Kelompok 4
Nama Kelompok
Mayang A.
Indriani D. Putri
Arba’atin N.N.F.F.
Sheila Ananda P.
TUGAS ETIKA PROFESI
Kelompok 4
Nama Kelompok
Mayang A.
Indriani D. Putri
Arba’atin N.N.F.F.
Sheila Ananda P.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Etika Profesi. Kami mengharapkan dengan adanya makalah yang sangat
sederhana ini dapat diterima. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam penulisan makalah ini, kami mengharapkan segala masukan
ataupun kritik maupun saran demi perbaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu
penulisan makalah ini, temen-temen yang telah membantu dan mendukung moril
maupun spirit dan kami mengucapkan terima kasih.
Samarinda
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
Judul……………………………………………...……………………………......(i)
Kata Pengantar…………………………………..……………………..…………(ii)
Daftar Isi………………………………………………………..………………..(iv)
I PENDAHULUAN…………………………………………………..…………..(1)
1.1 Latar Belakang………………………………..…………………….(1)
1.2 Tujuan………………………………………………………….……(1)
II PEMBAHASAN…………………………………………………………........ (2)
A. Pengertian Pegadaian………………………….…………………….....(2)
B. Aktivitas Usaha Pegadaian……………………………………………. (2)
C. Jenis Kredit Inovatif Dari Perum Pegadaian…………………………...(3)
D. Barang-Barang Yang Dapat Di Gadaikan……………………...………(4)
E. Tujuan Usaha Pegadaian…………………………………………….…(4)
F. Manfaat Pegadaian……………………………………………………..(5)
G. Keuntungan Usaha Gadai………………………………………………(6)
H. Sumber Pendanaan……………………………………………………..(6)
I. Produk dan Jasa Sistem Konvensional…………………………………(7)
J. Pegadaian Sistem Syariah………………………………….…….……..(9)
K. Mekanisme Produk Syariah………………………………..……….…(12)
L. Perbedaan Pegadaian dengan Bank……………………………..…….(13)
M. Sejarah Pegadaian………………………………………………….….(14)
N. Jenis-Jenis Pegadaian…………………………………………………(15)
O. Barang Jaminan………………………………..…………….………..(16)
P. Prosedur Jaminan…………………………………..…………….....…(17)
Q. Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya…………………………………..(18)
R. Besarnya Jumlah Pinjaman………………………..………………..…(18)
III PENUTUP………………………………………………………………..…..(19)
A. Kesimpulan………………………………………………………........(19)
B. Saran…………………………………………………………..………(20)
IV DAFTAR PUSTAKA…………………………………..................................(21)
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau
membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan
yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah
demikian, mau tidak mau kita mengurangi untuk membeli berbagai keperluan yang
dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus
dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang
ada.
Porum pegadaian sebagai satu- satunya perusahaan di Indonesia yang
menyelenggarakan bisnis gadai dan sarana pendanaan alternative telah ada sejak
lama dan banyak dikenal masyarakat Indonesia, terutama di kota kecil. Selama ini
pegadaian selalu identik dengan kesusahan dan kesengsaraan, orang yang datang
biasanya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan, tetapi hal itu kini semua
berubah. Porum pegadaian telah berubah diri dengan membangun citra baru.
Cukup membawa agunan, seseorang terbuka peluang untuk mendapatkan pinjaman
sesuai dengan nilai taksiran barang tersebuta. Agunan dapat berbentuk apa saja
berupa benda bergerak dan bernilai ekonomis. Disamping itu, pemohon juga perlu
menyerahkan surat atau bukti kepemilikan dan identitas diri, selain itu, kini porum
pegadaian banyak menawarkan produk lain selain hanya gadai tradisional.
1.2.Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud
pegadaian dan lain-lain.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEGADAIAN
Pegadaian merupakan lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit
dengan masyarakat dengan cara khusus yaitu hukum gadai . Menurut hukum gadai
calon peminjam mempunyai kewajiban untuk menyerahkan hartanya sebagai
jaminan kepada pihak pengadaian. Dalam hukum tersebut juga termuat pembelian
hak kepada pengadaian untuk melakukan penjualan (lelang) atas jaminan tersebut
apabila batas waktu pemberian pinjaman sudah habis dan peminjam tidak menebus
jaminannya.
Pegadaian merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik Negara yanga
memberikan layanan kepada masyarakat umum sekaligus memupuk keuntungan
berdasarkan peraturan perusahaan.
∞ Modal pengadaian berasal dari kekayaan negara serta tidak terbagi atas saham-
saham.
Pembiyaan pada pegadaian adalah aktivitas penyaluran dana yang berasal dari
modal perusahaan atau dana-dana yang berhasil dihimpun oleh Perum Pegadaian.
Pegadaian memiliki misi utama yang bersifat sosial, yaitu membantu masyarakat
yang berpenghasilan menengah kebawah, berupa bantuan keuangan untuk tujuan
yang mendesak.
2
Prosedur dalam lembaga pembiayaan ini sangat sederhana. Yakni, pihak yang
berhutang membawa jaminan berupa barang bergerak untuk kemudia ditukarkan
dengan sejumlah dana yang sesuai dengan nilai taksiran, dana pembiyaan ini
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Perum Pegadaian menerima pendapatan
berupa bunga dan biaya lainnya atas pembiyaan ini. Pendapatan dari bunga
merupakan pendapatan yang dominan dibandingkan dengan aktivitas Perum
Pegadaian lainnya.
Trust atau kepercayaan merupakan modal bagi Perum Pegadaian untuk menaikan
citra perusahaan ini di lingkungan usaha mikro dan kecil. Langkah-langkah Perum
Pegadaian adalah dengan meluncurkan usaha mikro dan kecil yang dikenal dengan
kreasi (Kredit Angsuran Fidusia) dan Krasida (Kredit Angsuran Gadai). Kreasi
adalah pemberian pinjaman uang dengan menggunkan prinsip fidusia. Kredit atas
dasar fidusia adalah pengikatan jaminan dengan lembaga pengikatan jaminan
secara sempurna dan memberikan hak preferen kepada kreditur. Sedangkan
Krasida adalah pemberian jaminan uang dengan menggunkan prinsip gadai.
Faktor pertimbangn utama dalam pemberian pinjaman adalah analisis Cash Flow
dengan maksimum kredit yang diberikan adalah 50 juta rupiah untuk pengusaha
mikro dan 250 juta untuk pengusaha kecil. Perum Pegadaian mengakui prosfek
kredit untuk UMKM sangat besar dan potensial, nemun memiliki resiko yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan gadai konvensional. Resiko tersebut akan
diminimalkan melalui penerapan manajemen resiko dalam semua bidang usaha
Perum Pegadaian.
3
• Barang-barang elektronik
Beberapa jeins barang lainnya tidak dapat diterima oleh perum pegadaian dengan
berbagai pertimbangan. Jenis barang yang tidak dapat dijadikan jaminan di perum
pegadaian adalah:
• Hasil Bumi
• Barang yang cepat rusak, busuk, kotor, susut, dan mudah terbakar.
• Barang ilegal
4
3. Menyediakan jasa pada masyarakat yang ingin menyimpan barangnya.
4. Memberikan kredit kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap
seperti karyawan.
5. Menunjang pelaksana kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi
dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman
atas dasar hukum gadai.
6. Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar
lainya.
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah
kebawa melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai, dan jasa dibidang
keuangan lainya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
8. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar
hukum gadai kepada masyarakat.
9. Di samping penyaluran kredit, maupun usaha- usaha lainya yang
bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat.
10. Membina pola pengkreditan supaya benar- benar terarah dan bermanfaat,
terutama mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu memperluas
daerah operasionalnya.
F. MANFAAT PEGADAIAN
1. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum
pegadaian dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu
yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan.
Disamping itu mengingat itu jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak
hanya jasa pegadaian, nasabah juga memperolah manfaat sebagai berikut:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya
Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang
bergeraknya ditempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan
suatu barang bergerak dapat menitipkan suatu barang bergerak di Perum
Pegadaian.
2. Bagi Perusahaan Pegadaian
Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan
kepada nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh
peminjam dana;
5
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian;
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan
kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang
relatif sederhana.
G. KEUNTUNGAN USAHA GADAI
Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan
bank atau lembaga keuangan lainnya adalah:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu paada hari itu
juga, hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;
H. SUMBER PENDANAAN
Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya giro, deposito,
dan tabungan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki
sumber-sumber dana seperti :
4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari kredit lunak bank indonesia
2. Jasa Titipan
6. Kreasi
7. Kresna
Proses pemberian sistem gadai hanya memakan waktu 15 menit, selain itu,
aman dan prosedurnya mudah, yaitu dengan jaminan barang bergerak.
9. Usaha Sewa Gedung
Kredit tunda jual komoditas pertanian ini diberikan kepada petani degan
jaminan gabah kering giling. Layanan kredit ini ditujuhkan untuk membantu para
petani pasca panen terhindar dari tekanan akibat fluktuasi harga pada saat panen
dan permainan para tengkulak. Sasaran utama gadai gabah adalah membantu
petani agar dapat menjual gabah yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang
ditetapkan pemerintah.
Suatu bentuk pengembangan dari kredit gadai yang diperuntukkan bagi para
pengusaha kecil dan mikro agar tidak lagi menggadaikan alat- alat produksinya.
Dengan melihat kelayakan usahanya, mereka tetap memperoleh kredit dan barang
jaminanya tetap dapat digunakan untuk menjalankan usahanya.
Gadai dilihat dari sisi fiqih disebut “Ar- Rahn” yaitu suatu akad (perjanjian)
pinjam- meminjam dengan menyerahkan barang milik sebagai tanggungan utang.
Perjanjian Gadai pada prinsipnya diterima dan diakui dalam Islam, berdasarkan
firman Allah Swt. Dalam transaksi rahn (gadai syariah) dikenal beberapa istilah
yang harus dipahami oleh setiap individu yang melaksanakan transaksi. Rahn
dalam pengertian hukum perdata adalah sama dengan gadai, tetapi dalam
pengertian Syariah (Islam) terdapat hal- hal yang spesifik yang tidak terdapat pada
pengertian gadai , yaitu sebagai berikut.
a. Rahn artinya tetap, kekal, dan jaminan . Menurut beberapa mazhab, rahn
berarti perjanjian penyerahan harta yang oleh pemiliknya dijadikan jaminan
utang yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembayar hak piutang tersebut,
baik seluruhnya maupun sebagian.
c. Rahn dalam hukum islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong
menolong dan tidak untuk semata- mata mencari keuntungan.
َ َم ْقبُو
ٌ ضةٌ فَ ِره
َان َكاتِبًا تَ ِجدُوا َولَ ْم َسفَ ٍر َعلَى ُك ْنتُ ْم َوإِ ْن
Apabila kamu dalam perjalanan dan tidak ada orang yang menuliskan
utang, maka hendaklah dengan rungguhan yang diterima ketika itu (Al-
Baqarah:283).
Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah dari Anas r.a. ia
berkata:
10
d. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang di rahn kan
serta jangka waktu rahn di tetapkan dalam prosedur.
e. Rahn dibebani jasa manajemen atas barang berupa : biaya asuransi,
penyimpanan, keamanan, dan pengolahan serta administrasi.
11
Untuk dapat memperoleh layanan dari pegadaian, masyarakat hanya cukup
menyerahkan harta geraknya (emas, berlian, kendaraan, dll ) untuk di titipkan
disertai dengan copy tanda pengenal. Kemudian staf penaksir akan menentukan
nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan di jadikan sebagai patokan
perhitungan pengenaan sewa simpanan ( jasa simpanan ) dan sebagai uang
pinjaman yang dapat di berikan. Taksiran barang yang ditentukan berdasarkan nilai
instrinsik dan harga pasar yang telah di tetapkan oleh forum pagadaian. Maksimum
uang pinjaman yang dapat di berikan adalah sebesar 90% dari nilai taksiran barang.
Setelah melalui tahapan ini, pegadaian islam dan nasabah melakukan akad dengan
kesepakatan:
1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama
maksimum 4 bulan.
2. Nasabah bersedia membayar jasa simpanan sebesar Rp 90,-( Sembilan puluh
rupiah) dari kelipatan taksiran Rp 10.000,-per sepuluh hari yang di bayar
bersamaan pada saat melunasi pinjaman.
3. Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapkan oleh pegadaian pada
saat pencaiaran uang pinjaman.
12
Selanjutnya, presedur pemberian pinjaman ( Marhun Bih)dilakukan melalui
tahapan berikut:
1. Nasabah mengisi fermulir permintaan rahn
2. Nasabah menyerahkan formulir permintaan rahn yang dilampiri dengan
fotokopi idenditas serta barang jaminan ke loket.
3. Petugas pegadaian menaksir ( marhun ) agunan yang diserahkan
4. Besarnya pinjaman / marhun bih sebesar 90% dari taksiran marhun.
5. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani akad dan
menerima uang pinjaman.
13
M. SEJARAH PEGADAIAN
Pegadaian telah ada sejak zaman Hindia Belanda dan kini kebeadaannya telah
diatur dalam Undng-Undang Hukum Perdata pada pasal 1150, di mana tugas
pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai
agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang
cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat seperti lintah
darat (rentanir).
Perum pegadaian yang selanjutnya diatur dalam Peraturam Pemerintah No. 103
Tahun 2000 adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969 yang diberi tugas dan wewenang untuk
menyelenggarakan kegiatan usaha menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum
gadai dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
a. Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan
menengah ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai dan
jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman
tidak wajar lainnya.
Berdasarkan beberapa definisi terebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
a. Masyasakat dalam menjalankan kegiatan aktivitasnya selalu membutuhkan
dana tambahan.
14
b. Dalam pemberian kredit kepada masyarakat sudah mempunyai hukum gadai
dengan istilah mengatasi masalah tanpa masalah.
c. Lembaga keuangan non ini melaksanakan tugas dengan mempunyai izin
berupa pembayaran dalam bentuk menyalurkan dana ke masyarakat atas
dasar hukum gadai.
d. Lembaga keuangan non bank melaksanakan tugas untuk membantu pada
masyarakat yang membutuhkan dana pada saat sekarang juga yang tidak
bisa ditunda-tunda.
e. Perolehan fasilitas dana yang sangat mendesak nasabah bisa menunggu
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
f. Bunga tidak memberatkan bagi nasabah dalam pembayarannya, bila
menunggak masih istilah bayar bunga.
g. Bila kredit bermasalah memunculkan suatu hal yang panik, pada hal pihak
pegadaian masih ada pengaturan.
N. JENIS-JENIS PEGADAIAN
a. Pegadaian konvensional
15
d. Sisa uang dari hasil pelelangan barang diambil oleh perusahaan tersebut.
Secara umum pegadaian syaraiah adalah suatu lembaga keuangan atau devisi
dari forum pegadaian dengan memberikan uang pinjaman kepada nasabah yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
c. Tarif jasa simpan lebih sedikit (0,8 % per 10 hari dari taksiran).
O. BARANG JAMINAN
Ada beberapa kategori yang termasuk barang – barang yang dapat dijadikan
jaminan oleh perum pegadaian, di antaranya :
1. Mesin – mesin
16
P. PROSEDUR JAMINAN
Mengapa orang – orang lebih suka dengan pegadaian? Karena prosedur yang harus
ditempuh tidak sulit, cepat, dan biaya yang dikenakan relatif tidak terlalu
membebani. Selain itu, Perum Pegadaian tidak terlalu mementingkan untuk apa
uang yang akan dipinjam. Yang terpenting adalah jaminan barang – barang yang
akan dijadikan jaminan.
Secara garis besar, prosedur peminjaman uang di Perum Pegadaian adalah sebagai
berikut :
2. Jika sudah jelas, maka dapat langsung membawa barang yang akan dijadikan
jaminan ke bagian penaksir untuk dtaksir berapa nilai jaminan yang
diberikan.
3. Si penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik nilai barang
tersebut maupun kualitasnya, lalu dapat ditetapkan nilai taksir dari barang
jaminan tersebut.
17
2. Pihak Pegadaian mengembalikan barang jaminan jika pembayaran
pinjamannya sudah lunas dan dapat diperiksa kebenaran dan keabsahannya.
Jika sudah benar, maka barang jaminannya dapat dibawa pulang.
3. Jika nasabah sudah punya uang untuk menebus barang jaminannya, maka
peminjam bisa langsung menebusnya tanpa melihat apakah sudah jatuh
tempo atau belum.
4. Jika seandainya peminjam tidak dapat membayar pinjamannya, maka barang
yang dijadikan jaminan akan dilelang ke masyarakat luas.
5. Hasil penjualan barang jaminan yang sudah dilelang akan diberitahukan
kepada nasabah dan jika uang hasil lelang dari barang jaminan itu setelah
dikurangi pinjaman dan biaya – biaya yang lain ternyata masih ada
kelebihannya, maka itu akan diberikan kepada nasabah yang mempunyai
barang jaminan itu.
Q. KEGIATAN USAHA PEGADAIAN LAINNYA
Selain melayani jasa pinjam – meminjam, kegiatan lain Perum Pegadaian di
antaranya adalah :
1. Memberi kredit
2. Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan pihak ketiga.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa penguasaan benda gadai yang diberikan oleh pemberi gadai (debitur) kepada
penerima gadai (kreditur) memang adalah rentang waktu yang riskan terjadinya
masalah. Karena benda gadai tersebut pada dasarnya diberikan adalah sebagai
jaminan untuk dilunasinya utang. Meski disebutkan bahwa benda gadai sebagai
jaminan utang dalam penguasaan kreditur bukanlah berarti menjadi hak milik dari
kreditur. Hak milik tetap berada ditangan debitur sebagai pihak yang memberikan
gadai tersebut.
Ketika terjadinya masalah dalam rentang waktu pemenuhan prestasinya
baik debitur maupun kreditur haruslah tetap pada koridornya. Koridornya dalam
artiannya tetap berpegang pada klausul perjanjian. Kedua belah pihak harus
memenuhi kewajibannya masing-masing. Gadai memiliki sifat sebagai hak
kebendaan yang bersifat menjamin. Hak dan kewajiban pemegang dan pemberi
hak kebendaan (gadai) sebagai jaminan kredit adalah pemegang gadai mempunyai
hak atas barang gadai serta memiliki hak kebendaan. Karena gadai merupakan hak
kebendaan yaitu hak sepenuhnya atas benda tersebut. Kreditur mempunyai
kewajiban bertanggung jawab atas barang gadai, jika terjadi sesuatu (dicuri atau
hilang) maka pemegang gadai wajib mengganti barang tersebut. Juga wajib
memberitahukan kepada debitur (pemberi gadai) apabila mengadakan lelang
terhadap benda jaminan pemberi gadai itu sendiri. Sebab pemberi gadai (debitur)
mempunyai beberapa hak yang harus dipenuhi oleh pemegang gadai yaitu berhak
mendapatkan pelayanan yang lebih baik, berhak menuntut atas hilangnya barang
gadai dan kemerosotan kualitas atau nilai barang juga berhak tahu apabila barang
yang dijaminkan oleh pemberi gadaiakan dilelang. Serta atas hak tersebut pemberi
gadai mempunyai kewajiban memenuhi segala bentuk isi dari perjanjian kredit.
19
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://putrinazha.blogspot.com/2013/05/makalah-pegadaian_1.html
2. http://satriyadavid2.blogspot.com/
3. http://accounting-media.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-aktivitas-
usaha-pegadaian.html
4. http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-jenis-jenis-
pegadaian_9.html
5. http://raycarddestion.wordpress.com/2013/03/12/pegadaian/
6. http://bolmerhutasoit.wordpress.com/tag/makalah-observasi-pegadaian/
21