Anda di halaman 1dari 13

Membangun Manajemen Daerah Perbatasan yang Efektif

KHAIRUL MULUK

Jurusan Administrasi Publik FIA Universitas Brawijaya.


Jl. M.T.Haryono 163 Malang, 65145. Telp. 0341-553737.

abstract:The main problem of this research is ineffectiveness of border area management. Too
many problems are faced by field administrator and local authority which is raised by lack of
institutional support from central and local government. New model of border area management
is needed in strengthening its effectiveness. This model was arranged by considering empirical
result such as different function of multilevel government, lack of coordination and incapable
institutional arrangement, and lack of management effectiveness. This study based on descrip-
tive qualitative methods. Informan is choiced with purposive and collecting data used snow
balling method the new model propose that there must be a clear division of authority between
central, provincial and local government through principle of externality, effectiveness and effi-
ciency. This new model entails proper institutional design that strengthening coordination be-
tween multilevel government and empowering institutional design in local authority.

Keyword: border area management, catchment area, multilevel government, government af-
fairs, coordination.

Ketika reformasi digulirkan, terlalu banyak hara- Barat dan Kalimantan Timur dengan Serawak
pan diletakkan sehingga setelah lebih dari satu dan Sabah), Provinsi Papua dengan Papua New
dasawarsa tampak masih banyak hal yang belum Guinea (PNG) dan Nusa Tenggara Timur dengan
terselesaikan. Ketika desentralisasi dijalankan, Republik Demokratik Timor Leste. Di wilayah
hubungan antar jenjang pemerintahan diharapkan laut, Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara
mampu menyelesaikan semua persoalan masya- yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Viet-
rakat. Faktanya justeru banyak hal belum terselai- nam, Philipina, Palau, PNG, Australia dan Timor
kan dengan baik termasuk apa yang terjadi di Leste.
daerah-daerah yang berstatus khusus (bukan Sebagian besar kawasan perbatasan di In-
secara administratif) seperti misalnya daerah donesia merupakan kawasan tertinggal dengan
konflik, daerah terpencil, daerah terbelakang, dan kontribusi ekonomi hanya 0,1% dari ekonomi na-
daerah-daerah perbatasan. Meski memiliki karak- sional. Hal ini ditunjukkan juga dengan lokasinya
ter kriteria yang berbeda, seringkali beberapa yang relatif terisolir (terpencil) dengan tingkat
daerah menyandang status tersebut secara kombi- aksesibilitas, tingkat pendidikan, tingkat kese-
natif dan kumulatif. Artinya, terdapat banyak hatan masyarakat, tingkat kesejahteraan sosial
daerah yang selain terpencil, juga berstatus terbe- ekonomi masyarakat yang rendah dan langkanya
lakang dan berada di daerah perbatasan. Kon- informasi tentang pemerintah dan pembangunan
disi ini memberi tantangan dan permasalahan ter- masyarakat (blank spot). Umumnya kawasan
sendiri bagi penyelenggaraan pemerintahan di perbatasan bercirikan adanya jarak geografis
Indonesia yang memang memiliki kawasan yang relatif jauh secara fisik dengan pusat peme-
perbatasan relatif banyak. rintahan, baik daerah, pemerintahan provinsi
Indonesia berbatasan dengan banyak maupun pusat. Selain itu, ciri lainnya adalah dera-
negara tetangga, baik di darat maupun laut. Di jat interaksi atau orientasi hubungan yang intensif
area daratan, Indonesia berbatasan langsung dengan negara tetangga bahkan ada kecende-
dengan tiga negara yaitu Malaysia (Kalimantan rungan mengalami ketergantungan. Untuk itu,

101
102 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 2, Juli 2010: 101- 113

kawasan perbatasan mewakili sejumlah permasa- urusan tersebut? Bagaimana model manajemen
lahan penting dalam penyelenggaraan peme- urusan pemerintahan di daerah perbatasan yang
rintahan. Permasalahan dimaksud diantaranya: ideal?
Minimnya pengawasan dan keamanan di sepan-
jang daerah perbatasan, dan minimnya tanda ba- METODE
tas antar negara, potensial bagi terjadinya berba-
gai tindak kriminal; Kesenjangan kesejahteraan Kajian ini menggunakan metode pene-
antar warga negara (Indonesia-negara tetangga) litian kualitatif berlangsung pada akhir tahun
menyebabkan banyaknya pelintas batas (ke nega- 2008 dan awal 2009 di daerah perbatasan negara,
ra tetangga), khususnya yang berbatasan dengan yakni Kota Jayapura Provinsi Papua yang
Malaysia; Kemiskinan penduduk daerah perba- berbatasan dengan PNG. Kota Jayapura mere-
tasan, rawan bagi terjadinya illegal logging, traf- presentasikan permasalahan seperti rentannya
ficking (anak dan perempuan), penyelundupan masalah keamanan, banyaknya pelintas batas
barang: obat terlarang, senjata, kayu hasil ille- antar negara secara ilegal, minimnya infrastruktur
gal logging, binatang yang dilindungi, orang untuk pelayanan dasar dan ketersediaan institusi
¯TKI illegal¯, dan lainnya); Banyak kasus depor- pengelola kawasan perbatasan. Sumber data
tan yang memicu munculnya permasalahan sosial dalam penelitian ini meliputi: Informan yang
baru di daerah perbatasan; Keterpencilan dan ditentukan secara “purposive” pada tahap awal
kurangnya sarana prasarana transportasi, sehing- dan dalam pengembangannya dilakukan “snow
ga mereka lebih berorientasi ke negara tetangga; ball sampling” sampai diperoleh data dan
Kawasan perbatasan yang luas dengan jumlah informasi yang lengkap dan menunjukkan tingkat
penduduk yang relatif kecil dan persebaran tidak kejenuhan, dan dokumen yang terdiri dari ber-
merata menyebabkan rentang kendali pemerin- bagai dokumentasi yang relevan. Analisis data
tah, pengawasan dan pembinaan masyarakat sulit dilakukan dengan menggunakan model analisis
dilakukan; Arus keluar masuk barang tanpa interaktif dengan tiga komponen yaitu redaksi
kontrol kepabeanan yang ketat. Berbagai ma- data, pengajian data dan penarikan kesimpulan.
cam persoalan tadi ditambah pengelolaan ka-
wasan yang kurang efektif dapat memicu kon- HASIL
flik antar negara seperti yang diungkap oleh
Lal (2006:259-262) bahwa konflik antar negara Provinsi Papua terletak di pulau terbesar
menyangkut dimensi konflik yang begitu ke dua di dunia setelah Pulau Greenland. Pulau
kompleks. ini disebut pulau New Guinea dan terbagi men-
Berdasarkan fenomena di atas, maka per- jadi dua. Di sebelah barat menjadi bagian dari
tanyaan penelitian adalah bagaimana efektifitas Negara Republik Indonesia, sementara pada ba-
managemen daerah perbatasan yang meliputi gian timur merupakan negara PNG. Batas admin-
bidang urusan pemerintahan, meliputi keimigrasian, istratif Provinsi Papua (Republik Indonesia):
pertahanan keamanan, kepabeanan, transportasi dan sebelah utara adalah Lautan Pasifik, sebelah
beberapa urusan penyediaan layanan dasar lainnya. timur adalah Negara PNG, sebelah selatan adalah
Permasalahan tersebut memperkuat tuntutan Australia, dan sebelah barat adalah Provinsi Irian
untuk melakukan peningkatan kapasitas Jaya Barat.
penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan Perbatasan daratan antara Provinsi Papua
konteks lingkungan yang dihadapi. Kajian ini dengan PNG terentang sepanjang lebih kurang
bertujuan mengeksplorasi managemen 770 km pada 1410 0’ 00” BT dari MM 1 s/d MM
pemerintahan yang bersifat khas seperti: urusan 10 dan 1410 01’ 10” BT dari MM 11 s/d 14. Untuk
pemerintahan apa saja yang khas daerah perba- menandai batas negara antara RI dan PNG diba-
tasan? Siapa yang menangani urusan tersebut ngun suatu tanda batas negara yang berbentuk
selama ini? Bagaimana efektivitas penyelenggaraan sebuah pilar batas atau tugu perbatasan yang
Membangun Manajemen Daerah Perbatasan yang Efektif, (Muluk) 103

disebut dengan Meridient Monument (MM). Sampai Papua Niugini” yang ditambah tulisan kecil
saat ini ada 52 pilar batas. 24 tugu perbatasan dibawahnya “God istap wantaim yu”. Sebenar-
menjadi pemeliharaan tanggung jawab Pemerintah nya dua tulisan yang berbeda tersebut merupakan
Republik Indonesia, dan 28 tugu perbatasan menjadi bahasa Inggris yang sama namun dengan penu-
tanggung jawab pemeliharaan PNG. 14 tugu lisan yang berbeda. Penulisan pertama merupa-
perbatasan dibangun 1966-1967 sementara sisanya kan english standar sementara penulisan yang
sebanyak 38 tugu perbatasan sekunder dibangun kedua merupakan cara penulisan bahasa inggris
1982-1990. yang khas terjadi di negara-negara pasifik. Pos
Karakteristik Perbatasan RI-PNG adalah Perbatasan PNG tersebut berada di desa Wutung,
Kampung-kampung perbatasan yang merupakan Kabupaten Vanimo, Provinsi Sandaun (berasal
batas-batas negara sebagaimana diatur dalam dari bahasa Inggris Sun Down).
persetujuan dasar antara RI-PNG. Landasan Situasi Pos Lintas Batas dipisahkan oleh
Hubungan bilateral RI dan PNG: BASIC dua gerbang sebagaimana disebutkan pada ba-
AGREEMENT 1990 diperbaharui tahun 2003, gian sebelumnya. Di antara kedua gerbang ter-
dan SPECIAL ARRANGEMENTS FOR TRA- sebut terdapat Free Area yang berbentuk persegi
DITIONAL AND CUSTOMARY BORDER panjang dan dikelilingi oleh pagar besi. Polisi
CROSSING BETWEEN RI AND PNG tahun 1993. perbatasan berjaga-jaga di pintu pagar pada
Terdapat beberapa pos perbatasan yang masing-masing sisi. Masyarakat yang hendak
menghubungkan Provinsi Papua RI dengan PNG melintas batas hanya dapat melakukannya
antara lain yang terletak di Keerom, Dume dengan berjalan kaki saja dan tidak dapat me-
Mindiptana, Merauke, dan Skouw Wutung. Pos lintas batas dengan bermobil meski sebenarnya
Lintas Batas yang terakhir tersebut merupakan fasilitas jalan yang ada sebenarnya telah mampu
yang terbesar dan merupakan jalur resmi per- menghubungkan dua negara ini. Situasi pos lintas
lintasan Internasional yang terletak di Kota batas ini cukup lengang meski sebenarnya ada
Jayapura. Pos ini terletak sekitar 25 km dari Pusat saja penduduk yang melintas batas hampir setiap
Kota Jayapura dan dapat ditempuh dalam saat. Beberapa bulan sebelumnya situasi Pos
perjalanan selama 1,5 jam. Lintas Batas ini cukup ramai diseberangi oleh
Perbatasan RI-PNG ini ditandai dengan penduduk kedua negara namun terus berkurang
dua gerbang besar yang berdiri masing-masing secara drastic karena ada kebijakan pengetatan
satu di wilayah RI dan satu di wilayah PNG. Ger- penjagaan perbatasan oleh PNG sehingga mem-
bang yang berada di wilayah Indonesia bertu- buat sulit warga PNG datang ke Indonesia.
liskan selamat jalan dan goodbye jika menghadap Sarana Pos Lintas Batas yang terdapat di
ke arah PNG serta bertuliskan selamat datang dan masing-masing wilayah negara berbeda secara
welcome pada sisi lainnya. Sementara itu, ger- mencolok. Sarana Pos Lintas Batas yang dimiliki
bang ke dua berdiri di wilayah PNG yang ber- PNG hanyalah sebuah bangunan yang tampaknya
tuliskan Welcome to Papua New Guinea dan merupakan kantor terpadu dari berbagai fungsi
Welkam long Papua Niugini jika dilihat dari Pos Lintas Batas. Fungsi Imigrasi misalnya dija-
wilayah RI. Di bawah kedua tulisan tersebut ada lankan secara bersamaan oleh petugas beacukai
tulisan lain yang ukurannya lebih kecil dalam dan berkantor di tempat yang sama dengan Polisi,
bahasa Inggris, yakni: “Jesust Christ is Lord over Karantina, dan lain sebagainya. Di samping
this land”. Pada sisi lainnya yang dilihat dari arah kantor Pos Lintas Batas PNG tersebut terdapat
dalam PNG terdapat pula dua tulisan. Pertama beberapa warung dan rumah penduduk yang lebih
adalah “Goodbye Thank You For Visiting Papua mirip bilik atau rumah gedek yang sangat seder-
New Guinea” kemudian ada pula tulisan lebih hana bahkan terkesan sangat melarat. Hal ini
kecil dibawahnya yang berbunyi “God be with berbeda sama sekali dengan situasi Pos Lintas
You”. Tulisan kedua terdapat pada sisi kanan Batas milik Indonesia yang terkesan lengkap dan
berbunyi: “Gudbai Tengkyu Long Kam Lukim difasilitasi dengan sangat baik.
104 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 2, Juli 2010: 101- 113

Terdapat Pos Lintas Batas yang sangat bangunan nasional, karena memiliki karakteristik
memadai sebagai kantor BPKD (Badan Perbatasan kegiatan yang berlangsung didalamnya antara lain:
dan Kerjasama Daerah) Provinsi Papua sekaligus Mempunyai dampak penting bagi kedaulatan negara;
tempat Imigrasi berkantor. Selain itu, setiap instansi merupakan faktor pendorong bagi peningkatan
memiliki kantor sendiri yang memadai seperti Polisi, kesejahteraan sosial dan ekonomi penduduk
Tentara, Karantina Hewan dan Tumbuhan, Karantina perbatasan; mempunyai dampak terhadap kondisi
Kesehatan Manusia, dan Rumah Dinas yang pertahanan dan keamanan; merupakan pintu,
memadai bagi petugas yang ditempatkan di daerah halaman depan, maupun serambi depan negara.
perbatasan ini. Tak jauh sebelum kompleks Kantor Beberapa urusan yang berkaitan dengan
Pos Lintas Batas ini terdapat Marketing Point aktivitas di perbatasan RI-PNG di Jayapura
(tempat contoh bagi produk Indonesia yang bisa adalah sebagai berikut:
dijual di pasar dekat perbatasan. Tak jauh dari Pertama adalah urusan keamanan, Daerah
marketing point terdapat pasar yang cukup baik perbatasan di Papua membentang dari utara ke
dan terdiri dari stand penjualan permanen yang selatan, memotong daerah pegunungan hingga
cukup lengkap fasilitasnya. Kondisi pasar ini sepanjang hampir 800 km. Daerah perbatasan
sangat jauh lebih maju dibandingkan warung tersebut meskipun merupakan sebuah tempat
gubuk yang terdapat di wilayah PNG. Setiap hari yang terisolir, namun seringkali terjadi pertukaran
banyak warga PNG yang berbelanja kebutuhan barang, informasi dan ide-ide yang bergerak
pokok dan sekunder di pasar Indonesia ini. dengan begitu cepat. Oleh karena itu wilayah ini
Omset penjualan yang dikumpulkan dalam setahun menjadi tempat yang kondusif bagi
di pasar ini tidak kurang dari 80 milyar rupiah berkembangnya berbagai pengaruh, baik legal
dalam keadaan biasa-biasa saja. Jika keadaan maupun ilegal. Sebuah “zona rawan”, keamanan,
lebih ramai maka omset dapat lebih besar dari ekonomi, sosial-budaya maupun kepentingan.
jumlah tersebut. Kedua adalah urusan pertahanan. Wila-
Kawasan perbatasan negara pada hake- yah perbatasan RI-PNG seringkali dijadikan
katnya merupakan kawasan yang memiliki multi- tempat pelarian bagi pelaku kriminal di kedua
dimensi potensi, baik potensi bagi pembangunan negara yang mencari tempat perlindungan di
yang dapat memberikan kontribusi pendapatan kawasan negara tetangga. Pelaku pelanggaran
negara, daerah dan kesejahteraan masyarakat, hukum dan politik juga seringkali memanfaatkan
maupun potensi kerawanan, ancaman kejahatan wilayah perbatasan untuk tempat pelarian. Pelaku
serta gangguan stabilitas lainnya. Selain itu pula, gerakan separatis juga seringkali menjadikan
kawasan perbatasan merupakan potensi terjalin- kawasan perbatasan sebagai tempat pelarian
nya hubungan bilateral yang baik dan saling terbaik. gangguan separatis menjadi sulit ditang-
menghormati maupun potensi terjadinya konflik gulangi karena faktor geografis perbatasan yang
menyangkut perbatasan. Sebagai kawasan yang sulit.
memiliki multi-dimensi potensi maka pengelo- Ketiga, urusan karantina hewan dan tum-
laan kawasan perbatasan negara tidak sebatas buhan. Mobilitas penduduk seringkali pula diiku-
penetapan dan penegasan garis batas antar negara ti dengan mobilitas hewan dan tumbuhan dengan
tetangga, akan tetapi memiliki implikasi yang berbagai kepentingannya seperti sekedar buah
jauh lebih strategis, sehingga memerlukan keter- tangan, perdagangan, dan kepentingan lainnya.
paduan usaha antar sektor maupun antara peme- Namun demikian, kesehatan dan tingkat keba-
rintah daerah. Hal tersebut mengingat bahwa hayaan dari hewan dan tumbuhan tersebut perlu
pembangunan kawasan perbatasan pada hakekat- diperiksa untuk menghindari persebaran penya-
nya merupakan bagian integral dari pembangu- kit, virus, dan hama yang diakibatkan oleh mobi-
nan nasional. litas hewan dan tumbuhan yang berbahaya. Selain
Kawasan perbatasan mempunyai nilai itu, diperlukan juga pemeriksaan untuk meng-
strategis dalam mendukung keberhasilan pem- hindari penyelundupan jenis hewan dan tumbuhan
Membangun Manajemen Daerah Perbatasan yang Efektif, (Muluk) 105

langka dan berbahaya guna menjaga keselamatan dapat merugikan Pemerintah Indonesia dan
masyarakat dan wilayah Indonesia, dan menjaga masyarakatnya.
kelestarian lingkungan di Indonesia. Ketujuh, urusan pelintas batas tradisional.
Keempat, urusan karantina kesehatan Penduduk daerah perbatasan baik di Papua
manusia. Mobilitas penduduk dilakukan baik maupun PNG, sebenarnya merupakan “satu
oleh penduduk yang sehat maupun yang sakit. keluarga besar”, yakni masuk rumpun Ras
Karantina kesehatan manusia perlu dilakukan un- Melanesoid sehingga penduduknya memiliki
tuk memeriksa kadar kesehatan manusia dan me- banyak kesamaan dilihat dari berbagai sudut
milah jenis penyakit yang diderita sehingga dapat pandang baik fisik, suku, bahasa maupun budaya.
ditentukan orang yang bisa diperbolehkan atau Namun dalam perjalanan sejarah mereka telah
tidak untuk memasuki Indonesia. Karantina kese- terpisah, oleh karena berlakunya konsep politik,
hatan manusia diperlukan untuk menghindari berupa sebuah negara yang berbeda.Sementara
terjadinya penyebaran penyakit yang berbahaya itu, karena mereka masih melanggengkan
yang seringkali terjadi dan sangat membahayakan. hubungan “kekerabatan etnis”, maka muncul
Kelima, urusan keimigrasian. Dalam hal persoalan batas kultural yang berbeda dengan
terjadi aktivitas manusia dalam lintas batas konsep batas negara. Karena itu banyak dijumpai
negara maka urusan keimigrasian merupakan hal kasus, batas kultural yang dimiliki oleh ke-
penting untuk memantau dan memeriksa pelintas kuasaan Kere, Suku, Klan tertentu lebih
batas baik yang masuk maupun keluar Indone- “dihormati”, dibandingkan dengan batas ke-
sia, baik warga negara Indonesia maupun warga kuasaan yang dimiliki oleh garis batas “wilayah”
negara asing. Tentu ada beberapa hal yang sebuah negara.
dilakukan oleh petugas imigrasi di PPLB yakni Adanya tanah hak ulayat penduduk PNG
memeriksa paspor dan Kartu Lintas Batas, yang berada diwilayah Provinsi Papua dan
memeriksa visa dan memberikan kartu Arrival sebaliknya yang belum dapat didata sehingga
bagi WNA. Semakin banyak pelintas batas maka menambah kesulitan pengelolaan kawasan
semakin besar pula beban kerja petugas lapangan perbatasan. Selain itu, masih kurangnya kepe-
imigrasi di PPLB. Pada dasarnya urusan pelintas milikan KTP sebagai identitas diri WNRI
batas ini ada dua jenis, yakni pelintas batas warga sehingga menyebabkan ada penduduk yang
negara yang tinggal di kawasan perbatasan apabila berada di wilayah RI mengaku sebagai
(biasanya disebut dengan pelintas batas WNRI dan apabila berada di wilayah PNG
tradisional) dan warga negara yang bukan meru- mengaku sebagai WNPNG khususnya bagi yang
pakan penduduk kawasan perbatasan. Untuk berbatasan darat dengan PNG.. Penduduk
yang pertama pelintas batas hanya cukup meng- perbatasan adalah seseorang yang karena
gunakan KLB dalam melintas batas sementara kelahiran atau perkawinan mempunyai hak
yang kedua membutuhkanPaspor dan Visa untuk bertempat tinggal, hak tradisional dan kebiasaan
melintas batas. dalam daerah perbatasan yang telah ditentukan.
Keenam, urusan Beacukai. Dalam hal Penduduk perbatasan ini karena hak tradisional
terjadi perpindahan barang antar negara maka dan kebiasaan mempunyai kelebihan tersendiri
aktivitas beacukai merupakan suatu keharusan dibandingkan Warga Negara Indonesia lainnya
untuk melakukan pemeriksaan. Barang ini untuk melakukan kunjungan kepada keluarga
mencakup tiga kategori besar yakni barang, atau kerabat di perbatasan PNG dengan hanya
kendaraan, dan uang. Urusan beacukai adalah menggunakan Kartu Lintas Batas. Dengan kartu
melakukan pemeriksaan terhadap berbagai jenis tersebut maka tidak dipersyaratkan bagi mereka
barang tersebut keluar masuk Indonesia baik yang untuk melintas batas dengan menggunakan
dilakukan oleh WNI maupun WNA. Hal ini Paspor dan Visa. Kartu Lintas Batas (KLB)
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya perda- adalah surat jalan yang dikeluarkan oleh petugas
gangan illegal, penyelundupan, dan penggelapan yang yang berwenang kepada penduduk perbatasan yang
106 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 2, Juli 2010: 101- 113

berpergian keluar daerah perbatasan untuk Hubungan perbatasan antara masyarakat dua negara
kunjungan tradisional dan kebiasaan. KLB ini hanya ini dilakukan pula dalam bentuk perdagangan
berlaku dalam kawasan perbatasan yang perbatasan tradisional dan kebiasaan. Perdagangan
berseberangan. KLB ini hanya berlaku sebagai perbatasan tradisional adalah perdagangan yang
pengganti Paspor, Visa dan Kartu Vaksinasi. telah dilaksanakan antar penduduk perbatasan dalam
Adapun deskripsi tentang KLB ini adalah sebagai daerah perbatasan yang telah berlangsung sejak
berikut. Untuk KLB PNG berukuran 4,5 X 7 Cm dahulu kala. Sementara itu perdagangan perbatasan
dan berwarna kuning. KLB RI berukuran 7 X kebiasaan adalah perdagangan yang telah
10 Cm dan berwarna merah. KLB dicetak dalam berkembang dalam beberapa tahun terakhir dengan
bahasa Inggris dan Indonesia yang memuat kepentingan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
keterangan: Tanggal, Tempat Penerbitan dan perbatasan. Terdapat pembatasan dalam nilai
jangka waktu berlaku untuk 3 tahun; Keterangan komoditas yang dapat dilakukan dalam per-
Pribadi; Pas Foto; Tanda Tangan atau Cap Jempol dagangan perbatasan tradisional dan kebiasaan
Kanan; Petunjuk Warna yang menandai ini. Nilai barang yang dibawa oleh pelintas batas
kewarganegaraan; Nomor, menentukan daerah tradisional dan kebiasaan tidak boleh lebih dari
perbatasan; Jangka Waktu Kunjungan US $ 300 bagi setiap pemegang KLB tiap bulan.
Tradisional. Kunjungan ke daerah perbatasan Berbagai urusan perbatasan meliputi urusan
antara negara RI-PNG ini dengan menggunakan keamanan, pertahanan, karantina hewan dan
KLB maksimal dapat dilakukan selama 30 hari, tumbuhan karantina kesehatan manusia, keimi-
akan tetapi dapat diperpanjang. Perpanjangan grasian, Beacukai, pelintas batas tradisional, dan
kunjungan dapat dilakukan setelah mendapat perdagangan pada dasarnya mirip dengan
persetujuan Pejabat Perbatasan di kedua negara. berbagai urusan perbatasan yang dikaji oleh
Kedelapan, urusan perdagangan. Peme- Meyer (2000:264-266) seperti custom, immigra-
rintah Provinsi Papua bekerja sama dengan Kadin tion, quarantine, dan security (CIQS). Pengelo-
Provinsi Papua, telah membentuk pasar perbatasan laan urusan perbatasan ini akan berjalan secara
yang bernama Marketing Point untuk kedepan efektif bila didukung dengan intitusi yang sesuai
dikelola sebagai pasar ekspor-impor, dalam upaya dan memadai dengan kondisi perbatasan yang
untuk memacu perekonomian daerah. Tak hanya itu, berbeda dari kondisi pemerintahan daerah pada
Pemrov Papua telah menyiapkan sejumlah dana, baik umumnya.
yang bersumber dari APBN maupun APBD, untuk Beberapa isu pokok dalam pengelolaan
membangun berbagai fasilitas yang diperlukan, guna kawasan perbatasan di Kota Jayapura adalah:
mendukung program pembukaan jalur lintas batas Daerah perbatasan dijadikan sebagai tempat pe-
antar negara ini. Peluang yang baik ini, ternyata larian orang-orang yang melakukan pelanggaran
mendapat respon dari para pedagang di Kota hukum baik di wilayah RI maupun PNG; Adanya
Jayapura untuk mengembangkan usahanya pelintas batas illegal yang masuk ke wlayah PNG
diberbagai stand yang disediakan oleh manajemen dan tidak mau kembali ke wilayah Papua karena
Marketing Point di perbatasan. Sebagian besar alasan politik; Adanya penyelundupan barang-
para pedagang yang tidak mendapat bagian di Mar- barang dan kegiatan perdagangan illegal baik
keting Point pun, dengan inisiatifnya sendiri yang masuk ke dan keluar dari wilayah RI;
mendirikan stand-stand hingga membentuk sebuah Terdapat hak ulayat penduduk PNG yang berada
komunitas pasar, yang besarnya tak kalah jauh di wilayah RI dan begitu juga sebaliknya terdapat
dibandingkan dengan pasar Marketing Point. hak ulayat penduduk RI di wilayah PNG; Adanya
Namun, kehadiran pasar ini tidak mendapat penduduk yang mengaku warga negara PNG dan
pengakuan dari Pemerintah Provinsi Papua, bahkan berdiam di wilayah RI; Masih adanya pencurian
manajemen Marketing Point. Pasar itu kini telah kayu (illegal logging) oleh masyarakat yang tinggal
bertumbuh kian membesar dan tidak beraturan di sekitar kawasan perbatasan; Sarana dan
keberadaannya. prasarana (infrastruktur) menuju perbatasan yang
Membangun Manajemen Daerah Perbatasan yang Efektif, (Muluk) 107

masih sangat terbatas sehingga aksesibilitas kawa- Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata
san perbatasan yang masih kurang mendukung; Kerja Sekretariat Daerah Kota Jayapura dan
Masih maraknya kepemilikan KTP ganda sebagai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
identitas dari warga RI-PNG (sehingga dapat muncul Jayapura.
masalah dwi-kewarganegaraan); Banyaknya Sementara itu, terdapat banyak pula
pelanggaran batas wilayah baik yang dilakukan oleh instansi vertikal (Pemerintah Pusat) yang berada
warganegara RI maupun warga negara PNG; Masih di wilayah Pos Lintas Batas dan mengadakan
rendahnya kualitas SDM terutama masyarakat di aktivitas rutin secara berkesinambungan seka-
kawasan perbatasan RI-PNG; Belum optimalnya ligus juga memiliki aparat lapangan (field ad-
pengelolaan sumber daya alam; Belum tersedianya ministration). instansi vertikal tersebut adalah
pasar tradisional perbatasan atau pasar lelang untuk sebagai berikut. Pertama, Tentara Nasional In-
masyarakat di perbatasan; Belum terbentuknya donesia berupa satu unit pasukan yang senantiasa
penataan ruang wilayah khususnya wilayah melakukan patroli untuk mencegah dan menang-
perbatasan; Belum tersedianya infrastruktur sarana kal pergerakan gerakan separatis. Kedua, Kepo-
transportasi, pemukiman dan jaringan irigasi yang lisian Republik Indonesia, Kepolisian Resort
memadai untuk masyarakat perbatasan. Jayapura, Sektor Muara Tami, Pos Polisi Skow
Institusi pengelola perbatasan dapat dipa- Wutung yang melakukan tugas-tugas pengama-
hami dengan mengetahui karakteristik Perba- nan penduduk dan kegiatan pidana yang sering-
tasan RI-PNG yang ditandai dengan banyaknya kali terjadi di wilayah perbatasan. Ketiga, Depar-
Kampung-Kampung perbatasan. Terdapat dua temen Pertanian Republik Indonesia, Badan
gerbang keluar masuk (check point) antara PNG Karantina Pertanian, Balai Karantina Tumbuhan
dan Kota Jayapura, yakni gerbang darat dan Kelas II Jayapura yang melakukan karantina
gerbang laut. Dua gerbang ini tentu diikuti hewan dan tumbuhan baik yang masuk ke Indo-
dengan aktivitas pelintas batas dan aktivitas yang nesia maupun yang keluar dari Indonesia.
melibatkan berbagai instansi pemerintahan Keempat, Departemen Kesehatan Republik In-
Republik Indonesia. Terdapat empat distrik di donesia, Kantor Kesehatan Pelabuhan Jayapura
KOTA JAYAPURA yang berbatasan langsung yang melakukan karantina kesehatan manusia
dengan PNG, yakni: a. Distrik Muara Tami, b. pelintas batas. Kelima, PPLB (Pos Pemeriksaan
Distrik Abepura , c. Distrik Jayapura Selatan, d. Lintas Batas) yang dibangun oleh BPKD Provinsi
Distrik Jayapura Utara. Pada prinsipnya terdapat Jayapura sekaligus berfungsi sebagai Kantor
berbagai instansi pemerintah yang terdiri dari Terpadu beberapa petugas lapangan Instansi
Instansi vertikal Pemerintah Pusat yang berada Vertikal seperti Imigrasi, Bea Cukai, dan
di wilayah Jayapura, dan Instansi Pemerintah Perhubungan.
Daerah. Secara rinci terdapat dua instansi daerah Selain itu terdapat lembaga yang berjalan
yang berkaitan dengan aktivitas perbatasan sebagai bentuk kerjasama penyelesaian masalah
tersebut adalah yang pertama Sub Bagian perbatasan dan peningkatan hubungan bilateral
Perbatasan dan Kerjasama yang berada di bawah antara RI dan PNG. Lembaga tersebut sebenarnya
naungan Bagian Administrasi Pemerintahan merupakan forum kerjasama antar kedua negara.
Umum Sekretariat Daerah Kota Jayapura dan Beberapa jenis lembaga tersebut adalah: Joint
yang kedua Badan Perbatasan dan Kerjasama Border Committee (JBC), Border Liaison Meet-
Daerah Provinsi Jayapura. ing (BLM), Border Liaison Officer Meeting
Institusi pengelola perbatasan di Peme- (BLOM). Selain itu, dibawah Joint Border Com-
rintah Kota Jayapura adalah Sub Bagian Perba- mittee (JBC) terdapat juga Sub Committee yang
tasan dan Kerjasama yang berada di bawah lain, yakni: Joint Technical Sub Committee on Se-
naungan Bagian Administrasi Pemerintahan Umum curity Matters (JTSCSM) dan Joint Technical Sub
Sekretariat Daerah Kota Jayapura. Dasar hukum Committee on Survey, Demarcation and Mapping
lembaga ini adalah Peraturan Daerah Kota Jayapura (JTSC-SDM).
108 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 2, Juli 2010: 101- 113

Berbagai urusan perbatasan di lingkungan rintahan Daerah Kota Jayapura. Sebagai unsur staf
Kota Jayapura diselenggarakan oleh sebuah institusi tentu lembaga yang berada di bawah naungan
dalam derajat sub-bagian di sekretariat Daerah Kota sekretariat daerah memiliki kelemahan untuk
Jayapura. Adapun tugas pokok dan fungsi (tupoksi) menjalankan kegiatan yang bersifat operasional
utama dari lembaga ini adalah tiga hal: pertama pelayanan publik yang berhubungan langsung
adalah pembinaan kawasan perbatasan, kedua dengan masyarakat. Jika Tupoksi utamanya
adalah pembinaan pelintas batas, dan yang ketiga adalah melakukan koordinasi dan pembinaan
adalah koordinasi prasarana fisik pemerintahan. terhadap berbagai lembaga pemerintahan wilayah
Tupoksi yang pertama lebih berorientasi pada perbatasan (Kecamatan dan Negeri) maka
penataan wilayah, penyelarasan ruang spasial untuk lembaga yang berada dibawah naungan Setda
perencanaan, dan koordinasi dengan lembaga akan dapat dianggap memadai. Jika Tupoksi
pemerintahan yang berbasis wilayah perbatasan di utama dari lembaga penanganan urusan per-
lingkungan Kota Jayapura. batasan ini juga mencakup kegiatan pembinaan
Tupoksi yang kedua tentu berkenaan kepada masyarakat dan bersifat operasional
dengan manusia yang melakukan perjalanan melakukan pelayanan kepada masyarakat maka
lintas perbatasan. Pembinaan terhadap manusia dibutuhkan organisasi perangkat daerah yang
pelintas batas ini sebenarnya mencakup dua sisi. lebih bersifat operasional (operating core)
Pertama penduduk PNG yang melakukan sehingga masalah-masalah perbatasan akan
aktivitas di wilayah Kota Jayapura yang karena dengan cepat dapat dituntaskan secara efektif.
sebab tertentu seperti persoalan adat istiadat, Kondisi jenis kelembagaan ini tentu akan diikuti
tanah ulayat, dan kekerabatan. Kedua adalah pula dengan konsekuensi institusional lainnya.
penduduk Kota Jayapura yang melakukan perja- Kedua adalah kendala muncul sebagai
lanan lintas batas karena sebab yang sama. akibat dari posisi sub-bagian perbatasan yang
Persoalan pelintas batas tradisional seperti ini merupakan satuan organisasi yang berada di
perlu diberikan pembinaan khusus sehingga eselon IVa. Posisi ini menyebabkan munculnya
memperlancar hubungan antar penduduk dua empat kendala turunan, yakni kendala anggaran,
negara sekaligus menghindari persoalan yang kendala fasilitas, kendala aparat, dan kendala
mungkin mengganggu hubungan dua negara. psikologis. Pertama adalah kendala anggaran.
Ketiga adalah koordinasi prasarana fisik Jika prinsip penganggaran mengikuti prinsip
pemerintahan yang lebih berorientasi pada pra- money follow functions maka sebenarnya tak
sarana yang dibutuhkan untuk mendukung kelan- terlalu ada masalah dengan anggaran sepanjang
caran urusan para pelintas batas dan kelancaran Sub Bagian Perbatasan mampu menunjukkan
administrasi pelayanan publik. Besaran Tupoksi fungsinya dengan baik kepada strategic constitu-
yang dihadapi oleh institusi yang mengurus ent-nya dan mampu membuat program-program
perbatasan ini menghadapi kendala kelembagaan yang dinilai dibutuhkan oleh pihak-pihak
karena hanya diselenggarakan oleh institusi strategis tersebut. namun jika Sub Bagian Perba-
setingkat Sub Bagian di lingkungan Sekretariat tasan tak mampu menunjukkan nilai strategis dari
Daerah Kota Jayapura. fungsi yang diembannya dan tak mampu meng-
Beberapa kendala kelembagaan yang kreasi program-program unggulan maka nilai
menangani urusan perbatasan tersebut adalah anggaran yang diberikan tentu terbatas. Namun
sebagai berikut. Pertama adalah kendala jenis demikian, berdasarkan wawancara lapangan
struktur yang menempatkan urusan perbatasan diketahui bahwa umumnya anggaran disusun
berada di ruang lingkup sekretariat daerah. Se- tidak sepenuhnya berdasarkan prinsip money fol-
bagaimana diketahui bahwa sekretariat daerah low functions, tetapi lebih pada money follow
merupakan lembaga yang lebih mengedepankan structure sehingga posisi structural kelembagaan
fungsi sebagai staf pendukung (support staff) akan lebih menentukan berapa besar porsi ang-
terhadap seluruh lembaga yang ada di Peme- garan bagi suatu lembaga tertentu. Konsekuensi
Membangun Manajemen Daerah Perbatasan yang Efektif, (Muluk) 109

anggaran dari posisi eselon IVa tentu akan berbeda Jayapura beserta seluruh Tupoksi yang ada. Jumlah
dengan konsekuensi anggaran bagi posisi yang personil yang dimiliki oleh Sub Bagian Perbatasan
eselon yang berbeda karena posisi struktural akan adalah sebanyak 5 orang. Jumlah ini tentu dirasa
membawa konsekuensi pegawai dan konsekuensi kurang jika semua Tupoksi dilaksanakan dan beban
fasilitas yang ujungnya juga berpangkal pada porsi kerja potensial dipenuhi untuk mencapai
anggaran. Selain itu, jika nilai strategis sebuah unit efektivitasnya. Jika di Kota Jayapura terdapat dua
dipandang tidak sama dalam suatu bagian maka akan Pos Lintas Batas (PLB), yakni di Skow Wutung
mempengaruhi porsi aktivitas yang disetujui dalam untuk PLB darat dan di PLB laut, maka kebutuhan
bagian tersebut. Tentu saja, porsi aktivitas ini akan personil untuk menjalankan pemantauan rutin tak lagi
diikuti dengan porsi anggaran. Analisis sementara cukup dengan 5 orang personil. Oleh karena itu
terhadap nilai strategis Sub Bagian Perbatasan bagi keberadaan personil dengan tuntutan tugas tak lagi
strategic constituent yang ada tampaknya kurang memadai sehingga akan memicu kondisi
begitu tinggi dibandingkan Sub Bagian yang lain discatchment area, yakni sebuah kondisi ketika
sehingga prioritas kegiatan dan anggaran kurang institusi pemerintahan daerah tak mampu
seimbang dibandingkan dengan Sub Bagian yang lain. menjangkau seluruh layanan yang ada sehingga akan
Dengan kondisi seperti ini maka pelayanan kepada memunculkan ekses negatif baik yang merugikan
pelintas batas hanya bersifat temporer berdasarkan pemerintah daerah maupun masyarakat secara
aktivitas tetapi tidak bersifat rutin dan keseluruhan baik secara langsung maupun tak
berkesinambungan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan langsung.
kenyataan lapangan yang menunjukkan adanya Kendala terakhir yang dapat diserap dari
pelintas batas tradisional yang melintas setiap hari. kondisi lapangan adalah adanya kendala psiko-
Ketiga adalah kendala fasilitas yang logis dalam melaksanakan tugas. Jika seorang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan- Kasubag merupakan eselon IVa maka tentu ia
kegiatan. Jika kelembagaan berbentuk Sub memiliki persoalan psikologis seperti rikuh,
Bagian maka fasilitas yang dibutuhkan tidak sungkan, dan kurang percaya diri , bahkan tidak
terlalu banyak sehingga fasilitas berupa 1 ruang berani untuk mengkoordinir berbagai pimpinan
kantor berikut peralatan kantor dan 1 set kom- lembaga satuan wilayah yang memiliki eselon
puter. Fasilitas ini untuk jenis organisasi yang yang lebih tinggi. Jika mengacu pad Tupoksi yang
merupakan unsur staf dengan tingkatan eselon ada dalam menjalankan tugas, maka Kasubag
IVa dianggap cukup memadai, namun jika urusan Perbatasan akan senantiasa berkoordinasi dengan
yang diselenggarakan lebih kompleks lagi dan pejabat yang lebih tinggi di kelurahan, keca-
bersifat operasional seperti pelayanan kepada matan, BPKD, dan instansi pemerintah pusat
penduduk pelintas batas tradisional maka fasilitas lainnya baik dari unsur TNI, Polri, Imigrasi,
tersebut tak lagi memadai. Kebutuhan fasilitas Karantina Hewan dan Tumbuhan, Karantina Or-
tentu dapat dipenuhi dengan menggunakan ang, dan lain sebagainya. Kendala psikologis
fasilitas lainnya yang ada di unit lain di sekretariat merupakan sesuatu hal yang lumrah terjadi
daerah, namun dampaknya adalah ketergan- dalam organisasi manapun sehingga penting
tungan kepada unit lain yang semakin besar dan pula untuk memperhatikannya sebagai suatu
tentu memperlambat pelaksanaan tugas. Fungsi bagian integral dari penataan struktur
koordinasi antar kelembagaan yang menuntut organisasi. Jika kondisinya demikian maka
relasi yang begitu dinamis pada tataran lapangan efektivitas fungsi koordinasi menjadi cukup
tentu membutuhkan fasilitas yang lebih banyak lagi diragukan. Jika koordinasi merupakan
di luar kapasitas tingkat eselon yang dimiliki oleh Tupoksi utama bagi lembaga pengelola
institusi pengelola perbatasan seperti saat ini. perbatasan di Kota Jayapura maka dapat
Keempat adalah kendala aparat yang diambil kesimpulan bahwa lembaga yang ada
berkenaan dengan jumlah personil yang dimilki kurang efektif dalam mencapai tujuan pokok
untuk mengelola urusan perbatasan Kota dan fungsinya.
110 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 2, Juli 2010: 101- 113

PEMBAHASAN menyelesaikan permasalahan di kawasan per-


batasan; Birokrasi kewenangan yang membatasi
Kendala kelembagaan yang membawa keterlibatan Pemerintah Provinsi dalam pengelo-
pengaruh pada kendala anggaran, kendala fasi- laan perbatasan negara di daerah. Ketidak-mam-
litas, kendala aparat, dan kendala psikologis juga puan lembaga dalam mengelola kawasan per-
memperkuat teori struktur dari Mintzberg, Struc- batasan sehingga rawan akan berbagai persoalan
ture in Five (1993:10-19). Bahwa dalam organi- termasuk penyelundupan ini sejalan dengan hasil
sasi sebenarnya terdapat lima bagian yang ber- penelitian yang dilakukan Icduygu (2004:310-
beda dan memiliki fungsi masing-masing. Bagi- 312) yang mengungkapkan ketimpangan kondisi
an tersebut adalah operating core, strategic apex, 2 daerah dari dua negara yang berbatasan disertai
middle line, technostructure,dan support staff. dengan manajemen perbatasan yang kurang
Sebenarnya PP No. 41 Tahun 2007 tentang memadai merupakan kondisi yang sangat rawan
Organisasi Perangkat Daerah didesain berda- kriminalitas terutama penyelundupan.
sarkan teori tersebut. Masalah kelembagaan yang Hasil penelitian ini menunjukkan pe-
terjadi di Kota Jayapura terletak pada penempa- nguatan terhadap teori catchment area (Hoessein,
tan satuan organisasi pelaksana urusan perbata- 2000:13-15) dan arti pentingnya menggunakan
san yang semestinya merupakan unsur pelaksana teori tersebut sebagai dasar pembuatan kebijakan
(operating core) namun ditempatkan sebagai bagi pengelolaan daerah perbatasan. Arti penting
support staff sehingga efektivitas pelayanan catchment area ini berkaitan dengan dibutuh-
publiknya memang akan terganggu. Karena akti- kannya penentuan batas yang akurat dengan ber-
vitas operasional urusan perbatasan sebenarnya orientasi pada administrasi yang berkualitas un-
merupakan aktivitas pelayanan langsung kepada tuk menghadapi perubahan masyarakat dan
masyarakat maka berdasarkan teori Mintzberg kompleksitas layanan yang dibutuhkannya. Hara-
tersebut seharusnya unit organisasinya ditempat- pannya adalah pemberian layanan kepada masya-
kan sebagai unsur pelaksana. Kesalahan penem- rakat dapat berjalan optimal. Konsep catchment
patan unit organisasi pada bagian yang berbeda area diadaptasi dari konsep yang sama dalam
akan berdampak negatif pada pelayanan kepada geografi yang berarti daya jangkau terjauh yang
masyarakat. Hal inilah yang terjadi di Kota bisa dialiri oleh air dari sebuah sungai. Konsep
Jayapura ketika menghadapi kendala kelemba- ini kemudian diadopsi ke dalam administrasi
gaan dan kendala turunannya yakni kendala publik. Catchment area dalam administrasi
keuangan, personil, fasilitas, dan psikologis publik berarti daya jangkau layanan yang bisa
dalam penyelenggaraan urusan perbatasan. dilakukan oleh institusi pelayanan publik ter-
Akibat inefektivitas pemerintahan dan tentu. Tentu setiap institusi pemerintah memiliki
kendala kelembagaan maka beberapa masalah daya jangkau layanan yang berbeda satu sama
perbatasan yang terjadi di kawasan Skow Kota lain bergantung pada banyak factor seperti luas
Jayapura menunjukkan kondisi discatchment wilayah, jumlah penduduk, kapasitas kelem-
area. Masalah-masalah tersebut antara lain: bagaan, sarana dan prasarana serta keberadaan
Sering terjadi pelanggaran batas negara berupa institusi pelayanan yang lain.
illegal border crossing, illegal fishing, illegal Kegagalan dalam mencapai catchment
trading dan illegal logging; Belum tuntasnya area ini akan diikuti adanya kondisi discatchment
permasalahan kependudukan di kawasan per- area, yakni sebuah kondisi yang menunjukkan
batasan; Belum optimalnya peran dan fungsi Pos rendahnya daya jangkau lembaga dan aparat
Lintas Batas di sepanjang garis batas; Masih pemerintahan terhadap masyarakatnya. Rendahnya
rawannya masalah pertahanan dan keamanan daya jangkau ini menyebabkan ketidakmampuan
sepanjang kawasan perbatasan; Tuntutan biro- pemerintah dalam memberikan layanan kepada
krasi dan aturan yang membatasi ruang gerak masyarakat termasuk pula lemahnya kemampuan
aparatur atau pejabat perbatasan di daerah dalam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kondisi
Membangun Manajemen Daerah Perbatasan yang Efektif, (Muluk) 111

ini dapat memiliki implikasi negatif berupa kerusakan PLB digunakan bagi pos pemeriksaan pelintas batas
lingkungan, kriminalitas, ketidak-puasan publik yang menggunakan Kartu Lintas Batas (KLB) yang
terhadap pelayanan birokrasi, serta lambannya merupakan pelintas batas tradisional dan umumnya
birokrasi dan lain sebagainya. Dalam banyak hal merupakan penduduk kawasan perbatasan baik di
discatchment area menyebabkan ekonomi biaya wilayah RI maupun PNG. Pengurusan PLB di
tinggi yang pada akhirnya mengurangi kesejahteraan Hamadi dilakukan oleh BPKD Provinsi Papua
masyarakat. Kriminalitas terjadi berarti pelayanan meskipun sebenarnya berdasarkan Kepmendagri
dasar bidang keamanan tak terpenuhi. Kerusakan No. 58 menyebutkan bahwa PLB merupakan
lingkungan juga diakibatkan oleh tingkat kewenangan daerah kabupaten/kota. Bahkan
kesejahteraan yang rendah dan akses pada kegiatan sebenarnya pihak BPKD Provinsi Papua
ekonomi normal tak diperoleh anggota masyarakat, berkehendak untuk menyerahkan Pengelolaan
dan masih banyak kasus lagi yang mencerminkan PLB di Hamadi tersebut kepada Kota Jayapura,
adanya discatchment area. namun institusi yang mengurus masalah perba-
Dengan memperhatikan bahwa telah terjadi tasan di Kota Jayapura adalah setingkat Sub
kondisi discatchment area yang disebabkan oleh Bagian yang memiliki keterbatasan seperti yang
keterbatasan aransemen kelembagaan dan diikuti dijelaskan pada bagian sebelumnya sehingga
oleh sebab-sebab lainnya seperti keterbatasan merasa tidak mampu mengelola PLB tersebut.
personil, anggaran, sarana dan prasarana maka perlu Ketidak-mampuan dalam mengelola uru-
diupayakan adanya model manajemen kelembagaan san perbatasan oleh Institusi Kota Jayapura sebe-
yang memadai dalam mengatasi seluruh persoalan narnya akan lebih jelas lagi tergambarkan jika
perbatasan. Harapannya tentu akan terjadi peralihan diketahui bahwa sebenarnya secara faktual ter-
kondisi dari discatchment menuju catchment area. dapat 3 gerbang laut sebagai tempat aktivitas
Penguatan fungsi perbatasan dan pengelolaannya nyata masyarakat dua negara melakukan lintas
sangat diperlukan karena perbatasan pada dasarnya batas. Pertama adalah Hamadi yang sudah
merupakan perlambang dari kehendak untuk memiliki PLB. Dua yang lain adalah gerbang laut
melindungi keamanan fisik, kedaulatan nasional, dan di Argapura dan Dok Delapan yang mana di dua
identitas sosial, ekonomi dan budaya suatu negara tempat ini tidak terdapat PLB sama sekali semen-
(Newman, 2006:178-179). tara aktivitas pelintas batas cukup intensif. Kare-
Dengan mengacu pada studi kasus yang na ada aktivitas pelintas batas nyata di dua tempat
dilakukan di Kota Jayapura ini, maka pengelo- tersebut sementara tidak ada institusi pengelo-
laan urusan perbatasan dapat dilihat dari dua lanya maka disinyalir banyak persoalan illegal
tempat yakni gerbang darat dan gerbang laut. Jika telah terjadi tanpa diketahui secara pasti oleh
di gerbang darat di Skow tampaknya telah pihak yang berwenang di wilayah Republik In-
disediakan fasilitas fisik yang sangat memadai donesia. Beberapa narasumber yang dikonfirmasi
namun hal ini berbeda dari fasilitas yang terdapat dalam kajian ini mengakui bahwa kemungkinan
di gerbang laut. Untuk gerbang laut yang meru- besar terjadi banyak aktivitas penyelundupan
pakan pintu keluar-masuk pelintas batas yang (smuggling) di dua tempat tersebut. Tampaknya
melalui laut secara resmi hanya terdapat 1 buah dalam hal ini terdapat dua persoalan yakni Pihak
yakni Pos Lintas Batas (PLB) di Hamadi. Secara BPKD Provinsi tidak merasa memiliki kewenangan
fisik PLB tersebut masih meminjam tempat dari Dinas sesuai peraturan perundang-undangan dalam
Perikanan sehingga sebenarnya PLB belum memiliki mengelola PLB dan pada saat yang sama terdapat
fasilitas fisik sendiri yang bersifat permanen. Secara kelemahan kelembagaan dalam struktur organisasi
kewenangan terdapat perbedaan antara PLB dan Kota Jayapura yang tidak memungkinkan mengelola
PPLB. PPLB digunakan untuk pelintas batas yang PLB secara efektif.
menggunakan Paspor. Ini berarti untuk pemeriksaan Mengacu pada hal tersebut perlu dicari
keluar masuk warga negara RI dan PNG yang bukan solusi untuk mencapai pengelolaan kawasan
merupakan penduduk perbatasan. Sementara itu perbatasan yang efektif. Pertama tentu dengan
112 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 2, Juli 2010: 101- 113

merinci kewenangan secara tepat baik untuk tepat adalah berbentuk dinas atau Kantor bergantung
Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/ pada bobot tugas dan ruang lingkup kewenangan
Kota. Yang kedua adalah dengan mendesain aran- yang ada karena dua lembaga tersebut memiliki
semen institusi yang mampu menjalankan kewe- susunan eseloneering yang berbeda. Namun
nangan secara efektif. Adapun untuk pembagian demikian prinsipnya adalah terletak pada posisi
kewenangan dan urusan antar jenjang pemerin- institusi yang berupa unsur pelaksana dan bukannya
tahan dapat dipertimbangkan beberapa hal yakni unsur staf atau lembaga teknis daerah.
eksternalitas, efektivitas dan efisiensi penyeleng- Secara utuh, model manajemen kawasan
garaan urusan. perbatasan yang diusulkan dengan mempertim-
Sementara itu untuk aransemen kelemba- bangkan kondisi yang dihasilkan dari kajian lapangan
gaan, tampaknya pola yang diambil oleh Provinsi adalah sebagai berikut:
Papua merupakan jalan yang cukup efektif untuk
mengelola persoalan perbatasan. Adanya Badan Manajemen Baru Pengelolaan Kawasan Perbatasan
Perbatasan dan Kerjasama Daerah yang mampu
melakukan koordinasi pelayanan dan pemba-
ngunan di kawasan perbatasan di Provinsi Papua
perlu ditindak-lanjuti. Namun keberadaan BPKD
ini tampaknya cukup berhasil untuk mengkoor-
dinasi hanya lembaga-lembaga pengelola per-
batasan yang ada di Kabupaten/Kota yang berada
di Provinsi Papua saja. Sementara itu tampaknya
ada juga kesulitan untuk mengkoordinasi
berbagai instansi vertikal yang juga bertugas di
kawasan PPLB. Untuk tugas mengkoordinasi
berbagai instansi vertikal yang ada di kawasan
perbatasan tersebut tampaknya bisa dilakukan
dengan memperkuat Posisi Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat di Daerah sehingga
Gubernur memiliki kewenangan untuk melaku-
kan koordinasi dengan seluruh instansi vertikal
di kawasan perbatasan, institusi Pemerintah
Provinsi yang ada, dan Institusi Pemerintah
Kabupaten/Kota yang terlibat pula dalam
menangani urusan perbatasan.
Sementara itu, untuk kasus yang serupa
dengan Kota Jayapura tentu keberadaan institusi
pengelola perbatasan yang berada dalam lingkup
Sekretariat daerah adalah kurang tepat karena
sekretariat daerah adalah lembaga yang berfungsi SIMPULAN
sebagai unsur staf (supporting staff) dan tidak
bersifat operasional langsung dalam penanganan Urusan perbatasan yang berada kawasan
urusan yang langsung melibatkan publik. Dengan perbatasan adalah: pertahanan, keamanan,
mengacu pada PP No. 41 tahun 2007 maka perdagangan, pertanian (karantina hewan dan
sebenarnya institusi yang tepat tentu merupakan tumbuhan), kesehatan (karantina orang), imigrasi,
unsur pelaksana (operating core) karena secara bea dan cukai, perencanaan pembangunan. Insitusi
langsung melakukan pelayanan kepada masyarakat. penyelenggara urusan perbatasan umumya dibagi
Sebagai unsur pelaksana tentu lembaga yang lebih menjadi institusi vertical yang terdiri dari TNI, Polri,
Membangun Manajemen Daerah Perbatasan yang Efektif, (Muluk) 113

Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, dibutuhkan penataan kelembagaan yang lebih tepat.
Ditjen Imigrasi, Ditjen Bea dan Cukai. Sementara Kedua, penguatan terhadap teori catchment area
itu terdapat pula institusi daerah yakni Badan yang menyebutkan bahwa kesalahan penataan
Perbatasan dan Kerjasama Daerah yang merupakan kelembagaan pemerintahan akan dapat menyebab-
bagian dari Pemerintah Provinsi Papua dan Sub kan terjadinya discatchment area. Kondisi terakhir
Bagian Perbatasan dan Kerjasama yang berada di tersebut akan membahayakan tidak hanya pelayanan
lingkungan Sekretariat Daerah Pemerintah Kota publik tetapi keamanan dan masalah kedaulatan
Jayapura. negara jika permasalahannya terletak pada daerah
Secara umum fungsi managemen perbatasan perbatasan negara.
melalui gerbang darat lebih baik daripada gerbang
laut. Bahkan terdapat kekurangan yang sangat kuat DAFTAR RUJUKAN
untuk mengelola gerbang laut meski dari segi potensi
memang gerbang laut masih dibawah gerbang darat. Hoessein, B. 2000. Hubungan penyelenggaraaan
Managemen kawasan perbatasan masih kurang pemerintahan pusat dengan pemerin-
efektif dilaksanakan oleh institusi Kota Jayapura, tahan daerah. Dalam Jurnal Bisnis &
namun cukup efektif bagi institusi Provinsi Birokrasi, Vol. I, No. 1, hlm. 9-18.
Papua.
Fungsi koordinasi telah dilakukan dengan Icduygu, A. 2004. Transborder Crime between
baik oleh BPKD Provinsi Papua meskipun Turkey and Greece: Human Smuggling
efektivitasnya untuk mengkordinir berbagai instansi and its Regional Consequences. Southeast
vertikal perlu diperkuat lagi dengan mengokohkan European and Black Sea Studies, Vol. 4,
fungsi Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di No.2, : 294-314.
Daerah dalam mengurus kawasan perbatasan.
Sementara untuk daerah Kota atau Kabupaten perlu Lal, C.K. 2006. The Complexities of Border
institusi pengelola urusan perbatasan yang Conflicts in South Asia. South Asian
menjalankan fungsi sebagai unsur pelaksana sehingga Survey, Vol.13 No. 2: 253-263.
dapat berbentuk Kantor atau Dinas bergantung
ruang lingkup tugas dan beban tugas masing-masing Meyers, D.W. 2000. Border Management at the
daerah. Dengan status sebagai unsur pelaksana (op- Millenium. The American Review of
erating core) maka institusi tersebut akan Canadian Studies. Summer: 255-268.
memperoleh dukungan anggaran, SDM, fasilitas, dan
posisi yang memadai untuk menjalankan urusan Mintzberg, H. 4th Printing. 1993. Structure in
perbatasan yang bersifat langsung melayani Fives: Designing Effective Organiza-
masyarakat dan senantiasa berkembang dinamis. tions. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hasil penelitian ini memperkuat dua teori.
Pertama, penguatan terhadap teori tentang struktur Newman, D. 2006. Borders and Bordering:
organisasi dari Mintzberg bahwa kerancuan dalam Towards an Interdisciplinary Dialogue.
penyusunan kelembagaan akan menyebabkan European Journal of Social Theory, Vol.9
kendala kelembagaan yang serius. Sehingga No.2: 171-186.

Anda mungkin juga menyukai