Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelatihan kerja lapangan, on-the-job training atau biasa disebut dengan PKL

adalah salah satu bentuk kegiatan yang bertempat di lingkungan kerja langsung. PKL

bisa dilakukan oleh murid siswa (i) SMA/SMK, mahasiswa maupun karyawan baru.

PKL merupakan implementasi secara sistematis dan sinkron antara program

pendidikan disekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahliaan

tertentu. (Wikipedia,2021).

Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat berhubungan dengan kualitas tenaga

kerja. Dalam dunia kesehatan, dalam rangka menghasilkan Tenaga Keahliaan Asisten

Keperawatan Medis yang professional, handal, inovatif, serta mampu

mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuanya di dunia kerja, maka

disusunlah program pembelajaran yang dapat memenuhi standar kompetensi tersebut,

dan salah satu upaya untuk mewujudkan ialah dengan dilaksanakannya Praktek Kerja

Lapangan (PKL).

Berdasarkan kurikulum 2013, SMK KESEHATAN TERPADU MEGA

REZKY MAKASSAR melaksanakan serangkaian kegiatan PKL, yang terdiri dari

PKL I dan II yang dilaksanakan pada semester IV dengan orientasi pelayanan

kesehatan di Mapala Medical Clinic, dan PKL III yang diikuti dengan Magang

Mandiri pada semester V.

1
PKL I dan II kali ini dilaksanakan dengan orientasi pelayanan kesehatan di

klinik sebagai acuan untuk mengasah kompetensi keahlian keperawatan medis, serta

untuk memenuhi target pencapaian kurikulum, juga karena tentunya proses

pembelajaran tidak terbatas di dalam kelas, bahkan diluar insitusi pendidikan seperti

lingkungan kerja, atau kehidupan masyarakat. Meskipunmaraknya pandemi Covid-19

tetapi pelaksanaan PKL I dan II yang dilaksanakan di klinik kali ini tidak menutup

kemungkinan untuk berjalan lancar layaknya pelaksanaan PKL I dan II dimasa non

pandemi.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan kegiatan dari kegiatan Pelaksanaan praktik kerja

lapangan PKL I dan II, ini adalah agar peserta didik dapat memenuhi standar

kompetensi dan dapat melangkah ke PKL III

2. Tujuan Khusus

a. Agar mampu menerapkan teori yang telah didapatkan di sekolah ke dunia

kerja.

b. Agar mampu mengasah keterampilan keperawatan medis di lapangan kerja.

c. Agar mampu menerapkan komunikasi terapiutik dan etika keperawatan yang

efektif.

d. Agar mampu merawat pasien, juga sarana dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan.

e. Agar mampu melaksanakan tindakan-tindakan keperawatan medis,seperti :

1) Pengukuran tanda-tanda vital

2
2) Prosedur control infeksi

3) Pemenuhan kebutuhan aktivitas

4) Pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman

5) Pemenuhan kebutuhan eliminasi

6) Pemenuhan kebutuhan nutrisi

7) Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

8) Pemenuhan kebutuhan oksigenasi

9) Pemberian obat-obatan

C. MANFAAT

1. Bagi Pribadi

a. Memberikan sebuah bentuk pengalaman nyata dalam menangani permasalahan

yang dihadapi dunia kerja dan menangani permasalahan yang dihadapi dunia

kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi.

b. Melatih diri untuk berkomunikasi dan berinteraksi di dunia kerja.

c. Menambah wawasan mengenai dunia kerja.

2. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan popularitas sekolah di lingkungan masyarakat

b. Menciptakan lulusan yang berkualitas melalui pengalaman kerja selama PKL

3. Bagi Umum

a. Mempersiapkan sumber daya berkualitas yang sesuai di era teknologi dan

informasi terkini.

b. Meningkatkan efisiensi waktu dalam mendidik dan melatih peserta didik.

3
BABII

KAJIAN PUSTAKA

A. PROFIL MAPALA MEDICAL CLINIC

1. Sejarah

Saat ini kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin

meningkat oleh karenanya kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang prima

juga sangat diperlukan oleh setiap individu agar dapat berkarya dan dapat

beraktivitas secara optimal.

Dengan banyaknya jasa pelayanan kesehatan yang lengkap dan

biasanya hanya tersedia dipusat-pusat kota, dimana untuk didaerah

kesediannya masih sangat minimal, maka kami memandang akan perlu

adanya pelayanan kesehatan yang lengkap dan efisien didaerah dengan tarif

yang terjangkau oleh masyarakat sekitar tanpa mengurangi kualitas

pelayanan, keamanan dan keselamatan pasien.

Keinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan

pelayanan kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita, maka

dr.Hamzah,Sp.M (K) merintis klinik kesehatan yang diberi nama Mapala

Medical Clinic.

2. Keadaan Demografi Atau Lokasi

Mapala Medical Clinic berdiri diatas lahan seluas 442 m2 klinik ini

berada di Jl. Mapala Blok A3/13 Kel. Tidung, Kec. Rappocini, kota

Makassar.

4
3. Visi dan misi

a. Visi

‘‘Menjadi klinik pertama yang berkualitas, terjangkau dan paling

diminati.’’

b. Misi

1) Memberikan pelayanan bermutu, beriorentasi pada kecepatan,

keselamatan dan kenyamanan.

2) Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknolongi.

3) Memberikan pelayanan yang baik dan bermutu melalui SDM yang

profesional didasari rasa empati,kasih sayang dan saling menghargai.

4) Mengembangkan fasilitas yang dapat mewujudkan kondisi yang

nyaman dan aman dalam pelayanan kesehatan

4. Bentuk Pelayanan

a. Umum

b. BPJS/ Askes

5. Fasilitas Mapala Medical Clinic

a. Apotek

b. Ruangan observasi dan tindakan

c. Poli Umum

d. Poli THT

e. Poli Gigi

f. Poli KIA

5
g. Ruang menyusui dan tindakan

h. Laboratorium

i. Kantor

j. Musholla

k. Kantin

l. Gudang

m. Toilet

6
6. Struktur Organisasi

7
8
(Sumber : Mapala Medical Clinic, Selasa 02 Maret 2021 pukul 16:24)

9
B. MATERI DAN PERISTILAHAN

1. Pengertian Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan

pelayanan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar atau spesialis

diselenggarakan lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang

tenaga medis. (Pasal 1 no 1 permenkes 28 Tahun 2011).

2. Alur Pelayanan Mapala Medical Clinic

Alur pelayanan adalah kemudahan dan kepastian tahapan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat. Alur pelayanan harus ada di klinik, agar sistemnya

dapat tertata dengan baik.

Alur pelayanan di Mapala Medical Clinic dapat dilihat dari bagian alur

berikut ini

(Sumber : Mapala medical clinic, selasa, 02 Maret 2021 pukul 16:26)

11
C. MATERI KEPERAWATAN

1. Gastritis

a. Pengertian

Gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi,

peradangan atau pengikisan pada lambung terdapat kelenjar yang fungsinya

untuk menghasilkan asam lambung dan juga enzim pencernaan.

Gastritis terbagi menjadi dua, berdasarkan jangka waktu

perkembangan gejala, yang pertama adalah gastritis akut (Berkembang

secara cepat dan tiba-tiba ) dan yang kedua adalah kronis (perkembangannya

secara cepat dan tiba-tiba) dan yang kedua adalah kronis(perkembangannya

secara perlahan ). Istilah gastritis juga dikenal sebagai iritasi lambung atau

radang lambung yang bisa muncul secara tiba-tiba dan dalam waktu yang

relative lama. Meskipun gejala gastritis mirip maag, tetapi gastritis berbeda

dengan penyakit tersebut.

Gastritis terbagi menjadi akut dan kronis dalam kondisi gastritis akut

iritasi akan muncul tiba-tiba. Umumnya akan muncul nyeri ulu hati yang

parah walau hanya sementara sebagai gejala yang ditimbulkan.

b. Etiologi

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau

parasit lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut

adalah meminum alcohol secara berlebihan, infeksi dari terkontaminasi

makanan yang dimakan, dan pengguna kokain. Kortikosteroid juga dapat

12
menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen (Dewit,

Stromberg & Dallred, 2016).

Selain penyebab gastritis, ada penderita yang merasakan gejalanya

dan ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis diantaranya:

1) Nyeri epigastrium

2) Mual

3) Muntah

4) Perut terasa penuh

5) Muntah darah

6) Bersendawa

c. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul

perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak

menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir

sama, seperti anoreksia, rasa penuh, nyeri epigastrum, mual dan muntah,

sendawa, hematemisis (suratun dan lusiana 2010).Tanda dan gejala gastritis

adalah:

1) Gastritis Akut

a) Nyeri epigastrum, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada

mukosa lambung.

Mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering

muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung

yang mengakibatkan mual hingga muntah.

13
b) Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematesis dan

melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca

pendarahan.

2) Gastritis kronis

Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.

Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan

pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

d. Komplikasi

Komplikasi penyakit gastritis menurut Muttaqin & Sari (2011) antara

lain :

1) Pendarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan

medis.

2) Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat

3) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.

4) Anemia pernisiosa, keganasan lambung.

e. Penatalaksanaan

Gastritis akut diatasi dengan mengintruksikan pasien untuk

menghindari alcohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien

mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala

menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi,

maka penatalaksanaan adalah serupa prosedur yang dilakukan untuk

bemogarik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh

14
mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan terdiri dari pengenceran

dan penetralisasian agen penyebab.

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. URAIAN KEGIATAN
1. Tanda-Tanda Vital
a. Pengertian

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV) merupakan metode

pengukuran atau pemeriksaan fungsi tubuh yang paling dasar yang dapat

dilakukan untuk mengetahui tanda klinis yang memiliki manfaat dalam

menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan perencanaan terapi medis

yang tepat. (Honestdocs, 2019)

b. Tujuan

1) Mengetahui data objektif

2) Mengetahui perkembangan penyakit

3) Membantu menegakkan diagnosa

c. Alat dan bahan

1) Stetoskop

2) Spighnomanometer

3) Jam tangan

4) Handscone

5) Alat tulis

6) Termometer

d. Prosedur

1) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

2) Siapkan alat dan bahan

16
3) Cuci tangan

4) Pakai handscone

5) Gulung lengan baju pasien

6) Pasang manset ± 3 cm

7) Letakkan diafragma stetokop pada arteri brakhialalis

8) Pompa manset pada balon hingga tidak terdengar nadi lalu kempeskan

perlahan dengan memutar skrup berlawanan arah jarum jam

9) Catat hasil (mmHg)

10) Letakkan thermometer pada aksila pasien 3-5 menit

11) Lalu lihat dan catat hasilnya

12) Letakkan jari tengah dan telunjuk pada arteri radialis pasien, hitung

denyut 1 menit

13) Hitung frekuensi pernapasan dengan melihat kontraksi dada selama 1

menit/60 detik/15 detik × 4

14) Catat hasilnya

15) Evaluasi

16) Bereskan alat lalu lepas handscone

17) Cuci tangan

2. Cuci tangan

a. Pengertian

Cuci tangan adalah suatu prosedur / tindakan membersihkan tangan

dengan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand rub dengan antiseptic

(berbasis alcohol). (WHO, 2011).

17
b. Tujuan

1) Menjaga kebersihan perorangan

2) Mencegah terjadinya infeksi

c. Alat dan bahan

1) Bak cuci dan air mengalir

2) Sabun/ antiseptic

3) Handuk/ pengering

d. Prosedur

1) Buka keran air dan basahi kedua tangan

2) Tuangkan sedikit sabun/ antiseptic pada telapak tangan lalu gosok

3) Gosok telapak tangan bergantian

4) Gosok punggung tangan

5) Bersihkan sela sela jari

6) Bersihkan buku buku jari secara bergantian

7) Bersihkan ibu jari dengan menggenggam dan memutarnya lalu lakukan

secara bergantian

8) Letakkan ujung jari ke telapak tangan, lalu gosok secara perlahan

lakukan secara bergantian

9) Lakukan gerakan mengunci dengan menyatukan telapak tangan lalu

gosok dengan cara memutar secara bergantian

10) Bilas kedua tangan dengan air mengalir

11) Lalu keringkan dengan handuk atau pengering

18
3. Dekontaminasi, Desinfeksi, Sterilisasi

a. Pengertian

Dekontaminasi adalah tindakan menghilangkan pencemaran

(kontaminasi) pada alat, ruangan, labolatorium, sterilisasi.

Desinfeksi adalah proses mengurangi jumlah kuman

(mikroorganisme).

Sterilisasi adalah proses kegiatan menghancurkan semua

mikroorganisme termasuk spora dari benda atau lingkungan. (Rini

Andarwati, 2019).

b. Tujuan

1) Mencegah terjadinya kontaminasi

2) Mencegah infeksi

3) Merawat alat kesehatan

c. Alat dan bahan

1) Handscone

2) Larutan lisol/ creolin/ savlon

3) Gelas ukur

4) Ember berisi air 1 liter

5) Spuit

6) Mesin sterilisator

d. Prosedur

1) Ambil larutan lisol/ creolin/ savlon/ menggunakan spuit sebanyak 10cc.

2) Campur cairan tersebut ke dalam air 1 liter

19
3) Masukkan alkes ke dalam larutan tersebut

4) Rendam selama 10 menit

5) Gunakan handscone untuk menghindari kontaminasi

6) Cuci dan bilas alkes

7) Keringkan

8) Masukkan alkes pada mesin sterilisator

9) Tekan tombol lower jika alkes di simpan di bagian bawah, dan upper

jika di bagian atas

10) Tunggu selama 1 jam dengan suhu 170˚ untuk alat biasa, dan 2 jam

dengan suhu 160˚c untuk alat tajam seperti gunting dan jarum.

4. Mobilisasi

a. Pengertian

Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan

kegiatan dengan bebas.(Kosier, 2013)

b. Tujuan

1) Untuk mengertahui ada tidaknya luka dekubitus

2) Untuk memberikan rasa nyaman

3) Sebagai kebutuhan aktivitas

c. Bahan

1) Handscone

d. Prosedur

1) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

2) Cuci tangan

20
3) Pakai handscone

4) Menjaga privasi klien

5) Memegang pinggang atau pundak pasien

6) Balik pasien kearah kiri/kanan

7) Melihat ada tidaknya luka dekubitus pada bagian belakang pasien

8) Evaluasi

9) Lepas handscone, lalu cuci tangan

5. Ambulasi

a. Pengertian

Ambulasi adalah aktivitas berjalan. (Kosier, 2013)

b. Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.

c. Alat

1) Kursi roda (bila diperlukan)

2) Kruk (bila diperlukan)

d. Prosedur

1) Memberikan tahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan

dilakukan

2) Membantu pasien menggunakan kruk/ kursi roda (bila dipakai)

3) Mengantar pasien ke tempat tujuan

21
6. Teknik Relaksasi Nafas Dalam

a. Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan

untuk mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam,

nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana

menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas

nyeri, terkait relaksasi nafas dalam ini juga dapat membantu ketentraman hati

dan berkurangnya rasa cemas (Arfa, 2019).

b. Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan aman dan nyaman.

c. Alat

1) Jam tangan

d. Prosedur

1) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

2) Mengintruksikan pasien untuk tarik napas dalam-dalam

3) Lalu napas di tahan sekitar 3 detik

4) Lalu kemudian menghembuskan napas tersebut dengan perlahan

5) Ulangi langkah-langkah tersebut beberapa kali.

7. BAK dan BAB Menggunakan Pispot


Adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan eliminasi buang air

besar/buang air kecil dengan pispot. Pispot adalah panci bertutup dan

bertangkai untuk tempat air kencing atau kotoran (biasanya untuk orang

sakit). (KBBI, 2017).

22
a. Tujuan

1) Memenuhi kebutuhan eliminasi

2) Memberi rasa nyaman

3) Mengobservasi output

b. Alat Dan Bahan

1) handscone disposable (sekali pakai)

2) Masker

3) Pispot

4) Botol/ember berisi air bersih

5) Tissue

6) Kapas

7) Sabun

8) Pengalas pispot (perlak)

9) Bengkok

10) Celemek

11) Selimut

12) Sampiran

c. Prosedur

1) Menejelaskan tindakan apa yang di lakukan

2) Menyiapkan alat dan bahan

3) Cuci tangan

4) Pakai handscone

5) Menutup sampiran

23
6) Pasang selimut atau kain penutup pada bagian bawah tubuh pasien

7) Membantu membuka pakaian dalam bagian bawah pasien yang telah di

tutup dengan selimut

8) Anjurkan pasien menekuk dan mengangkat bokong

9) Pasang perlak dan pipot nya

10) Beri penjelasan untuk pasien memulai BAB atau BAK dan bila telah

selesai dapat memanggil perawat

11) Bilas genetalia pasien dengan air bersih

12) Lap bagian yang basah menggunakan tissue/ kain

13) Pispot di angkat dan rapikan pakaian bawah pasien

14) Pengalas dan selimut di angkat

15) Bersihkan dan rapikan alat kesehatan

16) Buka sampiran

17) Lepas handscone

18) Cuci tangan

8. Pemberian Makan Melalui Oral/Mulut

a. Pengertian

Adalah memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta

mengunyah dan menelannya. (KBBI, 2020).

b. Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

24
c. Alat Dan Bahan

1) Piring

2) Sendok

3) Garpu

4) Gelas dengan penutupnya

5) Serbet

6) Mangkok cuci tangan

7) Pengalas

8) Pipet jika perlu

9) Pisau jika perlu

10) Makanan dengan porsi dan menu sesuai program

11) Meja untuk pasien

d. Prosedur

1) Jelaskan tidakan yang akan dilakukan

2) Dekatkan makanan

3) Cuci tangan

4) Atur posisi pasien

5) Pasang pengalas atau serbet di bawah dagu

6) Anjurkan pasien untuk berdoa

7) Tanyakan lauk dan pauk yang diinginkan

8) Bantu aktivitas dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit

dan berikan minuman setelahnya

25
9) Bila selesai, bersihkan mulut pasien

9. Penggantian Verban

a. Pengertian

Adalah tindakan mengganti perban perawatan luka dari yang kotor

menjadi bersih untuk mencegah infeksi.

b. Tujuan

1) Melindungi luka dari kontaminasi

2) Mempercepat penyembuhan luka

c. Alat dan Bahan

1) Handscone

2) Pinset anatomy

3) Gunting perban

4) Kasa

5) Kom

6) Bengkok

7) Cairan NaCI

8) Rivanol

9) Supratul

10) Hypafix

d. Prosedur

1) Jelaskan tindakan yang akakn dilakukan

2) Siapkan alat dan bahan

3) Cuci tangan

26
4) Pakai handscone

5) Usapkan NaCl pada perban lama pasien menggunakan kasa

6) Lepaskan perban dan supratul lama menggunakan pinset anatomy

7) Bersihkan kembali luka dengan NaCl

8) Berikan rivanol pada luka

9) Tutup luka dengan supratul

10) Tutup luka dengan hypafix

11) Bereskan alat

12) Lepas handscone

13) Cuci tangan

10. Pemberian Obat Oral


a. Pengertian

Terapi obat adalah proses yang mencakup pengkajian pilihan obat,

dosis, cara pemberian obat, reaksi obat yang tidak dikehendaki dan

rekomendasi pilihan obat. (Binfar, 2009).

b. Tujuan

Untuk membantu dalam upaya penyembuhan pasien.

c. Alat dan Bahan

1) Gelas berisi air

2) Obat sesuai kebutuhan

3) Sendok jika diperlukan

d. Prosedur

1) Beri penjelasan mengenai obat yang akan diberikan pada pasien

2) Membantu pasien meminum obat

27
3) Memberikan air kepada pasien

11. Pemberian Melalui Intra Muscular

a. Pengertian

Adalah pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung

kedalam otot (muskulus). Pada orang dewasa tempat yang paling sering

digunakan untuk suntikan intramuscular adalah seperempat bagian atas luar

otot gluteus maximus, sedangkan pada bayi, temptat penyuntikan dibatasi

sebaiknya paling banyak 5 ml bila disuntikan ke daerah gluteal dan 2 ml di

daeah deltoid. Tujuannya adalah agar absorsi obat dapat lebih cepat. Rute

intramuscular (IM) memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari pada

rute subcutan (SC), karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot.

Bahaya kerusakan jaringa berkurang ketika obat memasuki otot dalam, tetapi

bila tidak hati-hati, ada resiko menginjeksi obat langsung ke 11 pembuluh

darah. Perawat menggunakan jarum berukuran lebih panjang dan lebih besar

untuk melewati jaringan SC dan mempenetrasi jaringan otot dalam. Berat

badan mempengaruhi pemilihan ukuran jarum. Sudut insersi untuk injeksi

IM ialah 90˚. (Potter, 2018).

b. Tujuan

Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan suntikan pengobatan ke

dalam obat.

c. Alat dan Bahan

1) Handscoone

2) Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan

28
3) Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1-1,5 inci untuk deawasa; 25-27G

dan panjang 1 inci untuk anak-anak)

4) Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)

5) Perlak

6) Obat sesuai program terapi

7) Bengkok

8) Buku injeksi/ daftar obat

d. Prosedur

1) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

2) Siapkan alat dan bahan

3) Cuci tangan

4) Pakai handscoone

5) Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan

6) Memasang perlak dan alasnya.

7) Membebaskan daerah yang akan di injeksi.

8) Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkari dari arah dalam

ke luar diameter ±5cm)

9) Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit

10) Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3

11) Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit

12) Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)

13) Mencabut jarum dari tempat penusukan

14) Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan

29
15) Membuang spuit ke dalam bengkok

16) Melakukan evaluasi tindakan

17) Membersihkan alat-alat

18) Lepas handscoone

19) Mencuci tangan

12. Pemberian Melalui Intravena


a. Pengertian

Adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke vena

pasien. (Wahyuningsih 2005).

b. Tujuan

1) Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi dari pada dengan

injeksi parental lain.

2) Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan

3) Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.

c. Alat dan Bahan

1) Buku catatan pemberian obat atau kartu obat

2) Kapas alcohol

3) Sarung tangan

4) Obat yang sesuai

5) Spuit 2 ml-5 ml

6) Bak spuit

7) Baki obat

8) Plester

9) Perlak pengalas

30
10) Pembendung vena (torniquet)

11) Kassa steril (bila perlu)

12) Bengkok

d. Prosedur

1) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

2) Siapkan alat dan bahan

3) Cuci tangan

4) Pasang perlak pengalas

5) Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja

6) Letakkan pembendung

7) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau

rasa gatal. Menghindarigangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri

yang berlebihan.

8) Pakai sarung tangan

9) Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan

gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm.

Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi

dari kulit yang mengandung mikroorganisme.

10) Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.

11) Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah

area penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi

lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar

vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.

31
12) Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena

13) Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit

dan tangan dominan menarik plunger.

14) Observasi adanya darah pada spuit

15) Jika ada darah, lepaskan terniguet dan masukkan obat perlahan-lahan.

16) Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan,

sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada

area penusukan

17) Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi

betadin

18) Kembalikan posisi klien

19) Evaluasi

20) Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok

21) Buka sarung tangan

22) Cuci tangan

23) Bereskan alat

24) Lepas handscone

25) Cuci tangan

13. Pemberian obat melalui intrakutan Skintest


a. Pengertian

Skintest adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan

obat ke dalam intracutan dengan menggunakan spuit.

b. Tujuan

32
Untuk mengecek ada tindakannya reaksi terhadap obat/antibiotic

tertentu.

c. Alat dan Bahan

1) Handscone

2) Spuit dengan ukuran sesuai kebetuhan

3) Jarum

4) Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)

5) Perlak dan pengalas

6) Obat sesuai program terapi

7) Bengkok

d. Prosedur

1) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

2) Siapkan alat dan bahan

3) Cuci tangan

4) Pakai handscone

5) Mengatur posisi pasien sesuai temapt tusukan

6) Memasang perlak dan alasnya

7) Membebaskan daerah yang akan di injeksi

8) Memakai Handscone

9) Membersihkan kulit tempat suntikan dengan kapas alkohol (melingkar

dari arah dalam ke luar)

10) Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk meregangkan kulit

33
11) Menusukkan Spuit dengan kemiringan 15 - 20 derajat, jarum masuk

kurang lebih 0,5 cm

12) Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah maka lanjutkan

13) Memasukkan obat ke dalam kulit perlahan, pastikan ada penonjolan

14) Mencabut jarum dari tempat tusukan

15) Memberi tanda lingkaran sekitar tusukan

16) Membuang spuit ke dalam bengkok

17) Evaluasi

18) Bereskan alat

19) Lepas handscone

20) Cuci tangan

B. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan Dengan Diagnosa Gastritis

Klinik : Mapala Medical Clinic

Tanggal pengkajian : 22 Februari 2021

Diagnosa medis : Gastritis

a. Identitas Pasien

Nama : An. “S”

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 9thn

Agama : Islam

Suku : Bugis

Pendidikan : SD

34
Pekerjaan :-

Alamat : Mutiara Indah Vilage

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama : Nyeri Uluh Hati

2) Riwayat Penyakit Sekarang: Klien mengatakan Nyeri pada lambung,

Klien mengatakan mual dan muntah sebanyak 4x dalam sehari. Demam

sejak sehari yg lalu saat malam dengan suhu 37,5˚C

3) Riwayat Penyakit Keluarga : Klien mengatakan tidak ada yang

menderita penyakit.

c. Data Psikologis

1) Status Emosi : Klien Nampak tenang saat pengkajian

2) Konsep Diri

a) Body Image : Klien Nampak tenang saat menerima pengobatan

b) Self Ideal : Klien mengatakan ingin sehat selalu

c) Self Esteem :Klien mengatakan perawatnya ramah

d) Role performace : Klien mengatakan bahwa dirumah ia berperan

sebagai anak

e) Self Identivity : Klien adalah seorang anak

f) Spritual : Klien beragama islam

d. Pemeriksaan Fisik

1) TTV (Tanda-tanda Vital)

Tekanan darah : - (dibawah umur)

Nadi : 60×/menit

35
Suhu : 36,9˚C

Pernafasan : 24×/menit

e. Terapi

1) Obat - Obatan

No. Nama Obat Dosis Indikasi Kontra Indikasi

1. Paracetamol 3×1 ½ Untuk Paracetamol tidak

menurunkan/meredakan dapat digunakan

demam dan nyeri pada pada pasien yang

berbagai penyakit seperti memiliki

demam dengue, tifoid, hipersensitivitas

dan infeksi saluran terhadap

kemih. paracetamol, dan

pada penderita

asmah wajib

memperhatikan

dosisnya dan

sesuai dengan

anjuran dokter.

2. Domperidone 3×1
Untuk meredakan mual
Sirup Domperidone
dan muntah
sirup tidak dapat

digunakan pada

36
pasien Tumor

Hipofise yang

mengeluarkan

prolaktin

(prolaktinoma)

1) Data Senjang

Data Subjektif : Klien mengatakan muntah sebanyak 4x dalam sehari,

Nyeri lambung.

Data Objektif : Klien tampak lemas

C. SAMPEL PENANGANAN KASUS

Pada hari senin 22 Februari 2021 pukul 16.42 WITA, seorang anak dengan

inisial An. “S” berusia 9 tahun datang ke Mapala Medical Clinic dengan tujuan ingin

melakukan pemeriksaan sekaligus pengobatan. Pada saat datang klien memiliki

keluhan bahwa merasa nyeri pada bagian lambung dan mual muntah frekuensi 4×

dalam sehari, serta demam sejak sehari yang lalu saat malam hari dengan suhu

37,5˚C.

Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital maka diperoleh hasil :

1) Tekanan darah :-

2) Nadi : 60×/menit

3) Suhu : 36,9˚C

4) Pernapasan : 24×/menit

37
Berdasarkan data ternyata pasien menderita penyakit Gastritis. Penyakit

Gastritis adalah penyakit yang melibatkan peradangan lapisan pada perut (Mitra

Keluarga, 2012). Penyebabnya antara lain infeksi, cedera, konsumsi rutin pil pereda

nyeri yang disebut sebagai NSAID, dan makanan atau minuman dengan kadar asam

yang tinggi.Dengan gejala berupa nyeri perut bagian atas, mual, dan muntah. Namun

terkadang tidak ada gejalanya.

Penanganan yang diberikan pada kasus Gastritis yaitu, pemberian terapi obat-

obatan yaitu obat paracetamol untuk penurun demam dan pereda nyeri dengan dosis

3×1 ½ dan domperidone sirup untuk meredakan mual serta muntah dengan dosis 3×1

38
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah mengikuti kegiatan PKL I dan II yang dilaksanakan di klinik selama

kurang lebih satu bulan lamanya, kami mengambil kesimpulan bahwa kegiatan ini

sangat bermanfaat bagi peserta didik PKL I dan II karena dapat melatih kedisiplinan

dan keterampilam serta rasa tanggung jawab atas setiap tindakan keperawatan yang

dilakukan. Dengan adanya PKL I dan II ini, peserta didik mampu mengasah skill

lebih optimal pada era new normal saat ini serta menambah wawasan peserta didik

dalam hal melakukan tindakan keperawatan

Adapun tindakan yang telah berhasil kami capai selama pelaksanaan PKL I

dan II ini yaitu :

1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

2. Melakukan cuci tangan dengan

3. Melakukan prosedur kontrol sterilisasi, dekontaminasi dan desinfeksi.

4. Membantu pelaksanaan perawatan luka

5. Membantu dalam tindakan spooling telinga

6. Melakukan rapid test secara mandiri

7. Mengobservasi tindakan swab test antigen

8. Mengobservasi tindakan pengambilan GDS (Gula Darah Sewaktu)

9. Ambulasi

39
B. SARAN

1. Bagi Adik Kelas

a. Melakukan tindakan dengan rasa penuh tanggung jawab

b. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menggunakan APD lengkap saat

melakukan tindakan.

c. Tetap menjaga attitude dan senantiasa melakukan 5S yaitu, Senyum, Sapa,

Salam, Sopan dan Santun.

d. Tetap menjaga nama baik sekolah dan diri sendiri.

2. Bagi Sekolah

a. Tetap memberikan motivasi kepada siswa (i) untuk terus berusaha mencapai

suatu target atau tujuan

b. Tetap berusaha untuk menciptakan siswa (i) yang berkompeten dan

berkualitas

3. Bagi Masyarakat

a. Selalu menjaga kesehatan lingkungan terlebih untuk dirinya sendiri

b. Selalu menghargai para penugas kesehatan yang bertugas

c. Selalu menaati protokol kesehatan

C. KESAN

Menurut kami PKL I dan II ini merupakan suatu kegiatan yang luar biasa

dengan berbagai pengalaman baru yang kami dapatkan dalam melaksanakan kegiatan

Praktek Kerja Lapangan ditengah pandemi Covid-19 kali ini. Dimana tekad,

kepedean dan keberanian kami diuji untuk terjun langsung ke lapangan dan bertemu

tatap muka (secara langsung) dengan pasien pertama hingga akhir penarikan kami di

40
tempat praktek yang tentunya kita pun harus mengutamakan keselamatan dan

kesehatan kami serta masyarakat yang ingin melakukan pelayanan. Dengan

pembimbingan yang sangat luar biasa hebatnya serta perjuangannya dalam

membimbing kami hingga tugas kami tercapai dengan baik, baik pembimbing lahan

maupun institusi.

Begitu banyak pelajaran dan bekal baik hard skill maupun soft skill yang

kami dapatkan bukan hanya di bidang keperawatan tetapi juga di bidang kesehatan

lainnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Aryanto, Ridi, 2017. Pengertian PKL (Praktik Kerja Lapangan).

http://ridyaryanto23.blogspot.com/2017/02/pengertian-pkl-praktik-kerja-

lapangan.htmlDiakses tanggal 20 Januari 2020 pukul 09:07.

Andarwati, Rini 2019. Sterilisasi, Dekontaminasi dan Desinfeksi.

https://www.slideshare.net/HildaHerman1/sterilisasi-desinfeksi-dekontaminasi

Diakses pada tanggal 5 November 2020, pada pukul 13:10.

Appeno, Hal 2017. Pispot. https://artikbbi.com/pispot/ Diakses pada tanggal 5

November 2020, pada pukul 13:11.

Gitagasca, 2017. Mobilisasi dan Ambulasi.

https://gitagasca.blogspot.com/2017/04/mobilisasi-dan-ambulasi.html Diakses pada

tanggal 24 Januari 2020, Pada pukul 21.48

Islami, Dian. 2016. SOP (Standar Operasional Prosedur) Ganti verban.

https://bangsalsehat.blogspot.com/2016/11/sop-standar-operasional-prosedur-

ganti.html Diakses tanggal 23 Januari 2020, pada pukul 21.34

Permenkes, 2011. Pengertian klinik. https://ngada.org/bn16-2011.htm. Diakses pada

tanggal 5 November 2020, Pada pukul 12.23

Wikipedia, 2020. Makan.https://id.wikipedia.org/wiki/Makan Diakses pada tanggal

24 Januari 2020, pada pukul 22:26

42
L

43
L

II

44
L

III

45
L

IV

46
L

47
L

VI

48
DAFTAR DOKUMENTASI

1. RAPID TEST

(Pada hari Rabu 3 Februari 2021 pukul 11.24 WITA)


2. TANDA TANDA VITAL

(Pada hari senin 8 Februari 2021 pukul 19.45 WITA)

49
(Pada hari Jumat 12 Februari 20.15 WITA)

(Pada hari 16 Februari 2021 pukul 16.43 WITA)

50
(Pada hari 3 Februari 2021 pukul 19.23 WITA)

(Pada hari rabu 3 Februari 2021 pukul 19.46 WITA)

3. MEMBANTU TINDAKAN GANTI VERBAN

51
(Pada hari minggu 21 Februari 2021 pukul 17.35)

4. TINDAKAN CUCI TANGAN

(Pada tanggal 17 Februari 2021, pukul 14.23 WITA)

5. STERILISASI

52
(Pada tanggal 17 Februari 2021, pukul 15.02 WITA)

(Pada tanggal 17 Februari 2021, Pukul 15.10 WITA)

53
6. OBSERVASI TINDAKAN SWAB

(Pada tanggal 24 Februari 2021, pada pukul 14.45)

54
POSTER EDUKASI MAPALA MEDICAL CLINIC

(Sumber : Mapala Medical Clinic, Pada tanggal 23 Februari 2021, pukul 14.22 WITA )

55

Anda mungkin juga menyukai