2 (Okober, 2019)
Ilmi Darmawan1,Milasari2
ABSTRAK
Penyakit ACS merupakan kegawatan jantung dengan gambaran klinis yang beragam, ACS merupakan jenis
penyakit jantung terbanyak di Indonesia sekitar 420.449 ribu. Penyakit jantung penyebab kematian nomor
satu di Negara berpenghasilan rendah menengah. Penyakit ini menghambat pergerakan darah kaya oksigen
kearah jantung yang dapat menyebabkan kematian otot jantung, sehingga diperlukannya oksigen oleh sel-
sel miokardium untuk metabolisme aerob. Oksigen tambahan dapat meningkatkan suplai ke otot jantung
diharapkan besarnya infark tidak bertambah. Tujuan penelitian mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah
diberikan terapi oksigenasi nasal kanul terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien ACS. Metode
penelitian menggunakan eksperimen semu dengan rancangan One-group Pra-Post Test Design, tekhnik
sampling Purposive Sampling menggunakan uji Paired T-Test, jumlah responden 22 orang. Didapatkan nilai
rata-rata saturasi oksigen sebelum 91.59% dan sesudah 93.9%. Hasil pengukuran saturasi oksigen sebelum
dan sesudah diberikan terapi oksigenasi nasal kanul didapatkan nilai p (0,000) <α (0,05). Ada efektifitas
pemberian saturasi oksigen nasal kanul terhadap saturasi oksigen pada pasien ACS.
Kata kundi: acute coronary syndrome, saturasi oksigen, terapi nasal kanul
ABSTRACT
ACS is heart disease with diverse clinical conditions, ACS the most type of heart disease in Indonesiaaround
420.449 thaousand. Heart disease is the number one cause of death in low and middle income countries.
This disease inhibit movement of oxygenrich blood toward the heartwhich can cause death of the heart
muscle, so the need for oxygen by myocardial cell for aerob metabolism.additional oxygen can increase
supply to the heart muscle is expected to increase the amount of infarction. The purpose of this study was to
determine the difference before and after nasal oxygenation theraphy given to changes in oxygen saturation
in ACS patients. The method research uses quasy-experiment design with one group pre-post test design,
sampling techniq using porpusive sampling by paired t-test, respondent is 22 people. Is obstained mean
oxygen saturation values before 91.59% and after 93.9%. the results of measuring oxygen saturation before
and after nasal oxygen therapy werw obtained pvalue (0.000) < α (0.05). there is an effective a giving nasal
oxygen saturation to oxygen saturation in ACS patients.
journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-nursing 68
ISSN : 2580-0078 Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019)
journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-nursing 69
ISSN : 2580-0078 Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019)
1 Jenis Kelamin Laki-laki 16 72.73 umur terbayak yang menderita penyakit jantung
perempuan 6 27.27
Jumlah 22 100,0
koroner akut yaitu 56-65 tahun sebanyak 34 orang.
2 Usia 40-55 9 40.91
56-70 10 45.45 Menurut PERKI, 2015 faktor risiko pada
71-90 3 13.64
Jumlah 22 100.0 ACS meliputi usia dan jenis kelamin, didapatkan
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan usia pria >45 tahun dan wanita >55 tahun, riwayat
distribusi karakteristik responden berdasarkan keluarga dengan penyakit kardiovaskuler dan
jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebanyak faktor risiko yang dapat dimodifikasi diantaranya
16 orang (72.73%), dan usia 56-70 tahun meliputi hipertensi, hiperlipidemia, DM, gaya
sebanyak 10 orang (45.45%). hidup, dan kebiasaan merokok. Perubahan utama
yang terjadi pada penuaan dapat disebabkan oleh
Laki-laki mempunyai resiko yang lebih penebalan tunika intima yang disertai tunika media
besar dibandingkan perempuan dan mendapatkan yang mengalami fibrosis. Ketebakan tunika intima
serangan lebih awal dalam kehidupan meningkat ketika decade keempat dan kemudian
dibandingkan perempuan (Nasioanl Heart Lung menipis secara bertahap (Cicilia et al, 2017).
and Blood Institute, 2011). Hal ini didukung oleh
penelitian dari WHO, 2017 menunjukkan bahwa Analisa Sebelum dan Sesudah Diberikan
hasil penelitiannya terdapat hubungan antara jenis Terapi oksigenasi Nasal Kanul
kelamin pada acute coronary syndrome pada laki- Tabel 2. Statistik responden sebelum dan sesudah
laki lebih rentan terkena akibat faktor gaya hidup. diberikan terapi nasa kanul
Pada kasus di berbagai rumah sakit seluruh No Kategori Mean Median Mode
Stand.
Deviation
Indonesia laki-laki lebih mendominasi 78.5% lebih 1 Sebelum 91.59 92.00 92 1.221
tinggi dibanding perempuan yang 21.5%. diberikan
ter.oksigen
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan 2 Sesudah 93.9 94.00 94 .000
diberikan
oleh Srikrishna, 2015 yang menyebutkan bahwa ter.oksigen
jenis kelamin laki-laki lebih banyak terkena infark Berdasarkan tabel 2 menunjukkan analisa
miokard dibandingkan perempuan hal ini sebelum dan sesudah diberikan terapi oksigenasi
dikarenakan laki-laki lebih rentan mengalami nasal kanul terhadap saturasi oksigen didapatkan
artherosklerosis yang disebabkan pada laki-laki nilai mean sebelum sebesar 91.59, dan setelah
lebih sering mengkonsumsi rokok dan juga diberikan terapi oksigenasi nasal kanul selama 6
disebabkan oleh kadar High Density Lipoprotein jam dengan pengukuran secara berkala
(HDL). didapatkan nilai mean sebesar 93.9. pada hasil
Angka morbiditas akibat penyakit jantung koroner pengukuran sebelum dan sesudah didapatkan
pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan nilai rata-rata kenaikan saturasi oksigen sebesar
perempuan dan kondisi ini hampir 10 tahun lebih 2.40.
dini pada laki-laki dari pada perempuan, hal ini
disebabkan karena pada perempuan ada hormone Pada proses penyakit acute coronary
estrogen yang bersifat protektif namun setelah syindrome (ACS) akibat kurangnya suplai oksigen
terjadi menopause insiden penyakit jantung ke miokard, maka kompensasi dari miokard adalah
coroner dapat meningkat dan memiliki risiko yang dengan melakukan metabolisme anaerob agar
sama dengan laki-laki (Lewis et al, 2007). jantung tetap dapat memberikan suplai oksigen ke
seluruh tubuh. Salah satu tindakan untuk
Acute coronary syndrome dapat mencegah perluasan infark miokard adalah
berpengaruh dengan usia seseorang karena dengan pemberian terapi oksigen (Thygesen and
iskemia dan infark berulang lebih sering dijumpai Verdy, 2012).
pada usia lanjut >40 tahun disebabkan fungsi
sistolik ventrikel kiri mengalami penurunan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
bermakna pada pasien ACS, pengaruh usia lanjut yang telah dilakukan oleh Febriyanti, 2017
menjadi lebih berat dua kali lipat karena usia menunjukkan bahwa rata-rata saturasi oksigen
membuat perubahan pada fungsi endotel vaskuler sebelum dan sesudah diberikan oksigenasi nasal
(Canon CP dkk, 2016). Hal ini sejalan dengan prong selama 10 menit pertama dan 10 menit
penelitian Faridah et al, 2016 bahwa kelompok kedua didapatkan nila Pvalue yang sama yaitu
journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-nursing 70
ISSN : 2580-0078 Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019)
journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-nursing 71
ISSN : 2580-0078 Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019)
journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-nursing 72
ISSN : 2580-0078 Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019)
Shuvy, M., Atar, D., Steg, P.G., Halvorsen, S., Budi. W & Yamin. L.S. (2014). Terapi Oksigen
Jolly, S., Yusuf, S., and Lotan, C., (2015). Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen
Oxygen Therapy in acute coronary Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada
syndrome: are the benefits worth the risk. Pasien Infark Miokrd Akut (IMA).
Eur Heart. Prosiding Konferensi Nasional II PPNI
Srikrishna. (2015) Study Of High Sensitive-CRP Jawa
and Cardiac Marker Enztmes in Acute Tengah.http://jurnal.unimus.ac.id/index.p
Coronary Syindrome hp/psn12912919/article/viewFile/1135/1
189 (diakses 02 Juli 2019).
Suparmi, Yulia, Ignatavicius. (2008). Panduan World Health Organization (WHO) (2015, 2016).
Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan
Manusia. Yogyakarta : Citra Aji Parama. Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Thygesen, Verdy. (2012). Third Universal World Health Organization (WHO). (2017).
Definition of Myocardial Infarction. Cardiovascular disease. Diakses tanggal
American Heart Association. American 16 Juli 2018
Heart Association Journal.
journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-nursing 73