PENDAHULUAN
C. MANFAAT PKL
● Manfaat PKL bagi siswa :
1. Mengasah keterampilan yang diberikan sekolah menengah kejuruan
( SMK ).
2. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.
3. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
● Manfaat PKL bagi perusahaan (klinik) :
1. Mendukung program pendidikan pemerintah
2. Meningkatkan citra perusahaan.
3. Dapat mempercepat proses pelayanan keanalisan yang dilakukan oleh
Teknologi Laboratorium Medik.
● Manfaat PKL bagi sekolah :
1. Meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.
2. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi perusahaan.
3. Dapat mendorong siswa untuk menjadi tenaga kerja yang profesional,
saat siswa telah memasuki dunia kerja.
A. KLINIK
Pasal 4
1. Klinik yang dimiliki oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus
didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Klinik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyelenggarakan rawat
jalan dapat didirikan oleh perorangan atau badan usaha.
3. Klinik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyelenggarakan rawat
inap harus didirikan oleh badan hukum.
B. LABORATORIUM KLINIK
A. Visi
Menambahkan pelayanan baik untuk kesehatan keluarga
KOORDINATOR LABORATORIUM
ANGGOTA
Nopy anggraeni
Kursi
sampling
kursi
Meja
peral
atan
Meja
kursi
labor
kerja
atoriu
m
Meja peralatan
laboratorium
westafel
PEMBAHASAN
A. PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan sampel rawat jalan, rawat inap dan IGD dilakukan oleh
petugas laboratorium
Phlebotomy berasal dari kata Yunani yaitu phlebo dan tomy. Phlebo
berarti pembuluh darah, dan tomy berarti membuat sayatan. Pengertian
phlebotomy secara ringkas adalah proses membuat sayatan di vena dengan
jarum. Seseorang yang melakukan proses phlebotomy disebut phlebotomist.
Phlebotomist adalah orang yang dilatih untuk mengambil darah sebagian
besar dari vena untuk pengujian klinis atau medis, transfusi, sumbangan,
atau penelitian. Phlebotomy umumnydilakukan pada vena median cubital,
pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila
tidak memungkinkan, vena cephalica dan vena basilica juga bisa menjadi
lokasi phlebotomy.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena (phlebotomy), yaitu cara
manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat
suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum
(vacutainer).
Prosedur :
Tujuan:
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan
sampel dengan volume kecil
Prosedur :
B. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Eritrosit,
Trombosit, indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dalam darah pasien.
Metode : Cyanmethemoglobin
Prinsip :
Hemoglobin dari sampel darah lengkap dilepaskan dari eritrosit dan dioksidasi
oleh ferri cyanida menjadi methemoglobin. Methemoglobin ini selanjutnya
diubah oleh cyanida menjadi cyanmethemoglobin yang stabil. Absorbansi dari
hasilnya sebanding dengan konsentrasi hemoglobin dalam sampel.
Prosedur :
Metode : Mikrohematokrit
Prinsip :
Darah ditambah antikoagulan disentrifugasi, maka sel eritrosit akan terpisah
dari plasmanya, tingginya kolom eritrosit adalah nilai hematokrit.
Prinsip :
Darah akan diencerkan dengan penambahan reagen Turk, asam lemah dalam
reagen akan melisiskan sel selain leukosit dan leukosit terwarnai oleh gentian
violet sehingga sel mudah dihitung dibawah mikroskop.
Prosedur :
1. Siapkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan deck glass
diatasnya.
Prinsip :
Darah diencerkan dengan larutan Hayem, maka sel-sel selain sel eritrosit akan
lilis
Prosedur :
1. Lakukan pengambilan sampel darah vena.
2. Isap sampel darah sampai tanda 0,5 dengan pipet thoma eritrosit, hapus
darah yang melekat pada luar ujung pipet encerkan dengan larutan turk
sampai tanda 101.
3. Kocok pipet membentuk angka 8 selama 1 menit, buang 3-4 tetes.
4. Siapkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan deck glass diatasnya.
5. Teteskan 1 tetes ke dalam kamar hitung, biarkan 2-3 menit.
6. Hitung jumlah eritrosit dengan mikroskop dalam 80 kotak besar ditepi
dengan perbesaran 40x.
Prinsip :
Objek Glass (2 buah), pipet tetes, mikropipet, yellow tip dan mikroskop.
Prosedur :
Pembuatan SAD
Nilai normal:
a. Hemoglobin
Laki-laki : 14-18 gr/dl
Wanita : 12-16 gr/dl
c. Eritrosit
Laki-laki : 4,5-6 juta/mm3
Wanita : 4,0-5,5 juta/mm3
d. Leukosit
4000-11.000 sel/mm3
e. Trombosit
150.000-450.000 sel/mm3
f. Indeks Eritrosit
MCV : 82-92 fl
MCH : 27-31 pg
MCHC : 32-37%
Tujuan:
Prinsip :
Antigen pada sel darah merah akan berkaitan dengan antibodi yang terdapat
dalam antisera dan akan membentuk aglutinasi
Alat:
Kartu golongan darah, yellow tip dan batang pengaduk.
Prosedur:
a) Diteteskan satu tetes antisera A, B, AB dan D di masing masing
lingkaran.
b) Diteteskan satu tetes darah di setiap lingkaran yang ada pada kartu
golongan darah.
c) Kemudian dihomogenkan dengan ujung batang pengaduk.
d) Bila terjadi aglutinasi pada darah yang ditetesi antisera, dinyatakan
golongan darahnya.
e) Bila tidak terjadi aglutinasi maka golongan darahnya O.
Interpretasi hasil:
Golongan Darah Gambar Keterangan
Sel darah merah
Golongan A Rh beraglutinasi dengan
Pos Anti A,Anti AB dan
Anti D
Sel darah merah
Golongan B Rh beraglutinasi dengan
Pos Anti B,Anti AB dan
Anti D
Sel darah merah hanya
Golongan O Rh beraglutinasi dengan
Pos Anti D
Sel darah merah
Golongan AB Rh beraglutinasi dengan
pos Anti A,B,AB dan Anti D
Pembahasan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan golongan darah atas nama Tn. Farhan didapatkan
hasil yaitu Golongan O dengan Rh (rhesus) positif. Golongan darah O tidak
memiliki antigen. Orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya
ke semua golongan darah (universal).
Penggolongan darah sistem rhesus berdasarkan ada atau tidaknya antigen RhD
pada permukaan sel darah merah. Orang yang memiliki antigen RhD disebut Rh+
(rhesus positif), sedangkan orang yang tidak memiliki antigen RhD disebut Rh -
(rhesus negatif).
Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan metode slide. Reagen yang
biasa digunakan biasanya adalah reagen anti-sera. Selain itu, pemeriksaan golongan
darah juga dapat menggunakan serum yang mengandung anti A dan serum yang
mengandung anti B.
Hasil pemeriksaan golongan darah menggunakan reagen anti-sera dan serum
terdapat perbedaan, perbedaan itu terjadi karena antibodi yang terdapat pada reagen
anti-sera dalam keadaan murni dan spesifik, sedangkan pada serum selain terdapat
antibodi juga terdapat komponen protein yang lain sehingga grade aglutinasi yang
dihasilkan berbeda.
1. Disiapkan pot urin, lalu diberi keterangan : nama pasien dan nomor
rekam medis.
2. Kemudian pasien diminta untuk berkemih, urin ditampung dalam pot
urin.
3. Pot urin yang telah berisi urin pasien dibawa ke ruang pemeriksaan
untuk dilakukan pemeriksaan.
Tujuan :
Untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam urin yang dilakukan
secara makroskopis,mikroskopis dan kimia.
Prinsip :
Dengan mencelupkan strip carik celup ke dalam urin akan terjadi perubahan
warna pada urin tersebut yang menunjukkan adanya zat yang terdapat dalam
urin. Dan juga dilakukan pemusingan urin dalam tabung serologi dengan
kecepatan dan waktu tertentu sehingga sedimen urin dapat terpisah dan dapat
dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.
Bahan:
Urin sewaktu.
Prosedur :
1. Urin yang ada dalam pot urin dilihat dengan sikap serong dan cahaya yang
tembus untuk melihat warna dan kekeruhan.
2. Urin dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam tabung serologi sampai ¾
tabung kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
3. Dimasukan strip ke dalam urine
4. Dibaca strip dengan membandingkan warnanya dengan standar warna
yang ada pada botol.
5. Tabung serologi berisi urin yang telah disentrifuge diangkat, lalu dibuang
larutan supernatantnya dan dikocok tabung untuk mensuspensikan
sediment.
6. Diteteskan sediment dengan mikropipet dan yellow tip ke atas object glass
dan ditutup dengan deck glass.
7. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran awal 10x dan dilanjutkan
perbesaran 40x dihitung dalam 10 lapang pandang.
Hasil Pengamatan :
Probandus :
Nama : Desta
Umur : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis urin atas nama An.
Desta didapatkan hasil yang abnormal yaitu warna urine tersebut berwarna
coklat dan keruh.
Warna urine keruh dapat menunjukkan status kesehatan seseorang.
Urine adalah cairan sisa hasil metabolisme yang diproduksi di ginjal melalui
suatu proses yang disebut urinasi.Urine mengandung banyak produk
sampingan seperti garam anorganik, hormon atau protein yang perlu
diekstraksi dari darah. Strukturnya yang kaya telah digunakan oleh dokter
Tujuan :
untuk mengetahui ada tidaknya kandungan narkoba dalam urine
Metode :
Imunokromatografi
Prosedur :
1. Siapkan alat bahan yang akan digunakan
2. Celupkan strip kedalam wadah yang berisi urine
3. Keluarkan, kemudian baca hasilnya
Interpretasi hasil :
Positif : terbentuk satu garis
Negative : terbentung dua garis
Invalid : tidak terbentuk garis pada control dan test
Hasil pengamatan :
Nama : farina
Umur : 46
Jenis kelamin : perempuan
Hasil : negatif, karena terbentuknya dua garis pada strip
Pembahasan
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Tujuan :
Untuk mendeteksi adanya antibodi salmonella typhi dan salmonella paratyphi
A,B, dan C (widal)
Prinsip :
Reaksi aglutinasi antara antigen pada reagen dan antibodi pada serum.
Metode :
Aglutinasi lateks.
Alat :
Slide widal, mikropipet, yellow tip, batang pengaduk, centrifuge, rotator,
lampu, tissue.
Prosedur :
Interpretasi Hasil:
Hasil pengamatan :
Probandus
Nama : Tn.Ridho
Umur : 32 th
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Nilai Normal:
Negatif : Tidak terjadi aglutinasi
Pembahasan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan Widal atas nama Tn. Ridho
didapatkan hasil Negatif dapat diketahui karena tidak munculnya reaksi
aglutinasi pada slide Widal yang telah diteteskan serum dan reagen Widal,
dimana hasil yang negatif ini merupakan hasil yang normal. Maka pasien
tersebut tidak mengidap bakteri Salmonella.
Widal adalah proses uji serologi untuk mendeteksi bakteri
salmonella typhosa yang mengakibatkan penyakit thypoid. Uji ini akan
memperlihatkan reaksi antibodi salmonella terhadap antigen O-somatik dan
H-flagellar di dalam darah. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
mendeteksi adanya antibodi salmonella typhi dan salmonella paratyphi
A,B, dan C (widal).
Prinsip pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum
penderita dicampur dengan suspense antigen Salmonella typhosa.
Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen
dan antibodi (aglutinin). Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal
dari suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam
laboratorium. Dengan jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat
Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya virus hepatitis B dalam serum pasien.
Metode :
Rapid test.
Alat :
HbsAg rapid test, mikropipet, yellow tip, timer, centrifuge.
Bahan :
Serum.
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Sampel darah yang akan diperiksa segera disentrifuge selama 15 menit
dengan kecepatan 3000 rpm.
3. Diteteskan 100 ul serum pada lubang sampel (kaset rapid test HbsAG).
4. Diinkubasi selama 15-20 menit.
5. Kemudian baca hasil.
Interpretasi Hasil :
⮚ Positif (+) : Terdapat dua garis merah pada control (C) dan test (T)
⮚ Negatif (-) : Terdapat satu garis merah pada control (C)
⮚ Invalid : Terdapat satu garis merah pada test (T) atau tidak terdapat
garis merah pada control (C) dan test (T)
2. Pemeriksaan sampel :
Prosedur :
1. Pengambilan sampel di nasofaring
● meminta pasien mendongakkan kepala untuk memudahkan
proses pengambilan sampel lendir.
● masukkan alat swab yang menyerupai cotton bud panjang ke
hidung hingga ke nasofaring (bagian atas tenggorokan yang
terletak di bagian belakang hidung).
● Putar atau gerakan alat swab berapa kali (sekitar 15 detik)
agar lendir di nasofaring menempel di alat swab.
3. Pengiriman sampel
Setelah proses pengambilan sampel selesai, akan dilakukan
pengiriman sampel untuk selanjutnya diproses dan dibaca oleh
alat PCR. Jika pengambilan sampel dilakukan dengan swab test,
setelah proses pengambilan sampel lendir, tenaga kesehatan akan
memasukkan alat swab ke tabung plastik, kemudian menutup
rapat tabung plastik tersebut.
Tabung plastik ini akan dimasukkan ke tabung khusus
limbah berbahaya (biohazard) dan dibawa ke laboratorium untuk
selanjutnya diolah dan dimasukkan ke alat PCR untuk
mendapatkan hasil. Hasil tes PCR bisa diketahui dalam waktu 1–
2 hari.
Tes PCR melibatkan 3 proses, mulai dari pengambilan
sampel, ekstraksi materi genetik dari sampel, amplifikasi atau
Interpretasi hasil
Dalam hasil tes PCR, terdapat nilai CT value yang dapat menjadi
indikator untuk menentukan kemungkinan seberapa banyak
jumlah virus yang terdapat di dalam pasien. CT value ini mengacu
pada berapa kali siklus amplifikasi atau pengulangan pemeriksaan
pada sampel sampai komponen virus Corona dapat dideteksi oleh
mesin pemeriksaan PCR
Secara umum, proses amplifikasi pada pemeriksaan PCR akan
terjadi berulang-ulang hingga mencapai 40–45 siklus, tergantung
laboratorium.Pada laboratorium yang menetapkan CT value 40,
ini artinya mereka melakukan pengulangan amplifikasi untuk
mendeteksi DNA atau RNA virus Corona hingga 40 kali dalam tes
PCR yang dilakukan, jika DNA atau RNA virus Corona pada
sampel terdeteksi di siklus ke 20, maka hasilnya adalah PCR
positif dengan CT value 20. Sementara itu, jika dalam 40 kali
pengulangan PCR tidak ditemukan virus Corona, maka hasil tes
PCR bisa dinyatakan negatif.Sebagai patokan, semakin rendah
nilai CT value atau di bawah 25–28 kemungkinan besar
menandakan bahwa jumlah virus Corona semakin banyak di
dalam tubuh.Sebaliknya, nilai CT value yang tinggi atau di atas
30–35 menandakan bahwa jumlah virus mungkin lebih sedikit.
Tujuan :
Untuk mengetahui/menentukan apakah kadar glukosa darah berada dalam
rentan normal, serta menentukan kadar glukosa darah yang tinggi atau
sebaliknya.
Metode :
Strip
Alat:
GCU check, stik GCU check, lancet, jarum lancet, alkohol swab
Bahan:
Darah kapiler
Prosedur :
1. Dimasukkan stik Easy Touch pada alat Easy Touch dipastikan kode alat
yang ada di alat sama dengan kode stick.
2. Ditunggu alat hingga dalam keadaan siap.
3. Kusentuhkan ujung stik Benecheck pada darah yang akan diperiksa.
4. Ditunggu hasil keluar dan catat hasilnya.
Hasil Pengamatan:
Nilai
Probandus Pemeriksaan Hasil Pernyataan
Normal
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu atas nama Ny.
Juharti didapatkan hasil 269 mg/dl dan dinyatakan Abnormal, karena melebihi
nilai normal. Dalam ilmu medis, kadar gula darah terlalu tinggi disebut
hiperglikemia. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin
maupun akibat resistensi insulin, yaitu hormon yang dilepas oleh pankreas.
Insulin berfungsi menyebarkan gula dalam darah ke seluruh sel-sel tubuh agar
bisa diproses menjadi energi.
Kebanyakan kondisi ini dialami oleh penderita diabetes yang tidak bisa
menjalani gaya hidup sehat, misalnya terlalu banyak makan, kurang
berolahraga, atau lupa mengkonsumsi obat diabetes atau insulin. Kondisi lain
yang menyebabkan hiperglikemia pada penderita diabetes adalah : stress,
mengonsumsi obat-obatan steroid, sedang menjalani operasi, sedang terinfeksi
penyakit tertentu.
Orang normal yang tidak menderita diabetes juga bisa terkena hiperglikemia,
terutama jika dia sedang menderita sakit berat. Tanda-tanda memiliki kadar gula
darah terlalu tinggi adalah badan terasa lelah, nafsu makan menggila, bobot
tubuh berkurang, sering merasa haus, dan sering buang air kecil.
Jika kadar gula darah melebihi 70-110 mg/dl, gejala yang dapat dirasakan
seperti perasaan mudah gelisah, tingkat kesadaran menurun, sangat kehausan,
F. Pemeriksaan Trigliserida
Tujuan :
Metode : GOD-PAP
Prinsip :
Alat bahan
1. Tabung reaksi
2. Mikropipet
3. Blue tip dan yellow tip
4. Reagen trigliserida
5. Sampel serum
Prosedur
Nilai normal
≤ 150 mg/dl
Hasil pengamatan
Probandus Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Pernyataan
Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan trigliserida atas nama didapat 180 mg/dl dimana
hasil tersebut adalah abnormal, karena nilai normalnya trigliserida adalah
<150 mg/dl. Kadar trigliserida dalam darah tinggi disebabkan asupan lemak
yang berlebihan, terdapat juga beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan
kadar trigliserida dalam darah yaitu, Menderita penyakit Diabetes, Penyakit
ginjal, Penyakit liver, Kadar hormon tiroid rendah (hipotiroidisme), Kelainan
genetik yang disebut familial hypertriglyceridemia, Mengonsumsi obat-
obatan tertentu.
Tujuan :
untuk mengetahui adanya kolesterol dalam darah
Alat : GCU check, stik cholesterol, lancet, jarum lancet, alkohol swab
Prosedur
1. Dimasukan stick cholesterol pada alat GCU check pastikan kode alat yang
ada di alat sama dengan kode stick
2. Ditunggu alat hingga dalam keadaan siap
3. Kusentuhkan ujung stik kolesterol pada darah kapiler pasien
4. Ditunggu hasil keluar dan catat hasilnya
Nilai normal :
≤ 200 mg/dL
Hasil pengamatan :
Nilai
Probandus Pemeriksaan Hasil normal Pernyataan
Pembahasan :
Tujuan :
Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah.
Metode :
Strip
Alat :
GCU check, lancet, strip GCU asam urat, alkohol swab, jarum lancet
Prosedur :
1. Siapkan lancet, strip asam urat.
2. Ambil darah kapiler di jari pasien yang sudah dibersihkan dengan kapas
alkohol.
3. Lalu tusuk dengan lecet, kemudian Disentuhkan ujung stik asam urat pada
alat easy touch pada darah yang akan diperiksa.
4. Ditunggu hasil keluar dan catat hasilnya.
Nilai normal :
3 – 7 mg/dL
Hasil pengamatan :
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan pemeriksaan asam urat aas nama Nya. Harti
didapatkan hasil 5,0 mg/dL dan dinyatakan normal.
Pemeriksaan menggunakan alat GCU check digunakan darah kapiler (whole
blood)sebagai sampelnya yang hanya membutuhkan volume darah yang
sangat sedikit. Darah kapiler memiliki struktur percabangan dari arteri
sehingga memiliki diameter yang kecil dan lapisan tipis yang hanya cukup
untuk satu sel darah yang bisa melewatinya pada satu waktu.
Adapun kelebihan dan kekurangan pemeriksaan asam urat metode stick
yaitu :
A. KESIMPULAN
1. Melatih kemampuan keterampilan di bidang kejuruan teknologi
laboratorium medik yang sudah dipelajari di sekolah.
2. Mengembangkan proses pematangan atau pemantapan kelak saat sudah
berkecimpung dalam dunia kerja.
3. Melatih berkomunikasi dengan pasien maupun lawan bicara dan Melatih
diri dalam menjalin kerja sama dengan teman atau karyawan yang berada
di klinik tersebut.
4. Melatih mental sebagai pelajar dan juga tenaga Laboratorium Analis
Kesehatan agar lebih disiplin dalam bekerja dan bertanggung jawab.
5. Pemeriksaan yang dilakukan sebagian besar sudah pernah dipelajari di
sekolah.
6. Dengan adanya praktek kerja lapangan (PKL) kami dapat mengambil
kesimpulan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat dan wawasan yang
luas bagi kami, serta memberikan pengalaman yang tidak dapat kami
lupakan.
B. SARAN
Untuk Institusi :
1. Kerapihan penataan barang pada institusi terkait harus selalu ditingkatkan
oleh masing-masing individu.
2. Berharap dilakukannya pengecekan sarana prasarana laboratorium dengan
baik agar tidak terjadi hambatan.
3. Kebersihan dan ketertiban harus selalu ditingkatkan oleh masing-masing
individu.
4. Berharap alat-alat yang manual bisa menjadi alat yang otomatis.
Dr. Lesari, Karina. 2021 . “ warna urine keruh “.14 oktober 2021. 21:15
https://www.sehatq.com/penyakit/warna-urine-keruh
https://medlab.id/pemeriksaan-trigliserida/
http://www.atlm.web.id/2017/03/laporan-praktikum-pemeriksaan-
narkoba.html?m=1
Dokumen Struktur Organisasi, Visi Misi dan Sejarah Klinik Citra Prima
Medika
FUNGSI : Digunakan untuk mencatat data dan hasil semua jenis pemeriksaan
● Untuk membantu
mikropipet menghisap
cairan dengan volume
tertentu
● Untuk pemeriksaan
hematokrit darah kapiler
(warna merah)
Tabung Hematokrit
● untuk pemeriksaan
hematokrit darah
EDTA/heparin/amonium-
kalium-oksalat. (warna
biru)
Tempat sampling