Anda di halaman 1dari 14

PAULI

Sejarah Tes Pauli (1)


¤  Tes Pauli yang kita kenal sekarang ini merupakan revisi atas tes Kraepellin yang
dianggap kurang cocok diberikan kepada individu-individu normal karena tes
Kraepellin dikembangkan melalui data yang didapat dari pasien-pasien
psikiatris.

¤  Oleh karena itu Richard Pauli, Wilhelm Arnold dan Van His beranggapan
bahwa perlu dibuat revisi terhadap tes Kraepellin dengan menggantikan
sampel-sampel penelitian dari pasien psikiatris menjadi klien psikologis.

¤  Selain itu cara kerja tes juga berubah dimana pada tes kraepellin cara
menjumlah dari bawah ke atas dan alur kerjanya terputus berubah menjadi
cara menjumlahnya dari atas ke bawah dan alur kerjanya mengalir.

¤  Richard Pauli menginginkan psikologi menjadi bagian dari bidang ilmu alam
pasti sehingga dapat dilakukan eksperimen. Dengan demikian tujuan dari
pemberian tes Pauli adalah untuk mendapatkan data-data tentang
kepribadian seseorang melalui pemahaman filosofi dan eksperimen
Pendekatan Filosofi

¤  Secara filosofi, kepribadian memiliki ciri-ciri sebagai


berikut :

¤  Mampu belajar atau mampu dilatih untuk memperoleh


sesuatu.

¤  Dapat tergerak dan tertarik untuk melakukan sesuatu.

¤  Dapat mengalami kejenuhan (psikis) dan kelelahan


(fisik).
Pendekatan Eksperimen

¤  Untuk memahami kepribadian melalui pendekatan


eksperimental maka kita perlu menemukan jenis
pekerjaan yang dapat merefleksikan kepribadian
individu yaitu jenis pekerjaan yang mudah diamati,
ditetapkan dan diulang àsebagai cerminan dari habit
individu. Adapun jenis pekerjaan tersebut adalah
pekerjaan menjumlahkan angka-angka satuan.
Ciri-ciri Tes Pauli dan Faktor Psikologis yang
Mungkin Terungkap (1)

¤  Penjumlahan yang biasa sehingga kegiatan ini sudah dikuasai.


Faktor psikologis yang dapat diungkap adalah adanya keinginan
berprestasi dalam diri seseorang. Jika memiliki keinginan berprestasi
yang kuat maka prestasi kerjanya mengalami peningkatan.
Sedangkan jika keinginan berprestasinya rendah maka prestasi
kerja paulinya menurun.

¤  Menyimpan jumlah yang khusus yaitu dengan menulis satuannya


saja. Hal ini berarti bahwa individu menghadapi sesuatu yang baru.
Faktor psikologis yang mungkin terungkap adalah kesediaan kerja,
pengarahan kemauan, dan penyesuaian diri dengan situasi baru.

¤  Adanya instruksi yang kaku sehingga situasinya memaksa individu


bekerja sesuai dengan instruksi yang diberikan. Faktor psikologis
yang dapat terungkap adalah kesediaan menuruti aturan yang
ada dan sikap individu dalam menghadapi suatu pekerjaan.
Ciri-ciri Tes Pauli dan Faktor Psikologis yang
Mungkin Terungkap (2)

¤  Jenis pekerjaan atau tugas dalam Pauli tidak memiliki tujuan yang
pasti dan monoton. Faktor psikologis yang mungkin terungkap
adalah pengarahan energi kerja untuk mencapai prestasi,
kemauan mengatasi persoalan dan pengaruh emosi terhadap
kesulitan.

¤  Waktu tes yang lama dapat menimbulkan keletihan dalam diri
individu. Faktor psikologis yang mungkin terungkap adalah
pengarahan kemauan, kemampuan untuk mengendalikan diri,
merangsang kekuatan ketabahan, dan keteraturan kerja dalam
situasi tersebut.

¤  Situasi tes menimbulkan ketidaknyamanan dalam diri individu


sehingga reaksi individu dalam menghadapi tes dapat merupakan
cerminan individu dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup
yang membuatnya tidak nyaman.
Kegunaan Tes Pauli

¤  Mengetahui batas nyata perbedaan kondisi individu.

¤  Merupakan indikasi dari prestasi dan kemauan kerja


individu.

¤  Dapat dijadikan dasar penentuan kepribadian.

¤  Dapat mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap


prestasi kerja.

¤  Dapat mengetahui stabilitas emosi dalam menghadapi


situasi yang monoton.
Pelaksanaan Tes

¤  Tes Pauli diberikan kepada individu selama 60 menit.


Sebelum tes dilaksanakan pemeriksa harus memberikan
penjelasan terlebih dahulu tentang cara pengerjaan tes.
Adapun instruksi dan penjelasan yang hendaknya
diberikan adalah sebagai berikut :
¤  Menjumlahkan dua angka yang saling berdekatan dari atas
ke bawah.
¤  Tuliskan jawaban diantara kedua angka tersebut.
¤  Tuliskan jawaban hanya satuannya saja.
¤  Terus mengalir dan memberi garis pada waktu-waktu
tertentu, sesuai dengan aba-aba dari tester.
Skoring Hasil Tes (1)

¤  Lingkari garis per 3 menit yang dikerjakan subjek dengan tinta
merah. Garis yang dibuat subjek harus berjumlah 20 garis.

¤  Cari dan hitung angka-angka penjumlahan yang diloncati


(lubang) pada seluruh hasil kerja subjek, dengan memberikan
tanda garis merah pada tempat angka yang tidak dijumlahkan.

¤  Cari lajur yang dilewati (parit) pada seluruh hasil kerja subjek
dengan memberi tanda garis dengan tinta merah pada lajur/parit
tersebut.

¤  Hitung jumlah prestasi seluruhnya (sebanyak 20 garis), setelah


dikurangi jumlah yang diloncati (lubang) dan lajur yang dilewati
(parit).
Skoring Hasil Tes (2)

¤  Cari jumlah prestasi rata-rata per tiga menit dengan


rumus sebagai berikut:

Jumlah prestasi keseluruhan

---------------------------------

20
Skoring Hasil Tes (3)

¤  Mencari salah dan dibetulkan:


¤  Bila jumlah total > 4000 maka digunakan rumus sbb : lajur 13
– 20 + 39 – 40 / 400 + 100 X 100 %.
¤  Bila jumlah total < 4000 maka digunakan : lajur 13 – 20 / 400
X 100 %. 

¤  Masukan jumlah prestasi, jumlah kesalahan, jumlah


pembetulan danjumlah rata-rata pada kolom yang
telah disediakan, sesuai dengan ketentuan dalam
norma.
Skoring Hasil Tes (4)

¤  Masukkan prsetasi per tiga menit pada kolom/kotak


yang telah disediakan dengan patokan sebagai berikut:
Skoring Hasil Tes (5)
¤  Masukkanprestasi per tiga menit dalam grafik kerja pada kolom yang telah disediakan,
dengan cara sebagai berikut:
¤  Tandai jumlah prestasi per tiga menit terendah dan tertinggi dengan cara memberikan tanda panah
ke bawah dan ke atas
¤  Tentukan titik bawah garis ordinat dengan melihat prestasi terendah dengan patokan 0, 50, 100 dan
150; dan lingkarilah angka tersebut denga tinta merah.
¤  Tentukan nilai garis ordinat berikutnya dengan penambahan 10 pada setiap kotak.
¤  Tentukan titik prestasi per tiga menit pada garis 1, 2 sampai 20
¤  Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis biru sehingga ditemukan suatu grafik kerja (grafik I)
¤  Tentukan titik pada ordinat 2.5; 6,5; 10,5; 14,5 dan 18,5 dengan cara sebagai berikut:
¤  untuk titik ordinat 2,5: hubungkan titik persinggungan antara garis ordinat 1,5 dan 3,5
¤  untuk titik ordinat 6,5: hubungkan titik persinggungan antara garis ordinat 5,5 dan 7,5
¤  untuk titik ordinat 10,5: hubungkan titik persinggungan antara garis ordinat 9,5 dan 11,5
¤  untuk titik ordinat 14,5: hubungkan titik persinggungan antara garis ordinat 13,5 dan 15,5
¤  untuk titik ordinat 18,5: hubungkan titik persinggungan antara garis ordinat 17,5 dan 19,5
¤  hubungkan titik-titik ordinat tersebut di atas dengan tinta merah, sehingga menjadi grafik halus (Grafik
III).
Skoring Hasil Tes (6)
¤ Mencari penyimpangan:
¤  Hitung selisih anatar grafik I dan grafik III dimulai dari tiga menit ke-3 sampai
dengan tiga menit ke-18.
¤  Hitung prosentasenya dengan rumus sebagai berikut:
¤  Jumlah keseluruhan penyimpangan / Jumlah keseluruhan prestasi X 125.
¤  Masukkan % penyimpangan tersebut dalam kolom yang telah
disediakan.

¤ Mencari tinggi : Jumlah titik tertinggi – Jumlah titik


terendah

¤ Mencari tempat puncak : lihat grafik kerja pada garis


vertikal keberapa jumlah titik puncak berada.

Anda mungkin juga menyukai