Ketua Komisi
Pembimbing dan Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P., M.P. sebagai Anggota Komisi
Pembimbing.

Permintaan dunia akan CPO meningkat setiap tahunnya sehingga perusahaan


bersaing untuk dapat meningkatkan produksi CPO. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui mengetahui proses pengolahan CPO serta mengetahui nilai tambah
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO agar perusahaan mengetahui keuntungan,
kondisi dan kekuatan perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya
dalam meningkatkan produksi CPO serta untuk menambah daya tarik pelaku
usahatani kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di PKS Rambutan.Metode
penentuan sampel pada penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan
menggunakan metode Studi Kasus dimana sampel diambil secara subjektif pada
karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis nilai
tambah Hayami.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
(Crude Palm Oil) terdiri dari 6 stasiun yaitu stasiun penerimaan TBS, stasiun
perebusan, stasiun penebahan, stasiun kempa, stasiun pemurnian minyak, dan
stasiun pengolahan biji. Sedangkan hasil analisis nilai tambah Hayami
menunjukkan bahwaproduksi CPO dapat memberikan nilai tambah sebesar
Rp.301,95/kg dengan keuntungan sebesar Rp.285,16/kg.

Kata Kunci: CPO, Nilai Tambah Hayami, PKS Rambutan

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

RABITAH JILAN (170304003) with the thesis title is “Analysis of Value Added
Oil Palm Processing Into CPO (Crude Palm Oil) at PT.Perkebunan Nusantara
III (Persero) (Case: Rambutan Palm Oil Mill, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten
Serdang Bedagai)” Supervised by Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec as
the Head Supervisor Commission and Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P, M.P as the
Member of the Supervisor Commission.

World demand for CPO increases every year so companies compete to increase
CPO production. This research was conducted to determine the processing of
CPO and to determine the added value of processing oil palm into CPO so that
companies know the advantages, conditions and strengths of the company to be
able to compete with other companies in increasing CPO production and to
increase the attractiveness of other oil palm farmers. This research was
conducted in PKS Rambutan. The method of determining the sample is Non
Probability Sampling using the Case Study method where the sample is taken
subjectively on the employees of PT. Perkebunan Nusantara III Unit Rambutan
Palm Oil Mill. The data analysis methods used are descriptive analysis and
Hayami Value Added analysis.

The results showed that the processing of palm oil into CPO (Crude Palm Oil)
consists of 6 stations, namely loading ramp station, sterilizing station, thresser
station, digesting and pressing station, oil clarification station and palm kernel
processing station. Meanwhile, the analysis of Value Added by Hayami shows that
CPO production can provide added value of Rp. 301.95 / kg with a profit of Rp.
285.16 / kg.
Keywords: CPO, Hayami Value Added, PKS Rambutan

ii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

Rabitah Jilan, lahir di Medan pada tanggal 06 Agustus 1999. Penulis adalah anak

dari Bapak Ir. H. Zulfikhar Rida dan Ibu Rossianie yang merupakan anak kedua

dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2004 masuk Taman Kanak-Kanak Perwanis Medan dan tamat pada

tahun 2005.

2. Tahun 2005 masuk Sekolah Dasar di SD Kemala Bhayangkari 1 Medan dan

lulus pada tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Harapan 2 Medan dan

lulus pada tahun 2014.

4. Tahun 2014 masuk Selolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Medan dan lulus

pada tahun 2017.

5. Tahun 2017 menempuh pendidikan sarjana (S1) di Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara daring di Desa Liang

Pematang (Rumah Liang) Kecamatan STM Hulu Tiga Juhar Kabupaten Deli

Serdang Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020 dari bulan Juli 2020 -

Agustus 2020.

7. Melaksanakan Penelitian di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik

Kelapa Sawit Rambutan Kotamadya Tebing Tinggi Kabupaten Serdang

Bedagai pada bulan Oktober 2020 – Januari 2021.

iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Nilai Tambah

Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude Palm Oil) Di PT.Perkebunan

Nusantara III (Persero) (Kasus: Pabrik Kelapa Sawit Rambutan, Kotamadya

Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai)”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan

kepada :

1. Kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. H. Zulfikhar Rida dan Ibunda

Rossianie yang senantiasa memberikan kasih sayang, semangat, motivasi,

nasihat dan doa yang tiada putusnya serta dukungan baik secara moril dan

materil yang tiada hentinya hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan

sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara.

2. Kepada Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi

pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing

dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran serta memberikan

dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

iv
Universitas Sumatera Utara
3. Kepada Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P.M.P selaku anggota komisi

pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,

mengarahkan dan memberi motivasi kepada penulis selama proses penulisan

skripsi ini sampai dengan selesai.

4. Kepada Dosen Penguji Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS dan Ibu

Emalisa, SP. M.Si yang telah memberikan kritik dan saran dalam

penyempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir.M.Jufri,M.Si selaku

Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang

memberikan banyak kemudahan selama mengikuti masa perkuliahan.

6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi

Agribisnis yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis

selama masa perkuliahan.

7. Kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi

Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan

perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

8. Kepada kakak dan abang tercinta, Rizkha Rida, ST.MT dan Didi Susanto, ST

yang tiada hentinya memberikan semangat, motivasi, dan doa serta waktu dan

pikiran untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta kepada

seluruh keluarga besar saya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

9. Kepada kekasih tercinta, Muhammad Fadil yang senantiasa memberikan

motivasi, semangat dan doa serta dukungan baik secara moril maupun materil

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

v
Universitas Sumatera Utara
10. Kepada sahabat-sahabat saya, Syifa, Dian, Oka, Anda, Aan, Marsa, Ucat,

Ncun, Avi, Dina dan Millen yang telah memberikan doa, motivasi dan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada seluruh teman-teman Agribisnis stambuk 2017 yang telah banyak

membantu dan memberikan semangat selama penulis menempuh pendidikan

sampai menyelesaikan skripsi.

12. Kepada Bapak Isnandar, B.Sc, S.Kom, M.M selaku Manager di Pabrik

Kelapa Sawit Rambutan yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian

skripsi saya sehingga skripsi saya dapat berguna bagi seluruh pihak yang

berkaitan dalam skripsi ini.

13. Kepada Bapak Aris Sudiar, S.T, QIA selaku Masinis Kepala di Pabrik Kelapa

Sawit Rambutan yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian skripsi

saya sehingga skripsi saya dapat berguna bagi seluruh pihak yang berkaitan

dalam skripsi ini.

14. Kepada seluruh karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana di Pabrik

Kelapa Sawit Rambutan yang telah membantu saya dalam proses pelaksanaan

penelitian.

Namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu dan kendala yang dihadapi. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi banyak pihak.

Medan, Maret 2021

Penulis

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................6
1.4 Kegunaan Penelitian..................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................................7
2.1.1 Kelapa Sawit Indonesia .........................................................................7
2.1.2 Pengolahan CPO (Crude Palm Oil).....................................................10
2.2 Landasan Teori .......................................................................................18
2.2.1 Nilai Tambah ................................................................................18
2.3 Penelitian Terdahulu ...............................................................................20
2.4 Kerangka Pemikiran ...............................................................................23
2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penentuan Daerah ......................................................................26
3.2 Metode Penentuan Sampel .....................................................................26
3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................................27
3.4 Metode Analisis Data .............................................................................27
3.5 Definisi dan Batasan Operasional...........................................................28
3.5.1 Definisi .........................................................................................28
3.5.2 Batasan Operasional .....................................................................29

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN


4.1 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) ....................30
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT.Perkebunan Nusantara III (Perssero) .......30
4.1.2 Visi dan Misi PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) .................32

vii
Universitas Sumatera Utara
4.2 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan.....................................................................................32
4.2.1 Sumber Daya Manusia..................................................................34
4.2.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya....................................35
4.2.3 Implementasi Sistem Manajemen .................................................36
4.2.4 Stasiun Pengolahan .......................................................................36
4.3 Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Rambutan ..............................36
4.3.1 Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan Karyawan
Pimpinan dan Karyawan Pelaksana Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan .....................................................................................39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude Palm Oil) .......47
5.2 Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude
Palm Oil) ...............................................................................................66
5.2.1 Input Bahan Baku TBS (Tandan Buah Segar)..............................66
5.2.2 Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO ................................67
5.2.3 Sumbangan Input Lain..................................................................67
5.2.4 Produksi CPO (Crude Palm Oil) ..................................................68
5.2.5 Biaya Produksi CPO .....................................................................70
5.2.6 Penerimaan Dalam Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) ..............71
5.2.7 Nilai Tambah Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) ......................71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan .............................................................................................75
6.2 Saran .......................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1.1 Luas Areal Tanaman dan Produksi PTPN III Unit 3
Kebun Rambutan
1.2 Produksi CPO dan Inti Sawit PTPN III Pabrik Kelapa 4
Sawit Rambutan
3.1 Kapasitas Olah Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi 26
Crude Palm Oil
3.2 Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami 28
4.1 Luas Areal Kebun Pemasok TBS Ke Pabrik Kelapa 33
Sawit Rambutan
5.1 Penggunaan Bahan Baku Dalam Proses Pengolahan 66
CPO (Crude Palm Oil) Per Hari Pada Bulan Oktober
2020 di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
5.2 Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO (Crude 67
Palm Oil) Per Hari Pada Bulan Oktober 2020 di Pabrik
Kelapa Sawit Rambutan
5.3 Sumbangan Input Lain Per Hari Pada Bulan Oktober 68
2020 Pada Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) di
Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
5.4 Produksi CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober 69
Tahun 2020 di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
5.5 Total Biaya Produksi Pada Bulan Oktober Tahun 2020 70
di PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan
5.6 Penerimaan Hasil Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) 71
Pada Bulan Oktober 2020 di Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan
5.7 Nilai Tambah yang Diperoleh dari Pengolahan Kelapa 72
Sawit Menjadi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan Pada Bulan Oktober Tahun 2020

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Nilai Tambah Pengolahan 24
Kelapa Sawit Menjadi CPO
4.1 Struktur Organisasi PKS Rambutan Tebing Tinggi 38
5.1 Diagram Blok Pengolahan Sawit PKS Rambutan 46
5.2 Stasiun Penerimaan Buah 47
5.3 Stasiun Perebusan 48
5.4 Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak 49
5.5 Stasiun Penebahan 50
5.6 Stasiun Pelumatan 51
5.7 Stasiun Pengepresan 52
5.8 Stasiun Pemurnian Minyak 53
5.9 Stasiun Kernel 60
5.10 Proses Pemisahan di Hydrocyclone 64

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul


1 Penggunaan Bahan Baku Dalam Proses Pengolahan CPO
(Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober 2020 di
PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan
2 Biaya Bahan Kimia dan Bahan Bakar Untuk Pengolahan Pada
Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
3 Biaya Pemakaian Air dan Listrik Untuk Pengolahan Pada
Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
4 Biaya Pembelian TBS di Kebun Seinduk Pada Bulan Oktober
2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik
Kelapa Sawit Rambutan
5 Biaya Tenaga Kerja Pada Bulan Oktober 2020 di
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan
6 Biaya Penyusutan Pada Bulan Oktober 2020 di
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan
7 Biaya Pemeliharaan Bangunan Pabrik dan Stasiun Pengolahan
CPO Pada Bulan Oktober Tahun 2020 di PT.Perkebunan
Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
8 Produksi CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober 2020 di
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan
9 Data Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO (Crude
Palm Oil) di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit
Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
10 Data Harga CPO (Crude Palm Oil) di PT.Perkebunan
Nusantara III (Persero)

xi
Universitas Sumatera Utara
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 12,81 persen pada

tahun 2018 atau merupakan urutan ketiga setelah sektor Industri Pengolahan dan

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Salah satu

subsektor yang cukup besar potensinya adalah subsektor perkebunan. Kontribusi

subsektor perkebunan tahun 2018 yaitu sebesar 3,30 persen terhadap total PDB

dan 25,75 persen terhadap sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan atau

merupakan urutan pertama pada sektor tersebut (BPS, 2018).

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama

Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan

minyak inti sawit (PKO) ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi

salah satu penyumbang devisa negara yang terbesar dibandingkan dengan

komoditas perkebunan lainnya. Hingga saat ini kelapa sawit telah diusahakan

dalam bentuk perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit hingga menjadi

minyak dan produk turunannya (Fauzi, dkk. 2012).

Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah merupakan salah satu

komoditas pertanian yang menjadi andalan di Indonesia. Selain perusahaan

swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga bergerak di bisnis perkebunan

dan pengolahan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan minyak

sawit mentah yang digunakan sebagai bahan baku oleh industri lainnya sebagai

Universitas Sumatera Utara


2

produk turunan seperti oleo pangan (minyak goreng dan margarin, dan shortening)

dan oleokimia (fatty acids, fatty alkohol dan glycerine) (Hadiguna dan Machfud,

2008).

CPO yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit melalui proses yang

panjang, yakni dimulai dari jembatan timbang, penyortiran buah sawit, proses

perebusan buah sawit, proses penebahan, proses pengempaan, proses pemurnian

dan proses pengolahan kernel. Semua rangkaian kegiatan produksi dilakukan oleh

mesin dan dikontrol oleh tenaga kerja yang professional dan cermat. Proses

produksi CPO dalam satu hari membutuhkan waktu 9,5-19,5 jam disesuaikan

dengan jumlah TBS (Tandan Buah Segar).

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet.Perusahaan

ini berkantor pusat di Medan, Sumatera Utara dan resmi didirikan dari hasil

restrukturisasi BUMN pada tahun 1996.PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

menjadikan minyak sawit dan inti sawit sebagai komoditi utama yang

memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan.Produk minyak dan inti

sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional

dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli dengan mutu yang dihasilkan

oleh CPO dan PKO (PT.Perkebunan Nusantara III, 2016).

Pada perusahaan PTPN III terdapat beberapa unit perkebunan dan pabrik

pengolahan kelapa sawit yang tersebar di seluruh Sumatera Utara, salah satunya

adalah unit Kebun Rambutan yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai,

Kotamadya Tebing Tinggi, Kecamatan Rambutan. Untuk luas areal tanaman dan

Universitas Sumatera Utara


3

produksi Kelapa Sawit Kebun Rambutan dapat dilihat pada Tabel 1.1 data luas

areal tanaman Kelapa Sawit Kebun Rambutan berikut ini :

Tabel 1.1 Luas Areal Tanaman dan Produksi PTPN III Unit Kebun

Rambutan

No. Tahun Luas Tanaman (ha) Produksi (kg/ha)


1. 2015 3.334,59 14.703
2. 2016 3.094,83 13.294
3. 2017 3.001,91 16.620
4. 2018 3.178,66 16.633
5. 2019 3.274,21 16.560
Sumber : PTPN III Kebun Rambutan, 2020

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa luas areal tanaman dan produksi PTPN

III Unit Kebun Rambutan cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Dalam waktu 5 tahun terakhir, penurunan luas tanaman dan produksi PTPN III

Unit Kebun Rambutan hanya terjadi pada tahun 2016.

Saat ini semua pihak baik pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat

harus mampu memikul tanggung jawab bersama agar produk pertanian tidak

hanya dijual/diekspor secara langsung melainkan dapat diolah terlebih dahulu

sehingga memberikan nilai tambah. Pengertian nilai tambah (value added) di sini

adalah suatu komoditas yang bertambah nilainya karena melalui proses

pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dari

pengertian ini definisi nilai tambah adalah selisih lebih antara nilai produk dengan

nilai biaya input, tidak termasuk upah tenaga kerja (Kemenkeu, 2012).

Perkembangan produksi minyak sawit (CPO) dari tahun 2014 sampai

dengan 2018 selalu mengalami peningkatan per tahun. Peningkatan tersebut

berkisar antara 1,35 sampai dengan 10,96 persen. Pada tahun 2014 produksi

minyak sawit (CPO) sebesar 29,28 juta ton, meningkat menjadi 34,94 juta ton

Universitas Sumatera Utara


4

pada tahun 2017 atau terjadi peningkatan sebesar 19,34 persen. Sementara tahun

2018 diperkirakan produksi minyak sawit (CPO) akan meningkat menjadi 36,59

juta ton atau sebesar 4,74 persen (BPS, 2018).

Tabel 1.2 Produksi CPO dan Inti Sawit PTPN III Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan

Produksi Minyak Inti


No. Tahun Produksi CPO (ton)
Sawit (ton)
1. 2015 50.654,748 10.869,826
2. 2016 41.794,764 9.148,881
3. 2017 44.856,470 9.789,918
4. 2018 46.352,246 10.543,261
5. 2019 42.130,977 9.056,173
Sumber : PTPN III Kebun Rambutan, 2020

Pada Tabel 1.2 di atas memperlihatkan bahwa Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan PTPN III berfokus pada produksi CPO yang kemudian diikuti oleh

produksi minyak inti sawit.Produksi CPO Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN

III cenderung berfluktuasi di setiap tahun. Dalam kurun waktu 5 tahun, produksi

CPO tertinggi Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III berada di tahun 2015

yaitu sebanyak 50.654,748 ton.

Peningkatan produksi CPO yang terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh

bertambahnya jumlah penduduk dan semakin terbatasnya ketersediaan minyak

alam di semesta sehingga permintaan dunia akan minyak sawit pun terus

meningkat. Minyak sawit merupakan salah satu minyak yang paling banyak di

konsumsi karena harganya yang relatif terjangkau, mudah diproduksi dan sangat

stabil.Minyak sawit juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel.

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO tentu akan memberikan nilai

tambah dari kelapa sawit tersebut dan dapat meningkatkan keuntungan suatu

perusahaan dibanding hanya menjualnya dalam bentuk TBS (Tandan Buah

Universitas Sumatera Utara


5

Segar). Hal ini terbukti dari hasil penelitian Damanik dan Nugroho (2017) tentang

analisis nilai tambah CPO di PKS Aek Torop, yaitu agroindustri CPO ini mampu

memberikan keuntungan sebanyak Rp.449,63/kg atau sekitar 92,557% dari nilai

tambah yang diperoleh yaitu Rp.485,79/kg TBS.

Nilai tambah yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan merupakan

nilai yang didapatkan dari nilai produk dikurangi dengan sumbangan input lain

dan harga bahan baku pada saat proses produksi. Analisis nilai tambah tidak

hanya untuk mengetahui nilai tambah dan keuntungan dari suatu perusahaan,

namun perusahaan dapat mengetahui distribusi terhadap faktor produksi yang

digunakan.Perusahaan juga dapat mengetahui produktivitas dan efisiensi tenaga

kerja sehingga perusahaan mengetahui kondisi dan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya dalam meningkatkan

produksi CPO.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang bagaimana pengolahan kelapa sawit tersebut dan nilai tambah yang

dihasilkan.Dengandiketahuinya nilai tambah yang diperoleh dari pengelolaan

kelapa sawit, maka akan menambah daya tarik para investor untuk berinvestasi

dalam bisnis pengelolaan kelapa sawit guna menambah devisa Negara serta

menambah daya tarik para pelaku usahatani kelapa sawit untuk mengolah hasil

perkebunannya sehingga pendapatan meningkat.

Universitas Sumatera Utara


6

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) di

Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Kota Tebing

Tinggi?

2. Berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit

menjadi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT.

Perkebunan Nusantara III Kota Tebing Tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi

CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan

Nusantara III Kota Tebing Tinggi.

2. Untuk menganalisis besar nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa

sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT.

Perkebunan Nusantara III Kota Tebing Tinggi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada :

1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi PT. Perkebunan Nusantara III dan

pihak-pihak yang terkait dalam usaha pengolahan kelapa sawit menjadi CPO

(Crude Palm Oil).

2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah dan Instansi terkait lainnya dalam

pengambilan keputusan dan kebijakan.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi kepada peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kelapa Sawit Indonesia

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) berasal dari Nigeria,

Afrika Barat. Namun, ada sebagian pendapat yang justru menyatakan bahwa

kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal ini karena

lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan

di Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah

asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.Bahkan mampu

memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Bagi Indonesia, tanaman

kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain

mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan

masyarakat,juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan

salah satu produsen utama minyak sawit, bahkan saat ini telah menempati posisi

kedua di dunia (Fauzi, dkk. 2012).

Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit di Indonesia

maju pesat.Waktu itu, Indonesia bahkan bisa menggeser dominasi ekspor yang

biasanya dikuasai negara-negara Afrika.Setelah Belanda dan Jepang

meninggalkan Indonesia, pemerintah mengambil alih perkebunan.Pemerintah

meletakkan perwira militer di setiap jenjang manajemen perkebunan untuk

mengamankan jalannya produksi.Pemerintah juga membentuk Buruh Militer

(Bumil). Bumil merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer.

Perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial politik serta

Universitas Sumatera Utara


8

keamanan dalam negeri yang tidak kondusif menyebabkan produksi kelapa sawit

menurun.Saat itu, posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar

tergeser oleh Malaysia. Pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba), pembangunan

perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sektor penghasil devisa negara.

Pemerintah melakukan kebijakan untuk mendorong pembukaan lahan baru untuk

perkebunan.Pada tahun 1980, luas lahan kebun kelapa sawit mencapai 294.560 ha

dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 721.172 ton.Mulai saat itu, lahan

perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan

rakyat. Hal ini di dukung oleh kebijakan pemerintah yang melaksanakan program

Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR) (Adi, 2015).

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq).merupakan tanaman industri

penghasil minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar (biodiesel). Selain itu,

kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun, industri lilin, industri

pembuatan lembaran-lembaran timah, dan industri kosmetik. Produktivitas dari

perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan

dan perkebunan yang sudah lama terbengkalai dikonversi menjadi perkebunan

kelapa sawit(Lubis dan Widanarko, 2011).

Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai

strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan.

Sementara, minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa

Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat

merupakan indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam

perekonomian bangsa. Keunggulan komparatif Indonesia dalam agribisnis yaitu

Universitas Sumatera Utara


9

sebagai negara tropis yang dapat sinar matahari melimpah sepanjang tahun

dengan curah hujan yang cukup dan hampir merata.Kondisi inilah yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit (Pahan, 2008).

Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki

susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak

menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta

industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan, minyak sawit telah

dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar nabati (biodiesel).Kelapa sawit

merupakan sosok tanaman yang cukup tangguh, terutama bila terjadi perubahan

musim. Berbeda dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, tanaman

kelapa sawit dapat menghasilkan dua jenis minyak sekaligus, yaitu minyak kelapa

sawit dan minyak inti sawit (Fauzi,dkk. 2012).

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena

permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak

hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.Karena itu, sebagai negara tropis

yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk

mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing

maupun skala perkebunan rakyat (Selardi, 2003).

Prospek pasaran dunia untuk minyak sawit dan produk-produknya cukup

bagus, karena itu,perkebunan kelapa sawit sekarang telah diperluas secara besar-

besaran. Ekspansi areal kebun dilakukan oleh perkebunan negara, perkebunan

besar swasta, hingga perkebunan rakyat.Pada perkebunan rakyat, perluasan

dilakukan secara mandiri dan ada juga yang bermitra dengan perusahaan

perkebunan.Perkebunan kelapa sawit di Indonesia luasnya telah mencapai lebih

Universitas Sumatera Utara


10

dari 7 juta hektar.Pantas jika kelapa sawit mendapat predikat sebagai komoditas

dengan perkebunan yang terluas (Sunarko, 2014).

2.1.2 Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)

Pada umumnya, PKS mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar

(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

(Kernel). Menurut hasil penelitian Palanggatan (2018), proses pengolahan kelapa

sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Jembatan Timbang

Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan

sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu

truk yang melewati jembatan timbang berhenti  5 menit, kemudian dicatat berat

truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk

kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima

dipabrik.

2. Proses Penyortiran

Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat

kematangannya.Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan

jenis Dura.Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan

kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).Setelah disortir

TBS tersebut dimasukkan ketempat penimbunan sementara (Loding ramp) dan

selanjutnya diteruskan ke mesin perebusan (Sterilizer).

3. Proses Perebusan

Lori yang telah diisi TBS dimasukan kedalam Sterilizer dengan

menggunakan capstand.

Universitas Sumatera Utara


11

Tujuan perebusan :

a. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.

b. Mempermudah proses pembrodolan pada threser.

c. Menurunkan kadar air.

d. Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.

Bila poin dua tercapai secara efektif maka semua poin yang lain akan

tercapai juga. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m.

Dalam Sterilizer dilapisi wearing plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk

menahan steam, dibawah Sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk

pembuangan air condesat agar pemanasan didalam Sterilizer tetap seimbang.

4. Proses Penebahan

a. Hoisting Crane

Fungsi dari hoisting crane adalah untuk mengangkat lori dan menuangkan

isi lori ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi

TBS yang sudah direbus.

b. Theresing

Fungsi dari theresing adalah untuk memisahkan buah dari janjangannya

dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang

kosong ke empty bunch conveyor.

5. Proses Pengempaan

Proses kempa adalah pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah

Kelapa Sawit dengan jalan pelumatan dan pengempaan. Baik buruknya

pengoperasian peralatan mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak. Proses ini

terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara


12

a. Digester

Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke digester dengan

carabuah masuk ke conveyor under threser yang fungsinya untuk

membawa buah ke fruit elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah

keatas masuk ke distribusi conveyor yang kemudian menyalurkan buah

masuk ke digester. Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang

sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau

pengaduk yang terpasang pada bagian poros II, sedangkan pisau bagian

dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw

press.

Fungsi digester :

1) Melumatkan daging buah.

2) Memisahkan daging buah dengan biji.

3) Mempersiapkan feeding press.

4) Mempermudah proses di press.

5) Menaikkan temperatur.

b. Pressing

Fungsi dari pressing adalah untuk memeras berondolan yang telah

dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah –

buah yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau

pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya

masuk kedalam mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya

tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga

melalui lubang – lubang press cage minyak dipisahkan dari serabut dan

Universitas Sumatera Utara


13

biji. Selanjutnya minyak menuju mesin clarifikasi, sedangkan ampas dan

biji masuk kemesin kernel.

6. Proses Pemurnian

Setelah melewati proses screw press maka didapatlah minyak kasar dan

ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian crude oil masuk ke mesin clarifikasi

dimana proses pengolahannya sebagai berikut :

a. Sand Trap Tank

Setelah di press maka crude oil yang mengandung air, minyak, lumpur

masuk ke sand trap tank.Fungsi dari sand trap tank adalah untuk menampung

pasir.

b. Vibro Seperator

Fungsi dari vibro separator adalah untuk menyaring crude oil dari serabut

–serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja

mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada vibro

kontrol melalui penyetelan pada bantul yang di ikat pada

elektromotor.Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak efektif.

c. Vertical Clarifier Tank (VCT)

Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran

(NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih

kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1

akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih

besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah. Fungsi skimmer dalam VCT

adalah untuk membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara

mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak

Universitas Sumatera Utara


14

dengan sludge. Temperatur yang cukup (95 °C) akan memudahkan proses

pemisahan ini. Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip

keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis.Prinsip bejana

berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.

d. Oil Tank

Fungsi dari oil tank adalah untuk tempat sementara oil sebelum diolah

oleh purifier. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam coil

untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95 °C.

e. Oil Purifier

Fungsi dari oil purifieradalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak

dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan

temperatur suhu 95 °C.

f. Vacuum Dryer

Fungsi dari vacuum dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam

minyakproduksi. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana

melalui nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu

pengapung didalam bejana, sehingga bilamana ketinggian permukaan minyak

menurun pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak kedalam bejana.

g. Sludge Tank

Fungsi dari sludge tank adalah tempat sementara sludge( bagian dari

minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge

seperator. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi

untuk mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu 95 °C.

Universitas Sumatera Utara


15

h. Sand Cyclone

Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung

dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya.

i. Brush Strainer

Fungsi dari brush strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat

pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja sludge seperator. Alat ini terdiri

dari saringan dan sikat yang berputar.

j. Sludge Seperator

Fungsi dari sludge seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih

terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya

sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros

dan terdorong keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah.

k. Storage Tank

Fungsi dari storage tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak

produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage tank harus dibersihkan secara

terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara teratur,

karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat mengakibatkan

naiknya kadar air pada CPO.

7. Proses Pengolahan Kernel

Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan

crude oil dan fiber. Fiber tersebut akan masuk kestasiun Kernel dan akan

dijabarkan proses pengolahannya.

Universitas Sumatera Utara


16

a. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Fungsi dari cake breaker conveyor adalah untuk membawa dan

memecahkan gumpalan cake dari mesin press ke depericarper.

b. Depericarper

Fungsi dari depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan

membawa fiber untuk menjadi bahan bakar Sterilizer. Fungsi kerjanya

adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber)

akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke

nut polishing drum.

Fungsi dari nut polishing drum adalah :

1) Membersihkan biji dari serabut – serabut yang masih melekat.

2) Membawa nut dari depericarper ke nut transport.

3) Memisahkan nut dari sampah.

4) Memisahkan gradasi nut.

c. Nut Silo

Fungsi dari nut silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum

diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan

menggunakan nut craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem

pemanasan (heater).

- Riplle Mill

Fungsi dari riplle mill adalah untuk memecahkan nut. Pada riplle mill

terdapat rotor bagian yang berputar pada riplle plate bagian yang diam.

Nut masuk diantara rotor dan riplle plate sehingga saling berbenturan

dan memecahkan cangkang dari nut.

Universitas Sumatera Utara


17

- Claybath

Fungsi dari claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti

sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan

dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran

cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya

diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang

lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang

berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis

lebih ringan dari pada larutan calcium carbonat sedangkan cangkang

berar jenisnya lebih besar.

- Hydro Cyclone

Fungsi dari hydro cyclone adalah :

1) Mengutip kembali inti yang terikut kecangkang.

2) Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.

d. Kernel Dryer

Fungsi dari kernel dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang

terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti

akan mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka

ALB juga tinggi. Pada kernel silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70 derajat

celcius, tengah 60 °C, bawah 50 °C. Pada sebagian PKS ada yang

menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 °C, tengah 60 °C, dan bawah 70

°C.

Universitas Sumatera Utara


18

e. Kernel Storage

Fungsi dari kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi

sebelum dikirim keluar untuk dijual.Kernel Storage pada umumnya

berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang

masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan

kondisi dalam storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur

kelapa sawit.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Nilai Tambah

Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu komoditas

karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam

suatu produksi. Dalam proses pengolahan, nilai tambah dapat didefinisikan

sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan input

lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai

produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup komponen

faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa

pengusaha pengolahan (Hayami et al., 1987).

Nilai tambah merupakan pertambahan nilai yang terjadi karena suatu

komoditi mengalami proses produksi. Nilai tambah produk yang dianalisis dapat

diperoleh dari hasil olahan, kemudian dihitung besarnya nilai tambah dari masing-

masing output (Yanti et al., 2013).

Kelebihan dari analisis nilai tambah dengan menggunakan Metode

Hayami adalah pertama, dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan

produktivitas, kedua dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik

Universitas Sumatera Utara


19

faktor produksi, serta ketiga, prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat

diterapkan untuk subsistem lain diluar pengolahan, misalnya untuk kegiatan

pemasaran (Suprapto, 2006).

Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk

pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai tambah untuk pengolahan dapat dikatagorikan menjadi dua faktor teknis dan

faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah

bahan baku yang digunakan untuk tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar yang

berpengaruh adalahharga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku dan nilai

input lain (Hayami et al., 1987).

Suatu agroindustri diharapkan mampu menciptakan nilai tambah yang

tinggi selain mampu untuk memperoleh keuntungan yang berlanjut. Nilai tambah

yang diperoleh dari pengolahan merupakan selisih antara nilai komoditas yang

mendapat perlakuan pada suatu tahap dengan nilai korbanan yang harus

dikeluarkan selama proses produksi terjadi. Nilai tambah yang diperoleh lebih dari

50% maka nilai tambah dikatakan besar dan sebaliknya, nilai tambah yang

diperoleh kurang dari 50% maka nilai tambah dikatakan kecil (Sudiyono, 2004).

Proses pengolahan hasil pertanian memberikan nilai tambah yang jauh

lebih besar dibandingkan dengan produk pertanian itu sendiri sehingga mampu

memberikan kontribusi nilai ekonomis yang tinggi. Dalam beberapa peranan

pengolahan hasil baik pengolahan hasil pertanian maupun penunjang dapat

meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, mampu menyerap banyaknya tenaga

kerja, meningkatkan devisa negara, dan mendorong tumbuhnya industri lain

(Soekartawi, 1999).

Universitas Sumatera Utara


20

Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan

biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak

termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain nilai tambah menggambarkan imbalan

bagi tenaga kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan secara matematik

sebagai berikut:

Nilai Tambah = f (K,B,T,U,H,h,L)

Dimana :

K = Kapasitas produksi

B = Bahan baku yang digunakan

T = Tenaga kerja yang digunakan

U = Upah tenaga kerja

H = Harga output

h = harga bahan baku

L = Nilai input lain (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama proses

perlakuan untuk menambah nilai).

Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan keterangan sebagai berikut:

1. Perkiraan nilai tambah (dalam Rupiah)

2. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan (dalam %)

3. Imbalan bagi tenaga kerja (dalam Rupiah)

4. Imbalan bagi modal dalam manajemen (keuntungan yang diterima perusahaan),

dalam Rupiah (Sudiyono, 2004).

2.3 Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Simarmata (2019) yang berjudul Analisis Nilai

Tambah Buah Kopi Arabika di Kelompok Tani Maka Jaya Desa Naman

Universitas Sumatera Utara


21

Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo, dengan tujuan penelitian adalah untuk

mendeskripsikan bagaimana cara pengolahan buah Kopi Arabika dan untuk

menganalisis besarnilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan Kopi Arabika.

Metode penelitian yang digunakan untuk analisis nilai tambah adalah metode

Hayami.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari

pengolahan buah kopi arabika adalah sebesar Rp.138.297/kg per hari atau satu

kali produksi dengan rasio nilai tambah sebesar 69% dalam satu kali produksi.

Menurut hasil penelitian Silitonga (2018) yang berjudul Analisis Nilai

Tambah Pengolahan Nanas Menjadi Keripik dan Sirup di Desa Sipultak

Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara, dengan tujuan penelitian adalah

untuk mengidentifikasi proses keripik dan sirup nanas yang terjadi, untuk

mengetahui seberapa besar nilai tambah (value added) produk keripik dan sirup

nanas serta untuk membandingkan nilai tambah antara hasil nilai usaha

pengolahan nanas menjadi keripik dan sirup nanas. Metode penelitian yang

digunakan untuk analisis nilai tambah adalah metode Hayami. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan nanas menjadi

keripik nanas adalah sebesar Rp.33.100/kg per hari atau satu kali produksi dengan

rasio nilai tambah sebesar 84,6% dan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan

nanas menjadi sirup nanas adalah sebesar Rp.4.850/kg per hari atau satu kali

produksi dengan rasio nilai tambah sebesar 19,36%. Nilai tambah yang dihasilkan

dari pengolahan nanas menjadi keripik nanas lebih tinggi yaitu sebesar Rp

33.100/kg dibandingkan dengan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan

nanas menjadi sirup nanas yaitu Rp 4.850/kg.

Universitas Sumatera Utara


22

Menurut hasil penelitian Bastian (2018) yang berjudul Analisis Nilai

Tambah Pengolahan Ikan Teri Asin Kering di Desa Tabuyung Kecamatan Muara

Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal, dengan tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh dari pengolahan ikan

teri asin kering dan untuk menganalisis nilai tambah (value added) yang diperoleh

dari pengolahan ikan teri asin kering. Metode penelitian yang digunakan untuk

analisis nilai tambah adalah metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan teri asin kering adalah sebesar

Rp.6.802,21,-/kg per satu kali produksi dengan rasio nilai tambah sebesar 43,47%.

Menurut hasil penelitian Sinukaban (2017) yang berjudul Analisis Nilai

Tambah Pengolahan Opak Pada Skala Industri Rumah Tangga di Desa

Tuntungan I Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, dengan tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan opak, untuk

mengetahui berapa besarnya keuntungan yang diperoleh dari pengolahan opak

serta untuk mengetahui berapa besarnya nilai tambah yang diperoleh dari

pengolahan opak. Metode penelitian yang digunakan untuk analisis nilai tambah

adalah metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang

diperoleh dari pengolahan ubi kayu menjadi opak adalah sebesar Rp. 441,90/kg

bahan baku yang digunakan dengan rasio nilai tambah sebesar 23,6%.

Menurut hasil penelitian Dalimunthe (2019) yang berjudul Analisisi Nilai

Tambah Pengolahan Kopi Arabika diKoperasi Kopi Mandailing Jaya Desa

Alahankae Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal, dengan tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui proses pengolahan kopi Arabika menjadi kopi

bubuk pada Koperasi Kopi Mandailing Jaya, untuk menganalisis berapa nilai

Universitas Sumatera Utara


23

tambah (value added) yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi Arabika pada

Koperasi Kopi Mandailing Jaya serta untuk menganalisis berapa besar pendapatan

yang diperoleh dari pengolahan kopi Arabika pada Koperasi Kopi Mandailing

Jaya. Metode penelitian yang digunakan untuk analisis nilai tambah adalah

metode Hayami dan metode analisis pendapatan untuk mengetahui berapa besar

pendapatan yang diperoleh dari pengolahan kopi Arabika. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kopi Arabika

menjadi kopi bubukpada Koperasi Kopi Mandailing Jaya tergolong tinggi, yaitu

sebesar Rp. 230.844,87/Kg dengan rasio nilai tambah sebesar 82,44%. Pendapatan

yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi biji Arabika menjadi kopi bubuk

Arabikapada Koperasi Kopi Mandailing Jaya tergolong menguntungkan, yaitu

sebesar Rp.2.733.273.

2.4 Kerangka Pemikiran

Komoditi pertanian memiliki sifat yang mudah rusak sehingga harus

segera dikonsumsi atau dilakukan proses pengolahan. Proses pengolahan yang

dilakukan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian tersebut

sehingga dapat meningkatkan keuntungan.

Untuk dapat menganalisis nilai tambah dari hasil pengolahan kelapa sawit

menjadi CPO (Crude Palm Oil), terdapat berbagai komponen penting yaitu: nilai

output, input bahan baku, tenaga kerja, harga output, upah tenaga kerja, harga

bahan baku dan biaya sumbangan input lain yang menjadi penentu besarnya nilai

tambah yang dihasilkan. Dengan diketahuinya nilai tambah yang diperoleh pada

proses pengolahan CPO maka perusahaan dapat mengetahui kondisi dan kekuatan

perusahaan serta keuntungan perusahaan sehingga perusahaan dapat mengambil

Universitas Sumatera Utara


24

kebijakan untuk dapat meningkatkan nilai tambah dan juga meningkatkan

keuntungan perusahaan tersebut.

Kelapa Sawit
(Tandan Buah Segar)

CPO
(Crude Palm Oil)

1. Output
2. Input Bahan Baku
3. Tenaga Kerja
4. Harga Output
5. Upah Tenaga Kerja
6. Harga Bahan Baku
7. Sumbangan Input
Lain

Nilai Tambah Keuntungan


Perusahaan

Kebijakan PT. Perkebunan Nusantara III


(Persero)

Keterangan :

: Menyatakan proses/perlakuan

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

Universitas Sumatera Utara


25

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah dan landasan teori, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan Kelapa Sawit menjadi

CPO (Crude Palm Oil) di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara


26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja

berdasarkan pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa

Sawit (PKS) Rambutan, yang berada di Kecamatan Rambutan, Kotamadya Tebing

Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai dengan pertimbangan PKS Rambutan ini

merupakan salah satu PKS PTPN III yang berada di wilayah Distrik Serdang II,

yang memiliki kapasitas olah tandan buah segar menjadi CPO dengan kapasitas

yang cukup baik.

Tabel 3.1 Kapasitas Olah Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi Crude Palm Oil

Pabrik Pengolah Kelapa Sawit Kapasitas


No
(PKS) (Ton TBS/jam)
1. Rambutan 30
2. Sei Mangkei 75
3. Sei Silau 60
4. Aek Nabara Selatan 60
5. Sisumut 30
6. Aek Torop 60
7. Aek Raso 30
8. Torgamba 60
9. Sei Baruhur 30
10. Sei Daun 60
11. Sei Meranti 60
12. Hapesong 30
Jumlah Kapasitas 585
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Tahun 2016.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Non Probability

Sampling dengan menggunakan metode Studi Kasus dimana sampel diambil

secara subjektif pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa

Universitas Sumatera Utara


27

Sawit Rambutan. Responden yang akan diteliti lebih terarah pada sifat tertentu

yang tidak berlaku umum sehingga hasil tidak dapat digeneralisasikan dan

dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu, serta waktu tertentu.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer dapat di peroleh dari observasi langsung ke lapangan

dengan melakukan wawancara, dan data sekunder diperoleh dari perusahaan PT.

Perkebunan Nusantara III unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan, Kecamatan

Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai. Data

sekunder juga dapat di peroleh dari instansi-instansi yang terkait dengan

penelitian ini. Data sekunder merupakan penelitian yang menggunakan data yang

telah ada, selanjutnya dilakukan proses analisis dan interpretasi terhadap data

sesuai dengan tujuan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama, metode analisis yang

digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan salah satu

teknik analisis dimana data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi

yangakan digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan proses

pengolahan kelapa sawit hingga menjadi CPO.

Untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua, metode analisis yang

digunakan adalah analisis nilai tambah menggunakan tabel nilai tambah Hayami.

Metode Hayami digunakan untuk menganalisis berapa besar nilai tambah yang

dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dengan

Universitas Sumatera Utara


28

menggunakan berbagai input. Adapun prosedur perhitungan nilai tambah dengan

menggunakan metode Hayami disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2 Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami

Variabel Nilai
I. Output, Input dan Harga
1 Output (kg) (1)
2 Input (kg) (2)
3 Tenaga Kerja (HOK) (3)
4 Faktor Konversi (4) = (1) / (2)
5 Koefisien Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2)
6 Harga Output (Rp) (6)
7 Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (7)
II. Penerimaan dan Keuntungan
8 Harga bahan baku (Rp/kg) (8)
9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) (9)
10 Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6)
11 a. Nilai tambah (Rp/kg) (11a) = (10) – (9) – (8)
b. Rasio nilai tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100%
12 a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7)
b. Pangsa tenaga kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100%
13 a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = 11a – 12a
b. Tingkat keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100%
III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14 Marjin (Rp/kg) (14) = (10) – (8)
a. Pendapatan tenaga kerja (%) (14a) = (12a/14) x 100%
b. Sumbangan input lain (%) (14b) = (9/14) x 100%
c. Keuntungan perusahaan (%) (14c) = (13a/14) x 100%
Sumber: Hayami et all, 1987

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran, maka dibuatlah

beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai yang didapatkan dari

nilai input dan nilai output.

2. Produk Olahan adalah suatu produk atau hasil olahan dengan melalui

proses pengolahan.

Universitas Sumatera Utara


29

3. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman yang berasal

dari Nigeria, Afrika Barat.

4. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman industri

penghasil minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar (biodiesel).

5. Pengolahan CPO atau minyak kelapa sawit adalah proses pengolahan

kelapa sawit hingga menjadi CPO (Crude Palm Oil) melalui beberapa

proses pengolahan mulai dari jembatan timbang, penyortiran buah sawit,

proses perebusan buah sawit, proses penebah, proses pemurnian minyak,

proses pengempaan dan proses pengolahan kernel.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan,

Kecamatan Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang

Bedagai.

2. Sampel dalam Penelitian ini adalah seluruh unit populasi yang berkaitan

dengan kegiatan proses pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

Rambutan, Kecamatan Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten

Serdang Bedagai.

3. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020 - Januari 2021.

Universitas Sumatera Utara


30

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Pada awalnya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah perusahaan

milik swasta “Hindia Belanda” dengan namaNV.RCMA (Rubber Coliore

Matscapy Amsterdam) yang bergerak di bidang usaha perkebunan (plantation)

dan pengolahan hasil perkebunan. Perusahaan ini beberapa kali berganti pada

waktu dipegang oleh pemerintah Hindia Belanda, diantaranya menjadi :

a. Handels Vereeniging Amsterdam (HVA)

b. Vereenigde Deli Matchappij (VDM)

c. NV. Cultuur Mij’de Oekust (CMO) dan lainnya.

PT. Pekebunan Nusantara III (Persero) dikenal sebagai perusahaan

perkebunan asing (PPA) pada awal proses nasionalisme dan berubah menjadi

Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Nasionalisme menjadi PPN baru cabang

sumatera ini berdasarkan PP No. 24/1958 jo, Keputusan Menteri Pertanian No.

229/UM/1957 jo UU No. 86/1958 yang melakukan aktivitas selama 3 tahun.

Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk atau status badan

hukum, sejalan dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah maka pada

tahun 1968 PPN-Baru diubah kembali menjadi kesatuan Perusahaan Negara

Perkebunan (PNP) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.

55/KPT/OP/1968 dan pada tahun 1971 di tetapkan pengalihan bentuk menjadi PT

Perkebunan (Persero) dengan keluarnya PP No. 17/1971 dan Surat Keputusan

Menteri Keuangan No. 258/SK/IV/3/1976.

Universitas Sumatera Utara


31

Pada tahun 1994 kemudian diadakan penggabungan manajemen

penggabungan manajemen PT. Perkebunan III, IV dan V (Persero) yang dikelola

oleh Direksi PT. Perkebunan III. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8

tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dirubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero) yang kantor pusatnya berkedudukan di Jalan Sei Batang Hari No. 2

Medan.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris

Harun Kamil, SH, No .36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-

8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.

8674 Tahun 1996.

Saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki lahan

perkebunan dengan pabrik pengolahan sesuai dengan komoditi masing-

masing.Terdapat lahan perkebunan di 6 (enam) daerah tingkat II di Provinsi

Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun,

Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Total luas areal yang dimiliki oleh

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan adalah 1.181.751,03

Ha dengan status pengusahaan lahan sekitar 68% sudah bersertifikat, 20%

sertifikat berakhir/dalam proses perpanjangan dan 12% belum bersertifikat.

Sedangkan total planted area yang dimiliki PTPN sebesar 817.536 Hektar yang

terdiri dari komoditi kelapa sawit, karet, teh, tebu, kopi, kakao, tembakau, kayu

dan hortikultura. Selain itu guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar

PTPN juga memiliki areal kebun plasma seluas 457.794 Hektar.

Universitas Sumatera Utara


32

4.1.2. Visi dan Misi PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Adapun visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah

sebagai berikut:

Visi:

Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan

melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik.

Misi:

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memberlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkan secara

optimal

4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan ‘imbal-hasil’ terbaik bagi

para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

4.2 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang dimiliki oleh PT

Perkebunan Nusantara III adalah Pabrik Kelapa Sawit Rambutan yang dibangun

pada tahun 1983. PKS Rambutan terletak di Desa Paya Bagas Kecamatan

Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. PKS Rambutan

Universitas Sumatera Utara


33

memiliki kapasitas olah 30 ton/jam dengan luas areal 7,5 Ha, dimana sumber

bahan baku TBS berasal dari kebun seinduk.

Tabel 4.1 Luas Areal Kebun Pemasok TBS Ke Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan

No Kebun Luas Areal (Ha)


1. Rambutan (KRBTN) 2.481,36
2. Tanah Raja (KTARA) 2.050,47
3. Sei Putih (KSPTH) 306,10
4. Sarang Giting (KSGGI) 430,05
5. Silau Dunia (KSDUN) 1.632,23
6. Gunung Monako (KGMNO) 1.975,62
7. Gunung Pamela (KGPMA) 970,51
8. Gunung Para (KGPAR) 379,45
Total Luasan Areal 10.225,79
Sumber : PKS Rambutan, 2020

Secara geografis, PKS Rambutan berada 80 km arah tenggara kota

Medanserta terletak pada lintas timur Sumatera.Elevasi pabrik berada pada 18

meter diatas permukaan laut. Dengan elevasi seperti ini suhu berkisar antara 22C -

32C dan suhu rata-rata mencapai 27C. PKS Rambutan mempunyai curah hujan

rata-rata lima tahun terakhir 147 mm/tahun dengan 86 hari hujan dan beriklim

sedang.

PKS Kebun Rambutan merupakan salah satu pabrik dari 12 PKS yang dimiliki

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).Pada bulan Oktober tahun 2015 terjadi

peleburan antara Kebun Rambutan dengan PKS Rambutan berdasarkan Surat

Keputusan DireksiNomor:3.08/SKPTS/55/2015.

Ruang Lingkup kegiatan Usaha PKS rambutan adalah mengolah Tandan Buah

Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO), Kernel (inti sawit), dan pupuk kompos

secara Aerobic.PKS Rambutan mempunyai beberapa daerah pemasaran produk yang

dihasilkan mereka diantaranya diekspor keluar negeri seperti ke

Universitas Sumatera Utara


34

Jerman,Belanda,Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia dan Malaysia

melalui pelabuhan Belawan dan sebagian produk dipasarkan didalam negeri antara lain

dipasarkan ke Medan, Surabaya dan Jakarta.

PKS Rambutan telah sukses berperan dalammeningkatkan pendidikan

nasional yaitu dengan cara menerima secara terbuka para mahasiswa dari

Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta serta pelajar-pelajar dari Sekolah

Menengah Kejuruan untuk melaksanakan kerja praktek di pabrik, memberikan

beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi serta membangun beberapa sekolah.

Selain itu PKS Rambutan juga mensejahterakan para penduduk yang ada di

daerah lokasi pabrik dengan memberikan lapangan pekerjaan kepada para warga

yang menganggur serta membangun dan memperbaiki rumah- rumah ibadah di

daerah sekitar PKS Rambutan.

4.2.1 Sumber Daya Manusia

Untuk kelancaran pengoperasian, Pabrik Kelapa Sawit Rambutan mempunyai

tenaga kerja sebanyak 138 orang, dengan uraian sebagai berikut :

1. Karyawan Pimpinan

- Manajer = 1 Orang

- Masinis Kepala = 1 Orang

- Asisten Pengolahan = 1 Orang

- Asisten Tata Usaha = 1 Orang

- Asisten Teknik = 1 Orang

- Asisten Laboratorium = 1 Orang

Jumlah karyawan pimpinan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan 6 orang.

Universitas Sumatera Utara


35

2. Karyawan Pelaksana

- Bagian Pengolahan = 66 Orang

- Bagian Laboratorium = 19 Orang

- Bagian Teknik = 27 Orang

- Bagian Tata Usaha = 8 Orang

- Personalia/Satpam = 12 Orang

Jumlah karyawan pelaksana di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan 132 orang.

4.2.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem penggajian (pengupahan) yang digunakan PKS Kebun Rambutan

Tebing Tinggi adalah sistem pengupahan yang dibayarkan sekali sebulan sesuai

dengan gaji pokok/golongan tenaga kerja.

Kesejahteraan umum bagi staff dan karyawan pabrik merupakan hal yang

sangat penting.Produktivitas kerja seorang karyawan sangat dipengaruhi tingkat

kesejahteraannya. PKS Kebun Rambutan Tebing Tinggi memikirkan hal ini dengan

memberikan beberapa fasilitas yaitu:

- Perumahan bagi staff, karyawan beserta keluarga yang berada di lokasi

perkebunan sekitar.

- Sarana kesehatan (poliklinik) untuk staff dan karyawan beserta keluarga.

- Membangun sarana olah raga yang tersedia di lokasi kompleks perumahan

karyawan.

- Sarana air, listrik serta asuransi tenaga kerja (Astek) bagi setiap karyawan.

- Semua tenaga kerja dipertanggungkan dalam jaminan sosial tenaga kerja

(Jamsostek).

Universitas Sumatera Utara


36

4.2.3 Implementasi Sistem Manajemen

PKS Rambutan tetap fokus kepada pelanggan dan berkesinambungan

memperbaiki mutu segala aktifitas termasuk yang berwawasan lingkungan serta patuh

kepada kesehatan dan keselamatan kerja. PKS Rambutan telah mengimplementasikan

sistem manajemen, yaitu:

- Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2015

- Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2015

- Sistem Manajemen K3

- RSPO/ISPO

- Proper dan Green Industry

4.2.4 Stasiun Pengolahan

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude PalmOil) di Pabrik

Kelapa Sawit Rambutan dapat dibagi menjadi 9 tahapan (stasiun kerja) sesuai flow

process, yaitu:

1. Stasiun Penerimaan Buah (Loading Ramp Station)

2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)

3. Stasiun Penebahan (Thressing)

4. Stasiun Kempa (Digesting andPressing)

5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)

6. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant)

4.3 Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur

organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa

Sawit Rambutan Tebing Tinggi adalah struktur organisasi campuran antara struktur

Universitas Sumatera Utara


37

organisasi lini dan fungsional.

Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan

kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di

bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah

struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan

tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi,

pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang

terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi

lagi.

Universitas Sumatera Utara


MANAGER

MASKEP

ASISTEN ASISTEN ASISTEN ASISTEN TATA PAPAM


PENGOLAHAN LABORATORIUM TEKNIK/D.S/TRAKSI USAHA/PERSONALIA

Mdr. Kr. 1 Mdr. Kr. 1 Mdr. Kr. 1 Kr. 1 Kr. 1


PENGOLAHAN PENGOLAHAN
Lab/sortasi Lab/Sortasi Bengkel umum/ Teknik/sipil Tatausaha Personalia
Listrik/workshop/D.sipil

Operator Kr. Petugas Adm.Sortasi Petugas Kr. Kr. Kr.1 Kr. DANTON/
PENGOLAHAN
Lab.sortasi/Penerimaan Adm.Lab Teknik/listrik/w Teknik/D.Sipil Tata Usaha Personalia/ DCC WADANTON
TBS/Pengiriman Adm.Produksi orkshop/ Umum
Produksi D.sipil/Traksi

Keterangan: = Aliran Lini


= Aliran Fungsional

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PKS Rambutan Tebing Tinggi

Universitas Sumatera Utara


39

Jabatan Karyawan Pimpinan Pabrik Kelapa Sawit Rambutan :

Manajer : Isnandar, B.Sc, S.Kom, M.M

Maskep : Aris Sudiar, ST

Asisten Tata Usaha : Darmawan Amri Mart, SE

Asisten Teknik : Dommy D. Simatupang, ST

Asisten Laboratorium : Bramanta Ginting, ST

Asisten Pengolahan : Teguh Bagoes Raharjo, ST

4.3.1 Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan Karyawan Pimpinan dan

Karyawan Pelaksana Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur

organisasi PKS Kebun Rambutan Tebing Tinggidi atas adalah sebagai berikut :

1. Manajer Pabrik

Tugas :

a. Melaksanakan kebijakan Direksi dalam pengontrolan seluruh kegiatan

operasional di PKS.

b. Mendelegasikan wewenang tugas dan tanggung jawab kepada

bawahan yang telah diangkat mampu untuk melaksanakan tugas

tersebut.

c. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum

sehingga diperoleh harga pokok produksi serendah mungkin.

d. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya pada PKS.

e. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada

PKS yang dipimpinnya.

Universitas Sumatera Utara


40

f. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendamen

minyak dan inti sawit dengan menekan losses sekecil mungkin.

g. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau

penyimpangan yang terjadi di PKS.

Tanggung Jawab:

a. Bertanggung jawab kepada Direksi PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero).

Wewenang:

a. Berwewenang terhadap semua pekerjaan yang ada pada pabrik serta

terhadap semua pemakaian mesin dan peralatan.

2. Masinis Kepala (Maskep)

Tugas:

a. Merencanakan semua peralatan, mesin, instalasi, kendaraan dan

bangunan baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan break

down.

b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan

teknik sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah

didokumentasikan dan diimplementasikan sampai efektif.

c. Mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat/mesin untuk

kepentingan di bengkel umum, dan bengkel listrik sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat.

d. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses

telah siap dioperasikan oleh pabrik.

Universitas Sumatera Utara


41

Tanggung Jawab:

a. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan break

down.

b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat

pemeriksaan pengukuran yang digunakan di pabrik.

c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap semua personil yang ada pada

pengawasannya.

d. Bertanggung jawab terhadap manajer pabrik.

Wewenang:

a. Menentukan annual goal (sasaran mutu tahunan) yang berhubungan

dengan proses pengolahan.

b. Melakukan stop apabila terjadi trouble shooting peralatan dan mesin.

3. Asisten Pengolahan

Tugas:

a. Merencanakan jadwal dan jumlah proses pengolahan.

b. Membantu manajer untuk meningkatkan perolehan minyak dan inti

sawit dengan menekan losis sekecil mungkin.

c. Membantu manajer mengkoordinir personil proses pengolahan dan

teknik untuk mencapai target produksi dan mutu.

d. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan

dipelihara diseluruh kepala dan semua pekerja di proses pengolahan.

e. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja yang digunakan pada proses

pengolahan sesuai dengan RKAP dan penjabarannya ke RKO.

Universitas Sumatera Utara


42

f. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya

produktifitas dapat tercapai.

g. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditetapkan.

h. Melakukan adjustment sesuai data-data yang telah diberikan oleh

asisten laboratorium.

i. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima.

j. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di storage tank.

k. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan,

pemeliharaan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

l. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses

pengolahan.

Tanggung Jawab:

a. Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan

pengolahan.

b. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan

bahan baku yang diterima.

c. Membuat laporan manajemen pengolahan.

d. Bertanggungjawab terhadap Masinis kepala.

4. Asisten Laboratorium

Tugas:

a. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan

semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan

kuantitas produksi (minyak dan inti sawit) yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


43

b.Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang terjadi

selama proses pengolahan berlangsung.

c. Mengawasi pemakaian bahan–bahan laboratorium dan bahan–bahan

pembantu selama proses pengolahan berlangsung.

d.Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan produksi

pabrik maupun kegiatan–kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap

lingkungan sekitar.

e. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan.

Tanggung Jawab:

a. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik (distrik manajer).

5. Asisten Tata Usaha/Personalia (KTU)

Tugas:

a. Mengevaluasi dan menyetujui stock persediaan produksi minyak dan

inti sawit.

b. Mengawasi jumlah bahan yang akan diproses.

c. Menentukan dan mengawasi jumlah produksi yang akan dikirim.

d. Mengkoordinir audit yang berhubungan sesuai dengan kinerja yang

telah ditentukan.

e. Memelihara semua dokumen yang ada pada bagian tata usaha.

f. Melaksanakan dan mengawasi administrasi keuangan, pembukuan dan

bidang umum/personalia.

g. Menyelesaikan administrasi kas dengan baik.

h. Membuat Daftar Permintaan Uang (DPU) setiap gajian.

i. Membuat jurnal upah karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana.

Universitas Sumatera Utara


44

j. Membuat dan mengawasi surat-surat yang masuk dan keluar.

k. Membuat atau melaksanakan pengeluaran barang dan penerimaan

barang.

l. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja.

m. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil dibagian

administrasi.

Tanggung Jawab:

a. Bertanggung jawab terhadap manajer pabrik.

6. Asisten Teknik/DS/Traksi

Tugas:

a. Memberi petunjuk dalam pelaksanaan pengolahan

b. Mengendalikan proses pengolahan untuk mencapai hasil sebaik-

baiknya.

c. Membawahi dan mengawasi pekerjaan mandor listrik, mandor teknik

instalasi dan mandor traksi

Tanggung Jawab:

a. Bertanggung jawab kepada masinis kepala (Maskep)

7. Mandor

Tugas:

a. Membantu tugas-tugas asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan

b. Pengawasan karyawan pabrik.

c. Mengatur tenaga kerja dan teknisi pabrik.

d. Mencatat kehadiran karyawan pabrik pada buku mandor.

e. Membuat laporan atau hasil perkerjaan kepada asisten setiap hari.

Universitas Sumatera Utara


45

Tanggung Jawab:

a. Bertanggung jawab kepada asisten.

8. Kerani

Tugas:

a. Membuat atau menyusun rencana kerja harian, serta membuat daftar

b. Kumpulan laporan kerja harian dan membuat daftar upah karyawan.

c. Meneliti buku mandor dan memindahkan hari kerja karyawan ke buku

asisten.

d. Membuat laporan mingguan dan membuat laporan bulanan.

Tanggung Jawab:

a. Bertanggung jawab kepada asisten.

9. Perwira Pengamanan (PAPAM)

Tugas:

a. Bertugas dalam pengawasan informasi serta inventaris perusahaan.

b.Memelihara dan menjaga ketenagakerjaan serta ketentuan karyawan

dalam menjalankan tugas.

c. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.

d.Memberi informasi kepada atasan.

Tanggung Jawab:

a. Bertanggungjawab terhadap manajer pabrik.

Universitas Sumatera Utara


46

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude Palm Oil)

Proses produksi yang dilakukan di PKS Rambutan Tebing Tinggi untuk

menghasilkan minyak sawit (CPO) dan Inti sawit dari bahan baku TBS sebagai

berikut:

1 Kg TBS Stasiun Penerimaan TBS


(Tandan Buah
Segar) (Loading Ramp Station)

Stasiun Perebusan

(Sterilizing)

Stasiun Penebahan

(Thresser)

Stasiun Kempa Stasiun Pengolahan


(Digesting and Pressing) Biji (Kernel)

Stasiun Pemurnian
Minyak (Clarification)

0,247 Kg CPO
(Crude Palm Crude Palm Oil
Oil)

Gambar 5.1 Diagram Blok Pengolahan Sawit PKS Rambutan

Universitas Sumatera Utara


47

1. Stasiun Penerimaan Buah (Loading Ramp Station)

Hasil pemanenan tandan buah sawit

(TBS) dari tiap afdeling diangkut ke

pabrik dengan menggunakan truk.

Lalu dilakukan penimbangan untuk

mengetahui jumlah TBS yang

diterima. Penimbangan dilakukan

dengan menggunakan jembatan

timbang. Berat bersih TBS yang

diterima didapat dengan menghitung

selisih antara berat truk beserta isinya

dengan berat truk dalam keadaan

kosong.

Gambar 5.2 Stasiun Penerimaan Buah

Kemudian TBS dibawa ke tempat penimbunan. TBS disortir untuk

mengetahui kematangan buah. Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke

dalam loading ramp dengan tujuan untuk memudahkan pengisian ke dalam lori.

Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 400 dan

mempunyai 6 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan

menggunakan tenaga hidrolik.

Adapun cara kerja pengisian lori adalah:

a. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam

lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 2,5 ton TBS.

Universitas Sumatera Utara


48

b. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan

capstan, sling belt, transfer carriage, cantilever ke proses perebusan untuk

dimasukkan ke dalam sterilizer.

2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)

Langkah utama yang menentukan

mutu/kualitas minyak dan keberhasilan

proses selanjutnya adalah pada

perlakuan pada stasiun perebusan.

Sterilizer adalah bejana uap tekan

untuk merebus TBS dengan

menggunakan uap dari BPV (Back

Pressure Vessel). PKS Rambutan

memiliki 3 stasiun rebusan (sterilizer).

Kapasitas tiap sterilizer adalah 20 ton

(10 lori@kapasitas 2,5 ton) dengan

tekanan uap 2,8-3 kg/cm2 dan

temperatur 120 – 1300C. Proses

perebusan berlangsung 90-110 menit.

Sistem perebusan yang digunakan

adalah sistem perebusan tiga puncak

(triple peak).

Gambar 5.3 Stasiun Perebusan

Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti

pada gambar 5.4

Universitas Sumatera Utara


49

Tekanan(kg / cm 2 )
7
3

6
2 8
4 5

1 2 3

1
5 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)

Gambar 5.4 Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak

Keterangan gambar:

1. Buang udara : 5 menit

2. Menaikkan tekanan sampai 1,8 kg/cm2 : 11 menit

3. Buang steam : 2 menit

4. Menaikkan tekanan sampai 2,7 kg/cm2 : 14 menit

5. Buang steam : 2 menit

6. Menaikkan tekanan sampai 3,2 kg/cm2 : 11 menit

7. Merebus pada tekanan 3,2-3,5 kg/cm2 : 35 menit

8. Buang steam : 6 menit

Tujuan dari proses perebusan adalah:

a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA.

b. Menguraikan kadar air dalam buah.

c. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.

d. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam

protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan

Universitas Sumatera Utara


50

osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat

keluar.

e. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan

(digesting).

f. Mempermudah proses pembantingan (threshing).

3. Stasiun Pembantingan/Penebahan (Thresshing)

Pembantingan bertujuan untuk melepaskan

buah dari janjangan (bunch)setelah lori

berisi buah yang sudah siap direbus

diangkut dengan Hosting Crane dan

menuangkannya ke dalam automatic feeder

(bunch feeder)lalu buah akan jatuh ke dalam

thresser. Pembantingan dilakukan dengan

menggunakan dua unit thresher yang

beroperasi secara seri. Prinsip kerja thresher

adalah berputar dengan kecepatan 23-25

rpm, kemudian TBS ikut berputar dan

terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan

proses ini terjadi berkali-kali maka buah

lepas dari janjangan.

Gambar 5.5 Stasiun Penebahan

Pembantingan pertama dilakukan di thresher pertama. Buah yang terlepas

jatuh ke fruit conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk diangkut ke proses

pelumatan (digesting) dengan fruit tansfer conveyor, fruit elevator dan

Universitas Sumatera Utara


51

fruitdistributing conveyor. Sedangkan janjangan terdorong keluar dan jatuh ke

empty bunch conveyor untuk diangkut ke crusher. Crusher berfungsi mencabik

janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Janjangan yang telah tercabik

kemudian masuk ke thresher kedua untuk dibanting kembali. Janjangan kosong

yang terdorong keluar jatuh ke empty bunch conveyor akan diangkut ke bunch

hopper.

4. Stasiun Pelumatan (Digesting) dan

Pengepresan (Pressing)

Pelumatan (digesting) bertujuan untuk

melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari

biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing)

bertujuan untuk menekan daging buah yang

hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).

Gambar 5.6 Stasiun Pelumatan

Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester. Jenis digester yang

digunakan vertical digester. Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya

terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat

pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Prinsip kerja digester adalah buah

yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan

short arm) yang berputar. Setelah dilumatkan kemudian didorong keluar oleh

pisau pendorong (expeller arm) menuju proses pengepresan. Jarak antara pisau

dengan dinding ketel adukan maksimum 15 mm. Untuk memudahkan proses

pelumatan digester dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90 0C.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah :

Universitas Sumatera Utara


52

1. Pengisian digester harus penuh atau ¾.

2. Kebocoran minyak dihindari.

3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak

tergenang (waktu pelumatan 15-20 menit).

4. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester.

5. Temperatur steam harus tetap dijaga antara 90-95 0C.

Pengepresan dilakukan dengan

menggunakan screw press. Screw press

terdiri dari sebuah silinder (press cylinder)

yang berlubang dan di dalamnya dipasang

dua buah ulir atau screw yang berputar

berlawanan arah. Dua buah konus yang

berada pada bagian ujung press mengatur

tekanan pengepresan, kedua konus ini dapat

bergerak maju mundur secara hidrolik.

Gambar 5.7 Stasiun Pengepresan

Prinsip kerja screw press adalahcake yang keluar dari digester melalui

talang, masuk ke dalam press cylinder dan mengisi worm. Volume setiap space

worm berbeda. Semakin mengarah ke ujung asscrew volume semakin kecil

sehingga cake tertekan dan minyak terperas. Cake akan keluar dari bagian muka

atau sela-sela cone dan jatuh ke cake breaker conveyor. Minyak kasar akan

terpisah keluar melalui lubang-lubang press cylinder dan jatuh ke talang minyak

(oil gutter).

Universitas Sumatera Utara


53

5. Stasiun Pemurnian Minyak

(Clarification)

Pemurnian minyak bertujuan untuk

memperoleh minyak sawit yang sesuai

dengan standar mutu produk yang

dihasilkan. Pemurnian minyak terdiri

dari beberapa proses sebagai berikut :

Gambar 5.8 Stasiun Pemurnian Minyak

1. Pemisahan Minyak Kasar Dari Pasir

Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap

tank (perangkap pasir). Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan berdasarkan

berat jenis. Sand trap tank terdiri corong yang memilki saluran pada bagian

atasnya dan saluran bagian bawah. Minyak kasar akan mengalir pada saluran

bagian atas, sedangkan pasir akan jatuh ke saluran bagian bawah. Minyak kasar

akan dialirkan ke vibro separator dan pasir akan ditampung di tempat

penampungan.

2. Penyaringan Minyak Kasar

Penyaringan minyak kasar dilakukan dengan menggunakan vibro

separator.Vibro separator berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran-

kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro

separator terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20

mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa cake yang disaring

pada saringan ini dikembalikan ke fruit transfer conveyor untuk diproses kembali.

Universitas Sumatera Utara


54

Sedangkan minyak kasar dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak

kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut

disiram dengan air panas.

3. Pemanasan Minyak Kasar

Pemanasan minyak kasar bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan

di vertical clarifier tank dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak kasar

dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Prinsip

kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap.

Temperatur yang diharapkan ± 900C. Untuk menjaga kebersihan dalam Crude

OilTank harus dilakukan blow down dua kali per shift. Minyak dalam Crude Oil

Tank selanjutnya dipompakan ke dalam Vertical Clarifier tank dengan

menggunakan vacum pump..

4. Pemisahan Minyak Dari Sludge

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan di vertical clarifier tank. Vertical

clarifiertank berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam

minyak kasar. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur

dipertahankan 90-950C.

Vertical clarifier tank terdiri dari tiga ruang yaitu:

- Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan

penambahan panas.

- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai

berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam pure oil

tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih

Universitas Sumatera Utara


55

besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke tiga

melalui lubang bawah sekat.

- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam

sludge tank.

5. Penampungan Minyak Murni

Penampungan minyak murni dilakukan di tangki minyak murni (pure oil

tank).Minyak yang ditampung di ruang kedua vertical clarifier tank dialirkan ke

pure oil tank. Pemanasan tetap dilakukan dengan injeksi uap hingga temperatur

95-1000C. Pure oil tank berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk kerucut.

Tangki ini di blow down 4 jam sekali untuk membuang lumpur atau endapan.

6. Pemurnian Minyak

Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier. oil

purifier bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,2 – 0,5 % , kadar kotoran

hingga 0,01 – 0,13 % dan temperatur 90-950C.

Oil purifier bekerja dengan gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm.

Akibat dari gaya sentrifugal ini maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih

kecil akan bergerak ke arah poros dan terdorong keluar sudut-sudut. Sedangkan

kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl.

Air keluar dan padatan melekat pada dinding bowl yang dilarutkan dengan

pencucian.

7. Pengeringan Minyak

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer.Vacum

dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar

kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil

Universitas Sumatera Utara


56

purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini

terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang

berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa di dalam tabung

pengering secara terus menerus.

Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle

yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk

pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus

(spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor

sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut

kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.

Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan

langsung dihisap dengan oil transfer pump ke oil storage tank (OST).

Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang

dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol

ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara

jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka

katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass.

Ujung pipa pengeluaran air dan kondensor harus terendam dalam air hot weel

tank.

8. Penampungan Minyak Sawit (CPO)

Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di oil storage tank (OST)

atau sering disebut bulk storage tank (BST). CPO dalam OST harus selalu

dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 95 0C agar minyak tidak

membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.

Universitas Sumatera Utara


57

Hal-hal yang harus diperhatikan pada oil storage tank adalah

kebersihannya, kondisi steam coil dan temperature. Storage tank harus

dibersihkan secara rutin karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil

dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.

9. Penampungan Sludge

Penampungan sludge hasil pemisahan di vertical clarifier tank dilakukan

di sludge tank.Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung

minyak 8-10 %. Pemanasan dalam alat ini dilakukan dengan sistem injeksi uap

dan suhu cairan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi persentase

Non Oil Solid (NOS) dalam sludge. Oleh karena itu, perlu dilakukan blow down

secara rutin.

10. Penyaringan Sludge

Penyaringan sludge dilakukan dengan menggunakan vibro

Separator.Vibro Separator berfungsi untuk memisahkan sludge dari benda-benda

padat berupa serabut, pasir, dan kotoran. Vibro Separator terdiri dari satu buah

saringan kawat dengan ukuran saringan 60 mesh. Benda-benda padat berupa

serabut, pasir, dan kotoran akan dibuang ke tempat penampungan. Sedangkan

sludge akan dialirkan melalui pipa ke sand cyclone.

11. Pemisahan SludgeDari Pasir

Pemisahan sludge dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand

cyclone.Sludge dari vibro separator masih mengandung pasir sehingga harus

dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah karena gaya

sentrifugal dan blow down setiap 20 menit. Untuk mengambil minyak yang masih

Universitas Sumatera Utara


58

terkandung di sludge, selanjutnya sludge ditampung di sludge buffer tank sebelum

diproses pada sludge separator.

Sludge buffer tank ini memiliki kapasitas 9 m3 yang dilengkapi dengan

steam injection dan enam pipa saluran. Pipa I di bawah tangki untuk menyalurkan

sludge kembali ke sludge tank, pipa II di tengah tangki untuk menyalurkan sludge

ke sludge separator dan pipa III di bagian atas tangki untuk menjaga kelebihan

sludge yang akan masuk ke tangki, pipa IV, V dan VI masing-masing untuk

menyalurkan minyak ke low speed yang berjumlah tiga unit. Sludge dipanaskan

pada temperature 90-950C sehingga minyak yang akan dipisahkan pada low speed

lebih homogen.

12. Pemisahan Minyak Dari Sludge

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan dengan menggunakan sludge

separator.Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, dan

kotoran dengan cara sentrifugasi. Cairan yang dipompakan pada bagian atas

dengan steam siklus, sehingga cairan berputar-putar dalam tabung yang

menimbulkan gaya sentrifugal, selanjutnya cairan tanpa pasir dan kotoran

bergerak ke atas dan keluar melalui poros.Hasil pemisahan sludge dari pasir

memiliki kadar air 80-85 %, minyak 5-10 %, dan 8-12 % berupa bahan bukan

minyak. Air dan kotoran dibuang keluar sedangkan minyak akan dipompakan ke

sludge drain tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge

separator diharapkan 0,3-0,5 %.

Universitas Sumatera Utara


59

13. Pengambilan Minyak Kembali

a. Low Speed

Alat ini digunakan untuk mengutip kembali minyak yang masih

terkandung dalam sludge. Dengan prinsip putaran rendah ke arah

sumbu vertical minyak akan terkumpul di tengah sedangkan kotoran

akan tercampak keluar. Selanjutnya dialirkan ke reclaimed tank

sedangkan drab buang dialirkan ke effluent treatment.

b. Sludge Drain Tank

Endapan dari tangki masakan minyak, tangki sludge (sludge tank)

yang dijumpai setiap hari sebelum diolah ditampung dalam tangki ini.

Demikian juga minyak kutipan dari bak penampung lumpur (fat-fit).

Tangki ini dilengkapi pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan.

Minyak yang terapung di bagian atas dialirkan ke VCT, sedangkan

lumpur pekat dibuang kembali ke bak penampung lumpur.

Jika cairan di dalam tangki terlalu kental, perlu diadakan penambahan

air panas agar pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan

cairan berat jenis yang tinggi dapat terlaksana dengan baik.

c. Hot Weel Tank

Tangki ini terletak di bagian bawah stasiun klarifikasi. Hot weel tank

berfungsi untuk memanaskan air yang selanjutnya akan dikirim ke hot

water tank.. Air dalam tangki ini dipanaskan dengan temperatur

berkisar antara 90-950C dengan menggunakan steam injection serta air

condensate steam coil ke dalam tangki. Selanjutnya akan dipompakan

untuk menyuplai kebutuhan air di hot water tank.

Universitas Sumatera Utara


60

d. Hot Water Tank

Hot water tank berfungsi untuk menampung air panas untuk

menyuplai kebutuhan air panas di oilpurifier, sludge separator dan

screw press serta untuk pencucian tangki-tangki. Hal yang perlu

diperhatikan adalah temperature air yang harus tetap dijaga sekitar

1000C serta pemeliharaan pompa air panas.

e. Fat-Fit

Buangan (sludge) dari stasiun klarifikasi akan dialirkan ke fat fit. PKS

Rambutan (PRBTN) memiliki enam kolam penampung sludge dari

stasiun klarifikasi dan satu bak penampung minyak hasil endapan

dalam kolam penampung sludge. Fat-fit berfungsi sebagai bak

penampungan limbah sementara dan tempat pengendapan sludge.

Untuk memudahkan proses pengendapan, ditambahkan air panas

dengan suhu 90-950C.

6. Pengolahan Biji (Kernel Plant)

Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti

sawit yang sesuai dengan standar mutu produk

yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari

beberapa proses sebagai berikut.

Gambar 5.9 Stasiun Kernel

1. Penguraian Cake (Cake Breaker)

Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serabut.

Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor. Prinsip

kerja cake breaker conveyor adalah mengaduk-aduk cake dengan cara berputar

Universitas Sumatera Utara


61

sambil mendorong cake ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di

pemisah biji. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal

yang diikatkan pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi

uap sehingga gumpalan cake akan menjadi kering dan mudah terurai.

2. Pemisahan Biji Dari Serabut

Pemisahan biji dari serabut dilakukan dengan menggunakan depericarper.

Depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serabut dan membersihkan

biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Depericarper terdiri kolom

pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah

teruraimasuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di separating

coloumn dikarenakan oleh hisapan blower.Biji yang berat jenisnya lebih besar

jatuh ke dalam nut polishing drum,sedangkan serabut kering terhisap ke dalam

fibre cyclone kemudian jatuh ke fibre shell conveyor melalui air lock.

Nut polishing drum berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada nut polishing

drum biji akan bergesekan dengan blade-bladepolyshing drum, sehingga selama

biji melewati nut polishing drum, serabut-serabut halus yang masih melekat pada

biji akan terlepas.

1. Pemisahan Biji Dari Batu dan Biji Kosong

Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan

destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah (separating

coloumn) dan nut cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn

dikarenakan oleh hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, biji

akan masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji kosong

akan terhisap oleh nut cyclone dan masuk ke shell hopper.

Universitas Sumatera Utara


62

2. Pemisahan Biji Menurut Besar Diameter

Pemisahan biji menurut besar diameter dilakukan dengan menggunakan

nut grading drum. Proses pemisahan bertujuan untuk meratakan biji-biji yang

masuk ke nut silo. Nut grading drum adalah drum yang berlubang dan berputar.

3. Pengeraman Biji

Pengeraman biji dilakukan di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk

mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip

kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas

untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ±

9%. nut silodilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk

mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill).

4. Pemecahan Biji

Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan

biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari

rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad).Rotating rotor berfungsi sebagai

alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating

rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel,

dimana 15 batang dipasang di bagian luar dan 15 batang lagi di bagian

luar.Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari

high carbon steel. Efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh kecepatan putar rotor,

jarak antara rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi.

5. Pemisahan Inti Sawit Dari Cangkang

Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan dua

unit Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara seri. Inti

Universitas Sumatera Utara


63

sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan elevator ke LTDS pertama.

Di LTDS pertama, inti sawit dan cangkang dipisahkan berdasarkan berat jenis dan

gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Di mana kotoran yang

ringan, dan pecahan cangkang yang ringan akan terhisap oleh LTDSfan pertama,

kemudian masuk ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang, dan inti sawit akan

masuk ke LTDS kedua melalui air lock.

Di LTDS kedua pecahan cangkang dan inti sawit dipisahkan berdasarkan

berat jenis dan gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Dimana

pecahan cangkang ringan akan terhisap oleh LTDSfan kedua, kemudian masuk ke

dalam shell hopper. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah yang memiliki kriteria

berat sedang akan masuk ke hydrocyclone melalui air lock. Sedangkan Inti sawit

utuh akan jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).

6. Pemisahan Inti Sawit Pecah Dari Cangkang

Pemisahan inti sawit pecah dari pecahan cangkang dilakukan dengan

menggunakan dua unit hydrocyclone yang dioperasikan secara seri. Prinsip kerja

hydrocyclone adalah menggunakan air untuk memisahkan inti sawit pecah dari

pecahan cangkang berdasarkan berat jenis. Hydrocyclone terdiri dari saluran yang

berbentuk siklon. Untuk lebih jelasnya prinsip kerja hydrocyclone dapat dilihat

gambar 5.9

Universitas Sumatera Utara


64

b e

g
c
d

f
a

Gambar 5.10 Proses pemisahan di hydrocyclone

Keterangan gambar:

a. Pecahan cangkang, dan inti sawit pecah jatuh ke bak air pertama.

b. Lalu dipompakan ke hydrocyclone pertama untuk dilakukan pemisahan.

c. Inti sawit pecah tidak sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke roller

drum pertama, kemudian jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).

d. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah sempurna yang memiliki berat yang

sama keluar melalui underflow dan jatuh ke bak air kedua.

e. Lalu dipompakan ke hydrocyclone kedua untuk dilakukan pemisahan kembali.

f. Inti sawit pecah sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke bak air pertama

untuk dilakukan pemisahan kembali di hydrocyclone pertama.

g. Pecahan cangkang keluar melalui underflow dan ke roller drum kedua,

kemudian dihembuskan ke shell hopper dengan menggunakan fan.

Universitas Sumatera Utara


65

7. Pengeringan Inti Sawit

Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo

adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.

Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo

berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-700C, 50-

600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang

kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit

dihembuskan ke kernel bunker (kernel storage) dengan menggunakan fan untuk

disimpan sebelum dilakukan pengiriman.

Universitas Sumatera Utara


66

5.2 Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi

CPO (Crude Palm Oil)

5.2.1 Input Bahan Baku TBS (Tandan Buah Segar)

Bahan baku merupakan salah satu komponen penting dalam setiap

kegiatan produksi suatu usaha. Bahan baku yang digunakan untuk proses

pengolahan CPO (Crude Palm Oil) adalah TBS (Tandan Buah Segar). Bahan

baku diperoleh dari kebun seinduk.

Tabel 5.1 Penggunaan Bahan Baku Dalam Proses Pengolahan CPO (Crude

Palm Oil) Per Hari Pada Bulan Oktober 2020 di Pabrik Kelapa

Sawit Rambutan

Harga TBS
No Kebun Pemasok TBS Olah (kg)
(Rp/kg)
1.Rambutan (KRBTN) 132.744 1.913
2.Tanah Raja (KTARA) 47.634 1.994
3.Sei Putih (KSPTH) 20.719 2.011
4.Sarang Giting (KSGGI) 33.919 1.997
5.Silau Dunia (KSDUN) 118.023 2.004
6.Gunung Monako (KGMNO) 147.574 2.009
7.Gunung Pamela (KGPMA) 64.647 2.024
8.Gunung Para (KGPAR) 38.929 2.030
Total 604.189 15.982
Rataan 75.523,625 1.998
Sumber : Data Primer diolah, 2020

Pada Tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari setiap kebun pemasok,

bahan baku yang paling sedikit berasal dari di Kebun Sei Putih yaitu sebesar

20.719 kg dan yang paling besar berasal dari Kebun Gunung Monako yaitu

sebesar 145.574 kg. Total keseluruhan bahan baku dari setiap kebun seinduk per

hari untuk bulan Oktober 2020 adalah sebesar 604.189 kg dengan rataan

75.523,625 kg. Total harga TBS dari kebun seinduk adalah Rp.15.982/kg dengan

rataan Rp.1.998/kg.

Universitas Sumatera Utara


67

5.2.2 Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO

Dalam proses produksi, tenaga kerja merupakan faktor yang paling

penting untuk menunjang kegiatan suatu usaha. PKS Rambutan memiliki 66

karyawan pelaksana bidang pengolahan yang terlibat langsung dalam proses

pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil). Adapun uraian

penggunaan tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2 Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Per

Hari Pada Bulan Oktober 2020 di Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan

Penggunaan Upah
Jumlah
Waktu Kerja Tenaga Tenaga
No Bulan Tenaga Kerja
(jam/hari) Kerja Kerja
(orang)
(jam/hari) (Rp/jam)

1. Oktober 12 66 792 12.814

Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Pada Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa waktu penggunaan tenaga kerja

untuk proses pengolahan CPO adalah sebanyak 792 jam per hari nya. Dengan

waktu kerja per hari nya adalah 12 jam untuk setiap karyawan pengolahan dan

jumlah tenaga kerja untuk proses pengolahan CPO adalah sebanyak 66 orang.

Sedangkan upah tenaga kerja karyawan pengolahan adalah sebesar Rp.12.814 per

jam per hari nya.

5.2.3 Sumbangan Input Lain

Selain bahan baku, dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO

juga dibutuhkan beberapa penggunaan input lain seperti bahan bakar solar, bahan

Universitas Sumatera Utara


68

kimia, listrik dan air. Secara rinci penggunaan input penunjang lain yang

digunakan dalam proses pengolahan CPO dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut :

Tabel 5.3 Sumbangan Input Lain Per Hari Pada Bulan Oktober 2020 Pada

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan

Total Biaya
No Uraian
(Rp)
1. Biaya Bahan Bakar Solar 707.177,419
2. Biaya Bahan Kimia 1.252.512,77
3. Biaya Penggunaan Listrik 7.086.482,52
4. Biaya Penggunaan Air 1.469.805,13
Total 10.515.977,8
Penggunaan Bahan Baku (kg) 604.189
Sumbangan Input Lain (Rp/Kg Bahan Baku) 17,40
Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Pada Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa sumbangan input lain dalam

pengolahan CPO per hari pada bulan Oktober 2020 adalah Rp. 10.515.977,8

untuk 604.189 kg TBS. Dimana sumbangan input lain untuk 1 kg TBS adalah

sebesar Rp. 17,40. Biaya input lain yang paling besar adalah penggunaan listrik,

yaitu sebesar Rp. 7.086.482,52. Sedangkan biaya input lain yang paling kecil

adalah penggunaan bahan bakar solar, yaitu sebesar Rp. 707.177,419.

5.2.4 Produksi CPO (Crude Palm Oil)

Produksi adalah serangkai kegiatan atau proses yang mengubah masukan

(input) menjadi keluaran (output) untuk menciptakan dan menambah nilai guna

dari suatu barang. Produksi dinyatakan dalam kilogram. Adapun produksi CPO di

Pabrik Kelapa Sawit Rambutan dan uraiannya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


69

Tabel 5.4 Produksi CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober Tahun 2020

di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

TANGGAL PRODUKSI CPO (Kg)


1 175.518
2 134.922
3 167.230
4 174.397
5 167.230
6 133.784
7 167.300
8 167.310
9 164.772
10 164.841
11 -
12 143.340
13 169.690
14 144.000
15 165.600
16 84.000
17 177.600
18 115.200
19 84.070
20 182.400
21 170.400
22 98.400
23 176.547
24 181.351
25 76.864
26 160.934
27 88.800
28 180.000
29 177.600
30 156.000
31 136.800
TOTAL PRODUKSI 4.486.900
RATA-RATA PRODUKSI 149.563
Sumber : Data Sekunder, 2020

Dari Tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Oktober 2020, Pabrik

Kelapa Sawit Rambutan melakukan 30 kali proses produksi. Produksi tertinggi

Universitas Sumatera Utara


70

diperoleh pada tanggal 20 Oktober 2020 yaitu sebesar 182.400 kg, sedangkan

produksi terendah diperoleh pada tanggal 25 Oktober 2020. Tinggi rendahnya

jumlah produksi disebabkan oleh jumlah tandan buah segar (TBS) yang diolah .

5.2.5 Biaya Produksi CPO

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan

baku di pabrik kelapa sawit rambutan. Biaya yang termasuk biaya produksi di

pabrik kelapa sawit rambutan yaitu biaya pembelian TBS, biaya tenaga kerja,

biaya penyusutan, biaya pemeliharaan pabrik dan stasiun pengolahan dan biaya

bahan kimia dan bahan bakar untuk pengolahan CPO, maka dapat diperoleh total

biaya produksi bulan Oktober tahun 2020. Adapun total biaya produksi dan

uraiannya sebagai berikut:

Tabel 5.5 Total Biaya Produksi Pada Bulan Oktober Tahun 2020 Di

PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan

Total Biaya
No Jenis Biaya
(Rp)
1. Biaya Pembelian TBS 37.237.150.120
2. Biaya Tenaga Kerja 931.948.310
3. Biaya Penyusutan 3.623.933.774
4. Biaya Pemeliharaan Pabrik 93.935.484
dan Stasiun Pengolahan
5. Biaya Bahan Kimia dan 60.750.396
Bahan Bakar Untuk
Pengolahan
Total Biaya Produksi 41.947.718.624
Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Pada bulan Oktober tahun 2020 di peroleh total biaya produksi yang

meliputi dari jumlah biaya pembelian TBS sebesar Rp. 37.237.150.120, jumlah

biaya tenaga kerja sebesar Rp. 931.948.310, jumlah biaya penyusutan sebesar Rp.

Universitas Sumatera Utara


71

3.623.933.774, jumlah biaya pemeliharaan pabrik dan stasiun pengolahan sebesar

Rp. 93.935.484, dan jumlah biaya bahan kimia dan bahan bakar untuk pengolahan

sebesar Rp. 60.750.396. Sehingga di peroleh total biaya produksi sebesar Rp.

41.947.718.624.

5.2.6 Penerimaan Dalam Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)

Penerimaan dalam pengolahan CPO merupakan besarnya jumlah produksi

CPO dikalikan dengan harga jual CPO. Adapun uraian jumlah penerimaan dalam

pengolahan CPO adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6 Penerimaan Hasil Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan

Oktober 2020 di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Total
Produksi CPO Harga Jual CPO
No Bulan Penerimaan
(kg) (Rp/kg)
(Rp)

1. Oktober 4.486.900 9.382 42.096.095.800

Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Dari Tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penerimaan yang

diperoleh dari hasil pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan pada

bulan Oktober 2020 adalah sebesar Rp.42.096.095.800 dengan jumlah produksi

CPO sebesar 4.486.900 kg dengan harga jual CPO sebesar Rp.9.382/kg.

5.2.7 Nilai Tambah Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)

Untuk melihat besar nilai tambah yang diperoleh dalam proses pengolahan

kelapa sawit menjadi CPO maka digunakan metode Hayami. Kelebihan dari

metode Hayami ini adalah dapat diketahuinya besar nilai tambah, nilai output dan

produktivitas serta nilai balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi.

Universitas Sumatera Utara


72

Adapun prosedur perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7 Nilai Tambah yang Diperoleh dari Pengolahan Kelapa Sawit

Menjadi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan Pada Bulan Oktober Tahun 2020

Variabel Keterangan Nilai


I. Output, Input dan Harga
1 Output/CPO (kg/hari) (1) 149.563
2 Input Bahan Baku/Kelapa Sawit (2) 604.189
(kg/hari)
3 Tenaga Kerja (jam/hari) (3) 792
4 Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 0,247
5 Koefisien Tenaga Kerja (5) = (3) / (2) 0,00131
(jam/kg)
6 Harga Produk/CPO (Rp/kg) (6) 9.382
7 Upah Tenaga Kerja (Rp/jam) (7) 12.814
II. Penerimaan dan Keuntungan
8 Harga bahan baku/Kelapa Sawit (8) 1.998
(Rp/kg)
9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) (9) 17,40
10 Nilai Produk (Rp/kg) (10) = (4) x (6) 2.317,35
11 a. Nilai tambah (Rp/kg) (11a) = (10) – (9) – 301,95
(8)
b. Rasio nilai tambah (%) (11b) = (11a/10) x 13,029
100%
12 a. Pendapatan tenaga (12a) = (5) x (7) 16,786
kerja (Rp/kg)
b. Rasio pendapatan (12b) = (12a/11a) x 5,559
tenaga kerja (%) 100%
13 a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = 11a – 12a 285,16
b. Tingkat keuntungan (13b) = (13a/11a) x 94,439
(%) 100%
III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14 Marjin (Rp/kg) (14) = (10) – (8) 319,35
a. Pendapatan tenaga (14a) = (12a/14) x 5,256
kerja (%) 100%
b. Sumbangan input lain (14b) = (9/14) x 0,054
(%) 100%
c. Keuntungan perusahaan (14c) = (13a/14) x 89,293
(%) 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Universitas Sumatera Utara


73

Output, Input dan Harga

Tabel 5.7 menjelaskan bahwa dalam proses pengolahan kelapa sawit

menjadi CPO dengan mengunakan bahan baku kelapa sawit sebanyak 604.189 kg

dapat menghasilkan output sebesar 149.563 kg CPO. Sehingga menghasilkan

faktor konversi sebesar 0,247.Nilai konversi ini menunjukkan bahwa setiap

pengolahan 1 kg kelapa sawit dapat menghasilkan 0,247 kg CPO. Proses

pengolahan CPO menggunakan tenaga kerja dengan total waktu 792 jam per hari.

Sehingga koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi 1 kg CPO

adalah sebesar 0,00131 yang artinya setiap pengolahan 1 kg TBS membutuhkan

tenaga kerja sebanyak 0,00131 jam.

Penerimaan dan Keuntungan

Dari Tabel dapat diuraikan bahwa harga bahan baku yang digunakan untuk

pengolahan CPO di daerah penelitian adalah Rp.1.998/kg. Sedangkan sumbangan

input lain dalam pengolahan CPO adalah Rp.17,40/kg bahan baku. Harga output

produk CPO adalah Rp.9.382/kg dan nilai produk adalah Rp.2.317,35/kg. Dapat

diketahui bahwa nilai tambah yang di peroleh dari pengolahan kelapa sawit

menjadi CPO adalah sebesar Rp.301,95/kg yang diperoleh dari nilai produk

dikurang harga input bahan baku dan sumbangan input lain, dengan rasio nilai

tambah sebesar 13,029% yang artinya 13,029% dari nilai output merupakan nilai

tambah yang diperoleh dari proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.

Pendapatan tenaga kerja yang diperoleh dari hasil kali antara koefisien

tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 16,786/Kg

dengan rasio pendapatan tenaga kerja sebesar 5,559%. Keuntungan yang

Universitas Sumatera Utara


74

diperoleh dari pengolahan kelapa sawit menjadi CPO adalah sebesar

Rp.285,16/kg, dengan tingkat keuntungan sebesar 94,439%.

Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

Dari Tabel analisis nilai tambah Metode Hayami dapat dilihat bahwa

margin yang diperoleh dari nilai produk dikurangi dengan harga input bahan baku

adalah sebesar Rp.319,35/Kg, dengan persentase pendapatan tenaga kerja sebesar

5,256%, sumbangan input lain sebesar 0,054%, dan keuntungan perusahaan

sebesar 89,293%. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai tambah pada

pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan adalah Rp.301,95/kg

denganrasio nilai tambah sebesar 13,029%. Jika terdapat nilai tambah yang

diperoleh dari pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil), maka

hipotesis dapat diterima.

Universitas Sumatera Utara


75

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO

(Crude Palm Oil) di PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan adalah sebesar Rp.301,95/kg bahan baku dengan hasil rasio nilai

tambah sebesar 13,029%.

2. Keuntungan yang diperoleh dari pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO

(Crude Palm Oil) di PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit

Rambutan adalah sebesar Rp.285,16/kg dengan tingkat keuntungan sebesar

94,439%.

6.2 Saran

1. Kepada PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan agar

dapat mengambil kebijakan dalam hal meningkatkan produktivitas dan efisiensi

produksi CPO (Crude Palm Oil) untuk meningkatkan nilai tambah.

2. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut tentang strategi

pemasaran CPO, agar dapat diketahui strategi yang dapat diterapkan untuk

memperluas jangkauan pemasaran produk.

Universitas Sumatera Utara


76

DAFTAR PUSTAKA

Adi, P. 2015. Karya Dengan Kelapa Sawit . Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2018.

Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Satyawibawa, I., & Paeru, R. H. 2012.Kelapa sawit.
Penebar Swadaya Grup.

Hadiguna, R. A., & Machfud, M. 2008. Model Perencanaan Produksi Pada


Rantai Pasok Crude Palm Oil dengan Mempertimbangkan Preferensi
Pengambil Keputusan.Jurnal Teknik Industri, 10(1), pp-38.

Hayami Y., Thosinori, M., dan Masdjidin S. 1987.Agricultural Marketing and


Processing in Upland Java: A Prospectif From A Sunda Village. CGPRT
Centre.Bogor.

[Kemenkeu] Kementerian Keuangan Republik Indonesia.2012. Kajian Nilai


Tambah Produk Pertanian. http://kemenkeu.go.id (Diakses dan Diunduh
pada 16 Oktober 2020).

Lubis, R. E., & Agus Widanarko, S. P. 2011. Buku pintar kelapa sawit.
AgroMedia.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.

Palanggatan, W. A. 2018. Pengukuran dan Analisa Nilai Overall Equipment


Effectiveness (OEE) Untuk Mesin Sterilizer Pada Pabrik Kelapa Sawit
(Studi Kasus: PTPN V Lubuk Dalam) (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

PT. Perkebunan Nusantara III, 2016. Code Of Corporate Governance. Edisi IV.
Medan

Selardi, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Soekartawi.1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Sunarko, I.2014 .Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Jakarta :


Agromedia Pustaka.

Suprapto. 2006. Proses Pengolahan dan Nilai Tambah. Jakarta : Penebar


Swadaya.

Yanti, H. F., Lubis, S. N., & Darus, M. B. (2013).Analisis Perbandingan Nilai


Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf dan Tepung
Tapioka di Kabupaten Serdang Bedagai (Kasus: Desa Bajaronggi, Kec.

Universitas Sumatera Utara


77

Dolok Masihul dan Kec.Sei Rampah).Journal of Agriculture and


Agribusiness Socioeconomics, 2(8).15103.

Universitas Sumatera Utara


78

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


79

Lampiran 1. Penggunaan Bahan Baku Dalam Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober 2020 di

PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan.

TBS Olah Rendemen Harga TBS


No. PKS Kebun Pemasok
(Kg) MS (%) IS (%) Rp/Kg
KGPMA 2.004.060 24.44 5.53 2.024
KGMNO 4.574.820 24.22 5.55 2.009
KSDUN 3.658.740 24.02 5.84 2.004
KGPAR 1.206.820 24.43 5.69 2.030
KSPTH 642.310 24.20 5.66 2.011
1 PKS RAMBUTAN
KSGGI 1.051.500 24.04 5.61 1.997
KTARA 1.476.680 24.03 5.53 1.994
KRBTN 4.115.070 23.14 5.14 1.913
KBANG - - -
-
Total 18,730,000 23.96 5.53
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


80

Lampiran 2. Biaya Bahan Kimia dan Bahan Bakar untuk Pengolahan Pada Bulan Oktober 2020 di PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

No Jenis Biaya Biaya (Rp)

38.827.896
1 Bahan Kimia

21.922.500
2 Bahan Bakar Solar

Total 60.750.396

Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


81

Lampiran 3. Biaya Pemakaian Air dan Listrik untuk Pengolahan Pada Bulan Oktober 2020 di PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan.

No Jenis Biaya Biaya (Rp)

1 Pemakaian Air 45.563.959

2 Pemakaian Listrik 219.680.958

Total 265.244.917
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


82

Lampiran 4. Biaya Pembelian TBS di Kebun Seinduk Pada Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Jumlah Fisik Pembelian Harga Beli Biaya


No Asal Kebun
(kg) (Rp/kg) (Rp)

1. Kebun Gunung Pamela 2.004.060 2.024 4.056.217.440

2. Kebun Gunung Monako 4.574.820 2.009 9.190.813.380

3. Kebun Silau Dunia 3.658.740 2.004 7.332.114.960

4. Kebun Gunung Para 1.206.820 2.030 2.449.844.600

5. Kebun Sei Putih 642.310 2.011 1.291.685.410

6. Kebun Sarang Giting 1.051.500 1.997 2.099.845.500

7. Kebun Tanah Raja 1.476.680 1.994 2.944.499.920

8. Kebun Rambutan 4.115.070 1.913 7.872.128.910

Total 18.730.000 1.998 37.237.150.120

Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


83

Lampiran 5. Biaya Tenaga Kerja Pada Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa

Sawit Rambutan

Jenis Biaya Jumlah Tenaga Kerja Biaya (Rp)


No
Karyawan Pimpinan 4 -
1 Gaji dan Tunjangan - 76.407.264
2 Biaya Sosial - 10.754.387
Karyawan Pelaksana 132 -
3 Gaji dan Tunjangan - 781.240.994
4 Biaya Sosial - 63.545.665
Total 136 931.948.310
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


84

Lampiran 6. Biaya Penyusutan Pada Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa

Sawit Rambutan

Jenis Biaya Biaya (Rp)

No Biaya Penyusutan Overhead Pabrik

1 Rumah Tinggal 59.196.131

2 Bangunan Perusahaan 381.600.103

3 Jalan, Jembatan dan Saluran Air 597.488.358

4 Mesin dan Perlengkapan 2.585.266.011

Biaya Penyusutan Umum Pabrik

5 Alat Inventaris Kecil 383.171

Total 3.623.933.774

Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


85

Lampiran 7. Biaya Pemeliharaan Bangunan Pabrik Dan Stasiun Pengolahan CPO Pada Bulan Oktober Tahun 2020 di

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

No Jenis Biaya Biaya (Rp)


1 Pemeliharaan Bangunan Pabrik -
2 Pemeliharaan Stasiun Penerimaan TBS 1.044.410
3 Pemeliharaan Stasiun Rebusan 13.486.997
4 Pemeliharaan Stasiun Penebah 14.309.148
5 Pemeliharaan Stasiun Pressan (Kempa) 31.174.510
6 Pemeliharaan Stasiun Klarifikasi 17.968.099
7 Pemeliharaan Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong 959.262
8 Pemeliharaan Stasiun Tangki Penimbunan Minyak 317.502
9 Pemeliharaan Stasiun Minyak Inti 770.112
10 Pemeliharaan Stasiun Pengutipan Inti 11.750.481
11 Pemeliharaan Stasiun Fat-Fit 405.322
12 Pemeliharaan Stasiun Instalasi Listrik 418.833
13 Pemeliharaan Lain-lain 1.330.807
Total 93.935.484
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


86

Lampiran 8. Produksi CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober Tahun 2020 Di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Minyak Sawit (CPO) Inti Sawit (IS)


Tanggal
(kg) (kg)
01.10.2020 175.518 40.425
02.10.2020 134.922 31.640
03.10.2020 167.230 39.200
04.10.2020 174.397 40.880
05.10.2020 167.230 39.200
06.10.2020 133.784 30.240
07.10.2020 167.300 37.800
08.10.2020 167.310 37.100
09.10.2020 164.772 36.570
10.10.2020 164.841 37.950
11.10.2020 - -
12.10.2020 143.340 33.000
13.10.2020 169.690 39.050
14.10.2020 144.000 33.000
15.10.2020 165.600 37.950
16.10.2020 84.000 19.250
17.10.2020 177.600 42.180
18.10.2020 115.200 27.360
19.10.2020 84.070 19.250
20.10.2020 182.400 41.800
21.10.2020 170.400 39.050

Universitas Sumatera Utara


87

22.10.2020 98.400 22.550


23.10.2020 176.547 40.425
24.10.2020 181.351 43.035
25.10.2020 76.864 18.240
26.10.2020 160.934 36.850
27.10.2020 88.800 20.350
28.10.2020 180.000 41.250
29.10.2020 177.600 40.700
30.10.2020 156.000 37.050
31.10.2020 136.800 32.490
Total 4.486.900 1.035.835
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


88

Lampiran 9. Data Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO Pada Tahun 2020 Di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

No Bulan Jam Kerja Upah (Rp/Jam)


1 Januari 332.83 6.105.666
2 Pebruari 419.67 5.532.613
3 Maret 479.08 4.612.488
4 April 565.00 4.328.603
5 Mei 507.33 4.819.972
6 Juni 639.17 3.541.785
7 Juli 601.42 4.185.189
8 Agustus 626.25 3.542.152
9 September 668.83 2.768.986
10 Oktober 617.17 2.875.953
Jumlah 5.456.75 42.313.408
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Universitas Sumatera Utara


89

Lampiran 10. Data Harga CPO (Crude Palm Oil) Pada Tahun 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

VOLUME PENJUALAN NILAI PENJUALAN HARGA RATA-RATA


No Bulan
(kg) (Rp) (Rp/kg)
1 Januari 35.391.240 319.786.946.484 9.036
2 Pebruari 40.124.350 370.027.545.132 9.222
3 Maret 45.144.830 368.695.440.866 8.167
4 April 47.459.580 387.369.045.924 8.162
5 Mei 46.073.170 354.985.194.539 7.705
6 Juni 52.950.150 381.021.119.110 7.196
7 Juli 57.027.920 422.056.091.712 7.401
8 Agustus 54.843.350 429.594.223.252 7.833
9 September 70.338.030 632.536.312.182 8.993
10 Oktober 60.190.890 564.691.814.050 9.382
Jumlah 509.543.510 4.230.763.733.251 8.303
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai