Anda di halaman 1dari 2

Tatkala dilahirkan didunia, tak dapat dipisahkan dari yang namanya orang tua.

Kala itu, di ruang


perawatan rumah sakit, terdengar tangisan seorang bayi yang baru saja dilahirkan. Seolah menyabut
perjuangan seorang ibu, pertaruhan hidan mati saat melahirkan. Itulah Ibuku yang sangat tangguh.
Sejak kecil beliau dididik menjadi seorang dengan pribadi yang sangat kuat dan tidak gampang
menyerah. Kakek adalah seorang kyai dulunya, dan nenek adalah seorang penjual jajanan di pasar.
Kakek memang seorang yang tegas, terutama masalah agama. Sedangkan nenek mempunya
karakter yang ulet, dan tidak gampang menyerah, walau beliau adalah seorang wanita. Oleh kakek
dan nenek, sejak kecil, ibu diajarkan untuk selalu mengerjakan hal hal kecil dengan teliti, misalkan
saja ketika ibu lupa meletakkan barang di tempat biasanya, manun kali ini tidak di letakkan di tempat
biasa. Suatu saat ibu lupa, dan kemudian dicarinya dan lupa. Ibu mencari kesana kemari dan tidak
didapatkannya. Nah dari sini kakek nenek menegurnya untuk selalu memperdulikan hal kecil.
Kemuadian ibu selalu diajarkan untuk selalu disiplin dalam mengatur setiap kegiatan, mulai dari
mencuci, beribadah dan lain sebagainya. Ketika ibu tidak nurut atau bisa disebut ngeyel, tak segal
beliau dipukul. Hal ini juga berlaku dengan kakak dan adik ibu, semua diperlakukan sama tanpa
memandang tua muda, laki-laki dan perempuan. Misalkna ketika ibu sholat terlambat, tak segan
beliau di pukul, hingga membekas di kulit. Tak heran, perilaku seperti ini menempel erat di karakter
ibu dan saudara-saudaranya yang lain. Masih sama, hal ini juga berlaku untuk kakak dan adik dari
ibu. Namun di saat dewasa, menjadikan ibu seorang yang sering aktif di kegiatan bermasyarakat,
contohnya remaja masjid, dipercaya sebagai sekretaris, yang tentu hal ini karena ibu adalah sosok
yang ulet dan rajin. Ketika kuliah ibu masuk di pendidikan guru bagian perkantoran, hal ini
diterapkan dari didikan kakek nenek semasa kecil.

Hal ini juga sama dengan bapak yang dididik semasa kecil dengan bapak. Bapak semasa kecil dididik
menjadi seorang laki-laki yang tangguh. Yang tak hanya duduk duduk menanti sesuatu yang tak
pasti. Kakek dari bapak adalah seorang tentara, tentu tahu, seorang marinir adalah orang yang
tangguh dan kuat, bahkan ada juga yang mempunyai karakter keras, maksudnya keras dalam arti
tegas dan seorang marinir pasti dituntut kreatif dalam segala medan apapun. Misalkan, bapak
semasa kecil terjatuh saat bermain bola, nah ketika jatuh tak disadari kakinya punmengalami luka,
kakek mengajarkan ketika luka mencari sejenis daun-daunan untuk mengobati luka, daun itu
dikunyah telebih dahulu, kemudian di keluarkan lagi dalam keadaan halus dan ditempelkan pada
bagian yang mengalami luka tadi. Pendidikan itu didapatkan kakek selain dari turun temurun, dan di
marinir pun juga, selalu kuat dalam bertahan hidup dimanapun berada. Kakek juga tegas dalam
mendidik anan-anaknya, sama denga ayah dari ibu, yang juga keras, terutama dalam ibadah. Bapak
juga sering dipercaya untuk menjadi pengurus muda mudi di desanya. Tidak hanya itu, hasil didikan
kakek, bapak pernah menjadi ketua osis dikala bapak masih SMA. Jika dibandingkan dengan nenek
yang ramah dan halus, bapak tidak terlalu dominan dengan karakter tersebut, namun bapak adalah
seorang yang baik hati dan suka menolong, perilaku ini sering diajarkan oleh nenek dari bapak.

Bertemulah bapak dan ibu dan di ikat dalam sebuah pernikahan dan memiliki anak 3, yaitu saya,
bariq, dan hasna. Ketika kecil saya adalah seorang ngeyel, dan sering membantah orang tua. Tak
heran jika saya sering dimarahi, bahkan dipukul oleh orang tua. Saat kecil, saya sering ngeyel dalam
hal sholat, hingga bapak pun menggeret saya untuk langsung ke tempat wudlu agar segera sholat.
Saya pun menangis kala itu. Pernah saya berkata kotor dan kemudian ditampar mulut saya hingga
berdarah saat waktu kecil, itulah sosok ayah yang sangat tegas. Sedang kan ibu selalu mendidik saya
untuk selalu peka terhadap hal-hal kecil dan peduli dengan sekitar. Misalkan aktif dalam kegiatan
bermasyarakat. Dan yang paling istimewa dalam ibu, ibu adalah sosok yang tidak dapat tegantikan
bagi saya. Tentu salah satunya selain dari ibu yang melahirkan saya, ibu panutan saya dalam
beribadah, didikan kakek sampai saat ini masih ibu terapkan hingga didiklah pada anak-anaknya. Ibu
memang sosok wanita, namun soal ketegasan melebihi bapak saya, ketika sholat, bapak hanya
menyuruh saya untuk langsung berwudlu, namun erbeda dengan ibu, ibu langsung memukul saya
dengan keras hingga membekas, bahkan sampai saya besar sekarang, bekas itu masih ada.

Mereka berdua adalah orang biasa namun mendidik saya dengan luar biasa. Memang sifat saya yang
ngeyel tidak dapat dihilangkan, mungkin. Namun saya selalu belajar dari orang tua saya untuk
berproses menjadi lebih baik. Pendidikan ini sangat berkesan bagi saya karena saya sadar hal ini
sungguh mempunya manfaat yang besar kelak untuk saya.

Anda mungkin juga menyukai