SKRIPSI
OLEH :
RABITAH JILAN
170304003
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
2021
1
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI
CPO (Crude Palm Oil) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
(PERSERO)
(Kasus : Pabrik Kelapa Sawit Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi,
Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
OLEH :
RABITAH JILAN
170304003
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
FAKULTAS PERTANIAN
2021
2
Universitas Sumatera Utara
3
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
NIP: 1963 0204 1997 03 1 001 NIP: 1982 0428 2015 04 2 001
Mengetahui,
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui:
Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
(Crude Palm Oil) terdiri dari 6 stasiun yaitu stasiun penerimaan TBS, stasiun
perebusan, stasiun penebahan, stasiun kempa, stasiun pemurnian minyak, dan
stasiun pengolahan biji. Sedangkan hasil analisis nilai tambah Hayami
menunjukkan bahwaproduksi CPO dapat memberikan nilai tambah sebesar
Rp.301,95/kg dengan keuntungan sebesar Rp.285,16/kg.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
RABITAH JILAN (170304003) with the thesis title is “Analysis of Value Added
Oil Palm Processing Into CPO (Crude Palm Oil) at PT.Perkebunan Nusantara
III (Persero) (Case: Rambutan Palm Oil Mill, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten
Serdang Bedagai)” Supervised by Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec as
the Head Supervisor Commission and Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P, M.P as the
Member of the Supervisor Commission.
World demand for CPO increases every year so companies compete to increase
CPO production. This research was conducted to determine the processing of
CPO and to determine the added value of processing oil palm into CPO so that
companies know the advantages, conditions and strengths of the company to be
able to compete with other companies in increasing CPO production and to
increase the attractiveness of other oil palm farmers. This research was
conducted in PKS Rambutan. The method of determining the sample is Non
Probability Sampling using the Case Study method where the sample is taken
subjectively on the employees of PT. Perkebunan Nusantara III Unit Rambutan
Palm Oil Mill. The data analysis methods used are descriptive analysis and
Hayami Value Added analysis.
The results showed that the processing of palm oil into CPO (Crude Palm Oil)
consists of 6 stations, namely loading ramp station, sterilizing station, thresser
station, digesting and pressing station, oil clarification station and palm kernel
processing station. Meanwhile, the analysis of Value Added by Hayami shows that
CPO production can provide added value of Rp. 301.95 / kg with a profit of Rp.
285.16 / kg.
Keywords: CPO, Hayami Value Added, PKS Rambutan
ii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Rabitah Jilan, lahir di Medan pada tanggal 06 Agustus 1999. Penulis adalah anak
dari Bapak Ir. H. Zulfikhar Rida dan Ibu Rossianie yang merupakan anak kedua
1. Tahun 2004 masuk Taman Kanak-Kanak Perwanis Medan dan tamat pada
tahun 2005.
3. Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Harapan 2 Medan dan
4. Tahun 2014 masuk Selolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Medan dan lulus
Pematang (Rumah Liang) Kecamatan STM Hulu Tiga Juhar Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020 dari bulan Juli 2020 -
Agustus 2020.
iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Nilai Tambah
Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai)”. Tujuan dari penelitian ini adalah
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
kepada :
1. Kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. H. Zulfikhar Rida dan Ibunda
nasihat dan doa yang tiada putusnya serta dukungan baik secara moril dan
Sumatera Utara.
baik.
iv
Universitas Sumatera Utara
3. Kepada Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P.M.P selaku anggota komisi
4. Kepada Dosen Penguji Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS dan Ibu
Emalisa, SP. M.Si yang telah memberikan kritik dan saran dalam
5. Kepada Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi
8. Kepada kakak dan abang tercinta, Rizkha Rida, ST.MT dan Didi Susanto, ST
yang tiada hentinya memberikan semangat, motivasi, dan doa serta waktu dan
pikiran untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta kepada
motivasi, semangat dan doa serta dukungan baik secara moril maupun materil
v
Universitas Sumatera Utara
10. Kepada sahabat-sahabat saya, Syifa, Dian, Oka, Anda, Aan, Marsa, Ucat,
Ncun, Avi, Dina dan Millen yang telah memberikan doa, motivasi dan
11. Kepada seluruh teman-teman Agribisnis stambuk 2017 yang telah banyak
12. Kepada Bapak Isnandar, B.Sc, S.Kom, M.M selaku Manager di Pabrik
skripsi saya sehingga skripsi saya dapat berguna bagi seluruh pihak yang
13. Kepada Bapak Aris Sudiar, S.T, QIA selaku Masinis Kepala di Pabrik Kelapa
saya sehingga skripsi saya dapat berguna bagi seluruh pihak yang berkaitan
Kelapa Sawit Rambutan yang telah membantu saya dalam proses pelaksanaan
penelitian.
Namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................6
1.4 Kegunaan Penelitian..................................................................................6
vii
Universitas Sumatera Utara
4.2 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan.....................................................................................32
4.2.1 Sumber Daya Manusia..................................................................34
4.2.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya....................................35
4.2.3 Implementasi Sistem Manajemen .................................................36
4.2.4 Stasiun Pengolahan .......................................................................36
4.3 Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Rambutan ..............................36
4.3.1 Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan Karyawan
Pimpinan dan Karyawan Pelaksana Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan .....................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 12,81 persen pada
tahun 2018 atau merupakan urutan ketiga setelah sektor Industri Pengolahan dan
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Salah satu
subsektor perkebunan tahun 2018 yaitu sebesar 3,30 persen terhadap total PDB
dan 25,75 persen terhadap sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan atau
Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan
minyak inti sawit (PKO) ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi
komoditas perkebunan lainnya. Hingga saat ini kelapa sawit telah diusahakan
dalam bentuk perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit hingga menjadi
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah merupakan salah satu
swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga bergerak di bisnis perkebunan
sawit mentah yang digunakan sebagai bahan baku oleh industri lainnya sebagai
produk turunan seperti oleo pangan (minyak goreng dan margarin, dan shortening)
dan oleokimia (fatty acids, fatty alkohol dan glycerine) (Hadiguna dan Machfud,
2008).
CPO yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit melalui proses yang
panjang, yakni dimulai dari jembatan timbang, penyortiran buah sawit, proses
dan proses pengolahan kernel. Semua rangkaian kegiatan produksi dilakukan oleh
mesin dan dikontrol oleh tenaga kerja yang professional dan cermat. Proses
produksi CPO dalam satu hari membutuhkan waktu 9,5-19,5 jam disesuaikan
ini berkantor pusat di Medan, Sumatera Utara dan resmi didirikan dari hasil
menjadikan minyak sawit dan inti sawit sebagai komoditi utama yang
sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional
dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli dengan mutu yang dihasilkan
Pada perusahaan PTPN III terdapat beberapa unit perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit yang tersebar di seluruh Sumatera Utara, salah satunya
Kotamadya Tebing Tinggi, Kecamatan Rambutan. Untuk luas areal tanaman dan
produksi Kelapa Sawit Kebun Rambutan dapat dilihat pada Tabel 1.1 data luas
Tabel 1.1 Luas Areal Tanaman dan Produksi PTPN III Unit Kebun
Rambutan
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa luas areal tanaman dan produksi PTPN
Dalam waktu 5 tahun terakhir, penurunan luas tanaman dan produksi PTPN III
Saat ini semua pihak baik pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat
harus mampu memikul tanggung jawab bersama agar produk pertanian tidak
sehingga memberikan nilai tambah. Pengertian nilai tambah (value added) di sini
pengertian ini definisi nilai tambah adalah selisih lebih antara nilai produk dengan
nilai biaya input, tidak termasuk upah tenaga kerja (Kemenkeu, 2012).
berkisar antara 1,35 sampai dengan 10,96 persen. Pada tahun 2014 produksi
minyak sawit (CPO) sebesar 29,28 juta ton, meningkat menjadi 34,94 juta ton
pada tahun 2017 atau terjadi peningkatan sebesar 19,34 persen. Sementara tahun
2018 diperkirakan produksi minyak sawit (CPO) akan meningkat menjadi 36,59
Tabel 1.2 Produksi CPO dan Inti Sawit PTPN III Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan
Rambutan PTPN III berfokus pada produksi CPO yang kemudian diikuti oleh
produksi minyak inti sawit.Produksi CPO Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN
III cenderung berfluktuasi di setiap tahun. Dalam kurun waktu 5 tahun, produksi
CPO tertinggi Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III berada di tahun 2015
alam di semesta sehingga permintaan dunia akan minyak sawit pun terus
meningkat. Minyak sawit merupakan salah satu minyak yang paling banyak di
konsumsi karena harganya yang relatif terjangkau, mudah diproduksi dan sangat
stabil.Minyak sawit juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel.
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO tentu akan memberikan nilai
tambah dari kelapa sawit tersebut dan dapat meningkatkan keuntungan suatu
Segar). Hal ini terbukti dari hasil penelitian Damanik dan Nugroho (2017) tentang
analisis nilai tambah CPO di PKS Aek Torop, yaitu agroindustri CPO ini mampu
nilai yang didapatkan dari nilai produk dikurangi dengan sumbangan input lain
dan harga bahan baku pada saat proses produksi. Analisis nilai tambah tidak
hanya untuk mengetahui nilai tambah dan keuntungan dari suatu perusahaan,
produksi CPO.
tentang bagaimana pengolahan kelapa sawit tersebut dan nilai tambah yang
kelapa sawit, maka akan menambah daya tarik para investor untuk berinvestasi
dalam bisnis pengelolaan kelapa sawit guna menambah devisa Negara serta
menambah daya tarik para pelaku usahatani kelapa sawit untuk mengolah hasil
1. Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) di
Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Kota Tebing
Tinggi?
2. Berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit
menjadi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT.
CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan
2. Untuk menganalisis besar nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa
sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT.
1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi PT. Perkebunan Nusantara III dan
pihak-pihak yang terkait dalam usaha pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah dan Instansi terkait lainnya dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Afrika Barat. Namun, ada sebagian pendapat yang justru menyatakan bahwa
kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal ini karena
lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan
di Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah
memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Bagi Indonesia, tanaman
kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain
salah satu produsen utama minyak sawit, bahkan saat ini telah menempati posisi
maju pesat.Waktu itu, Indonesia bahkan bisa menggeser dominasi ekspor yang
(Bumil). Bumil merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer.
keamanan dalam negeri yang tidak kondusif menyebabkan produksi kelapa sawit
menurun.Saat itu, posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar
tergeser oleh Malaysia. Pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba), pembangunan
perkebunan.Pada tahun 1980, luas lahan kebun kelapa sawit mencapai 294.560 ha
dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 721.172 ton.Mulai saat itu, lahan
rakyat. Hal ini di dukung oleh kebijakan pemerintah yang melaksanakan program
penghasil minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar (biodiesel). Selain itu,
kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun, industri lilin, industri
Sementara, minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa
Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat
sebagai negara tropis yang dapat sinar matahari melimpah sepanjang tahun
dengan curah hujan yang cukup dan hampir merata.Kondisi inilah yang sangat
susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak
menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta
industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan, minyak sawit telah
merupakan sosok tanaman yang cukup tangguh, terutama bila terjadi perubahan
kelapa sawit dapat menghasilkan dua jenis minyak sekaligus, yaitu minyak kelapa
permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak
hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.Karena itu, sebagai negara tropis
yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk
bagus, karena itu,perkebunan kelapa sawit sekarang telah diperluas secara besar-
dilakukan secara mandiri dan ada juga yang bermitra dengan perusahaan
dari 7 juta hektar.Pantas jika kelapa sawit mendapat predikat sebagai komoditas
Pada umumnya, PKS mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1. Jembatan Timbang
sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu
truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat
truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk
kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima
dipabrik.
2. Proses Penyortiran
kematangannya.Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan
3. Proses Perebusan
menggunakan capstand.
Tujuan perebusan :
d. Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
Bila poin dua tercapai secara efektif maka semua poin yang lain akan
tercapai juga. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m.
4. Proses Penebahan
a. Hoisting Crane
Fungsi dari hoisting crane adalah untuk mengangkat lori dan menuangkan
isi lori ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi
b. Theresing
5. Proses Pengempaan
terdiri dari :
a. Digester
Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke digester dengan
pengaduk yang terpasang pada bagian poros II, sedangkan pisau bagian
press.
Fungsi digester :
5) Menaikkan temperatur.
b. Pressing
buah yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau
tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga
melalui lubang – lubang press cage minyak dipisahkan dari serabut dan
6. Proses Pemurnian
Setelah melewati proses screw press maka didapatlah minyak kasar dan
ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian crude oil masuk ke mesin clarifikasi
Setelah di press maka crude oil yang mengandung air, minyak, lumpur
masuk ke sand trap tank.Fungsi dari sand trap tank adalah untuk menampung
pasir.
b. Vibro Seperator
Fungsi dari vibro separator adalah untuk menyaring crude oil dari serabut
mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada vibro
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran
(NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih
kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1
akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih
besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah. Fungsi skimmer dalam VCT
dengan sludge. Temperatur yang cukup (95 °C) akan memudahkan proses
d. Oil Tank
Fungsi dari oil tank adalah untuk tempat sementara oil sebelum diolah
e. Oil Purifier
Fungsi dari oil purifieradalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan
f. Vacuum Dryer
Fungsi dari vacuum dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam
g. Sludge Tank
Fungsi dari sludge tank adalah tempat sementara sludge( bagian dari
minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge
h. Sand Cyclone
Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
i. Brush Strainer
Fungsi dari brush strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat
pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja sludge seperator. Alat ini terdiri
j. Sludge Seperator
Fungsi dari sludge seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih
sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros
k. Storage Tank
produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara teratur,
karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat mengakibatkan
crude oil dan fiber. Fiber tersebut akan masuk kestasiun Kernel dan akan
b. Depericarper
Fungsi dari depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan
adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber)
akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke
c. Nut Silo
Fungsi dari nut silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum
menggunakan nut craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem
pemanasan (heater).
- Riplle Mill
Fungsi dari riplle mill adalah untuk memecahkan nut. Pada riplle mill
terdapat rotor bagian yang berputar pada riplle plate bagian yang diam.
Nut masuk diantara rotor dan riplle plate sehingga saling berbenturan
- Claybath
sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan
cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya
diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang
lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang
berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis
- Hydro Cyclone
d. Kernel Dryer
Fungsi dari kernel dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang
terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti
akan mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka
ALB juga tinggi. Pada kernel silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70 derajat
celcius, tengah 60 °C, bawah 50 °C. Pada sebagian PKS ada yang
°C.
e. Kernel Storage
Fungsi dari kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi
berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang
kelapa sawit.
sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan input
lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai
produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup komponen
faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa
komoditi mengalami proses produksi. Nilai tambah produk yang dianalisis dapat
diperoleh dari hasil olahan, kemudian dihitung besarnya nilai tambah dari masing-
Hayami adalah pertama, dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan
faktor produksi, serta ketiga, prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat
Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk
nilai tambah untuk pengolahan dapat dikatagorikan menjadi dua faktor teknis dan
faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah
bahan baku yang digunakan untuk tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar yang
berpengaruh adalahharga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku dan nilai
tinggi selain mampu untuk memperoleh keuntungan yang berlanjut. Nilai tambah
yang diperoleh dari pengolahan merupakan selisih antara nilai komoditas yang
mendapat perlakuan pada suatu tahap dengan nilai korbanan yang harus
dikeluarkan selama proses produksi terjadi. Nilai tambah yang diperoleh lebih dari
50% maka nilai tambah dikatakan besar dan sebaliknya, nilai tambah yang
diperoleh kurang dari 50% maka nilai tambah dikatakan kecil (Sudiyono, 2004).
lebih besar dibandingkan dengan produk pertanian itu sendiri sehingga mampu
(Soekartawi, 1999).
biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak
termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain nilai tambah menggambarkan imbalan
bagi tenaga kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan secara matematik
sebagai berikut:
Dimana :
K = Kapasitas produksi
H = Harga output
L = Nilai input lain (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama proses
Tambah Buah Kopi Arabika di Kelompok Tani Maka Jaya Desa Naman
Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo, dengan tujuan penelitian adalah untuk
Metode penelitian yang digunakan untuk analisis nilai tambah adalah metode
pengolahan buah kopi arabika adalah sebesar Rp.138.297/kg per hari atau satu
kali produksi dengan rasio nilai tambah sebesar 69% dalam satu kali produksi.
untuk mengidentifikasi proses keripik dan sirup nanas yang terjadi, untuk
mengetahui seberapa besar nilai tambah (value added) produk keripik dan sirup
nanas serta untuk membandingkan nilai tambah antara hasil nilai usaha
pengolahan nanas menjadi keripik dan sirup nanas. Metode penelitian yang
digunakan untuk analisis nilai tambah adalah metode Hayami. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan nanas menjadi
keripik nanas adalah sebesar Rp.33.100/kg per hari atau satu kali produksi dengan
rasio nilai tambah sebesar 84,6% dan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan
nanas menjadi sirup nanas adalah sebesar Rp.4.850/kg per hari atau satu kali
produksi dengan rasio nilai tambah sebesar 19,36%. Nilai tambah yang dihasilkan
dari pengolahan nanas menjadi keripik nanas lebih tinggi yaitu sebesar Rp
Tambah Pengolahan Ikan Teri Asin Kering di Desa Tabuyung Kecamatan Muara
untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh dari pengolahan ikan
teri asin kering dan untuk menganalisis nilai tambah (value added) yang diperoleh
dari pengolahan ikan teri asin kering. Metode penelitian yang digunakan untuk
analisis nilai tambah adalah metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan teri asin kering adalah sebesar
Rp.6.802,21,-/kg per satu kali produksi dengan rasio nilai tambah sebesar 43,47%.
serta untuk mengetahui berapa besarnya nilai tambah yang diperoleh dari
pengolahan opak. Metode penelitian yang digunakan untuk analisis nilai tambah
adalah metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang
diperoleh dari pengolahan ubi kayu menjadi opak adalah sebesar Rp. 441,90/kg
bahan baku yang digunakan dengan rasio nilai tambah sebesar 23,6%.
penelitian adalah untuk mengetahui proses pengolahan kopi Arabika menjadi kopi
bubuk pada Koperasi Kopi Mandailing Jaya, untuk menganalisis berapa nilai
tambah (value added) yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi Arabika pada
Koperasi Kopi Mandailing Jaya serta untuk menganalisis berapa besar pendapatan
yang diperoleh dari pengolahan kopi Arabika pada Koperasi Kopi Mandailing
Jaya. Metode penelitian yang digunakan untuk analisis nilai tambah adalah
metode Hayami dan metode analisis pendapatan untuk mengetahui berapa besar
menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kopi Arabika
menjadi kopi bubukpada Koperasi Kopi Mandailing Jaya tergolong tinggi, yaitu
sebesar Rp. 230.844,87/Kg dengan rasio nilai tambah sebesar 82,44%. Pendapatan
yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi biji Arabika menjadi kopi bubuk
sebesar Rp.2.733.273.
Untuk dapat menganalisis nilai tambah dari hasil pengolahan kelapa sawit
menjadi CPO (Crude Palm Oil), terdapat berbagai komponen penting yaitu: nilai
output, input bahan baku, tenaga kerja, harga output, upah tenaga kerja, harga
bahan baku dan biaya sumbangan input lain yang menjadi penentu besarnya nilai
tambah yang dihasilkan. Dengan diketahuinya nilai tambah yang diperoleh pada
proses pengolahan CPO maka perusahaan dapat mengetahui kondisi dan kekuatan
Kelapa Sawit
(Tandan Buah Segar)
CPO
(Crude Palm Oil)
1. Output
2. Input Bahan Baku
3. Tenaga Kerja
4. Harga Output
5. Upah Tenaga Kerja
6. Harga Bahan Baku
7. Sumbangan Input
Lain
Keterangan :
: Menyatakan proses/perlakuan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah dan landasan teori, maka hipotesis
1. Terdapat nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan Kelapa Sawit menjadi
BAB III
METODE PENELITIAN
merupakan salah satu PKS PTPN III yang berada di wilayah Distrik Serdang II,
yang memiliki kapasitas olah tandan buah segar menjadi CPO dengan kapasitas
Tabel 3.1 Kapasitas Olah Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi Crude Palm Oil
secara subjektif pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan. Responden yang akan diteliti lebih terarah pada sifat tertentu
yang tidak berlaku umum sehingga hasil tidak dapat digeneralisasikan dan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
dengan melakukan wawancara, dan data sekunder diperoleh dari perusahaan PT.
penelitian ini. Data sekunder merupakan penelitian yang menggunakan data yang
telah ada, selanjutnya dilakukan proses analisis dan interpretasi terhadap data
teknik analisis dimana data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
digunakan adalah analisis nilai tambah menggunakan tabel nilai tambah Hayami.
Metode Hayami digunakan untuk menganalisis berapa besar nilai tambah yang
Variabel Nilai
I. Output, Input dan Harga
1 Output (kg) (1)
2 Input (kg) (2)
3 Tenaga Kerja (HOK) (3)
4 Faktor Konversi (4) = (1) / (2)
5 Koefisien Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2)
6 Harga Output (Rp) (6)
7 Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (7)
II. Penerimaan dan Keuntungan
8 Harga bahan baku (Rp/kg) (8)
9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) (9)
10 Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6)
11 a. Nilai tambah (Rp/kg) (11a) = (10) – (9) – (8)
b. Rasio nilai tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100%
12 a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7)
b. Pangsa tenaga kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100%
13 a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = 11a – 12a
b. Tingkat keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100%
III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14 Marjin (Rp/kg) (14) = (10) – (8)
a. Pendapatan tenaga kerja (%) (14a) = (12a/14) x 100%
b. Sumbangan input lain (%) (14b) = (9/14) x 100%
c. Keuntungan perusahaan (%) (14c) = (13a/14) x 100%
Sumber: Hayami et all, 1987
3.5.1 Definisi
1. Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai yang didapatkan dari
2. Produk Olahan adalah suatu produk atau hasil olahan dengan melalui
proses pengolahan.
kelapa sawit hingga menjadi CPO (Crude Palm Oil) melalui beberapa
Bedagai.
2. Sampel dalam Penelitian ini adalah seluruh unit populasi yang berkaitan
Serdang Bedagai.
BAB IV
dan pengolahan hasil perkebunan. Perusahaan ini beberapa kali berganti pada
perkebunan asing (PPA) pada awal proses nasionalisme dan berubah menjadi
sumatera ini berdasarkan PP No. 24/1958 jo, Keputusan Menteri Pertanian No.
oleh Direksi PT. Perkebunan III. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8
tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dirubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) yang kantor pusatnya berkedudukan di Jalan Sei Batang Hari No. 2
Medan.
Harun Kamil, SH, No .36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.
Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Total luas areal yang dimiliki oleh
Sedangkan total planted area yang dimiliki PTPN sebesar 817.536 Hektar yang
terdiri dari komoditi kelapa sawit, karet, teh, tebu, kopi, kakao, tembakau, kayu
Adapun visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah
sebagai berikut:
Visi:
Misi:
optimal
para investor.
komunitas.
Salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang dimiliki oleh PT
Perkebunan Nusantara III adalah Pabrik Kelapa Sawit Rambutan yang dibangun
pada tahun 1983. PKS Rambutan terletak di Desa Paya Bagas Kecamatan
memiliki kapasitas olah 30 ton/jam dengan luas areal 7,5 Ha, dimana sumber
Tabel 4.1 Luas Areal Kebun Pemasok TBS Ke Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan
meter diatas permukaan laut. Dengan elevasi seperti ini suhu berkisar antara 22C -
32C dan suhu rata-rata mencapai 27C. PKS Rambutan mempunyai curah hujan
rata-rata lima tahun terakhir 147 mm/tahun dengan 86 hari hujan dan beriklim
sedang.
PKS Kebun Rambutan merupakan salah satu pabrik dari 12 PKS yang dimiliki
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).Pada bulan Oktober tahun 2015 terjadi
Keputusan DireksiNomor:3.08/SKPTS/55/2015.
Ruang Lingkup kegiatan Usaha PKS rambutan adalah mengolah Tandan Buah
Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO), Kernel (inti sawit), dan pupuk kompos
melalui pelabuhan Belawan dan sebagian produk dipasarkan didalam negeri antara lain
nasional yaitu dengan cara menerima secara terbuka para mahasiswa dari
Selain itu PKS Rambutan juga mensejahterakan para penduduk yang ada di
daerah lokasi pabrik dengan memberikan lapangan pekerjaan kepada para warga
1. Karyawan Pimpinan
- Manajer = 1 Orang
2. Karyawan Pelaksana
- Personalia/Satpam = 12 Orang
Tebing Tinggi adalah sistem pengupahan yang dibayarkan sekali sebulan sesuai
Kesejahteraan umum bagi staff dan karyawan pabrik merupakan hal yang
kesejahteraannya. PKS Kebun Rambutan Tebing Tinggi memikirkan hal ini dengan
perkebunan sekitar.
karyawan.
- Sarana air, listrik serta asuransi tenaga kerja (Astek) bagi setiap karyawan.
(Jamsostek).
memperbaiki mutu segala aktifitas termasuk yang berwawasan lingkungan serta patuh
- Sistem Manajemen K3
- RSPO/ISPO
Kelapa Sawit Rambutan dapat dibagi menjadi 9 tahapan (stasiun kerja) sesuai flow
process, yaitu:
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur
organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan Tebing Tinggi adalah struktur organisasi campuran antara struktur
Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan
tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi,
terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi
lagi.
MASKEP
Operator Kr. Petugas Adm.Sortasi Petugas Kr. Kr. Kr.1 Kr. DANTON/
PENGOLAHAN
Lab.sortasi/Penerimaan Adm.Lab Teknik/listrik/w Teknik/D.Sipil Tata Usaha Personalia/ DCC WADANTON
TBS/Pengiriman Adm.Produksi orkshop/ Umum
Produksi D.sipil/Traksi
4.3.1 Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan Karyawan Pimpinan dan
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur
organisasi PKS Kebun Rambutan Tebing Tinggidi atas adalah sebagai berikut :
1. Manajer Pabrik
Tugas :
operasional di PKS.
tersebut.
Tanggung Jawab:
(Persero).
Wewenang:
Tugas:
down.
teknik sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah
Tanggung Jawab:
down.
pengawasannya.
Wewenang:
3. Asisten Pengolahan
Tugas:
telah ditetapkan.
asisten laboratorium.
pengolahan.
Tanggung Jawab:
pengolahan.
4. Asisten Laboratorium
Tugas:
lingkungan sekitar.
Tanggung Jawab:
Tugas:
inti sawit.
telah ditentukan.
bidang umum/personalia.
barang.
administrasi.
Tanggung Jawab:
6. Asisten Teknik/DS/Traksi
Tugas:
baiknya.
Tanggung Jawab:
7. Mandor
Tugas:
Tanggung Jawab:
8. Kerani
Tugas:
asisten.
Tanggung Jawab:
Tugas:
Tanggung Jawab:
BAB V
5.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude Palm Oil)
menghasilkan minyak sawit (CPO) dan Inti sawit dari bahan baku TBS sebagai
berikut:
Stasiun Perebusan
(Sterilizing)
Stasiun Penebahan
(Thresser)
Stasiun Pemurnian
Minyak (Clarification)
0,247 Kg CPO
(Crude Palm Crude Palm Oil
Oil)
kosong.
dalam loading ramp dengan tujuan untuk memudahkan pengisian ke dalam lori.
Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 400 dan
mempunyai 6 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan
a. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam
(triple peak).
Tekanan(kg / cm 2 )
7
3
6
2 8
4 5
1 2 3
1
5 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
Keterangan gambar:
keluar.
(digesting).
janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Janjangan yang telah tercabik
yang terdorong keluar jatuh ke empty bunch conveyor akan diangkut ke bunch
hopper.
Pengepresan (Pressing)
terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat
pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Prinsip kerja digester adalah buah
yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan
short arm) yang berputar. Setelah dilumatkan kemudian didorong keluar oleh
pisau pendorong (expeller arm) menuju proses pengepresan. Jarak antara pisau
pelumatan digester dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90 0C.
3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak
Prinsip kerja screw press adalahcake yang keluar dari digester melalui
talang, masuk ke dalam press cylinder dan mengisi worm. Volume setiap space
sehingga cake tertekan dan minyak terperas. Cake akan keluar dari bagian muka
atau sela-sela cone dan jatuh ke cake breaker conveyor. Minyak kasar akan
terpisah keluar melalui lubang-lubang press cylinder dan jatuh ke talang minyak
(oil gutter).
(Clarification)
Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap
tank (perangkap pasir). Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan berdasarkan
berat jenis. Sand trap tank terdiri corong yang memilki saluran pada bagian
atasnya dan saluran bagian bawah. Minyak kasar akan mengalir pada saluran
bagian atas, sedangkan pasir akan jatuh ke saluran bagian bawah. Minyak kasar
penampungan.
kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro
separator terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20
mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa cake yang disaring
pada saringan ini dikembalikan ke fruit transfer conveyor untuk diproses kembali.
Sedangkan minyak kasar dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak
kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut
dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Prinsip
kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap.
OilTank harus dilakukan blow down dua kali per shift. Minyak dalam Crude Oil
dipertahankan 90-950C.
- Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan
penambahan panas.
sludge tank.
pure oil tank. Pemanasan tetap dilakukan dengan injeksi uap hingga temperatur
95-1000C. Pure oil tank berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk kerucut.
Tangki ini di blow down 4 jam sekali untuk membuang lumpur atau endapan.
6. Pemurnian Minyak
purifier bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,2 – 0,5 % , kadar kotoran
Oil purifier bekerja dengan gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm.
Akibat dari gaya sentrifugal ini maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih
kecil akan bergerak ke arah poros dan terdorong keluar sudut-sudut. Sedangkan
kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl.
Air keluar dan padatan melekat pada dinding bowl yang dilarutkan dengan
pencucian.
7. Pengeringan Minyak
dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar
kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil
purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini
terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang
Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle
pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus
(spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor
sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut
kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.
Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan
langsung dihisap dengan oil transfer pump ke oil storage tank (OST).
ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara
jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka
Ujung pipa pengeluaran air dan kondensor harus terendam dalam air hot weel
tank.
atau sering disebut bulk storage tank (BST). CPO dalam OST harus selalu
dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 95 0C agar minyak tidak
dibersihkan secara rutin karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil
9. Penampungan Sludge
di sludge tank.Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung
minyak 8-10 %. Pemanasan dalam alat ini dilakukan dengan sistem injeksi uap
dan suhu cairan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi persentase
Non Oil Solid (NOS) dalam sludge. Oleh karena itu, perlu dilakukan blow down
secara rutin.
padat berupa serabut, pasir, dan kotoran. Vibro Separator terdiri dari satu buah
dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah karena gaya
sentrifugal dan blow down setiap 20 menit. Untuk mengambil minyak yang masih
steam injection dan enam pipa saluran. Pipa I di bawah tangki untuk menyalurkan
sludge kembali ke sludge tank, pipa II di tengah tangki untuk menyalurkan sludge
ke sludge separator dan pipa III di bagian atas tangki untuk menjaga kelebihan
sludge yang akan masuk ke tangki, pipa IV, V dan VI masing-masing untuk
menyalurkan minyak ke low speed yang berjumlah tiga unit. Sludge dipanaskan
pada temperature 90-950C sehingga minyak yang akan dipisahkan pada low speed
lebih homogen.
kotoran dengan cara sentrifugasi. Cairan yang dipompakan pada bagian atas
bergerak ke atas dan keluar melalui poros.Hasil pemisahan sludge dari pasir
memiliki kadar air 80-85 %, minyak 5-10 %, dan 8-12 % berupa bahan bukan
minyak. Air dan kotoran dibuang keluar sedangkan minyak akan dipompakan ke
sludge drain tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge
a. Low Speed
yang dijumpai setiap hari sebelum diolah ditampung dalam tangki ini.
air panas agar pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan
Tangki ini terletak di bagian bawah stasiun klarifikasi. Hot weel tank
e. Fat-Fit
Buangan (sludge) dari stasiun klarifikasi akan dialirkan ke fat fit. PKS
kerja cake breaker conveyor adalah mengaduk-aduk cake dengan cara berputar
sambil mendorong cake ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di
pemisah biji. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal
yang diikatkan pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi
uap sehingga gumpalan cake akan menjadi kering dan mudah terurai.
biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Depericarper terdiri kolom
pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah
coloumn dikarenakan oleh hisapan blower.Biji yang berat jenisnya lebih besar
fibre cyclone kemudian jatuh ke fibre shell conveyor melalui air lock.
Nut polishing drum berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada nut polishing
biji melewati nut polishing drum, serabut-serabut halus yang masih melekat pada
Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan
dikarenakan oleh hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, biji
akan masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji kosong
nut grading drum. Proses pemisahan bertujuan untuk meratakan biji-biji yang
masuk ke nut silo. Nut grading drum adalah drum yang berlubang dan berputar.
3. Pengeraman Biji
mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip
kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas
untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ±
4. Pemecahan Biji
biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad).Rotating rotor berfungsi sebagai
alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating
rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel,
luar.Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari
high carbon steel. Efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh kecepatan putar rotor,
unit Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara seri. Inti
sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan elevator ke LTDS pertama.
Di LTDS pertama, inti sawit dan cangkang dipisahkan berdasarkan berat jenis dan
ringan, dan pecahan cangkang yang ringan akan terhisap oleh LTDSfan pertama,
kemudian masuk ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang, dan inti sawit akan
berat jenis dan gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Dimana
pecahan cangkang ringan akan terhisap oleh LTDSfan kedua, kemudian masuk ke
dalam shell hopper. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah yang memiliki kriteria
berat sedang akan masuk ke hydrocyclone melalui air lock. Sedangkan Inti sawit
menggunakan dua unit hydrocyclone yang dioperasikan secara seri. Prinsip kerja
hydrocyclone adalah menggunakan air untuk memisahkan inti sawit pecah dari
pecahan cangkang berdasarkan berat jenis. Hydrocyclone terdiri dari saluran yang
berbentuk siklon. Untuk lebih jelasnya prinsip kerja hydrocyclone dapat dilihat
gambar 5.9
b e
g
c
d
f
a
Keterangan gambar:
a. Pecahan cangkang, dan inti sawit pecah jatuh ke bak air pertama.
c. Inti sawit pecah tidak sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke roller
drum pertama, kemudian jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).
d. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah sempurna yang memiliki berat yang
f. Inti sawit pecah sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke bak air pertama
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo
600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang
kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit
kegiatan produksi suatu usaha. Bahan baku yang digunakan untuk proses
pengolahan CPO (Crude Palm Oil) adalah TBS (Tandan Buah Segar). Bahan
Tabel 5.1 Penggunaan Bahan Baku Dalam Proses Pengolahan CPO (Crude
Palm Oil) Per Hari Pada Bulan Oktober 2020 di Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan
Harga TBS
No Kebun Pemasok TBS Olah (kg)
(Rp/kg)
1.Rambutan (KRBTN) 132.744 1.913
2.Tanah Raja (KTARA) 47.634 1.994
3.Sei Putih (KSPTH) 20.719 2.011
4.Sarang Giting (KSGGI) 33.919 1.997
5.Silau Dunia (KSDUN) 118.023 2.004
6.Gunung Monako (KGMNO) 147.574 2.009
7.Gunung Pamela (KGPMA) 64.647 2.024
8.Gunung Para (KGPAR) 38.929 2.030
Total 604.189 15.982
Rataan 75.523,625 1.998
Sumber : Data Primer diolah, 2020
Pada Tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari setiap kebun pemasok,
bahan baku yang paling sedikit berasal dari di Kebun Sei Putih yaitu sebesar
20.719 kg dan yang paling besar berasal dari Kebun Gunung Monako yaitu
sebesar 145.574 kg. Total keseluruhan bahan baku dari setiap kebun seinduk per
hari untuk bulan Oktober 2020 adalah sebesar 604.189 kg dengan rataan
75.523,625 kg. Total harga TBS dari kebun seinduk adalah Rp.15.982/kg dengan
rataan Rp.1.998/kg.
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil). Adapun uraian
Tabel 5.2 Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Per
Rambutan
Penggunaan Upah
Jumlah
Waktu Kerja Tenaga Tenaga
No Bulan Tenaga Kerja
(jam/hari) Kerja Kerja
(orang)
(jam/hari) (Rp/jam)
Pada Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa waktu penggunaan tenaga kerja
untuk proses pengolahan CPO adalah sebanyak 792 jam per hari nya. Dengan
waktu kerja per hari nya adalah 12 jam untuk setiap karyawan pengolahan dan
jumlah tenaga kerja untuk proses pengolahan CPO adalah sebanyak 66 orang.
Sedangkan upah tenaga kerja karyawan pengolahan adalah sebesar Rp.12.814 per
Selain bahan baku, dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
juga dibutuhkan beberapa penggunaan input lain seperti bahan bakar solar, bahan
kimia, listrik dan air. Secara rinci penggunaan input penunjang lain yang
digunakan dalam proses pengolahan CPO dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut :
Tabel 5.3 Sumbangan Input Lain Per Hari Pada Bulan Oktober 2020 Pada
Rambutan
Total Biaya
No Uraian
(Rp)
1. Biaya Bahan Bakar Solar 707.177,419
2. Biaya Bahan Kimia 1.252.512,77
3. Biaya Penggunaan Listrik 7.086.482,52
4. Biaya Penggunaan Air 1.469.805,13
Total 10.515.977,8
Penggunaan Bahan Baku (kg) 604.189
Sumbangan Input Lain (Rp/Kg Bahan Baku) 17,40
Sumber : Data Primer diolah, 2020.
Pada Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa sumbangan input lain dalam
pengolahan CPO per hari pada bulan Oktober 2020 adalah Rp. 10.515.977,8
untuk 604.189 kg TBS. Dimana sumbangan input lain untuk 1 kg TBS adalah
sebesar Rp. 17,40. Biaya input lain yang paling besar adalah penggunaan listrik,
yaitu sebesar Rp. 7.086.482,52. Sedangkan biaya input lain yang paling kecil
(input) menjadi keluaran (output) untuk menciptakan dan menambah nilai guna
dari suatu barang. Produksi dinyatakan dalam kilogram. Adapun produksi CPO di
Tabel 5.4 Produksi CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober Tahun 2020
Dari Tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Oktober 2020, Pabrik
diperoleh pada tanggal 20 Oktober 2020 yaitu sebesar 182.400 kg, sedangkan
jumlah produksi disebabkan oleh jumlah tandan buah segar (TBS) yang diolah .
baku di pabrik kelapa sawit rambutan. Biaya yang termasuk biaya produksi di
pabrik kelapa sawit rambutan yaitu biaya pembelian TBS, biaya tenaga kerja,
biaya penyusutan, biaya pemeliharaan pabrik dan stasiun pengolahan dan biaya
bahan kimia dan bahan bakar untuk pengolahan CPO, maka dapat diperoleh total
biaya produksi bulan Oktober tahun 2020. Adapun total biaya produksi dan
Tabel 5.5 Total Biaya Produksi Pada Bulan Oktober Tahun 2020 Di
Rambutan
Total Biaya
No Jenis Biaya
(Rp)
1. Biaya Pembelian TBS 37.237.150.120
2. Biaya Tenaga Kerja 931.948.310
3. Biaya Penyusutan 3.623.933.774
4. Biaya Pemeliharaan Pabrik 93.935.484
dan Stasiun Pengolahan
5. Biaya Bahan Kimia dan 60.750.396
Bahan Bakar Untuk
Pengolahan
Total Biaya Produksi 41.947.718.624
Sumber : Data Primer diolah, 2020.
Pada bulan Oktober tahun 2020 di peroleh total biaya produksi yang
meliputi dari jumlah biaya pembelian TBS sebesar Rp. 37.237.150.120, jumlah
biaya tenaga kerja sebesar Rp. 931.948.310, jumlah biaya penyusutan sebesar Rp.
Rp. 93.935.484, dan jumlah biaya bahan kimia dan bahan bakar untuk pengolahan
sebesar Rp. 60.750.396. Sehingga di peroleh total biaya produksi sebesar Rp.
41.947.718.624.
CPO dikalikan dengan harga jual CPO. Adapun uraian jumlah penerimaan dalam
Tabel 5.6 Penerimaan Hasil Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan
Total
Produksi CPO Harga Jual CPO
No Bulan Penerimaan
(kg) (Rp/kg)
(Rp)
Dari Tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penerimaan yang
diperoleh dari hasil pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan pada
Untuk melihat besar nilai tambah yang diperoleh dalam proses pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO maka digunakan metode Hayami. Kelebihan dari
metode Hayami ini adalah dapat diketahuinya besar nilai tambah, nilai output dan
Tabel 5.7 Nilai Tambah yang Diperoleh dari Pengolahan Kelapa Sawit
menjadi CPO dengan mengunakan bahan baku kelapa sawit sebanyak 604.189 kg
pengolahan CPO menggunakan tenaga kerja dengan total waktu 792 jam per hari.
Dari Tabel dapat diuraikan bahwa harga bahan baku yang digunakan untuk
input lain dalam pengolahan CPO adalah Rp.17,40/kg bahan baku. Harga output
produk CPO adalah Rp.9.382/kg dan nilai produk adalah Rp.2.317,35/kg. Dapat
diketahui bahwa nilai tambah yang di peroleh dari pengolahan kelapa sawit
menjadi CPO adalah sebesar Rp.301,95/kg yang diperoleh dari nilai produk
dikurang harga input bahan baku dan sumbangan input lain, dengan rasio nilai
tambah sebesar 13,029% yang artinya 13,029% dari nilai output merupakan nilai
tambah yang diperoleh dari proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.
Pendapatan tenaga kerja yang diperoleh dari hasil kali antara koefisien
tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 16,786/Kg
Dari Tabel analisis nilai tambah Metode Hayami dapat dilihat bahwa
margin yang diperoleh dari nilai produk dikurangi dengan harga input bahan baku
sebesar 89,293%. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai tambah pada
denganrasio nilai tambah sebesar 13,029%. Jika terdapat nilai tambah yang
diperoleh dari pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil), maka
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO
(Crude Palm Oil) di PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan adalah sebesar Rp.301,95/kg bahan baku dengan hasil rasio nilai
(Crude Palm Oil) di PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit
94,439%.
6.2 Saran
1. Kepada PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan agar
pemasaran CPO, agar dapat diketahui strategi yang dapat diterapkan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Adi, P. 2015. Karya Dengan Kelapa Sawit . Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2018.
Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Satyawibawa, I., & Paeru, R. H. 2012.Kelapa sawit.
Penebar Swadaya Grup.
Lubis, R. E., & Agus Widanarko, S. P. 2011. Buku pintar kelapa sawit.
AgroMedia.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.
PT. Perkebunan Nusantara III, 2016. Code Of Corporate Governance. Edisi IV.
Medan
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Bahan Baku Dalam Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober 2020 di
Lampiran 2. Biaya Bahan Kimia dan Bahan Bakar untuk Pengolahan Pada Bulan Oktober 2020 di PT Perkebunan
38.827.896
1 Bahan Kimia
21.922.500
2 Bahan Bakar Solar
Total 60.750.396
Lampiran 3. Biaya Pemakaian Air dan Listrik untuk Pengolahan Pada Bulan Oktober 2020 di PT Perkebunan Nusantara III
Total 265.244.917
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
Lampiran 4. Biaya Pembelian TBS di Kebun Seinduk Pada Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Lampiran 5. Biaya Tenaga Kerja Pada Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan
Lampiran 6. Biaya Penyusutan Pada Bulan Oktober 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan
Total 3.623.933.774
Lampiran 7. Biaya Pemeliharaan Bangunan Pabrik Dan Stasiun Pengolahan CPO Pada Bulan Oktober Tahun 2020 di
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
Lampiran 8. Produksi CPO (Crude Palm Oil) Pada Bulan Oktober Tahun 2020 Di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Lampiran 9. Data Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan CPO Pada Tahun 2020 Di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
Lampiran 10. Data Harga CPO (Crude Palm Oil) Pada Tahun 2020 di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)