Anda di halaman 1dari 14

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 1 dari 13

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk memberikan panduan bagi seluruh Unit PT PJB dalam melaksanakan


Identifikasi dan Penilaian Aspek/ Dampak Lingkungan dan Bahaya/ Risiko K3
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Standar Sistem Manajemen Lingkungan dan
K3.

B. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pedoman meliputi tugas dan tanggung jawab, proses identifikasi aspek
lingkungan dan bahaya K3, proses evaluasi dampak lingkungan dan risiko K3,
verifikasi hasil identifikasi dan evaluasi, pengKategorian dampak dan risiko, periode
identifikasi dan evaluasi, proses komunikasi dan dokumentasi serta petunjuk
pengisian formulir risk assessment.

C. REFERENSI

1. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3


2. Standard SML ISO 14001:2004
3. Standard OHSAS 18001:2007

D. DIFINISI

1. Aspek lingkungan adalah setiap kegiatan unit usaha yang berinteraksi langsung
maupun tidak langsung dengan lingkungan hidup.
2. Dampak lingkungan adalah dampak kegiatan atau usaha yang berpengaruh
terhadap kelestarian lingkungan.
3. Bahaya Potensial K3 adalah setiap potensi bahaya yang dapat terjadi dari suatu
kegiatan usaha.
4. Risiko K3 adalah dampak/ akibat yang ditimbulkan dari kegiatan unit/ usaha
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Penilaian Risiko K3 adalah bagian dari serangkaian proses manajemen risiko
untuk menilai tingkat risiko dari suatu kegiatan atau usaha terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja.
6. Penilaian Dampak lingkungan adalah bagian dari serangkaian proses manajemen
risiko untuk menilai tingkat dampak dari suatu kegiatan atau usaha terhadap
lingkungan.

E. PEDOMAN UMUM

1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Senior Manager LK3


1) Bertanggungjawab terhadap terlaksananya kegiatan Identifikasi dan
Evaluasi Aspek/ Dampak Lingkungan dan Bahaya/ Risiko K3 di seluruh
Unit.
Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 2 dari 13

2) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan peninjauan ulang Pedoman


Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak Lingkungan dan Bahaya/ Risiko
K3
3) Melaporkan kegiatan Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak Lingkungan
dan Bahaya/ Risiko K3 di seluruh Unit pada Rapat Tinjauan Manajemen
tingkat Korporat.

b. General Manager/ Kepala Unit (UP/ Unit Pembangkitan, UPH/ Unit


Pelayanan Pemeliharaan, UBJOM/ Unit Bisnis Jasa Operation &
Maintenance dan BPWC/ Badan Pengelola Waduk Cirata), Senior Manager
Umum (KP/ Kantor Pusat)

1) Bertanggungjawab terhadap ketersediaan sumberdaya manusia, fasilitas


dan finansial untuk terlaksananya kegiatan Identifikasi dan Evaluasi Aspek/
Dampak Lingkungan dan Bahaya/ Risiko K3
2) Melaporkan hasil identifikasi dan evaluasi aspek/ dampak lingkungan dan
bahaya/ risiko K3 kepada PT PJB Kantor Pusat melalui SDLK3 secara
berkala sesuai ketentuan.

c. Management Representatif Unit dan Kantor Pusat

1) Memastikan bahwa Prosedur kegiatan Identifikasi dan Evaluasi Aspek/


Dampak Lingkungan dan Bahaya/ Risiko K3 telah ditetapkan dengan
mengacu pada Pedoman yang telah ditetapkan.
2) Melaporkan hasil identifikasi dan evaluasi aspek/ dampak lingkungan dan
bahaya/ risiko K3 kepada General Manager/ Kepala Unit (UP, UPH dan
BPWC) dan Direktur Produksi (Kantor Pusat).

d. Manajer terkait yang membawahi LK3 (Seluruh Unit)

1) Memastikan bahwa kegiatan Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak


Lingkungan dan Bahaya/ Risiko K3 telah dilaksanakan pada seluruh bidang/
bagian sesuai dengan Prosedur yang telah ditetapkan dengan melakukan
verifikasi terhadap semua hasil identifikasi dan evaluasi.
2) Melaksanakan penggabungan dan penyedehanaan hasil identifikasi serta
menetapkan dampak penting risiko potensial K3 tingkat Unit.
3) Melaporkan hasil identifikasi dan evaluasi aspek/ dampak lingkungan dan
bahaya/ risiko K3 kepada Management Representative (MR).

e. Manajer Bidang (UP, UPH, BPWC & UBJOM), Senior Manajer Subdit (KP)

1) Memastikan bahwa kegiatan Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak


Lingkungan dan Bahaya/ Risiko K3 telah dilaksanakan pada lingkup
pekerjaan/ kegiatan di bidangnya sesuai dengan Prosedur
2) Menyampaikan hasil identifikasi dan evaluasi aspek/ dampak lingkungan
dan bahaya/ risiko K3 kepada Manajer terkait yang membidangi LK3 untuk
verifikasi dan pengesahannya.
Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 3 dari 13

f. Senior Supervisor (UP, UPH dan BPWC dan UBJOM), Manajer Bidang (KP)
Sebagai Anggota P2K3

1) Koordinator pelaksanaan kegiatan Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak


Lingkungan dan Bahaya/ Risiko K3 pada bidang.bagian masing-masing.
2) Melaporkan hasil Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak Lingkungan dan
Bahaya/ Risiko K3 kepada Manajer terkait yang membidangi LK3.

g. Anggota Tim Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak Lingkungan dan


Bahaya/ Risiko K3.

Melaksanakan kegiatan Identifikasi dan Evaluasi Aspek/ Dampak Lingkungan


dan Bahaya/ Risiko K3 pada kelompoknya masing-masing dengan arahan
koordinator.

2. Identifikasi Aspek Lingkungan dan Bahaya K3

Pelaksanaan identifikasi aspek lingkungan dan bahaya K3 dilaksanakan


dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bagian/ Bidang

Pelaksanaan identifikasi aspek lingkungan dan bahaya K3 dikelompokkan


dalam Bagian/ Bidang di bawah tanggungjawab Manajer Bidang (UP, UPH,
BPWC, UBJOM) untuk Unit dan Subdit dibawah tanggungjawab Senior
Manajer untuk Kantor Pusat.

b. Area

Tiap bidang/ bagian dikelompokkan lagi dalam kelompok kerja identifikasi


aspek lingkungan dan bahaya K3 dibawah tanggung jawab Senior
Supervisor untuk Unit dan Manajer Bidang untuk Kantor Pusat, yang
melaksanakan identifikasi pada area kerja masing-masing.

c. Jenis Pekerjaan

Pada tiap area, masing-masing kelompok kerja dapat mem-breakdown


identifikasi sampai pada jenis pekerjaan yang berbeda pada area yang
sama.

Pada setiap area kerja dan jenis pekerjaan/ proses diidentifikasi aspek lingkungan
dan bahaya K3 sesuai tabel A:

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 4 dari 13

Tabel A: Daftar Aspek Lingkungan dan Bahaya K3

Aspek Lingkungan Bahaya K3


1) Emisi gas buang 1) Kebakaran
2) Limbah cair 2) Ledakan
3) Limbah Padat 3) Terjatuh
4) Limbah B3 4) Tertabrak
5) Ceceran Oli 5) Menabrak
6) Tumpahan Oli 6) Kelebihan beban
7) Penggunaan Air 7) Tersayat
8) Penggunaan Energi (Listrik, BBM, dll) 8) Tergores
9) Penggunaan Bahan 9) Tergencet/ Terjepit
10) Kebisingan 10) Tersandung
11) Bau 11) Terhirup gas beracun
12) Kebocoran 12) Kekurangan oksigen
13) Bahan B3 13) Duduk terlalu lama
14) Kemasan B3 14) Berdiri terlalu lama
15) Limbah Majun 15) Tersengat aliran listrik
16) Sisa Sampah 16) Terpeleset
17) Dll. 17) Terpapar media panas
18) Terpapar udara dingin/ Kedinginan
19) Tenggelam
20) Terseret arus
21) Kurang cahaya/ Gelap
22) Terbentur
23) Tercebur
24) Dll.

d. Dampak Lingkungan dan Risiko K3


Pada setiap aspek lingkungan dan bahaya potensial K3, diidentifikasi
dampak lingkungan dan risiko K3 yang dapat terjadi mengacu pada tabel B:

Tabel B: Daftar Dampak Lingkungan dan Risiko K3

Dampak Lingkungan Risiko K3


1) Pencemaran udara 1) Cedera
2) Pencemaran air 2) Patah tulang
3) Pencemaran air & tanah 3) Kematian
4) Pencemaran tanah 4) Gangguan pernafasan
5) Pengurangan SDA 5) Kelelahan
6) Mengganggu Estetika dan 6) Stress atau heatstress
Kenyamanan 7) Ketulian
7) Paparan Kebisingan 8) Kebutaan
8) Paparan Bahan Kimia 9) Kehilangan anggota badan (cacat fisik
9) Limbah permanen)
10) Dll. 10) Dll.

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 5 dari 13

3. Evaluasi Dampak Lingkungan dan Risiko K3

Seluruh dampak lingkungan dan risiko K3 yang telah diidentifikasi, dilakukan


evaluasi atau penilaian dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai Kemungkinan (P)

Setiap dampak lingkungan dan risiko K3 akan dinilai kemungkinan terjadinya


sesuai tabel C.

Tabel C: Nilai Kemungkinan

Rating Kualitatif
Kuantitatif
Kategori Deskripsi Frekuensi Probabilitas
Peristiwa dimungkinkan
Sangat terjadi hanya pada Kurang dari sekali <10%
1
Kecil situasi yang sangat luar dalam 10 tahun
biasa
Peristiwa dimungkinkan
Sedikitnya sekali 10 – 39%
2 Kecil terjadi pada situasi
dalam 10 tahun
khusus
Kejadian dimungkinkan
Sedikitnya sekali
3 Sedang terjadi pada kebanya- 40 – 69%
dalam 5 tahun
kan situasi
Peristiwa dimungkinkan
Sedikitnya sekali
4 Besar terjadi pada berbagai 70 – 89%
dalam setahun
situasi
Kejadian sangat di-
Sangat Sedikitnya sekali >90%
5 mungkinkan terjadi
Besar setiap triwulan
pada berbagai situasi

b. Nilai Keparahan (S)

Setiap dampak lingkungan dan risiko K3 akan dinilai tingkat keparahannya


bila dampak dan risiko tersebut benar-benar terjadi dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Dampak Lingkungan (DL) adalah luasnya dampak lingkungan yang


ditimbulkan.
2) Cedera pada Manusia (CM) adalah seberapa parah cedera yang terjadi
terhadap manusia.
3) Aset (AS) adalah seberapa parah kerusakan properti/ barang atau
berapa besarnya nilai kerugian yang terjadi.
4) Reputasi (RP) adalah sejauh mana dampak berpengaruh terhadap
reputasi perusahaan.
Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 6 dari 13

Kriteria penilaian DL, CM, AS & RP mengacu Nilai Keparahan (S) pada
tabel D.
DL + CM + AS + RP
Nilai Keparahan (S) adalah S=
4

Tabel D : Nilai Keparahan (S)

Dampak
Cedera Pada Manusia Aset Reputasi
Nilai Lingkungan
(CM) (AS) (RP)
(DL)
Tidak terjadi Tidak ada risiko atau luka/sakit Mengakibatkan Ketidakcocokan publik
kerusakan ringan atau memerlukan P3K kerugian lokal, supplier atau
lingkungan atau dan penanganan medis atau perusahaan perhatian media dan
1 kerusakan tidak mempengaruhi kinerja sampai dengan keluhannya kecil
lingkungan perusahaan atau berdampak 0,001% nilai
setempat yang hanya kepada personil pada asset
terbatas aktivitas tersebut
Terjadi Luka/ sakit ringan, atau Mengakibatkan Perhatian dari media dan
kontaminasi memerlukan perawatan P3K kerugian atau masyarakat lokal
kerusakan di dan rawat jalan atau mem- perusahaan memuncak. Kritik dari
lingkungan pengaruhi kinerja pekerjaan sebesar lebih NGO/ LSM
2 perusahaan seperti pembatasan, atau dari 0,001%
perlu beberapa hari untuk sampai dengan
sembuh atau berdampak 0,1% nilai asset
personil yang tergabung dalam
aktivitas tersebut
Kerusakan terjadi Luka berat atau berdampak Mengakibatkan Kritik serius dari publik
karena ada pada kesehatan, atau kerugian atau media nasional
pelepasan bahan mempengaruhi kinerja peker- perusahaan dan/atau internasional
berbahaya dan jaan dalam jangka panjang sebesar lebih
3 beracun. atau perlu perawatan di rumah dari 0,1%
Kerusakan terjadi sakit (Lost Time Injury/ LTI) sampai dengan
di lingkungan cacat tetapi bisa sembuh atau 1% nilai asset
yang terbatas berdampak pada personil di
departemen setempat
Kerusakan Kecelakaan fatal yang dapat Mengakibatkan Penghukuman dari ke-
lingkungan besar, mengakibatkan cacat per- kerugian lompok multi masyarakat
kerusakan terjadi manen, atau penyakit akibat perusahaan nasional dan/ atau
4 sampai tingkat kerja misal keracunan (Lost sebesar lebih internasional dan/ atau
nasional Time Injury/ LTI), berdampak dari 1% sampai kritik pemerintah yang
pada personil di lingkungan dengan 10% terus menerus
perusahaan nilai asset
Kerusakan Fatality (meninggal) akibat Mengakibatkan Kehilangan total duku-
lingkungan kecelakaan atau penyakit kerugian ngan dari pemerintah/
sangat besar dan akibat kerja atau berdampak perusahaan pelanggan/ masyarakat
5 meluas, pada personil di lingkungan sebesar lebih
mempengaruhi perusahaan dan di luar dari 10% nilai
komunitas perusahaan aset
internasional

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 7 dari 13

c. Tingkat Risiko Awal


Tingkat Risiko Awal adalah tingkat risiko atau dampak sesuai dengan
keadaan awalnya, tanpa mempertimbangkan faktor pengendalian yang
sudah dilaksanakan.

Tingkat Risiko Awal = P x S

P = Nilai Kemungkinan
S = Nilai Keparahan

4. Verifikasi Hasil Identifikasi Aspek/ Bahaya serta Evaluasi Dampak/ Risiko


LK3

Sebelum dilaksanakan langkah lebih lanjut yaitu penetapan Kategori Dampak atau
Risiko, Bidang LK3 di Unit dan Kantor Pusat melakukan pemeriksaan dan verifikasi
terhadap hasil Identifikasi aspek/ bahaya serta evaluasi dampak/ risiko LK3
dengan langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan semua hasil identifikasi dan evaluasi dari semua bidang.
b. Memeriksa kesesuaian aspek/ dampak dan bahaya/ risiko LK3 sesuai
Pedoman.
c. Memeriksa hasil akhir penilaian, bila ada kejanggalan dalam identifikasi dan
evaluasi segera melaksanakan klarifikasi kepada pihak-pihak terkait.
d. Menggabungkan item-item identifikasi yang mempunyai kesamaan kegiatan,
aspek/ bahaya dan dampak/ risiko LK3.
e. Apabila telah sesuai dengan ketentuan/ pedoman, hasil identifikasi
dikembalikan untuk proses penetapan Kategori risiko.

5. Kategori Dampak dan Risiko Penting

Kategorisasi Dampak/ Risiko LK3 dilaksanakan dengan ketentuan sbb:

a. Penetapan Aspek/ Bahaya (Signifikansi)


Untuk menentukan apakah aspek/ bahaya LK3 termasuk penting atau tidak,
dilaksanakan penilaian dengan kriteria sesuai tabel E.
Tabel E : Kriteria Aspek/ Bahaya Penting
Tingkat Kategori
Kesesuaian Peraturan dan Kebijakan LK3
Risiko Awal Aspek/ Bahaya
Ada peraturan perundangan atau persyaratan lainnya Penting/
1 – 14 (ada implikasi hukum) atau ada dalam Kebijakan LK3 Significans
Tidak memerlukan peraturan perundangan atau
1 – 14 persyaratan lainnya (tidak ada implikasi hukum) atau Tidak Penting
tidak ada dalam Kebijakan LK3.
Ada atau tidak ada peraturan perundangan atau
Penting/
>15 persyaratan lainnya (ada atau tidak ada implikasi
Significans
hukum) atau ada/ tidak ada dalam Kebijakan LK3
Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 8 dari 13

Semua aspek dan bahaya yang termasuk Kategori Penting, akan mendapatkan
prioritas untuk dilakukan tindakan pengendaliannya.

b. Penetapan Tingkat Risiko


Terhadap semua aspek dan bahaya LK3 dilakukan penetapan tingkat risiko
dengan mempertimbangkan factor pengendalian yang ada saat ini (Faktor Early
Control Management atau Faktor ECM).
Tingkat Risiko = Tingkat Risiko Awal x Nilai Faktor ECM.
Jenis pengendalian risiko yang telah dilaksanakan sesuai tabel F, sedangkan
kriteria penilaian Faktor ECM sesuai tabel G.

Tabel F : Jenis Pengendalian Risiko LK3

Engineering Administratif Spill Kit APD


Tanggul Jadual pemeliharaan Sapu Ear muff
Pemisah oli On job training Pengki Ear plug
Pelindung mesin Prosedur/ IK/ SOP Oil boom Safety shoes
Saringan Rambu-rambu Vacuum Cleaner Safety helmet
Level sensor/ Kesiapsiagaan &
Lain-lain Goggles
Level switch tanggap darurat
Job safety analysis/
Gate valve - Safety harness
JSA
Safety valve Pelatihan - Lain-lain
Lain-lain Lain-lain - -

Tabel G : Kriteria Penilaian Faktor ECM

Faktor ECM Pengendalian


Seluruh pengendalian relevan, diterapkan dan secara sistematis
0,3
berjalan untuk Enjiniring, Administratif, APD dan Spill Kit
Seluruh pengendalian diterapkan, namun pengendalian lebih lanjut
0,6
diperlukan untuk Enjiniring, Administratif, APD dan Spill Kit
Beberapa pengendalian seperti Enjiniring, Administratif, APD dan Spill
0,9 Kit tersedia, namun tidak cukup atau tidak relevan untuk mengurangi
risiko
1 Tidak ada pengendalian dalam aktivitas

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 9 dari 13

c. Penetapan Kategori dan Jenis Risiko dan Tindakan Pengendalian yang


diperlukan

Tingkat, Kategori dan Jenis Risiko serta Tindakan dan waktu yang dibutuhkan
untuk mengendalikan risiko sesuai tabel H.

Tabel H: Kategori Risiko dan Tindakan Yang Dibutuhkan

Tingkat Kategori Jenis


Tindakan dan Waktu Yang Dibutuhkan
Risiko Risiko Risiko
1–4 I Rendah Tidak diperlukan tindakan
Tidak diperlukan tindakan tambahan, memerlukan
5–9 II Menengah pemantauan (patroli) untuk memastikan
pengendalian yang ada dipelihara
Harus melakukan tindakan untuk menurunkan
tingkat risiko, pengukuran pengurangan risiko
10 – 14 III Mayor
harus diterapkan dalam periode waktu tertentu (12
bulan)
Harus melakukan tindakan untuk menurunkan
tingkat risiko, pengukuran pengurangan risiko
15 – 19 IV Tinggi
harus ditetapkan dalam periode waktu tertentu (6
bulan)
Pekerjaan sebaiknya tidak dilakukan sampai
tingkat risiko diturunkan. Penggunaan sumberdaya
dapat dipertimbangkan untuk dialokasikan dalam
menurunkan risiko. Bila risiko melibatkan
pekerjaan yang sedang berlangsung, perlu diambil
20 – 25 V Ekstrim
tindakan segera. Jika risiko tidak mungkin
diturunkan sekalipun dengan sumberdaya yang
tidak terbatas, pekerjaan dihentikan dan tidak
boleh dilakukan (dalam waktu 7 hari, minimum
pengendalian administratif harus dilakukan).

Catatan:
a. Tingkat Risiko Tinggi dan Ekstrem dikelompokkan dalam risiko yang tidak dapat
diterima, sedangkan risiko Rendah, Menengah dan Mayor dikelompokkan dalam
risiko yang dapat diterima.
b. Risiko Rendah tidak diperlukan tindakan, sedangkan Risiko Menengah cukup
dilakukan monitoring saja. Risiko Mayor, Tinggi dan Ekstrem perlu dibuat tujuan,
sasaran dan program pengendalian untuk menurunkan tingkat risiko.
c. Program penerapan pengendalian risiko dinilai dan ditinjau berdasarkan efektifitas
penerapan untuk memastikan apakah tingkat risiko/ dampak berada pada tingkat
“dapat diterima”.

Lakukan risk assessment kembali sesuai periode identifikasi yang telah ditetapkan.

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 10 dari 13

6. Periode Identifikasi

Periode Identifikasi dan Penilaian Risiko dilaksanakan dengan ketentuan sebagai


berikut:

a. Setiap 2 (dua) tahun sekali untuk semua kegiatan atau aktivitas.


b. Setiap ada tambahan pekerjaan atau proses baru dilakukan identifikasi, khusus
yang menyangkut perubahan tersebut.
c. Setiap 1 (satu) tahun sekali untuk aktivitas/ kegiatan dengan Kategori Risiko III
atau mayor.
d. Setiap 6 (enam) bulan sekali untuk aktivitas/ kegiatan dengan Kategori Risiko
IV atau tinggi.
e. Setiap terjadinya insiden.

7. Komunikasi dan Dokumentasi

Komunikasi dan Dokumentasi Kegiatan Identifikasi dan Penilaian Risiko LK3


dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Kegiatan Identifikasi dan Penilaian Risiko LK3, didokumentasikan dengan


menggunakan formulir FMZ-08.2.1.1 terlampir.
2. Cara pengisian formulir sesuai ketentuan dalam pedoman ini.
3. Bidang LK3, mengendalikan seluruh dokumen yang terkait dengan kegiatan
identifikasi dan penilaian risiko LK3.
4. Bidang LK3 mengkomunikasikan hasil identifikasi dan penilaian risiko, program
pengendalian risiko LK3 sesuai dengan Prosedur Komunikasi dan Konsultasi
yang ditetapkan.

8. Pengisian Formulir Risk Assessment

Pengisian Formulir FMZ-08.2.1.1 dilaksanakan dengan ketentuan sbb:

1. Informasi Area

a. Bagian/ Bidang: isi dengan nama bagian/ bidang tempat dilakukannya


identifikasi dan penilaian risiko (misal Bidang Operasi, Pemeliharaan,
Umum, LK3, Enjiniring, dll).
b. Area/ Lokasi: isi dengan area/ tempat/ lokasi pelaksanaan identifikasi dan
penilaian risiko LK3, termasuk kode area bila ada, misal area Boiler, Turbin,
Generator, Gudang, Tangki BBM, Bengkel Listrik, dll.
c. Penanggungjawab: isi pejabat yang bertanggungjawab pada area atau
proses.

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 11 dari 13

2. Kolom Format:

1. No. : isi dengan nomor urut dengat kode area

2. Aktivitas, produk dan jasa: isi dengan aktivitas, pekerjaan, bisa berupa
aktivitas, produk dan jasa.

3. Sub Aktivitas, produk dan jasa: isi dengan sub atau bagian dari aktivitas
pekerjaan, bisa berupa aktivitas, produk dan jasa.

4. K3/ L: isi dengan aspek K3 untuk keselamatan dan kesehatan kerja, L untuk
lingkungan.

5. Potensi/ aktual aspek/ bahaya: isi dengan aspek/bahaya yang timbul dari
suatu aktivitas/ produk dan jasa yang aktual ataupun berpotensi untuk
terjadi mengacu pada Tabel A: Daftar Aspek Lingkungan dan Bahaya
K3.

6. Kondisi: isi dengan kondisi dari aktivitas, produk dan jasa, dengan
ketentuan:
1) R  Rutin (K3): bahaya yang aktual terjadi atau berpotensi terjadi
akibat adanya aktivitas, produk dan jasa rutin yang dilakukan.
2) NR  Non Rutin (K3): bahaya yang aktual terjadi atau berpotensi
terjadi akibat adanya aktivitas, produk dan jasa tidak rutin yang
dilakukan atau aktivitas yang tidak biasa atau sesekali dilakukan.
3) N  Normal (L): aspek yang biasa timbul akibat adanya aktivitas,
produk dan jasa yang dilakukan.
4) AN  Abnormal (L): aspek yang tidak biasa timbul akibat adanya
aktivitas produk dan jasa.
5) E  Kondisi Emergency/ keadaan darurat (LK3) bahaya aktual atau
berpotensi terjadi di luar aktivitas rutin, tidak rutin, normal dan
abnormal yang menimbulkan risiko dan berdampak fatal terhadap
manusia, bangunan dan lingkungan, contoh kebakaran, ledakan,
banjir, gempa, keracunan, kecelakaan, pencemaran dan kebocoran
gas.

7. Potensi/ Aktual Dampak/ Risiko: isi dengan akibat/ dampak dari timbulnya
aspek/ bahaya aktual ataupun potensi risiko yang ditimbulkan dengan
mengacu pada Tabel B: Daftar Dampak Lingkungan dan Risiko K3.

8. Peraturan Perundangan atau Kebijakan LK3 Terkait: isi dengan peraturan


perundangan atau kebijakan LK3 terkait dengan aspek dan bahaya LK3.

9. Kemungkinan (P): penilaian risiko LK3.


Isi dengan nilai seberapa sering kejadian timbul atau pernah terjadi sesuai
Tabel C: Nilai Kemungkinan.

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 12 dari 13

10. Keparahan (S): penilaian dampak dari risiko LK3 dengan memper-
timbangkan tingkat keparahan sesuai Tabel D: Nilai Keparahan.

1) DL  Dampak Lingkungan: isi dengan luasnya dampak lingkungan


yang ditimbulkan.
2) CM  Cedera Pada Manusia: isi dengan seberapa parah cedera
yang terjadi pada manusia
3) AS  Aset: isi dengan seberapa parah kerusakan property/ barang
atau besarnya nilai kerugian yang terjadi.
4) RP  Reputasi Perusahaan: isi dengan reputasi perusahaan bila
terjadi risiko.
5) S  isi dengan nilai rata-rata dari keparahan:

DL + CM + AS + RP
S=
4

11. Tingkat Risiko Awal: menentukan Tingkat Risiko Awal dengan rumus:

Tingkat Risiko Awal = P x S

12. Aspek Bahaya Signifikan: menentukan apakah aspek bahaya signifikan


dengan kriteria dalam Tabel E: Kriteria Aspek/ Bahaya Penting.

13. Pengendalian yang ada saat ini (ECM): menentukan apakah perusahaan
memiliki pengendalian untuk mengelola aspek LK3 contoh lihat Tabel F:
Jenis Pengendalian Risiko LK3.

14. Faktor ECM: menentukan apakah pengendalian yang ada saat ini (ECM)
efektif untuk mengendalikan aspek K3, isi dengan mengacu Tabel G:
Kriteria Penilaian Faktor ECM.

15. Tingkat Risiko: isi dengan tingkat risiko:


Tingkat Risiko = Tingkat Risiko Awal (kolom 11) x Faktor ECM (kolom
14).

16. Kategori Risiko: menentukan kategori risiko, isi dengan mengacu Tabel H:
Kategori Risiko dan Tindakan Yang Dibutuhkan.

17. Pengendalian Risiko: menentukan cara pengendalian yang diperlukan untuk


meningkatkan tingkat risiko yang dihasilkan, dengan cara:

1) Eliminasi
2) Subtitusi
3) Engineering
4) Adminstrasi
5) APD (alat pelindung diri)
Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI No. Dokumen : IKZ-08.1.2.1

PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK/ Tgl. dikeluarkan: 22 Mei 2013


DAMPAK LINGKUNGAN DAN BAHAYA/
RISIKO K3 Halaman : 13 dari 13

Pertimbangkan hirarki pengendalian. Kategori risiko harus berada maksimal


kategori risiko kwadran II (kolom 16) yaitu “dapat diterima” (risiko yang
mampu ditanggung perusahaan) dan jika ada peraturan yang mengikat
(kolom 8).

18. Respon Manajemen: Merupakan juga bentuk kontrol risiko terhadap hasil
identifikasi aspek lingkungan dan K3, dapat berupa:

 Program Manajemen terkait dengan Lingkungan dan K3, misalnya:


 Penggantian atau penambahan peralatan yang kurang & berbahaya.
 Memberikan pengarahan pelatihan atau induksi.
 Melengkapi dan penggunaan APD, dsbnya.

Pengisian program manajemen diprioritaskan untuk aspek yang masuk


dalam kategori risiko kwadran ≥III (kolom 16) dan evaluasi nilai assessment
nya penting/ tinggi (kolom 12) serta kolom 17 jika ada pengendalian
risikonya.

 Pembuatan Prosedur/ IK/ SOP, misalnya:


 Prosedur tanggap darurat.
 IK (misal: IK bekerja di tempat ketinggian, pekerjaan panas, dsbnya.
 Dll.

9. Lampiran

FMZ-08.1.2.1: Tabel Identifikasi Aspek/ Bahaya dan Evaluasi Dampak/ Risiko


Lingkungan dan K3

Dokumen terkendali dan terkini PJB-IMS dapat diakses pada Aplikasi e-PJB-IMS pada http://portal.ptpjb.com

Anda mungkin juga menyukai