BUILDING MATERIAL
Topic#16
MATAKULIAH
Pengetahuan Bahan Konstruksi dan Teknik
(KODE MATA KULIAH: KTP208)
Mulyono,T@2015
Tri.sutomo10@gmail.com
BAHAN KOMPOSIT DALAM KONSTRUKSI
DAN GREEN BUILDING MATERIAL
Mulyono,T@2015
Penggunaan material sebagai bahan konstruksi bangunan struktural maupun non struktural
saat ini tidak sebatas pada material homogen alami seperti kayu, baja, beton normal, akan tetapi
sudah berkembang pada penggunaan material yang merupakan susunan dua atau lebih material
alami, yang biasa disebut sebagai material komposit.
Sehingga, material komposit akan mempunyai sifat-sifat dan karakteristik gabungan dari
komponen-komponen material yang menyusunnya. Penggabungan sifat dan karakteristik ini
dilakukan dalam bentuk matriks campuran, sehingga akan memungkinkan terjadi penggabungan
secara kimiawi maupun fisik. Sifat dan karakteristik menjadi satu kesatuan matriks yang tidak
terpisah. Hal ini berbeda dengan struktur/konstruksi komposit, dimana dua atau lebih material
digabungkan sebagai satu kesatuan struktur, akan tetapi masih dapat dipisahkan secara fisik satu
dengan yang lainnya.
Penggabungan ini juga diharapkan akan meningkatkan performa dan karakteristik material
komposit tersebut, karena sifat-sifatnya akan saling melengkapi. Masing-masing material juga
mempunyai sifat dan karakteristik dengan kelebihan dan kekurangannya.
Sebagai contoh, saat ini banyak kita jumpai material beton normal yang terdiri atas
campuran air, semen, pasir dan kerikil, masih ditambahkan lagi material serat (fiber) yang
bermacam-macam jenisnya. Penggunaan serat pada beton normal ini akan meningkatkan kuat
tariknya, karena seperti telah diketahui walaupun material beton normal mempunyai kuat tekan
yang tinggi, tapi ternyata mempunyai kuat tarik yang rendah. Padahal dalam suatu konstruksi,
terkadang beton normal tidak hanya menerima gaya tekan saja, tapi juga gaya tarik.
Juga beberapa material yang digunakan untuk atap yang sekarang ini banyak jenis dan
macamnya, yang menggabungkan beberapa material dari plastic olehan digabung dengan beberapa
serat (fiber) juga.
Disamping itu, penggunaan material komposit juga akan mereduksi penggunaan material
alami yang semakin terbatas. Inovasi-inovasi penggabungan dua material atau lebih dengan sifat
dan karakteristik masing-masing, menjadi material komposit dengan sifat dan karakteristik yang
baru menjadi suatu keniscayaan yang harus dilakukan.
Sebenarnya pembuatan material komposit ini sudah banyak dilakukan sejak lama,
walaupun masih sebatas penggabungan dua atau lebih material yang mempunyai sifat-sifat dasar
yang sama, seperti pencampuran baja dan besi, pencampuran emas dan baja, dan sebagainya. Saat
ini, sudah banyak dikembangkan pencampuran material dengan sifat-sifat yang sama sekali
berbeda, agar didapatkan material baru yang saling melengkapi. Apalagi sekarang banyak sekali
ditemukan resin-resin dan zat-zat kimia yang mampu mengikat dua material berbeda, atau secara
kimiawi mampu melebur dua atau lebih material tersebut.
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap
terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal.
Bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri
dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu
sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit).
Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat yang lebih ringan,
kekuatan dan kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang lebih
murah karena berkurangnya jumlah komponen dan baut-baut penyambung. Kekuatan tarik dari
komposit serat karbon lebih tinggi daripada semua paduan logam. Semua itu menghasilkan berat
pesawat yang lebih ringan, daya angkut yang lebih besar, hemat bahan bakar dan jarak tempuh
yang lebih jauh.
Pengujian bahan untuk beton bertulang pada pekerjaan konstruksi di lapangan dilakukan
oleh Pengawas lapangan dan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap bahan yang
digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton untuk menentukan apakah bahan tersebut
mempunyai mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan. Pengujian bahan dan pengujian beton
harus dibuat sesuai dengan tata cara-tata cara yang ditentukan oleh standar dalam hal ini SNI.
Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus tersedia untuk pemeriksaan selama
Agregat untuk beton harus memenuhi “Spesifikasi agregat untuk beton” (ASTM C 33) atau
SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur. Ukuran maksimum nominal
agregat kasar harus tidak melebihi:
(3) 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat, bundel
tulangan, atau tendon-tendon prategang atau selongsong-selongsong.
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang
merugikan terhadap beton atau tulangan. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang
atau pada beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan sebagai
berikut (table 1):
Tabel 1: Kandungan ion klorida maksimum untuk perlindungan baja tulangan terhadap korosi
Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali bahwa pemilihan
proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari
sumber yang sama, dan hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat
dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya
sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air
pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen
hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109 ).
Polman Astra @2015 4
Bahan tambahan yang digunakan pada beton harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari pengawas lapangan. Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang digunakan harus
mampu secara konsisten menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan yang dihasilkan
oleh produk yang digunakan dalam menentukan proporsi campuran beton sesuai dengan
persyaratan (1) kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah dicor ke dalam cetakan
dan ke celah di sekeliling tulangan dengan berbagai kondisi pelaksanaan pengecoran yang harus
dilakukan, tanpa terjadinya segregasi atau bleeding yang berlebih; (2) Ketahanan terhadap
pengaruh lingkungan yaitu persyaratan keawetan tahan terhadap sulfat dan korosi; (3) Sesuai
dengan persyaratan uji kekuatan
Kalsium klorida atau bahan tambahan yang mengandung klorida tidak boleh digunakan
pada beton prategang, pada beton dengan aluminium tertanam, atau pada beton yang dicor dengan
menggunakan bekisting baja galvanis. Bahan tambahan pembentuk gelembung udara harus
memenuhi SNI 03-2496-1991, Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton.
Bahan tambahan pengurang air, penghambat reaksi hidrasi beton, pemercepat reaksi hidrasi beton,
gabungan pengurang air dan penghambat reaksi hidrasi beton dan gabungan pengurang air dan
pemercepat reaksi hidrasi beton harus memenuhi “Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk
beton” (ASTM C 494) atau “Spesifikasi untuk bahan tambahan kimiawi untuk menghasilkan beton
dengan kelecakan yang tinggi " (ASTM C 1017).
Abu terbang atau bahan pozzolan lainnya yang digunakan sebagai bahan tambahan harus
memenuhi “Spesifikasi untuk abu terbang dan pozzolan alami murni atau terkalsinasi untuk
digunakan sebagai bahan tambahan mineral pada beton semen portland” (ASTM C 618). Kerak
tungku pijar yang diperhalus yang digunakan sebagai bahan tambahan harus memenuhi
“Spesifikasi untuk kerak tungku pijar yang diperhalus untuk digunakan pada beton dan
mortar”(ASTM C 989).
Bahan tambahan yang digunakan pada beton yang mengandung semen ekpansif (ASTM C
845) harus cocok dengan semen yang digunakan tersebut dan menghasilkan pengaruh yang tidak
merugikan. Silica fume yang digunakan sebagai bahan tambahan harus sesuai dengan “Spesifikasi
untuk silica fume untuk digunakan pada beton dan mortar semen-hidrolis” (ASTM C 1240).
Baja tulangan yang digunakan dalam beton bertulang harus sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam pelaksanaan dan kode standar untuk pekerjaan tersebut, utamanya harus sesuai
dengan rancangan desain konstruksi, baik itu mencakup spesifikasi dan persyaratan lainnya.
Secara ekonomi struktur beton ferro memberikan kekuatan dan lebih tahan lama
dibandingkan beton konvensional. Tergantung pada kualitas konstruksi dan iklim dari lokasi. Di
India, ferro beton sering digunakan karena konstruksi lebih tahan terhadap gempa. Tahan gempa
tergantung pada teknik konstruksi yang baik dan penguatan tambahan beton.
a. Sistem Armature: Dalam metode ini kerangka baja dilas dengan bentuk yang
diinginkan pada salah satu sisi yang terikat di beberapa lapis anyaman kawat,
sehingga mortar dapat diisi dengan mudah.
b. Sistem cetakan tertutup: Beberapa lapis anyaman kawat terikat bersama di
permukaan cetakan yang menjaganya dalam posisi sementara martar yang mengisi
cetakan dapat dibersihkan setelah perawatan atau mungkin tetap dalam posisi
sebagai bagian permanen dari struktur sampai selesai..
c. Integrated sistem cetakan: Menggunakan penguatan minimum pada setiap cetakan.
Seperti namanya, cetakan tetap permanen sebagai bagian integral dari struktur
sampai selesai.
Keuntungan dari konstruksi beton ferro yang dibangun adalah bobotnya yang rendah, biaya
pemeliharaan dan umur ekonomisnya dibandingkan dengan konstruksi baja murni. Kerugian dari
konstruksi beton ferro adalah mahal untuk aplikasi industri selain itu, ancaman terhadap degradasi
(karat) dari komponen baja jika rongga udara yang tertinggal lebih banyak, karena terlalu kering
campuran beton yang diterapkan, atau tidak adanya pemadatan.
Beton serat merupakan beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang
berupa serat. Serat berupa batang-batang 5 sampai 500 mm, dengan panjang 25-100 mm.serat
asbatos, tumbuh-tumbuhanan , serat plastic, kawat baja. Tujuan penambahan serat tersebut adalah
untuk meningkatkan kekuatan tarik beton, sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca,
iklim dan temperatur yang biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat
yang dapat digunakan dalam beton serat dapat berupa serat alam atau serat buatan. Serat Alam,
umumnya terbuat dari tumbuh-tumbuhan, misalnya: ijuk; serabut kelapa dan lainnya.
Sifat fisis beton serat akan membuat beton menjadi lebih kaku sehingga memperkecil nilai
slump serta membuat waktu ikat awal (initial setting) lebih cepat. Sifat mekanis beton serat akan
meningkatkan kuat tarik dan kuat lentur, tetapi menurunkan kekuatan tekan jika penambahan serat
sampai batas optimum. Jenis serat tertentu meningkatkan kinerja beton seperti serat baja dan serat
tembaga. Beton serat digunakan pada konstruksi yang harus mempunyai permukaan luas dimana
temperatur, oksidasi dan penguapan mempunyai pengaruh besar terhadap besarnya susut muai,
seperti landasan pacu di bandar udara, plat atap, jalan, dan lain-lain.
Gambar 4: ACP
Aluminium Composite Panel (ACP) adalah salah satu material yang biasanya berupa
lembaran yang bahannya terbuat dari lapisan aluminium pada kedua sisi luar dimana didalamnya
dilapisi dengan bahan non aluminium berupa bahan polyetthylene dimana ketiga lapisan disatukan
dalam lembaran yang kuat. Aluminium composite panel dalam lembarannya akan didapatkan
dalam lembaran yang kaku, kuat tapi dalam berat yang cukup ringan.
Jenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam , yaitu jenis Polyester (PE) yang
biasa banyak digunakan untuk interior. PVDF (Poly Vinyl De Flouride) yang biasa di gunakan di
eksterior, karena jenis ini tahan segala jenis cuaca,sehingga lapisan warna dapat bertahan lebih
lama dibandingkan dengan jenis Polyester.
Contoh lainnya dari bahan composite dapat ditemukan di tutup shower dan bak mandi yang
dibuat dari fiberglass. Contoh paling canggih dalam implementasi material composite ini adalah
untuk bahan pembuatan panel untuk pesawat luar angkasa.
Keunggulan dari bahan composite ini adalah dengan bahan kaku. beratnya yang lebih
ringan tetapi dengan kekuatan yang lebih tinggi, tahan karat, dengan biaya perakitan yang lebih
murah karena berkurangnya jumlah komponen perakitannya dan tidak memerlukan baut-baut
penyambung. Sifat dasar aluminium composite panel adalah keras dan kaku tetapi ringan dalam
berat. Dilapisi aluminium yang dapat diwarnai dengan warna apapun. Aluminium Composite
Panel dipakai secara luas dengan atau tidak dengan warna metalik, juga dapat memakai pola warna
imitasi dari material lain seperti kayu dan marmer (gambar 5).
Aluminium bisa di cat dalam berbagai jenis warna, Alucopan bisa diproduksi di berbagai
warna logam dan non-metalik dengan pola seperti kayu atau marmer. Aplikasi Alucopan tidak
hanya terbatas pada bangunan tinggi, melainkan juga dapat digunakan dalam bentuk
apapun seperti partisi, langit-langit buatan dll. Aluminium Composite Panel juga banyak
digunakan untuk industri furniture untuk penampilan yang lebih elegan.
Aluminium Composite Panel sanggup memberikan nilai tambah pada bangunan atau
gedung yang menggunakan Aluminium Composite Panel. Pemesanan dan
pengaplikasian Aluminium Composite Panel yang mudah serta warna-warni yang terdapat pada
produk ini membuat banyak kontraktor / developer berminat untuk mempertegas kesan dari
Aluminium Composite panel terdiri dari berbagai macam warna sesuai dengan permintaan,
ketebalan alumunium composite panel umumnya 4 mm. Aluminium composite panel, membuat
gedung lebih menawan dan terkesan mewah. Pekerjaan aluminium composite panel kami
dilakukan oleh teknisi yang sudah terdidik dan sudah berpengalaman.
Aluminium Composite Panel dewasa ini sangatlah populer karena low perawatannya
sangat mudah dilakukan, Alumunium composite panel dapat dibersihkan kembali apabila sudah
terlihat kotor, dan dengan menggunakan alumunium composite panel waktu pengerjaan proyek
jadi lebih cepat.
Composite material, atau biasa disebut bahan composite atau composition materials, adalah
bahan material yang direkayasa dengan bahan alami, dibuat dengan dua atau lebih unsur bahan
yang secara signifikan berbeda secara fisik maupun kimiawinya, terpisah dan juga berbeda dalam
struktur hasil produksinya (gambar 6).
Gambar 6: Aluminium composite panel seven, qinfeng, aluclad, alumetal, alucopan, alucobest,
alucore, alustar, newalucopan, alcopan, alcobond, acp acm, aluco seven panels, maco acp
Keberadaan lubang atau rongga ternyata dapat mengurangi berat keraton dibanding beton
masif konvesional. Selain itu, penggunaan keraton juga dapat menghemat besi beton hingga 70%,
jika pemasangannya menggunakan teknik pelat satu arah /one way slab. Dengan demikian
konstruksi keraton merupakan struktur pelat lantai bangunan bertingkat yang efisien, praktis dan
ekonomis.
Bahan material ini lahir atas kerjasama beberapa Negara di Eropa yang kemudian teknologi
ini dibawa ke Indonesia melalui proyek bantuan teknis pembangunan industri bahan bangunan
yang diawasi oleh UNIDO/UNDP (PBB Project INS/74/034).
Keraton yang dapat menahan beban hingga 750Kg/m, kekuatannya relative sama
dengan pelat lantai konvensional
Proses pengerjaannya lebih cepat.
Lebih hemat karena penghematan tenaga kerja dan waktu
Lebih efisien karena dapat dikerjakan secara bersamaan dengan perkerjaan yang
lain di lantai bawah atau pun dibagian atasnya
Lebih murah disbanding plat beton konvensional biasa.
Lebih ringan sehingga mengurangi beban bangunan
Tidak banyak memerlukan Scafolding/kayu stagger (penyangga cetakan pelat
beton)
Bisa sebagai peredam panas dan suara, karena ada rongga udara.
Tidak bocor, jika gunakan sebagai atap
Bisa sebagai elemen estetika/artistic untuk lantai dibawahnya, jika tanpa di tutup
plafon
Pilihan alternatif bagi yang ingin membuat lantai bertingkat dengan harga lebih murah.
Dak keratin (gambar 8), terbuat dari bahan keramik, bisa menggantikan fungsi beton konvensional
dengan waktu pemasangan lebih singkat, penggunaan bahan-bahan semen lebih sedikit sehingga
membuatnya lebih murah secara keseluruhan.
1. Bobotnya lebih ringan ( sekitar 130-150 kg/ m2) dibandingkan dengan beton ( sekitar 288 kg/
m2). Ini karena Ceiling Brick memiliki rongga didalamnya dan material pembentuknya adalah
tanah liat. Bobot yang ringan ini menyebabkan beban strukur yang didukung oleh kolom bisa
dihemat (gambar 9), Keuntungan bobot yang ringan akan memperkecil gaya gempa yang
diterima oleh stuktur bangunan.
Untuk keraton, tulangan diambil pada sisi yang pendek. Bila ukuran pelat lantai 6×3 meter,
maka tulangannya diambil pada sisi arah tegak lurus sisi terpanjangnya. Dengan demikian keraton
akan mempunyai bentang 3 meter. Detail pemasangan seperti gambar 10, 11; 12; 13; 14 dan 15.
Gambar 12: Balok Bata Keraton yang siap dipasang – sampai cukup umur beton
BATA RINGAN
Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada
umumnya. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan
Cellular Lightweight Concrete (CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu
menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan
secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC
mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC
yang mengalami proses pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-Autoclaved
Aerated Concrete (NAAC).
Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet (durable)
yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata ini cukup ringan, halus dan memiliki tingkat
kerataan permukaan yang baik. Bata ringan diciptakan dengan tujuan memperingan beban strukur
dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material
yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
Memiliki panjang 60 cm, tinggi 20-40 cm dan tebal 75,100, 125, 150, 175, 200 cm.
Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta
sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna,
nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi,
selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume
aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang
diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran.
Bata ringan AAC (gambar 16) adalah beton selular dimana gelembung udara yang ada
disebabkan oleh reaksi kimia, adonan AAC umumnya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur,
Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam.
Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia
berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen
dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan.
Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran. Adonan beton aerasi yang masih
mentah ini, kemudian dimasukkan ke autoclave chamber atau diberi uap panas dan diberi tekanan
tinggi. Suhu di dalam autoclave chamber sekitar 183 derajat celsius. Hal ini dilakukan sebagai
proses pengeringan atau pematangan.
Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan alumunium pasta, terjadi
reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir
kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-
gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan
volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau
pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-
rongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan.
Bata ringan CLC (gambar 17) adalah beton selular yang mengalami proses curing secara
alami, CLC adalah beton konvensional yang mana agregat kasar (kerikil) diganti dengan
gelembung udara, dalam prosesnya mengunakan busa organik yang kurang stabil dan tidak ada
reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan, foam/busa berfungsi hanya sebagai media untuk
membungkus udara.
Pabrikasi dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan CLC juga standard, sehingga
produksi dengan mudah dapat pula diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton konvensional. Hanya
pasir, semen, air dan foam yang digunakan dan kepadatan yand didapatkan dapat disesuaikan
Pasir sungai berukuran 2, 4, 6 dan 8mm dapat digunakan, tergantung pada kepadatan yang
diinginkan. Semen portland menawarkan kinerja paling optimal tetapi kebanyakan jenis lain
semen juga bisa digunakan. kepadatan beton bisa disesuaikan, berbagai ukuran dan maupun panel
prefab dapat diproduksi, di atas kepadatan dari 1.200 kg / m³ (setengah dari berat beton
konvensional) untuk aplikasi struktural dapat mengunakan rangka baja.
Pada CLC Gelembung udara yang dihasilkan benar-benar terpisah satu sama lain, sehingga
penyerapan air jauh lebih sedikit dan baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti korosi, beton
dengan kepadatan diatas 1.200 kg/m3 juga tidak memerlukan pla-ster, seperti pada AAC, hanya
cukup di cat saja. Penyerapan air lebih rendah daripada di AAC dan masih cukup baik
dibandingkan dengan beton konvensional.
CLC sama halnya dengan beton konvensional kekuatan akan bertambah seiring dengan
waktu melalui kelembapan alamiah pada tekanan atmosfir saja. Meskipun tidak seringan AAC,
CLC tetap menawarkan penurunan berat badan yang cukup besar dibandingkan dengan beton
konvensional dan isolasi termal 500% lebih tinggi dan tahan api.
Paku dan Sekrup dapat dengan mudah dipaku ke CLC terus tanpa harus menggunakan pen,
CLC juga dapat dipotong atau digergaji. Bahkan panel dinding rumah seluruhnya dapat dicetak
hanya dalam sekali tuang.
Beton CLC menawarkan banyak ruang lingkup pengaplikasian, mulai dari isolasi atap
rumah pada kepadatan serendah 350 kg / m³ sampai dengan produksi panel dan lantai beton dengan
kepadatan 1800 kg / m³.
Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang
rapi.
Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat.
Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja.
Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
Mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kuat tekan yang tinggi.
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
Dalam era kemajuan pembangunan yang semakin pesat dan canggih, diperlukan bahan-
bahan bangunan yang mempunyai nilai sejajar dengan kemajuan teknologi, kecepatan
pelaksanaan, keampuhan bahan dan menekan bahan-bahan bangunan dari bahan-bahan bangunan
tradisionil. Arti dari “Lightweight” Concrete (LWC) atau bahan dasar pembuatan gedung dan lain-
lain (bentuk concrete tradionil yang disebut batu bata) yang berbobot ringan ini selama ini belum
pernah ditemukan bahan bangunan lain (concrete) yang ringan.
Dapat dikatakan bahwa Lightweight Concrete (LWC) mempunyai arti bahwa bahan
bangunan tersebut adalah lebih ringan daripada bahan bangunan campuran tradisionil (batu bata
atau sejenisnya) yang pada umumnya dibuat dari campuran pasir dan batu kecil / kerikil atau tanah
liat yang menjadi salah satu bahan bangunan seluruh pembuatan gedung-gedung. Untuk
mengimbangi kemajuan teknologi yang semakin cepat maka LCW adalah concrete yang dibuat
menjadi bahan yang berbobot ringan tetapi dapat memecahkan persoalan yang dihadapi selama ini
dengan menciptakan bahan pembuat bangunan (concrete) yang berbobot ringan.
Terdapat banyak keuntungan dalam density rendah antara lain mengurangi beban mati,
mempercepat pekerjaan dan biaya rendah. Berat bangunan pada pondasi adalah faktor terpenting
dalam design terutama bagi bangunan-bangunan tinggi/bertingkat. Penggunaan LWC kadang-
kadang memungkinkan dengang design yang tergantung pada berat bangunan. Dalam konstruksi
frame maka bentuk frame selalu menerima beban dari lantai dan tembok dan bila diperbandingkan
dengan penggunaan LWC ada penghematan biaya bila menggunakan LWC untuk lantai, penyekat
dan kebutuhan lain diluar gedung itu sendiri. Dalam pengalaman praktek pembuatan bahan
bangunan pabrik-pabrik/industri bahwa kecepatan pembuatan gedung bangunan dengan memakai
LWC jauh lebih cepat selesai daripada mepergunakan bahan bangunan tradisionil dan karena itu
kini banyak para pengembang mempergunakan LWC dari pada concrete tradisionil untuk
membuat diding yang sama.
Material dasar yang dipergunakan di pabrik Bata Ringan (gambar 18) adalah
penghancuran/perabuhan (pulverized fuel ash/PFA) antara pasir, semen, bahan perekat dan air.
Proses dimulai dari pencampuran PFA dengan pasir dan air untuk membentuk adonan yang disebur
“Slurry”. Adonan ini dipanaskan dan dihasilkan dalam bak pengaduk berkecepatan tinggi dimana
semen dan perekat ditambahkan ke dalamnya. Akhirnya sejumlah kecil tepung alumunium ditabur
kedalam pencampuran sebelum dituangkan dalam ceakan.
Bata ringan yang telah dipotong-potong dipindahkan ke autoclave untuk diberi tekanan
tinggi dengan uap guna pengawetanya. Selama proses ini bahan campuran tersebut terbentu
Pada dasarnya pabrik bata ringan dilengkapi dengan sebuah labolatorium dengan pimpinan
tenaga ahli kimia dan tekhnisi yang menjamin kualitas dengan pengontrolan ketat.
bata ringan dicetak menurut Standar Internasional sesuai dengan Agreement Certification
no. 86/1689 dan 90/2467 (Standar Industri Singapura dan Standart Industri Indonesia/SII) dan juga
British Standart no. BS.6073-1981, sebagai berikut :
Ukuran Standard :
2 60 x 20 x 10 CM 83 Pcs
3 60 x 20 x 12,5 CM 70 Pcs
4 60 x 20 x 15 CM 56 Pcs
5 60 x 20 x 20 CM 42 Pcs
Bata Ringan block digunakan secara luas dalam konstruksi gedung untuk dinding bagian
dalam maupun bagian luar, baik gedung bertingkat, rumah biasa sampai gudang-gudang.
Kebanyakan untuk dinding bagian luar digunakan bata ringan block ukuran besar 60 x 20
x 20 (ukuran besar) namun semua Bata Ringan dapat digunakan dalam situasi apapun, bahkan
kadang disesuaikan dengan pemasangan akhir dinding sebagai hiasan dekoratif luar dari bentuk
kotak-kotak block tersebut. Konstruksi dinding penyekat yang sudah diselidiki dan memenuhi
persyaratan antara lain :
Konstruksi double dinding Bata Ringan block masing-masing 100 mm dengan ruang antara
50 mm dan diplester setebal 13 mm dikedua bidang kuar, merupakan isolasi suara yang
sangat kedap.
Dinding Bata Ringan Block setebal 215 mm diplester 13 mm di kedua bidangnya pun
merupakan isolasi kedap suara.
Bata Ringan Block dipakai sebagai penahan kelembaban udara yang pada dasarnya telah
disekat oleh gelembung-gelembung udara yang berada didalam Bata Ringan Block tersebut.
Polman Astra @2015 20
Bata Ringan Block dapat juga menjadi penahan kebekuan (frost resistance) sampai pada
titik DPC (titik beku).
Menurut penyelidikan Para Ahli Bangunan, kehilangan panas dari suatu ruang banyak
disebabkan oleh batas pinggir lantai dengan dinding disbanding dengan kehilangan panas dari
serapan lantai itu sendiri dengan penggunaan Bata Ringan Blocks untuk batas pinggir lantai dapat
memperkecil kehilangan panas semacam ini.
Bata Ringan Block termasuk dalam golongan yang tidak mudah terbakar. Hal ini
dibuktikan dengan golongan pada Building Regulation Approved Dokumen B-Clause A 13 dari
Fire Research Station, England. Dengan menggunakan Bata Ringan Block lokalisasi api bila
terjadi kebakaran dalam suatu ruangan dengan menggunakan Bata Ringan Block akan lebih efektif
dan lebih menjamin lokalisasi api sambil menunggu kecepatan pemadam kebakaran. Dinding Bata
Ringan Block dapat menahan beban berat dan menahan panas api – ½ jam ketahanan api untuk
setiap 25 mm Bata Ringan Block. Dinding Bata Ringan Block tanpa beban – 1 jam ketahanan api
untuk setiap 25 mm Bata Ringan Block.
Jadi pada kesimpulanya, Bata Ringan Block mengandung kualitas sebagai penahan api,
mudah untuk penggabungan penahan rayap dan sejenisnya, peredam suara dan lain-lain. Sehingga
Bata Ringan Block untuk konstruksi dinding bagian dalam sangat dianjurkan.
Bobot isi Bata Ringan Block adalah 550-600 Kg/m3 (kering) dan 600-650 Kg/m3
(lembab).
Block maupun Block Bata Ringan menjadi kebutuhan dari makin populernya bahan
konstruksi yang normal maupun yang sulit kondisinya. Penggunaan Bata Ringan Block guna lantai
dimaksud memperlihatkan kemenangan yang jelas dibanding dengan jenis-jenis concrete
tradisionil yang konvensional dan dapat dibuktikan sebagai berikut. :
Sifat Bata Ringan/Autoclaved Light Concrete (ALC) sebagai hantaranlemah hama (low
thermal conductivity) mempertinggi daya tahan akan hama/rayap.
Sifat ringan ALC menyebabkan pengurangan titik mati dan berat bangunan secara
keseluruhan.
Karena berat ALC adalah 1/3 dar berat batu konvensional, ALC dapat ditangani dan
dipindahkan dengan kemudahan dan lebih cepat.
Khusus untuk bahan lantai garasi mobil yang pada umumnya menggunakan batu bata
konvensional dengan ketebalan 50 mm sebagai daya tahan tekanan minimum 20 N/mm2 maka
dengan mempergunakan ALC cukup dengan mempergunakan Block ukuran terkecil karena ALC
mempunyai daya tahan tekanan yang tinggi.
Semen (segala jenis semen dengan kandungan yang memenuhi persyaratan teknis)
Kapur (Kapur atau gamping yang dihaluskan)
Pasir Silika (adalah pasir khusus yang mempunyai kandungan bahan silica)
Alumunium powder (bubuk alumunium yang diimpor khusus dari China)
Bahan baku tersebut diatas (kecuali alumunium powder) didapat di dalam negeri dan
merupakan bahan baku yang mudah didapat.
Semen
Semen yang dipergunakan adalah semen standar Indonesia sehingga semua merek semen
yang dproduksi di Indonesia mempunyai kandungan yang sama dan dapt dipergunakan sebagai
campuran bahan baku Bata Ringan Block ini.
Kapur (dingin)
Bahan kapur (lime), disyaratkan penggunaan kapur yang asli/tidak tercampur tanah liat,
kapur ini didapat di daerah Jawa Barat (Padalarang dan Sukabumi) yang mempunyai kadar kapur
tinggi yang menghasilkan kapur dingin/kapur mati (slaking slime) dengan suhu 45OC-55OC.
Kapur dingin ini sebgian besar didapat setelah kapur asli dibakar dan diuapkan maka menghasilkan
kapur dingin.
Pasir Silika
Pasir Silika didapat didapat didaerah-daerah yang mengandung silicon seperti Lampung
dan Sumatra Selatan. Jenis-jenis pasir silica yang didapat untuk dapat dijadikan bahan baku, harus
digiling dahulu sampai halus dengan mencapai standar khusus dengan melalui beberapa kali
penggilingan dan pengayakan sehingga didapat bubuk pasir silica yang disebut “SLURRY”.
Alumunium
Alumunium powder adalah bahan baku utaman yang harus di impor dari China, mengingat
ketergantungan akan bahan baku ini dari luar negeri maka perlu mempunyai Buffer Stock yang
cukup untuk menekan fluktuasi harga maupun stock dipasaran.
Air
Tidak kalah pentinya bahan baku berupa air mendominasi bentuk campuran sebagai bahan
baku yang menentukan. Kualitas air yang diperlukan adalah standar umum dengan nilai kejernihan
95% aie tanah yang tidak mengandung garam.
Komposisi beton serat kaca (gambar 19 dan 20) terdiri dari serat kaca kekuatan tinggi
tertanam dalam matriks semen dalam bentuk ini, baik serat dan matriks mempertahankan identitas
fisik dan kimianya yang bersinergi untuk mengkombinasi sifat yang tidak dapat dicapai dengan
salah satu dari komponennya.
KEUNTUNGAN GRC
Kekuatan tinggi
Mengurangi biaya transportasi karena beban yang ringan
Tidak ada perawatan
Mampu menahan beban impak
Dapat dibentuk
Tidak mudah terbakar
Dapat difinishing dengan mudah
Lembaran-lembaran tersebut biasanya di peroleh dari proses pengupasan kayu log secara
rotary. Dari proses ini diperoleh lembaran yang lebar dan panjang pada ketebalan yang kecil
(0.3mm - 3 mm).
Dari konstruksi yang digunakan untuk membuat plywood (gambar 25), maka bahan ini
sangat tahan terhadap resiko pecah/retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada
ketebalannya. Dimulai dari standar ketebalan 3mm, 4mm, 6,9,12,15,18mm dan seterusnya.
Pada awalnya plywood diproduksi karena kebutuhan akan papan lebar sangat besar dan
apabila menggunakan kayu solid sangat beresiko tinggi terhadap efek penyusutan kayu
(melengkung, melintir dan pecah/retak). Namun demikian plywood juga memiliki keterbatasan
dalam ukuran panjang dan lebar.
Kelebihan plywood adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran
panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama.
Tetapi bukan berarti plywood punya daya tahan yang sama kuatnya terhadap cuaca. material ini
hanya direkomendasikan untuk perabot di dalam ruangan (indoor).
Kelemahan paling besar pada plywood terdapat pada sisi tebalnya. Sisi tebal plywood
merupakan bagian yang paling mudah menyerap air dan permukaannya sangat kasar. Untuk
mendapatkan kehalusan yang baik harus ditambahkan penutup sisi tebal.
Permasalahan yang terjadi pada perkerasan jalan raya di Indonesia saat ini adalah
kerusakan yang disebabkan oleh beban lalu lintas yang mengalami pertumbuhan sangat
cepat melampaui kemampuan layan perkerasan jalan, curah hujan yang tinggi dengan sistem
drainase yang belum dikelola dengan tepat dan proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang
kurang baik. Permasalahan lain adalah ulah oknum pelaksana yang seringkali sengaja
menggurangi kualitas sehingga perkerasan jalan yang dihasilkan kurang berkualitas sehingga tidak
mampu berfungsi sesuai dengan umur rencana infrastruktur tersebut. Perkerasan jalan dibedakan
menjadi 2 yaitu perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan lentur (flexible pavement),
Menurut Bina Marga (2007), Aspal beton merupakan campuran yang homogen
antara agregat (agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi atau filler) dan aspal sebagai bahan
pengikat yang mempunyai gradasi tertentu, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada suhu
tertentu untuk menerima beban lalu lintas yang tinggi.
Aspal beton (Asphalt Concrete) di Indonesia dikenal dengan Laston (Lapisan Aspal
Beton) yaitu lapis permukaan struktural atau lapis pondasi atas. Aspal beton terdiri atas 3 (tiga)
macam lapisan, yaitu Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete- Wearing Course atau AC-WC),
Laston Lapis Permukaan Antara ( Asphalt Concrete- Binder Course atau AC-BC) dan Laston Lapis
Pondasi ( Asphalt Concrete- Base atau AC-Base). Ketebalan nominal minimum masing-masing 4
Cm, 5 Cm, dan 6 Cm (gambar 26).
Gambar 26: Konstruksi Lapisan Pondasi Atas (Base), Lapisan Pengikat (Binder Course) dan
Lapisan Permukaan (Wearing Course)
Asphalt Concrete -Wearing Course merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas
dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat menambah
daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa
pelayanan dari konstruksi perkerasan . Spesifikasi Umum Bina Marga, Divisi 6
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (Wearing
Course) dan di atas lapisan pondasi (Base Course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung
dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk mengurangi
Lapisan ini merupakan perkerasan yang terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC),
perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas
untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan. Perbedaan terletak pada
jenis gradasi agregat dan kadar aspal yang digunakan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum
(1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas ( AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan
dalam keadaan panas. Lapis Pondasi (AC- Base ) mempunyai fungsi memberi dukungan lapis
permukaan; mengurangi regangan dan tegangan; menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi
jalan di bawahnya (Sub Grade).
Lapisan perkerasan lentur seperti gambar 27, adalah perkerasan yang memanfaatkan aspal
sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan meyebarkan beban
lalu lintas ke tanah dasar. yang telah dipadatkan. Aspal beton campuran panas merupakan salah
satu jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran
homogen antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Berdasarkan
fungsinya aspal beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser dan tekanan roda serta
memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis dibawahnya dari rembesan air.
Sebagai Lapis Pondasi atas
Sebagai Lapis pembentuk pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan dan
pemeliharaan jalan
Sesuai fungsinya maka lapis aspal beton atau perkerasan lentur mempunyai kandungan
agregat dan aspal yang berbeda. Sebagai lapis pondasi, maka kadar aspal yang dikandungnya
Green building lebih dimaksudkan pada bentuk fisik bangunan yang berwawasan
lingkungan. Sedangkan Green Construction lebih dimaksudkan sebagai proses pembuatan
bangunan (building) yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup.
Pemilihan material untuk membangun sebuah rumah juga akan berpengaruh terhadap efek
keramah-tamahan lingkungan yang sedang gencar-gencarnya dikampanyekan. Pertama, gunakan
sumber daya yang bisa diperbarui. Sumber daya yang bisa diperbarui misalnya material bangunan
dari kayu, bebatuan dan semacamnya yang pada umumnya adalah material alami yang banyak
terdapat di lingkungan sekitar dan mudah untuk diperbarui kembali. Selanjutnya kita bisa
menggunakan kembali material bangunan yang masih layak pakai, dan mengolah limbah atau
material sisa bangunan untuk dapat dimanfaatkan kembali.
Di dalam konsep green building yang selalu menancapkan asas untuk tetap menjaga
kelestarian lingkungan dalam merencanakan dan mendirikan bangunan, maka dalam segi bahan
material di konsep green building yaitu material yang bersifat re-newable (material yang dapat
diperbaharui). Namun bukan berarti keseluruhan material yang digunakan "harus" bersifat re-
newable. Penggunaan beton bertulang dan baja masih dapat diperbolehkan, tetapi harus benar-
benar direncanakan dengan se-efisien mungkin untuk mengurangi jumlah pemakaian material atau
memakai perencanaan penggunaan material yang optimum (ekonomis dan kuat).
KAYU
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu merupakan bahan material yang popular di dalam setiap
pembangunan bangunan gedung yang berkonsep dasarkan pada konsepgreen building. Karena
sifat kayu yang merupakan material yang dapat diperbaharui dan Indonesia kaya akan hutan
sebagai penghasil kayu dan juga sekarang sudah dapat merekayasa keawetan kayu untuk dapat
bertahan lama dan tahan terhadap cuaca. Selain itu pun penggunaan kayu menghasilkan energi
Namun seiring perkembangan jaman yang maju dan banyaknya terjadi penebangan liar
yang ada sehingga mengurangi luasan total hutan yang ada di dunia. Kayu yang merupakan bahan
material yang dapat diperbaharui sekarang menjadi material yang ketika ditebang akan justru
menimbulkan cost effect pada lingkungan. Terjadinya banjir bandang, erosi dan bencana alam
yang disebabkan gundulnya hutan yang ada sehingga penggunaan kayu sebagai material
konstruksi dipertanyakan.
2. BAMBU
Bambu merupakan material konstruksi yang sebenarnya sudah kita kenal sejak jaman
nenek moyang kita. Tetapi lekatnya pencitraan masyarakat tentaang penggunaan bambu sebagai
material untuk "orang-orang miskin" sehingga sedikit orang Indonesia yang menggunakan bambu
sebagai material dalam kostruksi.
Seiring perkembangan jaman yang maju dan timbulnya wacana baru tentang penggunaan
kayu yang dapat merusak alam sehingga muncul kembalilah material bambu sebagai material yang
memiliki konsep green building. Penggunaan bambu yang didalam masa produksinya yang cepat
dan memiliki kekuatan yang kuat terhadap tarik dan tekan, bmbu kini sering digunakan di luar
negeri.