Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISA GAS DARAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah


Keperawatan Kritis yang diampu oleh Ns. Sirli Agustiani, M. Kep

Disusun Oleh :

Nama: Shella Anjely Suryani

Nim : 1810005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES CITRA DELIMA BANGKA
BELITUNG
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa Gas Darah” yang ditujukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Kritis

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan yang tak terhingga besarnya baik
berupa moril maupun materil dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang telah diberikan.
Semoga segala bimbingan yang diberikan mendapat amal kebajikan dan mendapat imbalan
yang berlipat ganda dari AllahSWT.

Mengingat kemampuan yang terbatas, penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengucapkan maaf dan mengharapkan
masukan- masukan dari pembaca agar makalah ini dapat disempurnakan dimasa mendatang.
Mudah-mudahan Makalah ini dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

Pangkalpinang, 13 November2022

Penulis
ANALISA GAS DARAH

Pengertian

Analisa gas darah adalah salah tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan
ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien
(Wilson, 1999). Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh yang
dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu sistem buffer, sistem respiratori, dan sistem renal
(Wilson,1999).
Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”,
yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri.

Tujuan

Analisa gas darah memiliki tujuan sebagai berikut (McCann, 2004):

1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalamtubuh.

2. Mengevaluasi ventilasi melalui pengukuran pH, tekanan parsial oksigen arteri


(PaO2), dan tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2).
3. Mengetahui jumlah oksigen yang diedarkan oleh paru-paru melalui darah yang
ditunjukkan melalui PaO2.
4. Mengetahui kapasitas paru-paru dalam mengeliminasikan karbon dioksida yang

ditunjukkan olehPaCO2.
5. Menganalisa isi oksigen dan pemenuhannya, serta untuk mengetahui
jumlahbikarbonat.

Kompetensi Dasar Lain yang Harus Dimiliki

Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki oleh perawat dalam melakukan analisa gas darah
adalah sebagai berikut (Wilson,1999):
1. Pemahaman mengenai keseimbangan cairan asam basameliputi:

a. pHdarah
pH normal di dalam darah dibutuhkan untuk banyak reaksi kimia di dalam tubuh.
Rentang normal pH darah arteri adalah 7,35-7,45. pH darah yang kurang dari 7,35
menunjukkan asidosis atau acidemia. Sedangkan, pH darah lebih tinggi dari 7,45
menunjukkan alkalosis atau alkalemia.
b. Tekanan parsial karbon dioksida (PCO2, PaCO2)

Rentang normal dari tekanan parsial karbon dioksida (P CO2, Pa CO2) yaitu 35-45
mmHg (torr).

c. Bikarbonat (HCO3-)

Kerja bikarbonat dengan carbonicaciduntuk membantu meregulasi pH darah.


Bikarbonat diukur melalui dua cara, yaitu langsung melalui pengukuran level
bikarbonat. Pengukuran tidak langsung menggunakan penjumlahan total CO2 dan
PaCO2. Rentang normal bikarbonat yaitu 22-26 mEq/L (22-26 mmol/L).
d. Baseexcess/defisit
Base excess/defisit bertujuan dalam memberikan informasi mengenai jumlah total
buffer anion (bikarbonat, hemoglobin, dan protein plasma) dan perubahan
keseimbangan asam-basa pada respiratori atau metabolik (Wilson, 1999). Jumlah
baseexcess/deficitdibawah -3 mEq/L mengindikasikan basedeficit, yang
berhubungan dengan berkurangnya level bikarbonat. Sedangkan, peningkatan jumlah
yaitu diatas +3 mEq/L mengindikasikan baseexcess.

2. Adanya kompetensi bahwa dalam pengambilan gas darah tidak harus disuruh untuk
pengambilan individual, melainkan perawat seharusnya menginstruksikan pasien untuk
melaporkan ada atau tidaknya perdarahan yang dapat terjadi setelahtindakan
3. Pemahaman mengenai analisa gas darah

Setelah perawat mengambil sampel dan memberikan ke laboratorium, maka ketika hasil
telah keluar, perawat perlu memahami hasil tersebut dan menganalisanya. Berikut adalah
pemahaman yang harus dimiliki untuk menganalisa hasil analisa gas darah.
a. Analisa apakah pHasidotik (< 7,35) atau alkalotik (>7,45).

b. Analisa apakah PCO2 asidotik (> 45) atau alkalotik (<35).

c. Analisa apakah HCO3- asidotik (< 22) atau alkalotik(>26).


d. Bandingkan ketika jumlah tersebut dan cari dua kesamaan di acidityatau
alkalinityuntuk mengetahui ketidakseimbangan asam danbasa.

Tabel Ketidakseimbangan Asam dan Basa

pH PCO2 HCO3- Ketidakseimbangan

Komponen Respiratori Komponen Metabolik Asam dan Basa


Asidosis Asidosis Respiratori asidosis
Alkalosis Alkalosis Respiratori alkalosis
Asidosis Asidosis Metabolik asidosis
Alkalosis Alkalosis Metabolik alkalosis

GANGGUAN SISTEM ASAM BASA

Ada 4 jenis gangguan utama yang selama ini telah kita kenal, yaitu asidosis metabolic,
alkalosis metabolic, asidosis respiratorik dan alkalosis respiratorik. Tentu saja dapat saja
terjadi 1 atau 2 gangguan asam basa sekaligus pada seseorang penderita. Seperti diketahui,
asidosis adalah suatu keadaan di mana kadar ion H+ dalam darah lebih tinggi dari normal (pH
rendah), sedangkan alkalosis adalah suatu keadaan di mana kadar H+ di dalam darah lebih
rendah dari normal (pH tinggi).

Asidosis metabolic

Dapat terjadi karena:

* Penambahanasam:

1) Oksidasi lemak tak sempurna, misalnya pada asidosis diabetika ataukelaparan.

2) Oksidasi karbohidrat tak sempurna, misalnya pada asidosislaktat.

* Penguranganbikarbonat:

1) Renal tubularacidosis.

2) Diare.

Dengan penambahan H+ , metabo penyangga bikarbonat-asam karbonat akan bekerja


dengan mengeluarkan HCO3 guna mengikat penambahan H+ itu sehingga perubahan pH
yang terjadi tidak begitu besar. Karena mekanisme ini, akan terjadi:
1. pH↓

2. HCO3 ↓

3. B.E. <2,5.

Alkalosismetabolic

Dapat terjadikarena:

* Penguranganasam:

1) Muntah-muntah, HCl lambungdikeluarkan.

2) Penggunaan antasidaberlebihan.

* Penambahanbasa:

1) Infus bikarbonat berlebihan.

2) Efekaldosteron/steroid.

Dengan adanya pengeluaran ion H+, metabo penyangga akan bekerja dengan mengeluarkan
H+ guna mengurangi perubahan pH. Karena mekanisme ini akan terjadi:
1. pH↑

2. HCO3↑

3. B.E. > 2,5.

Asidosis respiratorik

Terjadi karena adanya hipoventilasi, sehingga P CO 2 akan meningkat. Hal ini dapat terjadi
pada:

* Kelainan paru, misalnya Penyakit Paru Obstruksi Menahun(PPOM).

* Kelainan susunan saraf pusat, misalnya depresi pernapasan.

* Kelainan dindingdada.

Karena P CO2 darah meningkat, di dalam gas darah akan ditemukan:

1. pH↓
2. P CO2 ↑

3. HCO3normal
Alkalosis respiratorik

Terjadi karena adanya hiperventilasi sehingga P CO2 darah akan turun. Hal ini dapat terjadi
karena:

 Perangsangan S.S.P. : emosi, salisilat danlain-lain.

 Stimulasi kemoreseptor perifer:hipoksemia.

 Stimulasi reseptor intratorakal: berbagai penyakit pam.

 Keadaan hipermetabolisme: sepsis,hipertiroid.

Karena P CO2 darah menurun, di dalam analisa gas darah akan ditemukan:

1. pH↑

2. P CO2↓

3. HCO3normal.

MEKANISME KOMPENSASI

Kompensasi tubuh terhadap perubahan pH akan dilakukan melalui metabo pernapasan


dan ginjal, tergantung dari bentuk gangguan asam basa yang terjadi Bentuk –bentuk
kompensasi adalah sebagai berikut:

1) Asidosis metabolic, akan menimbulkan perangsangan untuk stimulasi pernapasan.


Akibatnya P CO2 darah akan menurun, dan ini tentu berakibat kenaikan pH (lihat
persamaan Henderson).Jadi, penurunan pH pada asidosis metabolic akan
dikompensasi oleh suatu reaksi alkalosis respiratorik(pH ↑, P CO2 ↓)

2) Alkalosis metabolic, akan menimbulkan depresi pernapasan sehingga P CO 2 darah


akan meningkat, yang ini tentunya akan mengakibatkan penurunan pH. Jadi kenaikan
pH pada alkalosis metabolic akan dikompensasi oleh suatu reaksi asidosisrespiratorik

3) Asidosis respiratorik, akan menimbulkan peningkatan reabsorbsi HCO3 di ginjal,


akibatnya kadar HCO —
di darah akan meningkat dan pH juga akan naik. Jadi,
asidosis respiratorik akandikompensasi oleh suatu alkalosis metabolic (pH ↑ , HCO 3-
↓).

4) Alkalosis respiratorik, akan menurunkan reabsorbsi HCO —


di ginjal. Akibatnya
kadar HCO —
darah akan menurun dan dengan sendirinya nilai pH akan turun pula.
Artinya, alkalosis respiratorik di tubuh akan dikompensasi oleh suatu
asidosismetabolic.

Faktor-faktor yang mempertahankan nilai Ph

Sistem penyangga

Sistem penyangga kimia (buffersystem) adalah suatu bahan kimia yang dapat
menetralkan asam atau basa yang dihasilkan, atau masuk ke dalam tubuh. Artinya, metabo ini
dapat mengurangi perubahan pH pada suatu larutan yang padanya di tambahkan asam ataupun
basa. Ini dapat terjadi karena pada metabo penyangga ini terdapat metabo asam dan metabo
basa. Bila di dalam tubuh terdapat penambahan asam, sehingga pH akan turun, asam ini akan
ditangkap oleh unsure basa dari metabo penyangga, sehingga perubahan pH akan dapat
dinetralkan. Demikian juga sebaliknya, bila di dalam tubuh terdapat penambahan basa, di
mana pH seharusnya akan naik, basa itu akan diikat oleh metabo asam dari system penyangga
sehingga kenaikan nilai pH dapat dikurangi Tentu harus disadari, metabo penyangga ini juga
punya keterbatasan kerja. Tidak semua asam atau basa yang masuk dapat diikatnya dengan
baik. Bila penambahan asam/basa itu cukup banyak, tentu akan terjadi juga perubahan nilai
pH. Hanya saja nilai perubahan itu dapat dikurangi. Ada 4 sistem penyangga kimia yang
penting di dalam tubuh,yaitu:
I. Sistem bikarbonat-asam karbonat, yang merupakan metabo terbanyak
danterpenting.

II. Sistem penyanggahemoglobin.

III. Sistem penyanggafosfat.

IV. Sistem penyanggaprotein.

Sistem Pernapasan
Melalui metabo pernafasan ini, CO2 darah dapat dikeluarkan. Seperti telah dibahas
terdahulu, perubahan kadar CO2 akan mempengaruhi kadar H2CO3 , yang pada akhirnya
akan mempengaruhi perubahan nilai pH. Pada keadaan asidosis metabolic misalnya, akan
terjadi hiperventilasipam yang mengakibatkan pengeluaran CO2 , sehingga nilai pH yang
rendah dapat diperbaiki

Ginjal
Di ginjal dapat terjadi sekresi dan reabsorbsi ion HCO -. Kalau kita kembali ke
persamaan Henderson, jelas kerja ginjal ini akan berperan besar dalam penentuan nilai pH.
Artinya, ginjal berperan untuk mempertahankan keseimbangan komponen metabolic, yaitu
ion HCO3, agar proses metabolisme dapat berjalan dengan baik

Indikasi

Indikasi tindakan analisa gas darah adalah sebagai berikut (McCann, 2004):

1. Tindakan analisa gas darah ditujukan pada pasien dengan sebagaiberikut:

a. Obstruktif kronikpulmonari,

b. Edema pulmonari,

c. Sindrom distres respiratoriakut,

d. Infarkmyocardial,

e. Pneumonia.

2. Tindakan ini juga diberikan pada pasien yang sedang mengalami syok dan setelah
menjalani pembedahan bypass arterikoronaria.
3. Pasien yang mengalami resusitasi dari penyumbatan atau penghambatankardiak.Pasien
yang
4. mengalami perubahan dalam status pernapasan dan terapi pernapasan, sertaanesthesia.

Kontra Indikasi

Kontra indikasi pada tindakan analisa gas darah, yaitu (Potter& Perry, 2006):

1. Pada pasien yang daerah arterialnyamengalami:

a. Amputasi,

b. Contractures,
c. Infeksi,

d. Dibalut dancast,

e. Mastektomi,serta

f. Arteriovenousshunts.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan ini, yaitu (McCann, 2004):

1. Adanya risiko jarum mengenai periosteum tulang yang kemudian menyebabkan pasien
mengalami kesakitan. Hal ini akibat dari terlalu menekan dalam memberikaninjeksi.
2. Adanya risiko jarum melewati dinding arteri yangberlainan.

3. Adanya kemungkinan arterialspasme sehingga darah tidak mau mengalir masuk


kesyringe.

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan :

1. Gelembung udara

Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah
maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah
kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.

2. Antikoagulan

Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin
yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh
karena efek penurunan CO2 terhadap pHdihambat oleh keasaman heparin.

3. Metabolisme

Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa,
dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
4. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2
dan P CO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2

Alat dan Bahan yangDigunakan


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan analisa gas darah meliputi (McCann, 2004):

1. 3 ml sampai 5 ml gelassyringe,

2. 1 ml ampul heparinaqueous, 3. 20 G 11/4”jarum,


4. 22 G 1”jarum,

5. Sarungtangan,

6. Alkohol atau povidone-iondinepad,

7. Gauzepads,

8. Topi karet untuk syringehub atau penutup karet untukjarum,

9. Label,

10. Ice-filledplasticbag,

11. Laporan permintaanlaboratorium,

12. Perekat balutan,dan

13. Opsional: 1% licoainesolution,atau

14. Peralatan siapAGD.

Anatomi Daerah Target

Anatomi daerah yang menjadi target tindakan analisa gas darah adalah sebagai berikut:

1. Arteriradial

Arteri radial merupakan kelanjutan dari brakhial, tetapi lebih kecil


dibandingkan dengan ulnar. Arteri radial dimulai di percabangan brakhial, dibawah
lekukan dari siku dan melewati sisi radial dari bagian depan lengan ke pergelangan
tangan. Lalu ke daerah belakang, sekitar sisi lateral carpus, dibawah tendon
abductorpollicislongus, extensorspollicis, dan breviske ruang bagian atas diantara
tulang metakarpal ibu jari dan jari telunjuk. Terakhir, arteri radial melewati diantara
dua kepala pertama interosseousdorsalis, ke dalam telapak tangan, dimana arteri radial
menyeberangi tulang metakarpal dan sisi ulnar tangan dengan deepvolarbranchdari
arteri ulnar ke deepvolararch. Hal inilah yang menyebabkan arteri radial terdiri dari
tiga porsi, yaitu forearm, belakang pergelangan tangan, dan tangan

2. Arteri brakhial
Arteri brankhial dimulai dari batas bawah tendon pada teres majordan menurun
kebawah lengan, dan berakhir sekitar 1 cm dibawah lekukan siku dimana dibagi menjadi
arteri radial dan arteri ulnar. Pertama, arteri brakhial terletak dari medial ke humerus, tetapi
ketika arteri brachial menuju lengan secara perlahan menuju atau terletak di depan tulang
dan lekukan siku yang terletak diantara dua epicondyles

3. Arterifemoral
Arteri femoral merupakan arteri yang melewati cukup dekat dengan permukaan atas,
dibagi ke dalam cabang yang kecil untuk menyediakan darah ke otot dan jaringan
superficial di daerah paha. Arteri femoral juga menyuplai kulit dan dinding abdominal
bawah. Cabang arteri femoral yang penting meliputi
1) arteri superficialcircumflexiliac, arteri ke lymphnodes dankulit;
2) arteri superficialepigastric ke dinding kulitabdominal;
3) arteri superficial dan arteri eksternal pudenal ke kulit abdomen bawah dan
eksternalgenital;
4) arteri profunda, yang merupakan cabang paling besar pada arteri femoral dan
menyuplai sendi paha dan berbagai otot dipaha;
5) arteri deepgenicularke bagian paling jauh pada otot paha dan menghubungkan
jaringan impuls sekitar sendilutut

4. Arteri tibialis posterior dan arteri doralispedis

1) Bagian arterilain

 Pada bayi = arteri kulit kepala, arteri talipusat.

 Pada orang dewasa = arteri dorsalpedis.

Bagian-bagian ini tidak boleh diambil oleh phlebotomis. Arteri


femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif
lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi
bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris
sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak

Aspek Keamanan dan Keselamatan


Aspek keamanan dan keselamatan (safety) yang harus diperhatikan dalam melakukan
tindakan analisa gas darah, yaitu perawat harus memeriksa kebijakan terhadap tenaga
kesehatan yang diperbolehkan dalam melakukan ini (Potter& Perry, 2006). Beberapa
kebijakan dari rumah sakit menyebutkan bahwa tenaga kesehatan yaitu perawat yang
diberikan izin dalam melakukan analisa gas darah adalah perawat di bidang
criticalcare(Potter& Perry,2006)
Protocol atau Prosedur Tindakan

Prosedur pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai berikut (McCann, 2004):

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan sebelum memasuki ruanganpasien.

2. Cuci tangan dengan menggunakan tujuh langkahbenar.

3. Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap, buka peralatan tersebut serta
pindahkan label contoh dan tas plastik (plasticbag).
4. Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur suhu pasien, tanggal dan
waktu pengambilan, metode pemberian oksigen, dan nama perawat yang bertugas
pada tindakantersebut.
5. Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan tersebut dan jelaskan prosedur
ke pasien untuk membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kooperatif
pasien dalam melancarkan tindakantersebut.
6. Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarungtangan.

7. Lakukan pengkajian melalui metode tes Allen. Cara allen’stest


Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada
arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan
pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus
memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan testallen’s positif. Apabila
tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan testallen’s negatif. Jika pemeriksaan
negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
8. Bersihkan daerah yang akan di injeksi dengan alkohol atau povidoneiodinepad.

9. Gunakan gerakan memutar (circular) dalam membersihkan area injeksi, dimulai


dengan bagian tengah lalu ke bagianluar.
10. Palpasiartertidenganjaritelunjukdantengahsatutanganketikatangansatunyalagimeme
gang

syringe.

11. Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45 derajat. Ketika area
injeksi arteri brankhial, posisikan jarum 60derajat.
12. Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kalilangkah.

13. Perhatikan untuk bloodbackflowdisyringe.

14. Setelah mengambil contoh, tekan gauzepadpada area injeksi hingga pedarahan
berhenti yaitu sekitar 5 menit.

15. Periksa syringedari gelembung udara. Jika muncul gelembung udara, pindahkan
gelembung tersebut dengan memegang syringeke atas dan secara perlahan
mengeluarkan beberapa darah ke gauzepad

16. Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum dan tempatkan
tutup jarum pada jarum yang telah digunakantersebut.
17. Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah diletakkan pada ice-
filledplasticbag.

18. Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi diberikan balutan kecil
dandirekatkan.

19. Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi. Pantau atau
perhatikan risiko adanya pedarahan di areainjeksi.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Perawat

Hal-hal yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan, antara lain:

1. Faktor yang menyebabkan kontra indikasi dalam penggunaan tindakan analisa gas
darah ini, meliputi amputasi, kontraktur, tempat atau area infeksi, balutan,
mastektomi, atau arteriovenousshunts(Potter& Perry,2006).
2. Lakukan tes Allen sebelum memulai mengambil contoh darah dariarteri.

3. Area injeksi yang sebelumnya atau kondisi yang sesudahnya mungkin dapat
mengeliminasikan menjadi area potensial. Arteri seharusnya dapatdijangkau
4. Perawat harus memberikan pengajaran kepada klien bahwa segera melaporkan
kepada perawat bila terjadi lumpuh atau mati rasa, dan terbakar di daerah tangan
tepatnya di area injeksi, arteri radial.

Hal-hal yang Harus Dicatat/Dokumentasi

Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan analisa gas darah meliputi:
1. Catat hasil tesAllen.

2. Catat waktu pengambilancontoh.

3. Catat suhu tubuhpasien.

4. Catat area yang akan di injeksi untuk mengambil contoh daraharteri.

5. Catat waktu total yang dibutuhkan untuk menghentikan pedarahan setelah


melakukantindakan.

6. Catat tipe dan jumlah terapi oksigen yang pasienterima

Interpretasi

1. Hipoksia

• Ringan PaO2 50 – 80mmHg

• Sedang PaO2 30 – 50mmHg

• Berat PaO2 20 – 30mmHg

2. Hiperkapnia

• Ringan PaCO2 45 – 60mmHg

• Sedang PaCO2 60 – 70mmHg

• Berat PaCO2 70 – 80mmHg

. Harga normal :

-pH darah arteri 7,35 – 7,45

-PaO2 80 – 100mmHg

-PaCO2 35 – 45mmHg
DAFTAR PUSTAKA

 McCann, J. A. S. (2004).Nursing Procedures.4th Ed. Philadelphia: Lippincott


Williams &Wilkins.

 Wilson.D.D.(1997).UnderstandingLaboratoryand Diagnostik Tests.


Philadelphia:Lippincolt.

 Potter,P.A. & Perry, A.G.(1997).fundamental ofnursing:Concept,Processand


Practice.4th Ed. St. Louise, MI: ElsevierMosby,Inc

Anda mungkin juga menyukai