Anda di halaman 1dari 347

MANAJEMEN

LABORATORIUM
PENDIDIKAN
Dr (C).Irjus Indrawan,S Pd.I.,M Pd.I
Reny Safita. M.Pd
Devie Novallyan. M.Pd
Mahdayeni, M.Si
Renny Yulia Elsha, M. Pd
Ita Tryas Nur Rochbani, M.Pd.
Dr. Adiati, M. Pd.I
Edi Putra Jaya, S.PdI, MA
Rita Syafitri.M.Pd
Try Susanti. M.Si
Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI
Dra. Enadarlita, MKM

Editor : Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd


MANAJEMEN LABORATORIUM PENDIDIKAN

CV. PENERBIT QIARA MEDIA


347 hlm : 15,5 x 23 cm

Copyright @2020 Irjus Indrawan


ISBN : 978-623-6807-29-3
Penerbit IKAPI No. 237/JTI/2019

Editor : Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd


Layout : Dema
Desainer Sampul : Dema
Gambar diperoleh dari www.google.com

Cetakan Pertama, 2020

Diterbitkan oleh :
CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, Jawa Timur
Email : qiaramediapartner@gmail.com
Web : qiaramedia.wordpress.com
Blog : qiaramediapartner.blogspot.com
Instagram : qiara_media

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip dan/atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis
penerbit.

Dicetak Oleh CV. Penerbit Qiara Media


Isi diluar tanggung Jawab Percetakan
PRAKATA PENULIS

Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk


mencapai kompentensi yang diharapkan bagi peserta didik. Untuk
meninngkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapunn suatu
laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang dengan
manajemen yang baik. Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan
sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di
sekolah. Suatu laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil,
peralatan yang memadai dan manajemen laboratorium yang baik.
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha
untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan
baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaiatan satu
dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan
staf profesional yang tampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh
karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job description)
yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien, disiplin dan
administrasi laboratorium yang baik pula. Sedangkan manajemen
laboratorium pendidikan adalah pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
pelaporan) tempat riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan),
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik
maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Buku
ini mengkaji tentang manajemen laboratorium dalam upaya meningkatkan

i
mutu pembelajaran di sekolah, bagaimana perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi manajemen laboratorium di sekolah. .
Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semua dan mampu
menambah khazanah pengetahuan dalam memanajemen laboratorium
pendidikan, sehingga laboratorium yang ada di lembaga pendidikan
menjadi laboratorium yang yang berkualitas. Aamiin.
Wassalam
Penulis

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA PENULIS………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………...1
Oleh: Dr (C).Irjus Indrawan,S Pd.I.,M Pd.I
BAB II. PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT
LABORATORIUM………………………………………………………..18
Oleh: Reny Safita. M.Pd
BAB III. KEDUDUKAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
LABORATORIUM………………………………………………………..32
Oleh: Reny Safita. M.Pd
BAB IV. PERSIAPAN LABORATORIUM………………………………42
Oleh: Devie Novallyan. M.Pd
BAB V. ADMINISTRASI LABORATORIUM…………………………..57
Oleh: Mahdayeni, M. Si
BAB VI. PENATAAN LABORATORIUM………………………………72
Oleh: Renny Yulia Elsha, M. Pd
BAB VII. KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
LABORATORIUM PENDIDIKAN LABORATORIUM
PENDIDIKAN……………………………………………………………...86
Oleh: Ita Tryas Nur Rochbani, M.Pd.
BAB VIII. EVALUASI SYSTEM KERJA LABORATORIUM………..98
Oleh: Dr. Adiati, M. Pd.I
BAB IX. PENGEMBANGAN KEGIATAN LABORATORIUM……...107
Oleh: Edi Putra Jaya, S.PdI, MA

iii
BAB X. DOKUMENTASI PENGELOLAAN LABORATORIUM……128
Oleh: Rita Syafitri.M.Pd
BAB XI. SYSTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM…...…142
Oleh: Try Susanti. M.Si
BAB XII. JENJANG DAN JABATAN PRANATA LABORATORIUM
PENDIDIKAN…………………………………………………………….181
Oleh: Rita Syafitri, S.Si., M.Pd
BAB XIII. ETIKA LABORAN…………………………………………..201
Oleh: Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI
BAB XIV. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN………………………….229
Oleh: Dra. Enadarlita, MKM
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..249
BIODATA PENULIS……………………………………………………..260
BIODATA EDITOR………………………………………………………315

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendidikan
Bila diperhatikan dalam sejarah pertumbuhan suatu
masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam
rangka memajukan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat.
Maju mundurnya suatu bangsa tergantung maju mundurnya
pendidikan.1 Sehingga dunia pendidikan memegang peranan penting
dalam mencerdaskan generasi bangsa yang selaras dan seimbang
dengan dengan tuntutan zaman. Sekolah merupakan sebuah lembaga
formal untuk mencetak generasi bangsa yang berpendidikan. Tujuan
pendidikan pada suatu bangsa yaitu mengusahakan supaya setiap
pribadi warga Negara memiliki kesempurnaan pertumbuhan
tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya. Pada
gilirannya seseorang akan mencapai tingkat kesempurnaan pribadi,
bahagia lahir dan bathin melalui pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan dengan baik.2
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Sudirman. Ilmu Pendidikan: Rosda Karya. Bandung. 1991. hlm. 3


1

Syafaruddin. llmu Pendidikan: Persfektif Baru Rekonstruksi. Bandung: Cita Pustaka


2

Media. 2005. hlm. 55

1
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
merupakan suatu dimensi pembangunan. Proses pendidikan terkait
erat dengan proses pembangunan, sedangkan pembangunan
diarahkan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas, dan pembangunan di bidang ekonomi yang
menunjang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional.3
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses pendidikan terkait
erat dengan proses pembangunan, sedangkan pembangunan
diarahkan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas, dan pembangunan di bidang ekonomi yang
menunjang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional.4 Pendidikan merupakan usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
3
Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Yayasan Partisipasi
Pembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku. 2000. hlm. 1
4
Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Yayasan Partisipasi
Pembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku. 2000. hlm.1

2
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah
pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan
yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. Yang dimaksudkan dewasa dicatatan buku ini adalah dapat
bertanggung jawab terhadapa diri sendiri secara biologis, psikologis,
paedagogis dan sosiologis.5
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal
manusia yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai
makhluk berfikir. Dengan pembinaan olah piker, manusii
diharapkan semakin meningkat kecerdasannya dan meningkat pula
kedewasaan berfikirnya, terutama memiliki kecerdasan dalam
memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Pendidikan pada
hakikatnya adalah pelatihan keterampilan setelah manusia
memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai dari hasil olah
pikirnya. Keterampilan yang dimaksudkan adalah suatu objek
tertentu yang membantu kehidupan manusia karena dengan
keterampilan tersebut, manusia mencari rezeki dan mempertahankan
kehidupannya. Pendidikan dilakukan dilembaga formal dan non
formal, sebagaimana dilaksanakan disekolah, keluarga, dan
lingkungan masyarakat. Pendidikan bertujuan mewujudkan
masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi
dengan indicator utama adanya peningkatan kecerdasan intelektual

5
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011.
hlm. 1

3
masyarakat, etika dan moral masyarakat yang baik dan berwibawa,
serta terbentuknya kepribadian yang luhur.6
Menurut Crow Modern educational theory and practise not
only are aimed at preparation for future living but also are
preparative in determining the patern of present, day-day attitude
and behavior. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana
untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk
kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya
menuju ke tingkat kedewasaannya.7 Sebagai suatu komponen
pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara
komponen-komponen pendidikan lainnya, dapat dikatakan bahwa
segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan
semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak
relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak
fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya. Disini
terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normative, yaitu
mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak
bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta
dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.8

6
Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2009. hlm. 56
7
Fatah Syukur NC. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah. Semarang :
Pustaka Rizki Putra,. 2011. hlm. 11
8
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2005hlm. 37.

4
B. Manajemen Pendidikan
Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal
kata manus yang berarti menjadi tangan dan agere yang berarti
melakukan. Kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris menjadi management, kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Manajemen
pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.9
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 1 dan 3, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”.10
Pendidikan adalah segala upaya, latihan dan sebagainya
untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri
manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan
manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang
berbudi luhur. Pendidikan sebagai usaha membina dan
mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan
9
Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta:
PT Bumi Aksara,2006), hlm. 7.
10
Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep dan
Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), Hlm. 11

5
jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena
suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi
perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana
berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir
perkembangan atau pertumbuhannya.11
Manajemen pendidikan dapat juga diartikan sebagai
aktifitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.12
Sedangkan Sondang P Siagian mengartikan manajemen sebagai
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam
rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.13
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian
kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama
kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan
agar kegiatan dapat terlaksana dengan efektif dan efesien.14
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen pendidikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri

11
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara, 1993),
hlm. 11
12
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), Hlm. 4
13
Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta : 1990),
hlm, 5
14
Irjus Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Deepublish. 2015. Hlm. 2

6
manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan
manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang
berbudi luhur
1. Tujuan Manajemen Pendidikan
Mempelajari manajemen pendidikan bertujuan untuk:
a. Terwujud suasana belajar dan proses pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
b. Tercipta peserta didik yang aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
c. Terpenuhi salah stu dari empat kompetensi tenaga pendidik
dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional
sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajer).
d. Tercapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Terbekali tenaga kependidikan dengan teori tentang proses
dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi
sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).
f. Teratasi masalah mutu pendidikan.15

Ibid., hlm. 125


15

7
2. Fungsi Dan Prinsip Manajemen Pendidikan
a. Fungsi Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan berfungsi sebagai perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning)
Planning adalah aktivitas pengambilan keputusan
mengenai sasaran apa yang akan dicapai, tindakan apa yang
akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan dan siapa
yang akan melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam dunia
pendidikan, perencanaan merupakan pedoman yang harus
dibuat dan dilaksanakan sehingga usaha pencapaian tujuan
lembaga itu dapat efektif dan efisien.16
Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan
lembaga pendidikan Islam, dapat dilakukan beberapa
langkah antara lain: mengkaji kebijakan yang relevan,
menganalisis kondisi lembaga, merumuskan tujuan
pengembangan, mengumpulkan data dan informasi,
menganalisis data dan informasi, merumuskan dan memilih
alternatif program, menetapkan langkah-langkah kegiatan
pelaksanaan.17
2. Pengorganisasian
Organisasi diartikan sebagai kumpulan orang dengan
sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam

Didin Kurniadi dan Imam Machali, Op. Cit., hlm129


16

Baharudin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki


17

Press, 2010) hlm. 99-100

8
sistem kerja sama secara jelas diatur siapa yang menjalankan
apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi
dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.
Pengorganisasian adalah proses, membagi kerja kedalam
tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu
kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya
dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.18
3. Actuating/ Penggerakan
Penggerakan adalah hubungan anatara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan adanya hubungan terhadap
bawahan untuk dapat mengerti dan memahami oembagian
pekerjaan yang efektif dan efisien.
4. Controlling/ Pengawasan
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai.
Berkaitan standara apa yang sedang dihasilakan, penilaian
pelaksanaan, serta bilamana perlu diambil tindakan korektif.
Ini yang memungkinkan pelaksanaan dapat berjalan sesuan
rencana.19

18
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 71.
19
Ibid., hlm. 102-105

9
b. Prinsip Manajemen Pendidikan
Dalam melakukan manajemen organisasi pendidikan,
maka perlu memperhatikan prinsip manajemen dalam setiap
masing-masing komponen pendidikan.
1. Manajemen kurikulum
Prinsip dan fungsi manajemen kurikulum yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum
adalah beberapa hal sebagai beriku, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum
harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan
pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan
dalam kegiatan menejemen kurikulum perlu adanya
kerja sama yang positiof dari berbagai pihak tyerlibat.
d. Efektifitas dan efisien, rangkaian kegiatan manajemen
kurikulum harus mempertimbangkan efektifitas dan
efisien untuk mencapai tujuan kurikulum, sehinggga
kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan
hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu
yang relatif siongkat.

10
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan,
dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus
dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan
tujuan kurikulum.20
2. Manajemen Tenaga Kependidikan
Prinsip-prinsip manajemen tenaga kependidikan
a. Perencanaan Pegawai
Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat
memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
b. Pengadaan Pegawai
Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan, dilakukan kegiatan rekruitment.
c. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-
personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan
menyumbangkan segenap kemampuannya untuk
kepentingan organisasi, seta bekerja lebih baik dari hari-
ke hari.
d. Promosi dan Mutasi
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang
akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusakan
supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung:


20

Alfabeta, 2010), hlm. 192.

11
organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan
kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga.
e. Pemberhentian Pegawai
Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah,
khususnya pegawai negeri sipil, seab-sebab
pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan ke
dalam tiga jenis, yaitu pemberhentian atas permohonan
sendiri, pemberhentian oleh dinas atau pemerintah,
pemberhentian sebab lain-lain.
f. Kompensasi
Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji dapat
juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan
dan lain-lain.
g. Penilaian Pegawai
Penilaian tenaga pendidikan ini difokuskan pada prestasi
individu danperan sertanya dalam kegiatan sekolah.21
3. Manajemen Kesiswaan
Prisip-prisip manajemen kesiswaan
a. Perencanaan penerimaan siswa
b. Pembinaan siswa
c. Kelulusan
4. Manajemen Keuangan
Prinsip-prinsip manajemen keuangan
a. Prosedur anggaran

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,


21

2003), hlm. 42-45

12
b. Prosedur akuntansi keuangan
c. Pembelajaran, perdugaan, dan prosedur pendistribusian
d. Prosedur investasi
e. Prosedur pemeriksaan
5. Manajemen Sarana dan Prasarana
Prinsip-prinsip manajemen saran dan prasarana
a. Perencaan kebutuhan
b. Pengadaan
c. Penyimpanan
d. Penginventarisasian
e. Pemeliharaan
f. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
6. Manajemen Hubungan Masyarakat
Prinsip-prinsip manajemen hubungan masyarakat
a. Komunikasi
b. Saling pengertian
c. Saling membantu
d. Kerjasama
7. Manajemen Layana Khusus
Prinsip-prinsip manajemen layana khusus
a. Perpustakaan
b. Kesehatan
c. Bimbingan konseling
d. Layana psikologis

13
e. Keamanan.22

C. Manajemen Laboratorium Pendidikan


Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat
dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan),
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium
dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan
menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium
kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan
laboratorium bahasa.23 Laboratorium merupakan sumber belajar
yang efektif untuk mencapai kompentensi yang diharapkan bagi
peserta didik. Untuk meninngkatkan efesiensi dan efektifitas,
laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus
dan selengkap apapunn suatu laboratorium tidak akan berarti apa-
apa bila tidak ditunjang dengan manajemen yang baik. Oleh karena
itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboretorium perlu dikelola
secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.24
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan
prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di
sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang

22
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 26.
23
Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa,
Komputer, dan Kimia, (Yogyakarta: Diva Press,2013), hal. 16
24
Ibrahim, B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.2009,
hal. 4

14
Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1)
dan ayat (2) bahwa: Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi,
dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Laboratorium atau Laboratory menurut Depdiknas
merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya
dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari
fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Suatu
laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil, peralatan
yang memadai dan manajemen laboratorium yang baik. Manajemen
laboratorium merupakan usaha pengelolaan laboratorium
berdasarkan konsep manajemen buku. Manajemen laboratorium
meliputi pengelolaan tata ruang, alat, infrasruktur, administrasi
laboratorium, pendanaan, inventarisasi dan keamanan, pengamanan
laboratorium, sumber daya manusia, peraturan, dan jenis
pekerjaan.25 Jadi, Manajemen laboratorium pendidikan adalah
pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan) tempat

25
Anti Damayanti Hamdani,Manajemen & Teknik Laboratorium,
(Yogyakarta:Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008 ), hal. 1

15
riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik
maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan.
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah
usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang
saling berkaiatan satu dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat
laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang tampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu
manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job
description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien,
disiplin dan administrasi laboratorium yang baik pula. 26
Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakan
sekelompok orang (SDM), keuangan, peralatan, fasilitas dan atau
segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai
tujuan atau sarana tertentu yang diharapkan secara optimal.
Pengelolaan laboratorium secara umum meliputi aspek :
a. Perencanaan yaitu proses pemikiran yang sistemik, analitis,
logis tenang kegiatan yang harus dilakukan, langah-
langkah, metode, SDM, tenaga, dan dana yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif
dan efesien.

Fred, P., & Ellington, H. Labotorium Pendidikan, Diterjemahkan oleh:


26

Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.1984, hal. 56

16
b. Penataan alat dan bahan yaitu proses pengaturan alat/
bahan dilaboratorium agar tertata dengan baik.
c. Pengadministrasian laboratorium yaitu suatu proses
pencatatan atau investarisasi fasilitas dan aktifitas
laborarium. Dengan pengadmiistrasian yang tepat semua
fasilitas dan aktifitas laboratorium dapatt terogranisir
dangan sistematis.
d. pengamanan, perawatan dan pengawasan. Manajemen
laboratorium, dalam hal ini manajen mutu, harus didesian
untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efesiensi kerjanya,
disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua
pihak yang berkepentingan. 27

Nuryani. Laboratorium di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1991,


27

hal. 126

17
BAB II
PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT
LABORATORIUM

A. Pengertian Laboratorium
Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru sebagai pengelola
pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar
yang lebih efektif dan efisien. Banyak faktor yang menentukan kualitas
pendidikan atau hasil belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat
sumber belajar.Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai
pusat sumber belajar yang salah satunya laboratorium. Laboratorium
perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong
efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui
penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi
pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan
pengembangan dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan
efektivitas dan efisien pembelajaran.
Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin
yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata

18
“laboratorium” mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”,
akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.28
(1)Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum Bahasa
Indonesia mengatakan bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk
mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya) segala
sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia,dan
sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu kimia dan
sebagainya) yang bekerja di laboratorium.29
(2)Menurut A SHornby, laboratory is a room or building
used scientific research, experiments,testing, etc.30Laboratorium
adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah,
eksperimen, pengujian, dll.
(3)Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,
laboratorium atau laboratory is a room or building with scientific
equipment for teaching science, or a place where chemicals or
medicines produced.31Laboratorium adalah ruang atau bangunan
dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes ilmiah atau untuk
mengajar ilmu pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia atau
obat-obatan yang diproduksi.

28 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung:


Pudak Scientific, 2006), hlm. 1
29 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6
30 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford University
Press, 2010), cet-8, hlm 829
31 Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,
(Singapore: Green Gian Press, 2008), hlm 799.

19
(4)Menurut Dr. Abdul Kahfi Assidiq, M.Sc dalam
kamus Biologi, laboratorium adalah ruang kerja khusus untuk
percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan
tertentu.32
(5)Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat
dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian
sempit, laboratorium sering diartikan sebagai ruangatau tempat yang
berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang di dalamnya
terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.33
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum Laboratorium
adalah tempat melakukan percobaan dan peyelidikan.Tempat ini dapat
merupakan suatu ruangan tertetutup, kamar atau ruangan
terbuka.Misalnya kebun. Dalam pengertian ruangterbatas laboratorium
ialah suatu ruangan yang tertutup melakukan percobaan dan
penyelidikan. Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.
Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode
pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana siswa
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Laboratorium adalah

32 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford University


Press, 2010), cet-8, hlm 829.
33 Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi,(Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang, 2005), hlm. 137

20
suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.Tempat ini dapat
merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.Laboratorium
adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan
penelitian dilakukan.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.
Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007).
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan
efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu
laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh
manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan
fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran
proses belajar mengajar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 sebagai
pengganti PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional, bahwa laboratorium merupakan sarana prasarana yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.Sementara menurut
pemahaman masyarakat luas bahwa laboratorium diartikan sebagai
suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan
sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi
atau bidang ilmu lain. Pengertian lain menurut Sukarso, laboratorium
ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk

21
mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan
tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-
lain.Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode
pratikum yang dapat menghasilkal pengalaman belajar di mana siswa
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.34
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah yang mana untuk
penelitian atau perrcobaan. Laboratorium dalam dunia pendidikan
sangat diperlukan karena merupakan tempat menimba ilmu
pengetahuan dengan cara nyata kebenarannya yakni dengan melalui
percobaan atau eksperimen. Dalam analisis laboratorium sebagai
sumber belajar ini banyak sekali dampak posifit atau kelebihan
diantaranya: siswa dapat menyakini akan kebenaran karena melihat
langsung ,mendengar,melihat, meraba dan mencium yang sedang
dipelajari atau dianalisis siswa tersebut. Siswa cenderung tertarik pada
objek nyata di dalam sekitarnya.Membangkitkan rasa ingin tahu, dan
memperkaya pengalaman dan ketermpilan kerja dan pengembagan
ilmiah.
Dengan berkembangnya laboratorium, laboratorium mempunyai
tujuan yakni sebagai salah satu sumber belajar secara langsung dengan
adanya pembelajaran tersebut, naluri siswa lebih cepat ingin tahu dan

34Djas, Fachri, 1998. Manajemen Laboratorium (Laboratory


Management). Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratory
Management). Fakultas Kedokteran USU, Medan.hlm. 38

22
ingin selalu belajar untuk menimba ilmu di bidang laloratorium dengan
melalui percobaan-percobaan/eksperimen.Tujuan laboratorium sebagai
salah satu sumber belajar harus menjadi perhatian utama pengelola
laboratorium.Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan suatu
manajemen pelayanan yang berfokus pada pembelajaran sebagai
pelanggan.Pelayanan harus memperhatikan dan menerapkan kaidah
manajemen kualitas pelayanan.
Laboratorium adalah prasarana, sarana dan mekanisme kerja
yang menunjang secara unit satu atau lebih dari dharma sekolah dan
atau madrasah (pendidikan dan pengajaran, penelitian
sertapengabdian kepada masyarakat) melalui pengalaman langsung
dalam membentuk keterampilan,pemahaman, dan wawasan dalam
pendidikan dan pengajaran, dalam pengembangan ilmu dan
tekhnologi, serta pengabdian kepada masyarakat luas.Salah satu
sarana prasarana yang harus disediakan oleh penyelenggara sekolah
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar adalah laboratorium.
Menurut Moedjadi, laboratorium adalah tempat dimana
percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat
merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruang terbuka.
Selanjutnya dalam arti sempit laboratorium adalah tempat bekerja
untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan dalam bidang
ilmu tertentu, seperti fisika, kimia, biologi, dsb.35
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah tempat yang
digunakan untuk melakukan berbagai percobaan maupun penelitian

35Ibid, hlm 39

23
yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang
ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan
terbuka seperti kebun dan lain-lain.Laboratorium pendidikan biasanya
klasifikasikan menurut bidang ilmu tertentu.mempunyai fungsi sebagai
tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum. adanya
interaksi dengan alat dan bahan serta kegiatan observasi berbagai
gejala secara langsung. Secara umum laboratorium dapat diartikan
sebagai tempat untuk melakukan observasi, percobaan, pengujian,
analisis atau mempraktikkan ilmu dan keterampilan tertentu.Sehingga
laboratorium itu terbagi atas 2 macam yaitu laboratorium pendidikan
dan laboratorium riset.

B. Macam- Macam Laboratorium


Menurutkegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis
yaitu laboratorium pembelajaran (classroom laboratory) dan
laboratorium penelitian (research laboratory).36 Laboratorium
pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium
penelitian.37 Laboratorium pembelajaran bisa disebut juga dengan
laboratorium sekolah yang didesain untuk proses belajar mengajar,
praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses pembelajaran.
Laboratorium sekolah merupakan tempat atau lembaga tempat
peserta didik belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan)

36Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik Laboratorium,


(Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA, 2008), hlm 2.
37Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, 2018.Manajemen & Teknik Laboratorium,
hlm 1.

24
dan sebagainya yang berhubungan dengan sains.38 Dengan begitu
kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari
kegiatan belajar mengajar biologi. Ditinjau dari bidang garapannya,
maka laboratorium sekolah/laboratorium pembelajaran dapat
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu laboratorium IPA, Laboratorium
Biologi, laboratorium Kimia, Laboratorium Perpustakaan,
Laboratorium Bahasa, dan lain-lain.39 Yang mana tiap-tiap
laboratorium sangat membantu dalam proses belajar mengajar.

C. Fungsi Laboratorium
Adapun fungsi dari ruangan laboratorium antara lain
sebagai berikut:
1) Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
biologi secara praktek yang memerlukan peralatan
khusus.
2) Sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta
didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta
yang diselidiki atau diamati.
3) Tempat display atau pameran.
4) Sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahami
karakteristik alamdan lingkungan melalui optimalisasi
keterampilan proses serta mengembangkan sikap ilmiah.40

38 M. Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, hlm 7


39Ibid, hlm 8
40Koesmaji, W, dkk.Teknik Laboratorium. (Bandung: Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA UPI,2004), hlm 43.

25
5) Sebagai tempat siswa berlatih menerapkan keterampilan
proses sesuai dengan tuntutan pembelajaran Biologi yang
mengutamakan proses selain produk.
6) Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang
diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan
dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan
suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari
dasar.41
Dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium alam ini adalah
untuk menyampaikan atau menerapkan aplikasi-aplikasi dari materi
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus sudah menyiapkan
fasilitas, alat seadanya ataupun siap memberikan pemahan konsep
tentang aplikasi dari materi.Kegiatan praktikum dapat dan seharusnya
dilaksanakan di laboratorium, baik laboratorium yang disiapkan
terlebih dahulu yang dilengkapi dengan segala macam peralatan yang
dibutuhkan untuk praktik, dapat pula di laboratorium alam yang
memiliki fasilitas seadanya sesuai dengan alam yang ada disekitar
sekolah. Laboratorium ini diharapkan dapat menempatkan cara belajar
sebagaimana seharusnya yang akan dapat melibatkan siswa belajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga siswa dapat
lebih memahami materi dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
Secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah
sebagai berikut:

41Mustaji, Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran,Disajikan dalam


Workshop Penyusunan Panduan Penggunaan Laboratoriumdi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya pada hari Rabu, 23 Desember 2009.

26
1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan
intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji
gejala-gejala alam.
2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan
bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat
media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat
kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan
sosial.
4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah
seseorang calon ilmuan.
5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan
pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari


laboratorium adalah sebagai berikut :
1) Laboratorium sebagai sumber belajar. Tujuan pembelajaran
dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan
dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber
untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran
terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan
ranah keterampilan/afektif.

27
2) Laboratorium sebagai metode pembelajaran. Di dalam
laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni
metode percobaan dan metode pengamatan
3) Laboratorium sebagai prasarana pendidikan. Laboratorium
sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang
dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan
percobaan.

D. Manfaat Laboratoriun
Manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan
mengajar sebagai metode pengamatan dan metode percobaan. Sebagai
prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Sukarso, secara garis besar laboratorium dalam proses
pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan
intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan mengkaji
gejala-gejala lain.
2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa, siswa akan
bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat
media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah
seseorang ilmuan.

28
4) Memberi rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan
pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

Laboratorium IPA-Fisika yang memanfaatkannya dan


pengolahannya sebagai sumber belajar belum optimal atau tidak
digunakan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1) Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan
pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai.
2) Belum memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga
laboratorium.
3) Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang
belum diadakan kembali dan tidak cukupnya keterbatasannya
alat-alat dan bahan yang mengakibatkan setiap siswa mendapat
tidak cukup / keterlibatannya alat-alat dan bahan yang
mengakibatkan setaip siswa mendapat tidak cukupnya /
terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan siswa tidak
dapat belajar untuk eksperimen.
Dalam proses belajar mengajar kegiatan laboratorium atau
praktikum turut berperan dalam mencapai 3 tujuan pembelajaran,
antara lain:
1. Keterampilan kognitif, misalnya:
Melatih agar teori dapat dimengerti.
Agar teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata.
2. Keterampilan afektif, misalnya:
Belajar bekerja sama.

29
Belajar menghargai bidangnya.
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.
3. Keterampilan psikomotorik, misalnya:
Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan.
Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu.
Penerapan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran memiliki
kebaikan dan kelemahan.
Kebaikan dari pelaksanaan praktikum antara lain:
1. Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu
proses.

2. Siswa dapat meyakini akan hasilnya, karena langsung


mendengar, melihat, meraba, dan mencium yang sedang
dipelajari.
3. Siswa akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan
mengelola alat, mengadakan percobaan, membuat kesimpulan,
menulis laporan, dan mampu berfikir analisis.
4. Siswa lebih cenderung tertarik pada obyek yang nyata di alam
sekitarnya.
5. Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap
inovatif, dan saling bekerja sama.
6. Membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman
keterampilan kerja dan pengalaman berfikir ilmiah.

Sedangkan kelemahan/ kekurangan dari praktikum antara lain:

30
1. Guru harus benar-benar mampu, menguasai materi dan
ketrampilan.

2. Tidak semua mata pelajaran dapat dipraktikkan dan tidak


semua diajarkan dengan metode praktik.
3. Alat-alat dan bahan yang mahal harganya dapat menghambat
untuk melakukan praktik.
4. Banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga
kemungkinan dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran.42

42Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak


Scientific, 2006), hlm 23.

31
BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
LABORATORIUM

A. Pengertian Manajemen Laboratorim


Apa yang dimaksud dengan manajemen? Pengertian manajemen
adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki.
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis
kuno, yaitu menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan
melaksanakan.Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya
perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif.Efektif
dalam hal ini adalah mencapai tujuan sesuai perencanaan, sedangkan
efisien adalah melaksanakan pekerjaan dengan benar, teroganisir, dan
selesai sesuai jadwal.
Secara umum manajemen sering didefinisikan sebagai, “Getting
things done through other people untuk menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain”. Telah disebutkan berkali-kali bahwa supervisor
merupakan manajer lini terdepan yang melaksanakan pekerjaan

32
manajemen untuk merencanakan, mengorganisir, mengeksekusi
rencana, serta mengendalikan dan mengontrol proses pekerjaan menuju
hasil yang diharapkan.
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.Beberapa peralatan laboratorium yang canggih, dengan staf
profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik,
jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang
baik.Manajemen laboratorium merupakan usaha untuk mengelola
laboratorium dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan laboratorium sehari-hari.
Manajemen laboratorium (laboratory management)
adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu
laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf
profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik,
jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang
baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari. Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih
efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung
oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan
penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor

33
yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang
bersangkutan.
Manajemen laboratorium adalah usaha untuk mengelola
laboratorium.Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan
baik sangat ditentukan oleh beberpa faktor yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya.Beberapa alat laboratorium yang cangih dengan
staff operasional yang terampil belum belum tentu dapat beroperasi
dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan.Suatu
manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi baik,
uraian kerja yang jelas,pemanfaatan fasilitas yang efektif dan efisien,
disiplin, administrasi laboratorium yan baik pula.
Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan
mendeterminasisasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui.
Tindakan perencanaan diikutioleh proses pengorganisasian sebagai
suatu tindakan mendistribusikan pekerjaankepada kelompok yang ada
dan menetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan.Setelah itu
dilakukan proses menggerakan yaitu upaya merangsang atau
mendoronganggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas
mereka dengan kemauansecara suka rela dan secara antusias. Setelah
rencana ditetapkan, ditentukan kapandan siapa yang
melaksanakannya dengan membagi pekerjaan dan mendorongpersonil
melaksanakannya maka dilakukan pengawasan sebagai

34
tindakanmengawasi pekerjaan agar terlaksana sesuai rencana yang
ditetapkan

B. Kedudukan Manajemen Laboratorium


Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat
(2) bahwa:
1. Pasal 42
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
2. Pasal 43
(1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu
pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium
komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan
pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal
peralatan yang harus tersedia.

35
(2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta
didik43.
Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium
harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap
apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak
ditunjang oleh manajemen yang baik. Manajemen dapat didefinisikan
sebagai kegiatan mengelola berbagai sumber daya dengan carabekerja
sama dengan orang lain melalui proses tertentu untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien44
Pemanfaatan laboratorium yang efektif akan dapat
meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Dalam
memanfaatkan laboratorium melibatkan aspek-aspek kemampuan guru
dalam menggunakan alat dan bahan, ketersediaan/kelengkapan sarana
prasarana laboratorium dan teknis pengelolaan yang efektif. Agar
pemanfaatan laboratorium berjalan baik, maka laboratorium tersebut
haruslah dikelola dengan baik.Pengelolaan laboratorium didukung oleh
manajeman laboratorium. Manajemen laboratorium merupakan usaha
untuk mengelola laboratorium, yang keberhasilan nya ditentukan oleh
faktor yang saling berkaitan antara satu sama lain45.

43Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan (SNP).
44Afreni. Harnidah, Novita Sari., dan Retni Budianingsih, Manajemen
Laboratorium Beberapa SMA Swasta di Kota Jambi. Jurnal Sainmatika, 2013. 07(1),
hlm 2
45 RusSetyaningrum, Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA
Negeri Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 2017, 03(1): 83-
84

36
C. Fungsi Manajemen Laboratorium
1. Perencanaan
Merencanakan mengandung arti bahwa manajer memikirkan
dengan matang terlebih dahulu sasaran serta tindakan mereka
berdasarkan pada beberapa metode, atau logika dan bukan berdasarkan
pada perasaan46. Dalam Perencanaan laboratorium adalah memilih dan
menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsiasumsi
mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan dengan efektif dan efisien47.
Pengembangan laboratorium memerlukan perencanaan yang
matang yang dalam pengembangannya perlu dipikirkan tentang SDM,
sumber informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap
memperhatikan manajemen, peran, dan keahlian yang dimiliki.
Kebutuhan SDM untuk laboratorium perlu direncanakan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut: jenis kegiatan, kualitas dan
kuantitas tenaga, spesialisasi, pemanfaatan teknologi informasi, dana,
dan tingkat pendidikan pemakai. Dan perlu dipikirkan juga bahan
informasi yang akan dikelola oleh laboratorium. Mengingat begitu
pentingnya perencanaan bagi suatu laboratorium disebabkan karena
hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas

46 Musthofa, Ismail, dan Fahrurrozi, Manajemen Sekolah


laboratorium,(Semarang, IAIN Walisongo, 2011) hlm 11
47 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hlm. 249

37
Pemimpin laboratorium tidak akan mampu melaksanakan
fungsi manajemen dan kepemimpinan dengan baik tanpa
perencanaan yang sudah ditetapkan. Perencanaan yang
memadai akan memberikan petunjuk kepada pemimpin
laboratorium mengenai sistem organisasi, prosedur dan
kebijakan yang ditempuh, kualifikasi tenaga yang dibutuhkan,
dan ke arah mana tenaga harus digerakkan untuk melakukan
pekerjaan dan tugas-tugas laboratorium.
b. Perencanaan merupakan alat pengawasan
Pengawasan sebenarnya merupakan upaya sistematis untuk
menetapkan standar prestasi sesungguhnya dengan standar yang
telah ditetapkan. Dengan adanya perencanaan akan diketahui
adanya penyimpangan langkah yang kemudian dapat dilakukan
pengukuran signifikansi penyimpangan itu. Oleh karena itu
pengawasan harus didasarkan pada perencanaan. Perencanaan
yang jelas, lengkap, dan terpadu akan mampu meningkatkan
efektivitas pengawasan
c. Perencanaan yang proporsional akan membawa efektivitas dan
efisiensi
Dengan adanya perencanaan, seorang pemimpin laboratorium
akan berusaha untuk mencapai tujuan dengan biaya yang paling
kecil dan menghasilkan produk yang lebih besar. Oleh karena
itu, dalam penyusunan rencana perlu diantisipasi adanya akibat-
akibat yang tidak dikehendaki dan sedapat mungkin
dihindarkan atau setidaknya dikurangi.

38
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau penggerakan yang dilakukan setelah sebuah
organisasi memiliki perencanaan dan pengorganisasian dengan
memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai
pelaksana sesuai kebutuhan unit/satuan yang dibentuk. Di antara
kegiatannya yaitu melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi.
Pengarahan (directing) berarti memelihara, menjaga dan
memajukan organisasi melalui setiap personal, baik struktural maupun
fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai
tujuan.Pengarahan di sini berfungsi agar kegiatan yang dilakukan
bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan tidak terjadi
penyimpangan48. Pengarahan seorang pemimpin sangat dibutuhkan
dalam mengelola laboratorium sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di lembaga tersebut.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium
adalah :
a. Awal semester sebaiknya menyusun program semester atau
tahunan sesuai kegiatan lab yang ditanda tangani Kepala.
Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi
kebutuhan alat atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan
praktikum selama satu semester atau tahunan dan menyusun
jadwal bagi penanggung jawab teknis agar tidak terjadi
tumbukan dalam pemakaian.

48Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung:


Alfabeta, 2000), hlm 58

39
b. Setiap akan melaksanakan praktikum, sebaiknya mengisi
format permintaan / peminjaman alat/bahan yang kemudian
diserahkan kepada laboran minimal seminggu sebelum
pelaksanaan, sehingga laboran secara dini dapat
mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat/bahan yang
dibutuhkan.
c. Setelah kegiatan lab selesai sebaiknya mengisi buku harian
untuk mengetahui kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta
untuk keperluan supervisi.
d. Alat/bahan yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan
disimpan kembali di tempat semula.

3. Pengawasan
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh
apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila
perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut
sesuai dengan rencana Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
pengelola laboratorium yaitu:
a. Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol
kegiatan laboratorium setiap hari dan mengawasi
kegiatan praktikum.
b. Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta
menjaga dan memonitor keutuhan fungsi dari
barangbarang laboratorium tersebut.

40
c. Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian
di laboratorium serta melakukan pemantauan hasil
penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang
dilakukan di laboratorium.
d. Melakukan counseling dengan sesama pengelola
laboratorium49.

4. Pengorganisasian
Pengelola laboratorium terdiri atas koordinator laboratorium,
kepala laboratorium, teknisi laboratorium, dan laboran.Koordinator
laboratorium membawahi para kepala laboratorium yang ada di
sekolah.Kepala laboratorium membawahi dua bagian yaitu, teknisi dan
laboran.Pengorganisasian dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam
pengadministrasian, perawatan, pengamanan, serta perencanaan untuk
pengembangan secara efektif dan efisien. Sesuai dengan fungsi
laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah
berada di bawah koordinasi Wakil Kepala Madrasah dengan penugasan
dari Kepala Madrasah50.

49Richard Decaprio,Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa,


Computer Dan Kimia (Jogjakarta: Diva press, 2013), hlm. 79
50Tim Ahli Program STEP-2, Manajemen Laboratorium IPA (Departemen
Agama Republik Indonesia, 2007), hlm. 2

41
BAB IV
PERSIAPAN LABORATORIUM

A. Konsep Manajemen Laboratorium


Istilah manajemen terjemahan dari bahasa Indonesia hingga
saat ini belum ada keseragaman, berbagai istilah yang banyak
dipergunakan seperti: ketatalaksanaan, manajemen, manajemen
pengurusan, dan lain sebagainya. Untuk menghindari penafsiran yang
berbeda-beda maka pake istilah aslinya yaitu “manajemen” istilah
manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: manajemen sebagai
suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen dan manajemen sebagai suatu seni dan
sebagai suatu ilmu51.
Menurut Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim
Purwanto, yang mengartikan manajemen merupakan kegiatan-kegiatan
untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah
ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana.Jadi, dalam
hal ini kegiatan dalam manajemen terutama adalah mengelola orang-
orangnya sebagai pelaksana52.

51Manulang, M. Dasar-dasar manajemen. (Medan : Monara, . 2005),


hlm.15
52M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XVIII, hlm. 7

42
Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan
berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan dan
pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari
berbagai macam disiplin ilmu. Pada dasarnya laboratorium juga dapat
merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan
terbuka53.Pengertian manajemen laboratorium adalah kegiatan
merancang kegiatan, mengoperasikan, memelihara dan merawat
peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu
sehingga mencapai hasil yang optimal54.

B. Persiapan Laboratorium
Hampir semua pendidik percaya bahwa laboratorium
merupakan sarana utama dalam meningkatkan pemahaman siswa.
Bahkan di Amerika Serikat, laboratorium telah dikenalkan kepada
siswa sejak tingkat taman kanak-kanak (preschool) dengan tujuan
memberi kesempatan kepada seluruh siswa agar terbiasa dengan dan
benda-benda di lingkungan sekitar55. Pada level yang lebih tinggi
(sekolah dasar), para siswa sudah mulai diperkenalkan untuk
melakukan penelitian, bertanya, menganalisis hasil penelitian, berdebat
tentang bukti-bukti yang ditemukan, membangun pengertian tentang

53Decaprio Richard,Tips mengelola Laboratorium Sekolah, (Jogjakarta:


DIVA Press, 2013) hlm 16-17
54Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M),
Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang:
Universitas Andalas, 2015), hlm. 1
55 National Science Teachers Assosiation., Position Statetement: The Role
of Laboratory Investigation in Science Instruction, 2007

43
konsep science dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tingkatan sekolah menengah, kegiatan di laboratorium dilakukan
setiap minggu, mengumpulkan data setiap minggu dan
mempresentasikan hasilnya.56
Di dalam memasuki abad 21, pengajaran IPA harus di
Indonesia harus lebih memfokuskan kegiatan kepada para peserta didik
dan bukan pada guru dan focus pada pengetahuan dan bukan hafalan.
Kegiatan laboratorium harus berorientasi ke masa depan sehingga
kegiatan laboratorium harus memiliki tujuan mampu mendukung
melahirkan generasi peneliti dan teknisi yang handal di masa depan.
Kegiatan laboratorium tersebut harus bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar
2. Mengembangkan pemikiran dengan alasan yang rasional dan
ilmiah
3. Memahami kompleksitas suatu fenomena
4. Mengembangkan ketampilan praktis
5. Memahami sains
6. Merangsang siswa untuk tertarik dalam bidang sains.
7. Mengembangkan kemampuan bekerja kelompok57.
Untuk mempersiapkan laboratorium yang baik harus
dipahami perangkat-perangkatnya, yaitu:
1. Standar laboratorium, meliputi: a) ukuran laboratorium, b)
bentuk dan lokasi laboratorium, dan d) ruang persiapan.

56Ibid
57Susunandar, Perencanaan, Pengembangan & Safety Laboratorium
(Yogyakarta, Pustaka Umum, 2015), hlm. 6-7

44
2. Pembangunan laboratorium, meliputi: a) fungsi dan
karakteristik, b) prasyarat utilitas ruang, c) Tinjauan
Keselamatan, Kesehatan, dan e) Kenyamanan Ruang, Standar
kelengkapan dan luas ruang laboratorium

C. Standar Laboratorium Sains


Desain suatu laboratorium harus memenuhi tiga sayarat, yaitu
kesehatan dan keamanan kerja, rasa nyaman dan efisien energi
Laboratorium harus didesain untuk memenuhi keamanan dan
kesehatan kerja bagi orang-orang yang bekerja di laboratorium
tersebut.Banyak bahan-bahan kimia atau bahan bahan biologi yang
berbahaya dan digunakan dalam kegiatan laboratorium.Oleh karena itu
keamanan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas
utama.Kenyamanan laboratorium juga harus menjadi perhatian karena
laboratorium yang pengap dan panas karena kurang udara juga dapat
mengganggu kesehatan para pekerja disamping tidak membuat betah
para pekerja.Oleh karena itu laboratorium harus memiliki ventilasi
yang baik sehingga membuat para pekerja menjadi nyaman.Standar
laboratorium berikut dapat digunakan sebagai referensi dalam
mendesain laboratorium sains.
1. Ukuran Laboratorium
Ruangan laboratorium sebaiknya berbentuk persegi empat
atau yang mendekati dengan ukuran tertentu. Standar yang berlaku di
Inggris menyebutkan bahwa setiap siswa membutuhkan ruang seluas
sekitar 3 m2 . Oleh karena itu ukuran standar laboratorium yang

45
diperuntukkan bagi 30 siswa seluas 90 m2 dengan rasio perbandingan
panjang dan lebar antara 1: 0,8 atau 1: 1,1. Departemen pendidikan
Hong Kong mewajibkan setiap laboratorium sains memiliki ukuran
sekitar 120 m2 dengan lebar minimal dari 7 m di setiap sisinya.Ruang
laboratorium sebaiknya tidak memiliki pilar (tiang) di tengahnya
sehingga pemandangan guru tidak terganggu.Setiap laboratorium wajib
memiliki ruang persiapan (preparation room) yang dapat digunakan
untuk menyiapkan kegiatan praktikum, perbaikan peralatan maupun
penyimpanan alat dan bahan.Satu ruang persiapan dapat digunakan
untuk satu atau dua laboratorium yang berdekatan. Ruang persiapan
disarankan memiliki ukuran sekitar 45 m2 58.
Ketentuan ruang laboratorium IPA menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum
ruang laboratorium IPA 2,4 m2 /peserta didik, untuk rombongan belajar
kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2
termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar
minimum ruang laboratorium IPA 5 m259. Sebuah laboratorium dengan
ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 siswa,
dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari
keseluruhan luas laboratorium60.
Ukuran dan bentuk laboratorium bervariasi, tetapi pada umumnya
ruang labororium berukuran 85 m2. Digunakan dengan kapasitas

58Ibid., hlm. 11
59MohammadArifin& Barnawi.Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah
(Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012), hlm. 125
60Wirjosoemarto Koesmadji,Teknik Laboratorium (Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI: 2004), hlm. 40

46
maksimal 30 peserta. Namun, dalam beberapa situasi, misalnya di
mana sekolah memiliki ukuran area yang kecil, ukuran laboratorium
akan bergantung pada ukuran kelompok maksimum peserta didik.
Serta perlu juga memikirkan tentang berbagai kegiatan yang sedang
dilakukan dan jumlah penyimpanan yang tersedia di laboratorium61.
2. Bentuk dan Lokasi laboratorium
Lokasi laboratorium sangat disarankan untuk berdekatan satu
dengan yang lain sehingga memudahkan administrasi dan
pengelolaannya. Apabila banguna laboratorium bertingkat, maka
tempat penyimpanan bahan kimia atau laboratorium kimia perlu
mendapat perhatian khusus.Laboratorium tersebut harus ditempatkan
pada bagian paling atas untuk menjaga bahaya gas atau debu yang
keluar dari bahan kimia atau lemari asam.62
Bentuk laboratorium yang banyak digunakan di laboratorium sains di
banyak negara sangat bervariasi, tergantung kondisi ekonomi dan
pendidikan yang ada di negara tersebut.Bentuk ruang laboratorium
siswa sebaiknya bujur sangkar.Bentuk bujur sangkar memungkinkan
jarak antara guru dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan
kontak guru dan siswa.63
3. Ruang Persiapan
Ruang persiapan sangat dianjurkan memiliki ukuran yang
memadai sebagai tempat menyiapkan praktikum dan menyimpan alat

61 Cambridge Assessment International Education, Guide to Planning


Practical Science (UCLES, 2020), hlm. 3
62Op. cit., Susunandar, hlm. 15
63Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya (Bandung:
Pudak Scientific, 2006), hlm. 11

47
dan bahan. Rekomendasi umum yang digunakan untuk ruang preparasi
adalah minimal 0,5 m2 per siswa. Jadi kalau ada dua buah laboratorium
masing-masing untuk 30 siswa (90 m2), maka ruang persiapan
memiliki luas minimal 0,5 x 30 siswa x 2 lab = 30 m2 64.

C. Pembangunan Laboratorium Fisika


1. Fungsi dan Karakteristik
Ruangan Laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus65.
2. Prasyarat Utilitas Ruang
a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang
membuka ke luar.
b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan
ventilasi udara minimal 4.8 m2
c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan
masing-masing 1 (satu) di ruang persiapan,dan ruang gelap,
memakai lampu TL (20 watt).
d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 1 (satu) di
ruang persiapan dan 1 (satu) di ruang gelap. Masing-masing
ruang dilengkapi 1 (satu) buah saklar.

64Op. cit., Susunandar, hlm. 18


65Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nmor 25 tahun 2017
tentang Petunjuk Operasinal Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan, hlm. 47

48
e. Meja praktek lab. tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi
kursi lab sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja
demontrasi 1 unit. Kursi dan meja guru 1 unit.
f. Papan tulis 2 unit, 3 lemari penyimpanan dan 1 tempat
sampah66.
3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang
a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan
untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab.
minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang.
b. Jaringan kabel untuk tempat stop kontak di tengah ruang
praktik, rata dengan lantai dan dilengkapi sekering untuk
menghindari hubungan arus pendek.
c. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara
minimal 5% dari luas ruang lab fisika, untuk sehatnya kondisi
ruang dengan penerangan alami, sirkulasi udara dan
kelembaban normal.
d. Alat pemadam ringan tersedia di lab67.

4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium fisika


Tabel 1. Standar kelengkapan laboratorium fisika

66Ibid., hlm. 47
67Ibid., hlm. 47-48

49
Gambar 1. Desain Laboratorium Fisika

50
D. Pembangunan Laboratorium Biologi
1. Fungsi dan Karakteristik Ruangan
Laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya tempat
pembelajaran biologi secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus. Lab. Biologi terdiri dari:
a. Ruang praktik sebagai tempat kegiatan utama, harus cukup luas
untuk menampung kegiatan praktik.
b. Ruang persiapan dipakai sebagai tempat simpan alat,
bahanbahan biologi dan sebagai tempat persiapan sebelum
dimulainya praktik.68
2. Prasyarat Utilitas Ruang
a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang
membuka ke luar.
b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan
ventilasi udara minimal 4.8 m2.
c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan
masing-masing 2 (dua) di ruang persiapan, memakai lampu TL
(20 watt).
d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 2 (dua) di
ruang persiapan. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu) buah
saklar.
e. Meja kerja tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab
sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja demonstrasi 1
unit. Kursi dan meja guru 1 set.

68Ibid., hlm. 51

51
f. Papan tulis 2 unit, 3 lemari penyimpanan dan 1 tempat sampah
dalam ruang lab69.
3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang
a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan
untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab.
minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang.
b. Alat pemadam ringan tersedia di lab.
c. Saluran pembuangan limbah dan bak penampung limbah
biologi disediakan.
d. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara
minimal 5% dari luas ruang lab biologi, untuk sehatnya kondisi
ruang dengan penerangan alami, sirkulasi udara dan
kelembaban normal.
e. Lantai tidak boleh licin dan harus kedap air dengan dinding
yang sebaiknya berwarna putih70.

4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium biologi

Tabel 2. Standar kelengkapan laboratorium biologi

69Ibid., hlm. 51
70Ibid., hlm. 51-52

52
Gambar 2. Desain Laboratorium Biologi

53
E. Pembangunan Laboratorium Kimia
1. Fungsi dan Karakteristik
Ruangan Laboratorium Kimia berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya tempat pembelajaran kimia secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus. Ruang pada Lab. Kimia terdiri dari:
a. Ruang praktik sebagai tempat kegiatan utama, harus cukup luas
untuk menampung kegiatan praktik.
b. Ruang persiapan dipakai sebagai tempat simpan alat, bahan-
bahan kimia dan sebagai tempat persiapan sebelum dimulainya
praktik71.
2. Prasyarat Utilitas Ruang
a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang
membuka ke luar.
b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan
ventilasi udara minimal 4.8 m2.
c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan
masing-masing 2 (dua) di ruang persiapan, memakai lampu TL
(20 watt).
d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 2 (dua) di
ruang persiapan. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu)
buah saklar.
e. Meja kerja tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab
sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja demonstrasi 1
unit. Kursi dan meja guru 1 unit.

71Ibid., hlm. 49

54
f. Papan tulis 2 unit, 2 lemari penyimpan, 1 lemari asam dan
tempat sampah dalam ruang laboratorium72.
3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang
a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan
untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab.
minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang.
b. Lemari asam harus dilengkapi Exhaust fan (penarik udara)
untuk mengeluarkan udara yang terkontaminan bahan kimia
yang mudah menguap, misalnya dalam kegiatan pencampuran
bahan.
c. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara
minimal 5% dari luas ruang lab kimia, untuk sehatnya kondisi
ruang dengan penerangan alami, sirkulasi udara dan
kelembaban normal.
d. Alat pemadam ringan tersedia di lab73.

4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium kimia


Tabel 3. Standar kelengkapan laboratorium kimia

72Ibid., hlm. 49
73Ibid., hlm. 49-50

55
Gambar 3. Desain Laboratorium Kimia

56
BAB V
ADMINISTRASI LABORATORIUM

1. Latar Belakang
Laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut
laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen
atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian,
kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan
tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat. (Permenpan RB No. 03, 2010),
sehingga di mana Laboratorium ini dikelola oleh Teknisi / Laboran
yang sekarang dikenal sebagai Pranata Laboratorium Pendidikan
( PLP ). Pranata Laboratorium Pendidikan yang selanjutnya disingkat
PLP, adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium
pendidikan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan
kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang,
(Permenpan RB No. 03, 2010).
Administrasi merupakan dokumentasi seluruh sarana dan
prasarana serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan

57
pengadaan alat dan bahan, yang bertujuan untuk mencegah kehilangan
/ penyalahgunaan, memudahkan oprasional dan pemeliharaan,
mencegah duplikasi / overlapping permintaan alat dan memudahkan
pengecekan.
Administrasi laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan
atau pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium,
namun lebih luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu
proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik
berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara
kelembagaan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan
pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.
Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat
melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya
seperangkatan alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya Lab
infrastructure yang lengkap (ada fasilitas air, listrik,gas dsb).
Ada beberapa jenis laboratorium di tingkat perguruan tinggi antara
lain :
a. Laboratorium pengajaran (Teaching Laboratory).
b. Laboratorium Penelitian (Research Laboratory).
c. Laboratorium penelitian Terpadu : Multidisipline Laboratory,
Lab Sentral ( Central Lab ), Integrated Research Laboratory,
Laboratorium pusat Terpadu, dsb.
Laboratorium pengajaran ditujukan khusus untuk kegiatan
pendidikan dan pengajaran bagi Mahasiswa berupa praktikum yang

58
objeknya sesuai dengan SAP (Satuan Acara pengajaran) yang tersedia.
Laboratorium penelitian & Lab Terpadu biasanya ditujukan untuk
kegiatan penelitian baik untuk program S2, ataupun S3, penelitian
mandiri, thesis doktor maupun untuk pengembangan pendidikan
(Curiculum Development). Semua kegiatan yang dilakukan di
Laboratorium memerlukan adanya suatu administrasi yang teratur, rapi
dan terorganiser dengan baik, sehingga laboratorium dapat ditata/diatur
dan berfungsi secara optimal.

2. Pembahasan
a. Pengertian Administrasi Laboratorium
Dalam pengadministrasian ruang laboratorium, setiap
laboratorium harus memiliki denah ruangan yang ada, jaringan listrik,
jaringan air dan jaringan gas. Ruangan – ruangan tersebut harus
tercatat namanya, ukurannya, dan kapasitasnya, dan data ini tercantum
dalam data ruangan laboratorium. Untuk mengadministrasikan fasilitas
umum adalah barang – barang yang merupakan perlengkapan
laboratorium. Barang-barang ini di data dalam kartu barang dan daftar
barang, untuk memudahkan pendataan baiknya diurutkan berdasarkna
abjad. Pengadministrasian alat dan zat bertujuan untuk memudahkan
pengelompokan jenis alat dan bahan/zat. Selain pengadministrasian
alat dan bahan/ zat sistem evaluasi dan pelaporan juga diperlukan yang
bertujuan untuk kelancaran administrasi yang baik sehingga kegiatan
laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk
perencanaan laboratorium (seperti penambahan alat-alat baru, rencana

59
pembiayaan/ dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana dan
prasarana yang ada.
Herbert A Simon dalam bukunya Administrative
Behaviour, mendefinisikan administrasi sebagai kegiatan dari
sekelompok manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama. Liang Gie dalam bukunya Unsur Unsur Administrasi: Suatu
Kumpulan Karangan, mendefinisikan administrasi sebagai segenap
rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan
sumber-sumber kegiatan lainnya yang bermaksud mencapai tujuan
apapun dalam usaha bersama dari sekelompok orang. Leonard D.
White menyatakan bahwa administrasi sebagai suatu proses yang
umum dalam semua usaha-usaha kelompok baik usaha umum atau
pribadi, usaha pemerintah atau swasta, sipil atau militer dalam skala
besar maupun kecil.
Dari definisi di atas dapat disarikan bahwa administrasi adalah
rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis
untuk menjalankan roda suatu usaha atau organisasi yang didasarkan
suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Administrasi Laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan
atau pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium,
namun lebih luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu
proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik
berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara
kelembagaan meliputi perencanaan, pengorganisasian,

60
pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan
pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.
b. Tujuan Administrasi Laboratorium
Tujuan administrasi adalah untuk memperoleh informasi
tentang keadaan laboratorium dengan cepat dan mudah. Administrasi
laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada
dilaboratorium antara lain:

a. Investasi peralatan laboratorium yang ada.


b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat-alat yang rusak,
alat-alat yang dipinjam dan alat-alat yang dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan
praktikum dan penelitian.
e. Daftar inventaris bahan-bahan kimia dan non kimia bahan
bahan gelas
f. Daftar inventaris alat-alat mebel lain
g. Sistem evaluasi dan pelaporan

Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan


kesinambungan karena itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara
teratur dan baik.

c. Komponen Administrasi Laboratorium


Secara standar terdapat 9 komponen administrasi laboratorium
yang harus dipenuhi oleh pengurus laboratorium. Kesembilan
komponen tersebut adalah sebagai berikut:

61
1) Buku inventarisi
2) Kartu Stok
3) Kartu Peminjaman Alat / Bahan
4) Buku Catatan Harian Laboratorium
5) Kartu Reparasi
6) Label alat dan bahan
7) Program Semester Laboratorium
8) Laporan Bulanan
9) Daftar Alat Dan Bahan
Melihat banyaknya peralatan laboratorium yang ada, serta
infrastruktur yang tersedia ditambah dengan banyaknya kegiatan
praktek/penelitian maka dirasa perlu untuk mengaturnya secara tatanan
yang mudah dan dapat dimengerti oleh setiap praktikan,staf pengajar,
laboran maupun pemakai/user lainnya. Keadaan peralatan
laboratorium &. bahan-bahan yang tersedia selalu cepat berubah atau
berpindah (dipinjam, hilang, pecah dsb), maka semuanya itu
memerlukan penanganan yang serius. Apalagi bila ditinjau dari harga
peralatan yang mahal, serta dibarengi dengan penggunaannya yang
tidak tepat maka semua peralatan lab yang modern itu akan sia-sia
saja, sehingga optimalisasi penggunaannya tidak efisien.
Secara rinci mengapa administrasi laboratorium perlu
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium


dengan cepat dan mudah.
b. Untuk pendataan semua peralatan yang; ada, termasuk

62
bahan kimia, meubiler, hardware dan software lainnya
yang ada di laboratorium tersebut secara rinci dan
teratur.
c. Sebagai pusat informasi tentang keberadaan suatu alat
laboratorium di suatu laboratorium tertentu, sehingga
siapa saja yang ingin menggunakannya/ memakainya
akan tahu dimana alat itu berada.

d. Untuk perencanaan dan pengembangan laboratorium


secara berlanjut dimasa mendatang. Alat-alat baru apa
saja yang perlu ditambah atau diperbaiki atau
dilengkapi sesuai dengan pengembangan disiplin ilmu
yang ada, atau untuk program penelitian yang lebih
terarah (hibah bersaing, research unggulan
terpadu ,analysis bahan, program penelitian
lanjutan/advanced technology, PPDS, pasca sarjana
dsb).

e. Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik &


teratur,sehingga penggunaan laboratorium dapat
dioptimalisasikan.

f. Mengatur Tata Cara pemesanan alat, sesuai dengan


pengembangan ilmu yang yang ada/disiplin ilmu yang
akan dikembangkan maupun terhadap aplikasi
penelitian lanjutan/advanced research tertentu,dsb.
Kegiatan Administrasi Laboratorium adalah merupakan
kegiatan rutin, terutama mengenai penanganan/penggunaan peralatan

63
yang ada. Untuk memudahkan cara penggunaannya perlu diatur tata
cara pendataan (data collecting) tentang semua peralatan lab yang
dimiliki. Pencatatan daftar peralatan dapat barupa buku, sistem kartu
atau penyusunan daftar peralatan laboratorium dengan sistem
komputer dsb. Semua data peralatan yang disusun harus jelas
informasinya.
Berikut contoh informasi yang harus ada dalam laboratorium
IPA :
01. Daftar Pemesanan Alat Laboratorium.
02. Daftar inventarisasi/instruments Lab .& Daftar Spesifikasi.
03. Daftar Alat-alat Gelas (Glass-ware).
04. Daftar Bahan Kimia.
05. Daftar Meubiler.
06. Daftar Peminjaman/pengembalian Alat.
07. Daftar Pemakaian Alat.
08. Daftar Suka Cadang.
09. Daftar servis alat-alat.
10. Daftar/Kartu Persediaan Bahan.
11. Daftar Ineventarisasi Bahan/Zat.
12. Daftar Penanggung Jawab Pemakaian Alat Khusus
13. Daftar Peralatan lainnya.

(Buku Log, Buku Petunjuk Penggunaan Alat/Guide Book,


Bahan Non-Kimia).

Dari Daftar yang tersedia tersebut maka kita dapat mengatur

64
Administrasi Laboratorium secara jelas, teratur dan informatif. Dengan
demikian pengelolaan administrasi laboratorium yang lengkap harus
pula dibarengi dengan tenaga/Kepala Laboratorium yang memiliki
skill/Keterampilan yang tinggi dan disiplin yang baik. Ini
dimungkinkan karena semua administrasi laboratorium berada di
bawah tanggung jawabnya penuh. Kegiatan operasional laboratorium
amat tergantung pada penghayatannya/altitudenya terhadap beban dan
tanggung jawab yang diembannya. Justru karena itu sebagai
imbalannya, setiap Kepala Laboratorium harus diberi honorarium yang
wajar, agar mereka dapat berperan aktif dalam mengelola
laboratoriumnya.
d. Contoh kegiatan administrasi laboratorium
1) DAFTAR INVENTARISASI/INSTRUMENT
LABORATORIUM

UNIVERSITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

BAHAGIAN : ………………………

LABORATORIUM : ……………….

Dari/
N Kod Tgl N a m Fungs Spesifika Kompo Jumla Keteranga
asal
O e Terim a i si nen h n
atau
a
sumber

65
.........................2020

Kepala Laboratorium,

2) DAFTAR ALAT-ALAT
GELAS

UNIVERSITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

BAHAGIAN : ……………………

LABORATORIUM : ……………….

Beras
N Ko Tgl Na Fun Spesifik Kapasit Juml Keterang
al/
O de Teri ma gsi asi as ah an
Da
ma
ri

66
, 2020

Kepala Laboratorium,

( ………………………… )

67
4 ) DAFTAR PEMAKAIAN ALAT

NAMA ALAT
: ……………………………………………………………

MEREK
DAGANG : ………………………………………………………

NOMOR
INVENTARIS: …………………………………………………

NOMOR URUT/SERI :
…………………………………………

PEMAKAIAN TANDA TANGAN

TGL NAMA NIM/NIP KETE


UNTUK LAMANYA TOTAL PEMAKAI PEN.
RANG
(JAM/HARI) JAWAB
AN

68
, 2020

Kepala Laboratorium,

_______________________
5) DAFTAR SERVIS ALAT - ALAT

Laboratorium : ………………………….

Jurusan/Bhg : ………………………….

Fakultas : ………………………….

Diservis oleh
NO Nama Jenis Tgl Alamat Biaya
Alat Servis Servis (Rp)

69
, 2020

Mengetahui,

Kepala Laboratorium,

( ………………………… )

70
3. Kesimpulan
Administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan,
penelitian maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan pengelolaan
laboratorium secara terencana dan sistematis.
Tujuan administrasi adalah untuk memperoleh informasi tentang
keadaan laboratorium dengan cepat dan mudah. Komponen
administrasi laboratorium yang harus dipenuhi oleh pengurus
laboratoriumadalah sebagai berikut: buku inventarisi, kartu stok, kartu
peminjaman alat dan bahan, buku catatan harian laboratorium, kartu
reparasi, label alat dan bahan, program semester laboratorium, laporan
bulanan dan daftar alat dan bahan.

71
BAB VI
PENATAAN LABORATORIUM

A. PENATAAN LABORATORIUM
1. Pengertian Penataan
Penataan berasal dari kata tata. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia Pengertian Penataan tata artinya proses, cara,
perbuatan menata, pengaturan, penyusunan.74 Penataan
merupakan kata sifat yang digunakan dalam melakukan suatu hal
yang berbentuk atau tampak hasilnya.
2. Pengertian Laboratorium
Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin
yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata
“laboratorium” mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat
bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.75
Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat
melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh
adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur
laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan
sebagainya).

74 http://www.artikata.com/30591-penataan.html
75 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung:
Pudak Scientific, 2006), hlm. 1.

72
Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia mengatakan bahwa “ Laboratorium adalah
tempat untuk mengadakan percobaan /penyelidikan dan
sebagainya” segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika,
kimia, dan sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli
ilmu kimia dan sebagainya) yang berkerja di dalam
laboratorium.76
Menurut A S Hornby, laboratory is a room or building
used scientific research, experiments, testing, etc.77 Laboratorium
adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah,
eksperimen, pengujian, dan lain-lainya.
Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,
laboratorium atau laboratory is a room or building with scientific
equipment for teaching science, or a place where chemicals or
medicines produced.78 Laboratorium adalah ruang atau bangunan
dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes ilmiah atau untuk
mengajar ilmu pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia
atau obat-obatan yang diproduksi
Laboratorium juga merupakan tempat untuk
mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian
ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat

76 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6
77 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford University
Press, 2010), cet-8, hlm 829
78 Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,
(Singapore: Green Gian Press, 2008), hlm 799

73
bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas
dan kualitas yang memadai. 79
Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang
melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset),
pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan
antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu.
Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu
ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.80
Menurut Dr. Abdul Kahfi Assidiq, M.Sc dalam kamus
Biologi, laboratorium adalah ruang kerja khusus untuk
percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan
tertentu. 81
Laboratorium merupakan suatu ruangan yang digunakan
untuk melakukan kegiatan praktik atau penelitian yang ditunjang
oleh adanya seperangkat alat-alat serta fasilitas yang lain terkait
untuk kepentingan pembelajaran 82
Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat
dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian
sempit, laboratorium sering diartikan sebagai ruang atau tempat

79 Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002) h. 12


80 Decaprio Richard, Tips Mengelola Lab Sekolah, (Jogyakarta : Diva Press,
2013) h 16
81 Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, (Yogyakarta: Panji Pustaka, 2008),
hlm 391.
82 Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA. 2016. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

74
yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang
didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. 83
Dengan demikian jelaslah bahwa, laboratorium
merupakan salah satu prasarana, yang dapat digunakan sebagai
tempat berlatih untuk melakukan percobaan dan pengamatan.
Keberadaan laboratorium sangat diperlukan untuk memberikan
pengalaman langsung dari teori yang sudah diterima melalui
kegiatan laboratorium/praktikum, untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar.
Berkaitan dengan hal di atas maka peranan laboratorium
sangat penting, karena laboratorium merupakan tempat kegiatan
penunjang dari kegiatan belajar mengajar dan juga merupakan
pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan, atau penelitian dalam pembelajaran.

B. PENATAAN LABORATORIUM
Pemakai laboratorium hendaknya memiliki tata letak atau
layout bangunan laboratorium. Bangunan laboratorium tidak
sama dengan bangunan kelas.84 Dalam pembangunan
laboratorium membutuhkan perencanaan dan pertimbangan yang
matang terutama dalam kesesuaian letaknya terhadap ruangan
lain. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menempatkan laboratorium sekolah antara lain:

83 Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Penerbit


Universitas Negeri Malang, 2005), hlm. 137
84 Koesmadji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 42

75
1. Letak relatif terhadap ruang-ruang yang lain
Menurut Kertiasa, idealnya jika semua ruang
laboratorium yang ada berlokasi di tengah-tengah ruang kelas
yang lain dan merupakan satu blok bangunan sains.85 Lokasi
laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan
memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi
kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan
laboratorium. 86
2. Letak berkaitan dengan arah datangnya cahaya matahari.
Ruang laboratorium memerlukan intensitas penerangan
yang lebih besar dari pada ruang kelas biasa. Ini disebabkan di
dalam laboratorium banyak dilakukan kegiatan mengamati
yang memerlukan kemampuan penglihatan yang lebih baik dari
pada di dalam kelas biasa.87 Salah satu contoh yaitu
laboratorium Biologi yang sangat memerlukan cahaya matahari
untuk membantu penerangan pada mikroskop, apabila
mikroskop tidak dilengkapi lampu penerangan yang menyatu
dengan mikroskop.88 Setidaknya ruang laboratorium
mempunyai jarak yang cukup jauh (minimal 3 m) dengan
bangunan lain untuk memperoleh ventilasi dan penerangan
yang baik. Laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu
laboratorium pembelajaran (classroom laboratory) dan

85 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung:


Pudak Scientific, 2006), hlm 23
86 Koesmadji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 42
87 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 30
88 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 24

76
laboratorium penelitian (research laboratory).89 Laboratorium
pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari
laboratorium penelitian.90 Laboratorium pembelajaran bisa
disebut juga dengan laboratorium sekolah yang didesain untuk
proses belajar mengajar, praktikum dan kegiatan lain yang
mendukung proses pembelajaran.
Sistem Pengelolaan laboratorium adalah proses
pendayagunaan sumber daya laboratorium secara efektif dan
efisien, untuk mencapai suatu sasaran yang secara optimal .91
Aspek pengelolaan laboratorium meliputi sebagai berikut:
a. perencanaan
b. pengorganisasian/penataan
c. directing (pengaturan)
d. pengendalian
e. pengawasan
f. budgeting/ anggaran. 92

Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur


sangkar. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru

89Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik


Laboratorium, (Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA, 2008), hlm 2.
90Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik
Laboratorium, hlm 1.
91 Suyitno, Pengelolaan Laboratorium.”
92 Subamia, “Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana Laboratorium
IPA SMP Di Kabupaten Buleleng.”

77
dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak guru
dan siswa. 93
Pengelolaan alat dan bahan merupakan suatu kegiatan
yang ikut menentukan keberhasilan pendayagunaan
laboratorium. Kelancaran kegiatan laboratorium akan sangat
bergantung pada administrasi, penyimpanan, dan perawatan alat
dan bahan
Penyimpanan alat dan bahan laboratorium yaitu :
1) Penyimpanan alat laboratorium
Setelah alat-alat laboratorium digunakan, perlu
diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan
yang sesuai. Dengan pemeliharaan dan penyimpanan
alat yang baik dapat memperpanjang usia penggunaan
alat-alat tersebut. 94 Setiap alat yang ada di laboratorium
harus disertai dengan SOP (Standard Operational
Procedure) atau buku petunjuk operasi (manual
operation). 95
Alat-alat laboratorium sekolah dapat
dikategorikan menjadi kelompok, yaitu:
a) Alat-alat dari gelas Kaca.
Gelas sering dianggap zat yang mulia karena tidak
mudah mengalami korosi. 96

93 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm 11.


94 Koesmaji, W, dkk. Teknik Laboratorium. hlm. 21
95 Anti Damatanti Hamdani dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik
Laboratorium, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), 2008. Hlm. 3 40
96 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 47

78
b) Alat-alat dari logam.
Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian
pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak boleh
disimpan berdekatan dengan zat kimia, terutama
yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam
akan cepat berkarat. 97
c) Alat-alat bergerak.
Pada alat-alat bergerak ada bagian-bagian alat
yang bergesekan satu sama lain, seperti roda
dengan poros, ulir dengan ulir, dan gerigi dengan
gerigi. Agar tidak mudah aus, bagian-bagian yang
bergesekan ini secara periodik harus diberi
pelumas.98 Dengan demikian akan memperpanjang
umur alat-alat tersebut.
2) Penyimpanan bahan laboratorium.
Mengingat sering terjadinya kecelakaan dalam
kegiatan di laboratorium, maka dalam penyimpanan
bahan-bahan laboratorium harus di bedakan. Menurut
Koesmaji, penyimpanan bahan kimia secara umum
dapat dibagi menjadi 3 cara, yaitu:
a. Secara alfabet (Alphabetical Method) botol-botol
disimpan berdasarkan urutan huruf secara alfabet.

97Budimarwanti, Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia,


http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan_Alat_dan_Bahan_di_
Laboratorium_kimia.pdf. Diakses pada tanggal 21 Mei 2014
98 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm. 48.

79
b. Berdasarkan golongan (Family Method), botol-botol
bahan disusun berdasarkan klasifikasi sistem periodik,
misalnya semua golongan alkali dikelompokkan
bersama, demikian juga alkali tanah dsb.
c. Secara kelompok (Group Method), botol-botol bahan
disusun berdasarkan urutan dalam analisis kualitatif,
yaitu perak, temah hitam dan garam-garam merkuri
dikelompokkan bersama.99

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha


pengaturan penempatan peralatan di laboratorium, sehingga
laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan
untuk beroperasi. Laboratorium yang layak operasi
diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi
berdasar kepada proses dan langkah-langkah
penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan,
begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang
memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak
bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan
yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan
mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium adalah:
1. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu
pekerjaanyang menjadi tanggung jawabnya.

99 Seperti dikutip oleh Koesmaji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 33

80
2. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/
pekerja/ operator.

3. Memaksimalkan penggunaan peralatan.

4. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan


yang minimal

5. Mempermudah pengawasan.

Prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan dalam


menyusun tata letak peralatan dan perabotan laboratorium
adalah sebagai berikut :
a) mudah dilihat
b) mudah dijangkau
c) aman untuk alat
d) aman untuk dipakai

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui


metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman
belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan
bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati
secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta
sistem pengajaran.
Laboratorium harus dikelola/ditangani dan diatur tata
letaknya sedemikian rupa dengan tujuan, agar :
1) Disiplin laboratorium selalu terjaga dengan baik

81
2) Kebersihan, keamanan dan keselamatan laboratorium
selalu terjaga dengan baik
3) Kelancaran penggunaan laboratorium selalu terjaga
dengan baik

Di laboratorium diperlukan pula adanya peraturan dan


tata tertib yang harus dijalankan oleh setiap pengguna
laboratorium. Secara umum tata tertib penggunaan laboratorium
tersebut antara lain adalah :
a) Tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan lain yang
tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan.
b) Pemakai laboratorium harus mendapat persetujuan Ketua
Laboratorium.
c) Pemakai laboratorium tidak diperkenankan memasuki
atau bekerja tanpa izin petugas laboratorium.
d) Jangan bekerja sendirian di laboratorium.
e) Pemakai laboratorium harus datang tepat pada waktunya.
f) Sebelum bekerja, pemakai laboratorium harus mengisi
agenda penggunaan laboratorium.
g) Sebelum bekerja pemakai laboratorium harus mengisi
daftar penggunaan alat dan bahan yang akan dipakai.
h) Pemakai laboratorium harus menempati tempat yang
disediakan.

82
i) Pemakai laboratorium harus memperhatikan kelengkapan
alat dan bahan yang telah disediakan petugas
laboratorium di meja praktikum.
j) Alat dan bahan yang belum lengkap harus dilaporkan ke
petugas laboratorium.
k) Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
l) Periksa baik tidaknya alat yang dipinjam, karena
kerusakan menjadi tanggungan pemakai.
m) Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan dengan hati-
hati.
n) Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus
dilaporkan kepada petugas laboratorium dan jangan
mencoba memperbaiki sendiri.
o) Alat, bahan, air, dan listrik hendaknya digunakan
seefisien mungkin.
p) Bahan kimia bekas praktikum yang bisa dipakai lagi
harus ditampung pada tempat khusus dan diberi label.
q) Harus selalu menulis label yang lengkap, terutama
terhadap pemakaian bahan kimia.
r) Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum
harus dalam keadaan bersih. 100

100 Vendamawan,Rico Pranata. Laboratorium Pendidikan D III Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Diponegoro .bigbull_rick@yahoo.com

83
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung
kepada fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan
pemakai laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini
adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang
persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari,
kabinet, dan rak-rak
Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan
pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu.
Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-
waktu dapat digunakan. Peralatan laboratoium sebaiknya
dikelompokkan berdasarkan penggunaanya.
Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan dengan :
1) Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa dulu
kelengkapannya.
2) Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
3) Setelah selesai dipergunakan semua alat harus
dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam
keadaan kotor.
4) Kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu
sebelum disimpan.
5) Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku
petunjuk atau keterangan penggunaan. Maka sebelum
alat digunakan hendaknya kita membaca terlebih

84
dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk
pemeliharaan atau perawatannya.
6) Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca
buku petunjuk sebelum digunakan.

Dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu


diperhatikan:
a) Jenis bahan dasar penyusun alat tersebut. Dengan
diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat
menentukan cara penyimpanannya.
b) Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan
dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen.
c) Dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot
benda perlu juga diperhatikan.
d) Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat
yang lebih tinggi, agar mudah diambil dan disimpan
kembali.

85
BAB VII
KEAMANAN, KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA LABORATORIUM
PENDIDIKAN

A. Keamanan Kerja di Laboratorium


a. Keamanan
Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi
perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi
umumnya yang selama ini terjadi adalah justru terabaikan. Kita
belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat
keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik
yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk
keamanan sekitar/lingkungan. Beberapa hal yang menyangkut
keamanan laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower,
unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu
masuk/keluar hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka
keluar sehingga bila terjadi keadaan darurat orang dari dalam
dapat dengan mudah keluar tanpa hambatan.
Selain itu, laboratorium hendaknya dilengkapi dengan
alat keaman seperti pemadam api, alat pelindung diri (APD,

86
seperti jaslab, masker), alat listrik yang aman, detektor, shower,
kotak P3K, serta peralatan keamanan khusus lainnya. Selain
didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja
di laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di
laboratorium mengandung resiko yang membahayakan
keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja
maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-
sumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan kimia
berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan
kecelakaan.
b. Tata Tertib Labor
Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan
perannya bila disertai dengan aturan main yang dituangkan
dalam tata tertib laboratorium. Sekecil apapun laboratorium,
haruslah memiliki tatatertib karena tata tertib akan sangat
mendukung terhadap keselamatan sendiri, orang lain dan
lingkungan, serta untuk menunjang kelancaran kegiatan
laboratorium itu sendiri. Setiap siswa atau orang lain yang
akan bekerja di laboratorium harus mengetahui tata-tertib
yang berlaku di laboratorium tersebut.
Umumnya, tata-tertib di laboratorium meliputi:
1. Tata-tertib umum: menyangkut hal-hal umum
sebagaimana berlaku di setiap laboratorium. Tujuannya
untuk melindungi pengguna laboratorium dan

87
kepentingan umum. Seharusnya tata tertib umum ditulis
dengan bahasa yang jelas dan singkat dan mudah
terbaca.
2. Tata-tertib khusus: Biasanya diberlakukan khusus,
misalnya untuk para pengguna laboratorium dari luar,
atau yang menyangkut laboratorium dengan spesifikasi
khusus, seperti laboratorium yang memiliki ruang steril
atau ruang gelap. Tata-tertib di laboratorium hendaknya
dilengkapi dengan perangkat sangsi bagi pelanggar.
Sanksi ini dapat berupa teguran, dikeluarkan dari
laboratorium, atau sanksi administrasi, denda dan sanksi
lainnya. Sanksi ini harus tertulis dengan jelas dan
dikomunikasikan kepada pengguna.101
c. bentuk Kecelakaan
Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan di
laboratorium/bengkel kerja diperlukan pengetahuan tentang
jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di dalam
laboratorium, serta pengetahuan tentang penyebabnya.
Kcelakaan yang dapat terjadi di laboratorium/bengkel kerja
yaitu:

1. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan/atau


tertusuk oleh bendabenda tajam.

101 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-
smk-1-depok-2013.pdf

88
2. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas,
dan oleh bahan kimia.
3. Terkena racun (keracunan). Keracunan ini terjadi karena
bekerja menggunakan zat beracun yang secara tidak
sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam tubuh.
4. Terkena radiasi sinar berbahaya, seperti sinar dari zat
radioaktif (sinar X).
5. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik
bertegangan tinggi.
d. Alat keselamatan kerja di laboratorium
1. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung
tangan, masker, alas kaki.
2. APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk
penggunaan
3. Perlengkapan P3K
4. Sarana instalasi pengolahan limbah
e. Langkah-langkah menghindari Kecelakaan Kecelakaan di
laboratorium dapat dihindari dengan cara:
1. bekerja secara berdisiplin,
2. memperhatikan dan mewaspadai hal-hal yang yang
dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan,
3. mempelajari serta mentaati aturan-aturan yang dibuat
untuk menghindari atau mengurangi terjadinya
kecelakaan.

89
f. Aturan yang perlu diketahui dan ditaati adalah :
1. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus
mengetahui letak keran utama gas, keran air, dan saklar
utama listrik.
2. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran,
seperti tabung pemadam kebakaran, selimut tahan api,
dan pasir untuk memadamkan api.
3. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis
kegiatan di laboratorium.
4. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia
yang mudah terbakar dan berbahaya lainnya
5. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang
langsung terkena cahaya matahari.
6. Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah
mengenakan jas yang terlalu longgar.
7. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium. 8.
Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di
laboratorium/ bengkel kerja.
8. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau
sepatu hak tinggi selama di laboratorium.
9. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus
segera dibersihkan karena dapat menimbulkan
kecelakaan.

90
10. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air
banyak- banyak sampai bersih. Jangan digaruk agar zat
tersebut tidak menyebar atau masuk kedalam badan
melalui kulit.102

B. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium


Pendidikan

Pentingnya laboratorium dalam menunjang pembelajaran di


kelas sangat diyakini oleh semua guru. Namun kenyataannya, masih
banyak sekolah yang memiliki keterbatasan dalam pemahaman
keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium, sehingga hal ini
menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah.
Mengungkapkan bahwa di lapangan masih banyaknya peralatan dan
bahan kimia di laboratorium yang dikirimkan ke sekolah belum
dimanfaatkan secara optimal dengan alasan mereka takut dengan
zat-zat yang berbahaya.103
Laboratorium pendidikan seringkali belum mempunyai
program keselamatan yang maksimal. Program keselamatan lebih
ditekankan pada penanggulangan kebakaran yang merupakan tugas
dari bagian umum dan pemeliharaan. Sehingga keselamatan tidak
begitu diperhatikan sebagaimana seharusnya di institusi penelitian

102 Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sdm Kesehatan Pusat


Pendidikan Sdm Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Standar
Laboratorium Diploma III Teknik Gigi. 2017. Hal. 32
103 Putri, A. A. 2015. Pendampingan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk
Madrasah Aliyah Mitra Uin Walisongo Se-Kota Semarang. DIMAS. 15(2):151-
174.

91
pendidikan. Adanya pemahamam yang keliru bahwa potensi bahaya
di laboratorium pendidikan relatif kecil karena cenderung
menggunakan bahan kimia relatif sedikit dibandingkan pada industri
menyebabkan kurang dipahaminya potensi bahaya yang pada
akhirnya menyebabkan kerugian finansial, kerusakan peralatan,
penyakit akibat kerja dan lebih buruk lagi menyebabkan kematian.
104

Keselamatan dan keamanan kerja difilosofikan sebagai suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Keselamatan dan Keamanan
Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa
maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja
yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di
lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya
tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan
yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Arti
penting pemeliharaan keselamaan dan kesehatan kerja akan semakin
besar nilainya dengan keluarnya kebijakan pemerintah dalam
pengembangan pendidikan antara lain perluasan akses terhadap
pendidikan baik di SMA, SMK dan Madrasah Aliyah sesuai dengan

104 Tomasz Olewski. 2017. Challenges in applying process safety


management at university laboratories. Journal of loss prevention in the
process industries. Elsevier

92
kebutuhan dan keunggulan lokal, melalui penambahan program
pendidikan kejuruan yang lebih fleksibel sesuai dengan tuntutan
pasar kerja.105
Potensi bahaya di laboratorium diantaranya adalah bahaya
kimia termasuk di dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik),
racun, iritan, polusi, bahan yang mudah terbakar, asam dan basa
kuat, dll. Potensi bahaya biologi bisa berasal dari darah dan cairan
tubuh, spesimen kultur, jaringan tubuh, hewan percobaan, maupun
pekerja lainnya. Potensi bahaya fisik termasuk di dalamnya radiasi
ion dan non ion, ergonomi, kebisingan, tekanan panas, pencahayaan,
listrik, api.106 Yang kesemuanya memerlukan manajemen bahaya
(hazard management) melalui lima prinsip pengendalian bahaya
yang bisa digunakan secara bertingkat atau bersama-sama untuk
mengurangi atau menghilangkan tingkat bahaya, yaitu: penggantian
dikenal sebagai engineering control, pemisahan; ventilasi;
pengendalian administratif; perlengkapan perlindungan personnel.107
Potensi ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
berkenaan dengan laboratorium seperti jarak yang terlalu dekat
dengan ruang belajar siswa, sehingga berisiko terjadinya gangguan
lingkungan seperti bahaya kebakaran dan pencemaran udara. Latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja civitas akademika

105 Tjahyanto, R. dan Aziz, I. 2016. Analisis penyebab terjadinya kecelakaan


kerja di Atas kapal mv. Cs brave. KAPAL. 13(1): 13-18.
106 A.Keith Furr.1995. Handbook of Laboratory Safety 4th Edition. CRC
107 Mauliza dkk. Keselamatan Dan Keamanan Kerja Serta Pencegahan
Kecelakaan Kerja Di Laboratorium. Proceeding Seminar Nasional Politeknik
Negeri Lhokseumawe. Vol.1 No.1 September 2017 | ISSN: 2598-3954. Hal.
376

93
sekolah yang meliputi para guru, laboran dan siswa yang beragam
menyebabkan pengelolaan laboratorium kimia kurang memadai,
sehingga paparan bahaya di laboratorium kimia dan lingkungan
mengancam keselamatan dan kesehatan kerja guru, karyawan, siswa
dan warga masyarakat pada umumnya. Hal ini memberikan
informasi kepada kita bahwa bukan hanya keterbatasan fasilitas
laboratorium yang menjadi kendala pelaksanaan praktikum, tetapi
pemahaman mengenai Keselamatan dan keamanan kerja
dilaboratorium juga masih sangat kurang. Selain itu juga disebabkan
faktor perorangan dan faktor pekerjaaan kesalahan manusia dan
kondisi yang tidak aman yaitu faktor alat/mesin, faktor manusia dan
faktor tidak mengetahui tata cara yang aman, tidak memenuhi
persyaratan kerja dan enggan mematuhi peraturan dan persyaratan
kerja.108
Langkah pertama dalam penerapan program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di laboratorium pendidikan adalah penetapan
kebijakan K3. Kunci keberhasilan program K3 adalah adanya
budaya K3 yang kuat, dan budaya K3 yang kuat tidak akan ada
tanpa komitmen pimpinan pada K3. Perlu ditetapkan kebijakan K3
tertulis yang ditandatangani oleh pimpinan satuan pendidikan.
Tanpa komitmen pimpinan, keefektifan program K3 akan terbatas.
Pimpinan harus mengenalkan pentingnya menerapkan program K3
secara terstruktur untuk bekerja secara aman, dan yang sangat
penting adalah adanya komitmen pimpinan akan memastikan

108 Tasliman. 1993. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:


Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

94
tersedianya sumber daya untuk menjalankan program K3 baik
secara finansial maupun sarana dan prasarana.
Jika sarana dan prasarana tidak memadai potensi bahaya tidak
akan dapat dikendalikan. Perencanaan Perencanaan K3 ini
didasarkan pada hasil identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko melalui pengendalian teknis maupun
administratif dan penggunaan alat pelindung diri. Dalam menyusun
rencana K3 harus mengacu juga kepada pemenuhan pedoman dan
perundang-undangan K3 lainnya. Dalam menyusun program K3
harus dapat terukur,dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Penerapan Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Salah
satu upaya pengendalian administratif adalah penyusunan SOP. SOP
adalah suatu rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan atau
proses kerja. SOP menyediakan informasi bagi pengguna
laboratorium bagi proses kerja yang harus dilakukan.
Penerapan SOP adalah salah satu pengendalian administratif
yang apabila dilakukan secara konsisten akan mengurangi paparan
pada potensi bahaya dan resiko terjadinya cedera. Penerapan SOP
ini membutuhkan keterlibatan pekerja didalamnya agar dapat
berfungsi secara efektif. Diperlukan kerjasamanya dan kedisiplinan
pengguna laboratorium untuk memperhatikan dan mematuhi
peraturan dan standar yang telah ada. Kecelakaan seringkali terjadi
ketika pekerja melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan

95
prosedur yang telah diberikan, dan pengelola tidak memberikan
panduan keselamatan secara tertulis.109
SOP keselamatan kerja di laboratorium dan diataranya adalah :
a. SOP keadaan darurat di laboratorium
b. SOP penanganan kebakaran di laboratorium
c. SOP penanganan terkena bahan kimia di laboratorium
d. SOP pelaporan kejadian kecelakaan kerja di laboratorium
e. SOP penanganan cidera di laboratorium
f. SOP penanganan gangguan kesehatan di laboratorium
g. SOP penggunaan peralatan (instruksi kerja)
h. SOP penggunaan laboratorium
i. SOP penyimpanan bahan kimia
j. SOP pembuangan limbah laboratorium
k. SOP penggunaan peralatan pelindung diri
l. SOP penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Selanjutnya perencanaan program K3 juga harus diikuti
dengan penetapan sumber daya yang kompeten, sarana dan
prasarana serta dana agar program K3 dapat berjalan. Salah satu
bentuk penetapan sumber daya manusia adalah dengan membentuk
team tanggap darurat di laboratorium. Perlu ditetapkannya satu team
yang bertanggung jawab apabila nanti terjadi kejadian yang tidak
dikehendaki seperti misalnya kebakaran, ledakan ataupun juga
kecelakaan kerja di laboratorium. Masing-masing team ini

109 OSHA, 2011. Laboratory Safety Guidance. www.osha.gov

96
mempunyai tugas pokok yang berbeda-beda dan harus bertindak
sesuai SOP yang telah dibuat.110

110 Dwi Cahyaningrum. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di


Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 2 (1)
2020, 35-40, e-ISSN: 2654-251X. Available online at JPLP Website:
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp

97
BAB VIII
EVALUASI SISTEM KERJA
LABORATORIUM

A. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi sepertinya tidak lagi asing untuk didengar telinga,
dalam kehidupan sehari-hari ada banyak kegiatan yang kita
laksanakan, selesai pelaksanaan kegiatan pasti akan melakukan
evaluasi dan tentunya dalam hal ini dilakukan penilaian yang
didasarkan pada prinsip pengukuran. Namun, tidak semua orang bias
menangkap arti kata evaluasi ini secara tepat. Secara umum pengertian
evaluasi, selalu diidentifikasikan dengan penilaian, karena proses
pengukuran termasuk didalamnya.
Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap
pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan
digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan
pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih
bersifat melihat kedepan dari pada melihat kesalahan-kesalahan
dimasa lalu,dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi
keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah
perbaikan atau penyempurnaan dimasa mendatang atas suatu program.

98
Istilah evaluasi (evaluation) menujuk pada suatu proses untuk
menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu.111 Evaluasi berarti
penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau
bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan
terhadap proses belajar- mengajar mengandung penilaian terhadap
hasil belajar atau proses belajar itu, sampai beberapa jauh keduanya
dapat dinilai baik. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar
mengajar, tetapi penilaian atau evaluasi itu diadakan melalui
peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat
komponenyang sama-sama membentuk proses belajar mengajar.112
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1),
evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya
terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai
secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan
sebelumnya, dimana hasi levaluasi tersebut dimaksudkan menjadi
umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan didepan.113

111
H.M.Sulthon,Moh.Khusnuridlo,ManajemenPondokPesantrendalamPerspek
ftifGlobal, (Yogyakarta:PRESSindo,2006),h.272.

112W.S Winkel,PsikologiPengajaran,(Yogyakarta:MediaAbadi,2004),h.531.
113 Yusuf, Farida. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: RinekaCipta.

99
Dalam hal ini menitik beratkan kajian evaluasi dari segi manajemen,
dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsure
manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau social
manajemen lainnya, yaitu perencanaan. Dalam mengadakan sebuah
proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa
yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan
evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, di mana proses
evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi.
Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber
yang ada, efektivitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat
dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah
promosi dan periklanan.114 Proses menetukan nilai untuk suatu hal
atau objek yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk
menentukan tujuan tertentu.115

B. Sistem Kerja Laboratorium


Sistem kerja terdiri dari dua atau lebih orang yang bekerja
bersama-sama (personelsub-sistem), berinteraksi dengan teknologi
(technologicalsub-system) dalam system organisasi yang dicirikan
oleh lingkungan internal (bothphysicaland cultural).116 Sistem kerja
merupakan rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian

114 Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka


Utama. Hal. 99-102.
115 Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC. Second Edition.
Mc.Graw-Hill. Bab 22
116Kleiner, B.M., 2006. Macroergonomics: Analysis and Design of Work System,
Appl. Ergon 37,81-89.)

100
membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan
suatu bidang pekerjaan.117
Sistem kerja banyak melibatkan factor manusia dan alat atau
mesin. Faktor-faktor yang mengkombinasikan manusia dan alat
tersebut merupakan tahapan kerja yang sudah tetap sehingga
menghasilkan suatu system kerja yang konsisten dan hasil kerja yang
berkualitas. Seiring dengan perkembangan zaman system kerja
semakin kompleks tidak hanya meliputi manusia dan alat saja. Sistem
kerja di industry manufaktur memiliki sistem yang kompleks
mencakup manusia, mesin dan organisasi.
Evaluasi terhadap system kerja laboratorium pada BAB ini
meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi laboratorium, kualifikasi
dan kompetensi tenaga laboratorium dan deskripsi tugas tenaga
laboratorium. Laboratorium adalah suatu tempat yang didalamnya
terdapat alat dan bahan yang dapat digunakan untuk memperjelas
sebuah teori. Laboratorium memegang fungsi layanan, fungsi
pengadaan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan,
serta banyak lagi fungsi lainnya. Laboratorium dapat digunakan untuk
melakukan penelitian dan pengembangan keilmuan dalam berbagai
bidang. Salah satu diantaranya yakni dalam bidang pendidikan.
Laboratorium dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta
mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.
contohnya adalah ilmu Fisika. Ilmu Fisika merupakan dasar dari
disiplin ilmu eksakta yang didasarkan atas eksperimen sehingga

117Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia.

101
hubungan antara praktek dan teori sangat erat. Melalui laboratorium,
tujuan pembelajaran Fisika yang dengan banyak variasi dapat digali
dan dikembangkan, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran Fisika yang secara praktek memerlukan peralatan dan
bahan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas agar dapat
berlangsung dengan baik.
Belakangan ini sering dijumpai kesalahan-kesalahan baik
dalam penggunaan laboratorium maupun pengelolaannya. Contohnya
yaitu saat melakukan praktikum ada bermacam-macam alat yang
berbahan listrik, mekanik, optik dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut
sering digunakan oleh praktikan tanpa mengetahui
peraturan penggunaannya dengan baik sehingga hal itu menimbulkan
berbagai masalah, diantaranya kerusakan alat atau terjadinya
kecelakaan dalam melakukan percobaan yang sering
disebut dengan kecelakaan kerja.
Kejadian di atas dapat diminimalisir apabila para pengguna
laboratorium memahami sekaligus menerapkan peraturan penggunaan
dan pengelolaan laboratorium. Peraturan penggunaan dan pengelolaan
laboratorium tercantum dalam Standar Operasional Prosedur (SOP).
Standar Operasional Prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki
kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Standar Operasional
Prosedur (SOP) laboratorium merupakan panduan bagi tenaga
laboratorium dalam system kerja yang diatur oleh instansi pemilik
laboratorium. Berikut evaluasi terhadap system kerja laboratorium.

102
a. Struktur Organisasi Laboratorium
Keberadaan tenaga laboratorium sekolah/madrasah (TLS/M)
merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran yang fungsinya
memberikan pelayanan untuk membantu tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan praktikum di
laboratorium merupakan bagian penting dari suatu proses
pembelajaran untuk menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta didik.
Laboratorium sebagai wahana belajar harus mampu mendukung
pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggungjawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan
nasional.
Evaluasi system kerja terhadap struktur organisasi laboratorium
sangat diperlukan mengingat setiap tenaga laboratorium mempunyai
tugas masing-masing sesuai jabatan yang diembannya. Evaluasi
meliputi pertanyaan apakah struktur organisasi laboratorium telah
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sudah terakomodir
penempatan dan tidak menjadi kendala dalam menjalankan tugas.
Jabatan tersebut berada pada struktur organisasi laboratorium yang
telah disusun dan ditetapkan sebelumnya. Pelayanan laboratorium
dapat berjalan dengan baik dan professional apabila tenaga
laboratorium kompeten dalam menjalankan tugas, tanggungjawab, dan
wewenang di dalam mengelola laboratorium pendidikan.

103
b. Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Laboratorium
1. Kualifikasi

Kualifikasi adalah Keahlian yang diperlukan untuk melakukan


sesuatu (menduduki jabatan dsb).118 Undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 9 menggunakan istilah
kualifikasi akademik, yang didefinisikan sebagai ijazah jenjang
pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai
dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat
penugasan. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang
telah dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2 atau S3
maupun non gelar seperti D4 atau Post Graduate diploma.119 Evaluasi
system kerja terhadap kualifikasi tenaga laboratorium dalam hal ini
adalah kepada laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran.

2. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang
didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan, keahlian dan
sikap.120 Kompetensi adalah kemampuan (ability) atau kapasitas
seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan,

118Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia.


119Muslich, Mansur. 2007. KTSP. PembelajaranBerbasisKompetensi dan
Kontekstual. Panduan Bagi Guru. KepalaSekolah dan PengawasSekolah.
Jakarta :BumiAksara. Hal. 13.
120Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas.
2017.ManajemenSumberDayaManusia.cetakan ke-1.Bandung:Alfabeta. Hal. 140.

104
dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik.121 Kompetensi merupakan
kecapakan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai
memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyratkan. Sebagaimana
evaluasi system kerja kualifikasi tenagala boratorium, evaluasi system
kerja kompetensi tenaga laboratorium juga terhadap kepala
laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran.

c. Deskripsi Tugas Tenaga Laboratorium


Pada dasarnya tugas adalah suatu kewajiban yang harus
dikerjakan, pekerjaan yang merupakan tanggungjawab, perintah untuk
berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan.
Deskripsi tugas adalah uraian tugas yang wajib dikerjakan oleh tenaga
laboratorium dan biasanya terdapat pada surat keputusan penempatan
tenaga laboratorium, Standar Operasional Prosedur (SOP) atau
panduan kerja. Penting dilakukan evaluasi terhadap deskripsi tugas
tengala boratorium, apakah uraian yang telah ditetapkan sudah
mencakup seluruh kegiatan atau pekerjaan yang wajib dilakukan
sehingga system kerja berjalan lancar.
Mengevaluasi kinerja teknisi dan l aboran serta k egiatan
laboratorium sekolah/madrasah, Kegiatan ini berupa evaluasi
keseluruhan yang komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan
laboran yang bertugas di laboratorium sesuai dengan tugas dan fungsi
yang ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan

121Robbins, Stephen P. 2008. PerilakuOrganisasi. Indonesia :KonsepKontroversi,


Aplikasi, Alih Bahasa: HadayanaPujatmaka. Jakarta. Hal. 38.

105
sumberdaya lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat dalam kurun satu tahun kerja. Hasil
evaluasi harus mampu mengidentifikasi capaian dan kekurangan,
dengan menganalisis penyebab terjadinya kekurangan tersebut, yang
merupakan rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan laboratorium
tahun berikutnya.

106
BAB IX
PENGEMBANGAN KEGIATAN
LABORATORIUM

A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium, yang sering disingkat “lab”, adalah tempat
dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan),
ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang
untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut
secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut
disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium biokimia,
laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Dengan kata lain,
laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan
berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan,
dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik
dari berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset
pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam
ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru
dikenal. Pada dasarnya, secara fisik laboratorium juga dapat

107
merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan
terbuka.122
Laboratorium sebagai tempat dilakukan riset, penelitian,
percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak
fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang paling utama.
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan
menyatukan antara teori dan praktik. Laboratorium adalah
tempat untuk menguji sebuah teori sehingga akan dapat
menunjang pelajaran teori yang telah diterima secara
langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling
melengkapi, yaitu teori akan dapat menjadikan pijakan
(dasar) praktik dan penelitian, sedangkan penilitian akan
menguatkan argumentasi teori.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti,
baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, ataupun peneliti
lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya
menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga
menuntut seseorang untuk melakukan sebuah ekserimentasi.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang
terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan
seluruh praktisi keilmuan dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam
mempergunakan alat media yang tersedia di dalam

122Richard Decaprio. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta:


Diva Press. 2013. Hlm. 16-17

108
laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran
ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset atau pun
eksperimentasi yang akan dilakukan.
5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai
berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka
untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan
cara penelitian, ujicoba, maupun ekperimentasi. Hal ini akan
dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon
ilmuwan di masa depan
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya
diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau
terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan
kerja di laboratorium. Artinya, orang yang menemukan
kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan
lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah
melewati proses ilmiah yang sangat ketat, teliti, dan objektif
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan
laboratorium sebagai proses akhir pengujian sebuah
kebenaran.
7. Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk
memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik,
baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik,
maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat yang
membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.

109
8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa,
mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk
memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat
abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan
nyata. Hal ini akan sangat berguna bagi individu-individu
yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan
mereka kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh
karena itu, laboratorium sebenarnya menekankan perhatian
terhadap ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan tanah
afektif yang tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang.123

B. Pengembangan Kegiatan Di Labor


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
26 Tahun 2008 mengenai kemampuan merencanakan dan
mengembangkan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium
dan tenaga laboratorium, memantau kegiatan laboratorium beserta
sarana dan prasarana, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium serta
aktivitas tenaga laboratorium lainnya.124
Berdasarkan peraturan tersebut, maka laboratorium dapt
dikembangkan secara profesional guna untuk mencapai target yang
ditentutan dan dapat melakukan inovasi baik dari segi personalia,
kegiatan, peraturan, sarana dan prasarana dan lain sebagainya.
Dalam melakukan pengembangan kegiatan laboratorium pendidikan

123Richard Decaprio. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta:


Diva Press. 2013. Hlm. 17-19

124 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008

110
dapat dilaksanakan dimulai dari personalia laboratorium yang
dimulai dari kepala laboratorium pendidikan, Teknisi laboratorium,
laboran laboratorium.

1. Kepala Laboratorium
a) Merencanakan Kegiatan dan Pengembangan Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Merencanakan kegiatan dan pengembangan
laboratorium sekolah/madrasah adalah kegiatan menyusun
program tahunan pengelolaan laboratorium yang merupakan
rencana komprehensif yang akan dilakukan untuk kalender
tahun pelajaran yang akan dijalankan. Kegiatan tersebut
mencakup rencana kegiatan praktik dan praktikum,
pengelolaan bahan, alat dan metode, serta sumberdaya
laboratorium lainnya (seperti infrastruktur, personel, dan
anggaran) agar mampu memfasilitasi/melayani seluruh
kegiatan di laboratorium secara efektif.
b) Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium
sekolah/madrasah
c) Mengelola Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah
Mengelola kegiatan laboratorium sekolah adalah
mengoordinasi serangkaian kegiatan mulai dari perancangan
kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan
penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatandan
bahan, pengevaluasian system kerja laboratorium, dan

111
pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,
penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
d) Membagi Tugas Teknisi dan Laboran Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium
sekolah merupakan implementasi dari kegiatan mengelola
laboratorium dengan membagi dan memberikan tugas kepada
pelaksana yang masih merupakan tanggungjawab penuh
kepala laboratorium.
e) Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah/
Madrasah
Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah
harus dilakukan kepala laboratorium untuk menjamin
kelangsungan kegiatan pelayanan laboratorium.
f) Mengevaluasi kinerja t eknisi dan laboran serta k egiatan
laboratorium sekolah/madrasah
Kegiatan ini berupa evaluasi keseluruhan yang
komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan laboran yang
bertugas dilaboratorium sesuai dengan tugas dan fungsi yang
ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan
sumberdaya lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam kurun satu
tahun kerja.
g) Menerapkan Gagasan, Teori, dan Prinsip Kegiatan
Laboratorium Sekolah/Madrasah

112
Penerapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut.
1) Mengikuti perkembangan pemikiran tentang
pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana
pendidikan, yaitu mengikuti perkembangan IPTEK
yang berhubungan dengan pengelolaan laboratorium
seperti standard ISO:17025 guna meningkatkan
kualitas pelayanan pemanfaatan laboratorium dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2) Mengembangkan dan menerapkan hasil inovasi atau
kajian laboratorium, yaitu membuat system
pengelolaan manajemen dan pelayanan yang sesuai
dengan laboratorium sekolah.
3) Menciptakan kewirausahaan (enterprenuership), yaitu
membuat metode kegiatan laboratorium dan bentuk
eksperimen serta peningkatan kemampuan yang
mengacu pada standard dunia usaha dan industri.
h) Memanfaatkan Laboratorium untuk Kepentingan Pendidikan
dan Penelitiandi Sekolah/Madrasah
Kegiatan ini harus dilakukan oleh kepala labortorium
dalam usaha member dorongan agar dapat memanfaatkan
laboratorium untuk kepentingan peningkatan kualitas
pendidikan.
2. Teknisi Laboratorium
a) Merencanakan Pemanfaatan Laboratorium Sekolah/Madrasah

113
Merencanakan pemanfaatan laboratorium
sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai berikut.
1) Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang
laboratorium
Setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel
membantu kepala laboratorium dalam menyusun rencana
kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
yang mencakup jenis dan tipe bahan, alat dan suku cadang,
serta kebutuhan fasilitas pendukung laboratorium lainnya
(seperti peralatan K3 dan anggaran biaya) agar mampu
memfasilitasi/melayani seluruh kegiatan pembelajaran.
2) Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan
bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
Dalam menyusun kebutuhan alat, bahan, dan suku
cadang yang akan digunakan dilaboratorium, teknisi
berpedoman pada catalog alat/buku manual alat, bahan, dan
suku cadang yang tersedia.
3) Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang
diperlukan laboratorium
Setelah menyusun rencana kebutuhan alat, bahan, dan
suku cadang, selanjutnya teknisi/juru bengkel membuat
daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan
laboratorium. Daftar kebutuhan tersebut disusun secara
sistematis dalam bentuk table daftar alat yang dilengkapi
dengan informasi jumlah, jenis, spesifikasi bahan, peralatan,

114
serta kondisi alat/bahan dan suku cadang yang diperlukan
laboratorium.
4) Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk
perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
Pada setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel
membantu kepala laboratorium menyusun rencana
kebutuhan bahan, peralatan, dan perkakas yang akan
digunakan untuk melakukan kegiatan perawatan dan
perbaikan peralatan dan bahan yang ada di laboratorium.
5) Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan
laboratorium
Teknisi/juru bengkel harus melakukan penyusunan
program/jadwal pemeliharaan seluruh peralatan dan bahan
yang ada dilaboratorium tempatnya bekerja sesuai dengan
POS metode pemeliharaannya. Isi program ini menetapkan
periode pemeliharan terhadap setiap komponen alat, bahan,
dan personel yang ditugaskan.
b) Mengatur Penyimpanan Bahan, Peralatan, Perkakas, dan Suku
Cadang Laboratorium Sekolah/Madrasah
Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan
suku cadang laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan
sebagai berikut.
1) Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
dengan memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK)

115
Teknisi/juru bengkel melakukan pencatatan dan
mendokumentasikan seluruh bahan, peralatan, dan fasilitas
laboratorium, baik secara manual dengan menggunakan
buku inventaris alat dan bahan maupun menggunakan
fasilitas computer atau laptop yang tersedia di laboratorium.
Pencatatan dilakukan secara periodic setiap awal dan akhir
tahun pelajaran dan menginformasikan tentang kuantitas dan
kualitas peralatan, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya.
2) Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas
laboratorium
Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic
sesuai dengan jadwal terhadap seluruh peralatan dan bahan
yang adadi laboratorum tempatnya bekerja, sebelum dan
sesudah pemakaian dalam rangka memfasilitasi kegiatan
praktikum. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan
pemeliharaan peralatan dan bahan. Kegiatan ini juga
mencakup peralatan dan bahan yang tidak digunakan.
Hasil kegiatan ini adalah seluruh peralatan yang tidak/telah
digunakan harus bersih dari kotoran/sisa bahan yang
menempel, kemudian disimpan, dan ditata kembali seperti
semula sehingga siap untuk digunakan kembali pada
kegiatan laboratorium selanjutnya. Kegiatan ini harus
dilakukan sesuai dengan POS yang tersedia, terutama
menyangkut bahan dan peralatan bantu yang digunakan

116
untuk membersihkan, serta cara membersihkannya agar
fungsi kerja alat tetap terjaga.
3) Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk
perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic
sesuai dengan jadwal terhadap tata letak bahan, suku cadang,
dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan
laboratorium agar teknisi tidak mengalami kesulitan saat
membutuhkan bahan dan peralatan tersebut.
c) Menyiapkan Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah
Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
meliputi kegiatan sebagai berikut.
1) Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium
Setiap penggunaan peralatan dilaboratorium harus
mengacu pada buku petunjuk penggunaan peralatan. Prosedur
operasional standar (POS) adalah pedoman yang berisi
petunjuk-petunjuk dalam menggunakan peralatan dan bahan di
laboratorium. Beberapa jenis POS yang harus disiapkan oleh
teknisi/juru bengkel adalah sebagai berikut.
(a) POS Pengoperasian/Penggunaan
(b) POS Pemeliharaan/Perawatan
(c) POS Pemeriksaan
(d) POS Unjuk Kerja
2) Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan yang siap
pakai untuk kegiatan praktikum

117
Sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum,
teknisi/juru bengkel harus menyiapkan bahan-bahan yang
dibutuhkan dan merangkai peralatan yang akan digunakan
untuk kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan.
3) Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
Teknisi laboratorium/juru bengkel menyiapkan
penuntun kegiatan percobaan yang akan dilakukan pada
kegiatan praktikum di laboratorium. Penuntun yang
disiapkan berupa penuntun pembelajaran kegiatan
praktikum yang telah disusun oleh kepala laboratorium atau
guru penanggungjawab mata pelajaran praktikum sebelum
digunakan.
d) Merawat Peralatan dan Bahan di Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Merawat peralatan dan bahan di laboratorium meliputi
kegiatan sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan
laboratorium
Secara berkala dan berpedoman POS pemeriksaan,
teknisi/juru bengkel laboratorium melakukan pemeriksaan dan
mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan dan bahan.
Jika ditemukan peralatan yang rusak, teknisi mendata untuk
menentukan langkah perbaikan. Jika ditemukan bahan yang
sudah kedaluwarsa/tidak layak pakai, teknisi laboratorium
dapat melakukan penggantian.

118
2) Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium
Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan peralatan yang
rusak, teknisi/juru bengkel melaporkan kepada kepala
laboratorium agar peralatan tersebut dapat diperbaiki atau
diganti dengan peralatan yang baru.
e) Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium
s ekolah/Madrasah
Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai
berikut.
1) Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
Teknisi/juru bengkel menyusun POS kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) berupa instruksi kerja urutan tindakan
yang benar dan harus diikuti oleh setiap orang agar bekerja
secara sehat dan selamat di laboratorium. Teknisi/juru bengkel
memiliki risiko kerja tinggi sehubungan dengan bahan dan
peralatan yang dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan
dan pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut.
Teknisi perlu memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis, atau
radiasi yang dapat muncul saat bekerja di laboratorium.
Teknisi juga perlu memahami metode pencegahan dan
penanganan jika terjadi kecelakaan kerja. POS K3 yang harus
disusun misalnya adalah POS penggunaan alat pelindung diri
(PPE), POS bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat
(seperti kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti

119
tumpahan bahan kimia dan luka), dan POS pengelolaan
limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).
2) Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium
Dengan berpedoman pada POS K3 yang telah disusun,
sebelum dan pada saat melakukan kegiatan praktikum, teknisi
dan peserta praktikum wajib menggunakan peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja.
3) Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai
dengan prosedur yang berlaku
Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel
dalam serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, memilah,
dan menyimpan secara benar bahan B3 yang dikelola agar
terjaga dengan baik dan dapat digunakan kembali untuk
kegiatan berikutnya. Ketika menangani bahan berbahaya dan
beracun, teknisi/juru bengkel harus menggunakan peralatan
dan bahan pelindung diri agar tidak terkontaminasi.
4) Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur
yang berlaku
Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel
dalam serangkaian kegiatan untuk menangani limbah dengan
mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar
sehingga bahan tersebut tidak membahayakan.
5) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan

120
Jika terjadi kecelakaan diruang laboratorium,
teknisi/juru bengkel harus segera memberikan pertolongan
pertama dengan fasilitas P3K yang ada di laboratorium. Jika
pertolongan yang diberikan tidak mencukupi, teknisi/juru
bengkel melaporkan kepada kepalala boratorium agar korban
kecelakaan dapat segera dibawa kerumah sakit.

3.Laboran Laboratorium
a) Menginventarisasi
Bahan Praktikum
b) Mencatat Kegiatan
Praktikum
Dalam mencatat kegiatan praktikum, laboran melakukan
kegiatan-kegiatan.
c) Merawat Ruang Laboratorium Sekolah/Madrasah
Dalam merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah,
laboran melakukan kegiatan-kegiatan.
d) Mengelola Bahan dan Peralatan Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Dalam mengelola bahan dan peralatan laboratorium
sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatan-kegiatan.
e) Melayani Kegiatan Praktikum
Dalam melayani kegiatan praktikum, laboran melakukan
kegiatan-kegiatan.

121
f) Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium
Sekolah/Madrasah.125

C. Laboratorium virtual
Pada saat ini para pendidik sudah mulai mendapatkan akses
untuk menggunakan berbagai macam teknologi guna meningkatkan
efektifitas proses belajar dan mengajar. Komputer sebagai salah satu
produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu
pengajaran. Berbagai macam pendekatan instruksional yang
dikemas dalam bentuk program pengajaran berbantuan komputer
atau CAI (Computer-Assisted Instruction) seperti: drill and practice,
simulasi, tutorial dan permainan bisa diperoleh lewat komputer.
Simulasi mengenai lingkungan nyata (virtual reality) yang dibuat
oleh komputer, dan pengguna dapat berinteraksi dengan hasil yang
menampakkan isi dari kenyataan lingkungan disebut kenyataan
virtual (Virtual Reality). VR merupakan suatu format interaksi
manusiakomputer di mana suatu lingkungan nyata atau khayal
disimulasikan dan para pemakai dapat berhubungan dan
menggerakkan dunia itu. Dalam lingkungan virtual yang paling
berhasil, para pemakai merasakan bahwa mereka sungguh hadir di
dunia yang disimulasikan dan bahwa pengalaman mereka didalam
dunia virtual sebanding dengan apa yang akan mereka alami pada
lingkungan sebenarnya. Virtual Reality dapat diterapkan pada
berbagai bidang..

125 Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga


Laboratorium Sekolah/Madrasah

122
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat,
hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang
dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera
terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
pembelajaran adalah program e-learning. Secara sederhana e-
learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang
dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet) dan multimedia
(grafis, audio, video), sebagai media utama dalam penyampaian
materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar
(siswa/mahasiswa) dengan menggunakan media dalam pengajaran
dapat mempertinggi hasil belajar siswa yang dicapai.126
E-Learning semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk
mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun
di negara yangsedang berkembang. E-learning merupakan suatu
teknologi pembelajaran yang yang relatif barudi Indonesia.Kata E-
Learning ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan
singkatandari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti
‘pembelajaran’. Jadi e-learningberarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkatelektronika. Jadi dalam
pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio,video atau
perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.

126Nana Sudjana, Ahmad Rivai. Media Pengajaran.Bandung: Sinar


Baru Algensindo, 2005, hal. 2

123
Banyak hal yang mendorong mengapa e-learning menjadi
salah satu pilihanuntuk peningkatan mutu pendidikan, antara lain
pesatnya fasilitas teknologiinformasi, dan perkembangan pengguna
internet di dunia saat ini berkembang dengan cepat. Penggunaan
internet menjadi suatu kebutuhan dalammendukung pekerjaan atau
tugas sehari-hari. Apalagi dengan tersedianya fasilitas jaringan
(Internet infrastructure) dan koneksi internet (Internet Connections).
Serta tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course
tools). Juga orang yang terampil mengoperasikan atau
menggunakaninternet semakin meningkat jumlahnya.127
Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup
besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional
menjadi global. Sumber informasi dunia dapat diakses oleh siapa
pun dan di mana pun melaluijaringan internet. Melalui internet
faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-
olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi mudah, internet juga
telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data
atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk
media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual.

127Soekartawi. Prospek pembelajaran melalui internet.


Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi Kependidikan’
yangdiselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli
2002

124
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan
diminati. Onno W. Purbo128 mensyaratkan tiga hal yang wajib
dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal,
dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik
dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan
kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi
pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar
peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan
pada belajar menggunakan sistem elearning-nya. Laboratorium
virtual Laboratorium biasanya didefinisikan sebagai: (1) tempat
yang dilengkapi untuk eksperimental studi dalam ilmu pengetahuan
atau untuk pengujian dan analisa; tempat memberikan kesempatan
untuk bereksperimen, pengamatan, atau praktek dalam bidang studi,
atau (2) periode akademis disisihkan untuk laboratorium bekerja.
Sebuah laboratorium virtual didefinisikan sebagai lingkungan yang
interaktif untuk menciptakan dan melakukan eksperimen simulasi:
taman bermain untuk bereksperimen. Ini terdiri dari domain
dependent program simulasi, unit eksperimental disebut objek yang
mencakup file data, alat yang beroperasi pada benda-benda, dan
buku referensi.
(Mihaela M., 2003) Laboratorium virtual merupakan sistem
yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang
berjalan secara konvensional. laboratorium virtualini biasa disebut

128 Onno W. Purbo & Antonius Aditya Hartanto. (2002). Teknologi E-learning
Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo.

125
dengan Virtual Laboratory atau V-Lab. Diharapkan dengan adanya
laboratorium virtual ini dapat memberikan kesempatan kepada
siswa khususnya untuk melakukan praktikum baik melalui atau
tanpa akses internet sehingga siswa tersebut tidak perlu hadir untuk
mengikuti praktikum di ruang laboratorium. Hal ini menjadi
pembelajaran efektif karena siswa dapat belajar sendiri secara aktif
tanpa bantuan instruktur ataupun asisten seperti sistem yang
berjalan. Dengan format tampilan berbasis web cukup membantu
siswa untuk dapat mengikuti praktikum secara mandiri.129
Laboratorium virtual ini juga dapat memungkinkan akses
jarak jauh terhadap instrumen pengukuran, kamera video, mikrofon,
rangkaian listrik dan mekanik, reaksi kimia, percobaan biologi, dan
sebagainya. Keragaman model dan struktur untuk laboratorium
virtual adalah sangat luas dan bervariasi sesuai dengan sifat proyek
diteliti, tujuan, dan teknologi yang terlibat. Motivasi untuk
implementasi laboratorium virtual termasuk, tetapi tidak terbatas
pada:
a. Keterbatasan pada sumber daya dan ruang dalam
laboratorium dunia nyata. Jenis keterbatasan dapat
menyebabkan keterlambatan dalam kegiatan belajar
siswa, yang mungkin menghadapi situasi di mana
mereka harus bersaing atau menunggu ketersediaan

129 Puspita, Rani. (2008). Sistem Informasi Aplikasi Virtual Lab Pada
Laboratorium Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Proceeding, Seminar
Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008) Auditorium
Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008. ISSN : 1411-6286.

126
sumber daya yang diberikan, selain fakta bahwa
percobaan seseorang dapat terganggu sebelum
menyimpulkan, karena kebutuhan sumber daya terbagi.
b. Kemungkinan berbagi peralatan biasanya mahal.
c. Stimulus untuk kolaborasi penelitian atau bekerja dalam
kelompok independen jarak fisik mereka.
d. Keberadaan lingkungan belajar di luar sekolah, yang
memungkinkan siswa untuk berpartisipasi atau
mengembangkan proyek mereka sendiri bersama-sama
dengan siswa lain di waktu luang mereka.
e. Kemungkinan mengembangkan berbagai percobaan di
lokasi yang berbeda.
f. Pengawasan terpencil dan intervensi dalam eksperimen
berbahaya, sehingga membantu untuk mencegah
kecelakaan.

127
BAB X
DOKUMENTASI PENGELOLAAN
LABORATORIUM

Pengelolaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan


sebagai proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Pengelolaan
merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara
optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019,
pengelolaan laboratorium meliputi perencanaan kegiatan laboratorium,
pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan; pemeliharaan/
perawatan peralatan dan bahan; pengevaluasian sistem kerja
laboratorium; dan pengembangan kegiatan laboratorium. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan laboratorium adalah proses
pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien dalam
perencanaan kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan
penggunaan bahan; pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan;
pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan pengembangan kegiatan
laboratorium, sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal.

128
Kegiatan-kegiatan pengelolaan laboratorium yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019,
mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
1. Perencanaan kegiatan laboratorium, diantaranya:
 melakukan inventarisasi data dalam menyusun program
tahunan pengelolaan laboratorium
 menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium
 menyusun subprogram tahunan pengelolaan laboratorium
 merencanakan program pemeliharaan/perawatan
 merencanakan program pemeriksaan dan kalibrasi peralatan
 merencanakan program inovatif pengelolaan laboratorium
 melakukan identifikasi kebutuhan peralatan dan bahan
 menyusun kebutuhan peralatan
 menyusun kebutuhan bahan
 menyusun SOP
2. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan
 Menyiapkan peralatan dan bahan pada kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
 Mengoperasikan peralatan dan penggunaan bahan untuk
kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
 Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi
pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

129
 Menyusun laporan penggunaan peralatan dan bahan pada
kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
 Memilah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan
bahan
 Mengolah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan
bahan
 Memverifikasi hasil pengukuran, kalibrasi dan hasil
pengecekan kinerja peralatan pada kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
 Menganalisis dan mengevaluasi data pada kegiatan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
 Melakukan pengawasan K3 dan antisipasi bencana pada
penggunaan peralatan dan bahan
 Melakukan pengambilan sampel di lapangan pada kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan
 menyusun jadwal pemeliharaan/pemeliharaan peralatan
 Membersihkan, menata dan menyimpan peralatan
 Membersihkan, menata dan menyimpan bahan
 Membersihkan, menata dan menyimpan sarana penunjang
 Melakukan kalibrasi peralatan

4. Pengevaluasian sistem kerja laboratorium


 Melakukan evaluasi hasil kalibrasi peralatan

130
 Mengevaluasi kinerja peralatan
 Mengevaluasi metode kerja
 Mengevaluasi penggunaan peralatan
 Mengevaluasi SOP
 Mengevaluasi program tahunan laboratorium
 Mengevaluasi pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan
 Mengevaluasi metode penanganan bahan.
5. Pengembangan kegiatan laboratorium
 Mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium
 Mengembangkan kinerja peralatan
 Mengembangkan metode kerja peralatan
 Mengembangkan metode pengujian, kalibrasi dan/atau
produksi
 Meningkatkan mutu produk dalam skala laboaratorium.
Pengelolaan laboratorium yang baik dapat dilihat dan diukur
dari hasil kerja yang dituangkan dan disimpan dalam bentuk dokumen.
Dokumen adalah informasi dan media penyimpannya130. Beberapa
contoh dokumen di laboratorium adalah dokumen perencanaan,
panduan, prosedur, instruksi kerja, grafik, poster, memo, gambar, dan
laporan-laporan. Sekumpulan dokumen, misalnya spesifikasi dan
rekaman sering disebut dokumentasi. Setiap kegiatan pengelolaan
laboratorium perlu untuk didokumentasikan, hal ini bertujuan sebagai
bukti fisik bahwa proses pengelolaan laboratorium telah dilaksanakan.

130 Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian &


Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2018), hlm. 348.

131
Dengan demikian, keberlanjutan fungsi sumber daya di laboratorium
dapat terus bertahan dan meningkat.
Dokumentasi-dokumentasi yang dihasilkan dari laboratorium terkait
dengan kegiatan pengelolaan laboratorium, diantaranaya yaitu:
a. Dokumen program tahunan pengelolaan laboratorium
b. Dokumen rekapitulasi kebutuhan alat dan bahan
c. Dokumen Program pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan
d. Dokumen SOP
e. Jadwal pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan
f. Laporan Pelaksanaan kegiatan pendidikam, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
g. Laporan kegiatan pemeliharan/perawatan peralatan dan bahan
serta sarana penunjang
h. Arsip-arsip administrasi laboratorium.
Dokumentasi pengelolaan laboratorium terdiri dokumentasi
peralatan/bahan (data base peralatan) dan dokumentasi pelaksanaan
kegiatan131. Menurut Purbono dokumentasi peralatan mencakup data
peralatan secara terperinci, sedangkan dokumentasi pelaksanaan
kegiatan meliputi dokumen pengelolaan laboratorium yang mengacu
pada sistem dokumen manajemen mutu standar (ISO). Kegiatan
pengelolaan laboratorium yang dimaksud di sini adalah untuk
laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi yang berstandar
ISO/IEC 17025:2017..

131 Kunto Purbono, Dokumentasi Pengelolaan Laboratorium, (dipresentasikan dalam


Pelatihan Tendik PLP Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti,
Kementerian Pendidikan Nasional, 2011). Hlm. 10.

132
Data peralatan yang diperlukan untuk dokumentasi sebagai
berikut:
1. Dokumen kontrak
2. As built drawings
3. Manual peralatan
4. Riwayat perawatan perbaikan (seperti :waktu dan biaya)
5. Identifikasi peralatan (seperti: nama dan spesifikasi)
6. Harga peralatan per unit
7. Prosedur pengoperasian peralatan
8. Lokasi/penempatan peralatan
9. Alamat pabrik, agen atau PT pembuat peralatan
10. Tanggal/tahun mulai penggunaan
11. Riwayat perawatan dan perbaikan, dan lain sebagainya.
Dokumentasi pengelolaan laboratorium untuk laboratorium
pengujian dan laboratorium kalibrasi yang berstandar ISO/IEC
17025:2017 meliputi panduan mutu; prosedur; instruksi kerja; dan
formulir.
a) Panduan mutu adalah dokumen yanng menyatakan kebijakan mutu
dan menguraikan sistem manajemen mutu organisasi laboratorium.
Panduan mutu merupakan dasar dokumentasi yang digunakan
untuk perencanaan menyeluruh kegiatan operasional laboratorium
yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian dan/atau
kalibrasi132. Panduan mutu adalah interpretasi standar mutu yang
diacu dari ISO yang berisi kebijakan laboratorium, sasaran,

132 Anwar Hadi, op.cit, hlm. 351.

133
struktur organisasi, uraian jabatan, kualifikasi jabatan dan garis
besar operasi dari prosedur manajemen yang berlaku133.
b) Prosedur adalah suatu rangkaian atau tahapan dalam suatu
kegiatan tertentu yang bertujuan memberikan petunjuk bagi
personel bagaimana kebijakan dan sasaran mutu yang tertuang
dalam panduan mutu harus dilaksanakan dan dicapai134.
c) Instruksi kerja adalah pedoman yang ditetapkan di laboratorium,
digunakan oleh para pelaksana dalam melakukan pengujian
dan/atau kalibrasi serta pengoperasian serta perawatan peralatan.
Tujuan instruksi kerja adalah melengkapi prosedur dan membantu
proses pengendalian. Adapun bentuk instruksi kerja bisa berupa
bagan alir, gambar, atau uraian tentang suatu kegiatan dan
sebagainya135. Instruksi kerja Berisikan: ruang lingkup prosedur,
tujuan prosedur, definisi istilah, referensi pendukung, uraian
prosedur petunjuk pelaksanaan langkah demi langkah dalam
pengisian formulir, proses pengujian, instruksi pengoperasian alat/
mesin, instruksi perawatan alat/mesin, pengawasan dan pengujian,
penanganan atas penyimpangan pengujian, kriteria penerimaan
alat / bahan / kualifikasi pekerjaan, kalibrasi alat dan lain-lain136.
d) Semua proses kerja laboratorium harus dicatat atau direkam dalan
formulir, logbook, worksheet yang telah ditetapkan oleh
laboratorium bersangkutan. Pencatatan ini dibutuhkan untuk

133 Kunto Purbono, op.cit, Hlm. 15.


134 Anwar Hadi, op.cit, hlm 355.
135 Ibid, hlm 357.
136 Kunto Purbono, op.cit, Hlm. 20-21.

134
mengurangi kesenjangan informasi serta ketelusuran suatu
kegiatan. Formulir yang telah diisi menjadi rekaman merupakan
bukti bahwa kegiatan operasional laboratorium telah dilakukan
dan sistem manajemen mutu telah diterapkan secara efektif dan
efisien.
Dokumentasi pengelolaan laboratorium pengujian dan
laboratorium kalibrasi yang menerapkan sistem manajemen mutu perlu
dikendalikan untuk memastikan ketersediaan dan kesesuaian
penggunaan, kapan dan di mana dokumen tersebut diterapkan.
Laboratorium harus melakukan kegiatan berikut untuk mengendalikan
informasi terdokumentasi:
a) Distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan
b) Penyimpanan dan penjagaan terhadap kemudahan untuk
membaca
c) Pengendalian perubahan
d) Penentuan masa simpan dan pemusnahan.
Setiap dokumentasi harus didistribusikan kepada personel yang tepat
untuk dapat dimengerti dan dipahami serta diterapkan dalam segala
aspek kegiatan operasional laboratorium sehari-hari. Dokumen terbagi
menjadi dua yaitu dokumen terkendali dan dokumen tidak terkendali.
Dokumen terkendali yaitu dokumen yang dibuat, disahkan, diterapkan,
dan dikendalikan kemutakhirannya oleh laboratorium; sedangkan
dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang digandakan dan

135
digunakan oleh personel laboratorium atau pihak lain bersifat sebagai
informasi137.
Salah satu dokumentasi kegiatan pengelolaan laboratorium
yang menyatakan hasil yang telah dikerjakan yaitu rekaman. ISO 9000
mendefiniskan bahwa rekaman adalah dokumen yang menyatakan
hasil yang sudah dicapai atau penyediaan bukti kegiatan telah
dilaksanakan. Rekaman dapat digunakan untuk bukti ketertelusuran,
menyediakan bukti verifikasi, tindakan pencegahan dan tindakan
perbaikan. Dalam rangka menjaga konsistensi penerapan rekaman di
seluruh tingkatan organisasi laboratorium, maka konsep dasar
dokumentasi dan rekaman harus disosialisasi agar dapat dipahami oleh
semua personel laboratorium138. Konsep dasar dokumentasi
pengelolaan laboratorium dapat dilihat pada Tabel 11.1.

Tabel 11.1 Konsep dasar dokumentasi pengelolaan laboratorium yang


menerapkan sistem manajemen mutu
Konseptual Implementasi
Katakan apa yang kamu lakukan Dokumentasikan seluruh proses
kegiatan operasional laboratorium
Lakukan apa yang kamu katakan Ikuti seluruh dokumentasi sistem
manajemen mutu
Tunjukkan apa yang kamu Rekam seluruh proses kegiatan
lakukan operasional laboratorium

137Anwar Hadi, op.cit, hlm 358-361


138 Anwar Hadi, op.cit hlm. 372.

136
Kaji ulang dan tingkatkan Lakukan audit sistem manajemen
mutu dan kinerja laboratorium
Lakukan tindakan pencegahan Tingkatkan sistem manajemen
dan/atau tindakan perbaikan mutu dan kinerja laboratorium
secara konsisten dan
berkesinambungan

Rekaman yang berisi informasi merupakan sumber daya


berharga dan aset penting bagi laboratorium. Rekaman yang terpelihara
dengan baik membuat organisasi laboratorium mampu untuk:
a) Membuktikan keteraturan pelaksanaan kerja yang efisien dan
akuntabel
b) Menyajikan layanan secara konsisten dan berimbang
c) Memberikan keseragaman, kesinambungan dan produktivitas
dalam penerapan sistem manajemen mutu serta administrasi
laboratorium
d) Memenuhi peraturan perundang-undangan, standar sistem
manajemen mutu dan persyaratan pelanggan
e) Memberikan perlindungan dan dukungan dalam peradilan
termasuk manajemen risiko terkait keberadaan alat bukti
pembuktian kasus
f) Melindungi kepentingan laboratorium, pelanggan, serta pihak
berkepentingan
g) Memberikan bukti ketertekusuran pengambilan sampel serta
pengujian dan/atau kalibrasi

137
h) Mewujudkan identitas kerja, perorangan dan budaya di
laboratorium.
Prosedur pengendalian rekaman meliputi antara lain sebagai
berikut
a) Pengumpulan
Seluruh aktivitas yang merupakan bagian dari penerapan sistem
manajemen mutu yang dilakukan oleh personel di semua tingkatan
organisasi laboratorium harus direkam sebagai bukti bahwa
kegiatan telah dilakukan. Rekaman dapat berupa catatan dalam
buku harian, formulir, laporan, logbook, worksheet atau dalam
media elektronik yaitu komputer. Rekaman harus berisi informasi
yang cukup untuk memudahkan dan mengidentifikasi berbagai
faktor yang memengaruhi ketidakpastian dan untuk
memungkinkan pengujian/kalibrasi diulang dalam kondisi yang
mendekati kondisi aslinya.
b) Identifikasi dan pemberian indeks
Semua rekaman data yang berhubungan dengan pengujian
dan/atau kalibrasi harus mudah dibaca oleh pihak berkepentingan
dan harus disimpan serta dipelihara sedemikian rupa sehingga
rekaman tersebut, apabila diperlukan, mudah diperoleh kembali
dengan cepat sampai batas waktu yang ditentukan. Karena itu,
seluruh rekaman harus diidentifikasi dengan pemberian indeks
yang jelas. Pengamatan, data, dan perhitungan harus direkam pada
saat pekerjaan dilaksanakan dan harus dapat diidentifikasi
pekerjaan asalnya.

138
c) Pengarsipan
Periode waktu pengarsipan rekaman mutu dan rekaman teknid di
laboratorium harus ditentukan. Pengarsipan rekaman mutu dan
rekaman teknis di laboratorium minimal satu tahun untuk
pengamatan asli data pengujian dan/atau kalibrasi, perhitungan,
pengukuran, salinan dari setiap laporan pengujian atau sertifikat
kalibrasi yang telah diterbitkan. Sedangkan rekaman yang
dipelihara minimal 4 tahun adalah audit internal, rekaman kalibrasi,
kaji ulang manajemen, dan hasil uji profisiensi/uji banding.
d) Penyimpanan
Rekaman harus disimpan dalam media yang menjamin kegunaan,
keandalan, keautentikan, dan kelestariannya sepanjang diperlukan.
Karena itu, fasilitas penyimpann harus dipelihara dan memberikan
kondisi akomodasi dan lingkungan yang dirancang sedemikian
rupa sehingga memadai untuk melindungi rekaman akses pihak
yang tidak berhak, mencegah terjadinya kerusakan, penurunan
mutu atau deteriorasi, dan mencegah agar rekaman tidak hilang
akibat pencurian maupun musibah atau bencana alam.
e) Pembuatan cadangan dan pengaksesan
Rekaman berupa cetakan atau disimpan secara elektronik harus
dibuat cadangannya (backup), dilindungi, dan dipelihara
sedemikian rupa untuk mencegah akses atau amandemen terhadap
rekaman tersebut oleh orang yang tidak berwenang. Pengelolaan
proses akses meliputi jaminan bahwa:
- Rekaman dikelompokkan menurut status akses

139
- Rekaman hanya diizinkan untuk personel yang memiliki hak
akses
- Proses perekaman hanya dilakukan oleh personel yang berhak
melakukannya.
f) Koreksi
Bila terjadi kesalahan dalam rekaman, setiap kesalahan cukup
dicoret, tidak diperkenankan dihapus atau dibuat tidak
kelihatan/dihilangkan, sedangkan nilai yang benar atau
koreksiannya ditambahkan disisinya. Semua perbaikan rekaman
yang demikian ditandatangani atau diparaf oleh personel yang
melakukan koreksi. Demikian juga pada rekaman yang disimpan
secara elektronik, makadilakukan tindakan yang sepadan untuk
mencegah hilang atau berubahnya data asli.
g) Perlindungan dan pemeliharaan
Semua rekaman harus dipelihara dan dilindungi keamanan dan
kerahasiaannya dari pihak yang tidak berkepentingan. Sebagai
tindakan pencegahan dan penerapan prinsip kehati-hatian, alamat
dan nama pemilik barang yang diuji atau peralatan ukur yang akan
dikalibrasi tidak disarankan untuk dipaparkan di papan tulis
laboratorium atau masih menempel di wadah sampel atau
peralatan ukur sehingga pelanggan lain mengetahui. Hal ini untuk
menghindari tidak terpeliharanya kerahasiaan hak kepemilikan
pelanggan yang disebabkan oleh pertanyaan dari pelanggan lain
atau diberikannya informasi tersebut oleh personel laboratorium.

140
h) Pemusnahan
Pemusnahan adalah proses meniadakan rekaman sampai tidak ada
kemungkinan rekontruksi. Biasanya rekaman disimpan kemudian
dimusnahkan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh laboratorium
atau peraturan perundang-undangan. Secara umum rekaman
dipelihara di laboratorium selama 1-4 tahun kecuali ada suatu
persyaratan khusus yang mengharuskan rekaman dipelihara lebih
lama. Rekaman yang telah melewati masa simpan harus
dimusnahkan oleh personel yang berwenang setelah ditunjuk oleh
pihak manajemen laboratorium. Sebelum dimusnahkan, rekaman
harus disalin secara elektronik, misalnya dipindai atau difoto
untuk keperluan ketertelusuran rekaman. Pemusnahan rekaman
dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip sebagai berikut:
- Pemusnahan disahkan oleh personel laboratorium
- Rekaman terkait gugatan, pengaduan, atau penyelidikan yang
sedang berlangsung tidak boleh dimusnahkan hingga
terselesaikan
- Pemusnahan rekaman harus dilakukan dengan menjamin
kerahasiaan informasi yang dikandung
- Semua salinan rekaman yang dinyatakan dimusnahkan,
termasuk salinan pengamanannya (backup) harus dimusnahkan.
Personel yang telah melakukan pemusnahan rekaman sebaiknya
membuat logbook sebagai bagian dari pengelolaan rekaman di
laboratorium.139

139 Anwar Hadi, op.cit hlm. 378-382

141
BAB XI
SISTEM MANAJEMEN MUTU
LABORATORIUM

A. Definisi mutu
Untuk menghasilkan pemeriksaan laboratorium yang dapat
dipercaya/ bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan laboratorium harus
dikendalikan.Pengendalian setiap tahap ini untuk mengurangi atau
meminimalisir kesalahan yang terjadi di laboratorium. Agar dapat
melakukan pengendalian mutu di laboratorium dengan baik, maka
harus dapat menjelaskan konsep mutu. Beberapa tokoh penting telah
menelurkan konsep mutu produk atau jasa, yaitu:
1. William Edwards Deming (1900-1993)
Mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen.mutu tidak berarti segala sesuatu yang terbaik, tetapi
pemberian kepada Pelanggan tentang apa yang mereka
inginkan dengan tingkat kesamaan yang dapat diprediksi serta
tergantungannya terhadap harga yang mereka bayar.
2. Philip B. Crosby (1926 –2001)
Mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan
yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki
mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang

142
telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku,
proses produksi, dan produk jadi.
3. J.M. Juran (1904-2008)
Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use)
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.140
Dari ketiga tokoh ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa mutu
itu suatu kebutuhan konsumen, yaitu kepuasan pelanggan sepenuhnya
terhadap suatu produk/jasa yang dibutuhkan atau mutu merupakan
suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap
sebuah produk/jasa.

B. Konsep Sistem Manajemen Mutu Laboratorium


Pengertian manajemen laboratorium adalah kegiatan
merancang kegiatan, mengoperasikan, memelihara dan merawat
peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu
sehingga mencapai hasil yang optimal141.Suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Beberapa alat-alat
laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh

140 Maria Tuntun Siregar, Wieke Sri Wulan, Doni Setiawan, dan Anik
Nurhayati, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018), hlm. 4-5
141Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin Mutu (LP3M),
Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang:
Universitas Andalas, 2015), hlm. 1

143
adanya manajemen yang baik.Oleh karena itu manajemen
laboratoriumadalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatannya sehari-hari.
Beberapa decade terakhir pelanggan atau pihak berkepentingan
menuntun pelayan laboratorium yang lebih baik, data hasil pengujian
dan/atau kalibrasi yang valid serta keterlusuran metrology yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.Tuntutan tersebut seharusnya
dapat disikapi oleh laboratorium dengan menerapkan sistem
manajemen mutu.Jika sistem manajemen mutu diterakan di
laboratorium dengan baik dan benar, maka hal tersebut membantu
meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan kerangka kerja
bagi perbaikan kepuasan pelanggan dan memberikan kerangka kerja
bagi perkembangan perbaikan berkelanjutan.
Sistem manajemen mutu dapat didefinisikan sebagai “kegiatan
terkoordinasi untuk diarahkan dan mengontrol organisasi yang
berkaitan dengan kualitas ”. Definisi ini digunakan oleh International
Organization for Standardization(ISO) dan Clinical and Laboratory
Standards Institute(CLSI).Kedua kelompok tersebut diakui secara
internasional.142 Sistem manajemen mutu merupakan bagian dari
sistem manajemen laboratorium yang berfokus pada percapaian hasil
berkaitan dengan sasaran mutu, pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
pelanggan.
Laboratorium memiki peran penting dalam sistem mutu di
perusahaan. ISO/IEC 17025 dapat digunakan sebagai standar untuk

142 World health organization ,Hand book Laboratory Quality Management


System (Lyon: WHO, 2011), hlm. 9

144
mengembangkan dan membangun sistem mutu di laboratorium serta
penilaian yang dilakukan oleh klien atau pihak ketiga.Standar ini juga
digunakan sebagai kriteria untuk akreditasi laboratorium.Persyaratan
manajemen edisi pertama disebut ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994.
Namun Standar-standar ini telah digantikan oleh ISO 9001:2000, yang
membuat keselarasan ISO/IEC 17.025 itu diperlukan. ISO 17025
mengeluarkan edisi kedua yang dirilis pada tahun 2005, merupakan
klausa yang diubah atau ditambah apabila dianggap perlu dalam ISO
9001:2000. Seiring dengan perubahan dunia menuju era globalisasi
yang didasarkan pada kemajuan teknologi, maka kelompok kerja
organisasi ISO memutuskan untuk melakukan perbaikan pada standar
ISO/IEC 17025: 2005143. Edisi ketiga ISO/IEC 17025 diterbitkan tahun
2017 setelah pembahasan panjang oleh kelompok kerja anggota
ISO/IEC dari berbagai Negara.

C. Elemen-elemen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium


Elemen-elemen sistem manajemen mutu laboratorium
berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017 meliputi:
1) Persyarat umum
2) Persyaratan sumber daya
3) Persyaratan Proses
4) Persyaratan Manajemen144

143 Fatchiyah, Laboratorium Berbasis SNI ISO/IEC 17025: 2008 (Malang:


Universitas Brawijaya, 2016), hlm. 7
144 Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian
& Laboratorium kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017 (Jakarta: PT Gramedia, 2018), hlm.
12

145
Persyaratan umum ISO 17025 memiliki dua persyaratan yaitu
persyaratan manajemen dan persyaratan teknis. Persyaratan
manajemen dibagi menjadi 15 syarat, yaitu : 1) Persyaratan organisasi,
2) Persyaratan manajemen, 3) Pengendaliandokumen,4) Kaji ulang
permintaan tender, 5) Subkontrak pengujian dan kalibrasi, 6)
Pembelian jasa dan perbekalan, 7) Pelayanan customer, 8.Pengaduan, 9)
Pengendalian pekerjaan pengujian dan atau kalibrasi yang tidak sesuai,
10. Peningkatan, 11) Tindakan perbaikan, 12) Tindakan pencegahan,
13) Pengendalian rekaman, 14) Audit internal, dan 15) Kaji ulang
manajemen. Sedangkan untuk persyaratan teknis terdiri dari 10 syarat,
yaitu : 1) Umum, 2) Personel, 3) Kondisi akomodasi dan lingkungan, 4)
Metode pengujian, metode kalibrasi dan validasi metode, 5) Peralatan,
6) Ketertelurusan pengukuran, 7) Pengambilan sampel, 8) Penanganan
barang yang diuji dan dikalibrasi,9) Jaminan mutu dan kalibrasi, dan
10) Laporan hasil145

1. Persyaratan umum
a. Ketidakberpihakan
Ketidakberpihakan merupakan kehadiran objektivitas,
sedangkan objektivitas adalah ketiadaan atau dapat diselesaikannya
konflik kepentingan yang dapat mengakibatkan pengaruh buruk
terhadap kegiatan laboratorium.146 Objektivitas juga berarti bahwa
konflik kepentingan tidak ada, atau diselesaikan agar tidak

145Cosmas Surya pambudi, Analisa Pengaruh Persyaratan Teknis Dan


Persyaratan Manajemen Terhadap Kesiapan Penerapan Iso/Iec 17025 Di Pt Santoso
Teknindo (Jurnal PASTI,Volume VIII No 3), hlm. 302.
146Op. cit., Anwar Hadi, hlm.27

146
mempengaruhi kegiatan laboratorium selanjutnya.Istilah lain yang
dapat digunakan untuk menyampaikan unsur ketidakberpihakan adalah
kemandirian, kebebasan dari bias, kebebasan dari prasangka, netralitas,
keadilanm keterbukaan pikiran, sikap tidak berat sebelah, sikap
terpengaruh, dan keseimbangan.
Sehubungan dengan implementasi ketidakberpihakan,
laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi harus
menetapkan prinsip-prinsip berikut:
1) Prinsip akuntabilitas, didefinisikan sebagai
pertanggungjawaban laboratorium pengujian dan/atau
laboratorium kalibrasi terhadap data hasil pengujian
dan/atau kalibrasi kepada pelanggan atau pihak lain yang
berkepentingan.
2) Prinsip transparan, prinsip yang menjamin akses atau
kebebasan bagi pelanggan atau pihak berkepentingan untuk
memperoleh informasi tentang pembuktian jaminan
validitas daya yang dihasilkan oleh laboratorium.
3) Prinsip partisipasi, partispasi public dan pihak
berkepentingan dibutuhkan untuk pengawasan dan
peningkatan mutu data hasil pengujian atau kalibrasi.147
Seluruh pihak laboratorium yang meliputi pengambilan sampel,
pengujian data dan/atau kalibrasi, pelaporan hasil serta pemberian
opini atau interprestasi dilakukan tidak memihak dan dikelola untuk
menjaga ketidakberpihakan.

147Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 135-139

147
b. Kerahasiaan
Rahasia adalah suatu hal yang tidak boleh atau
tidakdikehendaki untuk diketahui oleh pihak yang tidak
berkepentingan. Kerahasian informasi dan hak kepemilikan pelanggan
laboratorium bermakana bahwa setiap informasi terkait dengan sampel
uji dan peralatan ukur yang dikalibrasi hanya boleh diketahui oleh
pelanggan pemilik sampel uji atau paralatan ukur, kecuali pelanggan
tersebut berkenan untuk diberikan kepada pihak lain yang
berkepentingan.148
Kerahasian dan hak kepemilikan pelanggan yang harus dilindungi
memiliki syarat, antara lain:
1) Rahasia tersebut merupakan informasi teknis yang penting
dan/atau sensitive bagi pelanggan yang bersangkutan.
2) Rahasia tersebut sebelumnya belum pernah dibuka untuk umum
3) Rahasia tersebut bukanlah informasi yang memang tersedia
untuk public
4) Rahasia tersebut jika di buka untuk public akan menimbulkan
kerugian bagi pelanggan terkait
5) Rahasia tersebut jika dibuka untuk public akan menimbulkan
isu social, ekonomi dan/atau lingkungan.
6) Pelanggan tidak pernah mengizinkan secara tegas atau tersirat
supaya rahasia tersebut dibuka.149

148Ibid., hlm. 42
149Ibid., hlm. 44-45

148
Laboratorium harus bertanggung jawab melalui komitmen yang
berkekutan hukum untuk mengelola semua informasi yang diperoleh
selama pelaksanaan kegiatan pengujuian dan/atau kalibrasi.
2. Persyaratan Struktural
a. Organisasi
Berdasarkan istilah yang diberikan oleh ISO 9000, organisasi
adalah orang atau kelompok orang yang memiliki fungsi masing-
masing dengan tanggung jawab, wewenang, dan hubungan, untuk
mencapai sasarannya.Sedangkan struktur organisasi adalah pengaturan
tanggung jawab, hubungan, dan wewenanang antar orang.150
Laboratorium harus:
1) menentukan struktur organisasi dan manajemen laboratorium,
tempatnya di organisasi induk, dan hubungan antara
manajemen, operasi teknis dan layanan pendukung;
2) menentukan tanggung jawab, wewenang dan keterkaitan semua
personil yang mengelola, melaksanakan atau memverifikasi
pekerjaan yang mempengaruhi hasil kegiatan laboratorium;
3) mendokumentasikan prosedurnya sejauh diperlukan untuk
memastikan penerapan kegiatan laboratorium secara konsisten
dan validitas hasilnya151.
Laboratorium harus memiliki personil yang, terlepas dari
tanggung jawab lainnya, memiliki wewenang dan sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan tugasnya, termasuk:

150Ibid., hlm. 155


151ISO/IEC 17025: 2017, Standar Internasional Persyaratan Umum
Kompetensi Pengujian dan Kalibrasi Laboratorium (ISO/IEC 17025: 2017), 5.5

149
1) implementasi, pemeliharaan dan peningkatan sistem
manajemen;
2) identifikasi penyimpangan dari sistem manajemen atau dari
prosedur pelaksanaan kegiatan laboratorium;
3) inisiasi tindakan untuk mencegah atau meminimalkan
penyimpangan tersebut;
4) melapor ke manajemen laboratorium mengenai kinerja sistem
manajemen dan kebutuhan perbaikan;
5) memastikan keefektifan kegiatan laboratorium152.
Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan
utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis
atau komoditas, serta volume/beban kegiatan pengujian dan/atau
kalibrasi.Struktur organisis laboratorium yang terbentuk sesuai
ISO/IEC 17025 didasarkan pada kompetensi personel.
Struktur organisasi sistem manajemen mutu laboratorium
laboratorium ISO/IEC 17025, yaitu:
a. Manajer puncak
b. Manajer mutu
c. Manajer teknis
d. Manajer penunjang
e. Penyelia, atau analisis/petugas kalibrasi153
Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan
utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis

152Ibid.., 5.6
153Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 135

150
atau komoditas serta volume/beban kegiatan pengujian dan/atau
kalibrasi.
3. Persyaratan sumber daya
a. Personel
laboratorium yang dilengkapi peralatan canggih dengan megah
tidak akan memberikan kinerja yang diharapkan apabila tidak
didukung oleh personil yang kompeten. Penerapan sistem manajemen
mutu laboratorium dan/atau laboratorium kalinrasi berjalan efektif dan
efisien ketika semua personel diseluruh tingkatan organisasi
memahami dan menggunakan keahlian, pelatihan, pendidikan, dan
pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan peran dan tanggung
jawabnya.Karena itu, merupakan tanggung jawab manajemen puncak
untuk memberikan kesempatan bagi personelnya guna
mengembangkan kompetensi yang diperlukan. Organisasi laboratorium
harus:
a. Menentukan kompetensi yang memadai bagi personel yang
melaksanakan pekerjaan yang berpengaruh pada kinerja dan
keefektifan sisitem manajemen mutu.
b. Memastikan personel kompten berdasarkan pendidikan
yang sesuai, pelatihan yang memadai, pengalaman yang
cukup, dan mampu memperagakan keahlian atau
keterampilan.
c. Jika memungkinkan, mengambil suatu tindakan untuk
mendapatkan kompetensi yang diperlukaj, dan
mengevaluasikan keefektifan dari tindakan yang diambil.

151
d. Memelihara informasi, terdokumentasi yang sesuai sebagai
bukti kompetensi.154
Semua personil laboratorium, baik internal maupun eksternal,
yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium harus bertindak tidak
memihak, berkompeten dan bekerja sesuai dengan sistem manajemen
laboratorium.155 Pengelolaan laboratorium harus mengkomunikasikan
kepada personil tugas dan tanggung jawab merekadan pihak
berwenang.156
Tinjauan rutin pihak manakemen laboratorium pengujian
dan/atau laboratorium kalibrasi harus dilakukan terhadap kompetensi
personelnya. Metode yang digunakan untuk meninjau kompetensi
personel laboratorium dapat dilakukan melalui beberpa cara, antara
lain:
a. Kuesioner atau wawancara langsung
b. Pengamatan
c. Diskusi kelompok
d. Saran dari tenaga ahli di bidang laboratorium pengujian
dan/atau laboratorium kalibrasi,
e. Uji kompetensi analisis.157
Adapun jenis pelatihan uyang dibutuhkan oleh personel
laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi dapat meliputi,
antara lain:

154Ibid., , hlm. 75
155Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.2.3
156Ibid., 6.2.4
157Op. cit., Anwar Hadi, hlm.77

152
a. In house training
In house training merupakan pelatihan yang dilakukan
dilingkungan laboratorium yang didasarkan atas kebutuhan dan
antisipasi terhadap lingkup pekerjaan organisasi yang dirasakan
perlu bagi personil untuk meningkatkan kompetensinya.
b. External training
External training merupakan pelatihan yang dilakukan di luar
laboratorium atas undangan atau partisipasi dalam suatu
program pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak luar untuk
meningkatkab kompetensi personel laboratorium.
c. Analysis proficiency test
Analysis proficiency test atau uji kompetensi analisis adalah
penilaian kompetensi analisis dalam melaksanakan pengujian
terhadap parameter tertentu dengan metode yang telah
ditetapkan158.
Selain metode pelatihan, kriteria untuk penyeleksian personel
laboratorium peserta pelatihan harus ditentukan dengan
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, kendala dan tujuan
pelatihan. Metode pelatihan yang ditetapkan dapat berupa:
a. Pelatihan, seminar, atau lokakarya yang diselenggarakan baik
didalam maupun di luar laboratorium.
b. Magang, pembinaan atau bimbingan teknis dan konsultasi.
c. Pembelajaran jarak jauh159.

158Ibid., hlm. 81-84


159Ibid., hlm. 80

153
Adapun kriteria pemilihan metode pelatihan harus didefinisikan
dan didokomentasikan, antara lain terkait:
a. Tanggal dan lamanya pelatihan serta lokasi penyelenggaraan
b. Fasilitas
c. Biaya
d. Tujuan pelatihan
e. Sasaran peserta pelatihan
f. Bentuk penilaian, evaluasi dan sertifikasi160
b. Fasilitas dan kondisi lingkungan
Kondisi fasilitas dan lingkungan harus sesuai untuk kegiatan
laboratorium dan tidak mempengaruhi keabsahan hasilnya secara
negatif161. Kondisi akomodasi dan lingkungan yang terpelihara, selain
untuk mencapai validitas mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi
juga dapat melindungi personel laboratorium dari bahaya bahan kimia,
kebakaran, serta bahaya lain ynag mungkin timbul.
Pada umumnya, kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian
dan/atau kalibrasi berpengaruh terhadap hal berikut:
1) Kondisi sampel yang akan diuji atau peralatan ukur yang akan
dikalibrasi
2) Kinerja peralatan laboratorium
3) Moralitas personel laboratorium
4) Kesesuain persyaratan metode pengujian dan/atau kalibrasi162.

160Ibid., hlm. 80
161Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.3.1
162Op. cit., Anwar Hadi, hlm.95

154
Fasilitas termasuk persyaratan teknis akomodasi dan lingkungan
yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan penerimaan, penyimpanan
serta preparasi yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian
dan/atau kalibrasi, harus didokumentasikan. Fasilitas yang perlu
diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
1) Sumber energi, manajemen laboratorium harus memastikan
ketersedian sumber energy yang cukup untuk kegiatan
operasionalnya, selain itu laboratorium harus mempunyai
genset untuk cadangan energy apabila sewaktu-waktu terjadi
pemadaman listrik.
2) Pencahayaan, laboratorium harus menyediakan sistem
pencahayaan yang memenuhi persyaratan metode pengujian
dan/atau kalibrasi. Pencahayaan dapat bersifat alami dengan
memanfaatkan cahaya sinar matahari atau menggunakan sistem
penerangan buatan, yaitu cahaya sinar listrik.penerangan
dengan menggunkan cahaya matahari mempunyai jarak sinar
dari ruang tepi berkisar 6-7, 5 m, dan laboratorium disarankan
menggunkan jendela kaca dengan luas sekitar 1/3 dari luas
lantas ruangan.
3) Ventilisasi, sistem ventilisasi di laboratorium dapat
dimunculkan dengan menggunkan ventilasi alami dan ventilasi
buatan (airconditioning, AC),
4) Suhu dan kelembaban, suhu dan kelembaban pada area khusus
di laboratorium harus dikontrol untuk memastikan pengujian
dan/atau kalibrasi dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

155
5) Persedian air, laboratorium harus memastikan bahwa persedian
air cukup untuk kegiatan operasionalnya, baik penggunaan air
distilasi, bidestilasi, demineralisasi, air yang sesuai untuk
keperluan pengujian toksisitas maupun pengujian kultur
jaringan.
6) Meja kerja dari area personel laboratorium, meja kerja
sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam
melakukan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi163.
c. Peralatan
Laboratorium harus memiliki akses terhadap peralatan termasuk,
namun tidak terbatas pada, instrumen pengukuran, perangkat lunak,
standar pengukuran, bahan referensi, data referensi, pereaksi, peralatan
konsumsi atau aparatus tambahan yang diperlukan untuk kinerja
laboratorium yang benar dan yang dapat mempengaruhi hasilnya164.
Penanganan peralatan laboratorium pengujian dan/atau laboratorium
kalibrasi termasuk bahan kimia meliputi, antara lain:
1) Penyimpanan
Semua peralatan ukur termasuk pengambilan sampel, preperasi,
serta pengolahan data yang mempunyai pengaruh terhadap
mutu data hasil pengujian atau kelibrasi disimpan dan
dipelihara sedemikian rupa pada fasilitas yang dapat
memfasilitas kebenaran unjuk kerja peralatan.

163Ibid., hlm. 96-100


164Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.4.1

156
2) Kesiapan
Laboratorium harus dapat menjamin bahwa setiap saat
peralatan dala keadaan memenuhi persyaratan teknis sehingga
layak pakai dan siap digunakan. Selain itu, peralatan yang
dalam keadaan rapi dan bersih.
3) Penggunaan
Semua peralatan pengujian dan kalibrasi, termasuk peranti
keras dan peranti lunaknya, harus dijaga keamanannya dari
penyetelan atau pengoperasian yang akan mengakibatkan
ketidak absahan hasil pengujian dan/atau kalibrasi.
4) Transportasi
Peralatan berada di luar pengendalian langsung laboratorium,
misalnya dipinjam oleh pihak luar, digunakan untuk keperluan
pameran, atau pengambilan sampel sehingga memelurkan
transportasi dari laboratorium ke suatu tujuan, maka
laboratorium harus memastikan fungsi dan status peralatan di
cek dan terlihat memuaskan sebelum peralatan tersebut
digunakan kembali165.
Laboratorium harus memiliki program pemeliharaan untuk
mencegah kegagalan peralan dan menjamin bahwa peralatan bekerja
sesuai dengan spesifikasi teknis. Program pemeliharaan peralatan
laboratorium meliputi :
1) Jadwal pemeliharaan yang terencana
2) Hal-hal berkaitan dengan bagian yang harus dipelihara

165Op. cit., Anwar Hadi, hlm.112-115

157
3) Jika dilakukan pihak internal laboratorium, maka harus
dilaksanakan oleh personel yang kompeten dengan
menggunkan prosedur atau instruksi kerja yang telah ditetapkan
4) Rekaman pemeliharaan pencegahan, kerusakan, perbaikan,
modifikasi harus dipelihara166.

d. Produk dan jasa yang disediakan oleh pihak eksternal


Penyedia atau pemasok eksternal adalah organisasi atau orang
yang meyediakan produk atau jasa yang berasal dari pihak eksternal
laboratorium.
Produk yang dihasilkan oleh pamasok eksternalcuntuk
menunjang kegitan laboratorium dan mempengaruhi mutu data hasil
pengujian dan/atau kalibrasi anatara lain:
1) Pembangunan laboratorium termasuk desain serta tata ruang
yang dapat mempengaruhi kondisi akomodasi dan lingkungan
pengujian dan/atau kalibrasi.
2) Peralatan dan peranti lunak untuk pengambilan sampel,
pengujian dan/atau kalibrasi.
3) Bahan kimia, bahan habis pakai, bahan acuan bersertifikat baik
berupa larutan, padatan maupun gas
4) Perabot atau sarana pendukung laboratorium
5) Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium.
Sedangkan jasa yang dihasilkan oleh pemasok eksternal untuk
meningkatkan kinerja laboratorium, berupa jasa:

166Ibid., hlm. 117

158
1) Konsultasi atau pelatihan manajemen serta teknis pengujian
dan/atau kalibrasi.
2) Pemeliharaan, perbaikan, dan kalibrasi peralatan
3) Pengembangan peranti lunak termasuk database dan sistem
informasi manajemen
4) Pemeliharaan fasilitas laboratorium.

e. Ketertelusuran metrologi
Laboratorium harus menetapkan dan memelihara ketertelusuran
metrologi dari hasil pengukurannya dengan menggunakan rangkaian
kalibrasi terdokumentasi yang tidak terputus, masing-masing
berkontribusi terhadap ketidakpastian pengukuran, yang
menghubungkannya dengan referensi yang sesuai167. Metrologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari pengukuran dan aplikasinya.
Laboratorium harus menetapkan dan memelihara ketertelusuran
metrologi hasil pengukuran dengan cara kalibrasi melalui rantai tidak
terputus yang terdokumentasi atau perbandingan setiap kontribusi
ketidakpastian pengukuran yang menghubungkannya dengan acuan
yang tepat.
Metrologi mencakup tiga hal utama, antara lain:
1) Penerapan definisi satuan ukuran yang diterima secara
internasional,
2) Perwujudan satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah

167Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.5.1

159
3) Penerapan rantai ketertulusuran dengan menentukan sekaligus
merekam nilai dan akurasinya seuatu pengukuran serta
menyebarluaskan pengetahuan tersebut168.

4. Persyaratan proses
a. Kaji ulang permintaan, tender dan kontrak
Kaji ulang adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
kesesuain, kecukupan, dan keefektifan sumber daya laboratorium demi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sehingga mencapai kebutuhan
dan harapan pelanggan atau pihak berkepentingan. Tender merupakan
tawaran pengujian dan/atau kalibrasi dari pelanggan kepada
laboratorium melalui proses lelang sehingga ada suasana kompetensi
dengan laboratorium lain untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
Kontrak diartikan sebagai perjanjian yang mengikat antara
laboratorium dengan pelanggan terkait pengujian dan/atau kalibrasi
yang dialkukan untuk jangka waktu tertentu tanpa melalui proses
tender169.
Laboratorium harus memiliki prosedur untuk meninjau
permintaan, tender dan kontrak. Itu prosedur harus memastikan bahwa:
1) Persyaratan ditetapkan, didokumentasikan dan dipahami
secara memadai;
2) Laboratorium memiliki kemampuan dan sumber daya untuk
memenuhi persyaratan;

168Op. cit., Anwar Hadi, hlm.144


169Ibid., hlm. 161

160
3) Di mana penyedia eksternal digunakan, persyaratan diterapkan
dan laboratorium menyarankan pelanggan dari kegiatan
laboratorium spesifik yang akan dilakukan oleh penyedia
eksternal dan mendapatkan persetujuan dari pelanggan;
4) metode atau prosedur yang tepat dipilih dan mampu
memenuhi persyaratan pelanggan170.
Laboratorium harus memberi tahu pelanggan bila metode yang
diminta oleh pelanggan adalah dianggap usang atau ketinggalan
zaman171.Bila pelanggan meminta pernyataan kesesuaian dengan
spesifikasi atau standar untuk pengujian atau kalibrasi (misal: pass/fail,
in-tolerance/out-of-tolerance) spesifikasi atau standar, dan peraturan
keputusan harus didefinisikan secara jelas. Kecuali melekat dalam
spesifikasi yang diminta atau standar, Aturan keputusan yang dipilih
harus dikomunikasikan kepada, dan disepakati dengan, pelanggan172.
b. Pemilihan, verifikasi dan validasi metode
Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang
sesuai untuk semua aktivitas laboratorium dan, jika sesuai, untuk
evaluasi ketidakpastian pengukuran serta teknik statistik untuk analisis
data173.Semua metode, prosedur dan dokumentasi pendukung, seperti
instruksi, standar, manual dan data referensi yang relevan dengan
kegiatan laboratorium, harus selalu diperbaharui sampai saat ini dan
harus segera tersedia bagi personil174.

170Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 7.1.1


171Ibid., 7.1.2
172Ibid., 7.1.3
173Ibid., 7.2.1.1
174Ibid., 7.2.1.2

161
Laboratorium harus memastikan bahwa ia menggunakan versi
metode valid terbaru kecuali jika tidak sesuai atau mungkin untuk
melakukannya. Bila diperlukan, penerapan metode ini harus dilengkapi
dengan rincian tambahan untuk memastikan penerapan yang
konsisten.Bila pelanggan tidak menentukan metode yang akan
digunakan, laboratorium harus memilih metode yang tepat dan
memberi tahu pelanggan tentang metode yang dipilih. Metode yang
diterbitkan baik dalam standar internasional, regional atau nasional,
atau oleh organisasi teknis yang memiliki reputasi baik, atau teks
ilmiah atau jurnal yang relevan, atau seperti yang ditentukan oleh
produsen peralatan, direkomendasikan. Metode yang dikembangkan
atau dimodifikasi laboratorium juga dapat digunakan175.
Laboratorium harus memverifikasi bahwa ia dapat melakukan
metode dengan benar sebelum mengenalkannya dengan memastikan
bahwa ia dapat mencapai kinerja yang diinginkan. Rekaman verifikasi
harus disimpan. Jika metode direvisi oleh badan penerbit, verifikasi
harus diulang sejauh diperlukan176.
Teknik yang digunakan untuk validasi metode dapat berupa salah
satu dari, atau kombinasi dari, berikut ini:
1) kalibrasi atau evaluasi bias dan presisi menggunakan standar
acuan atau bahan referensi;
2) penilaian sistematis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil;

175Ibid., 7.1.2.1.4
176Ibid., 7.1.2.1.5

162
3) metode pengujian ketahanan melalui variasi parameter yang
dikontrol, seperti suhu inkubator,
4) volume dibagikan;
5) perbandingan hasil yang dicapai dengan metode divalidasi
lainnya;
6) perbandingan antar laboratorium;
7) evaluasi ketidakpastian pengukuran hasil berdasarkan
pemahaman tentang prinsip teoritisdari metode dan pengalaman
praktis dari kinerja sampling atau metode uji177.
c. Pengambilan sampel
Laboratorium harus memiliki rencana dan metode pengambilan
sampel bila dilakukan pengambilan contoh zat, bahan atau produk
untuk pengujian atau kalibrasi selanjutnya. Metode pengambilan
sampel harus memperhatikan faktor-faktor yang harus dikontrol untuk
memastikan keabsahan hasil pengujian atau kalibrasi berikutnya.
Rencana dan metode sampling harus tersedia di lokasi pengambilan
sampel. Rencana sampling harus, kapanpun masuk akal, berdasarkan
metode statistik yang sesuai178.
Metode pengambilan contoh harus menjelaskan:
1) pemilihan sampel atau lokasi;
2) rencana sampling;

177Ibid., 7.1.2.2.1
178Ibid., 7.3.1

163
3) persiapan dan pengolahan sampel dari bahan, bahan atau
produk untuk menghasilkan yang dibutuhkan item untuk
pengujian atau kalibrasi berikutnya179.
Laboratorium harus menyimpan catatan data sampling yang
merupakan bagian dari pengujian atau kalibrasi yang dilakukan.
catatan-catatan ini harus mencakup, jika relevan:
1) mengacu pada metode sampling yang digunakan;
2) tanggal dan waktu sampling;
3) data untuk mengidentifikasi dan menggambarkan sampel
(misalnya nomor, jumlah, nama);
4) identifikasi personil yang melakukan pengambilan sampel;
5) identifikasi peralatan yang digunakan;
6) kondisi lingkungan atau transportasi;
7) diagram atau cara setara lainnya untuk mengidentifikasi lokasi
sampling bila sesuai;
8) penyimpangan, penambahan atau pengecualian dari metode
sampling dan rencana sampling180.
d. Penanganan item uji atau kalibrasi
Laboratorium harus memiliki prosedur untuk pengangkutan,
penerimaan, penanganan, perlindungan, penyimpanan, penyimpanan,
dan pembuangan atau pengembalian barang uji atau kalibrasi, termasuk
semua persyaratan yang diperlukan untuk melindungi integritas dari
barang uji atau kalibrasi, dan untuk melindungi kepentingan
laboratorium dan pelanggan. Tindakan pencegahan harus dilakukan

179Ibid., 7.3.2
180Ibid., 7.3.3

164
untuk menghindari kerusakan, kontaminasi, kehilangan atau kerusakan
pada barang selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan /
menunggu, dan persiapan untuk, pengujian atau kalibrasi. Petunjuk
penanganan yang disertakan dengan item harus diikuti181.
Laboratorium harus memiliki sistem untuk identifikasi item uji
atau kalibrasi yang tidak ambigu. Identifikasi harus dipertahankan
sementara item tersebut berada di bawah tanggung jawab laboratorium.
Sistem harus memastikan bahwa barang tidak akan menjadi bingung
secara fisik atau bila dirujuk dalam catatan atau dokumen lainnya.
Sistem harus, jika sesuai, mengakomodasi sub-divisi dari item atau
kelompok barang dan pengalihan barang182.
Setelah menerima barang uji atau kalibrasi, penyimpangan dari
kondisi tertentu harus dicatat. Bila ada keraguan tentang kesesuaian
suatu barang untuk pengujian atau kalibrasi, atau bila barang tidak
sesuai dengan deskripsi yang diberikan, laboratorium harus
berkonsultasi dengan pelanggan untuk mendapatkan instruksi lebih
lanjut sebelum melanjutkan dan harus mencatat hasil konsultasi ini.
Bila pelanggan memerlukan barang yang akan diuji atau dikalibrasi
untuk mengakui penyimpangan dari kondisi tertentu, laboratorium
harus menyertakan sanggahan dalam laporan yang menunjukkan hasil
mana yang mungkin terpengaruh oleh penyimpangan tersebut183.

181Ibid., 7.4.1
182Ibid., 7.4.2
183Ibid., 7.4.3

165
e. Rekaman teknis
Laboratorium harus memastikan bahwa catatan teknis untuk
setiap aktivitas laboratorium mengandung hasil, laporkan dan
informasi yang memadai untuk memfasilitasi, jika mungkin,
identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran dan
ketidakpastian pengukuran terkait dan memungkinkan pengulangan
aktivitas laboratorium dalam kondisi sedekat mungkin dengan yang
asli. Catatan teknis meliputi tanggal dan identitas personil yang
bertanggung jawab atas setiap kegiatan laboratorium dan untuk
memeriksa data dan hasil. Pengamatan, data dan perhitungan asli harus
dicatat pada saat dibuat dan harus diidentifikasi dengan tugas
tertentu184.
Laboratorium harus memastikan bahwa amandemen terhadap
catatan teknis dapat dilacak ke versi sebelumnya atau pengamatan asli.
Baik data dan arsip asli dan yang telah diubah harus disimpan,
termasuk tanggal perubahan, indikasi aspek yang berubah dan personil
yang bertanggung jawab atas perubahan tersebut185.
f. Evaluasi ketidakpastian pengukuran
Laboratorium harus mengidentifikasi kontribusi terhadap
ketidakpastian pengukuran. Saat mengevaluasi ketidakpastian
pengukuran, semua kontribusi yang penting, termasuk yang timbul dari
pengambilan sampel, harus diperhitungkan dengan menggunakan
metode analisis yang sesuai186.

184Ibid., 7.5.1
185Ibid., 7.5.2
186Ibid., 7.6.1

166
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan harus mengevaluasi
ketidakpastian pengukuran. Bila metode uji menghalangi evaluasi
ketidakpastian pengukuran secara ketat, estimasi harus dilakukan
berdasarkan pemahaman terhadap prinsip teoritis atau pengalaman
praktis dari kinerja metode ini187.
g. Memastikan validitas hasil
Laboratorium harus memiliki prosedur untuk memantau
keabsahan hasil. Data yang dihasilkan harus dicatat sedemikian rupa
sehingga tren dapat dideteksi dan, bila memungkinkan, teknik statistik
harus diterapkan untuk meninjau hasilnya. Pemantauan ini harus
direncanakan dan ditinjau dan harus mencakup, jika sesuai, namun
tidak terbatas pada:
1) penggunaan bahan referensi atau bahan kontrol kualitas;
2) penggunaan instrumentasi alternatif yang telah dikalibrasi
untuk memberikan hasil yang dapat dilacak;
3) pemeriksaan fungsional alat ukur dan pengujian;
4) penggunaan cek atau standar kerja dengan diagram kontrol,
jika ada;
5) pemeriksaan antara alat ukur;
6) mereplikasi tes atau kalibrasi dengan menggunakan metode
yang sama atau berbeda;
7) pengujian ulang atau rekalibrasi ulang barang yang ditahan;
8) korelasi hasil untuk karakteristik item yang berbeda;
9) meninjau hasil yang dilaporkan;

187Ibid., 7.6.2

167
10) perbandingan intralaboratory;
11) pengujian sampel buta188.
Laboratorium harus memantau kinerjanya jika dibandingkan
dengan hasil laboratorium lain, jika tersedia dan sesuai. Pemantauan ini
harus direncanakan dan ditinjau dan harus mencakup, namun tidak
terbatas pada, salah satu atau kedua hal berikut:
1) partisipasi dalam uji profisiensi;
2) partisipasi dalam perbandingan antar laboratorium selain uji
profisiensi189.
Data kegiatan pemantauan harus dianalisis, digunakan untuk
mengendalikan dan, jika ada, memperbaiki kegiatan laboratorium. Jika
hasil analisis data dari kegiatan pemantauan ditemukan berada di luar
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, tindakan yang tepat harus
dilakukan untuk mencegah hasil yang salah dilaporkan190.
h.Pelaporan hasil
Hasilnya harus diberikan secara akurat, jelas, tidak ambigu dan
obyektif, biasanya dalam laporan (misalnya laporan pengujian atau
sertifikat kalibrasi atau laporan pengambilan sampel) dan harus
mencakup semua informasi yang disepakati dengan pelanggan dan
diperlukan untuk menafsirkan hasilnya dan semua informasi yang
dibutuhkan oleh metode yang digunakan. Semua laporan yang
dikeluarkan harus disimpan sebagai catatan teknis191.

188Ibid., 7.7.1
189Ibid., 7.7.2
190Ibid., 7.7.3
191Ibid., 7.8.1.1

168
Setiap laporan setidaknya memuat informasi berikut, kecuali
laboratorium memiliki alasan yang benar untuk tidak melakukan hal
tersebut, sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya
kesalahpahaman atau penyalahgunaan:
1) Judul (misalnya "Laporan Uji", "Sertifikat Kalibrasi" atau
"Laporan Sampling");
2) Nama dan alamat laboratorium;
3) Lokasi kinerja kegiatan laboratorium, termasuk bila
dilakukan di fasilitas pelanggan atau di tempat-tempat yang
jauh dari fasilitas permanen laboratorium, atau di fasilitas
sementara atau mobile yang terkait;
4) Identifikasi unik bahwa semua komponennya diakui
sebagai bagian dari laporan lengkap dan identifikasi yang
jelas akan akhir;
5) Nama dan informasi kontak pelanggan; f) identifikasi
metode yang digunakan;
6) Deskripsi, identifikasi yang tidak ambigu, dan bila
diperlukan, kondisi barang;
7) Tanggal penerimaan barang uji atau kalibrasi, dan tanggal
pengambilan sampel, dimana ini sangat penting
8) Keabsahan dan penerapan hasil;
9) Tanggal kinerja kegiatan laboratorium;
10) Tanggal penerbitan laporan;
11) Mengacu pada rencana sampling dan metode
pengambilan sampel yang digunakan oleh laboratorium

169
atau badan lain yang relevan dengan keabsahan atau
penerapan hasil;
12) Pernyataan yang menyatakan bahwa hasilnya hanya
terkait dengan item yang diuji, dikalibrasi atau dijadikan
sampel;
13) Hasil dengan, jika sesuai, satuan pengukuran;
14) Penambahan, penyimpangan, atau pengecualian dari
metode;
15) Identifikasi orang yang memberi otorisasi atas laporan;
16) Identifikasi yang jelas saat hasilnya berasal dari
penyedia eksternal192.
i. Persyaratan khusus untuk laporan pengujian
Laporan pengujian harus, jika diperlukan untukinterpretasi hasil
tes, meliputi:
1) Informasi tentang kondisi uji tertentu, seperti kondisi
lingkungan;
2) Jika relevan, pernyataan kesesuaian dengan persyaratan
atau spesifikasi.
3) Jika memungkinkan, ketidakpastian pengukuran
disajikan dalam unit yang sama dengan pengukuranatau
dalam istilah yang berkaitan dengan pengukuran
4) Bila sesuai, pendapat dan interpretasi

192Ibid.,7.8.2.1

170
5) Informasi tambahan yang mungkin diperlukan oleh
metode, otoritas, pelanggan atau kelompok pelanggan193.

j. Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran


Sertifikat kalibrasi harus mencakup berikut:
1) ketidakpastian pengukuran hasil pengukuran yang
disajikan di unit yang sama dengan pengukuran atau
dalam istilah yang berkaitan dengan pengukuran dan
(misalnya persen);
2) kondisi (misalnya lingkungan) di mana kalibrasi dibuat
yang memiliki pengaruh terhadap hasil pengukuran;
3) pernyataan yang mengidentifikasi bagaimana
pengukuran dapat terlacak secara metrologi
4) hasil sebelum dan sesudah penyesuaian atau perbaikan,
jika tersedia;
5) bila relevan, pernyataan kesesuaian dengan persyaratan
atau spesifikasi bila sesuai, pendapat dan interpretasi194
k. Kepastian Validitas Hasil
Bila pernyataan kesesuaian dengan spesifikasi atau standar
disediakan, laboratorium harus mendokumentasikan peraturan
keputusan yang digunakan, dengan mempertimbangkan tingkat risiko
(seperti dugaan menerima dan menolak palsu dan asumsi statistik)

193Ibid., 7.8.3.1
194Ibid., 7.8.3.1

171
yang terkait dengan peraturan keputusan yang dipekerjakan. dan
menerapkan aturan keputusan195.
Laboratorium harus melaporkan pernyataan kesesuaian,
sehingga pernyataan tersebut dengan jelas mengidentifikasi:
1) yang menghasilkan pernyataan kesesuaian berlaku;
2) spesifikasi, standar atau bagian mana yang terpenuhi atau
tidak terpenuhi;
3) aturan keputusan diterapkan (kecuali jika melekat pada
spesifikasi atau standar yang diminta)196.
l. Pelaporan hasil
Bila pendapat dan interpretasi diungkapkan, laboratorium harus
memastikan bahwa hanya personil yang berwenang untuk
mengekspresikan pendapat dan interpretasi yang melepaskan
pernyataan masing-masing. Laboratorium harus mendokumentasikan
dasar dimana pendapat dan interpretasi telah dilakukan197.
Perubahan atas laporan setelah diterbitkan hanya dibuat dalam
bentuk dokumen lebih lanjut, atau transfer data, yang mencakup
pernyataan "Perubahan terhadap Laporan, nomor seri ... [atau yang
dinyatakan lain]", atau yang setara bentuk kata-kata198.

195Ibid., 7.8.6.1
196Ibid., 7.8.6.2
197Ibid., 7.8.7.1
198Ibid., 7.8.8.2

172
m. Pengaduan
Laboratorium harus memiliki proses terdokumentasi untuk
menerima, mengevaluasi dan membuat keputusankeluhan.Uraian
tentang proses penanganan pengaduan harus tersedia bagi pihak yang
berkepentingan berdasarkan permintaan. Setelah menerima keluhan,
laboratorium harus mengkonfirmasi apakah keluhan tersebut berkaitan
dengan kegiatan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya dan,
jika memang, harus mengatasinya. Laboratorium bertanggung jawab
atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
pengaduan199.
Proses penanganan pengaduan harus mencakup paling tidak
unsur dan metode berikut ini:
1) deskripsi proses untuk menerima, memvalidasi, menyelidiki
keluhan, dan memutuskan apa tindakan harus diambil
sebagai tanggapan terhadapnya;
2) Melacak dan mencatat keluhan, termasuk tindakan yang
dilakukan untuk mengatasinya;
3) memastikan bahwa tindakan yang tepat diambil200.
Laboratorium yang menerima pengaduan bertanggung jawab
untuk mengumpulkan dan memverifikasi semua informasi yang
diperlukan untuk memvalidasi pengaduan. Hasil yang akan
dikomunikasikan kepada pelapor harus dilakukan oleh, atau ditinjau

199Ibid., 7.9.2
200Ibid., 7.9.3

173
dan disetujui oleh, individu yang tidak dilibatkan dalam kegiatan
laboratorium asli yang bersangkutan201.
n. Pekerjaan tidak sesuai
Laboratorium harus memiliki prosedur yang harus dilaksanakan
bila ada aspek dari kegiatan laboratorium atau hasil dari pekerjaan ini
yang tidak sesuai dengan prosedurnya sendiri atau persyaratan yang
disepakati pelanggan (misalnya peralatan atau kondisi lingkungan
berada di luar batas yang ditentukan, hasil pemantauan gagal
memenuhi kriteria yang ditentukan). Prosedur harus memastikan
bahwa:
1) Tanggung jawab dan wewenang untuk pengelolaan
pekerjaan yang tidak sesuai didefinisikan;
2) Tindakan (termasuk menghentikan atau mengulangi
pekerjaan dan menahan laporan, jika diperlukan) didasarkan
pada tingkat risiko yang ditetapkan oleh laboratorium;
3) Evaluasi dibuat dari signifikansi pekerjaan yang tidak sesuai,
termasuk analisis dampak terhadap hasil sebelumnya;
4) Keputusan diambil atas penerimaan kerja yang tidak sesuai;
5) Bila diperlukan, pelanggan diberitahu dan pekerjaan ditarik
kembali;
6) tanggung jawab untuk mengotorisasi dimulainya kembali
pekerjaan didefinisikan202.
Apabila evaluasi menunjukkan bahwa pekerjaan yang tidak
sesuai dapat terjadi lagi, atau ada keraguan tentang kesesuaian operasi

201Ibid., 7.9.6
202Ibid., 7.10.1

174
laboratorium dengan sistem manajemennya sendiri, laboratorium harus
menerapkan tindakan korektif203.
o. Pengendalian pengelolaan data dan informasi
Laboratorium harus memiliki akses terhadap data dan informasi
yang dibutuhkan untuk melakukan laboratoriumkegiatan.Sistem
manajemen informasi laboratorium yang digunakan untuk
pengumpulan, pengolahan, pencatatan, pelaporan, penyimpanan atau
pengambilan data harus divalidasi untuk fungsionalitas, termasuk
berfungsinya antarmuka dalam sistem pengelolaan informasi
laboratorium oleh laboratorium sebelum pengantar Kapan pun ada
perubahan, termasuk konfigurasi perangkat lunak laboratorium atau
modifikasi perangkat lunak off-the-shelf komersial, mereka harus
diberi wewenang, didokumentasikan dan divalidasi sebelum
diimplementasikan204.

4. Persyaratan Manajemen
a. Dokumentasi Sistem Manajemen
Informasi terdokumentasi merupakan data yang memiliki nilai
dalam bentuk media penyimpanan untuk dikendalikan dan dipelihara
oleh laboratorium. Informasi terdokumentasi dapat dalam format
berbagai media dari sumber apapun yang berupa:
1) Sistem manajemen termasuk proses-prosesnya
2) Informasi yang dibuat dalam rangka beroperasinya organisasi
laboratorium berupa dokumentasi sistem manajemen mutu,

203Ibid., 7.10.3
204Ibid., 7.11.2

175
yaitu kebijakan dan sasaran mutu, program, panduan mutu,
prosedur, instruksi kerja metode, instruksi kerja pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan, formulir dan dokumen pendukung
lainnya.
3) Bukti hasil kegiatan laboratorium yang telah dicapai berupa
rekaman205.
b. Pengendalian dokumen sistem manajemen
Adapun isi prosedur pengendalian dokumen yang diberlakukan di
laboratorium harus dipastikan bahwa:
1) Dokumen disetujui kecukupan dan kesesuainnya sebelum
diterbitkan oleh personel yang berwenang,
2) Edisi resmi dari dokumen yang relevan tersedia di semua lokasi
tempat dilakukan kegiatan penting bagi efektivitas fungsi
laboratorium
3) Dokumen yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu
dikaji ulang secara berskala minimal setiap 12 bulan sekali
apabila diperlukan, diperbarui atau direvisi.
4) Perubahan dan status revisi terkini dokumen diidentifikasi
secara unik dan bila perlu distribusinya dikendalikan
5) Dokumen yang tidak sah atau kadaluarsa ditarik dari
penggunaan atau dengan cara lain yang menjamin dokumen
tersebut tidak digunakan lagi

205Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 345

176
6) Dokumen kadaluwarsa yang disimpan oleh pengendali
dokumen diberikan tanda yang sesuai, misalnya ditulis
“dokumen kedaluwarsa”206.
c. Pengendalian Rekaman
Iso 9000 mendefinisikan rekaman adalah dokumen yang
menyatakan hasil yang sudah dicapai atau penyediaan bukti kegiatan
telah dilaksanakan. Prosedur pengendalian rekaman meliputi sebagai
berikut:
1) Pengendalian
2) Pengarsipan
3) Penyimpanan
4) Pembuatan cadangan dan pengaksesan
5) Koreksi
6) Perlindungan dan pemeliharaan
7) Pemusnahan207
d. Tindakan mengatasi resika dan peluang
Resiko dan peluang dalam ISO/IEC 17025 dapat diartikan nahwa
laboratorium perlu mengidentifikasi peluang-peluang dan menanalisi
risiko, baik risiko kerena mengambil peluang bila tidak mengambil
peluang yang ada. Tahapan penerpan tindakan untuk mengatsi risiko
dan peluang adalah sebagai beriku:
1) Tentukan sumber dalam penentuan risiko dan peluang yang
dapat meliputi asepek penting, kewajiban kepatuhan, serta isu-
isu internal dan eksternal

206Ibid, hlm. 362


207Ibid, hlm. 378-381

177
2) Tentukan tindakan untuk mengatasi risiko dan meningkatkan
peluang
3) Tentukan rencana tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
tersebut208.
e. Peningkatan
Proses peningkatan berkelanjutan di laboratorium terkait
perbaikan mutu meliputi poin-poin berikut:
1) Lakukan tinjaun kegiatan laboratorium yang sedang
berlangsung
2) Buat rencana tindakan yang akan diambil
3) Kerjakan rencana yang telah dibuat
4) Periksa keefektifan dan efisiensi penerapan perencanaan
5) Lakukan tindakan perbaikan atau pencegahan.
f. Tindakan perbaikan
Ketidaksesuaian dapat terjadi di laboratorium pengujian dan/atau
laboratorium kalibrasi karena salah satu atau gabungan dari hal-hal
berikut:
1) Ketidakpahaman personel
2) Informasi terdokumentasikan
3) Sumber daya laboratorium
4) Sikap dan perilaku
Ketidak sesuaiain teridentifikasi, maka tahapan tindakan
perbaikan berikut dilakukan:
1) Perbaikan

208Ibid, hlm. 392-393

178
2) Tindakan perbaiakan
 Peninjauan ketidaksesuaian
 Penetapan skala prioritas tindakan perbaiakan
 Penetapan tindakan perbaiakan
 Penerpan tindakan perbaikan
 Penerapan tindakan perbaikan
 Peninjauan dan pemantauan tindakan perbaikan
 Audit tindak lanjut
 Rekaman tindakan perbaiakan209
g. Audit internal
Dalam penerapannya audit internal didasarkan pada 6 prinsip
berikut:
1) Integritas
2) Pemaparan yang adil
3) Pemeliharaan professional
4) Kerahasiaan keamanan informasi
5) Kemandirian
6) Pendekatan berbasis bukti210
1. Kaji Ulang Manajemen
Tujuan kaji ulang manajemen adalah mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi penerapan sistem manajemen mutu laboratorim, sehingga
dapat:
1) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium

209Ibid, hlm. 420-423


210Ibid, hlm. 427-428

179
2) Membantu mengendalikan operasional laboratorium
3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium
dengan mengurangi ketidaksesuaian.
4) Memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhannya211

211Ibid, hlm. 491

180
BAB XII
JENJANG JABATAN PRANATA
LABORATORIUM PENDIDIKAN

A. Pranata Laboratorium Pendidikan


Jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan
pertama kali tertuang pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
03 Tahun 2010. Salah satu pertimbangan penting yang mendasari
penetapan jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidkan,
yang dikenal dengan singkatan PLP adalah dalam rangka
pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai
Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium pada
lembaga pendidikan212. Pengelola laboratorium di lembaga
pendidikan jika belum diangkat menjadi jabatan fungsional
dikenal dengan beberapa istilah yaitu laboran, analis, teknisi dan
instruktur.
Pranata Laboratorium Pendidikan merupakan salah satu
jabatan fungsional yang termasuk dalam rumpun jabatan

212 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 03 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan dan Angka Kreditnya, h.1.

181
fungsional Pegawai Negeri Sipil lainnya, seperti Pustakawan,
Pranata Komputer dan Arsiparis. Jabatan fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melaksanakan pengelolaan Laboratorium Pendidikan213.
Pengelolaan laboratorium yang dimaksud meliputi perencanaan
kegiatan laboratorium; pengoperasian peralatan dan penggunaan
bahan; pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan;
pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan pengembangan
kegiatan laboratorium214.
Pranata Laboratorium Pendidikan mengelola 4 tipe
laboratorium, 2 kategori bahan laboratorium dan 3 kategori
peralatan. Tipe laboratorium yang tercantum di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
145 Tahun 2014 yaitu
a. Laboratorium Tipe I yaitu laboratorium ilmu dasar yang
terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau
unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan
kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan
kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.

213 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab I, h.5.
214 Ibid., h. 9.

182
b. Laboratorium Tipe II yaitu laboratorium ilmu dasar yang
terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (Semester I, II),
atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan
kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan
kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan
mahasiswa
c. Laboratorium Tipe III yaitu laboratorium bidang keilmuan
terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana
teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan
dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2, dan 3, dan
bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus
untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian
mahasiswa dan dosen
d. Laboratorium Tipe IV yaitu laboratorium terpadu yang
terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit
pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau
pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2,
dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum
dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen.
Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang
diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam skala terbatas. Kategori bahan yang digunakan di
laboratorium yaitu bahan umum dan bahan khusus. Bahan umum

183
adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan
dan persyaratan khusus, sedangkan bahan khusus adalah bahan
yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan
khusus. Peralatan laboratorium adalah mesin, perkakas,
perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus
dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas. Peralatan laboratorium yang dikelola terdiri dari
peralatan kategori 1 yaitu peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya mudah, risiko penggunaan rendah,
akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja
sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan
panduan (SOP, manual); peralatan kategori 2 yaitu peralatan yang
cara pengoperasian dan perawatannya sedang, risiko penggunaan
sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem
kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan
pelatihan khusus/tertentu; dan peralatan kategori 3 yaitu peralatan
yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit, risiko
penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi,
serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan
pelatihan khusus/ tertentu dan bersertifikat.
Peraturan-peraturan yanng berkaitan dengan jabatan
fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, diantaranya terdapat
di dalam peraturan-peratutan berikut ini:
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2010 tentang Jabatan

184
Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka
Kreditnya.
b. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 02/V/PB/2010 dan Nomor
13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional PranataLaboratorium Pendidikan dan Angka
Kreditnya.
c. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2013 tentang Tunjangan
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 145 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan
Angka Kreditnya.
e. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014.
f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.

B. Jenjang Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2019 menetapkan bahwa
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan terdiri atas
kategori keterampilan dan kategori keahlian. Jenjang Jabatan

185
Pranata Laboratorium Pendidikan untuk kategori keterampilan,
terdiri atas:
a. Pranata Laboratorium Pendidikan Terampil
b. Pranata Laboratorium Pendidikan Mahir dan
c. Pranata Laboratorium Pendidikan Penyelia.
Sedangkan Jenjang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan kategori keahlian terdiri atas:
a. Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama
b. Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Muda dan
c. Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Madya.
Tunjangan jabatan fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun
2013 menyatakan terdapat perbedaan besaran tunjangan jabatan
berdasarkan jenjang jabatannya. Pemberian tunjangan menimbang
atas dasar bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan
ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan, perlu diberikan tunjangan jabatan
fungsional yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab
pekerjaannya. Besarnya tunjangan jabatan dapat dilihat pada Tabel
13.1 berikut ini.
Tabel 13.1 Besaran Tunjangan Jabatan Fungsional
Berdasarkan Jenjang Jabatan Pranata Laboratorium
Pendidikan

186
Jabatan Fungsional Kategori Jenjang Tunjangan
Terampil Rp
360.000,00
Mahir Rp
Keterampilan
450.000,00
Penyelia Rp
Pranata
780.000,00
Laboratorium
Ahli Rp
Pendidikan
Pertama 540.000,00
Ahli Rp
Keahlian
Muda 960.000,00
Ahli Rp
Madya 1.260.000,00

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi Pranata


Laboratorium Pendidikan dilakukan melalui pengangkatan
pertama, perpindahan dari jabatan lain dan promosi215.
a. Pengangkatan Pertama, yaitu pengangkatan untuk mengisi
lowongan kebutuhan dari calon PNS.
1) Kategori Keterampilan

215 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab VI , h.58.

187
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan Kategori Keterampilan melalui
pengangkatan pertama, harus memenuhi persyaratan:
 berstatus PNS
 memiliki integritas dan moralitas yang baik
 sehat jasmani dan rohani
 berijazah paling rendah D-3 (Diploma-Tiga) dengan
bidang pendidikan yang relevan dengan jenis
laboratorium yang dikelola
 mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi
manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina
dan
 nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.
2) Kategori Keahlian
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian melalui
pengangkatan pertama harus memenuhi persyaratan:
 berstatus PNS
 memiliki integritas dan moralitas yang baik
 sehat jasmani dan rohani
 memiliki ijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4
(Diploma-Empat) dengan bidang pendidikan yang
relevan dengan jenis laboratorium yang dikelola

188
 mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi
manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina
dan
 memiliki nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
b. Perpindahan dari jabatan lain
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan melalui perpindahan dari jabatan lain harus
mempertimbangkan kebutuhan untuk jenjang Jabatan
Fungsional yang akan diduduki dan dengan ketentuan sebagai
berikut:
 berstatus PNS
 memiliki integritas dan moralitas yang baik
 sehat jasmani dan rohani
 memiliki ijazah paling rendah D-3 (Diploma-Tiga)
dengan bidang pendidikan yang relevan dengan jenis
laboratorium yang dikelola untuk Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan Kategori
Keterampilan
 memiliki ijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4
(Diploma-Empat) dengan bidang pendidikan yang
relevan dengan jenis laboratorium yang dikelola untuk
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan
Kategori Keahlian

189
 mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi
manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina
 memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang pengelolaan Laboratorium paling sedikit 2 (dua)
tahun
 nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir dan
 berusia paling tinggi:
 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan kategori Keterampilan
dan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan Ahli Pertama dan Pranata Laboratorium
Pendidikan Ahli Muda; dan
 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan Ahli Madya.
c. Promosi
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan melalui promosi harus mempertimbangkan
kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional yang akan
diduduki dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

190
 mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi
manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar
kompetensi dan
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir.
Kenaikan pangkat dan jabatan Pranata Laboratorium
Pendidikan ditetapkan berdasarkan jumlah Angka Kredit yang
dimiliki setelah ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang
menetapkan Angka Kredit. Angka kredit Pranata Laboratorium
Pendidikan didapatkan dari unsur kegiatan tugas Jabatan
Fungsional yang terdiri dari unsur utama dan unsur penunjang216.
Unsur utama terdiri dari:
a. Pendidikan
b. Pengelolaan laboratorium
c. Pengembangan profesi.
Sedangkan unsur penunjang terdiri dari:
a. pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis di bidang
pengelolaan Laboratorium
b. pemberian bimbingan di bidang pengelolaan Laboratorium
c. peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pengelolaan
Laboratorium
d. keanggotaan dalam organisasi profesi Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan

216 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab IV.

191
e. keanggotaan dalam Tim Penilai Kinerja Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan
f. perolehan penghargaan/tanda jasa dan perolehan ijazah/gelar
kesarjanaan lainnya.
Kenaikan pangkat dan jabatan Pranata Laboratorium
Pendidikan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan
kebutuhan jabatan. Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat
dan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan217. Salah
satu syarat untuk kenaikan pangkat dan jabatan adalah
tercapainya angka kredit kumulatif. Pranata Laboratorium
Pendidikan kategori keterampilan wajib mengumpulkan angka
kredit setiap tahunnya paling sedikit 5 angka kredit untuk PLP
Terampil; 12,5 untuk PLP Mahir dam 25 untuk PLP Penyelia.
Pencapaian angka kredit setiap tahunnya untuk Pranata
Laboratorium Pendidikan untuk kategori Keahlian adalah paling
sedikit 12,5 untuk PLP Ahli Pertama; 25 untuk PLP Ahli Muda
dan 37,5 untuk PLP Ahli Madya.
Jumlah angka kredit kumulatif yang dibutuhkan untuk
kenaikan pangkat dan jabatan dapat dilihat pada tabel 13.2, Tabel
13.3, Tabel 13.4, dan Tabel 13.5 .

217 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab IV XII, h.75.

192
Tabel 13. 2 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk
Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata
Laboratorium Pendidikan Kategori Keterampilan dengan
Pendidikan Diploma III

Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan


Angka Kredit
Teramp
N Persenta Mahir Penyelia
Unsur il
o se
II
II/ III/ III/
/ III/a III/d
c b c
d
Unsur Utama
A. Pendidikan
6
1. Pendidika 60 60 60 60 60
0
n Formal
2. Diklat
I B. Pengelolaa
n
68
Laboratoriu 1 11
≥80% - 32 192
m 6 2
C. Pengemban
4
gan Profesi
Unsur
II ≤20% - 4 8 18 28 48
Penunjang

193
Penunjang
kegiatan yang
mendukung
pelaksanaan
tugas Pranata
Laboratorium
Pendidikan
1
8 15 20 30
Jumlah 60 0
100% 0 0 0 0
0

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

194
Tabel 13. 3 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk
Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata
Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan
Strata-1 atau Diploma IV

Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan


Angka Kredit
N Persent Ahli
Unsur Ahli Muda Ahli Madya
o ase Pertama
III/ III III/ IV/ IV/ IV/
III/d
a /b c a b c
Unsur Utama
A. Pendidika
n 10 10 10 10 10 10
100
1. Pendidika 0 0 0 0 0 0
n Formal
2. Diklat
I B. Pengelola
an
114
Laboratori
24 36 48
um ≥80% - 40 80
0 0 0
C. Pengemba
ngan 6
Profesi

195
Unsur
Penunjang
Penunjang
kegiatan yang
12
II mendukung ≤20% - 10 20 80 60 90
0
pelaksanaan
tugas Pranata
Laboratorium
Pendidikan
10 3
10 15 20 40 55 70
Jumlah 0 0
0 0 0 0 0 0
% 0

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

196
Tabel 13. 4 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk
Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata
Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan
Strata-2

Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan


Angka Kredit
Ahli
N Persent
Unsur Perta Ahli Muda Ahli Madya
o ase
ma
III/ IV/ IV/ IV/
III/ b III/d
c a b c
Unsur Utama
A.Pendidikan
15 15 15 15
1. Pendidika 150 150
0 0 0 0
n Formal
2. Diklat
B. Pengelolaa
I
n
114
Laboratori
20 32 44
um ≥80% - 38
0 0 0
C. Pengemba
ngan 6
Profesi

197
Unsur
Penunjang
Penunjang
kegiatan yang
11
II mendukung ≤20% - 10 30 50 80
0
pelaksanaan
tugas Pranata
Laboratorium
Pendidikan
3
10 20 40 55 70
Jumlah 150 0
0% 0 0 0 0
0

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

198
Tabel 13. 3 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk
Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata
Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan
Strata-3

Jenjang Jabatan Golongan Ruang


dan Angka Kredit
N Persentas
Unsur Ahli Muda Ahli Madya
o e
III/ IV/ IV/ IV/
III/d
c a b c
Unsur Utama
A.Pendidikan
1. Pendidikan 200 200 200 200 200
Formal
I 2. Diklat
B. Pengelolaan
76
Laboratorium
≥80% - 160 280 400
C. Pengembang
6
an Profesi
Unsur Penunjang
Penunjang
II kegiatan yang ≤20% - 20 40 70 100
mendukung
pelaksanaan

199
tugas Pranata
Laboratorium
Pendidikan
100 30
Jumlah 200 400 550 700
% 0

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

200
BAB XIII
LABORAN PENDIDIKAN

A. Etika Laboran Pendidikan Sekolah


Tenaga laboratorium adalah tenaga kependidikan yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses
pendidikan di laboratorium sekolah, meliputi laboran dan
teknisi. Laboran adalah tenaga laboratorium dengan keterampilan
tertentu yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Teknisi adalah tenaga
laboratorium dengan jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang
lebih tinggi dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah.
Fungsi dasar laboratorium adalah memfasilitasi dukungan
proses pembelajaran agar sekolah dapat memenuhi misi dan tujuannya.
Laboratorium sekolah dapat digunakan sebagai wahana untuk
pengembangan penalaran, sikap dan keterampilan peserta didik dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan laboratorium
didukung oleh tiga faktor, yaitu peralatan, bahan dan fasilitas lainnya,
tenaga laboratorium, serta bimbingan pendidik yang diperoleh peserta
didik dalam melakukan tugas-tugas praktik.

201
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu etos yang berarti
karakter, watak, kesusilaan dan adat kebiasaan. Etika adalah aturan-
aturan yang disepakati bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan
kerjanya seperti keguruan, pengobatan dan sebagainya.218 Secara
umum, etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat
diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan
memutuskan pola pola perilaku yang sebaik-baiknya berdaarkan
timbangan moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia
dapat memilih dan memutuskan perilaku yang paling baik sesuai
dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian akan
terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan
harmonis, seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong
menolong dan seterusnya.219 Perilaku etika dapat meliputi :
a. Pertanggungjawaban (responsibility)
b. Pengabdian (dedication)
c. Kesetiaan (loyalitas)
d. Kepekaan (sensitivity)
e. Persamaan (equality)
f. Kepantasan (equity).220

218 Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta:


Bee media, 2012), cet ke-3, hal. 45-47.
219 Soetjipto dan Raflis kosasi, profesi keguruan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009), hal. 53.
220 Satory, Djam’an dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008), hal.85.

202
B. Profesi Laboran
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan. Suatu profesi erat
kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan
sendirinya menuntut keahlian pengetahuan, dan keterampilan tertentu.
Dalam pengeertian profesi telah tersiart adanya suatu keharusan
kompetensi agar profesi itu sebaik-baiknya. Kompetensi sngat
diperlukan untuk melaksanakan fungsi profesi. Dalam masyarakat
seperti model dewasaa ini, profesi menunjuk penampilan membuat
keputusan yang tepat. Dan kemampuan yang tepat membuat
kebijaksanaan yang tepat. Untuk itu diperlukan banyak keterangan
yang lengkap agar jangan menimbulkan kesalahan yang merugikan
baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Ciri-ciri profesi antara lain:
a. Jabatan tersebut harus merupakan suatu layanan yang
khas dan esensial dengan jelas dapat dibedakan dari jabatan
yang lain.
b. Untuk pelaknaannya tidak sekedar diperlukan keterampilan
(skill) tetapi juga kemampuan yang intelektual.
c. Diperlukan suatu masa study dan latihan khusus yang cukup
lama
d. Para praktisinya secara individual atau kelompok. Memiliki
otonomi dalam bidangnya.
e. Tindakan keputusannya dapat diterima oleh para praktisi yang
bertanggung jawab.

203
f. Layanaan tersebut tidak semata-mata untuk kepentingan
ekonomi.
g. Memiliki suatu kode etik.

Tujuan kode etik pada dasarnya merumuskan kode etik dalam


suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri. secara umum tujuan kode etik adalah
sebagai berikut:
a. Menjunjung tinggi martabat profesi dalam karya ilmiah
dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan
pesan dari pihak luar atau dari masyarakat agar tidak
memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan.
Kode etik juga sering disebut kode kehormatan.
b. Untuk menjaga kesejahteraan para anggota dalam hal
kesejahteraan lahir para anggota profesi. Kode etik
umumnya memuat larangan-larangan kepada para
anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan,
kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada
para anggotanaya untuk melaksanakan profesinya.
c. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Selain itu
tujuan kode etik dapat juga meningkatkan kegiatan
pengabdian profesi sehingga bagi para anggota profesi

204
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung
jawab dalam melaksanakannya tugasnya.221

Personil laboratorium memegang peranan penting dalam


penyelenggaraan kegiatan laboratorium. Personil yang tidak kompeten
sudah pasti akan berdampak pada rendahnya kualitas kegiatan
laboratorium, dan akan sangat beresiko terjadinya kecelakaan di
laboratorium. Oleh karena itulah, maka personil laboratorium IPA
harus memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhannya. Kepala
laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang
sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah melalui kegiatan yang ada di laboratorium.
Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, kepala laboratorium
sekolah juga merupakan tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan
adanya kualifikasi manajerial sebagai kepala laboratorium, yang
memiliki perencanaan, pengorganisasian dan lainnya untuk mencapai
tujuan.
Manajemen yang baik merupakan hal yang esensial bagi semua
sumber daya yang ada untuk dapat difungsikan dan memberikan
pengaruh secara maksimal dalam pencapaian tujuan organisasi
pendidikan. Dengan kata lain, pentingnya manajemen efektif sangat
signifikan bagi keberhasilan murid dalam semua jenis dan jenjang
lembaga pendidikan. Dalam organisasi yang berlangsung aktivitas
manajerial yang mewujudkan usaha bersama dari sejumlah orang untuk

221 Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta:


Bee media, 2012), cet ke-3,hal. 50.

205
mencapai tujuan. Karena itu dalam proses manajemen dibuat rencana,
ditetapkan pelaksanaan kegiatan, dibagi tugas-tugas, diberikan imbalan,
diberikan tanggungjawab dan diawasi serta dievaluasi hasil yang
dicapai.
Laboratorium sekolah merupakan organisasi dan wadah bagi
aktivitas dan fungsi manajemen yang dijalankan oleh para kepala atau
pimpinan bersama dengan anggotanya. Dalam konteks ini, organisasi
pendidikan khususnya sistem persekolahan merupakan salah satu
wadah bagi aktivitas manajemen. Dengan kata lain proses manajemen
hanya berlangsung dalam organisasi, baik organisasi bisnis,
pemerintahan maupun organisasi pendidikan yang memadukan sumber
daya material untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut
Winardi manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan
pengawasan yang dilaksanakan untuk mendeterminasi serta mencapai
sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.222
Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan
mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui.
Tindakan perencanaan diikuti oleh proses pengorganisasian sebagai
suatu tindakan mendistribusikan pekerjaan kepada kelompok yang ada
dan menetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan. Setelah itu
dilakukan proses menggerakan yaitu upaya merangsang atau
mendorong anggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas

222 Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju,


1990), h. 21.

206
mereka dengan kemauan secara suka rela dan secara antusias. Setelah
rencana ditetapkan, ditentukan kapan dan siapa yang melaksanakannya
dengan membagi pekerjaan dan mendorong personil melaksanakannya
maka dilakukan pengawasan sebagai tindakan mengawasi pekerjaan
agar terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan.223

C. Deskripsi Tugas Laboran Laboratorium


1. Menginventarisasi Bahan Praktikum Dalam menginventarisasi
bahan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
a. Mencatat bahan laboratorium Laboran melakukan pencatatan
dan mendokumentasikan bahan-bahan yang ada di
laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir tahun
pelajaran, baik secara manual dengan buku inventaris bahan
maupun menggunakan komputer.
b. Mencatat penggunaan bahan laboratorium Laboran
melakukan pencatatan dan mendokumentasikan penggunaan
bahanbahan yang ada di laboratorium secara berkala pada
setiap awal dan akhir kegiatan praktikum. Pencatatan
dilakukan menggunakan buku penggunaan bahan dan
menggunakan komputer.
c. Melaporkan penggunaan bahan laboratorium Setelah
melakukan pencatatan, laboran melaporkan penggunaan
bahanbahan yang ada di laboratorium secara berkala pada

223 http://repository.uinsu.ac.id/705/3/BAB_I.pdf

207
setiap awal dan akhir kegiatan praktikum kepada kepala
laboratorium.
2. Mencatat Kegiatan Praktikum Dalam mencatat kegiatan
praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut.
a. Mencatat kehadiran guru dan peserta didik Dalam setiap
kegiatan di laboratorium, laboran harus membuat daftar
hadir sebagai bukti pencatatan kehadiran guru dan peserta
didik di laboratorium. Pencatatan kehadiran dapat dibuat
dalam bentuk buku daftar hadir. Rekapitulasi daftar hadir
dilaporkan kepada kepala laboratorium.
b. Mencatat penggunaan alat Laboran melakukan pencatatan
dan mendokumentasikan penggunaan peralatan yang ada di
laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir
kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara manual
dengan buku penggunaan alat dan menggunakan komputer.
c. Mencatat penggunaan penuntun praktikum Laboran
melakukan pencatatan dan mendokumentasikan
penggunaan penuntun praktikum yang disediakan
laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir
kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara manual
dengan buku penggunaan penuntun dan menggunakan
komputer.
d. Mencatat kerusakan alat Jika dari hasil pemeriksaan
peralatan ditemukan alat yang rusak, laboran melakukan

208
pencatatan dan melaporkan kepada kepala laboratorium
agar peralatan tersebut dapat diperbaiki.
e. Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara
periodik Laboran melaporkan hasil kegiatan pengelolaan
dan kegiatan di laboratorium kepada kepala laboratorium
secara periodik dan tertulis.
3. Merawat Ruang Laboratorium Sekolah/Madrasah Dalam
merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah, laboran
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
a. Menata ruang laboratorium Kegiatan ini dilakukan secara
periodik terhadap seluruh ruangan yang ada di laboratorium
tempat laboran bekerja pada sebelum dan sesudah
pemakaian agar kenyamanan, kerapihan, kesehatan, dan
keselamatan tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan bagian
dari kegiatan pemeliharaan laboratorium. Contoh kegiatan
ini adalah membuat tata letak (layout) ruangan, tata letak
peralatan, dan fasilitas pendukung laboratorium.
b. Menjaga kebersihan ruangan laboratorium Substansi
kegiatan ini sama seperti kegiatan membersihkan alat dan
bahan. Hal yang membedakan adalah objek yang
dibersihkannya, yaitu seluruh ruangan yang ada di
laboratorium tempat laboran bekerja. Setiap hari kerja
laboran menjaga kebersihan ruangan laboratorium pada
sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan,
kerapian, kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga.

209
Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan
laboratorium.
c. Mengamankan ruang laboratorium Laboran setiap hari
menjaga keamanan ruang laboratorium, baik pada sebelum
dan sesudah laboratorium digunakan. Sebelum
meninggalkan ruangan laboratorium, laboran harus
memastikan ruangan laboratorium sudah dalam kondisi
aman. Contoh kegiatan ini adalah memastikan pintu
laboratorium sudah terkunci dan peralatan listrik tidak
menyala.
4. Mengelola Bahan dan Peralatan Laboratorium
Sekolah/Madrasah Dalam mengelola bahan dan peralatan
laboratorium sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut.
a. Mengklasifikasikan bahan dan peralatan praktikum
Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium,
laboran harus mengklasifikasikan bahan dan alat sesuai
dengan kebutuhan dan penggunaannya. Laboran dapat
mengklasifikasikan alat dan bahan sesuai dengan kategori
alat dan bahan, sesuai dengan judul percobaan, dan risiko
penggunaan alat dan bahan.
b. Menata bahan dan peralatan praktikum Kegiatan ini
dilakukan oleh laboran secara berkala terhadap seluruh alat
dan bahan yang ada di laboratorum pada sebelum dan
sesudah pemakaian agar kualitasnya tetap terjaga. Kegiatan

210
ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan alat dan
bahan dan berlaku juga bagi bahan yang tidak digunakan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengelolaan alat dan
bahan selama berada di laboratorium dan harus dilakukan
sesuai dengan jadwal dan sesuai POS yang tersedia,
misalnya dengan pelepasan kotoran, pengemasan ulang, dan
penyimpanannya dalam ruang yang sesuai dengan
persyaratan bahan agar terhindar dari kerusakan.
c. Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas
laboratorium Secara berkala dan berpedoman POS
pemeriksaan, laboran melakukan pemeriksaan dan
mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan, bahan
dan fasilitas laboratorium. Jika ditemukan peralatan yang
rusak, laboran mencatat untuk menentukan langkah
perbaikan. Jika ditemukan bahan yang sudah kedaluwarsa
dan tidak layak pakai, laboran dapat melakukan
penggantian.
d. Menjaga kebersihan alat laboratorium Setiap hari kerja
laboran menjaga kebersihan peralatan laboratorium pada
sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan,
kerapihan, kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengelolaan alat dan
bahan selama berada di laboratorium dan sesuai dengan
POS yang tersedia, misalnya dengan pelepasan kotoran,
pengemasan ulang, dan penyimpanannya dalam ruang yang

211
sesuai dengan persyaratan bahan agar terhindar dari
kerusakan.
e. Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium Laboran
setiap hari melakukan pemeriksaan peralatan dan bahan,
baik pada sebelum dan sesudah digunakan. Laboran harus
memastikan bahwa peralatan dan bahan laboratorium sudah
dalam kondisi aman untuk digunakan oleh guru dan peserta
didik. Laboran mencatat hasil pemeriksaan pada formulir
pemeriksaan.
5. Melayani Kegiatan Praktikum Dalam melayani kegiatan
praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut.
a. Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum Pada
kegiatan praktikum laboran menyiapkan bahan yang
biasanya merupakan kegiatan rutin yang berulang dengan
siklus harian atau mingguan dan tergantung pada jumlah
materi praktikum yang tertuang pada buku penuntun dan
jumlah mata percobaan pada praktikum di suatu
laboratorium. Setiap bahan biasanya memiliki karakteristik
dan dosis yang berbeda dan perlu diracik sebelum
digunakan. Oleh karena itu, kegiatan penyiapannya
mencakup pemeriksaan ulang kelengkapan bahan,
peracikan, serta pengembaliannya ke tempat asal jika
dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya
seluruh jenis dan jumlah bahan, termasuk aksesorinya, di

212
meja praktik peserta didik sesuai dengan daftar cek yang
tersedia.
b. Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum
Pada setiap kegiatan praktikum laboran menyiapkan
peralatan yang biasanya merupakan kegiatan rutin dan
berulang dengan siklus harian atau mingguan yang
tergantung pada jumlah materi praktikum dan jumlah mata
percobaan pada praktikum di suatu laboratorium. Peralatan
biasanya memiliki dimensi yang cukup besar dan bersifat
seperti desktop serta perlu pemanasan sebelum dioperasikan.
Oleh karena itu, kegiatan penyiapannya mencakup
pemeriksaan ulang kelengkapan alat dan pengondisi/
pemanas (conditioning/warm up), serta pengembaliannya ke
tempat asal jika dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah
tersedianya seluruh jenis dan jumlah peralatan, termasuk
aksesorinya, di meja praktik peserta didik sesuai dengan
daftar cek yang tersedia.
c. Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan
praktikum Laboran harus dapat memberikan pelayanan
prima kepada guru dan peserta didik sebagai pengguna
fasilitas laboratorium. Pelayanan itu berupa ketersediaan
alat, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya yang siap
digunakan dan selalu dalam kondisi baik pada pelaksanaan
praktikum.

213
d. Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum Pada setiap
kegiatan praktikum, laboran juga harus menyiapkan
kelengkapan pendukung kegiatan praktikum, antara lain
lembar kerja, lembar rekam data, dan kelengkapan lainnya.
Kegiatan ini dilakukan berulang dengan siklus harian atau
mingguan yang tergantung pada jumlah materi praktikum
dan jumlah mata percobaan pada praktikum di laboratorium.
Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh
kelengkapan pendukung praktikum di meja praktik peserta
didik sesuai dengan daftar cek yang tersedia.
6. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium
Sekolah/Madrasah
a. Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja Laboran
menyusun POS kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
dalam bentuk instruksi kerja urutan tindakan yang benar
dan harus diikuti oleh setiap orang agar bekerja secara sehat
dan selamat di laboratorium. Teknisi memiliki risiko kerja
tinggi sehubungan dengan bahan dan peralatan yang
dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan dan
pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut.
Teknisi perlu memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis,
atau radiasi yang dapat muncul saat bekerja di laboratorium
juga metode pencegahan dan penanganannya jika terjadi
kecelakaan kerja. POS K3 yang harus disusun misalnya
adalah POS penggunaan alat pelindung diri (PPE), POS

214
bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat (seperti
kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti
tumpahan bahan kimia dan terjadi luka), dan POS
pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).
b. Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium Dengan berpedoman pada POS K3 yang telah
disusun, pada sebelum dan saat melakukan kegiatan
praktikum, teknisi dan peserta praktikum wajib
menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai
dengan prosedur yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan
oleh teknisi berupa serangkaian kegiatan untuk
mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar
bahan B3 yang dikelola agar terjaga dengan baik dan dapat
digunakan kembali untuk kegiatan berikutnya. Ketika
menangani bahan berbahaya dan beracun, teknisi harus
menggunakan peralatan dan bahan pelindung diri agar tidak
terkontaminasi.
d. Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur
yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi berupa
serangkaian kegiatan untuk menangani limbah berupa
mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar
sehingga bahan tersebut tidak membahayakan.
e. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan Jika
terjadi kecelakaan di ruang laboratorium, teknisi harus

215
segera memberikan pertolongan pertama dengan fasilitas
P3K yang ada di laboratorium. Jika pertolongan yang
diberikan tidak mencukupi, teknisi melaporkan kepada
kepala laboratorium agar korban kecelakaan dapat segera
dibawa ke rumah sakit.224
Sedangkan Kompetensi laboran adalah sebagai berikut.
a. Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi
dalam:
1. menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,
mantap, dan berakhlak mulia; dan
2. menunjukkan komitmen terhadap tugas.
b. Kompetensi sosial yang meliputi kompetensi dalam
1. bekerja sama dalam pelaksanaan tugas; dan
2. berkomunikasi secara lisan dan tulisan
c. Kompetensi administratif yang meliputi kompetensi
dalam
1. menginventarisasi bahan praktikum; dan
2. mencatat kegiatan praktikum.
d. Kompetensi profesional yang meliputi kompetensi
dalam:
1. merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah;
2. mengelola bahan dan peralatan laboratorium
sekolah/madrasah;

224 Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar


Dan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Kerja Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah. 2017. Hal. 27

216
3. melayani kegiatan praktikum; dan
4. menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah/madrasah.225

E. Laboran di perguruan tinggi


Laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas
mhasiswa atau dosen di laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Laboran
punya banyak peran yang cukup besar dan juga tidak selalu berada di
belakang layar. Karena laboran harus memiliki beberapa keahlian,
diantaranya sebagai teknisi, yaitu orang yang berperan untuk
beroperasinya peralatan laboratorium. Untuk kualifikasinya sendiri,
biasanya seorang laboran merupakan sumberdaya manusia yang
mempunyai kompetensi dan pemahaman laboratorium dengan
kualifikasi akademik minimum Diploma (D-3). Seorang laboran juga
harus tekun, cakap berkomunikasi, kreatif dan inovatif dalam bidang
pengelolaan laboratorium yang sangat bermanfaat dan yang dapat
berupa :
1. Pengembangan kinerja peralatan dan bahan yang ada di
laboratorium
2. Pengembangan metode kerja peralatan yang ada di
laboratorium

225 Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar


Dan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Kerja Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah. 2017. Hal. 9

217
3. Pengembangkan metode pengujian/kalibrasi dan atau produksi
dalam skala terbatas menggunakan peralatan dan bahan yang
ada dilaboratorium
4. Peningkatan mutu produk dalam skala laboratorium
5. Pengembangan sistem pengelolaan laboratorium
6. Pembuatan karya produk inovatif
Kalau dilihat dari peran-perannya, sudah pasti seorang laboran harus
kenal dan terbiasa dengan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium.
Ada beberapa prosedur bagi kita bahkan laboran agar tidak
menyalahgunakan bahan-bahan kimia saat berada di laboratorium
berdasarkan Undang-Undang No. 1/1970, Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan MSDS atau LDKB (Lembar Data Keselamatan
Bahan) atau dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.472 tahun 1996
disebut LDP (Lembar Data Pengaman), yaitu:

1. Pemasangan rambu-rambu K3 meliputi peringatan bahaya


sesuai jenis, golongan bahan kimia atau pestisida harus
dipasang dengan jelas, mudah dibaca, dimengerti dan terlihat
oleh pekerja.
2. Spesifikasi mutu kemasan/wadah harus tertulis dengan jelas
dalam lembaran PP/PO dengan memperhatikan keamanan,
ketahanan, efektifitas dan efisiensi. Khusus dalam hal drum
(plastik/besi), botol/bejana bertekanan, harus dicantumkan
WARNA yang disesuaikan dengan jenis/golongan gas.
3. Setiap pembelian/pengadaan bahan kimia (pestisida atau bahan
kimia pabrik) harus dicantumkan dengan jelas di dalam lembar

218
PP/PO tentang kelengkapan informasi bahan berupa : (Labeling,
Informasi dampak bahaya, Informasi P3K, APD, dan
penaganan darurat)
4. Setiap kecelakaan, tumpahan, kebakaran, termasuk kondisi
berbahaya yang tidak mungkin dapat diatasi sendiri, haruslah
dilaporkan secepatnya kepada atasan. Berikanlah keterangan
yang benar kepada petugas Investigasi guna memudahkan
pengambilan langkah-langkah perbaikan selanjutnya agar kasus
yang sama tidak terulang kembali.
5. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda
apapun untuk melakukan inspeksi, jika perlu dibuatkan garis
pembatas lintasan alat angkat dan angkut.
6. Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar
ditempatkan pada tempat yang teduh, tidak lembab dan aman
dari sumber panas seperti (listrik, api, ruang terbuka)
7. Bahan kimia tidak langsung bersentuhan dengan lantai gudang
(menggunakan alas).
8. Setiap pekerja yang tidak berkepentingan dilarang memasuki
gudang penyimpanan bahan kimia atau pestisida dan setiap
pekerja yang memasuki gudang harus memakai APD yang
disyaratkan.
9. Pada setiap penyimpanan bahan kimia atau pestisida harus
dilengkapi dengan LABELING (label isi, safety, resiko bahaya)
dan MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB).

219
10. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk
menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan misalnya
antara asam sitrat dan asam nitrat.
11. Setiap pekerja dilarang makan dan minum ditempat
penyimpanan bahan kimia terutama yang beracun.
12. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab
serta adanya rekomendasi dari atasannya dibenarkan menangani
pekerjaan pengangkutan bahan kimia berbahaya.
13. Menaikkan dan menurunkan bahan kimia harus dilakukan
dengan hati-hati, jika perlu buatkan bantalan karet/kayu.
14. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan.
15. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
16. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula
untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang
terasa boros.226

F. Permendiknas No. 26 Tahun 2008


LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008
STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH
1. Kualifikasi
Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

226 https://andarupm.co.id/siapa-itu-laboran-yuk-kita-kenalan/

220
a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan
jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah;
b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi
yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Kompetensi
Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah
DIMENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi Menampilkan diri 1. Bertindak secara
Kepribadian sebagai pribadi konsisten sesuai
yang dewasa, dengan norma agama,
mantap, dan hukum, sosial, dan
berakhlak mulia budaya nasional
Indonesia.
2. Berperilaku arif
3. Berperilaku jujur
4. Menunjukkan
kemandirian
5. Menunjukkan rasa
percaya diri
6. Berupaya
meningkatkan
kemampuan diri
Menunjukkan 1. Berperilaku disiplin

221
komitmen terhadap 2. Beretos kerja yang
tugas tinggi
3. Bertanggung jawab
terhadap tugas
4. Tekun, teliti, dan hati-
hati dalam
melaksanakan tugas
5. Kreatif
dalam memecahkan
masalah yang
berkaitan
dengan tugas
profesinya
6. Berorientasi pada
kualitas

Kompetensi Bekerja sama dalam 1. Menyadari kekuatan


Sosial pelaksanaan Tugas dan kelemahan diri
Kompetensi 2. Memiliki wawasan
Administratif tentang pihak lain
yang dapat diajak
kerja sama
3. Bekerjasama dengan
berbagai pihak secara
efektif

222
4.
Berkomunikasi 1. Berkomunikasi
secara lisan dan dengan berbagai
tulisan pihak secara santun,
empatik, dan efektif
2. Memanfaatkan
berbagai
peralatan TIK untuk
berkomunikasi

Menginventarisasi 1. Mencatat bahan


bahan praktikum laboratorium
2. Mencatat penggunaan
bahan laboratorium
3. Melaporkan
penggunaan bahan
laboratorium
Mencatat kegiatan 1. Mencatat kehadiran
praktikum guru dan peserta didik
2. Mencatat penggunaan
alat
3. Mencatat penggunaan
penuntun praktikum
4. Mencatat kerusakan
alat

223
5. Melaporkan
keseluruhan kegiatan
praktikum secara
periodik
Kompetensi Merawat ruang 1. Menata ruang
Profesional laboratorium laboratorium
sekolah/madrasah 2. Menjaga kebersihan
ruangan laboratorium
3. Mengamankan ruang
laboratorium

Mengelola bahan 1. Mengklasifikasikan


dan peralatan bahan dan peralatan
laboratorium praktikum
sekolah/madrasah 2. Menata bahan dan
peralatan praktikum
3. Mengidentifikasi
kerusakan bahan,
peralatan, dan
fasilitas laboratorium
4. Menjaga kebersihan
alat laboratorium
5. Mengamankan bahan
dan peralatan
laboratorium

224
Melayani kegiatan 1. Menyiapkan bahan
praktikum sesuai dengan
penuntun praktikum
2. Menyiapkan peralatan
sesuai dengan
penuntun praktikum
3. Melayani guru dan
peserta didik dalam
pelaksanaan
praktikum
4. Menyiapkan
kelengkapan
pendukung praktikum
(lembar kerja, lembar
rekam data, dan lain-
lain)
Menjaga kesehatan 1. Menjaga kesehatan
dan keselamatan diri dan lingkungan
kerja di kerja
laboratorium 2. Menggunakan
sekolah/madrasah peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja
di laboratorium
3. Menangani bahan-
bahan berbahaya dan

225
beracun sesuai
dengan prosedur yang
berlaku
4. Menangani limbah
laboratorium sesuai
dengan prosedur yang
berlaku
5. Memberikan
pertolongan pertama
pada kecelakaan

3. Tupoksi Laboran Laboratorium

FUNGSI LABORAN TUGAS POKOK LABORAN


1. Mendata alat dan bahan 1. Mencatat bahan laboratorium.
praktikum. 2. Mencatat penggunaan bahan
laboratorium.
3. Melaporkan penggunaan bahan
laboratorium.
4. Mencatat alat-alat pratikum.
2. Mencatat kegiatan 1. Mencatat kehadiran guru dan peserta
praktikum. didik.
2. Mencatat penggunaan alat.
3. Mencatat penggunaan penuntun

226
praktikum.
4. Mencatat kerusakan alat.
5. Melaporkan keseluruhan kegiatan
pratikum secara periodik.
3. Merawat ruang 1. Menata ruang laboratorium.
laboratorium. 2. Menjaga kebersihan ruangan
laboratorium.
3. Mengamankan ruang di dalam
laboratorium.
4. Menjaga kebersihan alat yang ada
laboratorium.
4. Melayani kegiatan 1. Menyiapkan bahan sesuai dengan
praktikum. penuntun praktikum.
2. Menyiapkan peralatan sesuai dengan
penuntun praktikum.
3. Melayani guru dan peserta didik
dalam pelaksanaan pratikum.
4. Menyiapkan kelengkapan pendukung
pratikum (lembar kerja, rekam data,
dan lain-lain).
5. Menjaga kesehatan dan 1. Menjaga kesehatan diri dan
keselamatan kerja di lingkungan kerja.
laboratorium. 2. Menggunakan peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja di laboratorium.
3. Menangani bahan-bahan berbahaya

227
dan beracun sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
4. Memberikan pertolongan pertama
pada kecelakaan.

228
BAB XIV
KEPEMIMPINAN DALAM
LABORATORIUM

A. KONSEPSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


a. Pengertian Kepemimpinan
Terminologi kepemimpinan memiliki ruang lingkup dan
sudut pandang yang cukup luas, sehingga muncul beragam definisi
dari para ahli. Tidak ada definisi baku tentang arti kepemimpinan,
bahkan Stogdill mengatakan “terdapat hampir sama banyaknya
definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah
mencoba mendefinisakan konsep tersebut”.227 Meski demikian
bukan berarti tidak ada acuan umum dalam menguraikan
pengertian kepemimpinan. Memimpin berarti mempengaruhi para
bawahan agar mereka mau bekerja dengan baik sesuai dengan
prosedur dan metode kerja yang telah ditetapkan. Ordway Tead
dalam bukunya The Art of Leadership mengemukakan bahwa:
Leadership is the activity of influensing people to cooperaty
toward some goal wich they come to fine desirable.
(Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk

227 RM. Stogdill. Hand Book of Leardership: A Survay of Theory and


Reseach.(3rd Ed. New York: Free Press, 1990), hal. 58

229
bekerjasama yang mana mereka mewujudkan kerjasamanya itu
untuk mencapai tujuan yang diinginkan).
Hemhill & Coons (1957) mendefinisikan kepemimpinan
sebagai perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-
aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (shared goal). Sementara menurut Herold Koontz,
“Leadership is the art coordinating and motivating individuals and
group to achieve desired inds”. (Kepemimpinan adalah
seni/kemampuan untuk mengkoordinasikan dan menggerakkan
seseorang individu atau kelompok ke arah pencapaian tujuan yang
diharapkan).228
Dari penjabaran di atas, maka kepemimpinan dapat
diartikan sebagai suatu proses kegiatan seseorang untuk
mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu
atau kelompok agar terwujud hubungan kerjasama dalam upaya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seringkali kepemimpinan
disamakan dengan pemimpin, padahal keduanya memiliki
perbedaan makna. Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki
tugas memimpin, sementara kepemimpinan merupakan bakat atau
sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap
orang lain, pola interaksi, hubungan kerjasama antar personalia,
dan kedudukan antar jabatan.

228 C.A. Hunt, J.G. & Hosking, Leaders and Managers: An International
Perspective on Managerial Behavior and Leadership. (New York: Pergamon
Press. 1988.) hal. 92

230
Seorang pemimpin harus memiliki bakat kepemimpinan,
dalam arti kapasitas kepemimpinan tersebut diperlukan oleh tiap
pemimpin agar berhasil dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Kepemimpinan memiliki dua komponen pemahaman,
pertama, kepemimpinan menyangkut fenomena kelompok yang
melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih. Kedua,
kepemimpinan melibatkan proses mempengaruhi, yakni pengaruh
yang sengaja digunakan oleh pemimpin kepada bawahannya.
Keefektifan kepemimpinan menitikberatkan pada kemampuan
seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan para
anggota sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Kepemimpinan dan Manajemen


Kepemimpinan berbeda dengan manajemen, meskipun
keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Barangkali tidak
ada yang mengatakan bahwa mengelola (managing) dan
memimpin (leading) adalah sama, namun tumpang tindih
penggunaan kedua konsepsi tersebut cukup menimbulkan masalah
tersendiri. Pelaksana tugas kepemimpinan adalah pemimpin
(leader) sementara pelaksana tugas manajemen adalah manajer
(manager). Jika kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
para bawahan agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan
dan prosedur yang ada, sedangkan manajemen merupakan proses
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, untuk

231
menjalankan tugas-tugas manajemen secara baik, diperlukan pola
kepemimpinan yang baik pula. Kedua hal tersebut secara kualitatif
berbeda, bahkan masing-masing berdiri sendiri (mutually
exclusive). Manajer lebih berorientasi pada stabilitas, sedangkan
pemimpin berorientasi pada inovasi. Para manajer membuat orang
melakukan hal-hal secara efisien, sedangkan para pemimpin
membuat agar orang bersedia melakukan sesuatu hal. Manajer
adalah orang yang melakukan sesuatu dengan baik, sedangkan
pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang baik.229
Dari perspektif tersebut, kepemimpinan (leadership) dan
pengelolaan (management) perlu dilihat sebagai proses yang
berbeda, namun bukan untuk memandang para pemimpin dan
manajer sebagai individu yang berbeda. Stereotype kepemimpinan
dan manajemen merupakan proses-proses yang terpisah, keduanya
dapat lebih mengaburkan pengertian jika kedua proses tersebut
tidak berdiri sendiri-sendiri. Manajemen merupakan proses yang
mengarahkan langkah-langkah anggota kelompok menuju tujuan
tertentu. Proses ini melibatkan teknik-teknik yang digunakan oleh
sekelompok orang untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain.
Kemampuan memanfaatkan dan menggerakkan sumber daya
organisasi merupakan langkah-langkah manajemen, sehingga
seorang manajer tidak harus terjun langsung memberikan instruksi
kepada bawahan, tetapi bagaimana ia dapat mengkoordinasikan
sesuai prosedur. Pada tahap ini, seorang manajer perlu dilengkapi

229 Gery Yukl, Leadership in Organization (Englewood Cliffs, New Jersey:


Prentice Hall, 1994),

232
dengan kemampuan leadership yang baik agar langkah-langkah
manajemen dapat terealisasi secara optimal.

c. Dimensi-dimensi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah sistem yang melibatkan
berbagai komponen pelaksanaan. Paling tidak kepemimpinan
meliputi beberapa dimensi, antara lain:
1. Tujuan kepemimpinan
2. Individu yang mempengaruhi kelompok/organisasi/
lembaga (pemimpin).
3. Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi dan
digerakkan (yang dipimpin).
4. Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam
rangka mempengaruhi, mengkoordinasikan dan
menggerakkan.
5. Situasi berlangsungnya kepemimpinan.230
Keefektifan dan keberhasilan kepemimpinan bukan
hanya tergantung dari kemampuan seorang pemimpin,
tetapi juga partisipasi dan komitmen bawahan serta
dukungan iklim organisasi yang kondusif. Tujuan
organisasi merupakan pemahaman, kesepakatan dan
komitmen untuk dilaksanakan secara bersama, tanpa ada
koordinasi antar bagian, terutama melalui pola

230 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan


Administrasi Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 35

233
kepemimpinan yang baik, maka tujuan organisasi tidak
akan tercapai secara optimal.

d. Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan merupakan proses
mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu-
individu dalam organisasi/ lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah,
maka ia memiliki peran dalam mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa,
orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk beraktivitas/
berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Charles W. Boardman dalam bukunya “Democratic
Supervision in Secondary School” menguraikan bahwa: As the
educational leader of the school he must have the ability to
organize and assist the faculty in formulating a program for the
improvement of instruction in school. He must inspire confidence
in teachers, secure cooperation in developing the supervision
program, and stimulate them into active participation in the effort
to attain its objectives.231
Uraian Charles W. Boardman tersebut menekankan bahwa
seorang pemimpin pendidikan (sekolah) harus memiliki beberapa
keterampilan, yaitu:

231 Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura Aksara,


1997), Hal. 28

234
1. Ia harus memiliki kemampuan mengorganisir dan
membantu staf dalam merumuskan perbaikan program
pembelajaran.
2. Kemampuan memupuk kepercayaan diri guru-guru dan
anggota staf sekolah.
3. Kemampuan membangun kerjasama dalam pengembangan
program supervisi.
4. Kemampuan mendorong para personalia sekolah agar turut
berpartisipasi dalam usaha-usaha mencapai tujuan sekolah
yang telah dirumuskan. Kepemimpinan pendidikan
memiliki orientasi agar sumber daya manusia dalam ruang
lingkup pendidikan dapat dikoordinasikan untuk berkerja
secara optimal dalam mencapai tujuan yang ada. Tujuan ini
meliputi tujuan baik dalam lingkup aktifitas kelas
(pembelajaran), satuan pendidikan, maupun departemental.

B. Kepemimpinan Dalam Laboratorium Pendidikan


a. Kepala Sekolah
Menurut Mulyasa (2008: 25), menyatakan “bahwa kepala
sekolah bertanggung jawab atas menajemen pendidikan secara
makro, yang secara langsung berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah”.
Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990 berbunyi bahwa: “Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana

235
dan prasarana”. Oleh karena itu, diupayakan peranan laboran
dalam perencanaan, kepemimpinan dan laboratorium dilakukan
secara optimal sehingga berimplikasi terhadap peningkatan mutu
pembelajaran.232
Dengan demikian sebagus apapun suatu laboratorium, bila
tidak didukung oleh tata kelola yang baik, maka tidak akan
menghasilkan kegiatan sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Oleh karena itu, agar tata kelola laboratorium berjalan sesuai
dengan harapan, maka diperlukan seorang manager (dalam hal ini
kepala laboratorium) yang memahami betul bagaimana
pengelolaan laboratorium dilakukan.
b. Tenaga Laboratorium
Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga
kependidikan yang sangat diperlukan untuk mendukung
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui
kegiatan laboratorium.
1. Penanggungjawab laboratorium
Bertugas menyusun tata tertib laboratorium, program
kerja laboratorium, dan jadwal pelaksanaan kegiatan
praktikum; bersama-sama dengan laboran melakukan
inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas;
bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan,
kebersihan dan keindahan lab; bertanggung jawab terhadap
perawatan sarana dan prasarana; menyusun dan mengajukan

232 Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990

236
kebutuhan alat dan bahan kepada Kepala Sekolah; serta
menciptakan suasana akademik laboratorium yang nyaman
dan kondusif sehingga menjamin keselamatan kerja di
laboratorium.
2. Laboran
Bertugas memfasilitasi setiap kegiatan laboratorium
yang dilaksanakan sesuai dengan program dan tujuan
penyelenggaraan laboratorium; menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan untuk kegiatan praktikum; memberikan
pelayanan kepada guru dan praktikan selama kegiatan
praktikum berlangsung; melakukan inventarisasi dan
adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab
terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan
lab; serta bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan
prasarana.
Agar laboran dapat bekerja secara optimal, maka
perlu menguasai dan memahami segala sesuatu yang
berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya di laboratorium
seperti administrasi laboratorium, layanan laboratorium,
pemeliharaan dan perawatan laboratorium, pemeliharaan
dan perawatan bahan dan alat-alat laboratorium, serta tugas-
tugas lain yang diberikan oleh penanggung jawab
laboratorium.233

233 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-
smk-1-depok-2013.pdf

237
Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, tenaga
laboratorium sekolah juga merupakan tenaga fungsional. Oleh
karena itu diperlukan adanya kualifikasi, standar kompetensi dan
sertifikasi. Empat kompetensi utama yang harus dipenuhi sebagai
seorang laboran atau teknisi sebagaimana yang tercantum dalam
Permen No. 26 tahun 2008 tersebut adalah
1. Kompetensi Kepribadian;
2. Kompetensi Sosial;
3. Kompetensi Administratif; dan
4. Kompetensi Profesional.
Adapun Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah
menurut permendiknas ini adalah sebagai berikut:
a. Jalur guru
1. Pendidikan minimal sarjana (S1);
2. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola
praktikum;
3. Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau
lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Jalur laboran/teknisi
1. Pendidikan minimal diploma tiga (D3);
2. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran
atau teknisi;

238
3. Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau
lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah
sebagai berikut:
1. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang
relevan dengan peralatan laboratorium, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah;
2. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau
lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah
Sedangkan Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah
sebagai berikut:
1. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang
relevan dengan jenis laboratorium, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah;
2. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi yang ditetapkan oleh
pemerintah.234

234 Permen No. 26 tahun 2008

239
C. Struktur Organisasi Laboratorium
Keberadaan tenaga laboratorium sekolah/madrasah
(TLS/M) merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran
yang fungsinya memberikan pelayanan untuk membantu
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan
praktikum dilaboratorium merupakan bagian penting dari suatu
proses pembelajaran untuk menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga
untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta
didik. Laboratorium sebagai wahana belajar harus mampu
mendukung pengembangan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhanYang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggungjawab dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan nasional.
Pelayanan laboratorium dapat berjalan dengan baikdan
profesional apabila tenaga laboratorium kompeten dalam
menjalankan tugas, tanggungjawab, dan wewenang di dalam
mengelola laboratorium pendidikan. Untuk menjalankan fungsinya
sebagai tenaga profesional yang akan memberikan pelayanan
dalam mendukung proses pendidikan disekolah/madrasah,
diperlukan tenaga laboratorium yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi yang disyaratkan. Standar kualifikasi akademik TLS/M
dan kompetensi tenaga laboratorium diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Dalam

240
Permendiknas tersebut juga disebutkan bahwa standar tenaga
laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepalala boratorium
sekolah/madrasah, teknisi laboratorium sekolah/madrasah, dan
laboran sekolah/madrasah. Peraturan lain yang menjadi pijakan,
khususnya dalam pengembangan karier tenaga laboratorium,
adalah Peraturan Menteri Negara.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, tenaga laboratorium
merupakan tenaga kependidikan padaSMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang
sederajat. Struktur organisasi laboratorium sekolah/madrasah
terdiri atas kepala sekolah/madrasah, kepala laboratorium, teknisi,
dan laboran. Berikut ini bagan organisasi laboratorium
sekolah/madrasah.

241
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Saranadan Prasarana untuk SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA menjelaskan hal-hal sebagai berikut.
1. SD/MI sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA.
Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas yang
dilengkapi dengan berbagai sarana yang berfungsi sebagai
alat bantu untuk mendukung kegiatan dalam bentuk
percobaan.
2. SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA.
Ruang laboratorium IPA paling tidak dapat menampung

242
minimum satu rombongan belajar dan dilengkapi fasilitas
dan sarana yang memadai sesuai dengan standar.
3. SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki laboratorium
biologi, fisika, kimia, komputer, dan bahasa. Tiap-tiap
ruang laboratorium paling tidak dapat menampung
minimum satu rombongan belajar dan dilengkapi fasilitas
dan sarana yang memadai sesuai dengan standar.
4. SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki laboratorium
sesuai dengan program produktif yang ada
disekolah/madrasah.

D. Kualifikasidan Kompetensi Tenaga Laboratorium


3. Kualifikasi
a. Kepala Laboratorium
Kepala laboratorium adalah guru atau teknisi/laboran
yang diangkat sebagai kepala laboratorium berdasarkan
standar kompetensi yang ditetapkan. Kepala laboratorium
merupakan unsure terpenting dalam suatu laboratorium.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah, berikut ini
adalah kualifikasi kepala laboratorium.
1. Jalur guru
Kepala laboratorium melalui jalur guru harus memiliki
kualifikasi:
a. Berpendidikan minimal sarjana(S-1);

243
b. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola
praktikum;dan
c. Bersertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah
dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang
ditetapkan oleh pemerintah.
2. Jalur laboran/teknisi
Kepala laboratorium melalui jalur laboran/teknisi harus
memiliki kualifikasi
a. Berpendidikan minimal diploma tiga (D-3);
b. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran
atau teknisi;dan
c. Bersertifikat kepalala boratorium sekolah/madrasah
dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang
ditetapkan oleh pemerintah.
3. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
Teknisi laboratorium/juru bengkel adalah orang
yang berperan dalam beroperasinya peralatan laboratorium
dan bengkel atau dengan istilah lain adalah asisten
guru/kepala laboratorium yang mendukung pelaksanaan
kegiatan laboratorium dalam aspek teknis. Kualifikasi
teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah:
a. Minimal lulusan program diploma dua (D-2) yang
relevan dengan peralatan laboratorium dan yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah;dan

244
b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga
lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
4. Laboran Sekolah/Madrasah
Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah:
a. Minimal lulusan program diploma satu(D-1) yang
relevan dengan jenis laboratorium dan yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah;dan
b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan individu untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki
keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut
pengetahuan, keahlian dan sikap.235 Kompetensi adalah
kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini
ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik.236

235Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas.


2017.ManajemenSumberDayaManusia.cetakan ke-1.Bandung:Alfabeta.
Hal. 140.
236Robbins, Stephen P. 2008. PerilakuOrganisasi.
Indonesia :KonsepKontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa:
HadayanaPujatmaka. Jakarta. Hal. 38.

245
a. Kepala Laboratorium
Kompetensi kepala kaboratorium adalah sebagai
berikut.
1)Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi dalam
a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap,
dan berakhlak mulia;dan
b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.
2) Kompeten sisosial yang meliputi kompetensi dalam:
a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas;dan
b) Berkomunikasi secara lisan dan tulisan.
3) Kompetensi m a n a j e r i a l yang meliputi kompetensi dalam:
a) Merencanakan kegiatan dan pengembangan
laboratorium sekolah/madrasah;
b) Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah;
c) Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium
sekolah/madrasah;
d) Memantau sarana dan prasarana laboratorium
sekolah/madrasah;dan
e) Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan
laboratorium sekolah/madrasah.
4) Kompetensi professional yang meliputi komptensi dalam
a) Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan
laboratorium sekolah/madrasah;
b) Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan
pendidikan dan penelitian disekolah/madrasah;dan

246
c) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah/madrasah.

b. Teknisi Laboratorium
Kompetensi teknisi laboratorium adalah sebagai berikut.
1) Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi
dalam
a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,
mantap, dan berakhlak mulia; dan
b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.
2) Kompetensi social yang meliputi kompetensi dalam:
a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas;dan
b) Berkomunikasi secara lisan dan tulisan.
3) Kompetensi administrative yang meliputi kompetensi
dalam
a) Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah/
madrasah; dan
b) Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas,
dan suku cadang laboratorium sekolah/madrasah.
4) Kompetensi professional yang meliputi kompetensi
dalam
a) Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/
madrasah;
b) Merawat peralatan dan bahan dilaboratorium
sekolah/madrasah; dan

247
c) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah/madrasah.

c. Laboran
Kompetens ilaboran adalah sebagai berikut.
1) Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi
dalam
a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,
mantap, dan berakhlak mulia; dan
b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.
2) Kompetensi social yang meliputi kompetensi dalam
a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas; dan
b) Berkomunikasi secaralisan dan tulisan
3) Kompetensi administrative yang meliputi kompetensi
dalam
a) Menginventarisasi bahan praktikum; dan
b) Mencatat kegiatan praktikum.
4) Kompetensi professional yang meliputi kompetensi
dalam
a) Merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah;
b) Mengelola bahan dan peralatan laboratorium
sekolah/madrasah;
c) Melayani kegiatan praktikum; dan
d) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah/madrasah.

248
DAFTAR PUSTAKA

Anti Damayanti Hamdani,Manajemen & Teknik Laboratorium,


(Yogyakarta:Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008
A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford
University Press, 2010
Afreni. Harnidah, Novita Sari., dan Retni Budianingsih, Manajemen
Laboratorium Beberapa SMA Swasta di Kota Jambi. Jurnal
Sainmatika, 2013. 07(1)
Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, (Yogyakarta: Panji Pustaka,
2008
Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik
Laboratorium, (Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek,
UIN SUKA, 2008
A.Keith Furr.1995. Handbook of Laboratory Safety 4th Edition. CRC
Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian
& Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2018
Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian
& Laboratorium kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017 (Jakarta: PT
Gramedia, 2018
Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta: Bee
media, 2012

249
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan
Administrasi Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
1991
Baharudin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-
Maliki Press, 2010
Budimarwanti, Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia,
http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan_Alat_d
an_Bahan_di_ Laboratorium_kimia.pdf. Diakses pada tanggal
21 Mei 2014
Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sdm Kesehatan Pusat
Pendidikan Sdm Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Standar Laboratorium Diploma III Teknik Gigi. 2017
C.A. Hunt, J.G. & Hosking, Leaders and Managers: An International
Perspective on Managerial Behavior and Leadership. (New
York: Pergamon Press. 1988
Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s
Dictionary, (Singapore: Green Gian Press, 2008
Cambridge Assessment International Education, Guide to Planning
Practical Science (UCLES, 2020
Cosmas Surya pambudi, Analisa Pengaruh Persyaratan Teknis Dan
Persyaratan Manajemen Terhadap Kesiapan Penerapan Iso/Iec
17025 Di Pt Santoso Teknindo (Jurnal PASTI,Volume VIII
No 3)
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan
Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga

250
Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah.
2017
Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep
dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media, 2012
Djas, Fachri, Manajemen Laboratorium (Laboratory Management).
Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratory
Management). Fakultas Kedokteran USU, Medan. 1998
Decaprio Richard,Tips mengelola Laboratorium Sekolah, (Jogjakarta:
DIVA Press, 2013
Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002
Decaprio Richard, Tips Mengelola Lab Sekolah, (Jogyakarta : Diva
Press, 2013
Dwi Cahyaningrum. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium
Pendidikan, 2 (1) 2020, 35-40, e-ISSN: 2654-251X. Available
online at JPLP Website:
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp
Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC. Second Edition.
Mc.Graw-Hill. Bab 22
Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas..Manajemen
Sumber Daya Manusia. cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta.
2017

251
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003
Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas. .Manajemen
Sumber Daya Manusia. cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta.
2017
Fatchiyah, Laboratorium Berbasis SNI ISO/IEC 17025: 2008 (Malang:
Universitas Brawijaya, 2016
Fatah Syukur NC. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah.
Semarang : Pustaka Rizki Putra,. 2011
Fred, P., & Ellington, H. Labotorium Pendidikan, Diterjemahkan oleh:
Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.1984
Gery Yukl, Leadership in Organization (Englewood Cliffs, New Jersey:
Prentice Hall, 1994
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2011
Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
2009
Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset
Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006
http://www.artikata.com/30591-penataan.html
Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA. 2016. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-
smk-1-depok-2013.pdf

252
H.M.Sulthon,Moh.Khusnuridlo,ManajemenPondokPesantrendalamPer
spekftifGlobal, (Yogyakarta:PRESSindo,2006
http://repository.uinsu.ac.id/705/3/BAB_I.pdf
https://andarupm.co.id/siapa-itu-laboran-yuk-kita-kenalan/
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-
mandiri-smk-1-depok-2013.pdf
Irjus Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Deepublish. 2015
Ibrahim, B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.2009
ISO/IEC 17025: 2017, Standar Internasional Persyaratan Umum
Kompetensi Pengujian dan Kalibrasi Laboratorium (ISO/IEC
17025: 2017
Koesmaji, W, dkk.Teknik Laboratorium. (Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI,2004
Kleiner, B.M., Macroergonomics: Analysis and Design of Work
System, Appl. Ergon 37. 2006
Kunto Purbono, Dokumentasi Pengelolaan Laboratorium,
(dipresentasikan dalam Pelatihan Tendik PLP Direktorat
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2011
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin Mutu (LP3M),
Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu
Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang: Universitas Andalas,
2015

253
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara,
1993
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004
Mustaji, Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran,Disajikan
dalam Workshop Penyusunan Panduan Penggunaan
Laboratoriumdi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Surabaya pada hari Rabu, 23 Desember 2009
Musthofa, Ismail, dan Fahrurrozi, Manajemen Sekolah
laboratorium,(Semarang, IAIN Walisongo, 2011
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008
Manulang, M. Dasar-dasar manajemen. (Medan : Monara, . 2005
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XVIII,
MohammadArifin& Barnawi.Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah
(Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012
Mauliza dkk. Keselamatan Dan Keamanan Kerja Serta Pencegahan
Kecelakaan Kerja Di Laboratorium. Proceeding Seminar
Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe. Vol.1 No.1
September 2017 | ISSN: 2598-3954.
Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia.
Muslich, Mansur. KTSP. PembelajaranBerbasisKompetensi dan
Kontekstual. Panduan Bagi Guru. KepalaSekolah dan
PengawasSekolah. Jakarta :BumiAksara. 2007

254
Maria Tuntun Siregar, Wieke Sri Wulan, Doni Setiawan, dan Anik
Nurhayati, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 03 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan, Bab I
Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi,(Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang, 2005
National Science Teachers Assosiation., Position Statetement: The
Role of Laboratory Investigation in Science Instruction, 2007
Nana Sudjana, Ahmad Rivai. Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013
Nuryani. Laboratorium di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1991, hal. 126
Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya,
(Bandung: Pudak Scientific, 2006

255
Onno W. Purbo & Antonius Aditya Hartanto. (2002). Teknologi E-
learning Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo.
OSHA, 2011. Laboratory Safety Guidance. www.osha.gov
Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Yayasan
Partisipasi Pembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku.
2000
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nmor 25 tahun 2017
tentang Petunjuk Operasinal Dana Alokasi Khusus Fisik
Bidang Pendidikan
Putri, A. A. . Pendampingan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk
Madrasah Aliyah Mitra Uin Walisongo Se-Kota Semarang.
DIMAS. 15 . 2015
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah
Puspita, Rani. (2008). Sistem Informasi Aplikasi Virtual Lab Pada
Laboratorium Sistem Informasi Universitas Gunadarma.
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem
Intelijen (KOMMIT 2008) Auditorium Universitas
Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008. ISSN : 1411-6286
Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990
Permen No. 26 tahun 2008
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008

256
Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA,
Bahasa, Komputer, dan Kimia, (Yogyakarta: Diva Press,2013
Rus Setyaningrum, Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa
SMA Negeri Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala
Pendidikan Fisika, 2017, 03(1):
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Indonesia :Konsep
Kontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa: HadayanaPujatmaka.
Jakarta. 2008
RM. Stogdill. Hand Book of Leardership: A Survay of Theory and
Reseach.(3rd Ed. New York: Free Press, 1990
Sudirman. Ilmu Pendidikan: Rosda Karya. Bandung. 1991
Syafaruddin. llmu Pendidikan: Persfektif Baru Rekonstruksi. Bandung:
Cita Pustaka Media. 2005
Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta :
1990
Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung:
Alfabeta, 2000
Susunandar, Perencanaan, Pengembangan & Safety Laboratorium
(Yogyakarta, Pustaka Umum, 2015
Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Subamia, “Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana
Laboratorium IPA SMP Di Kabupaten Buleleng.”

257
Soekartawi. Prospek pembelajaran melalui internet.
Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi
Kependidikan’ yangdiselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan
IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli 2002
Soetjipto dan Raflis kosasi, profesi keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009
Satory, Djam’an dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008
Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura
Aksara, 1997
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010
Tim Ahli Program STEP-2, Manajemen Laboratorium IPA
(Departemen Agama Republik Indonesia, 2007
Tomasz Olewski. Challenges in applying process safety management
at university laboratories. Journal of loss prevention in the
process industries. Elsevier. 2017
Tjahyanto, R. dan Aziz, I. Analisis penyebab terjadinya kecelakaan
kerja di Atas kapal mv. Cs brave. KAPAL. 13 . 20116
Tasliman. 1993. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta. 2005

258
Vendamawan,Rico Pranata. Laboratorium Pendidikan D III Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro .bigbull_rick@yahoo.com
Wirjosoemarto Koesmadji,Teknik Laboratorium (Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI: 2004
W.S Winkel,PsikologiPengajaran,(Yogyakarta:MediaAbadi,2004
World health organization ,Hand book Laboratory Quality
Management System (Lyon: WHO, 2011
Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 1990
Yusuf, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: RinekaCipta. 2000

259
BIODATA PENULIS

Nama : Dr (C). IRJUS INDRAWAN, S.Pd.I,.M.Pd.I


Tempat/Tanggal lahir : Pungkat, 09 september 1986
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat :Parit Nibung Dusun Mekar Jaya Desa
Pungkat Kec. Gaung Kab. Inhil
Nomor Telephone : 0811-762-666 / 0813-7131-7553
E-mail : irjus9986@gmail.com /
iirjus@yahoo.com

Nama Istri : NURVAWATI, Amd.Keb

260
NamaAnak : TARTILA PUTRI INDRAWAN
: KANAYA PUTRI INDRAWAN
: YAZID PUTRA INDRAWAN

Pendidikan Formal
 S3 Program Pascasarjana UIN STS Jambi : 2018-Sekarang
 S2 Pogram Pascasarjana UIN SUSKA Riau : Tamat
Tahun 2013
 S1 Fakultas Tarbiyah UIN SUSKA Riau : Tamat
Tahun 2010
 MAN 039 Tembilahan Kab. Inhil : Tamat
Tahun 2004
 SMPN 02 Gaung Kab. Inhil :
Tamat Tahun 2001
 SDN 051 Desa Pungkat Kec. Gaung : Tamat
Tahun 1998

Pengalaman Pekerjaan dan Organisasi


 Asesor Badan Akreditasi Nasional PAUD dan PNF Provinsi
Riau (2019-Sekarang)
 Dewan Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir (2016 – 2021)
 Kepala Bidang Seni dan Budaya MPC Pemuda Pancasila
Kabupaten Indragiri Hilir (2017-2022)
 Sekjend Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)-
Kabupaten Indragiri Hilir (2017-2022)

261
 Penasehat PAC Pemuda Pancasila Kec. Gaung (2017-2022)
 Dosen Universitas Islam Indragiri (UNISI) 2014 – sekarang
 Direktur Lembaga Riset dan Pemberdayaan Masyarakat
(LRPM-INDRAGIRI HILIR) 2014-2019
 Pendamping Desa Pogram Desa Maju Inhil Jaya Kabupaten
Indragiri Hilir (2014 - 2016)
 Pembina Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Gaung
(HPPMKG)-Tembilahan (2014-2017).
 Kabid Penelitian dan Pengembangan Organisasi Pengurus
Besar Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Inhil
(PB.HIPPMIH)-Pekanbaru (2007 – 2009)
 Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Pemuda Pelajar
Mahasiswa Inhil (PB HIPMIH)- Pekanbaru (2009 – 2011)
 Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan
Gaung (IPPMKG- Pekanbaru) 2009 - 2011
 Sekjen Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Gaung
(IPPMKG-Pekanbaru) 2007 – 2009

KARYA ILMIAH
PENELITIAN
1. Bimbingan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap
Pendidikan Agama Anak Kandung Dalam Keluarga di
Kecamatan Gaung Kabupaten Indragiri Hilir (Skripsi)

262
2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mendesain Program Pembelajaran di Tembilahan
Kabupaten Indragiri HIlir (Tesis)
3. Manajemen Sistem Penghargaan Terhadap Budaya
Organisasi Perguruan Tinggi Negeri Provinsi Riau
(Desertasi)

PROCEEDING
1. Proceeding International. Peningkatan Kemampuan Literasi Baru
Dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Ptki) Di Era Revolusi
Industry 4.0 (UIN STS Jambi, Prince Of Songkla University
Thailand, University Sultan Idris Malaysia) Thailand: 2019
2. Internastional Conference Proceedings. Optimalisasi Politik
Pendidikan Nasional Melalui Manajemen Berbasis Sekolah
(UUM, UTHM, UNISI) Tembilahan: 2015
3. Proceeding International. Maqomat Al Ahwal Dalam Sufisme
(Seminar Internasional, IAIN Imam Bonjol Padang: 2014)

JURNAL
1. Noble Industry: Pendidikan Multikultural Pesantren dan
Boarding School (Studi Terhadap Pesantren Salafy dan Madrasah
Berasrama Non Pesantren di Jambi) (Journal Manajemen
Pendidikan dan Ilmu Sosial (JMPIS) 2020)

263
2. Pelaksanaan Kebijakan Akreditasi PAUD ( Jurnal Pendidikan
dan Konseling (Mitra Ash-Shibyan STAI Auliaurrashidin. 2020)
3. Model Pembelajaran Menyongsong New Era Normal Pada
Lembaga PAUD di Riau ( JS (Jurnal Sekolah. 2020)
4. Optimalisasi Politik Pendidikan Nasional Melalui Manajemen
Berbasis Sekolah (Jurnal Innovatio Pascasarjana UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi: 2019
5. Profesionalisme Guru di Era Revolusi Industri 4.0 (Jurnal
Innovatio Pascasarjana UIN Jambi. 2019)
6. Konsep Dasar Ekonomi Pendidikan Pada Tataran Suprastruktur
dan Infrastruktur Politik Indonesia ( Jurnal Innovatio.
Pascasarjana UIN Jambi. 2019)
7. Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Sarana Dan Prasarana
Sekolah (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI. 2017)
8. Mengoptimalkan Proses Pembelajaran Pai Melalui Media
Lingkungan (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2015).
9. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Metode E-Learning
(Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2015).
10. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam (Jurnal Al-Afkar
MPI FIAI UNISI.2014)
11. Model Pembelajaran Nabi Muhammad Saw: (Hiwar , Analogi ,
Tashbih dan Amthal) (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2014)
12. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Metode E-Learning.
(Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI. 2014)

264
KARYA BUKU
1. Menjadi Guru Profesional (Trussmedia. Yogyakarta: 2015)
2. Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah (Penerbit
Deepublish. Cv. Budi Utama. Yogyakarta. 2015)
3. Manajemen Pendidikan Vokasi. (Pena Persada. Purwokerto
Selatan: 2020)
4. Pendidikan Leadership di Era Millenial. (Pena Persada.
Purwokerto Selatan: 2020)
5. Kewirausahaan Berbasis Teknologi (Teknopreneurship). (Pena
Persada. Purwokerto Selatan: 2020)
6. Pengantar Psikologi Pendidikan. (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
7. Pengantar Sosiologi Pendidikan. (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
8. Manajemen Perpustakaan Sekolah. (Qiara Media. Pasuruan:
2020)
9. Manajemen Personalia dan Kearsifan Sekolah. (Lakeisha.
Boyolali: 2020)
10. Guru Sebagai Agen Perubahan.( Lakeisha. Boyolali: 2020)
11. Transformasi Digital dan Gaya Belajar. (Pena Persada.
Purwokerto Selatan: 2020)
12. Digital Business. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)
13. Digital Marketing. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)
14. Generasi Z dan Revolusi Industri 4.0. (Pena Persada. Purwokerto
Selatan: 2020)
15. Manajemen Lulusan Berbasis Pembelajaran Daring. (Pena
Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

265
16. Panduan Pembelajaran New Normal dan Transformasi Digital.
(Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)
17. Pembelajaran di Era New Normal. (Pena Persada. Purwokerto
Selatan: 2020)
18. Konsep Dasar Manajemen Sarana dan Prasara Sekolah.( Pena
Persada. Purwokerto Selatan: 2020)
19. Manajemen Lembaga PAUD dan PNF. (Pena Persada.
Purwokerto Selatan: 2020)
20. Media Pembelajaran Berbasis Multimedia. (Pena Persada.
Purwokerto Selatan: 2020)
21. Manajemen Pendidikan Karakter. (Pena Persada. Purwokerto
Selatan: 2020)
22. Manajemen Pendidikan Islam. (Pena Persada. Purwokerto
Selatan: 2020)
23. Pendidikan Anak Pra Sekolah. (Pena Persada. Purwokerto
Selatan: 2020)
24. Pendidikan Luar Sekolah. (Pena Persada. Purwokerto Selatan:
2020)
25. Pendidikan Kewirausahaan dan Etika Bisnis. (Pena Persada.
Purwokerto Selatan: 2020)
26. Self Accredition (Perbaikan Mutu PAUD dan PNF Pasca
Akreditasi). (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)
27. Pengelolaan PAUD dan PNF Berbasis Mutu. (Pena Persada.
Purwokerto Selatan: 2020)

266
28. Implementasi ISO 9001:2015 di Institusi Pendidikan. (Pena
Persada. Purwokerto Selatan: 2020)
29. Pendidikan Budi Pekerti Anak Pra Sekolah. (Pena Persada.
Purwokerto Selatan: 2020)
30. Fiqih Islam Untuk Perguruan Tinggi. (Trusmedia Grafika. DIY.
2019)
31. Isu-Isu Global Dalam Manajemen Pendidikan. (Salim Media
Indonesia. Jambi: 2019)
32. Administrasi Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
33. Manajemen Laboratorium Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan:
2020)
34. Mengapa Saya Menulis (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
35. Profesi Guru (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
36. Manajemen SDM Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
37. Manajemen Berbasis Sekolah (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
38. Manajemen Peserta Didik (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
39. Pengantar Filsafat Ilmu dan Logika (Qiara Media. Pasuruan:
2020)
40. Pengantar Manajemen Keuangan Pendidikan (Qiara Media.
Pasuruan: 2020)
41. Pengantar Manajemen PAUD (Qiara Media. Pasuruan: 2020)
42. Perkembangan Anak Usia Dini (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

KARYA AKAN TERBIT


43. Manajemen PAUD DMIJ Berorientasi Akreditasi

267
44. Manajemen PAUD DMIJ Plus Terintegrasi
45. Menjadi Guru PAUD DMIJ Plus Terintegrasi Yang Profesional

KARYA SEDANG TAHAP PENYELESAIAN TULISAN


46. Dasar-Dasar Manajemen Perpustakan Sekolah
47. Belajar Manajemen Perpustakaan Lembaga Pendidikan
48. Belajar Filsafat Ilmu Dan Logika Ala Milenial
49. Dasar-Dasar MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)
50. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah
51. Dasar-Dasar Filsafat

268
Nama : Reny Safita S.Pt.M.Pd.
Tempat/Tanggal lahir : Jambi, 29 Oktober 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Komplek PU Pasir Putih Rt 12 No 41
Nomor Telephone : 085219325444
E-mail : renysafita@gmail.com

Nama Anak
1. Aqila Asyifa Muqsitha
2. Airin Arisya Muqsitha
Pendidikan Formal
• S2 Pogram Pascasarjana Universitas Negeri Padang: Tamat
Tahun 2009
• S1 Fakultas Peternakan : Tamat Tahun 2006
• SMA N 2 Kota Jambi : Tamat Tahun 2001
• SMPN 06 Kota Jambi : Tamat Tahun 1998
• SDN 11/IV Kota Jambi : Tamat Tahun 1995

269
Devie Novallyan., M.Pd Adalah seorang dosen di bidang
Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Beliau lahir di Sungai Penuh pada 27 Maret 1982.
Prestasi akademik dibidang biologi dimulai sejak 2000 ketika
mengikuti pendidikan Sarjana S1 pada Program Studi Biologi FMIPA
Universitas Negeri Padang dan selesai pada tahun 2005, dan
menyelesaikan gelar Master pada 2012 dari Pasca Sarjana Universitas
Negeri Padang.
Sejak 2006-2015 Beliau menjabat Sebagai Dosen Pendidikan
Biologi di Fakultas Tarbiyah STAIN Kerinci, Tahun 2016-sekarang
menjadi Dosen Pendidikan Biologi di FTK IAIN/UIN STS Jambi..
Beliau memiliki beberapa Hak Karya Cipta Publikasi Hasil Penelitian.
Penelitiannya dipublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah. Diantaranya
karya ilmiah yang dimiliki adalah: 1) Pengembangan Modul biologi sel
bagi mahasiswa, 2) Evaluation of the effectiveness of praktical inquiry
BasedBiology Course, 3) Potensi arang aktif dari limbah sabut pinang

270
(Areca catechu L.) provinsi Jambi sebagai biosorben, 4)
Pengembangan Modul Biologi Umum berbasis konstruktivisme bagi
mahasiswa

271
Mahdayeni, M.Si. Terlahir dengan nama Mahdayeni pada
tanggal 23 mei 1987 bertempat di Desa Pasar Terusan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi. Merupakan anak
tunggal dari Bapak Masri Abbas dan ibu Mahrusatun. Saat ini sedang
menyelesaikan pendidikan doctor di UIN Sulthan Thaha Syaifuddin
Jambi dengan mendapat beasiswa full dari program MORA Kemenag
RI. Selain dosen di IAI Nusantara Batanghari, beliau juga aktif di
berbagai organisasi social dan lingkungan hidup.

272
Renny Yulia Elsha, M. Pd
Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/31 Juli 1986
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tiban Indah Permai Blok Q Nomor 3 RT 04/
RW 03 Kelurahan Tiban Indah Kecamatan Sekupang Kota Batam
Kepulauan Riau
Nama Ayah : Syahrul (Alm)
Nama Ibu : Nel Afrida
Hobi/Kegiatan lain : Olshop @ReyshaHijab
PENDIDIKAN FORMAL
 Lulusan S2 Jurusan Manajemen Pendidikan Uin Suska Riau
2016 – 2018

273
 Lulusan S1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau
2005 – 2009
 Lulusan SMA Negeri 4 Batam
2002 - 2005
 Lulusan SLTP Negeri 3 Batam
1999 - 2002
 Lulusan SD Negeri 006 Batam
1992 – 1999

PENGALAMAN PEKERJAAN DAN ORGANISASI


 Anggota Bidang Kesekretariatan Himpunan Mahasiswa
Matematika 2006 – 2007 FMIPA Universitas Riau
 Staff Kesekretariatan Pusat Kegiatan Alkamil : 2007 –
2008 FMIPA Universitas Riau
 Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Matematika
(HIMASKA) 2007 – 2008
FMIPA Universitas Riau
 Sekretaris Umum Badan Legislatif Mahasiswa (BLM):
2008 – 2009
FMIPA Universitas Riau
 Sekretaris Komisi IV Badan Legislatif Mahasiswa (BLM):
2009 Universitas Riau
 Pengajar di Lembaga LIGHT PRIVATE di Pekanbaru Riau:
2008 – 2009

274
 Guru Kelas Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay School:
2010 - 2012
Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau
 Guru Matematika Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay
School 2010 - 2020
Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau
 Kepala Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay school :
2012 - 2017
Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau
 Keanggotaan Bid. Akademik Pengurus Kelompok Kerja
Kepala Sekolah
Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau: 2012 - 2017
 Sekretaris Ranting PGRI Kecamatan Sekupang: 2012 - 2017
Kepulauan Riau
 Guru PKn dan Prakarya SMP Islam Hang Nadim Malay
School: 2018 - 2020
Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau
 Kepala Bagian Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Hang
Nadim : 2017 – Juni 2020 Malay School Sekupang Kota
Batam Kepulauan Riau

PENGALAMAN DIKLAT/WORKSHOP
 ESQ Leadership Training, Basic Training. The ESQ Way 165
28 - 29 Juni 2008 Pekanbaru
 Workshop Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter

275
Kota Batam 1 s.d 2 April 2011. PT Azet Media Paramitra
 Pembuatan Soal Berstandar Ujian Nasional Tingkat Sekolah
Dasar Tahun 2012. Tanggal 02-04 Februari 2012 di Gedung
YKB Sekupang Kota Batam
 Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka Peserta Kursus
Orientasi Mabigus
Kota Batam 26 s.d 27 Juni 2013. Gerakan Pramuka Kwartir
Cabang Kota Batam
 Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah
Sasaran
Kota Batam 10 s.d 13 Juli 2014. LPMP Kepri
 Workshop Training Of Trainer (TOT) Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
Kota Batam 02 s.d 16 September 2015. Disdik Kota Batam
 Workshop Inovasi Pembelajaran Melalui Pendekatan
Scientific K.13
Kota Batam 22 Maret 2017. Penerbit dan Percetakan
Yudhistira
 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Rektor Universitas
Medan Sertifikat Pendidik 28 November 2018
 Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis
TIK (Pembatik) Tahun 2020 Level Literasi 10 Mei 2020 oleh
Kemdikbud
 Web - Seminar Seru Belajar Kebiasaan Baru Tanggal 25 Juli
2020 oleh Kemdikbud

276
 Pelatihan Menulis Buku Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU)
Kepulauan Riau VI Batan 2 Tanggal 10 Agustus 2020
 Pelatihan Membuat dan Menjual Masker Kain Melawan Virus
Corona Oleh Skill Academy by Ruang Guru Tanggal 01
Oktober 2020
 Peserta Kelas Sharing Session Menjadi Pengusaha Muslimah
by Design tanggal 8-12 Oktober 2020 oleh Founder Hayyu
Academy

PIAGAM PENGHARGAAN
 Kreatifitas Kelas Terbaik Tahun 2011/2012
 Peserta Kegiatan Pembuatan Soal Berstandar Ujian Nasional
Tingkat Sekolah Dasar Kecamatan Sekupang Tahun 2012
 Kepala Sekolah Berprestasi Juara III Kecamatan Sekupang 25
Maret 2014
 Peserta Penari Kegiatan Batam Menari Kota Batam Tahun
2018

KETERAMPILAN
 Mampu mengoperasikan Aplikasi Office (Ms. Word, Excel,
Power Point)
 Mampu mengoperasikan Aplikasi Edit Fhoto dan Video
(Inshot, Kinemaster, Edit Video)
 Mampu menggunakan Internet dan Camera (Fotografer)

277
Ita Tryas Nur Rochbani, lahir di
kota Magetan pada tanggal 30 Januari 1989.
Putri ketiga dari pasangan bapak Zubandi
dan ibu Siti Rochani.
Menamatkan pendidikan formal
Sekolah Dasar Negeri 01 Magetan tahun
2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri
03 Magetan tahun 2004, kemudian
melanjutkan pendidikan di Pondok Modern
Darussalam Gontor Putri Satu tahun 2007, S1 Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Negeri Semarang tahun 2013 dan S2 Manajemen
Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sarif Kasim Riau tahun
2018, dan sekarang sedang menempuh Program Doktor di Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi jurusan Manajemen
Pendidikan Islam.
Kegiatan sekarang yang ditekuni mengabdi disalah satu sekolah
swasta di Batam, menjadi Anggota Pendamping PKH Kota Batam-
sekarang dan menjadi dosen di Institut Agama Islam Abdullah Said
Batam. Organisasi yang pernah diikuti : Seketaris IMLA Batam-
Sekarang.

278
Dr. Adiati,S.Pd., M.Pd.I, lahir di Jambi, pada tanggal 26 Mei
1971, anak keempat dari enam bersaudara. Ayah bernama H. Abd.
Aziz Mai dan Ibu bernama Hj. Dasima (Alm). Menikah dengan Edi
Erwanto S.P dan telah dikarunia tiga orang anak bernama Elba Richo
Fallah 20 tahun, Dwiki Rahman Khan 17 tahun dan Inggid Aulia
Aisyah 15 tahun. Tahun 1984, lulus SD Negeri 91/IV Kota Jambi.
Tahun 1987, lulus SMP Negeri 17 Kota Jambi. Tahun 1990, lulus
SMA Negeri 1 (Jurusan Sosial) Kota Jambi. Tahun 1997 lulus sarjana
(S1) Bahasa Inggris Universitas Jambi dan Magister (S2)MPI IAIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambitahun 2013 dengan lulus pujian
(Cumlaude).Telah menyelesaikan program Doktor (S3)MPI di
Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin JambiTahun 2018.Saat ini
penulis adalah sebagai Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 3 Kota Jambi
dan Dosen DLB UIN STS Jambi.Email. adiati2013@gmail.com

Penghargaan yang pernah di raih penulis, antara lain:


1. Pertukaran Pemuda Asia Tenggara-Jepang sebagai utusan Provinsi
Jambi Tahun 1995

279
2. Megister terbaik I (Pertama) Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Provinsi Tahun 2013
3. Juara I (Satu) guru berprestasi (Teladan)Tingkat Kota Jambi
Tahun 2014
4. Juara II (Dua) guru berprestasi (Teladan) Tingkat ProvinsiJambi
Tahun 2014
5. Guru favorit Jambi Express Tahun 2017
6. Juara I (Satu) Guru Prestasi (Teladan) Tingkat Provinsi Tahun
2017.
7. Finalis Guru Prestasi (Teladan) Tingkat Nasional Tahun 2017
8. Juara II (Dua) (Lomba Penelitian Kelas/PTK) Gebyar APSI
Provinsi Jambi Tahun 2019

Organisasi yang pernah diikuti Penulis:


1. Ketua MGMP Bahasa Inggris SMK Negeri 3 Kota Jambi (2019-
2020)
2. Sekretaris MGMP Bahasa Inggris SMK seKota Jambi (2016-2020)
3. Ketua JAMETA Bahasa Inggris Provinsi Jambi (2017-2021)
4. Wakil Sekretaris ICMI Provinsi Jambi (2018-2020)
5. Ketua Bidang Penelitian Kajian Media KIP 3 Provinsi Jambi
(2019-2024)
6. Pengurus KPRK MUI Provinsi Jambi (2018-2022)

Buku dan Modul yang telah di hasilkan:

280
1. Buku Bahasa Inggris (SMA/MA/SMK/MAK) Kelas X Semester I
& II – Kurikulum 2013 Tahun 2016
2. Buku Bahasa Inggris (SMA/MA/SMK/MAK) Kelas XI Semester
III & IV – Kurikulum 2013 Tahun 2016
3. Buku Bahasa Inggris SMK Kelas XII Semester V & VI – KTSP
Tahun 2016
4. Buku Manajemen Bengkel: Teori dan Aplikasi Tahun 2018
5. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XA Tahun 2020
6. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas X B Tahun 2019
7. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XI A Tahun 2019
8. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XI B Tahun 2019
9. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XII Tahun 2020

Jurnal dan Artikel yang telah di publikasikan:


1. International perspectives on reading assessment or curriculum:
Based Assessment of Reading in England and Wales, Tahun 2013
2. Dahsyatnya Media Pembelajaran, Tahun 2016
3. Memberdayakan Guru melalui MGMP yang berkelanjutan, Tahun
2016
4. PTK Meningkatkan Profesionalisme Guru, Tahun 2016
5. International Seminar: Islam and Trans-Cultural in Education:
Guru Profesional dalam Membentuk Karekter Peserta Didik,
Tahun 2016
6. Perdananya CBT/UNBK di SMA/SMK (Negeri dan Swasta) di
Provinsi Jambi, Tahun 2017

281
7. The International Coference on language Teaching and Education
(ICoLTE): The Curriculum of 2013, Tahun 2017
8. Jurnal Guru Prestasi (Teladan) Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia:Kreativitas Guru Menerbitkan
Buku, Tahun 2017
9. International Journal: Workshop Management and Implementation
of The Regulation of The Minister of National Education of The
Republic Indonesia Number 40 Year 2008 In Improving Practice
Skills of Vocational High School Students in Jambi Province,
Tahun 2018
10. PTK: Application of Problem Based Learning Model to Improve
student’s Writing skill in Announcement Text at Ten Grade DPIB 1
Semester 1 at SMK Negeri 3 Jambi in the academic Year
2018/2019.
11. Prosiding Seminar Internasional “Tantangan Manajemen
Pendidikan Islam, Hukum Islam, dan Bahasa Melayu di Era
Revolusi 4.0”.Fenomena Guru Profesional Abad 21, Tahun 2019

282
Edi Putra Jaya di lahirkan di desa Tanjung Pauh Mudik,
Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, pada
20 Januari 1984. Putra dari H. M. Nurdin dan Hj. Maryamah. Istri Edi
Putra Jaya adalah Nola Tiara Puspa dengan dua orang putri, yaitu
Grisel Insyira dan Hilya Zahsy Fukayna.
Riwayat Pendidikan
Memperoleh gelar Megister Agama dari Universitas Islam Negeri
Imam Bonjol Padang pada tahun 2009. Sarjana Pendidikan Islam dari
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi pada tahun
2005. Ijazah Madrasah Aliyah Keagamaan (MAKN) Negeri Jambi
pada tahun 2001. Ijazah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model
Sungai Penuh pada tahun 1998. Ijazah Sekolah Dasar Nomor 38/III
Punai Merindu Kabupaten Kerinci pada Tahun 1995.

283
Karya Ilmiah
1. Journal Al-Aslah, volume 3, nomor 2, tahun 2019 : Optimalisasi
Peran Komite Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Sungai Penuh
2. Proceeding The 1st Annual Conference on Islamic Education
Management (ACIEM) Tema: Islamic Education Management for
Millenial Generation; Quality and Competitiveness Yogyakarta, 24
- 26 April 2018, Judul: Manajemen Kurikulum Pada Lembaga
Pendidikan Islam. halaman 2361 -1374
3. Proceeding in the 1th National Seminar, The Qur’an Education,
Ekonomic, and Law in Industry Revolution 4.0, Universitas Islam
Indragiri Riau, 25 Maret 2019, Manajemen Public Relations dalam
Pendidikan Islam. halaman 215 – 222
4. Prosiding Seminar Internasional Dalam Rangka Kegiatan Studi
Visit 2019 “Tantangan Manajemen Pendidikan Islam, Hukum
Islam dan Bahasa Melayu di Era Revolusi 4.0”. Unsur Dinamika
Dalam Sistem Manajemen Perguruan Tinggi Islam Era Revolusi
Industri 4.0. halaman
5. Eksistensi Pondok Pesantren Nurul Haq Kerinci, Tesis Pendidikan
Islam Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, 2009
6. Eksistensi Asrama dalam Menunjang Prestasi Belajar Siswa
MAKN Jambi, Skripsi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2005.

284
Pengalaman Kerja
Tahun 2006 : Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Kabupaten Keinci.

Tahun 2009 : Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan


- 2015 Agama Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Kerinci.

Tahun 2016 : Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Manajemen


- sekarang Pendidikan Islam (MPI), Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Kerinci

Tahun : Dosen Tidak Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu


2009 – 2018 Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2018 : Dosen Tetap pada Program Studi Pendidikan


- sekarang Agama Islam (PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2014 : Staf Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)


di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan
Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2015 : Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam


(PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2016 : Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam


- sekarang (PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

285
Tahun 2009 : Tenaga Pengajar Pendidikan Agama di Amik
- 2016 Depati Parbo, Kerinci

286
Nama : Rita Syafitri, S.Si., M.Pd
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 21 Maret 1983
Agama : Islam
Alamat : Jl. Depati Purbo RT. 16 No. 166
Kel. Pematang Sulur Kec.
Telanaipura Kota Jambi
No HP : 081366482567
Email : syafitririta2@gmail.com
Data Keluarga
Suami : Masyhudi, S.Th.I., M.Sos.,
M.Pd
Anak
1. M. Zhafran Azka
2. Alifah Fakhirah
3. Izzan Syathir Afnan

287
A. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. TK Revani Indra Putra (1988)
2. SD Negeri No.198/IV Kota Jambi (1989-1995)
3. SLTP Negeri 7 Kota Jambi (1995-1998)
4. SMU Negeri 5 Kota Jambi (1998-2001)
5. S-1 Kimia FMIPA Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
(2001-2006)
6. S-2 Pendidikan IPA PPs Universitas Jambi Konsentrasi
Pendidikan Kimia (2011-2015)
7. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (2008)
8. Pendidikan dan Pelatihan Kepala Laboratorium IPA (2015)
9. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Pendidikan (2016)
10. Bimbingan teknis dan Pelatihan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Laboratorium (2017).

B. PEKERJAAN
1. Guru di Sekolah Dasar Negeri No.123 Kota Jambi (2006-
2007)
2. Tenaga Pengajar di Bimbingan Belajar Ganesha Operation
Kota Jambi (2007-2008)
3. Guru di Sekolah Dasar Negeri No. 66 Kota Jambi (2007-
2008)

288
4. PNS sebagai Laboran di Laboratorium Kimia/Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi (2008-2018)
5. Dosen Luar Biasa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6. Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama
di Laboratorium MIPA UIN STS Jambi (2018-sekarang).

C. KARYA
1. Analisa Kadar Besi pada Susu Kental Manis melalui
Pengompleksan Fe (II) dengan Ligan 1,10- Fenantrolin
Menggunakan Spektrofotometer Tampak (Skripsi).
2. Pengaruh Model Inquiry Training dan Berpikir Kritis
terhadap Kemampuan Berpikir Ilmiah Mahasiswa pada
Mata Kuliah Kimia Dasar (Tesis).
3. Pengaruh Model Inquiry Training dan Berpikir Kritis
terhadap Kemampuan Berpikir Ilmiah Mahasiswa pada
Mata Kuliah Kimia Dasar (Jurnal).
4. Persepsi Mahasiswa terhadap Pengelolaan Laboratorium
pada Mata Kuliah Biologi Umum untuk Pengembangan
Laboratorium Pendidikan Biologi FITK IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi(Prosiding).

289
Nama :Try Susanti, S.Si., M.Si
Jabatan Fungsional :Ketua Program Studi Sistem Informasi
FST UIN STS
&Dosen Tadris Biologi FTK UIN STS
Jambi
NIP : 19760303 200501 2 005
NIDN : 2003037602
Pangkat/Golongan : Pembina Tk I/Lektor Kepala/IVb
Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi/03 Maret 1976
Alamat Rumah :Jln. H. Ibrahim Perum Amuntai Blok K 17
RT 11
Kel. Kenali Besar Kec. Alam Barajo Kota
Jambi
No HP/ Telp : 08127331945
Alamat Kantor : Jln. Jambi Muara-Bulian Km 16 Simp.
Sungai Duren.
Kabupaten Muaro Jambi
No Telp/Fax : 0741 582573

290
Alamat Email
:trysusantiusman@gmail.com/trysusanti
@uinjambi.ac.id

RIWAYAT PENDIDIKAN
Tingkat Nama Institusi Jurusan Tahun Tempat
Lulus
SD SD Inpres - 1988 Bukittinggi
Bukittinggi
SMP SMPN 6 - 1991 Bukittinggi
Bukittinggi
SMA SMAN 2 Biologi 1994 Bukittinggi
Bukittinggi
STRATA Univ Andalas Biologi 1999 Padang
1
STRATA Univ Andalas Biologi 2009 Padang
2

RIWAYAT KEPANGKATAN
Jenis Pangka Gol No SK TMT
SK t
CPNS Penata III/a In/12/R/SK/KP.00.3/478/2005 1
Muda Januar
i 2005
PNS Penata III/a In/12/R/SK/KP.00.3/670/2006 1 Juni

291
Muda 2006
Kenaika Penata III/ In/12/R/SK/KP.07.6/1017/200 1
n Muda b 8 April
Pangkat Tk 1 2008
Kenaika Penata III/c In/12/R/SK/KP.00.3/489/2010 1
n April
Pangkat 2010
Kenaika Penata III/ B.II/3/04225 1
n Tk 1 d April
Pangkat 2012
Kenaika Pembin IV/ B.II/3/1815 1
n a a April
Pangkat 2015
Kenaika Pembin IV/ B.II/3/009432 1
n a Tk 1 b April
Pangkat 2018

I. RIWAYAT JABATAN

No Tahun Jabatan Tempat

FTK UIN STS


1 2007 Ketua Prodi Tadris Biologi
Jambi
FTK UIN STS
2 2010 Ketua Prodi Tadris Biologi
Jambi

292
Ketua JurusanTadris FTK UIN STS
3 2014
Biologi Jambi
Ketua JurusanTadris FTK UIN STS
4 2016-2018
Biologi Jambi
Ketua PSMF FTK UIN FTK UIN STS
5 2018-2020
STS Jambi Jambi
2018- Asesor Badan Akreditasi
6 BAN S/M
Sekarang Nasional (BAN S/M)
2018- Tanoto
7 Fasilitator Dosen LPTK
Sekarang Foundation
2020 – Ketua Prodi Sistem Fak. Saintek UIN
8
Sekarang Informasi STS Jambi

II. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) YANG


DIMILIKI
NO JUDUL TAHUN
The Useful Plants In Nepenthes Spp
1 Community Of Customary Forest Of Lingkat 2020
Lake Kerinci
Persepsi Masyarakat Kerinci Terhadap
2 Kelestarian Nepenthes Ditinjau Dari Kondisi 2020
Sosial Keagamaan, Ekonomi Dan Budaya
Kajian Etnobotani, Ekonomi, Budaya, Dan
3 Agama Tentang Potensi Tumbuhan Khas Di 2019
Kawasan Candi Muaro Jambi

293
The CompositionOf Plants In Nepenthes Spp
4 Community In Customary Forest Of Lingkat 2018
Lake Kerinci
Vegetasi Komunitas Nepenthes di Kawasan
5 Hutan Kampus Institut Agama Islam Negeri 2017
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Eksplorasi Pengetahuan Tumbuhan Obat pada
6 2017
Etnis Minang di Kampus IAIN STS Jambi
Deskripsi Minat Siswa Madrasah Aliyah untuk
7 2017
Melanjutkan Pendidikan pada IAIN STS Jambi

PENGALAMAN PENELITIAN PUBLIKASI ILMIAH DALAM


JURNAL/BUKU
Mas
N a
Judul Bukti Dokumen
O Penu
gasan
BioEdUIN, Jurnal Program Studi
Instrumen Asesmen
Pendidikan Biologi UIN Sunan
Bagi Peserta Didik
Gunung Djati BandungVol 10,
Dalam Proses
202 No 2: p-2338-7173 e-2615-0417
1 Pembelajaran Biologi
0 hlm 25-32.
Berbasis PBL
https://journal.uinsgd.ac.id/index
(Problem Based
.php/bioeduin/article/view/9834
Learning)
Agustus 2020

294
Universal Journal of Educational
Research 8(5): 2047-20560
Learning Environment
202 http://www.hrpub.org
2 and Motivation in
0 DOI:
Junior High School
10.13189/ujer.2020.080542
19 April 2020
Studi Pengetahuan
Masyarakat Mengenai Jurnal BIOSEL Biology Science
Gulma Air Sebagai and Education
Bioindikator 202 p-ISSN2252-858x
3
Pencemaran Air Di 0 e-ISSN 2541-1225
Desa Lambur Luar Vol. 8 No. 2
Kabupaten Tanjung 02 Januari 2020
Jabung Timur
International Journal of
Scientific & Technology
The Useful Plants In
Research IJSTR, Jurnal
Nepenthes Spp
201 International Bereputasi
4 Community Of
9 Terindex SCOPUS Elsevier
Customary Forest Of
e-ISSN: 2277-8616
Lingkat Lake Kerinci
Vol. 8 No. 12
Desember 2019,
Persepsi Masyarakat Jurnal BioTek
201
5 Kerinci Terhadap ISSN: p-2581-1827
9
Kelestarian Nepenthes ISSN: e-2354 -9106

295
Ditinjau Dari Kondisi Vol. 7 No. 2
Sosial Keagamaan, 31 Desember 2019
Ekonomi Dan Budaya
Pengaruh Strategi
Pembelajaran PQ4R Jurnal BioDik, Jurnal Ilmiah
(Preview, Question, Pendidikan Biologi
Read, Reflect, Recite, p-ISSN: 2460-2612
201
6 Review) Terhadap e-ISSN: 2580-0922
9
Hasil Belajar Ilmu Vol. 5 No. 2
Pengetahuan Alam 03 September 2019
Terpadu Siswa
Madrasah Tsanawiyah
Analysis of Student Proceedings AISTSSE 2018
Anxiety Level in 201 ISBN: 978-1-63190-195-9
7
Science Integrated 9 ISSN: 2593-7650
Learning Process 04 Oktober 2019
Evaluation of the
Advances in Social Science,
Effectiveness of 201
8 Education and Humanities
Practical Inquiry-based 9
Research, volume 253
Biology Course
The Influence of Illegal
Gold Mining (IGM) on International Conference on
201
9 Environmental, Basic Sciences and Its
9
Economic, and Applications Volume 2019
Educational Sectors of

296
MuaraMensao Village,
Jambi
The Negative Impact
Of Illegal Gold Mining Sustinere: Journal of
1 201
On The Environmental Environment and Sustainability
0 8
Sector In Batang Asai, 2 (3), 128-143
Jambi
Model Fuzzy Logic
Al Kauniyah Jurnal Biologi
1 Berbasis Anfis Dalam 201
p-ISSN:1978-3736
1 Penentuan Pola Tanam 8
e-ISSN:2502-6720
Oryza Sativa

The Composition of
1 Plant in Nepenthes Spp Proceeding of International
201
2 Community In Conference on Green
8
Customary Forest Technology. Vol 8 Issue 1
Lingkat Like kerinci
Pengaruh Metode
Jurnal BioDik, Jurnal Ilmiah
Resitasi Terhadap
Pendidikan Biologi
1 Hasil Belajar Biologi
201 Vol. 3 No. 2
3 Siswa Kelas XI
7 p-ISSN:2460-2612
Sekolah Menengah
e-ISSN: 2580-0922
Atas Negeri 1 Tanjung
01 Desember 2017
Jabung Timur
1 Improving Science 201 The International Journal of
4 Teachers Competence 7 Science & Technoledge

297
Through Training of (TheIJST)
National Science ISSN:2321-919X
Olympiad (OSN)
Community-
Participatory Based
Research at Madrasah
Aliyah Town Jambi
International Journal of
Identification of Innovative Research and
1
Fitoplankton Density 201 develompment (IJIRD)
5
on Lithoral Zone Lake 7 DOI:
Kerinci 10.24940/ijird/2017/v6/i5/MAY
17069
Vegetasi Komunitas
Al Kauniyah Jurnal Biologi
1 Nepenthes Spp di
201 p-ISSN:1978-3736
6 Kawasan Hutan
7 e-ISSN:2502-6720
Kampus IAIN STS
Jambi
Hubungan Self
Efficacy dan Prestasi Indonesian Journal of
1
Belajar Siswa Pada 201 Educational Research (IJER)
7
Mata Pelajaran Ilmu 6 p-ISSN:2451-2132
Pengetahuan Alam e-ISSN:2541-2159
Terpadu
1 Pengaruh Penerapan 201 Prosiding SemNas MIPA-

298
8 Strategi Learning 6 PMIPA FITK/ISBN 978-602-
Starts with a Question 7902-34-3
Terhadap hasil Belajar
Siswa Madrasah
Aliyah Negeri Model
Jambi
Keanekaragaman
Species Tumbuhan
1 Bermanfaat Pada Prosiding SemNas MIPA-
201
9 Hutan Sekunder Bekas PMIPA FITK/ISBN 978-602-
6
Ladang di Dusun 7902-34-3
Mangkadai Sarolangun
Jambi
Identifikasi
2 Prosiding SemNas MIPA-
Enterobacteriaceae Air 201
0 PMIPA FITK/ISBN 978-602-
Sumur RT 17/07 Kec. 6
7902-34-3
Nipah Panjang
The Development
Natural Sciences Based
Adobe Flash CS3 with
2 the Topic System of 201
SULE-IC 2nd FKIP UNSRI
1 Coordination and the 6
Senses in
Humans in Junior High
School

299
Explorasi Pengetahuan
Tumbuhan Obat Pada Prosiding Semirata Ilmu MIPA
2 201
Etnis Minang Di UNSRI Palembang/ ISBN 978-
2 6
Kampus IAIN STS 602-71798-1-3
Jambi
Analisis Vegetasi
dalam Komunitas
2 201 Biospecies
Nepenthes mirabilis di
3 6 ISSN: 1979-0902
Hutan Kampus IAIN
STS Jambi
Penggunaan Media
Prosiding SemNas P. Bio UIN
Pembelajaran Biologi
Alauddin Makasar/ Biotek
Oleh Guru Ilmu
2 201 Jurnal Pendidikan Biologi UIN
Pengetahuan Alam
4 5 Alauddin Makasar
Tingkat Madrasah
p-ISSN:2354-9106
Tsanawiyah Negeri
e-ISSN:2581-1827
(MTsN) Kota Jambi
Pemeriksaan bakteri
pada air perpipaan
PDAM Tirta Mayang Prosiding SemNas MIPA-
2 201
sebagai Kebutuhan PMIPA FITK/ISBN 978-602-
5 5
sehari-hari Warga RT 7902-34-3
10 Rawasari Kotabaru
Jambi
2 Keanekaragaman 201 Prosiding SemNas MIPA-

300
6 Kepiting Biola(Uca 5 PMIPA FITK/ISBN 978-602-
Spp) di Ekosistem 7902-34-3
Manggrove Kampung
Laut Kec Kuala Jambi
Kab TanjabTim
Deskripsi Kemampuan
2 Eksakta Mahasiswa Jurnal Perspektif Universitas
201
7 Fakultas Ilmu Tarbiyah Negeri Jakarta
4
Dan Keguruan IAIN ISSN: 1411-5255
STS Jambi
2
Asesmen Penalaran 201 AT Taklim FITK IAIN Imam
8
Inch 4 Bonjol Padang

2 Nepenthes
201
9 attenboroughii Edu-Bio/Vol V/ISSN 2087-8192
4
(New Species)
EthnobotanyNepenthes
AndPlantsInNepenthes
3 Community 201 Prosiding ICETS Univ. Jambi/
0 BasedOn Usage- 4 ISBN 978-602-71682-0-6
Knowledge Of The
Kerinci Local Society
3 Perbandingan Hasil Prosiding SemNas MIPA-
201
1 Belajar Siswa PMIPA FITK/ISBN 978-602-
4
Berdasarkan Gender 7902-34-3

301
Pada Mata Pelajaran
Biologi Di MAN
Model Jambi
Perbandingan Hasil
Belajar Siswa Yang
Prosiding SemNas MIPA-
3 Menerapkan Metode 201
PMIPA FITK/ISBN 978-602-
2 Eksperimen Dengan 4
7902-34-3
Metode Proyek Di
Smpn 4 Batanghari
Deskripsi Minat Siswa
SMA Dan MA Di
Propinsi Jambi Untuk
3 Melanjutkan 201 Prosiding Semirata Ilmu MIPA
3 Pendidikan Pada IAIN 4 Bogor/ ISBN
STS Jambi Dengan
Menggunakan Regresi
Logistik Biner
Penerapan Metode
3 Eksperimen Dalam 201 Prosiding SemNas PEP
4 Meningkatkan Hasil 4 UNJ/ISBN
Belajar
Keanekaragaman
Prosiding SemNas MIPA-
3 Tumbuhan Berguna Di 201
PMIPA FITK/ISBN 978-602-
5 Hutan Adat Imbo 3
7902-34-3
Mangkadai Sarolangun

302
Hubungan Strategi
Pembelajaran
Prosiding SemNas MIPA-
3 Konstruktivisme 201
PMIPA FITK/ISBN 978-602-
6 Dengan Minat Belajar 3
7902-34-3
Biologi Siswa Di Man
Kuala Enok Inhil Riau
Komposisi Spesies
Pohon Pada Hutan
Prosiding SemNas MIPA-
3 Sekunder Bekas
201 PMIPA FITK/ISBN 978-602-
7 Ladang Di Dusun
3 7902-34-3
Mengkadai
Sarolangun, Jambi
Polen-Ovule Rasio
Prosiding SemNas MIPA-
3 Tumbuhan Invasif Di 201
PMIPA FITK/ISBN 978-602-
8 Kawasan Hutan Kota 3
7902-34-3
M.Sabki Jambi
Keanekaragaman
Tumbuhan Paku
3 201 Prosiding Semirata Ilmu MIPA/
(Pteridophyta) Taman
9 3 ISBN 978-602-98559-2-0
Hutan Kenali Kota
Jambi
Keanekaragaman
4 Tumbuhan Invasif Di 201 Prosiding Semirata Ilmu MIPA/
0 Kawasan Taman Hutan 3 ISBN 978-602-98559-2-0
Kenali Kota Jambi

303
Sekolah Bertaraf
4 201 Al-‘Ulum/Vol II/ ISSN 2337-
International (Sebuah
1 3 3962
Catatan Kritis)
4 Sikap Siswa Terhadap 201 Edu-Math/Vol IV/ISSN 2087-
2 Matematika 3 8184
Adaptasi Perilaku
Berang-Berang
4 Sumatera (Lutra 201 Edu-Bio/Vol IV/ISSN 2087-
3 Sumatrana) (Dalam 3 8192
Perspektif
Pembelajaran Ekologi)
Nepenthes Dan Valuasi
4 201 Edu-Bio/Vol III/ISSN 2087-
Ekonomi (Suatu Upaya
4 2 8192
Konsevasi Nepenthes)
Peran Kurikulum Dan
4 201
Silabus Dalam Desain Edu-Bio/Vol II/ISSN 2087-8192
5 1
Instruksinal Biologi
Variasi Morfologi
Hayati/ Journal of Bio
4 Polen Genus Globba 201
Researches/ No I/Vol 16/ ISSN
6 (Zingiberaceae) Di 0
0852-6834
Sumatera Barat
Klasifikasi Numerik Jurnal Biospektrum/No 2 Vol 6/
4 201
Genus Globba ISSN 1858-4276/Bio/
7 0
Sumatera Barat PSAS/Unand
4 Pembelajaran Terpadu 201 Edu-Bio/Vol I/ISSN 2087-8192

304
8 Model Connected Pada 0
Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam
Spesimen Herbarium
Tumbuhan
4 Spermatophyta Sebagai 200 Paedagogy/No.3/Vol VIII/ ISSN
9 Media Pengajaran 8 1412-4351
Dalam Praktikum
Botany Phanerogamae
Peningkatan
Keterampilan Sosial
5 200 Paedagogy/No.2/Vol VIII/ ISSN
Siswa Melalui
0 8 1412-4351
Pembelajaran
Kooperatif
Penyempurnaan Model
5 Penghargaan Sebagai 200 Paedagogi/No.1/Vol VII/ ISSN
1 Upaya Peningkatan 7 1412-4351
Prefesionalitas Guru

305
Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI, Lahir di Jambi, 07 September 1976.
Putri kelima dari Bapak H. Muhammad Nur (Alm.) dan Ibu Hj.
Robiyatul Adawiyah. Suami, H. Zainal Arifin, S. Ag, MHI. Dikaruniai
3 (tiga) orang anak, Zayyan Wijdan Al-Murfid, Zayyan Muhammad
Al-Fakih dan Zuhratul Karimah. Alamat: Lorong Banyumas RT. 21
Kecamatan Mandalo Darat Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.
Nomor HP. 085368489853. Email: maryanizainal76@gmail.com
Riwayat Pendidikan: S3 Ilmu Syari’ah Beasiswa Program 5000
Doktor 2017 s/d sekarang. S3 Manajemen Pendidikan Islam di UIN
STS Jambi 2014 s/d 2018, S2 Metodologi Pemikiran Hukum Islam
(MPHI) di Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi 2000 s/d 2003, Perguruan Tinggi: S1 Pendidikan Agama Islam
di Institut Agama Islam Riyadhotul Mujahidin Ngabar Ponorogo Jawa
Timur 1994 s/d 1998, MTs s/d MA Pondok Pesantren Wali Songo
Ngabar Ponorogo Jawa Timur 1989 s/d 1994, SDN No. 54/IV 1986-
1988, dan SDI As’ad 1982-1985.

306
Pengalaman Kerja: Ia pernah menjabat sebagai Anggota Komisi
Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK
MUI) Provinsi Jambi Tahun 2020, Ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah UIN STS Jambi (2018-2019), Sekretaris Senat Akademik
Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi
(2016-2017), Anggota Auditor Mutu Internal Universitas Islam Negeri
Jambi STS Jambi (2016- 2018), Anggota Senat STAI Ma’arif Jambi
(2007-2018), Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Ma’arif Jambi (2012-2015), dan Ketua Jurusan
Ahwalu Al-Syakhsiyyah Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Jambi
(2007-2011).

Karya Ilmiah:

Jaminan Produk Halal (Kajian Sertifikasi Halal Air Minum Dalam


Kemasan), (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2020), Jurnal
Internasional: IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSR-
JHSS) Volume 25, Issue 7, Series 8 (Juli. 2020) 52-58, e-ISSN: 2279-
0837, p-ISSN: 2279-0845, www.iosrjournals.org Halal certification as
a guarantee for Halal products in Bottled Drinking Water at Afresh Inc.
and Lingga Harapan Inc, Jambi, Indonesia, Prosiding Seminar
Internasional dalam Rangka Kegiatan Studi Visit 2019 “Tantangan
Manajemen Pendidikan Islam, Hukum Islam dan Bahasa Melayu di
Era Revolusi 4.0”, 2019, Jurnal Literasiologi “Pengajaran Anak Dalam
Perspektif Hadits (Implementasi Rasulullah dalam Mendidik Anak)”
Volume 1, No. Januari-Juni 2018, Management of Pesantren in

307
Development of Islamic Religion Education in Jambi Province, ISSN-
2350 (0), ISSN-2394-3629 (P), International Journal of Research
Granthaalayah A Knowledge Repository, September 2018. Buku:
(Jakarta: Pustaka Ma’arif Press, 2018), Pengelolaan Pondok Pesantren
(Kajian Pengembangan Pendidikan Agama Islam), Jurnal AlAshlah
STAI Ma’arif Jambi, 2018, Penerapan Peraturan Modern dan
Relevansinya dengan Hukum Islam
http://journal.staimaarifjambi.ac.id/index.php/alashlahjournal/article/vi
ew/1 22 Wewenang Dan Tanggung Jawab Dalam Al-Qur’an Dan
Hadits (AnNahdhah Stai Ma’arif Jambi), Vol. 11 No. 1 Januari – Juni
2017, Coodination Pattern In Educational Institusions in the
Perspective of Islam (International Journal of Science and
Research/IJSR) paper ID: ART20172470, 2017, Motivation In Islam's
Perspective (A Theoretical Review). Journal of Culture, Society and
Development, 30. pp. 20-26. ISSN ISSN 2422-8400, 2017, Keputusan
Dalam Perspektif Islam Tentang Manajemen Pendidikan (Jurnal Al-
Liqo, STAI Auliaurrosyidin Tembilahan Riau, 2017), Wewenang dan
Tanggung Jawab dalam Alquran dan Hadits,
http://journal.staimaarif.jambi.ac.id/index.php/annahdhah/article/view/
96/8 2, Vol. 11 No. 1 Januari-Juni 2017 ISSN: 1979-3391, Saksi
Wanita dalam Putusan Perceraian Menurut Hukum Islam (Studi Kasus
di Pengadilan Agama Kelas 1 A Kota Jambi), (Jurnal Al-Qisthu, vol.
15 No. 1 2017),
http://journaliainkerinci.ac.id/index.php/alqisthu/article/view/159,
ISSN: 1858-1099, dan http//:pasca.iainjambi.ac.id, Prosiding Seminar

308
Internasional Pascasarjana ”Islam and Trans-Cultural in Education”,
Pascasarjana IAIN STS Jambi, 2016.

309
DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dra. ENADARLITA, MKM


3. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/ IV. d
4. Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya
5. Tempat/TTL : Gurun Lawas/ 21 Juni 1964
6. JenisKelamin : Perempuan
7. Instansi : BPSDM Provinsi Jambi
8. Jabatan : Widyaiswara Ahli Utama
9. Alamat Kantor : Jln. H. Agus Salim no 19 Kotabaru
Jambi
10. Alamat Rumah : RT.27 Kelurahan Kenali Asam Bawah
11. No HP : 085266598077
12. Email : enadarlita@yahoo.com

310
I. DATA RIWAYAT PENDIDIKAN UMUM
Lembaga
N Pendidika Jurusan/Spesialisas TahunLulu
Pendidika
o n i s
n
SD N 04
1. SD - 1979
Pasar Baru
SMP N
2. SMP - 1982
Pasar Baru
SMAN
3. SMA IPA 1985
Painan
4. S1 Universitas FKIP/ IPS 1990
Batanghari
Universitas
5. S2 FKM/IKM 1995
Indonesia
UIN STS MPI/persiapan
6. S3
Jambi Seminar hasil

II. DATA RIWAYAT PENDIDIKAN TEKNIS/STRUKTURAL


Pendidikan/Nama Lembaga Tahun
No Tahun
Diklat Penyelenggara Lulus
Kanwil BKKBN
1. ADUM 1999 1999
Prov. Jambi
BKKBN Jawa
2. SPAMA 2002 2002
Timur
3. Diklat Penjenjangan WI Jakarta 2015 2015

311
Utama
TRAINING OF
TRAINER
1. Skema 3 ESQ Menara 165 2019 2019
TOF Bapelkes Batam 2018 2018
2. DiklatsarTerintegrasi dan
Plus ANEKA
3. Diklat Substantif PIM BPSDM Jambi 2017 2017
TOT Barang milik Bukittinggi 2013 2013
4.
daerah
5. TOT Keuangan Daerah Padang 2013 2013
6. TOT Revolusi Mental Jakarta 2017 2017
7. TOF PPRG Jakarta 2015 2015
TOF Pendidikan Medan 2014 2014
8.
Kependudukan
Diklat Teknis
Diklat Pengembangan BPSDM Jambi 2018 2018
1.
Media Pembelajaran
Diklat Penyusunan Bogor 2016 2016
2.
Modul Diklat
Diklat dasar-dasar Jambi 2015 2015
3.
mengajar
Bimtek Dupak bagi Jambi 2018 2018
4.
widyaiswara
5. Workshop KTI bagi WI Jambi 2018 2018

312
TOC Bagi Pejabat dan Jambi 2013 2013
6. Staf di Lingkungan
Pemda
Keahlian Pengadaan Sarolangun 2011 2011
7.
Barang dan Jasa
Diklat Metode Bogor 2015 2015
8.
Pembelajaran Inovasi
9. Diklat ASESOR Jambi 2016 2016

III. DATA RIWAYAT JABATAN STRUKTURAL DAN


FUNGSIONAL
No JabatanStruktural / Fungsional TMT
1. Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Prov. 1 Pebruari
Jambi 2014
2. Sekban BPPKB Kabupaten Sarolangun 1 September
2011
3. Camat Pauh Kabupaten Sarolangun 18 Mei 2009
4. Kabid PKHP BPPKB Kabupaten Sarolangun 2 Pebruari
2007
5. Kabid Promkes Dinkes Kabupaten Sarolangun 2 Oktober 2005
6. Kabid IKAP BKKBN Kabupaten Sarolangun 2 Agustus 2001
7. Kasi pelaporan dan statistik Kanwil BKKBN 1 September
Provinsi Jambi 1999
7. PKB Kanwil BKKBN Provinsi Jambi 17 Maret 1996

313
IV. JURNAL YANG PERNAH DI MUAT SECARA
NASIONAL
No Spesialisasi Kompetensi
1 Hubungan Pengetahuan Dan Karakteristik Akseptor Dengan
Penggunaan Pelayanan Kb Jalur Swasta Di Jawa Barat
2 Pengaruh Kompetensi Manajerial dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Keinovatifan Pejabat Administrator di Provinsi Jambi
3 Pengaruh Koordinasi dan Komunikasi Terhadap Efektivitas
Organisasi di Provinsi Jambi
4 Pengaruh Kompetensi Manajerial Dan Kecerdasan Emosional
Terhadap Gaya Kepemimpinan Pejabat Administrator Di
Provinsi Jambi
5 Hubungan Budaya Kerja Dan Koordinasi Terhadap Kinerja
Organisasi Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(Bpsdm) Provinsi Jambi

314
BIODATA EDITOR

A. Nama : Dr.H.Kasful Anwar Us, M.Pd


B. NIP & NIDN : 196812041994 031 004/2004126801
C. Gol./Pangkat : Pembina Utama Muda/ LektorKepala /
IV/c
D. Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 04 Desember 1968
E. Alamat Rumah : Jl. DepatiPurbo RT. 17 No. 89 Kel.
Pematang Sulur Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi
Telp./HP : 08127395602

E-mail/Blog : kasfulanwarus@gmail.com

F. Riwayat Pendidikan :
SD Ar-Riyadh Palembang tamat tahun1983

315
SMPAr-Riyadh Palembang tamat tahun 1985

MAS As'ad Jambi tamat tahun 1988

S-1IAIN STS Jambi tamat tahun 1993 *

S-2UNP Padang tamat tahun 2000 *

S-3UPI Bandung tamat tahun 2010 *

Sertifikasi Dosen tahun 2009 *

G. Judul Tesis : Proses Pembelajaran (StudiKasus


Pondok Pesantren As'ad Olak Kemang
Jambi)
Judul Disertasi : Kepemimpinan Kyai Pesantren (Studi
pada Pondok Pesantren di Kota Jambi)

H. Riwayat Pekerjaan :
1. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun 1994 s.d
sekarang
2. Wakil Kepala MAL Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun
2003s.d 2006
3. Wakil Ketua PANWASLU Kota Jambi 2003-2006
4. Wakil Ketua Panwaslu Provinsi Jambi tahun 2006-2008
5. Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun
2007 s.d sekarang
6. Kepala Pusat Penelitian STAI Ma’arif Jambi tahun 2008 s.d
2012

316
7. Ketua STITAD Al-Azhar Jambi tahun 2013
8. Ketua Pusat Pengabdian pada Masyarakat STAI Ma’arif Jambi
2013 s.d 2016
9. Ketua Program DMS Fak Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
STS Jbi 2009-2014
10. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi
2015-2017
11. KepalaPusatPengabdianMasyarakat (PPM) STAI Maarif Jambi
2017 – Sekarang
12. Ketua Prodi S3 MPI danIlmuSyariah PPs UIN STS Jambi,
2017 sdSekarang

I. Riwayat Keanggotaan Organisasi Profesi dan Sosial


No Nama Organisasi Tingkat Tahun
1 PGRI Prov. Jambi Provinsi 2008
s.dsekarang
2 Wakil Ketua Umum Peregerakan Provinsi 1989
Islam Indonesia CabanJambi
3 Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Provinsi 1990-1991
IAIN STS Jambi
4 Wakil Ketua KNPI Provinsi Jambi Provinsi 1994
5 Pengurus AMPI Provinsi Jambi Provinsi 1993
6 Wakil Ketua ANSOR Provinsi Provinsi 1995
Jambi

317
7 Skeretaris Umum Ittihadul Provinsi 2005 s.d
Muballighin Sekarang
8 Wakil Ketua IKA PMII Provinsi Provinsi 2011 s.d
Jambi Sekarang
9 Wakil Ketua Ikatan Sarjana Provinsi 2012 s.d
Nahdlatul Ulama (ISNU) Provinsi Jambi Sekarang
Jambi
10 Skeretaris Umum Dewan Provinsi 2012 s.d
Kehormatan Guru Indonesia Sekarang
Provinsi Jambi
11 Ketua STITAD AL-AZHAR Provinsi 2013
Jambi
12 Wakil Ketua PW NahdhotulUlama Propinsi 2015 -2020
(NU) Prop Jambi
13 Wakil Ketua ICMI Wilayah Jambi Propinsi 2018 -2022
14 Wakil Ketua PW BAKOMUBIN Propinsi 2018 -2022
15 KetuaIttihadulMuballighinPropinsi Propinsi 2018 -2022
Jambi
16 KetuaPerkumpulanPersaaudaraan Propinsi 2019 -2025
Muslim Internasional
17 Wakil Ketua Dewan Masjid Propinsi 2018 -2023
Indonesia {DMI} Jambi
18 Ketua Dewan Kehormatan PMI Kota Jambi 2019 -2024
Kota Jambi

318
Daftar Buku, Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah Lainnya*

N Judul Karya Jenis Tingkat Tah


o un
1 UrgensiPemberantasanButaAksar Skripsi Lokal 199
a Baca Al-Qur'an di 3
DesaSukaMakmurKec. Sungai
BaharKab. Batanghari Prop.
Jambi
2 Proses Pembelajaran Tesis Lokal 200
(StudiKasusPondokPesantrenAs' 0
adOlakKemang Jambi)
3 Kepemimpinan Kiai Pesantren: Disertasi Lokal 201
Studi terhadap Pondok Pesantren 0
di Kota Jambi
4 KepemimpinanVisionerdalamPen Jurnal Lokal 200
didikan. 7
5 PendidikanAnakdalamKeluarga Jurnal Lokal 200
MenurutKonsep Al-Qur'an 7
6 SejarahPondokPesantren di Jurnal Nasional 200
Indonesia 7
7 Strategi Pendidikan Islam dalam Jurnal Lokal 200
Menghadapi Perkembangan Ilmu 7
Pengetahuan dan Teknologi

319
8 Visi Kepemimpinan Progresif Jurnal Lokal 200
dalam Pendidikan 8
9 Peranan Pendidikan dalam Jurnal Lokal 200
Pertumbuhan Ekonomi 8
1 Sertifikasi Guru di Indonesia Jurnal Lokal 200
0 dalam Rangka Peningkatan Mutu 8
Guru
1 Pendidikan sebagai Investasi Jurnal Lokal 200
1 (Suatu Kajian Fungsi Pendidikan 9
yang Bermutu)
1 Perencanaan Sistem Buku, Nasional 201
2 Pembelajaran Bandung: 0
Alfabeta,
1 Kepemimpinan Kiai Pesantren: Kontekstua Lokal 201
3 Studi terhadap Pondok Pesantren lita: Jurnal 0
di Kota Jambi Penelitian
Sosial
Keagamaa
n
1 Komunikasi Efektif dalam Proses Jurnal, At- Lokal 201
4 Pembelajaran Talim 0
1 Dimensi Hubungan Negara, Ta'dib: Nasional 201
5 Politik Dan Pendidikan Journal of 0
Islamic
Education

320
(Jurnal
Pendidikan
Islam,
2010 -
jurnal.rade
nfata
h.ac.id
1 Jaminan Mutu dan Upaya Jurnal An- Nasional 201
6 Pengembangan Profesionalitas Nahdhah 1
Guru pada Abad Pengetahuan Vol. 10,
No. 1, Jan-
Juni 2011,
ISSN:
1979 –
3391
1 Perencanaan sistem pembelajaran Buku, Nasional 201
7 kurikulum tingkat satuan Bandung: 1
pendidikan CV
Alfabeta,
1 Perencanaan Sistem Buku Nasional 201
8 Pembelajaran Kurikulum Tingkat 1
Satuan Pendidikan (KTSP)
1 Kepemimpinan Kyai Pesantren Buku Nasional 201
9 (Studi pada Pondok di Kota 2
Jambi)

321
2 Penelitian Hadits-Hadits Populer Puslit Lokal 201
0 dalam Masyarakat Jambi (Studi IAIN 3
Kritik Hadits)
2 Formulasi Pengembangan Jurnal Lokal 201
1 Karakter Bangsa (Menelaah 3
Konsep Al-Qur’an)
2 Supervisi Responsibilitas dan Jurnal An- Lokal 201
2 Akuntabilitas dalam Nahdhah 4
Mewujudkan Pendidikan
Berkualitas
2 Investasi Pendidikan (Suatu Al-Fikrah: Lokal 201
3 Fungsi Untuk Pendidikan Yang Jurnal 4
Bermutu) Kependidi
kan Islam
IAIN
Sulthan
Thaha
Saifuddin
2 The Leadership of Kyai in Al-Ta lim Nasional 201
4 Islamic Boarding School (A Journal, 5
Study of Islamic
Boarding School in Jambi)
2 Karakter Kepemimpinan yang Prosiding Nasional 201
5 Berkualitas, Berintegritas, dan Seminar 5
Berakhlak Karimah Berazazkan Internasion

322
QS Al-Ahzab 21 melalui al, ISBN:
Pendekatan 978-602-
Spiritual 73772-0-2
2 Jaminan Mutu dan Upaya Nur El- Lokal 201
6 Pengembangan Profesionalitas Islam 5
Guru pada Abad Pengetahuan
2 Sinergi Intelektual (IQ) dan Prosiding Nasional 201
7 Spiritual (SQ) melalui Seminar 5
Pendidikan Karakter Berbasis Qs. Internasion
Adz Dzariat : 56 al, ISBN:
978-602-
73772-0-2
2 Kurikulum terpadu: model IJER Internasi 201
8 pembinaan karakter pada sekolah (Indonesia onal 6
islam fullday n Journal
of
Educationa
l Research)
2 Manajemen Mutu Pendidikan Jurnal An- Nasional 201
9 Konsep Teori dan Aplikasi Nahdhah 7
Vol. 10,
No. 1, Jan-
Juni 2016,
ISSN:
1979 –

323
3391
3 Manajemen Kepemimpinan Jurnal An- Nasional 201
0 Kepala Sekolah Nahdhah 7
Vol. 10,
No. 2, Juli-
Des 2016,
ISSN:
1979 -
3391
3 Desain Sekolah Efektif Buku, Nasional 201
1 Pusakan, 7
ISBN:
978-979-
24-0479-1
3 Kebijakan Pendidikan Islam di Buku, Nasional 201
2 Indonesia Pusakan, 7
ISBN:
978-979-
24-0478-4
3 Desain Pembelajaran Tata Buku, Nasional 201
3 Kurikulum Efektif dan Efesien Pustaka 7
Ma’arif,
ISBN:
978-602-
50299-

324
2-9
3 Metodologi Pembelajaran Bahasa Buku, Nasional 201
4 Arab Pusaka, 7
ISBN:
978-979-
24-0478-4
3 Kinerja Pimpinan Buku, Nasional 201
5 Pusaka, 7
ISBN:
978-979-
24-0476-0
3 Integrasi Agama Dalam Budaya Jurnal An- Nasional 201
6 Islam Indonesia (Tahlilan: Salah Nahdhah 7
Satu Integrasi Agama dan
Budaya)
3 Pengelolaan Madrasah Bermutu Buku, Nasional 201
7 Media 7
Salim
Indonesia,
Jambi,
ISBN:
978-602-
6785-
95-4
3 Manajemen Strategi Peningkatan Proceeding Nasional 201

325
8 Mutu Pendidikan di Perguruan The 1th 8
Tinggi ACIEM
P-ISBN:
978-
602-
61841-7-7
E-ISBN:
978-
602-
61841-8-4
3 Managerial Competence Of Soudi Internasi 201
9 Madrasah Principals In Journal of onal 8
Improving Quality Management Humanitie
Of State s and
Madrasah Aliyah Post Tsunami Social
Aceh Sciences
(SJHSS)
4 The Problem of Women Proceding: Internasi 201
0 Educational in Rimba Tribe and KnE- onal 8
Solutions Sosial
Scinces,
IOI-2018,
DOI:
10.18502/k
ss.v3

326
i10.3447
4 Membangun Pendidikan Karakter Jurnal of Nasional 201
1 di Era Digital Religius 9
Innovation
Studies
4 Manajemen Sumber Daya Jurnal Nasioal 201
2 Manusia dalam Mengingkatkan 9
Keunggulan Kompetitif
4 Penempatan Pegawai di Lembaga Jurnal Nasional 201
3 Pendidikan Islam Perspektif Al- 9
Qur’an dan Hadist
4 Sifat Empati Pemimpin Terhadap Journal of Nasional 201
4 Bawahan Sebagai Kunci Islamic 9
Keberhasihan Kepemimpinan Educationa
Dalam Sistem Manajemen l
Pendidikan Manageme
Islam nt
4 Job Satisfaction in Proceeding Nasional 201
5 Organizational 9
Culture,Transformational
Leadership and Work Motivation
4 Silaturahmi Pemimpin terhadap Journal Nasional 201
6 Bawahan dalam Sistem 9
Manajemen Pendidikan Islam
4 Sistem Manajemen Pengelolaan Journal Nasional 201

327
7 Dana Lembaga Pendidikan 9
4 Meneladani Kepemimpinan Journal Nasional 201
8 Rasulullah (Peran Sentral 9
Pemimpin dalam Sistem
Manajemen Pendidikan Islam)
4 Kesanggupan Pemimpin Journal Nasional 201
9 Membangun Ruh Al-Jama’ah 9
dalam Sistem Manajemen
Pendidikan Islam
5 Benchmarking Head of Madrasah Internation Internasi 201
0 In Doing Madrasah al Journal onal 9
Transformation In Jambi of
Province Research
Granthaala
yah
5 Empowering Islamic Boarding Internation Internasi 201
1 School In Improving Its Human al Journal onal 9
Resources In Batanghari of
Regency Jambi Province (The Research
Study at Ummul Masakin Islamic Granthaala
Boarding School In Batanghari yah
Regency)
5 Pendidikan Islam dalam Journal Nasional 202
0 Perspektif Revolusi Modern di Manajeme 0
Indonesia n

328
Pendidikan
dan Ilmu
Sosial
(JMPIS)

J. Pengalaman Menjadi Narasumber/Konsultan/Staf Ahli/Pakar*


Nama Tingkat
N
Kegiatan/Lemba (Lokal/Nasional/Internasi Tahun
o
ga onal
1 Seminar Provinsi 2010
“Untukmu Guru”
Jambi Ekspres
2 Pelatihan Provinsi 2010
Kepemimpinan
Mahasiswa IAIN
STS Jambi
3 Work Shop Regional 2011
Kenerja Guru
Dan Guru
Profesional Se-
kabupaten Muaro
Jambi
4 Narasumber Regional 2012
Pemberatasan

329
Buta Aksara Al-
qur’an Se-
kabupaten
Kerinci Dan
Seipenuh
5 Sertifikasi Guru Provinsi 2010,
Agama Se- 2011,
provinsi Jambi di dan 2012
IAIN STS Jambi
6 Work Shop Provinsi 2012
Peningkatan
Kompentensi
Guru (PKG) Se-
provinsi Jambi
7 Narasumber Prvinsi 2012
Pelatihan Karya
Tulis Ilmiah IAIN
STS Jambi
8 Nara Sumber Nasional 2012
Seminar Nasional
Kepemimpianan
Nasional Dan
kemandirian
Bangsa
9 Diklat Guru PAI Regional 29 Maret

330
Se-Kabupaten 2013
Muaro Jambi
10 Pelatihan Regional 29 April
Kepemimpinan 2013
Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah
IAIN STS Jambi
11 Pelatihan Regional 7
Penyusunan RPP Septemb
Berkarakter Mata er 2013
Pelajaran Agama
dan Bahasa
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan
Keguruan IAIN
STS Jambi
12 Workshop Regional 9-10
Penerapan Oktober
Pembinaan 2013
Pendidikan
Berkarakter
Religius dan
Basedpractice
Bagi Guru PAI
Se-Kabupaten

331
Muaro Jambi

13 Pembekalan PPL Regional 2


STAI Muara Nopemb
Bulian er 2013
14 Narasumber Nasional 26
Seminar Nasional Januari
Fakultas Ilmu 2014
Tarbiyah dan
Keguruan IAIN
STS Jambi
15 Simposium Regional 18 Maret
Eksistensi 2014
Perguruan Tinggi
Agama Islam
dalam
Membentuk
Ulama yang
Intelektual dan
Intelektual Ulama
16 Peserta Seminar Nasional 27 – 29
Nasional Maret
Moderasi Islam di 2014

332
Masjid Istiqlal
Jakarta
17 Pelatihan Regional 19 April
Terintegrasi 2014
Berbasis
Kompetensi Guru
Kesramas Pemda
Provinsi Jambi
18 Dewan Hakim Regional 2011-
MTQ Tingkat 2014
Kabupaten/Kota
dan Provinsi
Jambi

Pengalaman Mengikuti
Pelatihan/Lokakarya/Penataran/Workshop/Seminar yang melibatkan
Pakar/Ahli dari Luar PPs IAIN STS Jambi*

Tingkat
N Nama
(Lokal/Nasional/Int Tahun
o Kegiatan/Lembaga
ernasional)
Pelatihan Kader Lanjutan
dan Seminar Nasional
1 Nasional 1988
Lingkungan Hidup PMII
Jambi

333
2 Simposium Nasional dan Nasional 1990
Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat Nasional di UGM,
3 Pelatihan Kepemimpinan Nasional 1990
Tingkat Nasional
Kementerian Agama RI di
Bogor
4 Peserta Work Shop dan Internasional 2009
Pelatiahn Kerja Lapangan
Mahasiswa S3 UPI
Bandung Ke Negara
Singapur, Malaysia,dan
Tailand
5 Peserta Studi Internasional 2012
BandingIndex Golden
Bird KeNegara Viatnam
6 PelatihanTerintegrasiBerb Nasional 2014
asisKompetensi Guru
7 Seminar NasionalPPMI: Nasional Hotel 3–5
Perkembangan dan Paragon, Jakarta Novemb
PerjuanganUmmat dalam er
Membangun NKRI 2018
yangBermartabat,
terhormat dan
berkemuliaan

334
8 International Conference Fukuaka University 7–9
of Organizational Japan Juli
Innovation 2018
9 Workshop Penulisan LPPM UIN STS 30
Naskah Jurnal dan Jambi Nopemb
Seminar Hasil Penelitian er 2017
“Menjadikan Hasil
Penelitian Sebagai Artikel
Jurnal Terakreditasi atau
BereputasiInternasional”
8 Pelatihan Soft Skill Dosen FTK STS Jambi 29
“Pengembangan Soft Skill Desemb
Dosen Dalam er 2017
Meningkatkan Mutu
Pembelajaran”
9 Seminar Nasional Jambi 28
Penguatan Moderasi Islam Septemb
dalam Pengembangan er 2018
Program
PembinaanOrganisasidan
Kemahasiswaan PAI pada
PTU
1 Seminar Nasional Fatwa Jambi 25
0 Dewan Syariah Nasional: Nopemb
“MUI Antara Idealisme er 2016

335
Fiqh Keuangan dan
Pragmatisme Bisnis
Keuangan”
1 International Seminar: Jambi 3
1 Islam and Trans- Desemb
Cultural in Educational er 2016
1 Workshop Pengembangan Litbang Pendidikan 10 -12
2 Pendidikan Keagamaan di Jambi Maret
Daerah Tertinggal: 2016
Komunitas Adat Jambi.
1 Seminar Nasional MIPA Kota Jambi 15 – 16
3 dan PMIPA 2017 Nopemb
“ Strategi Publikasi er
Penelitian Bidang 2017
MIPA dan PMIPA pada
Jurnal Bereputasi”
1 Pelantikan dan Hotel Gran 11 – 13
4 Pembekalan Tim Seleksi Mercure Februari
Anggota KPU Kab/Kota Jakarta 2018
Periode 2018 – 2023
1 Seminar: Madrasah Kader NU Jambi 27 – 29
5 Nahdatul Ulama Juli
2018
1 Dialog “ Strategi Kairo, Mesir 29 April
6 Membangaun Karakter Pengurus 2017

336
Bangsa” KMJ Jambi
1 International Seminar“PAI Yogyakarta 23
7 dalam Perspektif OUT Nopemb
Sider” er 2016
1 The 1th International UIN Suka 22 – 23
8 Conference on Islamic Yogyakarta Nopemb
Early Childhood er
Education 2016
1 International Seminar UIN Suka 21
9 on Carakter Yogyakarta Novemb
Education er 2016
2 Internasional Seminar UIN Suka 22
0 “Value-Base Learning for Yogyakarta Novemb
Wonderful Children” er 2016
2 Workshop Penulisan E- UIN STS Jambi 27 Juli
1 Jurnal Bagi Dosen 2017
2 Seminar Nasional Forum Jambi 28
2 Dekan FTK “ Novemb
Pengutan Kapasitas LPTK er 2015
di Era Pasar Bebas”
2 Workshop Pengembangan Litbang Kemenag 9–
3 Pemikiran Keagamaan di RI 11
Pesantren Nove
mber
2016

337
2 Seminar dan Lokakarya UIN Suka 24 – 26
4 the 1th Annual Yogyakarta April
Conference on Islamic 2018
Educational Manajemen
(ACIEM) Peningkatan
Mutu Program Studi
Manajemen Pendidikan
Islam Berdaya Saing
2 Seminar dan Lokakarya UIN Suka 25
5 the 1th Annual Yogyakarta April
Conference on Islamic 2018
Educational Manajemen
(ACIEM) “ Islamic
Educational for Millenial
Generation: Quality and
Compettiveness
2 Peserta Softskill India 2016
6 Leadership
2 Peserta Pelatihan Bahasa Universitas Islam 2017
7 bagi Non Arab Madinah, Madinah
Al-Munawarrah
2 Study Banding Kampus Marmara University, 2017
8 Marmara University Istanbul, Turkey
2 Seminar Tadarrus Kementrian Negara 14 Mei
9 Litapdimas ke-7 Tema RI 2020

338
“Pendulum Syari’ah antara
Negara dan Masyarakat”
3 Virtual Workshop Fakultas Sains dan 15 Mei
0 “Pengenalan Digital Teknologi UIN STS 2020
Literasi untuk Jambi
Mempercepat Penulisan
Karya Ilmiah”
3 Webinar Nasional “Peran Universitas Jambi 16 Mei
1 Masjid Kampus dalam 2020
Menghadapi Dampak
Pandemik Covid-19”

K. Pengalaman Mengajar
1. Dosen Pasca Sarjana IAIN STS Jambi 2010 s.d Sekarang
2. Kampus IAIN STS Jambi tahun 1994 s.d sekarang
3. Kampus UT Universitas Jambi tahun 2005 s.d sekarang
4. Kampus Universitas Batang Hari tahun 2006 s.d sekarang
5. Kampus STAI Ma’arif Jambi tahun1999 s.d sekarang
6. Kampus STAI An-Nadwah Kuala Tungkal tahun 2005
7. Kampus STIDAD Al-Azhar Jambi tahun 2009 s.d sekarang
8. Kampus STIT Muara Bulian tahun 2008 s.d sekarang
9. Kampus STIT Tebo tahun 2006 s.d sekarang

339

Anda mungkin juga menyukai