OLEH :
KELOMPOK 7
3.SITI AISYAH
4. SUARDI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta
semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak
mendapatkan syafaatnya.
Tidak lupa penulis sampaikan beribu ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memfasilitasi penulisan makalah ini sehingga dapat selesai
pada waktunya. Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Tidak ada
yang sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan ketulusan semua pihak
untuk menilai dan memberikan kritik saran kepada kami sebagai bahan evaluasi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan yang terbaik untuk kami dan para
pembaca.
Indonesia, Februari 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
• KATA PENGANTAR
• DAFTAR ISI
• BAB I PENDAHULUAN
• A. Latar Belakang
• B. Rumusan Masalah
• BAB II PEMBAHASAN
• A. Pengertian Pegadaian
• B. Sejarah Pegadaian
• C. Objek Gadai
• 1. Sifat gadai
• a. Gadai adalah hak kebendaan
• e. Hak gadai
• 2. Tujuan gadai
• G. Barang Jaminan
• 4. Mesin-mesin seperti:
• A. Kesimpulan
• DAFTAR PUSTAKA
• Download Contoh Makalah Pegadaian.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan lainnya yang sudah lama beroperasi di
Indonesia. Lembaga ini dimaksudkan untuk memberikan pinjaman-pinjaman kepada
perseorangan. Sejarah lembaga ini sudah cukup lama semenjak zaman kolonial. Ia sangat
dibutuhkan oleh rakyat kecil. Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk
membeli atau membayar berbagai keperluan. Masalahnya terkadang kebutuhan yang ingin
dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya.
Kalau sudah demikian maka mau tidak mau harus mengurangi untuk pembelian berbagai
keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting
terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari sumber dana yang
ada, sebagai contohnya di perusahaan pegadaian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pegadaian?
2. Bagaimanakah sejarah pegadaian?
3. Apa saja yang termasuk objek pegadaian?
4. Siapa saja pihak yang terlibat dalam gadai?
5. Bagaimana sifat dan tujuan gadai?
6. Bagaimana keuntungan dari adanya usaha pegadaian?
7. Apa saja barang yang bias dijadikan sebagai jaminan gadai?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pegadaian
Gadai atau yang disebut juga dengan pand, merupakan salah satu kebendaan yang
termasuk suatu lembaga jaminan yang di atur dalam buku ke II KUH Perdata. Menurut pasal
1150 KUH Perdata. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berpiutang atau
oleh seseorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang
berpiutang lainnya, dengan pengeculian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya
telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan. Barang yang
dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah masyarakat
melunasi pinjamannya.
Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan
dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut kita sebut dengan nama
usaha gadai. Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang
berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan nilai harga barang
yang dijaminkan. Semakin besar nilainya maka semakin besar pula pinjaman yang dapat
diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya. Kepada nasabah yang memperoleh
pinjaman maka akan dikenakan sewa modal (bunga pinjaman) per bulan yang besarnya
tergantung dari golongan nasabah, sedangkan besarnya sewa modal dapat di sesuaikan
dengan bunga pasar.
Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut dengan perusahaan pegadaian dan
secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia hanya di lakukan oleh perum pegadaian.
Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang
berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang
dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga
gadai. Adapun misi utama dari perum pegadaian adalah:
1. Menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjam atas dasar hukum
gadai.
2. Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar lainnya.
Perusahaan pegadaian bertugas memberi kredit secara hukum gadai di mana masyarakat
yang membutuhkan dana pinjaman diwajibkan menyerahkan harta gerak pada kantor
cabang pegadaian disertai pemberian hak untuk melakukan penjualan lelang. Hasil lelang
digunakan untuk melunasi pokok pinjaman disertai bunga ditambah dengan biaya lelang.
Sisanya dikembalikan kepada nasabah pemilik barang semula. Ketentuan penyelenggaraan
rumah gadai merupakan monopoli atau hanya boleh dilakukan oleh negara.
Pihak swasta dilarang untuk menyelenggarakan tujuan ketentuan ini adalah untuk
memberantas lintah darat, rentenir, atau praktik riba gelap yang memberatkan kehidupan
masyarakat kecil. Selain itu berdasarkan neraca pembukaan perusahaan umum pegadaian
dan surat menteri keuangan RI. No. 1015/KMK. 013/1991 tanggal 26 September 1991,
modal awal perusahaan umum pegadaian ditetapkan sebesar Rp205.000.000.000,00
sebagaimana tertuang dalam neraca pembukaan. Modal awal yang disetor pemerintah
adalah kumulatif laba bersih yang diperoleh perjan (perusahaan jawatan) pegadaian.
Pegadaian sebagai lembaga non-bank tidak di perkenankan menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan seperti: giro, deposito, dan tabungan
sebagaimana halnya dengan sumber dana konvensional perbankan. Untuk memenuhi
kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki sumber-sumber dana antara lain:
1. Modal sendiri: modal awal pegadaian senilai Rp205 miliar dan secara bertahap
pemerintah memberikan tambahan modal sebagai penyertaan modal pemerintah.
2. Pinjaman jangka pendek yang berasal dari perbankan.
3. Pinjaman jangka panjang dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
4. Penerbitan obligasi. Emisi obligasii sebesar Rp50 miliar pada 1993 dengan bunga 17,5%
untuk tahun pertama dan mengambang untuk tahun kedua sampai dengan tahun kelima.
Pada tahun 1994 dilakukan kembali emisi obligasi senilai Rp25 miliar dengan bunga 13%
pada bulan pertama.
Dan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung dari nilai barang yang digadaikan.
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
B. Sejarah Pegadaian
Usaha pegadaian di Indonesia dimulai pada zaman penjajahan belanda (VOC) di mana pada
saat itu tugas pegadaian adalah membantu masyarakat untuk meminjamkan uang dengan
jaminan gadai. Pada mulanya usaha ini dijalankan oleh pihak swasta, namun dalam
perkembangan selanjutnya usaha pegadaian ini diambil alih oleh pemerintah Hindia
Belanda. Kemudian dijadikan perusahaan negara, menurut undang-undang pemerintah
Hindia Belanda pada waktu dengan status dinas pegadaian. Dalam sejarah dunia usaha
pegadaian pertama kali dilakukan di Italia. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya
meluas ke wilayah-wilayah Eropa lainnya seperti Inggris, Perancis, dan Belanda. Oleh orang-
orang belanda lewat pihak VOC usaha pegadaian dibawa masuk ke Hindia Belanda.
Di zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha dinas
pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi perusahaan negara (PN) pegadaian
berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 1960. Perkembangan selanjutnya pada tanggal
11 Maret 1969 berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1969 PN pegadaian
berubah menjadi perusahaan jawatan (perjan). Kemudian pada 10 April 1990 berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 perjan pegadaian berubah menjadi perusahaan
umum (perum) pegadaian. Sampai saat ini lembaga yang melakukan usaha berdasarkan
atas hukum gadai hanyalah perum pegadaian.
C. Objek Gadai
Obyek gadai adalah benda-benda apa saja yang dapat dijadikan jaminan hutang dengan
dibebani hak gadai. Benda yang dapat digadaikan adalah semua benda bergerak yang
berwujud maupun benda bergerak tidak berwujud.
1. Benda bergerak berwujud contohnya seperti:
• Kendaraan bermotor seperti mobil, sepeda motor.
• Mesin-mesin seperti mesin jahit, mesin pembajak sawah, mesin disel/pembangkit listrik,
pompa air dan segala jenis mesin lainnya.
• Perhiasan seperti mas, berlian, mutiara, intan, perak, dan lain-lain.
• Lukisan yang berharga.
• Kapal laut yang berukuran di bawah 20 meter persegi.
• Persediaan barang (stock).
• Inventaris kantor/restoran.
• Barang bergerak lainnya yang memiliki nilai ekonomi.
G. Barang Jaminan
Bagi nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pinjaman dari perum pegadaian, maka hal
yang paling penting diketahui adalah masalah barang yang dapat dijadikan jaminan.
barang-barang tersebut nantinya akan ditaksir nilainya, sehingga dapatlah diketahui berapa
nilai taksiran dari barang yang digadaikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90
persen dari nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula
pinjaman yang akan diperoleh. Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat
dijadikan jaminan oleh Perum Pegadaian sebagai berikut:
1. Barang-barang atau benda-benda perhiasan di antaranya:
• Emas
• Perak
• Intan
• Belian
• Mutiara
• Platina
• Jam
4. Mesin-mesin seperti:
• Mesin jahit
• Mesin kapal motor
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang
yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara
resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam kitab undang-undang hukum perdata pasal 1150 di atas.
Tugas pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai
agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung
memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Hal ini didasari pada fakta yang
terjadi di lapangan bahwa terdapat lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan
pengijon yang dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya. Kegiatan
usaha perum pegadaian dipimpin sebuah dewan direksi yang terdiri dari seorang direktur
utama dan beberapa direktur.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika
Djamil, Fathurrahman. 2008. Penerapan Hukum Perjanjian. Jakarta: Sinar Grafika.
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Latumersia, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Syafei, Rachmat. 2001. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)
https://www.pegadaian.co.id/profil/sejarah-perusahaan