09pengu Potensi Air Tanah
09pengu Potensi Air Tanah
9. PENGUKURAN POTENSI
AIR TANAH
Nono Sutrisno, Haryono, dan Tagus Vadari
1. PENDAHULUAN
waktu yang lama. Pengisian kembali (recharge) air tanah berasal dari air
yang ada di permukaan tanah seperti air hujan, air sungai, air danau dan
sebagainya, selanjutnya meresap ke dalam tanah secara vertikal dan
masuk ke water table dan akhirnya masuk ke ground water. Berdasarkan
ground-water system, pergerakan vertikal tergantung kepada sebaran
energi potensial yang berada di bawah water table, dan penyebaran
energi yang dapat digunakan untuk menentukan komponen-komponen
aliran yang dekat dengan permukaan air. Air dalam ground water akan
bergerak atau mengalir secara vertikal dan lateral (Winter et al., 2005).
Potensi air tanah di dalam suatu cekungan (aquifer) sangat
tergantung kepada porositas dan kemampuan tanah untuk meloloskan
(permeability) dan meneruskan (transmissivity) air. Di Indonesia, telah
terindentifikasi 263 cekungan air tanah dengan total kandungan 522,2
-1
milyar m³ air tahun , 72 cekungan air tanah terletak di Pulau Jawa dan
-1
Madura dengan kandungan 43,314 milyar m³ air tahun . Adanya
pengambilan air tanah yang banyak dan melampaui jumlah rata-rata
tambahan akibat persaingan berbagai kepentingan dapat menyebabkan
penurunan permukaan air tanah secara kontinu dan pengurangan potensi
air tanah di dalam akuifer. Hal ini akan memicu terjadinya dampak negatif,
seperti instrusi air laut, penurunan kualitas air tanah, dan penurunan
permukaan tanah (Rejekiningrum, 2005; Winter et al., 2005). Berdasarkan
kondisi yang demikian, maka diperlukan upaya untuk mengetahui
ketersediaan air tanah yang akan digunakan untuk berbagai kepentingan,
baik untuk pertanian maupun industri. Untuk itu, perlu diketahui potensi
sumber daya air yang ada di suatu wilayah, baik air permukaan maupun
air tanah berupa sebaran, volume maupun kedalamannya.
Untuk mengetahui potensi sumber daya air suatu wilayah dapat
dilakukan dengan identifikasi dan karakterisasi potensi air tanahnya
dengan berbagai cara dan alat yang tersedia, seperti (1) tensiometer; (2)
piezometer; dan (3) terrameter.
2. TENSIOMETER
Pergerakan air akan terus berlanjut bila potensial matriks berbeda, dan
akan berhenti setelah tercapai keseimbangan.
3. PIEZOMETER
h v w z
2
2
g
p
(2)
p
h w z (3)
Permukaan tanah
pA
h
w
A
ZA Garis referensi
(a) Peralatan:
- Tabung pipa karet
- Pompa air dan sumber air
(b) Prosedur:
Setelah piezometer terpasang, baik dengan cara driving maupun
jetting; sisa-sisa tanah yang menutupi lubang-lubang atau rongga
piezometer (cavity) sepanjang 7-10 cm harus dibersihkan. Untuk
melakukan hal ini, sumbat besi (paku keling) di bagian atas pipa dibuka
dahulu menggunakan magnet. Masukkan tabung pipa karet ke dalam pipa
piezometer dan tekan sampai ke bawah. Pompa keluar air yang ada di
dalam piezometer melalui pipa karet ini. Sewaktu pembilasan dilakukan,
gerakan pipa karet ini ke atas dan ke bawah untuk membersihkan sisa-
sisa tanah yang masih menempel di dalam piezometer. Sisa-sisa tanah
dan air dikeluarkan melalui ujung atas pipa melalui ruang sempit di sela-
sela antara pipa karet dan pipa piezometer.
Jika lubang-lubang di bagian bawah pipa (cavity) sudah bersih,
selanjutnya dilakukan pengujian piezometer, agar diketahui responnya,
yaitu dengan cara diisi air dan diperhatikan laju penurunan permukaan air
di dalam pipa piezometer. Pada tanah pasir dan berkerikil, laju
pemasukan air akan besar dan cepat serta tidak diketemukan air yang
tumpah selama pembilasan berlangsung. Sebaliknya, bila tanahnya liat
(clay), laju penurunan air sangat lambat, sehingga sangat sulit diamati.
Bila permukaan air di dalam pipa piezometer tidak turun, maka
pekerjaan pembilasan diulangi lagi sampai laju penurunan permukaan air
di dalam pipa dapat layak dilihat, tentunya setelah dilakukan pengisian air
kembali (atur pipa karet ini tidak turun menutupi lubang-lubang di ujung
bawah pipa). Biarkan tinggi muka air di dalam pipa piezometer mencapai
keseimbangan dengan air tanah di sekelilingnya.
Ujung atas piezometer harus ditutup untuk menghindari serangga
masuk ke dalam piezometer, dan menghindari kerusakan dari anak-anak
yang iseng atau tindakan tidak baik lainnya dari orang dewasa. Di bagian
atas pipa dapat juga dipasang pipa sambungan sebagai tempat dudukan
sumbat besi (seperti paku keling), dan sumbat ini diambil menggunakan
magnet bila akan dilakukan pembacaan tinggi muka air (water level).
Perlu diingat, bahwa penyumbatan piezometer sering terjadi setiap saat,
maka seyogianya pembilasan dan pengujian piezometer dilakukan secara
periodik.
100 Sutrisno et al.
(a) Peralatan:
- Bel (lonceng)
- Meteran besi (ukuran dalam metrik/SI)
- Magnet
(b) Prosedur:
4. TERRAMETER
Model
Data
Titik2 Pengamatan
Ketebalan
Rho
Kedalaman
Altitude
Gambar 8. Hasil analisis resistivitas nyata menggunakan software IPI2WIN areal Desa Suka Makmur, Kecamatan
Suka Makmur, Kabupaten Bogor
Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya 109
Keterangan:
A. Kisaran nilai ρ/Rho (nilai = litologi= stratigrafi):
a. Clay, sandstone wheathered, hard = OVERBURDEN, yaitu
lapisan di atas akuifer dan bersifat kurang dan tidak lolos air yang
resistivitasnya berkisar <45 ohm-meter
b. Sandstone, hard dan fractured = AKUIFER, yaitu bersifat lolos air
dan mempunyai resistivitas <45 – 350 ohm-meter
c. >350 ohm-meter adalah sandstone hard dan compact atau
BEDROCK
B. Kedalaman 5 m dianggap masih lapisan tanah = SOIL
5. DAFTAR PUSTAKA