Disusun Oleh :
Nim : 1810005
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa Gas Darah” yang ditujukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Kritis
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan yang tak terhingga besarnya baik
berupa moril maupun materil dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang telah diberikan.
Semoga segala bimbingan yang diberikan mendapat amal kebajikan dan mendapat imbalan
yang berlipat ganda dari AllahSWT.
Mengingat kemampuan yang terbatas, penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengucapkan maaf dan mengharapkan
masukan- masukan dari pembaca agar makalah ini dapat disempurnakan dimasa mendatang.
Mudah-mudahan Makalah ini dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
Pangkalpinang, 13 November2022
Penulis
ANALISA GAS DARAH
Pengertian
Analisa gas darah adalah salah tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan
ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien
(Wilson, 1999). Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh yang
dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu sistem buffer, sistem respiratori, dan sistem renal
(Wilson,1999).
Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”,
yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri.
Tujuan
ditunjukkan olehPaCO2.
5. Menganalisa isi oksigen dan pemenuhannya, serta untuk mengetahui
jumlahbikarbonat.
Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki oleh perawat dalam melakukan analisa gas darah
adalah sebagai berikut (Wilson,1999):
1. Pemahaman mengenai keseimbangan cairan asam basameliputi:
a. pHdarah
pH normal di dalam darah dibutuhkan untuk banyak reaksi kimia di dalam tubuh.
Rentang normal pH darah arteri adalah 7,35-7,45. pH darah yang kurang dari 7,35
menunjukkan asidosis atau acidemia. Sedangkan, pH darah lebih tinggi dari 7,45
menunjukkan alkalosis atau alkalemia.
b. Tekanan parsial karbon dioksida (PCO2, PaCO2)
Rentang normal dari tekanan parsial karbon dioksida (P CO2, Pa CO2) yaitu 35-45
mmHg (torr).
c. Bikarbonat (HCO3-)
2. Adanya kompetensi bahwa dalam pengambilan gas darah tidak harus disuruh untuk
pengambilan individual, melainkan perawat seharusnya menginstruksikan pasien untuk
melaporkan ada atau tidaknya perdarahan yang dapat terjadi setelahtindakan
3. Pemahaman mengenai analisa gas darah
Setelah perawat mengambil sampel dan memberikan ke laboratorium, maka ketika hasil
telah keluar, perawat perlu memahami hasil tersebut dan menganalisanya. Berikut adalah
pemahaman yang harus dimiliki untuk menganalisa hasil analisa gas darah.
a. Analisa apakah pHasidotik (< 7,35) atau alkalotik (>7,45).
Ada 4 jenis gangguan utama yang selama ini telah kita kenal, yaitu asidosis metabolic,
alkalosis metabolic, asidosis respiratorik dan alkalosis respiratorik. Tentu saja dapat saja
terjadi 1 atau 2 gangguan asam basa sekaligus pada seseorang penderita. Seperti diketahui,
asidosis adalah suatu keadaan di mana kadar ion H+ dalam darah lebih tinggi dari normal (pH
rendah), sedangkan alkalosis adalah suatu keadaan di mana kadar H+ di dalam darah lebih
rendah dari normal (pH tinggi).
Asidosis metabolic
* Penambahanasam:
* Penguranganbikarbonat:
1) Renal tubularacidosis.
2) Diare.
3. B.E. <2,5.
Alkalosismetabolic
Dapat terjadikarena:
* Penguranganasam:
2) Penggunaan antasidaberlebihan.
* Penambahanbasa:
2) Efekaldosteron/steroid.
Dengan adanya pengeluaran ion H+, metabo penyangga akan bekerja dengan mengeluarkan
H+ guna mengurangi perubahan pH. Karena mekanisme ini akan terjadi:
1. pH↑
2. HCO3↑
Asidosis respiratorik
Terjadi karena adanya hipoventilasi, sehingga P CO 2 akan meningkat. Hal ini dapat terjadi
pada:
* Kelainan dindingdada.
1. pH↓
2. P CO2 ↑
3. HCO3normal
Alkalosis respiratorik
Terjadi karena adanya hiperventilasi sehingga P CO2 darah akan turun. Hal ini dapat terjadi
karena:
Karena P CO2 darah menurun, di dalam analisa gas darah akan ditemukan:
1. pH↑
2. P CO2↓
3. HCO3normal.
MEKANISME KOMPENSASI
Sistem penyangga
Sistem penyangga kimia (buffersystem) adalah suatu bahan kimia yang dapat
menetralkan asam atau basa yang dihasilkan, atau masuk ke dalam tubuh. Artinya, metabo ini
dapat mengurangi perubahan pH pada suatu larutan yang padanya di tambahkan asam ataupun
basa. Ini dapat terjadi karena pada metabo penyangga ini terdapat metabo asam dan metabo
basa. Bila di dalam tubuh terdapat penambahan asam, sehingga pH akan turun, asam ini akan
ditangkap oleh unsure basa dari metabo penyangga, sehingga perubahan pH akan dapat
dinetralkan. Demikian juga sebaliknya, bila di dalam tubuh terdapat penambahan basa, di
mana pH seharusnya akan naik, basa itu akan diikat oleh metabo asam dari system penyangga
sehingga kenaikan nilai pH dapat dikurangi Tentu harus disadari, metabo penyangga ini juga
punya keterbatasan kerja. Tidak semua asam atau basa yang masuk dapat diikatnya dengan
baik. Bila penambahan asam/basa itu cukup banyak, tentu akan terjadi juga perubahan nilai
pH. Hanya saja nilai perubahan itu dapat dikurangi. Ada 4 sistem penyangga kimia yang
penting di dalam tubuh,yaitu:
I. Sistem bikarbonat-asam karbonat, yang merupakan metabo terbanyak
danterpenting.
Sistem Pernapasan
Melalui metabo pernafasan ini, CO2 darah dapat dikeluarkan. Seperti telah dibahas
terdahulu, perubahan kadar CO2 akan mempengaruhi kadar H2CO3 , yang pada akhirnya
akan mempengaruhi perubahan nilai pH. Pada keadaan asidosis metabolic misalnya, akan
terjadi hiperventilasipam yang mengakibatkan pengeluaran CO2 , sehingga nilai pH yang
rendah dapat diperbaiki
Ginjal
Di ginjal dapat terjadi sekresi dan reabsorbsi ion HCO -. Kalau kita kembali ke
persamaan Henderson, jelas kerja ginjal ini akan berperan besar dalam penentuan nilai pH.
Artinya, ginjal berperan untuk mempertahankan keseimbangan komponen metabolic, yaitu
ion HCO3, agar proses metabolisme dapat berjalan dengan baik
Indikasi
Indikasi tindakan analisa gas darah adalah sebagai berikut (McCann, 2004):
a. Obstruktif kronikpulmonari,
b. Edema pulmonari,
d. Infarkmyocardial,
e. Pneumonia.
2. Tindakan ini juga diberikan pada pasien yang sedang mengalami syok dan setelah
menjalani pembedahan bypass arterikoronaria.
3. Pasien yang mengalami resusitasi dari penyumbatan atau penghambatankardiak.Pasien
yang
4. mengalami perubahan dalam status pernapasan dan terapi pernapasan, sertaanesthesia.
Kontra Indikasi
Kontra indikasi pada tindakan analisa gas darah, yaitu (Potter& Perry, 2006):
a. Amputasi,
b. Contractures,
c. Infeksi,
d. Dibalut dancast,
e. Mastektomi,serta
f. Arteriovenousshunts.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan ini, yaitu (McCann, 2004):
1. Adanya risiko jarum mengenai periosteum tulang yang kemudian menyebabkan pasien
mengalami kesakitan. Hal ini akibat dari terlalu menekan dalam memberikaninjeksi.
2. Adanya risiko jarum melewati dinding arteri yangberlainan.
1. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah
maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah
kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
2. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin
yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh
karena efek penurunan CO2 terhadap pHdihambat oleh keasaman heparin.
3. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa,
dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
4. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2
dan P CO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2
1. 3 ml sampai 5 ml gelassyringe,
5. Sarungtangan,
7. Gauzepads,
9. Label,
10. Ice-filledplasticbag,
Anatomi daerah yang menjadi target tindakan analisa gas darah adalah sebagai berikut:
1. Arteriradial
2. Arteri brakhial
Arteri brankhial dimulai dari batas bawah tendon pada teres majordan menurun
kebawah lengan, dan berakhir sekitar 1 cm dibawah lekukan siku dimana dibagi menjadi
arteri radial dan arteri ulnar. Pertama, arteri brakhial terletak dari medial ke humerus, tetapi
ketika arteri brachial menuju lengan secara perlahan menuju atau terletak di depan tulang
dan lekukan siku yang terletak diantara dua epicondyles
3. Arterifemoral
Arteri femoral merupakan arteri yang melewati cukup dekat dengan permukaan atas,
dibagi ke dalam cabang yang kecil untuk menyediakan darah ke otot dan jaringan
superficial di daerah paha. Arteri femoral juga menyuplai kulit dan dinding abdominal
bawah. Cabang arteri femoral yang penting meliputi
1) arteri superficialcircumflexiliac, arteri ke lymphnodes dankulit;
2) arteri superficialepigastric ke dinding kulitabdominal;
3) arteri superficial dan arteri eksternal pudenal ke kulit abdomen bawah dan
eksternalgenital;
4) arteri profunda, yang merupakan cabang paling besar pada arteri femoral dan
menyuplai sendi paha dan berbagai otot dipaha;
5) arteri deepgenicularke bagian paling jauh pada otot paha dan menghubungkan
jaringan impuls sekitar sendilutut
1) Bagian arterilain
Prosedur pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai berikut (McCann, 2004):
3. Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap, buka peralatan tersebut serta
pindahkan label contoh dan tas plastik (plasticbag).
4. Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur suhu pasien, tanggal dan
waktu pengambilan, metode pemberian oksigen, dan nama perawat yang bertugas
pada tindakantersebut.
5. Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan tersebut dan jelaskan prosedur
ke pasien untuk membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kooperatif
pasien dalam melancarkan tindakantersebut.
6. Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarungtangan.
syringe.
11. Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45 derajat. Ketika area
injeksi arteri brankhial, posisikan jarum 60derajat.
12. Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kalilangkah.
14. Setelah mengambil contoh, tekan gauzepadpada area injeksi hingga pedarahan
berhenti yaitu sekitar 5 menit.
15. Periksa syringedari gelembung udara. Jika muncul gelembung udara, pindahkan
gelembung tersebut dengan memegang syringeke atas dan secara perlahan
mengeluarkan beberapa darah ke gauzepad
16. Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum dan tempatkan
tutup jarum pada jarum yang telah digunakantersebut.
17. Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah diletakkan pada ice-
filledplasticbag.
18. Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi diberikan balutan kecil
dandirekatkan.
19. Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi. Pantau atau
perhatikan risiko adanya pedarahan di areainjeksi.
Hal-hal yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan, antara lain:
1. Faktor yang menyebabkan kontra indikasi dalam penggunaan tindakan analisa gas
darah ini, meliputi amputasi, kontraktur, tempat atau area infeksi, balutan,
mastektomi, atau arteriovenousshunts(Potter& Perry,2006).
2. Lakukan tes Allen sebelum memulai mengambil contoh darah dariarteri.
3. Area injeksi yang sebelumnya atau kondisi yang sesudahnya mungkin dapat
mengeliminasikan menjadi area potensial. Arteri seharusnya dapatdijangkau
4. Perawat harus memberikan pengajaran kepada klien bahwa segera melaporkan
kepada perawat bila terjadi lumpuh atau mati rasa, dan terbakar di daerah tangan
tepatnya di area injeksi, arteri radial.
Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan analisa gas darah meliputi:
1. Catat hasil tesAllen.
Interpretasi
1. Hipoksia
2. Hiperkapnia
. Harga normal :
-PaO2 80 – 100mmHg
-PaCO2 35 – 45mmHg
DAFTAR PUSTAKA