Anda di halaman 1dari 11

Skala Welas Diri (Self-Compassion)

Self-compassion merupakan cara adaptif untuk berhubungan dengan diri sendiri ketika menghadapi kekurangan diri atau keadaan
hidup yang sulit (Neff & McGehee, 2010).
FORM PEER JUDGEMENT
Skala Welas Diri (Self-Compassion)
Cara pengisian : Beri tanda (x) pada kolom Skala Relevansi (1, 2, 3, atau 4).
Skala Relevansi
1 = Tidak Relevan
2 = Kurang Relevan
3 = Agak Relevan
4 = Sangat Relevan
Dimensi Subskala No. Item Skala Relevansi Tindakan
1 2 3 4
Mengasihi Menerima 1. Saya menyempatkan diri untuk
diri (Self- kekurangan, beristirahat ketika mengalami
kindness) memedulikan dan kelelahan dalam mengerjakan skripsi.
Kecenderung bersikap baik pada 2. Meskipun lelah, saya sering
an untuk diri sendiri memaksakan diri untuk melanjutkan
memedulikan hingga target skripsi selesai.
dan 3. Saya dapat memaklumi kekurangan-
memahami kekurangan saya.
diri sendiri. 4. Saya tidak dapat mentoleransi
Kekurangan kekurangan diri saya.
dan 5. Meski tertinggal dari teman-teman,
ketidakmamp saya tetap dapat menghargai
uan dipahami perjuangan saya (setiap usaha yang
dengan halus sudah saya lakukan) dalam
dan mengerjakan skripsi.
mendukung 6. Saya membodohkan diri saat skripsi
diri (Neff, saya tertinggal dari teman-teman.
2011). 7. Saya berusaha bersikap baik kepada
diri sendiri ketika sedang mengalami
masalah.
8. Saya cenderung menyalahkan diri
sendiri ketika mengalami masalah.

Common Menyadari setiap 9. Saya menyadari bahwa semua orang


Sense of orang memiliki juga mengalami kesulitan dalam
Humanity kekurangan dan mengerjakan skripsi.
Pemahaman terhubung oleh 10. Saya merasa hanya saya yang tidak
bahwa setiap kekurangan bisa mengerjakan skripsi dengan baik.
orang 11. Saya mengingatkan diri saya bahwa
mengalami tersebut ada banyak orang di dunia ini yang
kegagalan mengalami hal menyedihkan.
dan memiliki 12. Saya merasa bahwa orang lain
ketidakmamp mungkin lebih bahagia daripada saya
uan masing- 13. Saya mencoba untuk melihat
masing. Hal kegagalan saya sebagai hal yang wajar
ini dialami setiap orang.
dibutuhkan 14. Ketika gagal dalam melakukan sesuatu,
agar individu saya merasa menjadi orang yang
merasa paling menyedihkan.
terhubung 15. Saya mengingatkan diri saya bahwa
dengan orang orang lain juga mengalami masalah

lain karena yang serupa dengan saya.


memiliki 16.

kelemahan Saya merasa sendirian dalam


yang sama menghadapi masalah yang saya alami.
(Neff, 2011).
Mindfulness Menyadari 17. Saya mencoba memandang masalah
Meliputi pengalaman saat dari berbagai sudut pandang.
kesadaran ini dengan jelas 18. Saya memandang masalah terutama
akan dan seimbang, dari sudut pandang saya sendiri
pengalaman menerima 19. Ketika sesuatu membuat saya kesal,
saat ini pengalaman untuk saya berusaha menjaga emosi saya
dengan jelas dirasakan tanpa tetap stabil
dan menghakimi 20. Ketika suatu hal menjengkelkan
seimbang terjadi, saya sering kali kesulitan untuk
(Brown & mengembalikan suasana hati saya.
Ryan, 2003). 21. Saya mencoba untuk tidak terbawa
Mindful perasaan ketika mengalami hal yang
meliputi tidak terduga.
keterbukaan 22. Saya mudah terbawa perasaan ketika
atas mengalami hal yang tidak saya suka.
pengalaman 23. Ketika mengalami kendala saat

saat ini, mengerjakan skripsi saya berusaha


menerima mengatur emosi agar tetap fokus.

pemikiran, 24. Saya sering tidak fokus karena

emosi dan badmood saat skripsi terkendala.

sensasi untuk
dirasakan
tanpa
menghakimi,
menghindari
atau
menekannya
(Bishop et al,
2004)
Skala Psychological Well-Being
Psychological well-being meliputi kemampuan individu untuk berfungsi secara utuh dan positif (Ryff & Keyes, 1995). Psychological
well-being adalah sebuah konsep multi-dimensional yang meliputi dimensi self-acceptance, positive relation with others, autonomy,
environmental mastery dan purpose in life (Ryff, 1989).

FORM PEER JUDGEMENT


Skala Psychological Well-Being Versi Bahasa Indonesia
Cara pengisian : Beri tanda (x) pada kolom Skala Relevansi (1, 2, 3, atau 4).
Skala Relevansi
1 = Tidak Relevan
2 = Kurang Relevan
3 = Agak Relevan
4 = Sangat Relevan
Dimensi Indikator No. Item Skala Relevansi Tindakan
1 2 3 4
Otonomi Kontrol diri, 1. Saya tidak takut menyuarakan
Memiliki independen, pendapat saya meski bertentangan
determinasi diri memiliki standar dengan pendapat kebanyakan orang.
dan internal
independen; 2. Saya kesulitan mengemukakan
mampu pendapat yang berbeda dengan orang
menolak lain.
tekanan sosial 3. Keputusan saya tidak dipengaruhi oleh
untuk berpikir pendapat orang lain.
dan
4. Ketika memutuskan sesuatu, saya
berperilaku,
sangat mudah berubah pikiran karena
mengontrol
pendapat orang lain
perilaku sendiri,
5. Saya lebih bahagia dengan diri saya
mengevaluasi
apa adanya tanpa mengikuti standar
diri
masyarakat.
berdasarkan 6. Saya cenderung mengikuti standar
standar internal yang ada di masyarakat meskipun saya
(Ryff, 1995). tidak suka.
Penguasaan Mampu 7. Saya mampu menyesuaikan diri
Lingkungan mengelola dengan segala perubahan hidup yang
Meliputi lingkungan dan ada.
perasaan menyesuaikan 8. Saya merasa kesulitan untuk
kompeten dan diri dengan menyesuaikan diri dengan perubahan
mampu situasi. terjadi.
mengelola 9. Saya cukup mahir mengelola tanggung
jawab dalam kehidupan saya sehari-
lingkungan hari
secara 10. Saya sering merasa kewalahan
kompleks dan mengelola tanggung jawab sehari-hari
menyesuaikan saya
diri dengan 11. Saya mampu menyelesaikan rencana
situasi hidup yang telah saya buat dengan baik.
yang ada 12 Saya sering merasa kesulitan untuk
(Baumgardner menyelesaikan rencana yang telah
& Crothers, saya buat.
2009)

Pertumbuhan Keinginan untuk 13. Saya adalah tipe orang yang suka
Pribadi berkembang dan mencoba sesuatu yang baru.
Personal terbuka 14. Saya tidak tertarik pada kegiatan-
growth atau terhadap kegiatan baru yang diluar kebiasaan
pertumbuhan pengalaman. saya.
pribadi 15. Saya berusaha untuk tidak melakukan
merupakan kesalahan yang sama.
perasaan untuk 16. Saya selalu jatuh dalam kesalahan
terus yang sama.
berkembang
dan bertindak 17. Pengalaman yang sudah saya alami
secara efektif mengubah cara pandang saya
serta sikap terhadap suatu masalah.
terbuka 18. Cara pandang saya terhadap masalah
terhadap tidak ada kaitanya dengan pengalaman
pengalaman yang sudah saya alami
dan tantangan
(Baumgardner
& Crothers,
2009).
Hubungan Hubungan yang 19. Saya bahagia dengan jalinan
Positif dengan hangat, saling pertemanan yang saya miliki.
Orang Lain percaya, 20. Saya merasa tidak bahagia dengan
Memiliki berempati dan pertemanan saya saat ini.
hubungan yang intim 21. Saya merasa diri saya dihargai oleh
hangat, orang lain.
memuaskan 22. Saya sering merasa kurang dianggap
dan saling oleh orang lain.
mempercayai 23. Saya memiliki hubungan pertemanan
serta yang didasari kepercayaan.

kemampuan 24. Saya merasa tidak ada rasa percaya


untuk antara saya dan teman-teman.
berempati dan
membangun
intimasi dengan
orang lain
(Baumgardner
& Crothers,
2009).
Tujuan Hidup Memiliki tujuan 25. Saya memiliki harapan besar untuk
Individu yang dan masa depan saya.
memiliki tujuan kepercayaan, 26. Saya tidak yakin dengan masa depan
dan merasa hidupnya saya.
kepercayaan berarti 27. Saya memiliki rencana yang matang
yang untuk mencapai tujuan saya.
memberikan 28. Saya cenderung tidak memiliki rencana
tujuan hidup yang spesifik untuk mencapai sebuah
serta merasa tujuan.
bahwa 29. Ada cita-cita yang membuat saya

hidupnya bersemangat menjalani hidup.


memiliki arti 30. Tidak ada cita-cita yang mampu

dan tujuan. membuat saya merasa bersemangat.


(Baumgardner
& Crothers,
2009).
Penerimaan Sikap positif 31. Saya tidak menyesal dengan cara saya
Diri terhadap diri menjalani hidup ini
Self acceptance dan masa lalu, 32. Saya kecewa dengan cara saya
merupakan menerima menjalani hidup selama ini.
sebuah sikap segala aspek diri 33. Saya percaya diri dengan diri saya apa
positif terhadap adanya.
diri sendiri, 34. Saya sering merasa minder dengan
menerima diri kemampuan saya.
segala aspek 35. Saya bisa memaafkan diri saya atas

dalam diri dan kesalahan di masa lalu.


merasa positif 36. Jika bisa, saya ingin kembali ke masa

terhadap lalu untuk memperbaiki kesalahan

pengalaman saya.

masa lalu
(Baumgardner
& Crothers,
2009).

Anda mungkin juga menyukai